Anda di halaman 1dari 12

PORTOFOLIO

Nama : Henisa Rosulawati

Mata Kuliah : Computational Thinking

Nama Dosen : Bapak Drs. Nurdin, M.Si.

Nama Instruktur : Ibu Fauziyah Hanif, S.Pd.


DAFTAR ISI

COVER IDENTITAS................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. iii
BAB II ISI................................................................................................... 1
TOPIK 1

A. Eksplorasi Konsep............................................................................ 1
B. Ruang Kolaborasi............................................................................ 3
C. Demonstrasi Kontekstual................................................................ 6
D. Refleksi Aksi Nyata.......................................................................... 8

TOPIK 2
A. Mulai dari.................................................................................... .... 10
B. Eksplorasi konsep............................................................................ 12
C. Ruang Kolaborasi........................................................................ ... 13
D. Demonstrasi Kontekstual................................................................ 15
E. Koneksi Antar Materi...................................................................... 17
F. Aksi Nyata...................................................................................... 19

TOPIK 3
A. Mulai dari.................................................................................... .... 10
B. Eksplorasi konsep............................................................................ 12
C. Ruang Kolaborasi........................................................................ ... 13
D. Demonstrasi Kontekstual................................................................ 15
E. Koneksi Antar Materi...................................................................... 17
F. Aksi Nyata...................................................................................... 19

TOPIK 4
A. Eksplorasi konsep............................................................................ 22
G. Ruang Kolaborasi........................................................................ ... 24
H. Demonstrasi Kontekstual................................................................ 25
I. Koneksi Antar Materi...................................................................... 27
J. Aksi Nyata...................................................................................... 39

TOPIK 5
K. Eksplorasi konsep............................................................................ 4O
L. Ruang Kolaborasi........................................................................ ... 42
M. Demonstrasi Kontekstual................................................................ 45
N. Koneksi Antar Materi...................................................................... 47
O. Aksi Nyata...................................................................................... 50

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Computational Thinking (CT) sangat penting untuk dikuasai, karena membantu


individu dalam menyelesaikan masalah yang kompleks. CT adalah proses
berpikir dalam memformulasikan persoalan dan berstrategi dalam memilih solusi
yang paling efektif, efisien, optimal untuk dikerjakan oleh agen pemroses
informasi. Agen informasi ini dapat berupa manusia atau komputer (perangkat
keras, perangkat lunak atau kombinasi perangkat keras dan perangkat lunak).
Saat ini, CT yang dinyatakan sebagai literasi baru abad ke-21, di Indonesia
diimplementasikan dalam Kurikulum Merdeka. Namun, karena CT adalah hal
yang termasuk baru di Indonesia, masih terdapat beberapa kesalahan persepsi
tentang CT, misalnya menganggap CT itu berpikir seperti komputer atau CT itu
identik dengan pemrograman. Maka selain mengoreksi salah persepsi tentang
CT, mata kuliah CT dalam pendidikan ini perlu untuk memperjelas pemahaman
CT bagi para guru, dan meletakkan CT pada jenjang usia yang sesuai. Dasar
dari CT adalah berbagai konsep dalam bidang Informatika (dalam Bahasa
Inggris: informatics, computing, atau computer science).
CT adalah proses berpikir yang hasilnya tidak selalu berakhir dengan membuat
program komputer. Karena CT adalah hal baru, dapat dipahami bahwa masih
diperlukan waktu, latihan, dan adaptasi dari para pendidik untuk
mengimplementasikan CT sebagai literasi. CT perlu diajarkan sesuai usia
karena problem yang perlu diselesaikan pun semakin kompleks seiring dengan
perkembangan usia. Karena CT adalah literasi, maka CT tidak terbatas pada
keterampilan kognitif, melainkan berkaitan dengan sikap dan penghayatan akan
proses berpikir ini. Dengan demikian, CT tidak dapat diajarkan secara teoritis,
melainkan perlu ditularkan oleh guru kepada para siswanya. Mata kuliah ini
membahas konsep CT dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
berdasarkan fondasi CT.

iii
BAB II

TOPIK 1 Pendalaman Dan Pemahaman CT

Eksplorasi Konsep

1. Sampai saat ini, Anda sudah mendapatkan contoh-contoh implementasi CT dalam


kehidupan sehari-hari. Dalam contoh-contoh tersebut, dapat dilihat bahwa CT dapat
diterapkan dengan ataupun tanpa menggunakan “komputer”. Tuliskanlah hal atau
persoalan apa yang zaman sekarang tidak memakai “komputer”, TIK, dan robot tapi
membutuhkan CT!

