Anda di halaman 1dari 9

ARTIKEL EKONOMI KESEHATAN

“Model Pasar Pelayanan Kesehatan Dan Efisiensi”

Dosen Pengampu:
Dr. Acim Heri Iswanto, SKM, MARS

Disusun oleh:
Kelompok 8 Kelas 3A

Diffa Putra Surya 2010713031


Asy Syifa Anwari Zahra 2010713045
Mikha Tiffani 2010713056

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA

2021
EKSTERNALITAS PELAYANAN KESEHATAN
1. Definisi Eksternalitas
Menurut N. Gregory Mankiw (2012), Eksternalitas adalah pengaruh yang belum
terselesaikan dari tindakan individu terhadap kesejahteraan orang lain yang tidak ada
hubungannya sama sekali. Eksternalitas adalah biaya atau manfaat dari transaksi pasar
yang tidak terwakili dalam harga. Segala tindakan baik produksi maupun konsumsi dari
satu pihak yang mempunyai pengaruh kuat terhadap individu lain dan tidak memberikan
ganti rugi kepada pihak tersebut yang mengakibatkan dampak atau kerugian yang
dirasakan oleh pihak ketiga. Jika ada eksternalitas, pasti ada pihak lain yang terkena
dampak kegiatan konsumsi dan produksi. Pihak lain yang terkena atau terkena dampak
adalah kelompok yang menanggung beban, misalnya lingkungan tercemar yang
mengganggu aktivitas sehari-hari (OKTABRIANI, 2018). Jadi, eksternalitas hadir ketika
ada kegiatan satu individu atau kelompok yang mempengaruhi individu lain atau
kelompok individu lain tetapi tidak memiliki kompensasi atau remunerasi dalam bentuk
apapun sehingga juga dapat mengakibatkan ketidakefisienan dalam menentukan produksi.

2. Faktor Penyebab Eksternalitas


Ada beberapa faktor yang menyebabkan terbentuknya eksternalitas, yaitu:
a. Kehadiran Barang Publik
Barang publik atau lebih dikenal sebagai barang sosial atau barang kolektif adalah
barang yang bebas untuk digunakan atau dikonsumsi. The penggunaan barang atau jasa
oleh individu tidak mempengaruhi kesempatan bagi individu lain untuk juga
menggunakan mereka dan manfaat yang tidak dapat separated.or Barang publik
memiliki dua karakteristik, yaitu:
1) Tidak ada pesaing (non-rival) dalam penggunaannya
2) Tidak eksklusif atau sulit didapat (noneksklusif)
b. Sumber Daya Bersama
Sumber daya milik umum adalah segala sesuatu yang dapat diperoleh oleh setiap
individu secara gratis sehingga sumber daya tersebut akan digunakan lebih banyak,
seperti air.
c. Kegagalan Pemerintah
Ada beberapa faktor penyebab kegagalan pemerintah, yaitu:
1) Intervensi pemerintah terkadang menghasilkan efek yang sulit diprediksi
2) Intervensi pemerintah membutuhkan biaya yang mahal
3) Adanya kendala dalam pelaksanaan program pemerintah
4) Kebijakan lebih banyak memikirkan tentang keuntungan pribadi pembuat.
(OKTABRIANI, 2018)

