Anda di halaman 1dari 21

2.

2 BERSIKAP KRITIS DAN


BERTANGGUNG JAWAB
TERHADAP PENGARUH MEDIA
MASSA

G U R U M A P E L : A L E X A N D E R B AY, S . F I L
1. S A L A M

2. DOA PEMBUKA
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menjelaskan tentang sikap kritis dan bertanggung
jawab terhadap pengaruh media massa
2. Mampu bersyukur kepada Allah atas kemampuan
bersikap kritis terhadap perkembangan media
massa.
PERTANYAAN PEMANTIK

Bagaimanakah sikapku terhadap media massa?


LANGKAH 1: MENDENGARKAN
Cerita
“Remaja Rentan Jadi Penyebar
Hoax”
LANGKAH 2: MENANYA
1. Menurut anda, mengapa kaum remaja mudah untuk
dipengaruhi dan menyebarkan hoax?
2. Apa dampak berita hoax dalam kehidupan sosial?
3. Carilah contoh berita hoax yang beredar dalam
masyarakat kita akhir-akhir ini?
4. Upaya apa saja yang dapat kita lakukan untuk menangkal
hoax?
LANGKAH 3: MENGEKSPLORASI
• Bagaimana pandangan Kitab Suci dan Ajaran Gereja tentang media massa???
Bacaan Kitab Suci:
 Markus 2;23-28
 Inter Mirifica 9 dan 10
Pertanyaan

