Anda di halaman 1dari 46

1

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini akan dilakukan di SD Negeri 13 Lakudo,

yang terletak di Desa Mone, Kecamatan Lakudo Kabupaten Buton

Tengah. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun

pelajaran 2020/2021.

B. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah (PTK)

penelitian tindakan kelas (Classroom Action Researc) kolaborasi. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan model Kemmis dan Mc. Taggart,

dikarenakan mudah dipahami dan dilaksanakan. Model Kemmis dan Mc.

Taggart terdiri dari empat langkah atau tahapan dalam pelaksanaan peneliti

tindakan kelas, yaitu : perencanaan, tindakan, pengamatan, observasi dan

refleksi.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan penelitian,

yaitu sebagai berikut :

1. Siklus I

a. Perencanaan

1) Menyusun rencana pembelajaran

2) Menyusun skenario pembelajaran

3) membuat lembar observasi

4) Mendesain alat evaluasi dengan merencanakan analisis hasil tes

2
3

b. Tindakan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah kegiatan

belajar mengajar untuk mengimplementasikan materi yang telah

disiapkan yaitu :

1) Guru mengajar sesuai RPP yang dibuat dengan menerapkan

model pembelajaran Quantum Teaching.

2) Guru menyampaikan materi dan kompetensi yang ingin

dicapai.

3) membentuk kelompok menjadi 3 kelompok

c. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh

pengamatan, dalam hal ini adalah peneliti. egiatan observasi

dilakukan untuk mengetahui jalannya kegiatan penelitian.

Observasi dilakukan oleh peneliti, peneliti melakukan pengamatan

terhadapa aktivitas belajar siswa melalui lembar kegiatan siswa

dengan mengacu pada aktivitas siswa yang sudah disiapkan.

d. Refleksi

Pada tahap refleksi peneliti bertindak sebagai observasi

mengkaji kekurangan dan tindakan yang telah diberikan. Hal ini

dilakukan dengan cara melihat hasil observasi pada siklus I. Jika

refleksi menunjukkan bahwa tindakan siklus I memperoleh hasil

yang belum optimal yang tidak mencapai ketuntasan secara

individual, maka dilakukan siklus berikutnya.


4

2. Siklus II

a. Perencanaan

Persiapan yang dilakukan pada siklus II ini memperhatikan

refleksi dari siklus I. Perencanaan pada siklus II adalah sebagai

berikut :

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

disesuaikan dengan hasil refleksi siklus I.

2) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS)

3) Membuat lembat observasi keterlaksanaan pembelajaran

4) Menyusun skala hasil belajar siswa

5) Mendesain alat evaluasi dengan merencanakan analisis hasil tes

b. Tindakan

1) Guru mengajar sesuai RPP yang dibuat dengan menerapkan

model pembelajaran Quantum Teaching

2) Siswa diminta untuk mengemukakan pengetahuan awal yang

dimilikinya tentang gaya dan gerak pada peristiwa

dilingkungan sekitar.

3) Guru memberikan contoh soal dan siswa mengerjakannya serta

menemukan sendiri jawabannya

4) Guru memberikan kesempatan pada siswa yang bertanya

tentang materi pembelajaran

5) Siswa diminta untuk menyimpulkan materi

6) Guru mengintrusikan siswa mengerjakan LKS


5

c. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan secara kontinu setiap kali

pembelajaran berlangsung dalam pelaksanaan tindakan dalam

mengamati hasil belajar siswa.

d. Refleksi

Tahap refleksi ini peneliti bertindaksebagai observen

mengkaji kekurangan dan tindakan yang telah diberikan. Tindakan

perbaikan disesuaikan dengan hasil siklus I sehingga apa yang

diharapkan bisa tercapai dan sesuai harapan. Adapun bagan model

penelitian tindakan masing-masing tahapan adalah sebagai berikut.

Gambar 3.1 Alur PTK model Kemmid dan Mc. Taggart


https://images.app.goo.gl/wrF98f3PTw1YM8mb6
6

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 13 Lakudo

Kabupaten Buton Tengah. Jumlah siswa sebanyak 28 peserta didik yang

terdiri dari 22 siswa perempuan dan 6 siswa laki-laki.

D. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan ini akan dilaksanakan secara bertahap dan disesuaikan

dengan kondisi dilapangan. Prosedur pelaksanaan tindakan dan

implementasi dilokasi penelitian sebagai berikut.

1. Perencanaan

Rencana penelitian ini merupakan rencana yang disusun secara

sistematis dan terstruktur, yaitu rencana harus mengarah kedepan.

Peneliti dan kolaborator menetapkan alternatif tindakan yang akan

dilakukan dalam upaya meningkatkan hasil belajar IPA materi

pengertian sumber energi dan perubahannya dengan penerapan model

pembelajaran Quantum Teaching yang diinginkan melalui hal-hal

berikut.

a. Peneliti bersama kolaborator berdiskusi untuk mengidentifiksi

permasalahan yang muncul berkaitan dengan pembelajaran IPA

b. Peneliti memberikan gagasan untuk menggunakan model

pembelajaran Quantum Teaching dalam pembelajaran IPA materi

sumber energi dan perubahannya


7

c. Kolaborator dan peneliti menyetujui pemecahan masalah

permbelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran

Quantum Teaching

d. Peneliti memberikan masukan dan berdiskusi dengan kolaborator

untuk mempersiapkan rencana pembelajaran dan materi yang akan

digunakan. Peneliti menyerahkan RPP yang telah dibuat dengan

persetujuan guru. Peneliti menjelaskn kinerja penerapan model

pembelajaran Quantum Teaching yang akan dilakukan pada proses

belajar mengajar.

e. Guru mengidentifikasi RPP serta materi yang akan diajarkan

dengan didiskusikan terlebih dahulu dengan peneliti.

2. Implementasi Tindakan

Tindakan yang dimaksud dalam peneliti ini adalah tindakan

yang dilakukan secara sadar dan terkendali, yang merupakan variasi

praktik yang cermat dan bijaksana. Penelitian ini diakui sebagai

gagasan tindakan dan digunakan sebagai pijakan bagi pengembangan

tindakan-tindakan berikutnya. Penelitian ini dilakukan dengan bentuk

siklus sebagai berkut.

Tindakan yang akan dilakukan dapat diuraikan ke dalam siklus,

sebagai berikut.

a. Siklus I

1) Tahap Perencanaan
8

Tindakan yag direncanakan harus mempertimbangkan resiko

yang ada dalam situasi sebenarnya serta memungkinkan

pesertanya untuk bertindak secara lebih efektif, bijaksana, dan

hati-hati dalam berbagai keadaan.

a. Mengidentifikasi permasalahan yang muncul pada

pembelajaran IPA materi sumber energi dan perubahannya

b. Merumuskan masalah

c. Mengadakan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa

d. Merancang skenario pelaksanaan pembelajaran IPA materi

sumber energi dan perubahannya dengan penerapan model

pembelajaran Quantum Teaching

e. Mempersiapkan materi dan sarana pendukung

pembelajaran

f. Membuat instrumen berupa tes, lembar observasi dan

dokumentasi untuk mengatasi jalannya pembelajaran IPA

materi sumber energi dan perubahannya

g. Mengukur aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA setelah

dilakukannya penerapan model pembelajaran Quantum

Teaching.

