Anda di halaman 1dari 10

Machine Translated by Google

JISE 9 (2) 2020 : 126 - 135

Jurnal Pendidikan Sains Inovatif

http://journal.unnes.ac.id/sju/
index.php/jise Herbarium Pteridophyta Berbasis Sains, Teknologi,
Rekayasa, dan Matematika pada Materi Tumbuhan di SMA

Mualimaturrochmah ÿ, Amin Retnoningsih, Margareta Rahayuningsih

Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Hasil observasi di lima SMA di Semarang diketahui bahwa materi Plantae diajarkan
Diterima Juni 2019 dengan metode konseptual dengan menggunakan media pembelajaran terbatas
Diterima Agustus 2019 seperti buku pegangan dan lembar kerja siswa. Materi plantae harus diajarkan
Diterbitkan Agustus 2020 secara kontekstual dengan menggunakan benda nyata, sehingga siswa dapat
________________
menemukan konsepnya. Pembelajaran kontekstual dapat dilakukan dengan
Kata kunci: herbarium,
menggunakan lingkungan potensial. Salah satu kawasan dengan keanekaragaman
media pembelajaran,
hayati yang melimpah khususnya tumbuhan paku terletak di Bukit Gentong,
plantae, STEM
____________________
Kabupaten Kendal. Keanekaragaman ini dapat dimanfaatkan sebagai media
pembelajaran seperti herbarium. Herbarium menjadi salah satu media pembelajaran
alternatif karena mudah dibawa, praktis dan efektif. Berbasis STEM disusun untuk
media herbarium karena dapat lebih menarik dibandingkan dengan media berbasis
lainnya. Tujuan penelitian ini adalah 1) mengembangkan herbarium Pteridophyta
berbasis STEM untuk mencapai kompetensi dasar 3.8 dan 4.8, 2) menganalisis
kevalidan media pembelajaran herbarium Pteridophyta terhadap nilai siswa.
Metode penelitian ini menggunakan Research and Development dengan model
ADDIE. Data penelitian terdiri dari validitas data dan efektivitas herbarium, dianalisis
secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan 1)
Herbarium Pteridophyta berbasis media STEM sesuai dengan KD 3.8 dan 4.8, 2)
Media herbarium Pteridophyta sangat valid dan sesuai, dan 3) Media Herbarium
Pteridophyta efektif diterapkan dalam pembelajaran Plantae dengan ketuntasan
hasil belajar siswa ÿ75% .

© 2020 Universitas Negeri Semarang

ÿ Alamat korespondensi: p-ISSN 2252-6412


Pascasarjana UNNES, Jl. Kelud Utara III, Petompon e-ISSN 2502-4523
Semarang, Indonesia, 50237, Indonesia E-mail:
mualimaturrochmah10@gmail.com
Machine Translated by Google

Mualimaturrochmah, Amin Retnoningsih, Margareta Rahayuningsih/


Jurnal Pendidikan Sains Inovatif 9 (2) 2020 : 126 - 135

PENGANTAR

dibawa, praktis, dan dapat digunakan secara efektif


Bahan plantae adalah salah satu yang sulit dalam proses pembelajaran. Selain itu, penggunaan
materi yang harus dipahami oleh siswa. herbarium dapat meminimalkan waktu belajar, karena
Karena cakupan materinya luas dan sumber siswa tidak perlu ke lapangan (Nisaa et al., 2019).
belajarnya terbatas. Berdasarkan hasil observasi Herbarium juga dapat mengatasi masalah kurangnya
pembelajaran Plantae di lima SMA di Semarang ketersediaan tanaman di musim kemarau. Oleh
tahun pelajaran 2017/2018 menunjukkan bahwa karena itu media herbarium perlu disediakan dalam
proses pembelajaran Plantae masih menggunakan proses pembelajaran sebagai media yang sebenarnya
metode tuturan. Hanya satu sekolah yang agar siswa dapat dengan mudah mempelajarinya.
menggunakan media pembelajaran berbasis Penggunaan herbarium dalam proses pembelajaran
lingkungan. dapat membuat siswa fokus dan meningkatkan minat
Meskipun metodenya menggunakan lingkungan, siswa.

