Anda di halaman 1dari 12

“DIGITAL: MULTIMEDIA PELAYANAN”

Multimedia Dan Tantangannya Bagi Gereja

Dosen:

Pdt. Melki Tamaka, M.Th

Kelompok 1:

Kristania Takumansang

Kristo Mewengkang

Claudia Mongkau

Nadelia Manengkey

Erika Langkai

Arief Maleba

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TOMOHON

YAYASAN DOMINEE ALBERTUS

ZAKARIAS RUNTURAMBI WENAS

FAKULTAS TEOLOGI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan anugerah-Nya kepada
kelompok kami, sehingga dengan tuntunany-Nya, kelompok kami dapat menyelesaikan tugas
dengan materi “Multimedia dan tantangan bagi Gereja” dengan memenuhi tugas mata kuliah
Digital Multimedia pelayanan oleh Dosen mata kuliah Pdt. Melki tamaka, M.Th

Kelompok kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam pembuatan tugas
ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi
kelengkapan dalam pembuatan materi ini.

TOMOHON, 10 OKTOBER 2022

KELOMPOK 1
BAB I

PENDAHULUAN

Multimedia menurut etimologi atau asal usul bahasanya adalah berasal dari kata multi
(latin) “multus” yang berarti banyak atau lebih dari satu. Dan media (latin) berasal dari kata latin
medius yang merupakan bentuk jamak dari kata “medium”, yang berarti perantara atau
pengantar. Multimedia juga adalah sebagai penyedia informasi pada media elektronik seperti
komputer, laptop, serta smartphone. Informasi dalam apa itu multimedia adalah berupa suara,
grafik, animasi, dan teks. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) apa
itu multimedia diartikan pula sebagai berbagai jenis sarana.

Di jaman sekarang ini teknologi telah menjadi bagian yang teramat penting bagi
kehidupan keseharian kita. Seiring perkembangan teknologi yang demikian pesatnya, teknologi
dibidang multimedia menjadi kebutuhan gereja. Pelayanan Multimedia di gereja pun semakin
maju dan profesional dengan hadirnya peralatan multimedia di gereja yang canggih. Sehingga
Pelayanan Multimedia di gereja dituntut mendapat penanganan tenaga-tenaga yang profesional.
Ketersediaan SDM yang Profesional menjadi faktor kendala dalam kemajuan Pelayanan
Multimedia. Penguasaan peralatan dan setup atau instalasi masih sangat jarang dikuasai oleh
Jemaat dan Pengerja Gereja.
BAB III

PEMBAHASAN

Gereja sebagai komunitas beriman yang mengembara, yang berdimensi spasial sekaligus
temporal tidak pernah sepi dari tantangan yang berasal dari konteks di mana ia ada dan
berteologi. Kemajuan di bidang teknologiinformasi, pengaruh media sosial tak luput dari area di
mana gereja juga harus berurusan dan mengambil peran sebagai garam dan terang. Dalam situasi
seperti saat ini, gereja kembali diuji untuk tetap menjalankan fungsinya. Dari waktu ke waktu,
oleh topangan rahmat Tuhan, gereja telah menunjukkan keteguhan eksistensi kontekstualisasinya
sebagai perwujudan tugas dan panggilan: persekutuan, pelayanan dan kesaksian. Gagasan
tentang gereja digital adalah sebuah tawaran kehidupan menggereja pada masa kini. Dunia
virtual meskipun di satu sisi memiliki potensi untuk disalah gunakan untuk kepentingan-
kepentingan tertentu; namun di sisi lain dapat menjadi peluang di mana gereja memiliki cara
pandang baru dalam memandang realitas Allah yang transenden. Ketimbang melihat realitas
pemanfaatan media sosial dengan segala ancamannya, sudah waktunya gereja memberikan
manfaat baru bagi pembangunan komunikasi, komunitas dan pemuridan.

