Anda di halaman 1dari 19

KEPASTIAN HUKUM TERHADAP HAK ANAK ANGKAT

DALAM MEMPEROLEH HARTA WARISAN TERKAIT


GUGATAN AHLI WARIS AB INTESTATO MENURUT
HUKUM PERDATA

Usulan Penelitian

Diajukan Sebagai bahan Seminar Usulan Penelitian Dalam Rangka Penulisan


Tesis Progran Magister Kenotariatan (M.Kn)
Oleh:

Gamal Abdul Nasser


2022010461051

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS JAYABAYA
JAKARTA
2024

i
LEMBAR PENGESAHAN
KEPASTIAN HUKUM TERHADAP HAK ANAK ANGKAT
DALAM MEMPEROLEH HARTA WARISAN TERKAIT
GUGATAN AHLI WARIS AB INTESTATO MENURUT
HUKUM PERDATA

Usulan Penelitian

Telah kami setujui untuk diseminarkan dihadapan Tim Penilai Program Studi
Magister Kenotariatan Program Pascasarjana Universitas Jayabaya
GAMAL ABDUL NASSER
2022010461051

Jakarta, 15 April 2024

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. FELICITAS SRI MARNIATI, Dr. TAUFIK YANUAR CHANDRA.,


S.H., SpN., M.Kn S.H., M.H.

Mengetahui / Mengesahkan
Ketua Program Studi
Magister Kenotariatan

Dr. FELICITAS SRI MARNIATI, SH., SpN., M.Kn.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................... ii

DAFTAR ISI......................................................................................................... iii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................4

C. Tujuan Penelitian........................................................................................4

D. Kegunaan Penelitian................................................................................... 4
1. Kegunaan Teoritis.................................................................................. ...4
2. Kegunaan Praktis.......................................................................................5

E. Kerangka Pemikiran...................................................................................5
1. Kerangka Konseptual................................................................................ 5
2. Kerangka Teoritis...................................................................................... 6

F. Metode Penelitian........................................................................................8
1. Jenis penelitian.......................................................................................... 8
2. Pendekatan penelitian................................................................................8
3. Sumber bahan hukum................................................................................9
4. Teknik pengumpulan bahan hukum........................................................ 10
5. Teknik analisis Bahan hukum................................................................. 11

G. Sistematika Penulisan............................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada hakekatnya, anak angkat adalah anak yang haknya dialihkan dari

lingkungan kekuasaan orang tua, wali yang sah, atau orang lain yang

bertanggung jawab atas perawatan, pendidikan, dan membesarkan anak

tersebut kedalam lingkungan keluarga orang tua angkatnya berdasarkan

putusan atau penetapan pengadilan1. Kedudukan anak angkat tersebut

termasuk juga sebagai ahli waris sebagaimana diatur dalam Staatsblad

Nomor 129 tentang anak angkat untuk WNI keturunan Tionghoa2.

Staatsblad tersebut sekarang ini tidak lagi diperhatikan oleh Pengadilan di

Indonesia karena berdasarkan persetujuan, sedangkan tujuan pengangkatan

anak tidak lagi membedakan laki-laki maupun perempuan, atau golongan

manapun tetapi demi kepentingan kesejahteraan anak.

Fenomena yang terjadi dalam masyarakat anak angkat tidak dianggap

sebagai anak sah termasuk hak warisnya adanya gugatan dari para ahli waris

ab intestato mengajukan gugatan di pengadilan. Contoh kasus :

1. Putusan Mahkamah Agung No.3638/Pdt/2016 kasus waris sering

kali terdengar terutama masalah pembagian harta warisan yang

dianggap tidak adil, tidak sesuai, dan lain sebagainya sehingga

menyebabkan konflik internal dalam keluarga atau para ahli waris.

