A. Subyek, Tempat, dan Waktu Penelitian, Serta Pihak yang Membantu Dalam
Pembelajaran
1. Subyek Penelitian
2. Tempat Penelitian
3. Waktu Penelitian
28
Tabel 3.1
Tabel 3.2
29
dan meningkatkan hasil belajar siswa V MI Nurul Ikhwan Jakarta
Utara.
132
Arikunto, S. (2007). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.hal 126
30
pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan
tersebut.
Menurut Suharsini, menyatakan bahwa”Penelitian tindakan kelas sebagai
suatu bentuk investigasi yang bersifat reflektif partisipatif, kolaboratif, dan spiral,
yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan system, metode kerja, dan
proses.”
Penelitian tindakan kelas dapat dilakukan oleh guru bersama-sama dengan
teman sejawat, kepala sekolah, bahkan dengan orang-orang dari luar sekolah yang
dianggap mampu. Dengan melakukan penelitian tindakan kelas, guru dapat
memperbaiki praktik pembelajaran menjadi lebih efektif dan dapat belajar secara
sistematik dari pengalamannya.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
tindakan kelas (Action Approach), yang bertujuan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam materi alat pencernaan
manusia di kelas V SDN MI Nurul Ikhwan Jakarta Utara melalui pendekatan
metode 5E sehingga hasil belajar menjadi lebih maksimal. Desain intervensi
tindakan atau rancangan siklus penelitian ini memiliki prosedur kerja dalam
penelitian tindakan menurut kemmis dan taggart dalam Hopkins, sebagai berikut:
a) Perencanaan (plan)
b) Tindakan (act)
c) Observasi (observe)
d) Refleksi (reflect)
e) Perencanaan ulang (repleanning)
f) Tindakan
g) Observasi
h) Refleksi
233
Arikunto, S. (2007). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.hal 104
31
Perencanaan
Refleksi
Rencana
Tindakan observasi
Refleksi
Tindakan observasi
Rencana
Refleksi
Tindakan observasi
Rencana
32
Siklus I
a. Perencanaan ( Planing )
Pada tahap ini yang harus di persiapkan dalam rencana tindakan antara
lain :
1. Melakukan pertemuan awal dengan 2 Guru teman sejawat selaku
observer untuk membicarakan persiapan kegiatan pembelajaran yang
akan di lakukan selama penelitian.
2. Menyusun silabus
3. Merancang RPP ( Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ) yang memuat
mata pelajaran, kelas/semester, materi pokok, alokasi waktu,
kompetensi dasar, langkah - langkah pembelajaran, sarana, sumber,
bahan belajar, dan penilaian.
4. Menyiapkan media yang sesuai dengan materi.
5. Menyusun lembar observasi.
6. Menyusun kisi - kisi soal yang akan di lakukan oleh peneliti.
b. Tindakan ( Akting ).
Peneliti melaksanakan sekenrio pembelajaran menggunakan
metode 5E ( engage, explore, explain, extend, evaluate) yang telah
direncanakan . Tindakan yang di lakukan bersifat fleksibel dan terbuka
terhadap perubahan -perubahan, sesuai dengan apa yang terjadi di
lapangan. Beberapa tahapan yang harus dilakukan antara lain pra
penelitian dan beberapa siklus dalam penelitian :
1. Kegiatan Awal.
3. Kegiatan Akhir
4. Refleksi ( Reflecting )
34
Tabel. 3.3
1. Kegiatan Awal.
35
c. Menyiapkan lembar observasi yang akan diisi oleh teman sejawat
yang membantu pelaksanaan perbaikan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti.
manusia
3. Kegiatan Akhir
4. Refleksi ( Reflecting )
36
Pada tahap ini peneliti mengumpulkan dan menganalisis data yang
di peroleh selama melakukan kegiatan observasi. Kegitan refleksi
bertujuan untuk mengetahui kekurangan serta kelebihan yang
terjadi selama pembelajaran. Apabila terdapat kekurangan dari
tindakan yang telah di lakukakan pada siklus II, maka akan ke
siklus III. Bila pada siklus II nilai hasil belajar siswa rata-rata
masih dibawah KKM 68 akan dilanjutkan pada tahap siklus III.
Setelah berakhir kegiatan proses belajar mengajar maka peneliti
melalui tes dalam bentuk essay sebanyak 3 soal dalam tahap
Evaluate.
Tabel. 3.4
1. Kegiatan Awal.
38
b. Menyiapkan lembar observasi yang akan diisi oleh teman sejawat
yang membantu pelaksanaan perbaikan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti.
manusia
3. Kegiatan Akhir
39
4. Refleksi ( Reflecting )
Tabel. 3.5
40
Standar Kompetensi Indikator Soal Kunci jawaban Bentuk Jumlah
Kompetensi Dasar Soal
= Nilai rata-rata
N = Banyaknya siswa
Ada dua kategori ketunasan belajar yaitu secara perorangan dan secara
perseorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan
belajar mengajar kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), yaitu
seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai nilai kriteria
ketuntasan minimal. Kelas dikatakan tuntas belajar bila nilai siswa yang
telah mencapai KKM dapat memenuhi daya serap lebih dari sama dengan
334
Arikunto, S. (2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. hal - 70
42
75%. Untuk menghitung presentase nilai ketuntasan belajar digunakan
rumus sebagai berikut:
Rumus :
43