Media sosial adalah sebuah sarana atau kanal pergaulan sosial lewat jalur daring di
internet, di mana para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan mencurahkan
pemikiran meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual.Ia memberikan pengaruh
yang cukup besar dalam penyampaian dan penyebaran informasi, mulai dari informasi terkini
hingga seputar hal-hal pribadi seperti luapan emosi, gaya hidup, relasi keluarga, hobi,
pendidikan, dan sebagainya hingga dalam pelayanan Gereja. Namun sejatinya media sosial harus
juga dipahami sebagai media penyebaran yang sangat rentan dan rawan. Hal ini dikarenakan
pemilah atau filter dari derasnya arus gelombang informasi itu adalah sang pengguna media
sosial itu sendiri.1 Kecepatan penyebaran pengaruh internet yang terus menerus dan kemajuan
teknologi komunikasi – informasimodern tentu akan sangat mempengaruhi bagaimana cara
masyarakat bersentuhan dengan agama. Teknologi digital melalui sosial media dimanfaatkan
setinggi-tingginya untuk membangun sebuah hubungan dan yang lebih luas adalah
jaringan;intinya sosial media digunakan untuk menghubungkan seorang akan yang lain.
Memperhatikan maksud dan tujuan utama pemanfaatan media sosial dalam konteks masyarakat
1
MHT ITB, dalam http://hmt.mining.itb.ac.id/pengaruh-media-sosial-dalammembentuk-opini-publik di akses 10
oktober 2022, pukul 17:20
global adalah membangun komunitas, maka dapat disandingkan dengan salah satu model
panggilan menggereja yang digagas Dulles yaitu gereja sebagai “mystical communion.” Model
gereja ini semakin relevan di tengah era pasca-struktural, pasca-modern, dan bergerak menyatu
dengan iramakomunitas dan komunikasi digital dari model satu ke banyak model lainnya. Model
ini, yang mengacu pada gambaran alkitabiah tentang tubuh Kristus dan umat Allah, cenderung
lebih demokratis daripada model institusional hierarkis, menekankan layanan timbal balik dari
anggota satu sama lain.Membangun hubungan dalam komunitas, membuka akses terhadap
bagaimana gereja melalui imajinasi “Digital Ekklesiologi” melakukan penetrasi kultural-spiritual
dalam masyarakat teknologi. 2 Teknologi adalah suatu sumber daya di mana gereja harus dengan
bijak mengambil peran sebagai penatalayan yang cakap demi terlaksananya pemberitaan Amanat
Agung di era digital.

Gereja digital dapat saja menciptakan dan memiliki sebuah aplikasi khusus di mana
jemaat dapat mengakses secara bebas seperti: baik outline khotbah, materi pelajaran alkitab
berseri, diskusi isu-isu terkini hingga menjadi media pengumuman mingguan gerejawi, melalui
gawai pintar mereka masing-masing. Teknologi memungkinkan anggota jemaat untuk
meningkatkan kualitas pengalaman pemuridan mereka di gereja. Dan tentu, semua ini hanyalah
sarana untuk meningkatkan kualitas dan aksesibilitas pemuridan masa kini. Perhatian utama yang
senantiasa menjadi awasan adalah, bahwa seluk-beluk teknologi-komunikasi digital ini bukanlah
tujuan utama, melainkan sekadar untuk memungkinkan panggilan gereja dan konteks berteologi
di era teknologi digital ini.3

Gereja di Era Teknologi Informasi Global

Sejak awal permulaan perkembangan gereja bergerak menuju kepada masa yang akan
datang. Gereja tidak dapat mengabaikan perkembangan dan perubahan dunia ini yang menjadi
bagian dari suatu fasilitas dan pelayanan gereja itu sendiri. Perkembangan dan perubahan dunia
ini memang mengarah kepada sisi yang positif namun juga sisi negatif. Perubahan dunia ini tidak
bisa dielakkan oleh setiap orang termasuk gereja. Jika tidak menyimak perubahan dunia ini akan
terjadi kesenjangan pengetahuan yang sangat berarti, apalagi suatu perubahan yang diakibatkan

2
Jim Rice, dalam http://www.cpx.cts.edu/newmedia/findings/essays/models-ofthe-church-and-social-
media#_ednref25 di akses 10 Oktober 2022, pukul 18.25
3
Ed Stedzer, dalam https://www.christianitytoday.com/edstetzer/2014/october/3- ways-technology-enables-mission-
of-church.htm di akses 10 Oktober 2022, pukul 15.20
oleh perkembangan Teknologi informasi yang membawa dampak percepatan informasi global.
Gereja tidak bisa menutup mata atas perubahan yang terjadi di Era Informasi dan komunikasi
saat ini. Bahkan gereja juga menjadi sasaran perubahan dari Teknologi Informasi global.
Bagaimana gereja menanggapi perubahan yang diakibatkan Teknologi Informasi komunikasi
ini?