Jawab :
a) Membuat laporan tulis
b) Mencuci pakaian,
c) Memasak nasi,
d) Menulis resensi buku,
e) Membuat brownies,
f) Menulis cerpen,
g) Membuat batik,
h) Membuat vas bunga dari botol dan kaleng bekas.

2. Tuliskan dan jelaskan minimal satu contoh penerapan untuk masing-masing fondasi CT
dalam kehidupan sehari-hari! Contoh yang Anda berikan dapat mengandung lebih dari
satu fondasi.

Jawab :
a) Membuat kue brownies :
Dekomposisi: Memecah struktur komponen dasar pembentuk kue brownies menjadi
tepung, telur, gula, mentega, coklat, susu, keju, backing powder, dan air. Memecah
proses dasar pembuatan kue brownies menjadi penyiapan bahan, pencampuran
adonan, pengembangan adonan (emulsi), memasak/memanggang, pembuatan
toping/rias, dan packing/pengepakan.

Pengenalan pola: Mengenali pola dan proses pembuatan satu box kue brownies
yang dimulai dari tahap persiapan hingga packing memerlukan waktu sekitar 1 jam
dengan menggunakan satu unit oven (1 jam =1 box).

Abstraksi: Melihat dan mengidentifikasi pola pembuatan kue brownies secara


umum. Jika dalam 1 jam dengan 1 unit oven diperoleh 1 box kue brownies, maka
perlu 30 jam untuk menghasilkan 30 box kue brownies. Tentu tidak efektif dan
efisien. Karena proses pembuatan kue brownies ini merupakan proses yang berulang,
maka kita dapat melakukan generalisasi bahwa proses ini tidak harus menyiapkan
alat dan bahan yang dibuthkan yaitu tepung, telur, gula, mentega, coklat, susu, keju,
backing powder, dan air. Serta alatnya yaitu loyang, spatula, mixer, oven, mangkuk,
kertas roti, dst. Mencampur adonan: mencampur mentega yang sudah dilelehkan
dengan gula, lalu mencampurnya dengan tepung, coklat bubuk dan backing powder
serta sedikit susu dan air. Pengembangan adonan : membiarkan adonan mengembang
seama beberapa menit. Pemanggangan : adonan yangsudah dimasukkan ke loyang

1
dimasukkan kedalam oven selama 30 menit bagi yang suka basah dan tambah 10-15
menit bagi yang suka kering. Pemberian toping: brownies yang sudah matang di
angkat dan di taruh di telenan besar kemudian diberi topping yang berupa parutan
keju diatasnya. Boleh juga ditambah choco chips atau toppinglainnya. Packing:
brownies yang telah dibuat dan diberi topping dipotong -potong terlebih dahulu
menjadi dadu/cube kemudian dimasukkan ke dalam box yang telah di siapkan dan
diberi label. Tentu saja proses ini dilakukan berulang hingga brownies mencapai 30
box dan proses pembuatannya tidak menunggu pembuatan 1 box brownies dari awal
sampai akhir (persiapan bahan sampai packing) selesai. Namun di sela-sela
pembuatan 1 brownies hampir selesai maka dapat membuat brownies yang lain dari
awal lagi. Misal brownies pertama sudah masuk oven maka bisa mulai membuat
adonan brownies kedua supaya waktu lebih efektif dan efisien.

Algoritma : Langkah dan tahapan membuat kue brownis yang telah diuji coba
sebelumnya yang paling efektif dan efisien sesuai pola dan abstraksi.

b) Memasak Nasi :
Dekomposisi : proses memasak nasi kita dapat menyiapkan terlebih dahulu beras,
air, dan rice cooker/magic com.

Pattern Recognition adalah pengenalan pola : Kita harus mengenali pola yang
akan dilakukan untuk memasak nasi, seperti harus memasak air terlebih dahulu baru
memasak beras atau menyalakan penanak nasi.

Abstraki : Selanjutnya adalah kita harus menentukan seperti berapa banyak beras
yang akan kita masak untuk makan nanti.