siswa masih mengalami kesulitan untuk memahami bunga (Murni et al., 2015).
materi ini. Herbarium disusun dengan menggunakan
Hal ini dikarenakan proses pembelajaran di sekolah pendekatan science, technology,
mathematical (STEM).engeneering,
aspek IPA
utama and
merupakan
yang
tersebut tidak disediakan media pembelajaran yang diintegrasikan ke dalam informasi yang berkaitan
sesuai dengan kompetensi dasar 3.8 dan 4.8, dengan tumbuhan paku, sehingga dapat merangsang
sehingga hasil belajar mereka kurang memuaskan. rasa ingin tahu siswa. Teknologi, teknik dan
Sebagian besar berada di bawah kriteria ketuntasan Matematika digunakan untuk mendesain produk agar
minimal ÿ75. menarik, aman dan mudah dibawa. Pendekatan
STEM digunakan untuk mendapatkan produk yang
Media pembelajaran merupakan hal penting menarik dan meningkatkan kemampuan berpikir
dalam menunjang proses belajar mengajar. kritis siswa. Hal ini juga dikemukakan oleh Susanti et
Media digunakan untuk mentransfer informasi dari al. (2018) dan Stohlman et al. (2012) yang
guru kepada siswa. Media pembelajaran dapat menunjukkan media pembelajaran berbasis STEM
ditemukan dari beberapa sumber, misalnya sangat menarik, membuat proses pembelajaran
lingkungan siswa. Satu dari menjadi bernilai dan merangsang kemampuan
lingkungan yang memiliki potensi tinggi sebagai kognitif siswa.
media pembelajaran adalah Bukit Gentong.
Bukit Gentong yang terletak di Kabupaten
Kendal ini memiliki keanekaragaman tumbuhan paku Berdasarkan penjelasan sebelumnya,
yang berpotensi untuk dijadikan media pembelajaran. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Media pembelajaran merupakan solusi untuk Herbarium Pteridophyta berbasis media STEM layak
mengatasi berbagai permasalahan proses belajar mengajar. dan valid untuk dilakukan. Tujuan dari penelitian ini
Hal ini dikarenakan media pembelajaran dapat adalah 1) mengembangkan herbarium Pteridophyta
mengoptimalkan proses pembelajaran. Media berbasis media STEM sesuai dengan penelitian
pembelajaran dapat meningkatkan motivasi dan minat siswa.

Itu juga dapat membuat mereka memahami konsep hasil, 2) menganalisis herbarium Pteridophyta
dengan mudah (Susilo, 2015 dan Ariyanto et al., berdasarkan validitas media STEM, dan 3)
2018). Menurut Jonatan et al. (2017), penerapan menganalisis herbarium Pteridophyta berdasarkan
media pembelajaran dapat meningkatkan taraf efektivitas media STEM.
pendidikan. Salah satu media yang dapat

dikembangkan adalah herbarium. METODE


Herbarium adalah solusi dalam Tumbuhan

materi pembelajaran karena mudah untuk dilakukan

127
Machine Translated by Google

Mualimaturrochmah, Amin Retnoningsih, Margareta Rahayuningsih/


Jurnal Pendidikan Sains Inovatif 9 (2) 2020 : 126 - 135

Penelitian ini merupakan Penelitian dan hasil belajar siswa (evaluasi sumatif).
Pengembangan dengan model Analisis, Desain,
Pengembangan, Implementasi, dan Evaluasi
(ADDIE) (Branch & Dousay, 2009). Prosedur HASIL DAN DISKUSI
penelitian ini terdiri dari lima langkah yaitu analisis,
desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Untuk memenuhi tujuan penelitian, data
kualitatif dan kuantitatif digunakan. Hasil penelitian
ini adalah: 1) karakteristik media herbarium, 2)
Tahapan analisis meliputi analisis kebutuhan validitas media validator dan uji coba skala kecil,
siswa dan jenis tumbuhan paku yang potensial di dan 3) efektivitas herbarium Pteridophyta.
Bukit Gentong Gunung Ungaran.
Wawancara digunakan sebagai instrumen dalam

analisis kebutuhan siswa dan analisis jenis tumbuhan


paku dilakukan dengan observasi di lapangan Karakter dari Pteridophyta
daerah. Herbarium Berbasis BATANG
Langkah desain merupakan langkah untuk Penelitian ini menghasilkan herbarium
mendesain produk yang sedang berkembang. dengan ciri-ciri: herbarium dilengkapi dengan
Produk ini dikembangkan oleh basis STEM. Sains pengetahuan umum tentang tumbuhan paku, filogeni
digunakan untuk membuat herbarium yang bagus tumbuhan paku, informasi tentang spesimen lengkap
dan ditutupi oleh jamur. Selain itu, sains juga dengan ketinggian tempat ditemukannya, dan status
diimplementasikan dalam produk sebagai informasi konservasi. Isi herbarium sudah sesuai dengan KD
untuk meningkatkan 3,8 dan 4,8, disesuaikan dengan kebutuhan siswa.
keingintahuan. Teknologi diterapkan dalam konsep Selain itu, herbarium dilengkapi dengan gambar
teknik yang dirancang. Itu digunakan dalam proses untuk memperjelas spesimen yang tidak sempurna
pembuatan herbarium, misalnya dalam proses teknik dan menunjukkan habitat tumbuhan paku. Media
drainase menggunakan pial dan dalam pengemasan pembelajaran yang dilengkapi dengan gambar lebih
produk. Matematika diterapkan untuk mendapatkan menarik dan membuat siswa tidak bosan
produk yang mudah digunakan. (Munawwaroh et al., 2018).