1
Undang-Undang No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, Pasal 1 angka 9
2
URI:https://lib.ui.ac.id/detail?id=83249&lokasi=lokal, diakses tgl 16 April 17, 2024. jam 15.50

i
2

Dikarenakan tidak adanya hubungan darah antara anak angkat

dengan orang tua angkatnya maka anak angkat tidak bisa menjadi

ahli waris harta warisan orang tua angkatnya meskipun anak

angkat bukan ahli waris, namun anak angkat berhak atas bagian

harta warisan orang tua angkatnya.

2. Dalam putusan kasus Nomor 21/Pdt.G/2022/Pn.Plk Bahwa dalam

fakta hukum yang ditemukan dipersidangan tidak ditemukan fakta

bahwa Penggugat dan Fitri Lia tidak termasuk dalam ke-4 (empat)

golongan ahli waris yang tidak patut menerima warisan.

3. Selanjutnya dalam putusan kasus Nomor 03/Pdt.P/2014/Pn. Tbn

Menimbang, bahwa anak angkat tersebut yang bernama anak

angkat adalah anak sah dari perkawinan antara suami istri yang

bernama bapak kandung dengan ibu kandung. Menimbang, bahwa

dengan memperhatikan pertimbangan hukum di atas Pengadilan

berpendapat bahwa pengangkatan anak yang dilakukan oleh para

pemohon telah memenuhi ketentuan hukum adat dan kebiasaan

masyarakat setempat dan tidak juga bertentangan dengan ketentuan

hukum yang berlaku di negara ini.

Untuk memberikan perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti

dengan peneliti lainnya, maka dilakukan penelusuran dengan tesis yang

telah ada, antara lain sebagai berikut:


3

a. Tesis dengan judul: Tinjauan Hukum Terhadap Pengangkatan Anak

Dan Akibat Hukumnya Dalam Pembagian Warisan Menurut Hukum

Islam Dan Kompilasi Hukum Islam. Kenotariatan Program

Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang, 2010. Disusun oleh

Jiiy Ji'ronah Muayyanah, NIM B4B008147.

b. Tesis dengan judul: Peran Notaris Dalam Pembagian Waris

Berdasarkan Hak Waris Barat Dengan Peran Pengadilan Agama

Dalam Pembagian Waris Berdasarkan Hak Waris Islam. Disusun oleh

Setya Qodar Al- Haolandi,NPM 1609292712, Kenotariatan Fakultas

Hukum UNISSULA, Semarang, 2018.

c. Tesis dengan judul: Pembuatan Wasiat Wajibah bagi Anak Angkat

yang Beragama Islam di Hadapan Notaris Menurut Ketentuan Hukum

Islam. Disusun oleh Rabithah Khairul, NIM 137011021/M.Kn..

Universitas sumatera utara, medan, 2015.

d. Tesis dengan judul: Kedudukan Anak Angkat Dalam Hukum Waris

Adat Pada Masyarakat Warga Negara Indonesia Keturunan Tionghoa

Di Kota Jambi. Disusun oleh Risko El Windo Al Jufri, NIM B4B 008

227, Magister Kenotariatan, Universitas Diponegoro, Semarang, 2010.

e. Tesis dengan judul: Pelaksanaan Pengangkatan Anak Di Wilayah

Hukum Jepara. Dipersiapkan dan Disusun Oleh: Ria Fauziyah, NIM

3301413010, Kenotariatan, Universitas Negeri Semarang, 2017.


4

Atas dasar latar belakang tersebut dari penelusuran penelitian, maka saat

ini peneliti dalam pembuatan tesis ini mengambil judul KEPASTIAN

HUKUM TERHADAP HAK ANAK ANGKAT DALAM

MEMPEROLEH HARTA WARISAN TERKAIT GUGATAN AHLI

WARIS AB INTESTO MENURUT HUKUM PERDATA

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang terhadap hak anak angkat dalam memperoleh

harta warisan terkait gugatan ahli waris ab Intestato menurut hukum perdata

maka rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana akibat hukum atas gugatan ahli waris ab intestato terhadap

harta warisan yang menjadi bagian anak angkat?