Algoritma : Langkah dan tahapan membuat kue brownis yang telah diuji coba
sebelumnya yang paling efektif dan efisien sesuai pola dan abstraksi. Pertama - tama
masukkan beras sesuai yang dibutuhkan, kemudian masukkan air sesuai dengan
ukuran dan banyaknya beras yang akan dimasak lalu kemudian menyalakan penanak
nasi, dan tunggu hingga beras tersebut berubah menjadi nasi.

c) Membuat laporan tulis :


Dekomposisi. Pada awal memahami pemikiran awal apa yang dibuat dalam laporan
tersebut hingga berbagai bagian sampai laporan itu selesai.

Pengenalan pola. Pada pengenalan pola memulai isian laporan, test dan yang inti
atau isi laporan yang harus dijelaskan.

Abstraksi. Memahami dalam pengerjaan laporan menjelaskan dengan berbagai


penjelasan hingga narasi yang jelas dan dilanjutkan hingga penjelasan akhir
laporan.

Algoritma. Sudah memahami pola dari penjelasan di atas dari langkah-langkah


pengerjaan laporan, penjelasan isi hingga narasi yang dijelaskan hingga akhir.

2
TOPIK 1 Pendalaman Dan Pemahaman CT

Ruang Kolaborasi

Nama/No. Kelompok: Kelompok 4


1. Henisa Rosulawati
2. Agung Santosa
3. Agustina
No. Induk / Nama Mahasiswa : 4. Eva Lusiana
5. Kartika Dwi Wahyuning
6. Winda Cindy Antika

Hasil Diskusi secara umum :


Computational Thinking adalah proses berpikir dalam menyelesaikan suatu masalah dengan cara
menguraikan atau membagi masalah tersebut menjadi bagian yang lebih kecil atau memilih solusi
yang efektif, efesien dan optimal atau proses berpikir dalam memformulasikan persoalan dan
berstrategi dalam menentukan/memilih solusi yang efektif, efisien, optimal untuk dikerjakan oleh
agen pemroses informasi (solusi) tersebut. Ada tiga hal utama yang terdapat pada definisi CT,
yaitu persoalan, solusi yang efektif, efisien, dan optimal, serta agen pemroses informasi.

Apa Saja yang Termasuk CT dan Apa yang Bukan CT?


berikut ini karakteristk dari CT ; CT berkaitan dengan konseptualisasi solusi, bukan
pemrograman, CT adalah cara berpikir seperti cara berpikir computer scientist, bukan untuk
membuat manusia berpikir seperti komputer karena cara berpikir manusia jauh lebih kompleks
dari komputer yang diciptakan dan diprogram oleh manusia, CT dapat dimanfaatkan oleh semua
orang dan untuk berbagai persoalan, bukan hanya orang-orang yang pekerjaannya berkaitan erat
dengan komputer, atau persoalan-persoalan di bidang komputer saja, CT berkaitan dengan ide,
tidak terbatas pada artefak, CT tidak selalu berkaitan artefak perangkat lunak dan perangkat keras
yang berperan pada kehidupan manusia. CT berkaitan dengan konsep komputasi yang digunakan
untuk memecahkan persoalan, untuk mengelola kehidupan kita sehari-hari, dan untuk
berkomunikasi serta berinteraksi dengan orang lain, CT adalah keterampilan dasar, bukan hafalan.
Hafalan berarti rutinitas mekanis. Keterampilan dasar adalah sesuatu yang perlu dikuasai agar
seseorang dapat beradaptasi dalam masyarakat modern. CT penting dipelajari karena agar terbiasa
berpikir sistematis dan menemukan solusi yang efektif, efisien, dan optimal saat menghadapi
persoalan sederhana maupun kompleks. Kemampuan memecahkan persoalan adalah kemampuan
yang sangat dibutuhkan. Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berhadapan dengan persoalan
dan perlu memutuskan solusi yang akan diambil dari berbagai solusi yang mungkin ada.

Computational thinking memiliki empat fondasi yang menjadi landasan pemecahan persoalan
yaitu dekomposisi (decomposition), algoritma (algorithm), pengenalan pola (pattern
recognition), dan abstraksi (abstraction).