Produk dikembangkan sesuai dengan


desain. Setelah itu dilakukan uji validitas terhadap
materi dan Herbarium terdiri dari tumbuhan paku
validator media. Validitas juga dapat dilakukan pada keanekaragaman yang ditemukan di Bukit Gentong,
dua guru biologi dan 25 siswa kelas X. Setelah dengan informasi tentang karakteristik morfologi,
dilakukan validasi produk, dilakukan perbaikan klasifikasi, habitat dan status konservasi. Informasi
produk berdasarkan saran-saran agar produk tersebut dapat membantu siswa untuk memahami
menjadi lebih baik. Produk yang valid dan layak deskripsi tumbuhan paku, sehingga dapat
akan diimplementasikan kepada siswa untuk mengklasifikasikan tumbuhan paku menurut divisi
mengetahui keefektifannya. Herbarium atau familinya. Herbarium juga dilengkapi dengan
kunci determinasi untuk membantu siswa dalam
Implementasi produk dilakukan di dua kelas siswa mengidentifikasi tumbuhan paku. Hal ini sesuai
kelas X dengan menggunakan desain One Group dengan KD 3,8 yang terlampir pada silabus,
Pretest-Posttest design. Setelah itu dilakukan sedangkan KD 4,8 dapat dilihat pada herbarium.
evaluasi untuk mengetahui keefektifan produk
berdasarkan kelengkapan

128
Machine Translated by Google

Mualimaturrochmah, Amin Retnoningsih, Margareta Rahayuningsih/


Jurnal Pendidikan Sains Inovatif 9 (2) 2020 : 126 - 135

grafik filogenetik. Itu diatur karena pakis yang dilihat dari isi dan desainnya.
ditemukan. Unsur IPA ada di dalam herbarium yaitu informasi
STEM berbasis herbarium Pteridophyta pengetahuan yang merangsang rasa ingin tahu
merupakan media pembelajaran yang dirancang siswa. Produk Teknik dan Matematika dapat dilihat
menyesuaikan sumber siswa, sehingga dapat dari desain herbarium dalam album foto berukuran
memahami materi dengan mudah dan 24x34 cm, sehingga mudah dibawa dan digunakan.
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Hal ini juga dikemukakan oleh Bahrum et al. (2017)
handout STEM terintegrasi dapat merangsang
pengetahuan dan kemampuan siswa. Validitas Herbarium Pteridophyta oleh Ahli
Selain itu, pendekatan STEM dimaksudkan untuk Materi dan Media Validitas herbarium dilakukan
menciptakan produk yang menarik. Handout harus dengan evaluasi isi dan desain. Hasil
memiliki kesan yang baik untuk membuat siswa berdasarkan semua aspek menghasilkan kriteria
berkeinginan untuk belajar (Jannah et al., 2018). valid (Tabel 1).
Elemen STEM herbarium bisa

Tabel 1. Hasil Penelitian Ahli Materi dan Desain Media


Validator Aspek Penilaian Hasil penelitian (%) Kriteria
Bahan Kesesuaian Bahan 84.38 Sangat valid
Komponen Herbarium 85,00 Kepatuhan Sangat valid
Penyajian 93,75 Kepatuhan Bahasa Sangat valid
91.67 Sangat valid
median 88,70 Sangat valid
Media 96,88 Sangat valid
Kompetensi Herbarium Grafis 100.00 Sangat valid
Kelayakan bahasa 91.67 Sangat valid
median 96.18 Sangat valid

Hasil STEM berdasarkan perkembangan Biologi. Mata pelajaran ini


Media herbarium Pteridophyta oleh ahli materi dan berpotensi memberikan persepsi yang berbeda
media menunjukkan kriteria validasi kuat. Itu kepada siswa, sehingga mereka menjadi bingung.
karena ini Salah satu solusi diberikan dengan memperbaiki
media disusun berdasarkan kriteria handout Badan mata pelajaran tersebut. Berdasarkan BSNP
Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Menurut (2014) dan Susilo (2015), materi pembelajaran
BSNP (2014) handout yang baik harus memenuhi siswa harus memperhatikan kelayakan materi,
beberapa kriteria, seperti materi, bahasa, mengacu pada kompetensi dasar dan tujuan
penyajian, dan kelayakan grafis. pembelajaran. Media harus memiliki isi materi
yang eksplisit sehingga dapat disampaikan secara
Dalam evaluasi validator materi, semua efektif (Istifarida et al., 2017).
aspek evaluasi memenuhi kriteria valid, meskipun Komponen herbarium mendapat kriteria
ada salah satu yang memiliki persentase lebih sangat valid sebesar 85,00%. Itu tidak bisa
rendah dari 85,00% pada kriteria kelayakan materi. mendapatkan skor maksimal karena ada beberapa
Materi herbarium sesuai dengan KD yang ingin tumbuhan konservatif yang tidak memiliki bagian-
dicapai, meskipun ada mata kuliah yang tidak bagian yang lengkap (seperti akar, batang, daun,
sesuai dengan materi dan spora). Hal ini disebabkan karena pada saat
pengambilan spesimen tanaman tersebut tidak bisa

