Internalisasi Nilai-Nilai Pai Multi Relegius
Internalisasi Nilai-Nilai Pai Multi Relegius
Fenomena II
Fokus Penelitian II
Pentingnya Pendidikan multikultural di SMA 1 mengingat bahwa peserta
didik SMA Negeri 1 Tuban berasal dari kota Tuban dan sekitarnya. Dengan adanya Bagaimana Internalisasi Nilai-nilai
Penerimaan Peserta Didik Baru dengan sistem Zonasi dan prestasi, maka peserta pendidikan Islam multi relegius
didik di SMA Negeri 1 Tuban sejak tiga tahun terakhir ini bervariasi dari jarak dalam harmoni sosial di SMAN 1?
paling dekat hingga menyebar di seluruh kota Tuban. Dengan demikian
kemampuan peserta didik memiliki nilai rata-rata yang bervariasi juga latar
belakang agama yang berbeda pula.
Internalisasi : suatu proses penanaman sikap ke dalam diri pribadi seseorang melalui pembinaan, bimbingan dan sebagainya agar ego
menguasai secara mendalam suatu nilai serta menghayati sehingga dapat tercermin dalam sikap dan tingkah laku sesuai dengan
standart yang diharapkan
KAJIAN Transformasi Nilai Transaksi Nilai
Transinternalisasi Nilai
TEORI Proses Internalisasi Moral Knowing Moral Feeling Moral Action
Model
(Muhaimin, Lickona) Kesadaran moral, mengetahui nilai
Hati Nurani, penghargaan
Internalisasi
moral,pengembalian Kompetensi, kemauan,
perspektif, penalaran moral, diri,empati,menyukai kebaikan,
kebiasaan
pengambilan keputusan , control diri, kerendahan hati
pengetahuan diri
Harmoni : keadaan keseimbangan Model adalah kerangka konseptual yang dipergunakan sebagai pedoman atau acuan untuk melakukan kegiatan(Muhaimin,2008:221)
dalam sebuah kehidupan. Harmoni 1) Keteladanan, 2) Pembiasaan, 3) Sosialisasi, 4) karakter
terwujud jika ada sikap saling
menghargai dan menyayangi dalam akar nilai-nilai inklusif dalam suatu masyarakat plural untuk dapat hidup bersama, saling menghormati, dan saling menerima
anggota yang ada dalam satu lembaga. Nilai Pendidikan perbedaan yang ada diantara mereka adalah At-Ta’aruf (saling mengenal), At Tassamuh (toleran), At Tawassuth (moderat), At
Harmoni bisa dilihat ketika 3 ukhuwah Islam Ta’awun (tolong-menolong), dan At Tawazun (harmoni) (Tholhah Hasan)
(Islamiyah, wathoniyah, bashariyah) Multikultural
1) Demokrasi, kesetaraan dan keadilan, 2) kemanusian, kebersamaan dan kedamaian 3) sikap sosial (Abdullah Aly)
terjalin baik (Muchit Muzadi)2006.
Bourdieu berusaha untuk menunjukkan
bahwa raga tidak hanya berada dalam
Sekolah: merupakan satuan Pendidikan yang merupakan kelompok layanan Pendidikan yang
dimensi sosial, namun juga dimensi
menyelenggarakan Pendidikan pada jalur formal dan informal pada setiap jenjang jenis
sosial berada di dalam raga (In Other
Pendidikan (UU. No.20 tahun 2003 sekolah merupakan sebuah organisasi menurut Wahjo
Words; p.190.). Dan semua ini
termanifestasikan dalam bagaimana Sekolah Sumidjo bahwa sekolah adalah sebagai system sosial merupakan organisasi yang dinamis dan
kita berdiri, berbicara, dan tentunya berkomunikasi aktif.
berpikir serta pemikiran.
METODE PENELITIAN