Contoh hal atau persoalan zaman sekarang yang tidak memakai “komputer”, TIK, dan
robot tapi membutuhkan CT :
1. Mencuci pakaian putih 5. Motor yang tiba-tiba mati
2. Membuat jus mangga 6. Berbelanja kebutuhan
3. Membuat kue 7. Memasak mie instan
4. Membuat sop 8. Membuat kopi

3
Penerapan fondasi CT dalam kehidupan sehari-hari :
A. Jawaban yang sudah tepat
1. Membuat jus mangga
a. Dekomposisi
Tahap awal membuat jus mangga, yang kita lakukan yaitu menyiapkan langkah- langkah
untuk memecahkan masalah dengan menyiapkan air, es batu, mangga, dan blender.
b. Pengenalan Pola
Pengenalan pola dengan memahami dalam proses membuat jus mangga dari
memasukkan air terlebih dahulu, memotong- motong buah mangga, memasukkan bahan
menjadi satu ke dalam blender hingga menyalakan blender tersebut.
c. Abstraksi
Sebuah pandangan beberapa mangga yang dibutuhkan dalam membuat jus mangga dan
memasukkan mangga ke dalam blender beserta air secukupnya danmenyalakan.
d. Algoritma
Sudah memahami pola membuah jus mangga, seperti memasukkan mangga
secukupnya, air secukupnya, hingga menyalakan blender.

2. Mencuci pakaian putih


a. Dekomposisi
Tahap awal yang dilakukan yaitu dengan mengumpulkan pakaian putih yang akan
dicuci dan memisahkannya dengan pakaian berwarna, menyiapkan alat cuci, ember
dan memahami proses pencucian.
b. Pengenalan Pola
Mengetahui pola dalam mencuci pakaian putih dari memisahkan pakaian putih
dengan pakaian berwarna untuk dicuci, memperkirakan detergen dan air yang akan
dibutuhkan untuk mencuci pakaian.
c. Abstraksi
Setelah mengetahui seberapa banyak pakaian putih yang kotor, kemudian dilanjutkan
menyatukan ke dalam ember hingga mencucinya dan menjemurnya.
d. Algoritma
Setelah mengetahui pola di atas dari pemecahan masalah dalam mencuci pakaian
putih yang dimulai dari memilah pakaian, menyiapkan detergen, alat mencuci,
dan mencuci hingga menjemur.

3. Motor yang tiba – tiba mati


a. Dekomposisi
Tiba-tiba motor yang sedang digunakan mati, jika diamati terdapat beberapa
masalah
yaitu bisa saja mesinnya rusak atau kehabisan bensin.
b. Pengenalan Pola
Pernah mengalami situasi yang sama pada masa lalu dan memiliki pengalaman
terhadap pengalaman yang dihadapi sehingga mengetahui apa yang akan dilakukan.
c. Abstrak
Setelah dicek ternyata tidak kehabisan bensin, sehingga tidak mungkin penyebab
motor tersebut mati karena kehabisan bensin. Jadi untuk sementara mengabaikan
masalah kehabisan bensin dan fokus pada masalah kerusakan mesin.
d. Algoritma
Untuk mengecek dan memperbaiki mesin motor yang rusak maka harus mencari
bengkel terdekat.

4
B. Jawaban yang kurang tepat
1. Cucian menumpuk
Untuk permasalahan cucian yang menumpuk dan membutuhkan waktu yang lama
untuk memecahkan masalah karena tidak memiliki mesin cuci, dalam penerapan 4 fondasi
CT yang belum tepat yaitu bagian dekomposisi dan algoritmanya ada berbagai faktor
penentu yang apabila diaplikasikan CT kurang tepat.
2. Penanganan masalah kecanduan smarthphone pada remaja dengan treat mindfulness. Ini
merupakan persoalan yang kompleks dan tidak semua orang mengerti treat mindfulness ini,
seperti: memahami kondisi psikologis anak, mengetahui faktor internal, eksternal, sosial
dan situasional yang menjadi penyebab kecanduan terhadap smartphone, mengetahui
bagaimana uji regresidll. Jadi kurang tepat jika dikatakan permasalahan ini adalah
penerapan CT dalam kehidupan sehari-hari.
3. Kegiatan berjalan kaki, merupakan aktivitas fisik yang mungkin tidak memerlukan
pemikiran komputasional yang rumit, kecuali jika ada aspek perencanaan rute yang
melibatkan peta digital sehingga membutuhkan proses CT.
4. Menggosok gigi adalah tindakan rutin yang sederhana tanpa kompleksitas komputasional.
Ini adalah kebiasaan kebersihan pribadi yang dilakukan tanpa perlu pemikiran logis yang
mendalam.