129
Machine Translated by Google

Mualimaturrochmah, Amin Retnoningsih, Margareta Rahayuningsih/


Jurnal Pendidikan Sains Inovatif 9 (2) 2020 : 126 - 135

menghasilkan spora atau ukurannya cukup besar, bahan. Hal ini juga dikemukakan oleh Rezeqi &
karena itu bagian akarnya tidak dapat ikut. Murni Handayani (2018), bahasa yang interaktif dapat
dkk. (2015) menyatakan tanaman konservatif membuat audiens tidak bosan.
berukuran besar dapat dilipat. Meskipun aspek kebahasaan kriterianya masih
Deskripsi tanaman harus dilengkapi dengan gambar. sangat valid, namun ada beberapa kata yang perlu
Mereka dapat memperjelas materi, merangsang diperbaiki, karena tidak konsisten.
pemikiran siswa dan memperjelas morfologi tanaman
(Jannah et al., 2018, Rezeqi & Handayani, 2018). Berdasarkan hasil evaluasi media, aspek
validator komponen mendapatherbarium
persentase
maksimal, karena herbarium tersusun rapi secara
Aspek penyajian dan komponen bahasa berurutan (berdasarkan abjad dan kelas), mudah
mendapat nilai lebih dari 90,00% dengan kriteria digunakan dan dibawa. Hal ini juga dikemukakan
sangat valid. Artinya penyajian herbarium cukup oleh Afifah et al. (2014) dan Susilo (2015), bahwa
baik. Hal itu dilihat dari komponen dan kualitas media pembelajaran harus dikembangkan secara
herbarium. Herbarium memiliki komponen yang aman, mudah digunakan dalam proses pembelajaran
lengkap seperti karakteristik morfologi, klasifikasi, dan tidak menimbulkan bahaya.
keunggulan, dan habitat. Letak, gambar dan informasi
spesimen disusun berdasarkan abjad dengan rapi.
Herbarium memiliki kualitas yang baik, karena tidak Aspek komponen grafis terdiri dari desain
berjamur, berbau dan mudah dipelajari sampul dan desain isi. Komponen grafis mendapat
penggunaannya. Media pembelajaran harus aman 96,88% dengan kriteria sangat valid. Sampul didesain
dan efektif bagi siswa (Sobirin et al., 2013). dengan latar tumbuhan pakis, sehingga dapat
memberikan gambaran tentang isi herbarium.

Selain ukuran huruf dan letak di sampul

Herbarium disusun dengan bahasa yang desain sesuai, judul kurang sesuai sehingga perlu
lugas, dapat dipahami dan konsisten menggunakan diperbaiki. Desainnya menarik, karena semua
istilah-istilah ilmiah. komponen ditata serasi dan proporsional. Komponen
Materi herbarium juga diatur agar sesuai dengan grafis merupakan hal yang penting dalam evaluasi
kemampuan kognitif siswa SMA. Bahasa harus media, karena dapat menarik minat siswa. Hal ini
disajikan dengan baik, sehingga tujuannya dapat juga dikemukakan dalam penelitian Imtihana et al.
diterima (Jannah et al., 2018). Aspek penyajian dan (2014) bahwa siswa lebih tertarik dengan desain
komponen bahasa merupakan aspek penting dalam yang tertata dan gambar yang menarik.

evaluasi, karena aspek tersebut dapat menarik minat


siswa dan dapat membantu mereka untuk memahami
materi

Uji Produk Skala Kecil kelas sepuluh (Gambar 1). Pengujian ini bertujuan
Uji herbarium dalam skala kecil adalah untuk mengetahui tampilan dan keterbacaan
dilakukan kepada 2 guru Biologi dan 25 siswa herbarium.

130
Machine Translated by Google

Mualimaturrochmah, Amin Retnoningsih, Margareta Rahayuningsih/


Jurnal Pendidikan Sains Inovatif 9 (2) 2020 : 126 - 135

100
mengganggu siswa dalam proses pembelajaran.
80 Afifat dkk. (2014) dan Susilo (2015) menyatakan
60
evaluasi
Hasil
40 bahwa media yang baik mudah digunakan,
20
dibawa, dan tidak menimbulkan bahaya ketika
0
digunakan dalam proses pembelajaran.
Evaluasi aspek bahasa herbarium mendapat

kriteria sangat layak. Bahasa yang digunakan dapat


dimengerti karena menggunakan kalimat efektif dan
Aspek yang dinilai langsung.