• Mengapa Tuhan Yesus membiarkan murid-murid-Nya memetik bulir gandum di hari Sabat?
• Apa saja kewajiban-kewajiban para pemakai media komunikasi sosial?
• Apa kewajiban kaum muda dalam menyikapi dan menggunakan berbagai kemajuan media sosial maupun
media elektronik?
• Apa kewajiban kaum muda dalam menyikapi dan menggunakan berbagai kemajuan media sosial maupun
media elektronik?
• Sikap kritis apa yang mau diajarkan Yesus kepada kita berkaitan dengan media sosial maupun media
elektronik dewasa ini?
LANGKAH 5: MENGOMUNIKASIKAN
1.Pengertian Media Massa
• Media komunikasi dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Sebagai dampaknya, informasi yang masuk ke dalam kehidupan sehari-hari
tidak terbendung.
• Persoalannya, informasi itu ada yang bersifat membangun, tetapi ada juga
yang bersifat merugikan.
• Pada umumnya remaja bersifat polos dalam mengadopsi kehadiran media.
Mereka menelan begitu saja apa yang disediakan dan tidak mencernanya.
Sehubungan dengan itu remaja perlu mendapatkan bimbingan supaya mereka
dapat bersikap kritis dalam memilih media dan mampu mengolahnya menjadi
nutrisi untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.
• Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti
media massa adalah sarana dan saluran resmi sebagai alat
komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada
masyarakat luas.
• Media adalah bentuk jamak dari medium yang berarti
tengah atau perantara. Massa berasal dari bahasa Inggris
yaitu mass yang berarti kelompok atau kumpulan. Media
Massa adalah sarana komunikasi massa dimana proses
penyampaian pesan, gagasan, atau informasi kepada orang
banyak (publik) secara serentak.
•Kaum remaja mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, oleh karena itu mereka
suka mencoba hal yang baru, termasuk kehadiran media. Kerapkali mereka tidak
selektif dan menelan begitu saja apa yang disediakan oleh media dan tidak
mencernanya dengan baik, sehingga mereka sering salah dalam mengambil
keputusan. Akibatnya mereka menjadi kelompok yang rentan terhadap
persebaran hoax.
•Sehubungan dengan itu remaja perlu mendapatkan bimbingan supaya mereka
dapat bersikap kritis dalam memilih media dan mampu mengolahnya menjadi
sesuatu yang dapat meningkatkan kualitas hidup mereka.
•Bersikap kritis tidak berarti menolak mentah-mentah tentang media,melainkan
kita mencoba menyaringnya dan mampu mempertanggungjawabkan apa yang
kita pilih dan kita percaya. Sikap kritis berarti mampu mempertimbangkan baik-
buruk sesuatu hal, selektif dan mampu membuat skala prioritas sebelum kita
mengambil suatu sikap. Dengan demikian, kita akan dapat menempatkan media
massa pada tempat yang semestinya bagi perkembangan diri kita.
2. DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF DARI MEDIA
MASSA
Dampak Positif dari Media massa
a) Dapat memberikan informasi dengan cepat, sekaligus dipakai
untuk menyimpan informasi.
b) Dapat dipakai untuk membangun sikap peduli antara satu dengan
yang lain.
c) Dapat membangun relasi dengan lebih mudah.
d) Memberikan kemudahan dalam bidang pendidikan, belanja, dan
lain-lain.
Dampak negatif dari Media massa :
a) Berawal dari media sosial sering terjadi tindak kejahatan seperti
penipuan, pembunuhan, penculikan, dan lain-lain.
b) Membuat orang menjadi susah bersosialisasi dengan dunia sekitarnya.
c) Situs media sosial akan membuat seseorang lebih mementingkan diri
sendiri, mereka menjadi tidak sadar akan lingkungan di sekitar
mereka karena terlalu banyak menghabiskan waktu mereka dengan
menggunakan internet.
d) Media sosial dapat membuat anak-anak dan remaja menjadi lalai dan
juga tidak bisa membagi waktu karena terlalu asyik dengan dunia
maya.
3. BERSIKAP KRITIS TERHADAP PENGARUH
MEDIA MASSA
Pandangan Yesus Kristus.
• Yesus memberi contoh dan mengajarkan kepada kita agar
senantiasa bersikap kritis. Pada zaman-Nya belum ada
media. Media yang berpengaruh pada waktu itu adalah
kitab atau buku. Kitab yng berpengaruh waktu itu oleh
masyarakat Yahudi adalah Kitab Hukum Taurat. Yesus
menyikapi Hukum Taurat mengenai hari Sabat dengan
kritis. Peraturan itulah yang ditolak oleh Yesus.
• Hari Sabat adalah demi keselamatan umat, bukan sebaliknya, umat
untuk hari Sabat.
Apa artinya sikap kritis Yesus bagi kita?
 membedakan mana yang benar dan mana yang salah
 mana yang baik dan mana yang jahat
 mana yang berguna bagi keselamatan manusia dan mana yang
tidak berguna.
Keselamatan manusia itulah yang menjadi pilihan Yesus dalam hidup
dan karya-Nya.
• Yang dikritik Yesus bukanlah hukum Sabat sebagai
pernyataan kehendak Allah, melainkan cara hukum itu
ditafsirkan dan diterapkan. Hari Sabat bukan untuk
mengabaikan kesempatan berbuat baik. Pandangan Yesus
tentang Taurat-Nya adalah pandangan yang bersifat
memerdekakan sesuai dengan maksud asli hukum Taurat
itu sendiri.
Pandangan Konsili Vatikan II Inter
Merifica
• Dalam dokumen Konsili Vatikan II Inter Mirifica (IM), Gereja ingin mengajak
umat manusia untuk menyadari peran positif berbagai sarana komunikasi sosial
untuk menyegarkan hati dan mengembangkan budi, agar harkat
kemanusiaannya semakin hari semakin tampak dan semakin berkembang.
Selain itu, aneka sarana komunikasi sosial juga dapat dimanfaatkan untuk
mewartakan kabar sukacita yang menjadi warisan teragung Kristus, demi
keselamatan umat beriman kristiani,bahkan juga demi kemajuan hidup manusia
pada umumnya
• Secara khusus untuk meminimalisir dampak negatif dari pemakaian media
komunikasi sosial maka diatur tentang kewajiban-kewajiban para pemakai
komunikasi sosial (IM 9) juga kewajiban-kewajiban kaum muda dan orang tua
(IM 10). Dengan demikian media komunikasi sosial dapat dipakai sebagai
sarana untuk mewartakan Kerajaan Allah.
• Selanjutnya, dalam dokumen “Gereja dan Internet” yang dirilis Dewan
Kepausan untuk Komunikasi Sosial pada 22 Februari 2002, dijelaskan pokok
berikut: “Gereja memandang sarana-sarana ini sebagai ‘anugerahanugerah
Allah’, sesuai rencana Penyelenggaraan Ilahi, dimaksudkan untuk menyatukan
manusia dalam ikatan persaudaraan, agar menjadi teman sekerja dalam
rencana-rencana penyelamatan-Nya’. Hal tersebut tetap menjadi pandangan
kami, dan itulah pandangan yang kami pegang tentang Internet.” Dan dalam
dokumen ini juga ditegaskan bahwa media komunikasi sosial memberi
manfaat-manfaat penting dan keuntungan-keuntungan dari perspektif religius,
karena dapat dipakai sebagai sarana evangelisasi dan katekese.
• Media komunikasi memiliki peran penting dalam pembentukan kepribadian
seseorang, mempengaruhi pembentukan pendapat umum yang sangat
menentukan cara pikir dan cara pandang manusia.
• Gereja bermaksud membantu mereka yang bekerja dalam media untuk
menjadikan media komunikasi sebagai jalan untuk mencapai kesejahteraan
umum dan berpusat kepada pribadi manusia.
• Ketua Komisi Sosial Konferensi Waligereja Indonesia (Komsos KWI) 2006
Mgr. Hilarion Datus Lega Pr. mengambil sikap tegas melalui pernyataannya:
“Anda harus berani mengambil sikap! Jadikanlah media sebagai alat bukan
tuan! Media bukan segala-galanya yang harus melampaui hati nurani, akal
budi sehat dan kebutuhan konkret manusia yang menggunakannya.
REFLEKSI
Membaca renungan tentang :
“ Curhatan pada Tuhan, Jangan Media Massa”
Renungkanlah dan hayati dengan penuh
konsentrasi!
NILAI SERVIAM

Keberanian dan Ketangguhan : Kemampuan untuk


memilih tindakan yang tepat dalam situasi yang kritis,
dilematis dan mendesak.

Anda mungkin juga menyukai