A. Mandat Tuhan Bagi Gereja

Gereja didirikan Tuhan di atas Iman kepada Yesus Kristus bukan hanya untuk

diselamatkan tetapi juga untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Untuk menjadi berkat

maka ada mandat dari Tuhan yang harus dikerjakan, antara lain:

1. Melaksanakan mandat Pekabaran Injil bagi dunia, memberitakan kabarkeselamatan yang


dikerjakan di dalam Yesus Kristus bagi semua orang dandiberikan dengan Cuma-Cuma”. (Mat.
28:19-20; Yoh.3:16;Yoh.14:6; Wahyu22:17).

2. Melaksanakan mandat Spiritual, yaitu membawa umat manusia takut akan Tuhan,dan
memiliki standard kekudusan sama dengan Allah dan melepaskan umat manusia dari ikatan
kuasa Iblis.

3. Melaksanakan mandat Ekologi (Pemeliharaan Alam). (Kej. 1:28; 2:19-20)

4. Melaksanakan Mandat Kemanusiaan, antara lain bidang: Ekonomi, Pendidikan, Sosial-


budaya, Perdamaian dunia. Dalam hal ini Gereja seharusnya membawa dan memelihara Shalom
di bumi, dalam doa bapa kami disebutkan “jadilah kehendakmu di bumi seperti di sorga”.
(Matius 6:9-13).

B. Gereja dan Teknologi Informasi Tuhan Allah adalah pencipta yang empunya Ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dia menciptakan Langit dan bumi serta segala isinya, dia
menciptakan benda-benda penerang dan sekaligus menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa
yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun dan matahari menguasai siang dan bulan serta bintang
menguasai malam (Kej. 1:14-15). Awal penciptaan manusia Tuhan memberkati mereka dengan
pengetahuan dan tugas mulia".... penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas
ikan-ikan dilaut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di
bumi."(Kej. 1:28) Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan
segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat,bagaimana
ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang
hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu.(Kej. 2:19). Perkembangan pengetahuan manusia
terus meningkat maka dalam kej. 4:21-22; melaporkan bahwa : Yubal menjadi bapa semua orang
yang memainkan kecapidan suling, Tubal-Kain adalah bapa semua tukang tembaga dan tukang
besi. Nabi Nuh diberi pengetahuan baru oleh Tuhan sendiri untuk membuat Bahtera dengan
ukuran yang rinci. “Buatlah bagimu sebuah bahtera dari kayu gofir; bahtera itu harus kaubuat
berpetak-petak dan harus kaututup dengan pakal dari luar dan dari dalam. Beginilah engkau
harus membuat bahtera itu: tiga ratus hasta panjangnya, lima puluh hasta lebarnya dan tiga puluh
hasta tingginya. Buatlah atap pada bahtera itu dan selesaikanlah bahtera itu sampai sehasta dari
atas, dan pasanglah pintunya pada lambungnya; buatlah bahtera itu bertingkat bawah, tengah dan
atas”. (Kej.6:14-16). Peradaban dan budaya manusia berkembang sampai pada akhirnya mereka
mulai membangun menara Babel dengan teknologi yang mereka buat pada saat itu, namun
digagalkan oleh Allah dengan mengacaukan bahasa mereka Kej. 11:1-9. Dari contoh di atas
memberikan kepada kita indikasi bahwa sejak awal Allah menghendaki manusia memiliki
pengetahuan atau ilmu. Tuhanlah yang empunya pengetahuan kemudian dikomunikasikan
kepada manusia. Komunikasi pertama-tama dilakukan oleh Allah kepada manusia secara
verbaldi. Taman Eden, namun disaat lain Tuhan juga menggunakan media Loh Batu untuk
menuliskan Hukum Taurat kepada manusia yang diberikan kepada Musa di gunung Sinai.
Pengetahuan manusia semakin berkembang dengan pesat dan melalui proses yang cukup panjang
maka dihasilkanlah suatu teknologi informasi guna mengkomunikasi suatu pesan atau berita.
Teknologi Informasi ini adalah alat yang sangat baik bagi percepatan informasi antar manusia
dalam kehidupan sehari-hari disegala bidang. Gereja secara organis atau lembaga yang didirikan
oleh Allah yang empunya pengetahuan dan teknologi tidak perlu menghindari perubahan zaman
yang ditandai dengan kemajuan teknologi informasi saat ini. Namun gereja perlu mengelola dan
menguasai dengan baik agar maksud dari Tuhan untuk umat manusia itu dapat dikomunikasikan
dengan lebih cepat dan lebih baik. Gereja bisa menggunakan media Informasi canggih saat ini
untuk berbagai keperluan bagi kelancaran pekerjaan Tuhan, antara lain:

1. Pengiriman pesan, surat, laporan melalui SMS, BBM, SMS FB, Email, Yahoo Mesengger dll.

2. Meeting atau telpon Online dengan Skype, YM, FB dll.


3. Warta dan program gereja, penginjilan online menggunakan fasilitas blogger, wordpress,
joomla dll.
4. Forum interaktif online untuk mendiskusikan suatu topik teologi, program gereja maupun
konsultasi umat.
5. Mencari informasi tentang teologi, gereja, pelayanan dan lainnya melalui google
http://www.google.com, Yahoo http://www.yahoo.com, MSN/BING http://search.msn.com,
AskJeeves http://www.ask.com
6. Sistem informasi jemaat dan keuangan berbasis Web, Ms. Access atau Ms. Excel, Foxpro,
Visual Basic, Delphi, Oracle, SQL dll.
7. Presentasi untuk meeting, training, seminar, ibadah dengan menggunakan komputer dan LCD
Projector.
8. Navigasi perjalanan pelayanan dengan google Maps atau GPS Gereja sebagai pelayan Tuhan
dan umat di Era Teknologi Informasi dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, yaitu
melaksanakan mandat Pekabaran Injil bagi dunia, mandat,spiritual, mandat ekologi maupun
mandat kemanusiaan bisa menggunakan teknologi informasi yang pada kenyataannya dapat lebih
cepat menyampaikan berita kepada umat. Namun dunia secara global menggunakan Teknologi
Informasi jauh lebih baik dan cepat dari gereja. Baik dalam bidang yang menguntungkan
manusia atau punyang merugikan. Bahkan ada yang menggunakan untuk kepentingan
menghambat pekerjaan Tuhan dengan penyesatannya.

C. Tugas Gereja kepada Umat Tuhan yang empunya pengetahuan dan teknologi dan
memberikannya keahlian itu kepada manusia dengan tujuan keselamatan dan kesejahteraan
umat. Namun pada kenyataannya banyak manusia menggunakan teknologi untuk keperluan yang
tidak sepatutnya. Penyimpangan dari maksud penciptaan teknologi informasi adalah konsekuensi
pengguna yang telah jatuh ke dalam dosa. Umat Tuhan juga menjadi obyek dari penyalagunaan
teknologi, namun juga bagian dari subyek perilaku penyimpangan. Oleh karena itu gereja
memiliki tanggung jawab untuk mengembalikan fungsi dari teknologi informasi dengan cara :

1. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dengan lebih baik.

2. Mengadakan pembinaan warga tentang teknologi Informasi dankomunikasi dalam bentuk


training atau seminar dengan tujuan supaya warga jemaat dapat menggunakan mediatersebut
dengan baik dan tidak menyalagunakan media.
3. Gereja perlu mendukung pemerintah khususnya melalui TELKOM untuk memblokir situs-
situs porno atau yang dianggap spam. Dalam hal ini TELKOM memang belum berhasil blokir
seluruh situs-situs porno tersebut.

4. Gereja mengadakan pembinaan rohani dengan pengajaran yang lebih baik untuk memproteksi
warga jemaat agar tidak tergoda untuk menikmati penyalagunaan Teknologi Informasi.

5. Gereja perlu juga memberikan informasi positif melalui website gereja, supaya internet diisi
dengan hal-hal yang membangun dan memberikontribusi kepada masyarakat.

Gereja dalam hal ini Gereja Masehi Injili di Minahasa, memiliki strategi dalam menjangkau
pelayanan terlebih beberapa tahun yang lalu yang di landa pandemi covid-19 dengan
memanfaatkan multimedia yang ada demi mengembangkan pelayanan. GMIM hadir dengan
perkembangan mengabarkan Injil lewat memanfaatkan teknologi yang Tuhan anugerahkan
kepada manusia dengan hikmat yang Ia berikan. Bukti pelayanan yang Gereja berikan di era
tantangan yang semakin meningkat di era post modern ini, namun Gereja mampu membuktikan
bahwa Injil/kabar baik mampu di beritakan dimana saja, kapan saja lewat multimedia.