Guru 1 Guru 2 Murid Kalimat sederhana dan komunikatif dapat membuat


siswa memahami

Gambar 1. Tanggapan guru dan siswa materi dengan mudah dan menarik minat siswa.
Media harus disusun dengan bahasa yang baik
sehingga dapat dipahami (Paramita et al., 2018).
Berdasarkan penilaian guru dan siswa,
Namun, ada siswa yang tidak bisa mengerti
semua aspek yang diujikan pada media herbarium
memenuhi kriteria layak.
beberapa kalimat meskipun kriterianya sangat layak.
Herbarium cocok untuk bahannya
Kalimat yang sulit sebaiknya diganti dengan kalimat
dan itu memiliki tampilan yang menarik. Menurut
yang mudah tanpa mengubah isi materinya.
siswa menarik karena ada tumbuhan asli yang
dilengkapi dengan gambar apapun. Siswa dan guru
Penilaian aspek materi dapat dilihat dari
belum pernah menggunakan media herbarium
beberapa indikator yaitu kelengkapan kompetensi
sebelumnya, sehingga siswa antusias dan
materi, kemudahan materi, dasar
dan teknik materi.
kelayakan,
bersemangat
media ini.
presentasi
Hasil media herbarium
Herbarium Pteridophyta berbasis STEM telah
penilaian oleh guru dan siswa sangat tepat. Namun
memenuhi KD dan kelengkapan materi Plantae.
ada aspek yang mendapat persentase di bawah
Materi pada media herbarium Pteridophyta dapat
90,00%, yaitu kualitas herbarium. Menurut dua guru,
dipahami oleh siswa karena kalimatnya sederhana
ada spesimen tumbuhan yang tidak rapi karena
dan jelas serta materinya sistematik.
bagian-bagiannya terlipat. Namun bagian yang
terlipat ini dimaksudkan untuk memperlihatkan
bagian daun di permukaan bawah dan atas,
sehingga spora dapat terlihat. Selain itu, pelipatan
dilakukan dengan spesimen berukuran besar.

Murni dkk. (2015) juga menyatakan bahwa spesimen


yang berukuran besar dapat dilipat.

Aspek mutu herbarium diuji dari segi


kepraktisan dan keamanannya. Itu mendapat kriteria
yang sangat tepat. Hasil ini sesuai dengan ahli
materi dan media.
Herbarium didesain dan dikemas berdasarkan
ukurannya, sehingga mudah digunakan dan dibawa.
Selain itu, spesimen tidak berbau, jadi tidak

131
Machine Translated by Google

Mualimaturrochmah, Amin Retnoningsih, Margareta Rahayuningsih/


Jurnal Pendidikan Sains Inovatif 9 (2) 2020 : 126 - 135

Pteridophyta Herbarium Base on STEM Media siswa mempelajari objek yang tidak disediakan dengan mudah
Efektivitas (Yelianti et al., 2016).

Efektivitas penggunaan herbarium Pteridophyta Penggunaan herbarium dalam proses pembelajaran


berbasis STEM dapat ditunjukkan dapat dilakukan secara kontekstual untuk memberikan
dari hasil belajar siswa. Hasil belajar ini, terdiri atas tiga pengalaman langsung kepada siswa. Mereka tidak hanya
hal, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil kognitif mendengarkan penjelasan guru mereka, mereka juga
dilihat dari posttest, afektif dilihat dari sikap siswa saat terlibat dalam proses observasi dan mengidentifikasi
observasi dan diskusi, psikomotor dilihat dari keterampilan tumbuhan paku. Kegiatan ini membuat siswa menemukan
siswa dan hasil observasi. konsep materi, sehingga mereka dapat memahami materi
berdasarkan pengamatan mereka. Pengalaman belajar
dari kegiatan ini membuat materi tersimpan dalam diri
laporan. Hasil kognitif siswa dapat disajikan pada Gambar siswa; memori jangka panjang (Mulyani, 2017). Selain itu,
2. pembelajaran langsung dapat memudahkan siswa dalam
menerima materi dan meningkatkan keterampilan sainsnya
(Istiani & Retnoningsih, 2015 dan Baihaqi et al., 2015).
100 82,35 86,67 Namun, masih ada siswa yang belum menguasai materi
80 sehingga nilainya di bawah standar. Pembelajaran
60 kelompok menyebabkan beberapa siswa tidak bisa
40
evaluasi
Hasil

20 00
mandiri dan bergantung pada orang lain, sehingga membuat
0
mereka menjadi pasif dan melupakan konsep materi.
Pretest Postest