3. Dampak Eksternalitas
Eksternalitas telah lama digunakan baik dalam bidang ekonomi maupun non-ekonomi
sebagai tanda apakah pihak yang terkena dampak mengadukan kerugian atau keuntungan
dari eksternalitas tersebut. Jika dilihat dari pengaruhnya, eksternalitas dibagi menjadi dua,
yaitu:
a. Eksternalitas Positif
Eksternalitas positif adalah tindakan individu atau kelompok yang membagi
keuntungan atau keuntungan bagi individu lain, tetapi manfaat tersebut tidak ditentukan
di pasar (SURYAMAN & Maqin , 2018). Contoh eksternalitas positif adalah
Penyerapan Tenaga Kerja. Ketika sebuah perusahaan, misalnya sebuah perusahaan
pengolahan karet. Perusahaan mengalami peningkatan jumlah produksi setiap bulannya
sehingga perusahaan membutuhkan tambahan tenaga kerja untuk meningkatkan
produksi karet. Rekrutmen tenaga kerja diambil dari penduduk setempat agar penduduk
setempat mendapatkan dampak positif yaitu mengurangi pengangguran dan
meningkatkan pendapatan penduduk setempat. Tenaga kerja juga merupakan faktor
terpenting dalam keberhasilan suatu industri karena tujuan pembangunan industri
adalah untuk menghasilkan sesuatu dan juga menyerap tenaga kerja (OKTABRIANI,
2018).
b. Eksternalitas Negatif
Eksternalitas negatif adalah kerugian atau biaya yang diperoleh orang lain di luar
mekanisme pasar atas produk yang dihasilkan dari suatu produksi (SURYAMAN &
Maqin , 2018). Contoh eksternalitas negatif yaitu pencemaran lingkungan, sampah
merupakan salah satu dari sekian banyak hal yang dapat merusak alam akibat ulah
manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Limbah tersebut dapat merusak
lingkungan yang akan berdampak pada manusia itu sendiri. Perusahaan yang tidak
mematuhi hukum biasanya akan membuang limbah produksinya ke lingkungan sekitar,
misalnya membuang limbah ke sungai sehingga warga sekitar merasakan dampak dari
tindakan tersebut. Warga sekitar mengeluhkan minimnya air bersih yang sebelumnya
didapat dari sungai dan juga menimbulkan bau busuk. Selain itu, perusahaan juga
biasanya mengeluarkan asap kotor dari sisa-sisa produksi ke lingkungan sekitar. Oleh
karena itu, banyak orang mengeluhkan kualitas udara yang menurun dan menyebabkan
gangguan pernapasan. Udara dan air merupakan bentuk eksternalitas terkait keberadaan
barang publik , barang publik adalah barang yang bebas digunakan oleh masyarakat
(OKTABRIANI, 2018).

KEGAGALAN PASAR
Kegagalan pasar adalah beberapa situasi ekonomi yang didefinisikan oleh distribusi barang
dan jasa yang tidak efisien di beberapa jenis area. Kegagalan pasar disebabkan oleh keadaan
ketidakseimbangan di pasar karena distorsi pasar. Secara umum kegagalan pasar, ada
beberapa jenis kegagalan pasar adalah barang publik, pengendalian pasar, eksternalitas, dan
informasi yang tidak sempurna.
Kegagalan pasar datang karena eksternalitas positif dan negatif, kepedulian lingkungan,
kurang dari barang publik, underprovision pahala baik, dan penyalahgunaan monopoli
power.Beside itu, dalam situasi pandemi ini ada masalah dalam perawatan kesehatan
itself.the tantangan utama bagi untuk para pembuat kebijakan dalam perawatan kesehatan,
maka, paling baik tidak dibingkai sebagai pilihan antara pasar dan alternatif. Pandangan
sekilas ke seluruh dunia menunjukkan bahwa sistem kesehatan yang paling sukses
memperhatikan:
1. Ruang Politik
Ada ruang politik bagi mereka yang memberikan layanan yang tidak memadai atau tidak
perlu untuk keluar dari pasar dan bagi mereka yang dapat memberikan layanan yang lebih
baik untuk memasukinya.
2. Informasi
Ada informasi yang memadai tentang aktivitas, biaya, dan kualitas perawatan untuk
membuat keputusan investasi.
3. Pembeli yang termotivasi bebas untuk membeli secara selektif
Pembeli memiliki kapasitas analitik dan kebebasan untuk membuat kontrak dengan
penyedia alternatif jika terjadi layanan yang buruk.
4. Pasar modal
Penyedia dan perusahaan asuransi atau komisaris dapat mempertahankan tabungan dan
menghasilkan modal untuk membiayai ekspansi.

