Anda di halaman 1dari 5

JENIS DRESSING DAN ALAT PERAWATAN LUKA SERTA KEGUNAANNYA

Oleh: Bayu Brahmantia, M.Kep., CWCS.

Jenis-jenis wound dressing (dressing disesuaikan dengan kebutuhan dalam perawatan


luka):
1. Film dressing.
2. Simple island dressing.
3. Non-adherent dressing.
4. Moist dressing.
5. Absorbent dressing.

No. Nama Produk Fungsi Cara Pakai


1. Stomahesive Melindungi kulit sekitar Ditempatkan di
stoma dan fistula dari sekeliling stoma atau
paparan enzim pencernaan mengisi defek/kulit
dan feses akibat kebocoran tidak rata di sekitar
base-plate; digunakan stoma dan fistula
bersama kantung stoma.

2. Aquacel Ag Foam Dressing Memberikan aktivitas Ditempatkan di


(Balutan Foam Hydrofiber) antimikroba spectrum luas permukaan luka atau
secara terus-menerus dimasukkan ke dalam
selama masa pemakaian sinus tract (tunnel)
balutan, membunuh luka.
berbagai bakteri termasuk
bakteri MRSA, Pseudomonas
aeruginosa; penyerap
eksudat luka pada infeksi
luka seperti luka kaki
diabetic, leg ulcer, luka
decubitus, dan luka-luka
traumatis.
3. Aquacel Ag Dressing Memberikan aktivitas Ditempatkan di
antimikroba spectrum luas permukaan luka atau
secara terus-menerus dimasukkan ke dalam
selama masa pemakaian sinus tract (tunnel)
balutan, membunuh luka.
berbagai bakteri termasuk
bakteri MRSA, Pseudomonas
aeruginosa; penyerap
eksudat luka pada infeksi
luka seperti luka kaki
diabetic, leg ulcer, luka
decubitus, dan luka-luka
traumatis, serta luka
onkologi.
4. Calcium-Sodium Alginate Menyerap eksudat luka Ditempatkan di
Dressing secara efektif, membentuk permukaan luka atau
jeli lembut di permukaan dimasukkan ke dalam
luka dan membantu autolitik sinus tract (tunnel)
debridement; menghentikan luka.
perdarahan (aktivasi
koagulasi dan agregasi
platelet); untuk luka arterial
ulcer of mixed etuology, luka
kaki diabetic, luka decubitus,
luka operasi, luka raumatic,
luka onkologi.
5. Duoderm Hydro Active Gel Memberikan rehidrasi dan Dioleskan di atas
melunakkan eskar nekrotik jaringan luka nekrotik
kering dan memfasilitasi (eskar atau slought)
autolytic debridement tanpa
merusak jaringan granulasi;
mempercepat penyembuhan
luka; membuat lingkungan
luka lembab dan kondusif;
untuk luka decubitus, luka
vena kaki, luka kaki diabetic,
luka trauma akut dengan
jaringan nekrotik.
6. Acticoat Antimicrobial Barrier Merupakan penghalang Tempelkan acticoat
Dressing masuknya bakteri; pada permukaan luka.
mengurangi infeksi; untuk
luka ketebalan parsial
termasuk luka decubitus,
luka stasis vena, luka
diabetes, luka bakar derajat
1 dan 2.

7. Cutimed Sorbact Bakteri luka secara Pada luka dalam atau


irreversibel terikat pada berongga, gunakan
dressing saat bersentuhan cutimed sorbact atau
dengan serat hidrofobik ribbon gauze dan
cutimed sorbact dalam tinggalkan sebagian
lingkungan luka yang dressing diluar luka
lembab. Setelah bakteri untuk memudahkan
terikat pada dressing, pergantian dressing,
bakteri tidak akan lepas dari jika dibutuhkan tutup
dressing; untuk luka kronik dengan absorbent
(luka vena, arteri atau luka cutimed sorbact
diabetic), luka pasca eksisi dressing pad.
fistula, luka pasca operasi Gunakan cutimed
yang mengalami dehisensi, sorbact dressing pad
luka traumatic, luka pada luka dengan sisi
onkologi. hijau yang berkontak
langsung dengan luka.
8. Iodosorb Powder Merupakan serbuk steril Taburkan iodosorb
yang berwarna cokelat tua, pada luka dan gunakan
mengandung cadexomer dressing sekunder.
(butiran mikro kanji yang
dimodifikasi berisi iodine
0,9%); antiseptic yang aktif
terhadap bakteri, jamur, dan
virus, dapat menembus
lapisan biofilm bakteri,
menghilangkan bau; untuk
terapi topical luka kronik
dengan eksudat.
9. Hidrogel Dressing Memberikan hidrasi Keluarkan gel pada luka
sehingga menciptakan setebal ±3-5 mm dan
suasana lembab yang akan jaga agar nozzle tidak
memicu proses granulasi kontak dengan luka.
dan autolytic debridement Penggantian tergantung
jaringan nekrosis; digunakan pada kondisi luka dan
untuk luka bakar, luka produksi eksudat
diabetic, luka kanker, luka
vena, dsb.
10. Hidrokoloid Melindungi serta Tempelkan hidrokoloid
mempertahankan integritas pada permukaan luka.
kulit; sebagai balutan utama
atau balutan akhir;
memberikan kenyamanan
luka pada pasien.
11. Bactigras / Tulle Mengurangi terjadinya Tempelkan bactigras
infeksi pada pembedahan, pada permukaan luka;
luka traumatik & ulseratif & tutup dengan dressing
kondisi kulit yang lain, anti sekunder.
microba.