Teknologiberkembangsesuaidengankebutuhanmasyarakat.
Seiringdenganperkembanganteknologi yang demikianpesatnya, teknologidibidang multimedi
menjadi kebutuhan gereja yang mau berkembang. Pelayanan Multimedia di gereja pun semakin
profesional dengan adanya peralatan multimedia modern. Sehingga para pelayanan Multimedia
di gereja dituntut mendapat penanganan oleh tenaga-tenaga ahli yang profesional. Dibutuhkan
juga kreativitas dalam melayani dibidang Multimedia dan Informasi. Kreativitas merupakan
talenta yang harus dikembangkan sebagai pelayan Multimedia dan Informasi. Untuk memiliki
kreativitas tentu kita harus mengupgrade kemampuannya. Hal itu hanya dapat diperoleh dengan
memperbanyak latihan, memperdalam ilmu, dan sangat diperlukan melihat referensi dari para
ahli lainnya atau apakah itu lewat youtube dan buku-buku. Buku ini akan sangat membantu serta
membuka wawasan gereja dalam memperkembangkan pelayanan multimedia, agar pekabaran
yang disampaika ndalam acara kebaktian dan acara lainnya dapatdimengerti Jemaat lebihjelas
dan mengesankan dan semua itu hanya untuk hormat dan kemuliaan nama Tuhan.
KESIMPULAN
Gereja sebagai komunitas beriman yang mengembara, yang berdimensi spasial sekaligus
temporal tidak pernah sepi dari tantangan yang berasal dari konteks di mana ia ada dan
berteologi. Kemajuan di bidang teknologiinformasi, pengaruh media sosial tak luput dari area di
mana gereja juga harus berurusan dan mengambil peran sebagai garam dan terang. Dalam situasi
seperti saat ini, gereja kembali diuji untuk tetap menjalankan fungsinya. Gagasan tentang gereja
digital adalah sebuah tawaran kehidupan menggereja pada masa kini. Ketimbang melihat realitas
pemanfaatan media sosial dengan segala ancamannya, sudah waktunya gereja memberikan
manfaat baru bagi pembangunan komunikasi, komunitas dan pemuridan. Kecepatan penyebaran
pengaruh internet yang terus menerus dan kemajuan teknologi komunikasi – informasi modern
tentu akan sangat mempengaruhi bagaimana cara masyarakat bersentuhan dengan agama.

Teknologi adalah suatu sumber daya di mana gereja harus dengan bijak mengambil peran
sebagai penatalayan yang cakap demi terlaksananya pemberitaan Amanat Agung di era digital.
Teknologi memungkinkan anggota jemaat untuk meningkatkan kualitas pengalaman pemuridan
mereka di gereja. Perhatian utama yang senantiasa menjadi awasan adalah, bahwa seluk-beluk
teknologi-komunikasi digital ini bukanlah tujuan utama, melainkan sekadar untuk
memungkinkan panggilan gereja dan konteks berteologi di era teknologi digital ini. Perubahan
dunia ini tidak bisa dielakkan oleh setiap orang sejak awal Allah menghendaki manusia memiliki
pengetahuan atau ilmu. Tuhanlah yang empunya pengetahuan kemudian dikomunikasikan
kepada manusia.

Gereja secara organis atau lembaga yang didirikan oleh Allah yang empunya
pengetahuan dan teknologi tidak perlu menghindari perubahan zaman yang ditandai dengan
kemajuan teknologi informasi saat ini. Namun gereja perlu mengelola dan menguasai dengan
baik agar maksud dari Tuhan untuk umat manusia itu dapat dikomunikasikan dengan lebih cepat
dan lebih baik. Gereja bisa menggunakan media Informasi canggih saat ini untuk berbagai
keperluan bagi kelancaran pekerjaan Tuhan. Banyak manusia menggunakan teknologi untuk
keperluan yang tidak sepatutnya. Penyimpangan dari maksud penciptaan teknologi informasi
adalah konsekuensi pengguna yang telah jatuh ke dalam dosa. Oleh karena itu gereja memiliki
tanggung jawab untuk mengembalikan fungsi dari teknologi informasi.
DAFTAR REFERENSI

MHT ITB, dalam http://hmt.mining.itb.ac.id/pengaruh-media-sosial-dalammembentuk-


opini-publik
Jim Rice, dalam http://www.cpx.cts.edu/newmedia/findings/essays/models-ofthe-church-and-
social-media#_ednref25

Ed Stedzer, dalam https://www.christianitytoday.com/edstetzer/2014/october/3- ways-


technology-enables-mission-of-church.htm
Jurnal https://media.neliti.com/media/publications/270033-gereja-dan-pengaruh-teknologi-
informasi-26e0cffd.pdf

Anda mungkin juga menyukai