Skor pretest dan posttest


Selain meningkatkan hasil kognitif siswa, herbarium
juga dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan siswa.
Kelas X-4 Kelas X-5 Kegiatan siswa bisa
dilihat dari hasil afektifnya. Berdasarkan mereka
Gambar 2 Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif
Hasil analisis afektif, siswa kelas X-4 dan X-5 memiliki
kategori nilai baik dan sangat baik. Penggunaan herbarium
dalam pembelajaran terbukti dapat meningkatkan minat
Berdasarkan ketuntasan klasikal, hasil belajar
dan aktivitas siswa. Penggunaan media pembelajaran
kognitif siswa pada X-4 dan X-5 ÿ 80,00%. Artinya media
dapat merangsang motivasi, minat belajar dan prestasi
herbarium Pteridophyta efektif untuk meningkatkan hasil
belajar siswa, serta memudahkan siswa dalam memahami
kognitif mereka. Herbarium Pteridophyta efektif karena
materi (Susilo, 2015 dan Purnamasari et al., 2012). Aktivitas
media disusun sesuai dengan kebutuhan siswa dan sesuai
siswa yang diamati dapat dilihat pada proses pembelajaran
dengan materi Tumbuhan pada KD 3.8. Yaitu
mengklasifikasikan tumbuhan ke dalam pembagian yaitu mendengarkan materi dan memperhatikan penjelasan,
rasa ingin tahu, kerjasama, tanggung jawab dan saling
berdasarkan ciri-ciri umum yang diamati dan mengaitkannya
menghargai (Gambar 3).
dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu, herbarium
disusun berdasarkan lingkungan siswa, sehingga mereka
dapat lebih memahami dan mengaitkan materi dengan
kehidupan sehari-hari. Jannah dkk. (2018) menyatakan
bahwa materi pembelajaran akan lebih bermakna jika
sesuai dengan lingkungan sekolah.

Spesimen sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan


kualitas pembelajaran karena memudahkan guru dalam
menyampaikan konsep materi dan mudah membuatnya

132
Machine Translated by Google

Mualimaturrochmah, Amin Retnoningsih, Margareta Rahayuningsih/


Jurnal Pendidikan Sains Inovatif 9 (2) 2020 : 126 - 135

86,76 100 100 percaya diri membuat mereka menjadi pasif dalam proses
100 64,71 62,5 84,17
78,68
83,33
77,21
81,67
80 belajar karena tidak menunjukkan bagaimana kemampuannya
60 (Nirwana, 2013).
40 Penggunaan herbarium Pteridophyta dalam proses
20
evaluasi
Hasil
pembelajaran dapat merangsang keterampilan siswa.
0
Keterampilan yang dapat ditingkatkan adalah keterampilan
mengamati dan menyajikan laporan (Gambar 4). Penelitian
Sulistiyarsi (2010) menunjukkan bahwa penggunaan media
herbarium dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan
Aspek yang dinilai
prestasi belajar, afektif, dan psikomotorik siswa.

Kelas X-4 Kelas X-5

Gambar 3. Aktivitas siswa 100


90
80
70
Berdasarkan hasil afektif siswa evaluasi
Hasil
60
50
analisis menunjukkan bahwa aspek respecting memiliki 40
30
persentase tertinggi. Menghargai orang lain dapat dilihat ketika 20
10
0
siswa melakukan diskusi kelompok dan kelas. Kegiatan
kelompok memberi mereka kesempatan untuk mengungkapkan
pendapat mereka dan membagikannya untuk membuat
kesepakatan. Menghargai orang lain juga ditunjukkan dalam
diskusi kelas. Siswa menyampaikan pendapatnya secara
bergantian dan menghargai pendapat orang lain.
Penggunaan herbarium Pteridophyta secara Aspek yang dinilai
berkelompok dapat meningkatkan kerjasama dan tanggung Gambar 4. Kemampuan Siswa
jawab mereka. Mereka bekerja sama untuk mengidentifikasi
ciri-ciri morfologi tumbuhan paku dan menganalisis hasilnya, Keterampilan membuat kesimpulan mendapat
serta mendiskusikannya terkait dengan kehidupan sehari-hari. prosentase tertinggi diantara yang lain. Hal ini dikarenakan
Kegiatan diskusi kelompok dapat meningkatkan kerjasama siswa memahami bagaimana membuat kesimpulan yang baik.
siswa dalam memecahkan masalah. Kegiatan ini menjadikan Kesimpulan tersebut sesuai dengan tujuan penelitian dan data
siswa bertanggung jawab. observasi.
Siswa berusaha untuk bertanggung jawab terhadap tugas Meskipun ada beberapa siswa yang menyajikan laporan
yang diberikan oleh kelompoknya dalam mempresentasikan dengan tidak benar.
hasil observasi. Penggunaan herbarium dalam proses Aspek terendah adalah keterampilan mengidentifikasi.
pembelajaran berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa Siswa menemukan kesulitan pada tumbuhan paku
dan meningkatkan kerjasama mereka di kelas (Maulana & mengidentifikasi. Kemampuan ini merupakan pengalaman baru bagi
Ulfa, 2016). mereka, sehingga mereka merasa sulit melakukannya. Keterampilan
Aspek terendah dalam persentase adalah rasa ingin baru yang dilakukan oleh siswa membutuhkan waktu untuk
tahu. Sebagian besar siswa memiliki rasa ingin tahu yang membiasakan diri, sehingga siswa dapat terampil (Nisa & Sulinayah, 2014).
besar. Misalnya, mereka mencoba mengetahui jenis tumbuhan Masalah yang dihadapi siswa dalam mengidentifikasi ini
paku di lingkungan sekolah dan struktur morfologinya dengan
adalah kesulitan mereka dalam menggunakan kunci determinasi.
menggunakan herbarium.
Namun ada siswa yang kurang KESIMPULAN
keingintahuan. Hasil observasi menunjukkan hanya beberapa
siswa yang mengajukan pertanyaan dan mengemukakan Pteridophyta Herbarium berbasis STEM disusun
pendapatnya. Hal tersebut dikarenakan siswa tidak memiliki berdasarkan KD 3.8 dan 4.8 untuk memenuhi kebutuhan
rasa percaya diri sehingga tidak memberikan tanggapan atau siswa. Media herbarium sangat valid dan layak sebagai
bahkan menanyakan sesuatu. Kekurangan mereka validator,