Standar Klasifikasi Industri Global dan Benchmark Klasifikasi Industri lebih lanjut
membedakan industri sebagai dua kelompok utama adalah peralatan dan layanan kesehatan,
farmasi, bioteknologi, dan ilmu kehidupan terkait (HAAS-WILSON, 2021) . Kegagalan pasar
perawatan kesehatan disebabkan oleh:
1. Kegagalan kompetisi
Industri rumah sakit sangat terkonsentrasi di banyak bidang, meskipun persaingan yang
lebih besar terjadi lebih luas untuk layanan dokter. Pemerintah juga mempengaruhi
persaingan dengan menukarnya dengan insentif untuk berinovasi melalui sistem paten
(farmasi dan perangkat).
Seperti halnya asuransi kesehatan, persaingan tidak akan pernah sempurna dalam
perawatan kesehatan . Produk, perawatan, tidak identik karena faktor penyedia dan
pasien . Dengan demikian , layanan perawatan kesehatan tidak benar-benar bersaing satu
sama lain sebagai barang yang setara .Ini adalah sumber kekuatan pasar yang tidak dapat
sepenuhnya dibersihkan dari sistem kesehatan berbasis pasar, tidak peduli apa yang
dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah.
2. Barang-barang milik umum
Beberapa aspek kesehatan adalah barang publik, artinya tidak ada biaya bagi individu
tambahan untuk menikmati manfaat dan tidak mungkin mengecualikan individu dari
menikmatinya. Sebagai bukti bahwa pasar bebas mungkin kekurangan pasokan kekebalan
kelompok, sistem sekolah umum memerlukan pendokumentasian vaksinasi anak.
Pendampingan masyarakat juga meningkatkan akses perawatan , antara lain memfasilitasi
penyediaan barang publik aspek perawatan kesehatan .
3. Asimetri informasi
Dokter umumnya tahu lebih banyak tentang bagaimana layanan kesehatan akan
mempengaruhi pasien dari pasien do.T nya bisa angkat pemasok-induced demand,
memberikan kontribusi ke tingkat tidak efisien tinggi utilization.In umum, solusi sektor
swasta dapat sebagai atau lebih efektif daripada publik onesThey termasuk berbagai cara
kontrak, pemantauan, deteksi penipuan, dan manajemen perawatan.

MONOPOLI
Dalam ilmu ekonomi dikenal istilah struktur pasar yang termasuk kedalam salah satu dari
paradigma S-C-P (Structure – Conduct – Performance), sebuah pusat studi empirik dari
organisasi industri. Struktur pasar berperan dalam menentukan perilaku yang kemudian
perilaku dapat menentukan kinerja seperti efisiensi atau keuntungan. Struktur pasar terbagi
menjadi empat jenis berdasarkan karakteristik pasar, yaitu persaingan sempurna, persaingan
monopolistik, oligopoli, dan monopoli murni (Santerre & Neun, 2010).
Tabel 1. Struktur Pasar dan Kekuatan Pasar
Tingkat Kekuatan Pasar
0% ... 100%
Persaingan Persaingan Monopoli
Karakteristik Sempurna Monopolistik Oligopoli Murni
Sedikit,
Jumlah penjual Banyak Banyak Satu
dominan
Pangsa perusahaan
Kecil Kecil Besar 100%
individu
Homogen
Homogen atau
Tipe Produk Homogen Dibedakan menurut
dibedakan
definisi
Hambatan untuk
Tidak ada Tidak ada Substansial Complete
masuk
Sempurna
Sedikit tidak Sempurna atau
Informasi Pembeli Sempurna atau tidak
sempurna tidak sempurna
sempurna
Sumber: (Santerre & Neun, 2010)

