Anda di halaman 1dari 10

BAB III

METODE PENELITIAN

1.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang di gunakan adalah penelitian tindakan layanan atau

yang di singkat PTL, PTL adalah usaha penemuan perbaikan atau pemantapan

praktik layanan bimbingan konseling yang di lakukan secara sistematis bersifat

reflektif yang di lakukan praktisi BK secara kolaboratif dalam seting

kelas,kelompok,atau individual.(A.Sutja, 2021)

Dari pengertian tersebut maka peneliti menggunakan penelitian tindakan

layanan informasi klasikal.

3.2. Setting Penelitian

Setting penelitian ini akan dilakukan pada Sekolah Menegah Pertama

(SMP) yaitu SMPN 7 Kota Jambi, dikarenakan para siswa di sekolah tersebut

rata-rata memiliki latar belakang kedua orangtuanya bekerja sebagai PNS dan

jarang berkomunikasi dengan anak, sehingga hubungan orang tua dan anak

menjadi renggang dan anak menjadi enggan untuk bercerita kepada orang tuanya

jika ada masalah, dan menyebabkan anak itu terlalu memikirkan masalahnya

sendiri dan tidak tau harus bercerita kepada orang lain.

3.3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa/i SMPN 7 Kota Jambi pada tingkatan kelas

8, dimana terdapat sebanyak 190 siswa dari 6 kelas dan di ambil 1 kelas sampel

dengan jumlah 31 siswa menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu

Purposive Sampling alasan peneliti menggunakan teknik ini dikarenakan kelas

1
yang dipilih merupakan kelas yang memiliki latar belakang orang tua PNS

terbanyak sehingga peneliti memilih 1 kelas yang dapat mewakili seluruh populasi

yang ada di SMPN 7 Kota Jambi, peneliti memilih kelas IXA dengan jumlah 31

siswa sebagai sampel berikut ini tabel seluruh anggota kelas tersebut :

Tabel 3.1.Absensi Kelas IX A

No Peserta didik Kelas


1 AAF IX A
2 ABC IX A
3 AQK IX A
4 AAP IX A
5 BIR IX A
6 DAP IX A
7 DSI IX A
8 DYP IX A
9 FAR IX A
10 FAA IX A
11 IST IX A
12 JSA IX A
13 KAA IX A
14 KRZ IX A
15 KFA IX A
16 LRA IX A
17 MZA IX A
18 MZY IX A
19 MAD IX A
20 MAA IX A
21 MIM IX A
22 MQI IX A
23 NMA IX A
24 NAH IX A
25 QNA IX A
26 RSM IX A
27 RYW IX A
28 SHA IX A
29 SAF IX A
30 SSI IX A
31 TOH IX A

2
3.4. Data Dan Sumber Data

Sumber data yang di peroleh oleh peneliti berasal dari

pengamatan peneliti pada bulan mei-juni 2023 pada saat peneliti di

tugaskan untuk praktik lapangan di SMPN 7 Kota Jambi, peneliti

menemukan adanya fenomena di mana siswa/i disana kurang

mengetahui apa itu Anxiety, oleh karena itu peneliti melakukan

penelitian ini untuk melihat berapa banyaknya peningkatan

pemahaman siswa SMPN 7 kota jambi mengenai Anxiety Disorder.

3.5.Prosedur Penelitian

Penerapan
Rencana tindakan tindakan
Refleksi
1 observasi evaluasi
(1)

Penerapan
Perbaikan tindakan
Refleksi
Rencana 2 observasi evaluasi
(2)

Perbaikan Penerapan
Kriteria
tindakan tindakan
keberhasilan
observasi evaluasi observasi dan
tercapai/tidak
(3) evaluasi

Gambar 3.1 Alur prosedur penelitian (Kemmis dan Taggart, 1988)

1. Tahap perencanaan tindakan 1 di awali dengan

identifikasi masalah,analisis dan perumusan masalah

dan penetapan rencana tindakan

2. Tahap pelaksanaan tindakan.

3
a. Penyiapan pelaksanaan (Rencana, Skenario,

Fasilitas,Sarana pendukung)

b. Pelaksanaan tindakan di lakukan dengan

berkolaborasi dengan guru BK

3. Observasi, evaluasi dan interpertasi dilaksanakan

bersama-sama

4. Refleksi diawali dengan kegiatan analisis data yaitu

menyeleksi dan mengelompokkan data,melalui narasi

tabel atau grafik

5. Kegiatan PTL berakhir bila target perbaikan layanan

berdampak pada peningkatan hasil layanan

6. Penyusunan laporan melaluli penelaah oleh guru BK

dan pembimbing skripsi

Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus. Siklus dalam

PTL sama dengan jumlah pengulangan unlimited (tidak terbatas).

Batasannya adalah pemahaman peneliti, jika peneliti sudah

menemukan pemahaman untuk tindakan terbaik dari berbagai siklus

yang sudah dilakukan, maka penelitian dapat dihentikan, dan tidak

perlu lagi dilanjutkan ke siklus selanjutnya. Jumlah siklus PTL

tergantung kepada kesempurnaan hasilnya, tanpa dimanipulasi

(Sutja, 2021)

4
3.6.Teknik Pengumpulan

3.6.1. Observasi
Observasi dengan melihat, mengamati dan meninjau dengan

seksama suatu objek bahkan begitu dekatnya kata-kata observasi

dengan manusia, aktivitas observasi ini sebenarnya di lakukan setiap

orang pada saat berinteraksi dengan orang lain, baik di sadari

maupun tidak di sadari, hal ini dilakukan seseorang untuk mampu

merespon stimulus atau informasi yang ada di hadapannya dengan

tepat. (Ni'matuzahroh,dkk 2018)

Dalam observasi ini, peneliti menggunakan kamera hp yang

digunakan sebagai alat perekam berupa video, agar pada saat

dilakukan observasi, peneliti dapat melihat hasil rekaman berulang

kali, sehingga dapat mengetahui perilaku subjek selama proses

penelitian dilakukan.