133
Machine Translated by Google

Mualimaturrochmah, Amin Retnoningsih, Margareta Rahayuningsih/


Jurnal Pendidikan Sains Inovatif 9 (2) 2020 : 126 - 135

guru dan siswa, sehingga efektif digunakan dalam Based Learning Untuk Meningkatkan
proses pembelajaran. Kecakapan Berpikir Keruangan pada Siswa
Kelas X SMA N 1 Sragen 2016/2017. Jurnal
REFERENSI GeoEco, 3(2), 133-144.
Jannah, S.W., Saptono, S., & Lisdiana. (2018).
Afifah, N., Sudarmin, & Widianti, T. (2014). “Pengembangan Bahan Ajar Sistem
Efektivitas Penggunaan Herbarium Dan Reproduksi Manusia Berwawasan Religi
Insektarium Pada Tema Klasifikasi Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan
Makhluk Hidup Sebagai Suplemen Media Analisis Siswa MA”. Prosiding Seminar
Pembelajaran IPA Terpadu Kelas VII MTs. Nasional Biologi Pendidikan
Pascasarjana Negeri
Unnes Science Education Journal, 3(2), Semarang. Universitas
494-501.
Ariyanto, A., Priyayi, DF, & Dewi, L. (2018). Jonathan, N., Chukwudi, JH, & Senin, E.
Penggunaan Media Pembelajaran Biologi di M. (2017). Penggunaan Media Pembelajaran
Sekolah Menengah Atas Swasta Salatiga. pada Guru Mata Pelajaran Sains Terpilih di
BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi, 9(1), SMA Ilishan Remo, Negara Bagian Ogun.
1-13. Jurnal Kebijakan Pendidikan dan Penelitian
Bahrum, S., Wahid, N., & Ibrahim, N. (2017). Kewirausahaan, 4(1), 61-71.
Modul Integrasi STEM Dalam Belajar Mengajar
Dengan Pendidikan Seni Rupa: Suatu Maulana, M. A. S. & Ulfah, M. (2016).
Kebutuhan Analisis. “Wayang Herbarium Pada Pembelajaran
Jurnal Internasional Penelitian Akademik Klasifikasi Tumbuhan”. Prosiding Seminar
dalam Bisnis dan Ilmu Sosial, 7(2), 582-591. Nasional SainsPendidikan
dan Enterpreneurhip
Biologi
PGRIdiUniversitas
Semarang.
Baihaqi, I., Prasetyo, A. P. B., & Retnoningsih, A.
(2015). Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Lingkungan Hidup Bervisi Mulyani, S. (2017). Penggunaan Media Kartu (Flash
Konservasi dengan Pendekatan Scientific Skill Card) dalam Meningkatkan Hasil Belajar
pada Pengolahan Sampah Organik di Sekolah. Konsep Mutasi bagi Peserta Didik Kelas XII.
Lembaran Ilmu Kependidikan, 44(2), 116-122. Jurnal Profesi Keguruan, 3(2), 143-148.