Tabel 1 menyajikan tingkat kekuatan pasar yang diukur dari 0% hingga 100% serta
klasifikasi struktur pasar dari yang paling kompetitif (persaingan sempurna) hingga yang
paling tidak kompetitif (monopoli murni). Maka dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa
monopoli murni merupakan struktur pasar yang paling tidak kompetitif.
Secara bahasa, monopoli berasal dari Bahasa Yunani “monos” yaitu satu dan “polein” yaitu
menjual. Dalam Undang-Undang RI No.5 Tahun 1999, monopoli diartikan sebagai
penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang serta atas penggunaan jasa tertentu oleh
satu kelompok pelaku usaha. Dr. Boediono dalam bukunya yang berjudul Ekonomi Mikro,
mendefinisikan monopoli sebagai kondisi dimana hanya terdapat satu penjual di dalam pasar
sehingga tidak terdapat pihak lain yang menyainginya.
Dari beberapa definisi tersebut maka, monopoli dapat diartikan sebagai suatu penguasaan atas
produksi, pemasaran, dan atau penggunaan jasa yang menimbulkan adanya persaingan usaha
tidak sehat dan dapat mengakibatkan kerugian pada kepentingan umum. Sedangkan istilah
monopoli murni diartikan sebagai suatu perusahaan sebagai penyedia tunggal pelayanan
ataupun barang dimana tidak terdapat substitusi (pengganti) bagi pelayanan atau barang
tersebut dan terdapat hambatan bagi penyedia lainnya untuk masuk pasar. Ketiadaan
substitusi (pengganti) pelayanan atau barang tersebut dalam terma elastisitas harga
mengandung arti bahwa elastisitas silang antara permintaan akan produk monopoli dan
semua produk lainnya adalah rendah.
Tidak adanya pesaing menjadikan monopoli sebagai keadaan yang menawarkan potensi
terbesar bagi suatu perusahaan untuk menentukan sendiri tarif atau harga yang diinginkan
serta jumlah produk yang disediakan, sehingga monopoli disebut dengan price setter
(penentu harga). Monopoli dapat terjadi pada bidang kesehatan, sebagai contoh terdapat suatu
perusahaan korporasi farmasi satu-satunya di sebuah negara yang diberi lisensi untuk
memproduksi obat AIDS (misalnya acyclovir), maka perusahaan tersebut dapat berperilaku
monopoli karena merupakan penyedia tunggal (Murti, 2004).
Terjadinya monopoli disebabkan oleh beberapa faktor yang dapat dikategorikan sebagai
berikut.
1. Kepemilikan bahan baku atau pengetahuan strategis. Memiliki bahan baku yang strategis
maupun pengetahuan yang eksklusif tentang suatu teknik produksi dapat berpotensi
menyebabkan terjadinya monopoli. Pada tabel 1 disajikan bahwa karakteristik pasar
kompetitif adalah tipe produk yang homogen. Jika produsen mampu membuat produk
yang berbeda dari produk yang beredar di pasar, maka ia berpotensi menerapkan
monopoli.
2. Hak paten atas produk atau proses produksi. Monopoli dapat terjadi secara “legal” jika
terdapat hak paten suatu produk ataupun proses produksi dari pemerintah. Campur tangan
pemerintah terkait pemberian hak paten dapat mengakibatkan perusahaan yang memiliki
hak paten tersebut berperilaku monopolistik.
3. Lisensi. Lisensi juga termasuk ke dalam sumber monopoli yang “legal” baik lisensi profesi
maupun pemerintah. Tujuan yang baik dari lisensi untuk memberi standar minimal
kualitas pelayanan atau barang sayangnya bisa tidak berarti apa-apa jika disikapi secara
indiferen tanpa kajian kritis.
4. Kebijakan pembatasan harga. Perusahaan dalam suatu industri dapat berkolusi dalam
menetapkan limit pricing policy dengan membatasi output untuk meningkatkan harga
sehingga profit dari perusahaan tersebut akan meningkat.
5. Keberadaan historis satu produsen dalam industri. Perusahaan yang sudah lama
berkecimpung dalam suatu industri memiliki pengalaman dan keuntungan untuk
mengelola berbagai macam biaya.
6. Pangsa pasar relatif terlalu kecil untuk mencapai skala ekonomis bagi banyak perusahaan.
Faktor penyebab yang bersifat ilmiah ini terjadi ketika ada situasi dimana pangsa pasar
tidak memungkinkan memiliki lebih dari satu produsen yang berproduksi optimal (Murti,
2004).

Dengan terjadinya praktik monopoli dalam bidang kesehatan karena faktor-faktor penyebab
yang diuraikan sebelumnya, dapat merugikan kesejahteraan masyarakat secara luas sebab
praktik monopoli memungkinkan produksi output pada tingkat lebih rendah daripada output
optimal, dan mematok harga lebih tinggi dari harga kompetitif di pasaran. Hal tersebut
tentunya menimbulkan beberapa dampak, diantaranya:
1. Perpindahan surplus konsumen kepada surplus produsen (masalah efisiensi)
2. Pareto-suboptimalitas alokasi sumber daya (masalah equity) (Murti, 2004)
DAFTAR PUSTAKA

1. Murti, B. (2004). Intervensi Pemerintah di Sektor Kesehatan: Regulasi Monopoli-


Oligopoli. JMPK, 07.
2. Santerre, R. E., & Neun, S. P. (2010). Health Economics: Theory, Insights, and Industry
Studies Fifth Edition. In South-Western, CENGAGE Learning.
3. OKTABRIANI, E. N. (2018). DAMPAK EKSTERNALITAS INDUSTRI
PENGOLAHAN KARET TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI
MASYARAKAT DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi Kasus Industri
Pengolahan Karet PT Perkebunan Nusantara VII Unit Way Berulu Desa Kebagusan
Dusun Way Berulu Kecamatan Gedong Ta.
4. SURYAMAN, R. A., & Maqin, H. R. A. (2018). DAMPAK EKSTERNALITAS DARI
KEBERADAAN SENTRA INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT SUKAREGANG.
http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/37799

Anda mungkin juga menyukai