Berikut adalah kisi-kisi observasi yang terdapat dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

VARIABEL INDIKATOR SUMBER INSTRUMEN


DATA
Layanan informasi 1.Kesiapan siswa Siswa Angket,Power
yang di berikan 2.Memperhatikan Observasi point,Projektor
konselor kepada informasi dari konselor di lapangan
siswa sekolah untuk 3.Disiplin dalam
menambah pemberian layanan
pemahaman siswa 4.Fokus saat pemberian
layanan
Kemampuan siswa 1.Pengetahuan Siswa Angket

5
dalam mengetahui mengenai Anxiety Observasi
dan memahami apa Disorder di lapangan
itu Anxiety Disorder 2.Pemahaman apa itu
Anxiety Disorder

Tabel 3.2.Kisi-kisi Observasi

Selanjutnya observasi tersebut digunakan daftar cheklist

untuk mencatat aktifitas yang dilakukan oleh subjek penelitian.

Lebih jauh menurut Sutja (2017), Alat pengumpul data yang akan

digunakan dalam observasi tersembunyi ini adalah format cheklist

(√). Mengungkapkan bahwa format cheklist merupakan salah satu

bagian dari bentuk daftar cheklist dimana dalam format cheklist ini

kemunculan perilaku tertentu klien ditandai dengan member tanda

cheklist (√).

3.6.2. Angket
Kuesioner atau yang biasa disebut angket adalah metode

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi atau

mengajukan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

para responden. Selanjutnya kuesioner atau angket tersebut di isi

oleh para responden sesuai dengan yang mereka kehendaki secara

independen dengan tanpa adanya paksaan. (V Herlina 2019)

6
Berikut kisi-kisi angket kuesioner penelitian:

Tabel 3.3.Kisi-Kisi Angket

VARIABEL INDIKATOR
Layanan informasi yang di berikan 1.Kesiapan siswa
konselor kepada siswa sekolah 2.Memperhatikan informasi dari konselor
untuk menambah pemahaman siswa 3.Disiplin dalam pemberian layanan
4.Fokus saat pemberian layanan
Kemampuan siswa dalam 1.Pengetahuan mengenai Anxiety Disorder
mengetahui dan memahami apa itu 2.Pemahaman apa itu Anxiety Disorder
Anxiety Disorder

3.6.3.Wawancara

Wawancara adalah percakapan dua orang atau lebih yang

berlangsung antara narasumber dan pewawancara dengan tujuan

mengumpulkan data-data berupa informasi. Oleh karena itu, teknik

wawancara adalah salah satu cara pengumpulan data, misalnya untuk

penelitian tertentu.

Merujuk dari KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia),

wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang (pejabat dan

sebagainya) untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai

suatu hal, dimuat dalam surat kabar, disiarkan melalui radio, atau

ditayangkan pada layar televisi. Kegiatan wawancara dapat

dilakukan untuk berbagai tujuan dan oleh siapa saja, seperti jurnalis,

pencari kerja, peneliti, dan sebagainya.

Menurut Anas sudjono (2018), wawancara adalah cara

menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan

melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan

dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.

7
3.7.Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis persentase yaitu menggunakan rumus persentase (Formula A)

(Sutja dkk., 2017) yaitu sebagai berikut:

Keterangan:

p = yang dihitungkan.

f = frekuensi yang diperoleh.


∑n = jumlah keseluruhan responden/data Selanjutnya untuk menafsirkan
hasil perhitungan persentase

Peneliti menerapkan standar kriteria tafsiran persentase kualifikasi

produk Kriteria tersebut ditetapkan setelah sebelumnya peneliti

menentukan range dan interval kelas dari 31 item angket dengan skor

penilaian 1-5 dengan rumus berikut :

Range = Skor Maksimal – Skor Minimal

R= (31 x 5) – (31 x 1)

R = 155 – 31

R = 124

Selanjutnya peneliti menentukan interval kelas sebagai berikut :

Interval :

Interval :

Interval : 24,8 dibulatkan menjadi 25

8
Dari nilai interval tersebut, maka hasil penelitian berhasil menentukan kelas

interval dari skor terendah 31 dan tertinggi 124 seperti dalam tabel berikut :

Tabel 3.4.Kelas Interval


KELAS INTERVAL ASPEK YANG DI NILAI

111-124 Sangat Tinggi

91-110 Tinggi

71-90 Sedang

51-70 Rendah

31-50 Sangat Rendah

Selanjutnya menentukan interval persentase dengan rumus sebagai berikut:

9
Dari hasil tersebut maka peneliti menetapkan pedoman kriteria tafsiran

persentase kualifikasi produk sebagai berikut :

Tabel 3.5.Persentase Interval


Aspek yang Dinilai

Persentase Aspek Yang Dinilai

86%- 100% Sangat Tinggi

74%-85% Tinggi

57%-73% Sedang

40%-56% Rendah

< 40% Sangat Rendah

10

Anda mungkin juga menyukai