Perlu diingat meskipun kegiatan-kegiatan ini mungkin tidak memerlukan proses CT yang
signifikan, pemikiran komputasional tetap menjadi keahlian yang berharga untuk banyak aspek
kehidupan. Dalam konteks pekerjaan, pendidikan, atau tugas-tugas yang lebih kompleks,
kemampuan CT dapat menjadi aset yang sangat berguna.

5
TOPIK 1 Pendalaman Dan Pemahaman CT

Demonstrasi Kontekstual

Nama/No. Kelompok: Kelompok 4

1. Agung Santosa
2. Agustina
No. Induk / Nama 3. Eva Lusiana
Mahasiswa: 4. Henisa Rosulawati
5. Kartika Dwi Wahyuning
6. Winda Cindy Antika

Feedback/pertanyaan: Tanggapan/solusi:

Ya, Computational Thinking (CT) dapat diterapkan untuk


memecahkan masalah di hampir semua bidang ilmu seperti
ilmu komputer & teknologi, sains & Matematika, Teknik,
ekonomi bisnis, seni desain, Pendidikan, kesehatan dsb.
Apakah computational
Meskipun CT pertama kali dikembangkan dalam konteks ilmu
thinking dapat digunakan
komputer, konsep-konsepnya telah terbukti bermanfaat di
untuk memecahkan
berbagai disiplin ilmu dan kehidupan sehari-hari untuk
masalah di berbagai bidang
menyelesaikan suatu masalah yang kompleks. Jadi dapat
ilmu?
disimpulkan bahwa penerapan CT dapat membantu
memecahkan masalah dengan pendekatan yang sistematis,
logis, dan efisien, membuatnya relevan dan berharga di banyak
bidang ilmu.

Computational Thinking membantu seseorang untuk


memecahkan masalah dengan memecahnya menjadi bagian-
bagian yang lebih kecil, sehingga lebih mudah untuk
menemukan solusi dari masalah tersebut. Tentunya dari
pemahaman tersebut, alangkah baiknya jika ilmu CT dapat
Di era merdeka belajar saat
diterapkan pada dunia pendidikan sejak duduk di bangku
ini apakah computational
sekolah dasar, dengan harapan ilmu tersebut dapat diterapkan
thinking itu perlu
pada semua disiplin ilmu dan bidang profesi yang akan mereka
diterapkan di bangku
jalani. Karena merdeka belajar merupakan pendekatan yang
sekolah dasar?
memungkinkan peserta didik untuk memilih mata pelajaran
yang mereka minati. Bapak Nadiem Makarim juga pernah
menjelaskan bahwa salah satu yang perlu diperhatikan saat
merdeka belajar adalah kebebasan berpikir, kebebasan berpikir
merupakan salah satu fondasi dasar program merdeka belajar.

6
Merdeka dapat mengubah sistem pendidikan yang semula di
dalam kelas menjadi di luar kelas, lingkungan belajar di luar
kelas memungkinkan peserta didik untuk lebih banyak
berdiskusi dan membentuk kepribadian peserta didik dan
diharapkan setiap peserta didik akan merasa lebih nyaman
dalam belajar. Dari sistem tersebut, maka peserta didik dituntut
untuk menjadi lebih mandiri dan dapat mengatasi berbagai
masalah dan mencari solusi dari permasalahan mereka.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka computational thinking
perlu diterapkan. Mengapa demikian, karena computational
thinking dapat melatih peserta didik untuk memecahkan
masalah. Pemecahan masalah pasti dibutuhkan dalam
kehidupan, karena manusia tidak pernah lepas dari masalah.
Jadi, peserta didik yang telah menguasai atau terbiasa dengan
computational thinking akan lebih tahan terhadap beberapa
masalah di masa depan dan tidak akan mudah menyerah. Untuk
jenjang pendidikan sekolah dasar CT diintegrasikan pada mata
pelajaran matematika, bahasa indonesia, dan IPAS.

