NIM : 2110322020
Kelas : Biopsikologi B
Tugas Resume
A. Neuroplasticity, Animation
Koneksi sinaptik serta neuron itu sendiri, dapat berubah seiring waktu, dan fenomena
ini disebut plastisitas saraf, atau neuroplastisitas. Neuroplastisitas didorong oleh aktivitas dan
dengan aturan "gunakan atau hilangkan": sinaps yang sering digunakan akan menjadi kuat,
sebaliknya sinaps yang jarang digunakan akan melemah atau hilang. Perubahan kekuatan
sinaptik dapat bersifat sementara atau tahan lama tergantung pada intensitas dan kemunculan
kembali sinyal yang diterima sinapsis. Neuron untuk sementara dapat meningkatkan koneksi
mereka dengan melepaskan lebih banyak neurotransmitter, mengaktifkan reseptor baru, atau
memodifikasi reseptor yang ada. Hal ini menjadi dasar short-term memory (ingatan jangka
pendek). Penyimpanan long-term memory (memori jangka panjang) membutuhkan aktivitas
yang kuat atau berkelanjutan yang menghasilkan perubahan struktural, seperti pertumbuhan
duri dendritik baru, koneksi sinaptik, atau bahkan pembentukan neuron baru.
Plastisitas otak tidak dibatasi oleh usia, tetapi jauh lebih luar biasa pada anak - anak
karena otak mereka yang masih muda masih berkembang. Neuroplastisitas sangat penting
untuk perkembangan otak normal, membantu menciptakan sirkuit otak yang berfungsi dan
merupakan dasar pembelajaran. Inilah sebabnya mengapa memperoleh keterampilan baru,
seperti berbicara suatu bahasa atau memainkan alat musik, jauh lebih mudah di masa kanak-
kanak daripada di masa dewasa. Tetapi perubahan yang ditimbulkan oleh plastisitas saraf
juga dapat menjadi negatif terutama apabila terjadi pada masa kanak-kanak, misalnya trauma
masa kecil . Trauma masa kecil lebih cenderung memiliki efek jangka panjang dalam
kehidupan seseorang. Perubahan neuroplastik terjadi sepanjang waktu, tetapi besarnya
tergantung pada jumlah aktivitas yang diterima otak. Menjaga otak tetap sibuk adalah cara
agar otak tetap sehat dan efektif.
Otak dewasa dapat terus memproduksi sel baru, setidaknya di tiga lokasi khusus.
Proses ini, yang disebut neurogenesis, melibatkan sel otak khusus, yang disebut sel induk
saraf dan sel progenitor, yang membentuk neuron baru atau menggantikan sel tua. Ketiga
wilayah di mana neurogenesis ditemukan adalah girus dentatus, yang berkaitan dengan
belajar dan ingatan, zona subventrikular, yang diduga menyuplai neuron ke bulbus olfaktori
untuk komunikasi antara hidung dan otak, dan striatum, yang membantu mengatur gerakan.
Protein tertentu dan molekul kecil lain yang meniru protein itu dapat dimasukkan ke
otak untuk membuat sel induk saraf dan sel progenitor menghasilkan lebih banyak neuron
pada ketiga lokasi tersebut. Teknik ini masih harus dikembangkan agar sel-sel itu membelah
dengan lebih efisien dan lebih banyak sel yang bertahan. Namun riset menunjukkan bahwa
sel progenitor dari area ini dapat berpindah ke tempat luka terjadi dan menghasilkan neuron-
neuron baru di sana. Kemungkinan pendekatan lain yang menjanjikan adalah mencangkok sel
induk saraf dari manusia sehat, yang dibiakkan dalam laboratorium, ke jaringan yang terluka,
seperti yang bisa kita lakukan pada kulit. Kita belum bisa memastikan bahwa otak kita dapat
mempebaiki diri, tapi itu salah satu dari target utama pengobatan regeneratif.