Cabang, RM & Dousay, T., A. (2015). Survei Model Munawwaroh, E. K., Priyono, B., & Rahayuningsih,
Desain Instruksional. AS: AECT. M. (2018). The Influence of Science Comic
Based Character
BSNP. (2014). Instrumen Penilaian Buku Teks Pendidikan Pemahaman Konsep dan Sikap
Pelajaran Tahun 2014. http://bsnp Peduli Lingkungan Siswa pada Materi
indonesia.org/?=1340 Imtihana, Sukmawati, Pemanasan Global.
L., & Gerina, A. (2014). Jurnal Pendidikan Biologi, 7(2), 167-173.
Pengembangan Bahan ajar untuk Penilaian Murni, P., Muswita, Harlis, Yelianti, U., & Kartika, W.
Autentik. Jurnal Pasri, 2(10), 17- 29. D. (2015). Lokakarya Pembuatan Herbarium
Untuk
Istiani, R, M. & Retnoningsih, A. (2015). Pengembangan Media Pembelajaran Biologi
Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai di MAN Cendekia Muaro Jambi.
Sumber Belajar Menggunakan Metode Post Jurnal Pengabdian pada Masyarakat, 30(2),
To Post pada Materi Klasifikasi Makhluk 1-6.
Hidup. Unnes Journal Of Biology Education, Nirwana. (2013). Konsep Diri, Pola Asuh Orang Tua
4(1), 70-80. Demokratis dan Kepercayaan Diri Siswa.
Istifarida, B., Santoso, S., & Yusuf, Y. (2017). Jurnal Psikologi Indonesia, 2(2), 153- 161.
Pengembangan E-Book Berbasis Problem

134
Machine Translated by Google

Mualimaturrochmah, Amin Retnoningsih, Margareta Rahayuningsih/


Jurnal Pendidikan Sains Inovatif 9 (2) 2020 : 126 - 135

Nisa, C. & Sulinayah. (2014). Pengaruh Penerapan Sobirin, M., Isnawati, & Ambarwati, R. (2013).
Pembelajaran Penemuan Terbimbing Pengembangan Awetan Porifera Untuk
dengan Mengintegrasikan Keterampilan Pembelajaran Biologi Kelas X. BioEdu, 2(1),
Proses Sains terhadap Hasil Belajar Siswa 19-22.
SMP Negeri 1 Kamal. Stohlmann, M., Tamara, JM, & Gillian, HR
Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika, 3(1), 30- (2012). Pertimbangan untuk Pengajaran
34. Pendidikan STEM Terpadu. Jurnal Penelitian
Nisaa, RA, Lestari, S., & Astuti, Y. (2019). Pendidikan Teknik Pra Perguruan Tinggi,
Pelatihan Pembuatan Herbarium Sebagai 2(1), 28-34.
Salah Satu Pengembangan Media Sulistyarsi, A. (2010). Penggunaan Media
Pembelajaran Biologidi Berbasis
SMA Muhammadiyah
Lingkungan
1 dan 2 Herbarium dan Insectarium dalam
Tangerang. J. Pengabdian Masyarakat Pembelajaran Biologi Belajar
Meningkatkan untuk
Siswa. Hasil
MIPA dan Pendidikan MIPA, 3(1), 4-10.
Jurnal Pendidikan, 2(1), 3-14.
Susanti, Y. L., Hasanah, R., & Khirzin, M. H.
Paramita, R., Panjaitan, RGP, & Ariyati, E. (2018). Penerapan Media Pembelajaran
(2018). Pengembangan Booklet Hasil Kimia Berbasis STEM untuk Meningkatkan
Inventarisasi Tumbuhan Obat Sebagai Hasil Belajar Siswa SMA/SMK pada Materi
Media Pembelajaran Pada Materi Manfaat Reaksi Redoks.
Keanekaragaman Hayati. Jurnal IPA dan Jurnal Pendidikan Sains (JPS), 6(2), 32-40.
Pembelajaran IPA, 2(2), 83-88. Susilo, M. J. (2015). Analisis Kualitas Media dan
Purnamasari, H., Rahayuningsih, M., & Chasanah. Pembelajaran insektarium
(2012). Kunci Determinasi dan Flashcard Herbarium untuk Mata Pelajaran Biologi
Sebagai Media Pembelajaran Inkuiri
Klasifikasi Makhluk SMA. Jurnal
Hidup SMP. Unnes Journal
Education,
of Biologi
1(3),
228-235. BIOEDUKATIKA, 3(1), 10-15.
Yelianti, U., Hamidah, A., Muswita, & Sukmono, T.
(2016). Pembuatan Spesimen Hewan dan
Rezeqi, S. & Handayani, D. (2018). Tumbuhan Sebagai Media Pembelajaran di
Pengembangan Media Pembelajaran SMP Sekota Jambi. Jurnal Pengabdian
Pteridophyta Berbasis Herbarium. Jurnal pada Masyarakat, 31(4), 36-43.
Pelita Pendidikan, 6(1), 36-41.

135

Anda mungkin juga menyukai