12. Burnazin plus Digunakan untuk kasus luka Oleskan tipis-tipis


bakar (khusus untuk daerah burnazin pada area luka
leher ke bawah badan & yang telah dibersihkan
extremitas). dengan NaCl 0.9%.

13. Op site Membunuh bakteri; di


gunakan untuk luka akut
post operasi

14. Metcovazin Pemakaian topikal untuk Oleskan tipis pada luka


semua jenis luka & kasus
luka nekrotik,
mempertahankan
kelembaban luka,
mempercepat proses
penyembuhan luka,
pemakaian topikal pada
warna dasar Luka; hitam,
kuning, hijau, merah.
15. Transparant Film Dapat digunakan sebagai Tempelkan transparent
bantalan untuk pencegahan film pada luka yang
luka decubitus; pelindung telah di tutup
sekitar luka terhadap sebelumnya dengan
maserasi; sebagai pembalut dressing primer.
luka pada daerah yg sulit;
pembalut/penutup pada
daerah yang diberi terapi
salep; sebagai pembalut
sekunder; transparan, bisa
melihat perkembangan luka;
breathable; tidak tembus
bakteri dan air.
16. Cuticell, cuticell classic Melembabkan luka, Tempelkan cuticell
melindungi luka, membantu pada permukaam luka,
proses penyembuhan luka; tutup dengan dressing
untuk luka bakar grade 1, sekunder.
luka sayat, luka post op, luka
lecet, leg ulcer.
17. Fixomull Melindungi luka dari air, Tempelkan fixomull
bakteri dan jamur dengan pada area luka.
tetap menjaga sirkulasi
udara disekitar luka karena
lapisan film fixomull bersifat
semipermeable; untuk
fiksasi area luka tahan air
dari pembalut luka, juga
pada sendi dan ekstremitas,
untuk fiksasi tahan air
instrumen, kateter, alat ukur
dan probe. untuk fiksasi
higienis.
18. Elastomull Perban fiksasi pembalut Lilitkan/ balutkan
luka, terutama pada bagian elastomull pada area
tubuh yang sering tergerak luka yang telah ditutup
dan menekuk dan pada kassa steril.
persendian.

19. Infra Red Wound Therapy Mencegah inflamasi pada Lampu infra red
luka, mengurangi nyeri luka, diarahkan pada area
mempercepat proses luka
penyembuhan luka
(meningkatkan produksi
sitokinin dan dan factor
interleukin), mempercepat
proses maturasi luka.

20. Sterobac Topikal primer yang Semprotkan pada area


digunakan pertama sebagai luka.
cairan antiseptik untuk
perawatan pada kritikal
koloni bakteri atau infeksi
akut dan kronis luka;
melembabkan luka,
membantu proses
penyembuhan luka.

21. Sabun cuci luka Untuk mencuci luka sebagai Cara penggunaan basuh
tahap awal dari perawatan luka dengan cairan
luka pencuci luka bisa NaCl,
cairan khusus pencuci
Untuk menghilangkan lemak, luka atau air steril
kotoran yang menempel kemudian tuangkan
pada luka sabun secukupnya,
gosok perlahan bilas,
keringkan dengan kassa
steril.

22. Elastis perban Perban gulung yang dapat Balutkan pada area luka
menyesuaikan diri dengan yang telah ditutup, atau
bentuk bagian tubuh. Perban pada edema.
ini bersifat lentur dan dapat
memberikan tekanan di
sekitar luka untuk
mengurangi rasa sakit dan
pembengkakan. Perban
elastis umumnya digunakan
untuk menutup luka dan
menyangga cedera jaringan

23. Cairan Pencuci Luka Menghilangkan kotoran pada Bersihkan luka dengan
luka; untuk irigasi luka cairan NaCl dari dalam
daerah luka lalu
menjauhi daerah
sekitar luka (bukan
sebaliknya agar kotoran
tidak masuk kembali ke
dalam luka)

24. Kassa Steril Kasa steril digunakan untuk Tempelkan kassa pada
operasi besar/kecil, khitan, luka, tutup dengan
penutup luka, dan bebat dressing sekunder.
pusar bayi.

25. Ozonizer Mempercepat penyembuhan Maksimal 30 menit


luka dengan meyalurkan dalam 1 kali pemakaian.
oksigen ke seluruh
permukaan luka;
mengurangi inflamasi,
membunuh bakteri, virus
dan jamur,

26. Madu Antibiotik alami, Gunakan dan


mempercepat proses tempelkan secukupnya
granulasi, mengurangi pada area luka dengan
proses inflamasi; untuk luka media kassa steril.
decubitus, luka diabetic.

Sumber: Suriadi (2015), Widasari (2015), Irma (2012), Anik (2017), Wijaya (2017), serta
beberapa sumber lainnya.

Anda mungkin juga menyukai