Anda di halaman 1dari 7

Tugas

Administrasi pajak

Contoh perhitungan dari PPh pasal 21s, 22 dan 23 dan dasar hukum .

Pasal 21.

Peraturan pph saat ini, UU No. 7 tahun 2021 tentang harmonisasi


perpajakan atau UU HPP .

Peraturan menteri keuangan PMK RI No. 101/PMK 010 2016.

Hitungan tarif pajak 5% sampai dengan batas penghasilan Rp. 60.000.000

15% Rp. 60.000.000 sampai dengan 250.000.000

Dengan UU HPP, tarif PPh 21 progresif .

Contoh soal ;

Seorang karyawan status PTKP T/O memiliki pendapatan sebesar Rp.


15.000.000 per bulan . Berapa pajak PPh yang harus dibayar oleh
karyawan tersebut.

Maka
Rp. 15.000.000 x 12 - Rp 54.000.000

= 126.000.000

Tarif progresif

Karena Rp. 126.000.000 diatas Rp. 60.000.000 maka

=( 5% x 60.000.000 + ([ 15% x 126.000.000 - Rp. 60.000.000])

=3.000.000 + 9.900.000

= 12.900.000

Terhutang 12.900.000 per tahun

Terhutang 1. 075.000 per bulan .

Pasal 22

Dasar hukum

Dasar hukum PPh Pasal 22 adalah Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983


tentang Pajak Penghasilan. Ketentuan PPh Pasal 22 juga diatur lebih lanjut
dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 34/PMK.010/2017 tentang
Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22.

PT. ALN adalah perusahaan industri tekstil yang membeli bahan untuk
produksinya kepada pengekspor PT JKS senilai Rp 500.000.000.
Maka perhitungan PPh Pasal 22 atas pembelian bahan industri adalah :

Tarif PPh Pasal 22 atas Pembelian Bahan Industri x Harga Beli

0,25% x Rp 600.000.000 = Rp 1.500.000

Pasal 23 .

Dasar hukum

Penyetoran pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 yang tercantum pada


peraturan perundang-undangan perpajakan didasarkan saat terutang pajak.

Saat terutang sebagaimana diatur dalam pasal 15 (3) Peraturan


Pemerintah (PP) 94/2010 di antaranya:

Royalti jasa teknik dan sebagainya: saat terutangnya pada akhir bulan
dibayarkan penghasilan.

Dividen: saat terutangnya pada akhir bulan disediakan untuk dibayarkannya


penghasilan tersebut

Bunga atau sewa: saat terutangnya pada akhir bulan jatuh tempo
pembayaran penghasilan yang bersangkutan

Contoh soal

PT SINAR menyewa alat berat dari CV AAA dengan biaya sewa sebesar
Rp50.000.000.

Berapa besar PPh Pasal 23 atas sewa yang harus dipotong PT BBB
sebagai pemberi penghasilan atas sewa dari PT. ARUM?

Tarif PPh Pasal 23 atas sewa = 2%

Biaya sewa alat berat = Rp60.000.000

Besar pemotongan PPh Pasal 23 atas sewa:

= 2% x Rp60.000.000

= Rp 1.200.000

Jadi, PT. ARUM hanya akan menerima pembayaran sewa dari PT SINAR .
setelah dipotong pajak PPh 23 sebesar Rp60.000.000 – Rp1.200.000= Rp
58.800.000

2. Yang dimaksud pajak berganda kelebihan dan kekurangan dari pajak


berganda .

Pajak berganda adalah pajak yang dikenakan dua kali atas objek yang
sama . Dapat terjadi apabila wajib pajak melakukan transaksi dan
memperoleh laba dinegara tempat usaha nya ( source country atau host
country ) . Wajib pajak dikenakan dua kali pertama oleh source country dan
yang kedua domicile country atau yang dikenal sebagai pajak berganda
( double taxation )

Pajak berganda dapat dibedakan menjadi

A. Pajak berganda internal ( internal double taxation )

Merupakan pengenaan pajak atas subjek dan objek yang sama dalam
suatu negara .

B. Pajak berganda internasional ( international double taxation )

Merupakan pengenaan pajak dua kali atau lebih terhadap subjek dan objek
yang sama oleh dua negara .

C. Pajak berganda secara yuridis ( yuridical double taxation )

Pengenaan pajak dua kali atau lebih atas subjek pajak yang sama dan
Objek pajak yang sama seperti pada kasus pajak berganda International .

D. Pajak berganda secara ekonomis ( economic double taxations )

Yaitu pengenaan pajak dua kali atas Objek pajak . Tetapi subjek pajaknya
berbeda .

Kelebihan dan kelemahan pada pajak berganda adalah

akibat yang ditimbulkan karena adanya pengenaan pajak berganda adalah :


Memberikan tambahan beban ekonomi terhadap pengusaha; Dengan
adanya perluasan usaha ke mancanegara akan mengundang risiko terkena
pemajakan berganda; Memicu ekonomi global dengan biaya tinggi dan
mobilitas global sumber daya ekonomis.

Untuk menciptakan keadilan pemajakan antar negara sehingga tidak ada


salah satu pihak yang dirugikan.

Untuk mendatangkan modal dari luar negeri karena pengusaha asing


hanya perlu melakukan pembayaran pajak satu kali saja

Untuk meningkatkan sumber daya manusia yang bekerja atau bersekolah


di luar negeri

Untuk mencegah pengelakan pajak karena terbebani dengan adanya pajak


ganda.

Untuk meniadakan kerugian terhadap aliran investasi asing.

Sumber ;

ADB14330

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexetsocietatis/article/view/28487

https://www.hipajak.id/artikel-mengenal-pajak-berganda-dan-dampaknya-
bagi-sebuah-negara

https://www.talenta.co/blog/panduan-lengkap-penghitungan-pph-21-
karyawan-dengan-contoh-soal/
https://goufconsulting.com/contoh-perhitungan-pph-pasal-22/

https://klikpajak.id/blog/perhitungan-pph-23-dan-contoh/

Anda mungkin juga menyukai