2) Tahap melakukan Tindakan

Tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan model

pembelajaran Quantum Teaching dalam meningkatkan hasil

belajar siswa pada pembelajaran IPA.


9

a. Penggunaan model pembelajaran Quantum Teaching pada

siklus I dilaksanakan sesuai rencana

b. Memberikan penjelasan tentang model pembelajaran

Quantum Teaching

c. Menerapkan pembelajaran IPA materi pengertin sumber

energi dan perubahannya menggunakan model

pembelajaran Quantum Teaching

d. Memperhatikan alokasi waktu dengan jumlah kegiatan

yang akan dilaksanakan

e. Mengantisipasi kendala yang ada dengan membuat solusi

dari kendala tersebut

f. Mengadakan tes sebagai alat ukur keberhasilan tindakan

pada siklus I.

3) Tahap Mengamati

Pada tahap ini, peneliti melakukan kegiatan pengamatan

yakni mengamati hasil tindakan yang dilakukan bersama

pengajar terhadap siswa. Observasi yang dilakukan meliputi

pemantauan hal-hal berikut.

a. Mengamati suasana pembelajaran, perilaku siswa dan

reaksi siswa terhadap penerpan model pembelajaran

Quantum Teaching dalam pembelajaran IPA

b. Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat

penerapan model pembelajaran Quantum Teaching


10

sertarespon siswa terhadap penggunaan model

pembelajaran Quantum Teaching

c. Mendokumentasikan dalam catatan lapangan.

4) Tahap Refleksi

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah

mengkaji ulang, mempertimbangkan hasil dari berbagai kriteria

atau indikator keberhasilan. Refleksi dilakukan guru dengan

menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching dan siswa

dengan melakukan wawancara untuk menentukan dan

memantapkan tindakan selanjutnya pada siklus kedua. Refleksi

ini dilakukan berdasarkan hasil observasi, catatan lapangan,

dan tes. Berikut ini hal-hal yang dilakukan peneliti pada tahap

refleksi

a) Memhami proses, masalah dan kendala yang ditemui ketika

mengimplementasikan tindakan

b) Mendeskripsikan dalam bentuk catatan lapangan

c) Mengidentifikasi masalah yang perlu diperbaiki

d) Melakukan refleksi dengan melakukan wawancara terhadap

hasil belajar siswa.

Hasil dari analisis yang dilakukan pada tahap ini

digunakan untuk merencanakan kegiatan pada siklus

selanjutnya. Hasil tindakan yang berhasil akan tetap


11

dilakukan sedangkan yang kurang berhasil akan diperbaiki

pada siklus selanjutnya.

b. Siklus II

Pelaksanaan tindakan pada siklus II berupa perbaikan

tindakan dan sesuaikan dengan hasil refleksi pada siklus I.

A. Instrumen Penelitian

Adapun pelaksanaan intrumen penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Lembar Observasi

Observasi adalah suatu aktivitas pengamatan suatu objek secara

cermat dan langsung dilokasi penelitian, serta mencatat secara

sistematis mengenai gejala-gejala yang diteliti.

2. Lembar Tes

Tes adalah sebagai seperankat tugas yang direncanakan untuk

memperoleh informasi tentang sifat pendidikan yang mempunyai

jawaban atas ketentuan yang dianggap benar.

B. Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan hal utama yang menjadi dasar keberhasilan

sebuah penelitian. hal tersebut ditentukan oleh bagaimana kualitas proses

pengumpuan serta pengolahan data. oleh karena itu, data yang diperolah

dari lapangan harus menempuh berbagai tahapan yang sistematis agar

menghasilkan interpretasi serta kesimpulan yang baikdan tepat dalam

sebuah penelitian.
12

a. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas peneliti serta

aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dari

observasi tersebut dapat dilihat peningkatan kemampuan peneliti

dalam mengelola pembelajaran serta aktivitas belajar siswa dalam

pelaksanaan pembelajaran dan digunakan untuk memperoleh data

mengenai kondisi pelaksanaan Model Quantum Teaching.

b. Tes hasil belajar

Tes hasil belajar berupa data kuantitaf yang diperoleh melalui

prestasi sebelum diadakan tindakan pada masing-masing siklus dan

poster diadakan pada akhir siklus. Hal ini dimaksudkan agar setiap

akhir siklus dapat diketahui kemajuan dan meningkatkan yang didapat

oleh siswa melalui Model Pembelajaran Quantum Teaching. Tes hasil

belajar tersebut dapat dijadikan acuan, pertimbangan, dan bahan

refleksi untuk merencanakan siklus berikutnya.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu cara yang digunakan untuk

memperoleh data dan informasi dalam bentuk tulisan anka dan

gambaran yang berupa laporan serta keterangan yang dapat

mendukung penelitian. Dokumentasi digunakan untuk memperkuat

data yang diperoleh, memberikan gambaran secara konkrit mengenai

kegiatan siswa pada saat pembelajaran.


13

C. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui perubahan hasil tindakan yang dilaksanakan

dapat menimbulkan perbaikan, peningkatan dan perubahan dari keadaan

sebelumnya maka peneliti menggunakan rumus untuk menentukan nilai

akhir hasil belajar yang diperolah masing-masing siswa.

1. Untuk menetukan tingkat tuntas belajar klasikal

N
TBK = x 100%
Sn

Keterangan :

TBK = Tuntas Belajar Klasikal

N = Banyak siswa yang tuntas

Sn = Jumlah siswa

2. Untuk menentukan nilai rata-rata siswa (Kusumah, 2012 : 157)

jumlaℎ nilai seluruℎ siswa


Nilai rata-rata siswa =
jumlaℎ siswa

Adapun rumus untuk menentukan hasil observasi aktivitas belajar

siswa dan kinerja guru yaitu sebagai berikut.

1. Untuk menentukan presentase aktivitas belajar siswa.

Nilai Akhir Belajar Siswa = skor perolehan x 100%


skor maksimum

2. Untuk menentukan presentase keterlaksanaan kinerja guru.

Nilai Kinerja Guru = skor perolehan x 100%


skor maksimum
14

D. Indikator Keberhasilan

Peningkatan hasil belajar IPA dengan penerapan model

pembelajaran Quantum Teaching siswa kelas IV SD Negeri 13 Lakudo

Kabupaten Buton Tengah tahun pelajaran 2020/2021 adalah sebagai

berikut.

1. Indikator penggunaan model pembelajaran Quantum Teaching dalam

pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Negeri 13 Lakudo dapat

dilihat dari aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung

mencapai presentase skor >80% atau kriteria “Tuntas”.