7
TOPIK 1 Pendalaman Dan Pemahaman CT

Refleksi Aksi Nyata

1. Apa harapan/target Anda dalam mengikuti mata kuliah ini?


Jawab :
Harapan/target saya dalam mengikuti mata kuliah ini adalah diharapkan saya dapat
memahami konsep computational thinking yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah dan mengoptimalkan proses penyelesaian masalah. Saya
berharap dapat mengelola suatu permasalah dengan menguraikannya sesuai pondasi
CT agar dapat terselesaikan dengan baik. Setelah mengikuti perkuliahan CT, saya
berharap dapat menerapkan kepada peserta didik sehingga dalam menganalisis suatu
masalah dapat terselesaikan dengan menerapkan langkah-langkah cara berpikir
dekomposisi, pengenalan pola, abstrak, dan algoritma. Sehingga konsep ini akan
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, dalam membantu berpikir kritis, mencari
solusi yang efisien, dan menghadapi permasalahan dengan lebih akurat dan
sistematis dan akan mendukung dalam mengembangkan keterampilan inovatif dan
membuat siswa menjadi lebih inovatif dan kreatif dalam menghadapi permasalahan.
Sehingga dengan mempelajari CT, harapannya ketika menghadapi persoalan, kita
terbiasa melatih diri untuk mempertimbangkan sesuatu terlebih dahulu dari segala
aspek sebelum bertindak.

2. Pemahaman baru apa yang Anda dapatkan setelah mempelajari CT?


Jawab :
Setelah mempelajari CT, saya dapat memahami bahwa CT merupakan cara berpikir
untuk menemukan sebuah pemecahan atau solusi dengan cara yang efektif, efisien
dan optimal. Saya mendapat pemahaman baru secara lebih mendalam terkait 4
fondasi landasan pemecahan masalah yaitu dekomposisi, algoritma, pengenalan pola,
dan abstraksi yang sangat penting diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari
maupun dalam pembelajaran. Terbiasa untuk berpikir dahulu mempertimbangkan
segala aspek sebelum melakukan sesuatu. Selain itu juga dapat mengembangkan
keterampilan untuk menggeneralisasi penyelesaian masalah dan melatih mindset
untuk berpikir secara rasional dan sistematis. Pemahaman ini dapat bermanfaat
dalam kehidupan sehari-hari, membantu dalam menghadapi permasalahan, dan
mengasah keterampilan inovatif dan kreatif.

3. Bagaimana pendapat Anda mengenai keberadaan CT dalam kehidupan Anda?


Jawab :
Keberadaan CT dalam kehidupan sangat penting, karena dengan adanya CT dapat
memudahkan dalam memahami sesuatu yang sulit menjadi mudah dipahami dan
melakukan dengan strategi, menganalisis, mengkonsep masalah dengan yang

8
efektif,efisien, dan optimal. Membiasakan diri untuk berpikir dari segala aspek dan
berbagai sudut pandang dalam menyelesaikan persoalan. Sehingga sebagai guru akan
mudah dalam menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran. Keberadaan CT
dalam kehidupan sehari-hari memiliki banyak manfaat dalam memecahkan masalah
yang besar dan kompleks dengan cara yang efektif dan efisien, melatih otak agar
terbiasa untuk mulai berpikir secara matematis, kreatif, terstruktur, dan
logis,memudahkan seseorang mengamati masalah dan menemukan solusi dari
permasalahan tersebut.

4. Bagaimana perasaan Anda setelah belajar mengenai CT?


Jawab :
Perasaan saya senang karena dapat belajar dan mendapatkan ilmu yang baru terkait
dengan CT, bisa tahu betapa pentingnya CT dalam kehidupan sehari-hari di
perkembangan jaman era digital yang sangat pesat ini, bisa membetuk kebiasaan diri
yang baik dimana dalam menyelesaikan suatu persoalan harus dipikirkan terlebih
dahulu dampaknya dengan mempertimbangkan berbagai aspek dan sudut pandang.
Selain itu saya dapat mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari maupun dalam proses
pembelajaran.

5. Apa potensi kendala yang mungkin Anda alami selama mengikuti kuliah ini? Jika
ada,tindakan apa yang akan Anda lakukan untuk mengantisipasinya?
Jawab :
Potensi kendala yang dihadapi adalah kesulitan dalam menanamkan pentingnya
Computational Thinking dengan berbagai fondasi CT kepada siswa usia SD dimana
ada beberapa siswa SD yang masih pada tahapan kognitif yang mendasar, cara
mengantisipasinya adalah mendalami apa itu Computational Thinking, serta mencari
cara penyampaian materi dengan bahasa sederhana yang mudah di pahami oleh
peserta didik, dan mempraktekannya dalam kehidupan sehari- hari agar bisa di
contoh oleh peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai