Anda di halaman 1dari 5

INTERNALISASI NILAI-NILAI PAI MULTI RELEGIUS

(STUDI TENTANG HARMONI SOSIAL DI SMAN 1)


OLEH : ULFAH HAYATI MUZAYANAH
PENDAHULUAN
Fenomena I
Keberadaan SMAN 1 Tuban memang sangat berbeda dibandingkan dengan Fokus Penelitian I
SMA yang lain. Ada beberapa ciri khusus diantaranya: 1) input peserta didik
berasal dari keluarga yang peduli terhadap kepentingan pendidikan dan berbagai Apa saja Nilai-nilai pendidikan Islam
latar belakang agama; 2) lingkungan gedung perkantoran yang memudahkan
multi relegius di SMAN 1 Tuban?
sekolah untuk melakukan koordinasi dan komunikasi; 3) sarana pendukung
layanan proses pembelajaran yang memadai; 4) merupakan salahsatu sekolah
rujukan yang terletak di jantung Kota dengan lingkungan yang asri dan rindang; dan
5) letak sekolah sangat strategis karena akses yang mudah, (O/23 Desember 2022).

Fenomena II
Fokus Penelitian II
Pentingnya Pendidikan multikultural di SMA 1 mengingat bahwa peserta
didik SMA Negeri 1 Tuban berasal dari kota Tuban dan sekitarnya. Dengan adanya Bagaimana Internalisasi Nilai-nilai
Penerimaan Peserta Didik Baru dengan sistem Zonasi dan prestasi, maka peserta pendidikan Islam multi relegius
didik di SMA Negeri 1 Tuban sejak tiga tahun terakhir ini bervariasi dari jarak dalam harmoni sosial di SMAN 1?
paling dekat hingga menyebar di seluruh kota Tuban. Dengan demikian
kemampuan peserta didik memiliki nilai rata-rata yang bervariasi juga latar
belakang agama yang berbeda pula.

Fenomena III Fokus Penelitian III


Ada hal unik dan menarik jika kita berkunjung ke di SMAN 1, peserta Bagaimana Model Internalisasi
didiknya dalam mewujudkan nilai-nilai multikultural mengakar sehingga terwujud
Nilai-nilai pendidikan Islam multi
harmoni ditingkat lembaga. Ini terbukti dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran
PAI dan kegiatan ekstrakulikuler (W/04/I.04/23 Desember 2022). relegius dalam harmoni sosial di
SMAN 1?
Pendidikan multi religion di sini ialah pendidikan keagamaan yang selain mengajarkan materi pendidikan agama yang dianut oleh anak
didik diajarkan juga secara terukur konsep agama dan kepercayaan lain, khususnya yang ada di Indonesia, guna memberikan pe-
mahaman dini kepada anak-anak bahwa selain agama yang dianutnya ada juga agama-agama dan kepercayaan lain memiliki penganut
dan pengikut. Mereka juga adalah sesama warga Negara Indonesia yang memiliki hak dan kewajiban di negeri ini. nasaruddin umar:net

Internalisasi : suatu proses penanaman sikap ke dalam diri pribadi seseorang melalui pembinaan, bimbingan dan sebagainya agar ego
menguasai secara mendalam suatu nilai serta menghayati sehingga dapat tercermin dalam sikap dan tingkah laku sesuai dengan
standart yang diharapkan
KAJIAN Transformasi Nilai Transaksi Nilai
Transinternalisasi Nilai
TEORI Proses Internalisasi Moral Knowing Moral Feeling Moral Action
Model
(Muhaimin, Lickona) Kesadaran moral, mengetahui nilai
Hati Nurani, penghargaan
Internalisasi
moral,pengembalian Kompetensi, kemauan,
perspektif, penalaran moral, diri,empati,menyukai kebaikan,
kebiasaan
pengambilan keputusan , control diri, kerendahan hati
pengetahuan diri

Harmoni : keadaan keseimbangan Model adalah kerangka konseptual yang dipergunakan sebagai pedoman atau acuan untuk melakukan kegiatan(Muhaimin,2008:221)
dalam sebuah kehidupan. Harmoni 1) Keteladanan, 2) Pembiasaan, 3) Sosialisasi, 4) karakter
terwujud jika ada sikap saling
menghargai dan menyayangi dalam akar nilai-nilai inklusif dalam suatu masyarakat plural untuk dapat hidup bersama, saling menghormati, dan saling menerima
anggota yang ada dalam satu lembaga. Nilai Pendidikan perbedaan yang ada diantara mereka adalah At-Ta’aruf (saling mengenal), At Tassamuh (toleran), At Tawassuth (moderat), At
Harmoni bisa dilihat ketika 3 ukhuwah Islam Ta’awun (tolong-menolong), dan At Tawazun (harmoni) (Tholhah Hasan)
(Islamiyah, wathoniyah, bashariyah) Multikultural
1) Demokrasi, kesetaraan dan keadilan, 2) kemanusian, kebersamaan dan kedamaian 3) sikap sosial (Abdullah Aly)
terjalin baik (Muchit Muzadi)2006.
Bourdieu berusaha untuk menunjukkan
bahwa raga tidak hanya berada dalam
Sekolah: merupakan satuan Pendidikan yang merupakan kelompok layanan Pendidikan yang
dimensi sosial, namun juga dimensi
menyelenggarakan Pendidikan pada jalur formal dan informal pada setiap jenjang jenis
sosial berada di dalam raga (In Other
Pendidikan (UU. No.20 tahun 2003 sekolah merupakan sebuah organisasi menurut Wahjo
Words; p.190.). Dan semua ini
termanifestasikan dalam bagaimana Sekolah Sumidjo bahwa sekolah adalah sebagai system sosial merupakan organisasi yang dinamis dan
kita berdiri, berbicara, dan tentunya berkomunikasi aktif.
berpikir serta pemikiran.
METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian Pendekatan Penelitian Teknik Pengumpulan data


Jenis penelitian lapangan yang
Pendekatannya etnografi-realis,
bersifat kualitatif yang pendekatan populer yang digunakan Wawancara mendalam
bertujuan untuk oleh antropolog budaya(van Pengamatan (Observation)
mendiskripsikan dan Manen:1988) etnografi-realis adalah partisipan, dan dokumentasi
menganalisis fenomena, laporan obyektif tentang situasi
peristiwa, aktifitas sosial, ditulis dalam sudut pandang orang
sikap, kepercayaan, persepsi ketiga, melaporkan secara obyektif
dan pemikiran individual informasi yang dipelajari dari peserta
dilokasi lapangan dan juga memakai
maupun kelompok
9 Langkah pendekatan etnografi
(Ach. Fatkhan(2015: 21-22)

Teknik Analisis Data


Analisis data, peneliti menelaah seluruh data yang telah terkumpul
melalui wawancara, observasi dan dokumentasi melalui kondensasi,
penyajian data dan penarikan kesimpulan (Miles & Habermen).

Anda mungkin juga menyukai