2. Indikator hasil belajar IPA setelah mengikuti pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching siswa kelas IV

SD Negeri 13 Lakudo, dapat dilihat dari tes hasil evaluasi setiap siswa

pada akhir pembelajaran mencapai nilai 65% (KKM yang ditetapkan

oleh sekolah).
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada kelas IV SD Negeri

13 Lakudo Kabupaten Buton Tengah. Penelitian ini dilaksanakan untuk

meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV tema 9 subtema 1 melalui

model pembelajaran Quantum Teaching, penelitian ini dilaksanakan dalam

dua siklus.

1. Kondisi Awal Penelitian Pra Siklus

Sebelum melaksanakan tindakan siklus 1, peneliti melakukan

tes pra siklus terlebih dahulu. Tes pra siklus diikuti oleh 28 siswa,

terdiri dari 22 siswa perempuan dan 6 siswa laki-laki. Tes pra siklus

dilaksanakan untuk mengetahui keadaan awal hasil belajar siswa,

sebelum peneliti melakukan tindakan siklus. Adapun hasil tes pra

siklus dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1 Data Perolehan Nilai Siswa Pra siklus


No. Nama Siswa Jenis KKM Nilai Ketuntasan
Kelamin
Ya Tidak
1. TRP P 65 50 ✓
2. ADL P 65 60 ✓
3. ZU P 65 40 ✓
4. LA P 65 40 ✓
5. ZA P 65 70 ✓
6. NP P 65 50 ✓
7. DF P 65 50 ✓
8. ANW L 65 60 ✓
9. DS P 65 70 ✓
10. MFH L 65 60 ✓
11. HA L 65 60 ✓

15
16

12. AN P 65 60 ✓
13. RA L 65 70 ✓
14. AH P 65 60 ✓
15. IW P 65 50 ✓
16. KB P 65 70 ✓
17. SLM P 65 40 ✓
18. MAF L 65 40 ✓
19. MRL P 65 50 ✓
20. SH P 65 70 ✓
21. HJR P 65 70 ✓
22. HLW P 65 70 ✓
23. DF P 65 40 ✓
24. LNW P 65 70 ✓
25. SLB P 65 70 ✓
26. ALD L 65 70 ✓
27. SFL L 65 70 ✓
28. FZ P 65 50 ✓
Jumlah 1.630
Nilai Rata-Rata 58,21
Ketuntasan Belajar Klasikal 39%
Jumlah Siswa Yang Tuntas 11 x 100% = 39%
28
Jumlah Siswa Yang Tidak Tuntas 17 x 100% = 61%
28

Dari hasil diatas kita lihat pencapaian hasil belajar pada mata

pelajaran IPA masi sangat rendah, untuk mengetahui nilai rata-rata dan

presentase ketuntasan siswa secara klasikal pada pra siklus, dapat dihitung

sebagai berikut :

Nilai rata-rata siswa = Jumlah nilai seluruh siswa


Jumlah siswa

= 1.630
28

= 58,21

TBK = N x 100%
Sn
17

= Banyak siswa yang tuntas x 100%


Jumlah siswa

= 11 x 100%
28

= 39%

Jumlah siswa yang tidak tuntas = 17 x 100%


28

= 61%

Dari hasil diatas, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas lebih

sedikit dibandingkan yang tidak tuntas.

Tabel 4.2 Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus


No Uraian Jumlah Siswa Presentase
1. Tuntas 11 39%
2. Tidak Tuntas 17 61%
Jumlah 28 100%
Dari jumlah 28 siswa hanya 11 atau 39% yang berhasil

mencapai KKM, 17 atau 61% siswa belum mencapai KKM sehingga

presentase ketuntasan yang diperoleh sebesar 39% Nilai rata-rata yang

diperoleh siswa kelas IV pada mata pelajaran IPA materi sumber daya

alam yaitu 58,21 masih belum mencapai nilai KKM yang ditentukan

oleh sekolah. Dengan melihat hasil data diatas perlu adanya tindakan

perbaikan dalam pembelajaran melalui model pembelajaran Quantum

Teaching.

2. Hasil Penelitian Siklus I

a. Perencanaan

Setelah ditahap ini untuk menerapkan model pembelajaran

Quantum Teaching materi Sumber Energi dan Perubahan Bentuk


18

Energi. Maka kegiatan selanjutnya peneliti menyiapkan beberapa

hal yang diperlukan pada saat pelaksanaan tindakan. Peneliti

melakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Menyiapkan silabus

2. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

3. Lembar kerja siswa

4. Media pembelajaran

5. Lembar observasi untuk mengetahui aktivitas guru dan

aktivitas siswa selama proses pembelajaran dan menyiapkan

soal tes tertulis (10 nomor soal pilihan ganda dan 5 nomor soal

essay) untuk mengetahui hasil belajar siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

1. Pertemuan I

Pelaksanaan tindakan kelas siklus I dilaksanakan dua

kali pertemuan. Dalam penyajian materi penelitian melakukan

langkah-langkah pembelajaran yang disesuaikan dengan

rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran Quantum Teaching.

Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada hari

Kamis, 08 April 2021. Materi yang diajarkan adalah sumber

energi dan perubahan bentuk energi. Langkah-langkah kegiatan

yang dilakukan yaitu peneliti memberi salam, mengajaksiswa

untuk berdoa, menanyakan kabar siswa, mengecek kehadiran


19

siswa, dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

dipelajari.

Tahap selanjutnya setelah kegiatan pendahuluan

tersebut, peneliti melaksanakan kegiatan inti, yakni

memberikan materi tentang sumber energi dan perubahan

bentuk energi untuk dipelajari sendiri oleh siswa bersama

kelompok, kemudian siswa saling bertanya jawab dibawah

bimbingan guru. Pada kegiatan inti ini alokasi yang diberikan

35 menit dan siswa mencari pengetahuan baru dengan

memecahkan masalah yang diberikan. Setelah semua siswa

menyelesaikan tugas dengan waktu yang telah ditentukan,

peneliti mempersilahkan kepada setiap kelompok untuk

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya didepan kelas.

Kemudian siswa dengan guru mengingat kegiatan yang telah

dilakukan dan membuat kesimpulan materi yang dipelajari.

Peneliti memberikan lembar kerja siswa siklus I secara

berkelompok. Pada kegiatan akhir, guru memotivasi siswa dan

mengajak siswa berdoa bersama-sama kemudian guru

memberikan salam penutup.

2. Pertemuan II

Tindakan siklus II pertemuan kedua dilaksanakan pada

hari Sabtu, 10 April 2021. Di pertemuan kedua ini saya

melanjutkan pelajaran pada pertemuan pertama. Selanjutnya


20

saya memberikan tes soal evaluasi. Hal ini dilakukan untuk

melihat peningkatan hasil belajar IPA siswa setelah penerapan

model pembelajaran Quantum Teaching. Tes evaluasi tersebut

berupa (10 nomor soal pilihan ganda dan 5 nomor soal essay).

Soal evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan

siswa setelah menerapkan model pembelajaran Quantum

Teaching.

Tabel 4.3 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I

No. Nama Siswa Jenis Kelamin KKM Nilai Ketuntasan


Ya Tidak
1. TRP P 65 60 ✓
2. ADL P 65 60 ✓
3. ZU P 65 60 ✓
4. LA P 65 50 ✓
5. ZA P 65 70 ✓
6. NP P 65 60 ✓
7. DF P 65 60 ✓
8. ANW L 65 80 ✓
9. DS P 65 80 ✓
10. MFH L 65 70 ✓
11. HA L 65 70 ✓
12. AN P 65 60 ✓
13. RA L 65 80 ✓
14. AH P 65 70 ✓
15. IW P 65 60 ✓
16. KB P 65 70 ✓
17. SLM P 65 50 ✓
18. MAF L 65 40 ✓
19. MRL P 65 60 ✓
20. SH P 65 80 ✓
21. HJR P 65 80 ✓
22. HLW P 65 70 ✓
23. DF P 65 60 ✓
24. LNW P 65 80 ✓
21

25. SLB P 65 70 ✓
26. ALD L 65 80 ✓
27. SFL L 65 80 ✓
28. FZ P 65 60 ✓
Jumlah 1.870
Nilai Rata-rata 66,78
Ketuntasan Belajar Klasikal 53%
Jumlah Siswa Yang Tuntas 15 x 100% = 53%
28
Jumlah Siswa Yang Tidak Tuntas 13 x 100% = 47%
28
Nilai rata-rata siswa = Jumlah nilai seluruh siswa
Jumlah siswa

= 1.870
28

= 66,78

TBK = N x 100%
Sn

= Banyak siswa yang tuntas x 100%


Jumlah siswa

= 15 x 100%
28

= 53%
Jumlah siswa yang tidak tuntas = 13 x 100%
28
= 47%
Dari hasil tes menunjukan bahwa hasil belajar siswa mengalami

peningkatan. Hal ini terbukti dari nilai rata-rata tes siklus yaitu 66,78 yang

lebih baik dari nilai rata-rata pra siklus sebelumnya. Adapun presentase

ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
22

Tabel 4.4 Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I


No Uraian Jumlah Siswa Presentase
1. Tuntas 15 53%
2. Tidak Tuntas 13 47%
Jumlah 28 100%
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa jumlah dari 28 siswa

yang melakukan tes pra siklus I, diketahui 15 siswa atau 53% siswa telah

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sedangkan 13 siswa atau

47% siswa belum mencapai batas ketuntasan yang ditetapkan.

Dari tes akhir siklus I tersebut. Hasil belajar siswa mengalami

peningkatan dibandingkan dengan hasil tes pra siklus, namun presentase

ketuntasan belajar siswa masih dibawah kriteria ketuntasan yang

diharapkan. Yaitu 65% dari jumlah siswa yang mengikuti tes. Dengan

demikian masih diperlukan siklus berikutnya untuk membuktikan bahwa

model pembelajaran Quantum Teaching mampu meningkatkan hasil

belajar kelas IV SD Negeri 13 Lakudo Kabupaten Buton Tengah.

c. Refleksi

Pada tindakan siklus I penerapan model pembelajaran Quantum

Teaching masih belum sempurna dan masih belum maksimal

dilaksanakan. Oleh karena itu peneliti bersama guru kelas mendiskusikan

kekurangan-kekurangan yang terdapat pada pelaksanaan tindakan siklus I

untuk kemudian diperbaiki dan dilaksanakan pada tindakan siklus II.

Berdasarkan hasil observasi dari pelaksanaan tindakan siklus I,

peneliti melihat belum adanya siswa yang belum memanfaatkan adanya

kerjasama dalam kelompok, karena dalam model pembelajaran Quantum

Teaching ini setiap siswa dalam kelompok diharuskan mampu memahami


23

soal-soal dengan baik sehingga jika mendapat giliran untuk mengerjakan

soal siswa tersebut sudah siap atau mampu mengerjakannya.

Dalam pelasanaan proses pembelajaran diperoleh informasi

sebagai berikut :

1. Masih ada beberapa siswa yang tidak berdiskusi dengan

kelompoknya.

2. Siswa kurang aktif dalam kegiatan kelompok maupun presentase hasil

karya.

3. Siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran berlangsung.

4. Siswa kurang bersemangat dalam proses pembelajaran.

5. Guru masih kurang dalam motivasi siswa

Berdasarkan penyajian diatas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran pada siklus I belum berhasil karena masih banyak yang

perlu diperbaiki. Berdasarkan diskusi dengan pengamat dan guru dari

hasil observasi diputuskan untuk melanjutkan kesiklus II dengan materi

yang sama yaitu sumber energi dan perubahan bentuk energi.

3. Hasil Penelitian Siklus II

a. Perencanaan Siklus II

Berdasarkan hasil observasi, evaluasi dan refleksi pada

siklus I maka peneliti merencanakan tindakan siklus II.

Kekurangan yang ada pada siklus I diperbaiki dan dilaksanakan

pada siklus II.


24

Pada tahap ini peneliti menyiapkan beberapa hal yang

diperlukan pada saat pelaksanaan tindakan yaitu :

1. Menyiapkan materi sumber energi dan perubahan bentuk

energi yang akan disajikan bahan ajar pada pembelajaran

siklus II.

2. Membuat RPP untuk tindakan siklus II.

3. Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan yakni

media gambar.

4. Menyiapkan rangkuman materi yang akan digunakan dalam

melaksanakan siklus II.

5. Membuat lembar observasi terhadap siswa maupun guru

(peneliti). Lembar observasi tersebut diserahkan kepada

observer (guru kelas) untuk melihat keadaan peneliti dan

aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan

kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan rencana

pembelajaran siklus II.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pada tahap pelaksanaan tindakan siklus II. Kegiatan

penerapan model pembelajaran Quantum Teaching. Kembali

dilakukan proses pembelajaran dilakukan sesuai dengan rencana

pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.

Pada tahap ini, peneliti yang bertindak sebagaiguru

melaksanakan pembelajaran dikelas, selanjutnya siswa berada


25

dikelompoknya masing-masing sebagaimana pembagian kelompok

pada tindakan siklus I. Materi yang diajarkan masih dalam pokok

sumber energi dan perubahan bentuk energi.

1. Pertemuan I

Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada

hari Selasa, 20 April 2021. Dengan langkah-langkah kegiatan

pembelajaran yaitu diawali dengan mengucapkan salam,

mengajak siswa untuk berdoa, kemudian guru mengabsen

siswa serta menyampaikan apersepsi. Selanjutnya

menginformasikan tujuan pembelajaran dengan indikatornya.

Tahap selanjutnya setelah kegiatan pendahuluan

tersebut, peneliti melaksanakan kegiatan inti yakni

memberikan materi tentang sumber energi dan perubahan

bentuk energi untuk dipelajari sendiri oleh siswa bersama

kelompok. Kemudian siswa saling bertanya jawab dibawah

bimbingan guru serta mencari pengetahuan baru dengan

memecahkan masalah yang diberikan. Siswa saling bekerja

sama dalam kelompok, setiap kelompok mempresentasikan

hasil kerja kelompoknya didepan kelas, siswa dengan guru

mengingat kegiatan yang telah dilakukan dan membuat

kesimpulan materi yang dipelajari. Selanjutnya siswa

mengerjakan LKS siklus II secara berkelompok dan guru

memberikan penghargaan berupa tepuk tangan bagi kelompok


26

yang telah membacakan hasil kelompoknya didepan kelas.

Setelah masing-masing kelompok membaca semua hasilnya,

guru menjelaskan atau meluruskan jawaban-jawaban siswa

yang salah atau yang kurang tepat.

Pada akhir pembelajaran guru memotivasi siswa serta

mengajak siswa berdoa bersama-sama sesuai dengan

keyakinan agama masing-masing. Selanjutnya guru

memberikan salam penutup.

2. Pertemuan II

Pelaksanaan pembelajaran tindakan pada siklus II

dilaksanakan pada hari Rabu, 21 April 2021. Pelaksanaan

tindakan kelas diawali dengan tahap pendahuluan, guru

mengucapkan salam dan menyampaikan tujuan pembelajaran

yaitu tentang sumber energi dan perubahan bentuk energi serta

memberikan petunjuk langkah-langkah yang akan dilakukan

pada proses pembelajaran dengan lebih rinci dan dengan

bahasa yang mudah dipahami oleh siswa.

Adapun tujuan pembelajaran dan materi sumber energi

dan perubahan bentuk energi yaitu siswa dapat memahami

materi sumber energi dan perubahan bentuk energi

(contohnya : energi listrik menjadi energi panas. Jawabannya

adalah setrika). Selanjutnya memberikan kesempatan kepada

siswa siswa untuk bertanya seputar mengenai pembelajaran,


27

kemudian bila siswa sudah memahami maka saya memberikan

tes evaluasi siklus II kepada siswa berupa soal (pilihan gandan

10 nomor dan essay 5 nomor). Kegiatan evaluasi ini

dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana

keberhasilan pembelajaran siswa setelah pelaksanaan model

pembelajaran Quantum Teaching.

Tabel 4.5 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II

No Nama Siswa Jenis KKM Nilai Ketuntasan


Kelamin
Ya Tidak
1. TRP P 65 80 ✓
2. ADL P 65 70 ✓
3. ZU P 65 70 ✓
4. LA P 65 70 ✓
5. ZA P 65 80 ✓
6. NP P 65 70 ✓
7. DF P 65 60 ✓
8. ANW L 65 90 ✓
9. DS P 65 90 ✓
1. MFH L 65 70 ✓
11. HA L 65 80 ✓
12. AN P 65 70 ✓
13. RA L 65 90 ✓
14. AH P 65 70 ✓
15. IW P 65 60 ✓
16. KB P 65 70 ✓
17. SLM P 65 60 ✓
18. MAF L 65 60 ✓
19. MRL P 65 80 ✓
2. SH P 65 90 ✓
21. HJR P 65 90 ✓
22. HLW P 65 80 ✓
23. DF P 65 70 ✓
24. LNW P 65 90 ✓
28

25. SLB P 65 80 ✓
26. ALD L 65 80 ✓
27. SFL L 65 90 ✓
28. FZ P 65 70 ✓
Jumlah 2.130
Nilai rata-rata 76,07
Ketuntasan belajar klasikal 85%
Jumlah siswa yang tuntas 24 x 100% = 85%
28
Jumlah siswa yang tidak tuntas 4 x 100% = 15%
28

Nilai rata-rata siswa = Jumlah nilai seluruh siswa


Jumlah siswa

= 2.130
28

= 76,07

TBK = N x 100%
Sn

= Banyak siswa yang tuntas x 100%


Jumlah siswa

= 24 x 100%
28

= 85%

Jumlah siswa yang tidak tuntas = 4 x 100%


28

= 15%

Berdasarkan hasil tes akhir pada siklus yang ditunjukkan tabel

diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada hasil belajar siswa.

Hal ini dibuktikan dari nilai rata-rata tes pra siklus II yaitu 76,07 yang

lebih baik dari nilai tes pra siklus I. Maka presentase ketuntasan belajar

siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini :


29

Tabel 4.6 Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II


No Uraian Jumlah Siswa Presentase
1. Tuntas 24 85%
2. Tidak Tuntas 4 15%
Jumlah 28 100%

Dari data hasil tes itu juga diperoleh 24 atau 85% siswa yang

memperoleh nilai diatas ketuntasan belajar dan 4 atau 15% belum

memenuhi ketuntasan belajar. Berdasarkan presentase ketuntasan belajar

dapat diketahui bahwa pada siklus II siswa kelas IV SD Negeri 13 Lakudo

Kabupaten Buton Tengah sudah memenuhi kriteria ketuntasan belajar

yaitu 65%, dari jumlah yang mengukuti tes dengan demikian penelitian

tindakan kelas dihentikan pada siklus II.

c. Refleksi

Hasil pada tindakan siklus II ini menunjukkan adanya peningkatan

yang cukup baik, baik terhadap peneliti yang bertindak sebagai guru

maupun siswa. Hasil observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa

pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran

Quantum Teaching sudah memberikan hasil yang lebih baik walaupun

dalam menyampaikan pendapat atau pertanyaan yang diberikan masih ada

siswa yang kurang antusias, tetapi siswa tersebut sudah aktif membantu

rekan-rekan sekelompknya untuk membuat soal-soal dan menjawab

pertanyaan yang diberikan, ini berarti siswa sudah mempunyai motivasi

belajar yang cukup baik terhadap pelajaran IPA dan sudah bisa menerima
30

dan mengikuti pelajaran melalui penerapan model pembelajaran Quantum

Teaching.

Berdasarkan hasil evaluasi atau tes tindakan siklus II terlihat

bahwa hasil belajar IPA siswa kelas IV, baik secara kelompok maupun

klasikal, dapat meningkatkan hasil belajar siswa bila dibandingkan

dengan tes awal dan siklus I. Hasil belajar mata pelajaran IPA siswa pada

siklus I sebesar 53% sedangkan pada siklus II ketuntasan belajar siswa

mencapai 85%.

B. Pembahasan

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus. Tiap siklus

terdiri dari 2 kali pertemuan yang terdiri dari penyajian materi dan

evaluasi. Untuk memaksimalkan kegiatan pembelajaran selama

diterapkannya model pembelajaran Quantum Teaching. Dalam penelitian

ini, peneliti bertindak langsung menjadi guru. Guru wali kelas bertindak

sebagai pengamat atau selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung.

Dalam hal ini, guru menjadi observer disaat peneliti menyampaikan materi

IPA tentang energi dan perubahan bentuk energi.

Pada penelitian ini pembentukan kelompok sudah dilakukan

sebagaimana mestinya. Siswa dibagi menjadi 3 kelompok dan masing-

masing kelompok terdiri dari siswa yang heterogen. Kelompok 1 terdiri

dari 9 orang siswa, kelompok 2 terdiri dari 9 orang siswa dan kelompok 3

terdiri dari 10 orang siswa. Siswa bekerja sama dengan kelompoknya

masing-masing.
31

1. Hasil Observasi Aktivitas Guru Dan Siswa

a. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I

Adapun hasil observasi aktivitas guru pada siklus I dapat

dilihat pada tabel 4.7

Tabel 4.7 Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Kelas IV Pada


Siklus I

No Aspek yang di amati Hasil


Pengamatan
Ya Tidak
Kegiatan Awal
1. Guru mengamati pelajaran dengan mengucapkan ✓
salam, berdoa, dan mengecek kesiapan siswa
dalam mengikuti pelajaran.

2. Guru mengabsen siswa ✓


3. Guru memberikan apersepsi dengan mengaitkan ✓
materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. ✓
Kegiatan Inti
5. Guru memilih topik yang biasa disajikan ✓
6. Guru membagi menjadi tiga kelompok ✓
7. Guru menjelaskan skenario pembelajaran ✓
8. Guru menyajikan materi pelajaran ✓
9. Guru memilih Tim A untuk menyiapkan kuis ✓
jawaban singkat, sementara Tim B dan Tim C
menggunakan waktu untuk memeriksa catatan
mereka.
10. Tim A memberikan kuis kepada Tim B, jika Tim ✓
B tidak dapat menjawab pertanyaan, Tim C yang
harus menjawabnya.
11. Tim A mengarahkan pertanyaan berikutnya ✓
kepada anggota Tim C, dan mengulang proses
tersebut.
12. Ketika kuis selesai, selanjutnya segmen kedua ✓
dari pelajaran dan mintalah Tim B sebagai
pemandu kuis.
32

13. Setelah Tim B melanjutkan kuisnya, lanjutkan ✓


dengan segmen ketiga dari pelajaran dan
tunjuklah Tim C sebagai pemandu kuis.
Kegiatan Penutup
14. Guru memotivasi siswa ✓
15. Guru mengajak siswa berdoa bersama-sama ✓
sesuai dengan keyakinan masing-masing
16. Guru memberikan salam penutup ✓
Jumlah 11 5

Nilai Kinerja Guru = skor perolehan x 100% = 11 x 100% = 68,75%


skor maksimum 16

Nilai Kinerja Guru = skor perolehan x 100% = 5 x 100% = 31,25%


skor maksimum 16

Berdasarkan hasil observasi terhadap guru yang dilakukan pada

pada siklus I dengan total aspek-aspek yang diobservasi sebanyak 16

aspek, 11 atau 68,75% yang dilakukan pleh guru dan 5 atau 31,25%

aspek yang tidak dilakukan oleh guru.

Tabel 4.8 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IV Pada


Siklus I
No Aspek yang di amati Hasil
Pengamatan
Ya Tidak
1. Siswa menjawab salam dan berdoa ✓
2. Siswa mendengarkan absensi yang ✓
dibacakan guru
3. Siswa memiliki kondisi sudah siap ✓
belajar
4. Siswa mendengarkan tujuan ✓
pembelajaran yang disampaikan guru
Kegiatan Inti
5. Guru memilih topik yang biasa disajikan ✓
6. Siswa dibagi menjadi tiga kelompok ✓
7. Guru menjelaskan skenario pembelajaran ✓
8. Guru menyajikan materi pelajaran ✓
9. Tim A menyiapkan kuis jawaban singkat, ✓
sementara Tim B dan Tim C
menggunakan waktu untuk memeriksa
33

catatan mereka.
10. Tim A memberikan kuis kepada Tim B, ✓
jika Tim B tidak dapat menjawab
pertanyaan, Tim C menjawabnya.
11. Tim A mengarahkan pertanyaan ✓
pertanyaan berikutnya kepada anggota
Tim C, dan mengulang proses tersebut.
12. Ketika kuis selesai, lanjutkan segmen ✓
kedua dari pelajaran dan mintalah Tim B
sebagai pemandu kuis.
13. Setelah Tim B melanjutkan kuisnya, ✓
lanjurkan dengan segmen ketiga dari
pelajaran dan tunjuklah Tim C sebagai
pemandu kuis.
Kegiatan Penutup
14. Siswa di motivasi oleh guru ✓
15. Siswa membaca doa ✓
16. Siswa menjawab salam untuk menutup ✓
proses pembelajaran.
Jumlah 11 5

Nilai Aktivitas Siswa = skor perolehan x 100% = 11x 100% = 68,75%


skor maksimum 16

Nilai Aktivitas Siswa = skor perolehan x 100% = 5 x 100% = 31,25%


skor maksimum 16

Berdasarkan hasil observasi terhadap siswa yang dilakukan

pada siklus I dengan total aspek-aspek yang diobservasi sebanyak 16

aspek, 11 atau 68,75% yang dilakukan oleh guru, dan 5 atau 31,25%

aspek yang dilakukan oleh siswa.

b. Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus II

Observasi aktivitas guru pada tahap ini yaitu kegiatan yang

belum terlaksana dengan baik pada observasi aktivitas guru siklus I.

Adapun aktivitas guru dan siswa siklus II dapat dilihat pada tabel 4.9
34

Tabel 4.9 Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Kelas IV Pada


Siklus II
No Aspek yang di amati Hasil
Pengamatan

Ya Tidak
Kegiatan Awal
1. Guru mengamati pelajaran dengan ✓
mengucapkan salam, berdoa dan
mengecek kesiapan siswa dalam
mengikuti pelajaran.
2. Guru mengabsen siswa ✓
3. Guru memberikan apersepsi dengan ✓
mengaitkan materi pelajaran dengan
kehidupan sehari-hari.
4. Guru menyampaikan tujuan ✓
pembelajaran.
Kegiatan Inti
5. Guru memiliki topik yang biasa disajikan ✓
6. Guru membagi siswa menjadi tiga ✓
kelompok
7. Guru menjelaskan skenario pembelajaran ✓
8. Guru menyajikan materi pelajaran ✓
9. Guru memilih Tim A untuk menyiapkan ✓
kuis jawaban singkat, sementara Tim B
dan Tim C menggunakan waktu untuk
memeriksa catatan mereka.
10. Guru memberikan kuis kepada Tim B, ✓
jika Tim B tidak dapat menjawabnya,
maka Tim C yang akan menjawabnya.
11. Guru mengarahkan pertanyaan berikutnya ✓
kepada anggota Tim C, dan mengulang
proses tersebut.
12. Ketika kuis selesai, guru melanjutkan ✓
dengan segmen kedua dari pelajaran dan
mintalah Tim B sebagai pemandu kuis.
13. Setelah Tim B melanjutkan kuisnya, guru ✓
melanjutkan segmen ketiga dari pelajaran
dan tunjuklah Tim C sebagai pemandu
kuis.
Kegiatan Penutup
14. Guru memotivasi siswa ✓
35

15. Guru mengajak siswa berdoa bersama- ✓


sama sesuai dengan keyakinan masing-
masing.
16. Guru memberikan salam penutup. ✓
Jumlah 14 2

Nilai Kinerja Guru = skor perolehan x 100% = 14 x 100% = 87,5%


skor maksimum 16

Nilai Kinerja Guru = skor perolehan x 100% = 2 x 100% = 12,5%


skor maksimum 16

Berdasarkan hasil observasi terhadap guru yang dilakukan

pada siklus I dengan total yang diobservasi sebanyak 16 aspek, 14 atau

87,5% aspek yang dilakukan guru dan 2 atau 12,5% aspek yang tidak

dilakukan guru.

Tabel 4.10 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IV Pada


Siklus

No Aspek yang di amati Hasil


Pengamatan
Ya Tidak
Kegiatan Awal
1. Siswa menjawab salam dan berdoa ✓
2. Siswa mendengarkan absensi yang ✓
dibacakan guru.
3. Siswa memiliki kondisi sudah siap ✓
belajar.
4. Siswa mendengarkan tujuan ✓
pembelajaran yang disampaikan
guru
Kegiatan Inti
5. Guru memilih topik yang biasa ✓
disajikan
6. Siswa dibagi menjadi tiga kelompok ✓
7. Siswa mendengarkan skenario ✓
pembelajaran
8. Siswa memahami materi pelajaran ✓
9. Tim A untuk menyiapkan kuis ✓
jawaban singkat, sementara Tim B
36

dan Tim C menggunakan waktu


untuk memeriksa catatan mereka.
10. Tim A memberikan kuis kepada Tim ✓
B, jika Tim B tidak dapat
menjawabnya, maka Tim C yang
akan menjawabnya.
11. Tim A mengarahkan pertanyaan ✓
berikutnya kepada anggota Tim C,
dan mengulang proses tersebut.
12. Ketika kuis selesai, dilanjutkan ✓
dengan segmen kedua dari pelajaran
dan mintalah Tim B sebagai
pemandu kuis.
13. Setelah Tim B melanjutkan kuisnya, ✓
dilanjutkan segmen ketiga dari
pelajaran dan tunjuklah Tim C
sebagai pemandu kuis.
Kegiatan Penutup
14. Siswa dimotivasi oleh guru ✓
15. Siswa membaca doa ✓
16. Siswa menjawab salam untuk ✓
menutup proses pembelajaran
Jumlah 14 2

Nilai Aktivitas Siswa = skor perolehan x 100% = 14 x 100% = 87,5%


skor maksimum 16

Nilai Aktivitas Siswa = skor perolehan x 100% = 2 x 100% = 12,5%


skor maksimum 16

Berdasarkan hasil observasi terhadap siswa yang dilakukan pada

siklus I dengan yang diobservasi sebanyak 16 aspek, 14 atau 87,5%

aspek yang dilakukan guru dan 2 atau 12,5% aspek yang tidak

dilakukan oleh guru.

2. Hasil Belajar

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dikelas IV dengan

jumlah siswa sebanyak 28 siswa, 22 siswa perempuan dan 6 siswa laki-

laki pada pembelajaran siswa memperoleh hasil tiap akhir siklus. Pada
37

pelaksanaan siklus I diperoleh nilai rata-rata 66,78 dan siklus II

diperoleh hasil nilai rata-rata 76,07. Pada siklus I terdapat 15 siswa

yang tuntas dan 13 siswa yang tidak tuntas, sedangkan pada siklus II

terdapat 24 siswa yang tuntas dan 4 siswa yang tidak tuntas.

Pada siklus I peneliti dan siswa sudah melakukan sebagian

kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran

Quantum Teaching dengan cukup baik, walaupun terdapat kekurangan-

kekurangan seperti yang terlihat dari hasil observasi maupun refleksi

pada tindakan siklus I. Pada siklus pertama sebagian siswa masih

merasa tidak nyaman dengan anggota kelompok barunya yang semula

selalu bekerja sama dengan teman sebangkunya. Harus menyesuaikan

diri dengan kelompok barunya. Hal ini terlihat dari suasana kelas yang

gaduh saat pembe ntukan kelompok dan menyelesaikan soal.

Kekurangan juga terlihat pada peneliti yang belum bisa mengelola

situasi kelas sehingga terkadang tidak terkontrol kerena siswa belum

tertib dalam mengajukan pertanyaan.

Berdasarkan hasil evaluasi, peroleh nilai siklus I belum

mencapai indikator keberhasilan dalam penelitian ini karena secara

klasikal siswa yang tuntas 15 atau 53% sedangkan siswa yang tidak

tuntas 13 atau 47% dari 28 siswa. Ini menunjukkan bahwa siswa belum

sepenuhnya berjalan dengan baik hal ini disebabkan karena

pengurangan pemahaman sebagai siswa dalam menyelesaikan soal

materi energi dan perubahan bentuk energi dan kurang aktifnya siswa
38

bekerja sama dengan kelompok dalam kegiatan pembelajaran serta

siswa tersebut tidak mendengarkan dan memperhatikan penjelasan

guru.

Hasil observasi pada siklus II, menunjukkan penelitian maupun

siswa telah melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan yang telah

diterapkan. Kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I sudah

dapat diperbaiki. Peneliti sudah mampu mengatur suasana kelas dengan

cukup baik sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan lancar.

Proses pembelajaran dengan model pembelajaran Quantum Teaching

siklus II telah tertib sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah

dibuat. Disamping itu, sebagian siswa sudah terlihat aktif dalam

kegiatan pembelajaran. Pada siklus ke II menunjukkan hasil tersebut

mencapai indikator keberhasilan dalam penelitian ini secara klasikal

siswa yang tuntas sebanyak 24 atau 85% sedangkan siswa yang tidak

tuntas sebanyak 4 atau 15% dengan nilai rata-rata 76,07. Hal ini

menunjukkan bahwa menggunakan model pembelajaran Quantum

Teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari siklus I.

Tabel 4.11 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kelas IV


Siklus I dan Siklus II

Ketuntasan Siklus I Siklus II


Frekuensi % Frekuensi %
Tuntas 15 53% 24 85%
Tidak tuntas 13 47% 4 15%
Jumlah 28 100% 28 100%
39

90% 85%

80%

70%

60%
53%
50% 47% Tuntas

40% Tidak Tuntas

30%

20% 15%
10%

0%
Siklus I Siklus II

Gambar 4.1 Diagram Perbandingan Kenaikan Skor Hasil Belajar IPA


Pada Siklus I dan Siklus II

Untuk hasil kegiatan observasi aktivitas guru pada siklus I dan

siklus II dapat dilihat pada tabel 4.12

Tabel 4.12 Perbandingan Presentase Hasil Observasi Aktivitas Guru


Siklus I dan Siklus II

Keterangan Siklus I Siklus II


Jumlah % Jumlah %
Yang 5 31,25% 14 87,5%
dilakukan
Yang tidak 11 68,75% 2 12,5%
dilakukan
Jumlah aspek 16 16
40

100.00%
90.00% 87.50%

80.00%
68.75%
70.00%
60.00%
Siklus I
50.00%
Siklus II
40.00%
31.25%
30.00%
20.00%
12.50%
10.00%
0.00%
Dilakukan Tidak Dilakukan

Gambar 4.2 Diagram Perbandingan Presentase Hasil Observasi


Aktivitas Guru Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat bahwa hasil observasi guru

yang ditunjukkan pada siklus I dengan total aspek sebanyak 16 aspek,

yang dilakukan oleh guru sebanyak 5 aspek atau 31,25% dan aspek yang

tidak dilakukan oleh guru sebanyak 11 aspek atau 68,75%. Sedangkan

pada siklus II dengan jumlah aspek 16 terjadi peningkatan dimana yang

diakukan oleh guru sebanyak 14 aspek atau 87,5% dan aspek yang tidak

dilakukan oleh guru sebanyak 2 aspek atau 12,5%. Tabel tersebut dapat

ditunjukkan dengan diagram dibawah.

Tabel 4.13 Perbandingan Presentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa


Siklus I dan Siklus II

Keterangan Siklus I Siklus II


Jumlah % Jumlah %
Yang 5 31,25% 14 87,5%
dilakukan
Tidak 11 68,75% 2 12,5%
dilakukan
Jumlah Aspek 16 16
41

100.00%

90.00% 87.50%

80.00%
68.75%
70.00%

60.00%
Siklus I
50.00%
Siklus II
40.00%
31.25%
30.00%

20.00%
12.50%
10.00%

0.00%
Dilakukan Tidak Dilakukan

Gambar 4.3 Diagram Presentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa


Siklus I dan Siklus II

Dilihat dari proses pembelajaran mulai dri siklus I, siklus II,

lembar observasi guru dan lembar observasi siswa sudah mengalami

peningkatan, maka peneliti menghentikan peneliti ini sampai pada siklus II


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat

disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran Quantum Teaching dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA energi dan

perubahan bentuk energi dikelas IV SD Negeri 13 Lakudo Kabupaten

Buton Tengah. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes siswa pra siklus, siklus I

dan siklus II, diketahui dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPA tentang energi dan perubahan bentuk energi yaitu pra siklus

mencapai Ketuntasan Klasikal hanya 11 siswa atau 39% yang tuntas dan

17 siswa atau 61% tidak tuntas. Pada siklus I memperoleh hasil 15 siswa

atau 53% siswa yang tuntas dan 13 siswa atau 47% yang tidak tuntas,

sedangkan pada siklus II diperoleh hasil 24 siswa atau 85% yang tuntas

dan 4 siswa atau 15% yang tidak tuntas, dari 28 siswa.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti menyarankan hal-hal

sebagai berikut :

1. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan sebagai rujukan dan

sumber sumber dalam mengembangkan kemampuan mengajar guru

sehingga tercapai peningkatan sumber manusia yang unggul

42
43

2. Bagi Guru

Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memanfaatkan hasil penelitian

sebagai sumber dalam mengembangkan kemampuan mengajar didalam

kelas yang nantinya akan diterapkan pada mata pelajaran yang lainnya.

3. Bagi Siswa

Diharapkan dengan adanya peneliti ini, proses pembelajaran didalam

kelas dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengikuti setiap

kegiatan pembelajaran pada semua mata pelajaran khususnya mata

pelajaran IPA.

4. Bagi Peneliti

Sebagai bahan untuk menambah ilmu pengetahuan dalam bidang

pendidikan, menjadi pengalaman berharga dalam melakukan suatu

peneliti dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching.


44

DAFTAR PUSTAKA

Acat, M. B. (2014). An Investigation the Effech of Quantum Learning Aproach on


Primary School 7th Grade students Sciencs Achievement, Retention
and Attitude. Educational Research Assosiation the International
journal of Reaserc in Teaher Education, 5 (2), 11-23.
http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper/article/view/00000
(Diakses pada tanggal 28 Maret 2021)
Astari, Fajar Ayu dkk. 2018. Pengertian hasil belajar. Efektivitas Penggunaan
PenggunaanModel Discovery Learning Dan Model Problem Based
Learning Terhadap Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas 3 SD. Journal
Basicedu Volume 2 nomor 1 halaman 4
http://stkptam.ac.id/indeks.php/basicedu. (Diakses pata tanggal 26
Maret 2021)
DePorter, B. Reardon, M. Nourie-Singer, S. (2012) Quantum Teaching
Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-Ruang kelas.
Bandung : PT Mirza Putra.
https://journal.uin-alauddin.ac.id (Diakses pada tanggal 28
Maret 2021)
Hairiah, Misbah dkk. 2013. Tujuan Belajar. Peningkatan Aktivitas Belajar
Dengan Pendekatan Kooperatif Tipe STAD Dalam
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. PGSD UNTAN.
Halaman 5. https://jurnal.untan.ac.id. (Diakses pada tanggal
26 Maret 2021)
Isti’ana Nailul. 2018. Pengertian Pembelajaran IPA. Pengaruh Metode
Galley Walk Terhadap Hasil Belajar Ipa Materi Zat Tunggal Dan
Campuran Siswa Kelas V Sekolah Dasar. JPGSD, FIP,
Universitas Negeri Surabaya. Volume 06 Nomor 05. Halaman
746. (Diakses tanggal 26 Maret 2021)
Martal, Rusdial. 2018. Pengertian Belajar. Penerapan Model Kooperatif
Tipe Nomimal Group Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Matematika Di Kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu
PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan
Tuanku Tambusai. Volume 2 Nomor 1 Halaman 81.
http://stkiptam.ac.id./indeka.php.basicedu (Diakses tanggal 26
Maret 2021)
Masruro, Lailatul dan Ganes Gunansyah. 2018. Pengertian Belajar.
Penggunaan Media Cerita Bergambar terhadap Hasil Belajar
Siswa Terhadap Materi IPS Kelas III SD YPI Darussalam Cerme-
Gresik. PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya. Volume 06
Nomor 2.
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id. (Diakses tanggal 26 Maret
2021)
45

Nuraini, Fifi.
2017. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar.
Penggunaan Model Problem Based Learning (PBL) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD. Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Universitas Kristen
Satya Wacana, Salatiga. Halaman 373.
https://e-jurnalmitrapendidikan.com. (Diakses tanggal 26 Maret
2021)
Setiayawan, Hari dkk. 2018. Pengertian Hasil Belajar. Upaya Meningkatakan
Hasil Belajar Pkn Melalui Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Take And Give Pada Siswa Sekolah Dasar. Universitas
Kristen Satya Wacana. JPSD Vol. 4 No. 2. ISSN 2540-9093.
Halaman 165.
https://jurnal.untirta.ac.id. (Diakses tanggal 26 Maret 2021)
Suryani, N Lilis. 2019. Pengertian Hipotesis Tindakan. Pengaruh
Lingkungan Kerja Non Fisik Dan Komunikasi Terhadap
Kinerja Kariawan Pada PT. Bangkit Maju Bersama Di Jakarta.
Jurnal Ilmiah, manajemen sumber daya alam. Dosen Fakultas
ekonomi universitas pamunlang. JENIUS. Vol. 2 No. 3.
Halaman 423. https://Openjournal.unpam.ac.id. (Diakses tanggal
26 Maret 2021)

.
46

Anda mungkin juga menyukai