2. Bagaimana kepastian hukum terhadap hak anak angkat dalam

memperoleh harta warisan terkait gugatan ahli waris ab intestato menurut

hukum perdata?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengkaji dan menganalisis akibat hukum atas gugatan ahli waris

ab intestato terhadap harta warisan yang menjadi bagian anak angkat.

2. Untuk mengkaji dan menganalisis kepastian hukum terhadap hak anak

angkat dalam memperoleh harta warisan terkait gugatan ahli waris ab

intestato menurut hukum perdata


5

D. Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik

secara teoritis maupun praktis sebagai berikut :

1. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis penelitian yang disusun memiliki manfaat sebagai berikut :

a. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemikiran

dan masukan bagi pengembangan ilmu hukum dibidang Ilmu

Kenotariatan, khususnya bagi Notaris berupa pengembangan ilmu

hukum di Indonesia sejalan dengan peranan notaris dalam pembuat

akta-akta otentik.

b. Dalam hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat ilmu

pengetahuan untuk civitas akademika dalam bidang hukum perdata,

agar dapat memberikan pemahaman kepada tiap-tiap pihak yang

terhubung didalamnya untuk senantiasa menjunjung tinggi nilai

kebenaran dalam menjalankan tugas dan profesinya, mampun

memberikan pemahaman kepada mahasiswa pada khususnya dan

masyarakat luas pada umumnya.

2. Kegunaan Praktis

Secara praktis dari penelitian ini penulis berharap penulisan tesis ini

dapat memberikan manfaat bagi Notaris, diharapkan adanya sarana

informasi untuk ditelaah dan digunakan dalam menyikapi

permasalahan yang ada di bidang hak anak angkat dalam memperoleh

harta warisan terkait gugatan ahli waris menurut hukum perdata.


6

E. Kerangka Pemikiran

1. Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini untuk mendapatkan penafsiran atas penulisan tesis ini,

maka berikut ini merupakan definisi konseptual sebagai batasan tentang

objek yang diteliti sebagai berikut :

a. Anak Angkat

Anak yang haknya dialihkan dan lingkungan kekuasaan keluarga

orang tua, wali yang sah, atau orang lain yang bertanggung jawab atas

perawatan, pendidikan, dan membesarkan anak tersebut kedalam

lingkungan keluarga orang tua angkatnya berdasarkan putusan atau

penetapan pengadilan3.

b. Ahli Waris

Ahli waris ialah para keluarga sedarah baik sah maupun luar kawin

dan suami istri hidup yang terlama. 4

c. Harta Warisan

Harta warisan adalah hak-hak dan kewajiban dalam lapangan hukum

kekayaan harta benda yang dapat diwariskan 5.

2. Kerangka Teoritis

a. Grand Theory dalam penelitian ini penulis menggunakan Teori

Kepastian Hukum menurut Jhon Michael Otto, yaitu :

3
Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak, Pasal 1 angka 9
4
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Pasal 832
5
Soebekti, Pokok Pokok Hukum Perdata , PT Intermasa, cetakan ke 32, jakarta. 2005 , hal 95 .
7

Kepastian hukum memberikan makna bahwa hukum positif yang mengatur

kepentingan-kepentingan manusia dalam masyarakat harus selalu ditaati

meskipun hukum positif itu kurang adil. Kepastian menegasikan keadilan

karena kepastian dimaksudkan untuk keteraturan. Jan M. Otto, menyatakan

bahwa “kepastian hukum (yang nyata) dalam situasi tertentu mensyaratkan

sebagai berikut :6

1) Tersedia aturan-aturan hukum yang jelas, konsisten dan mudah

diperoleh (accesible), diterbitkan oleh atau diakui karena (kekuasaan)

negara

2) Bahwa instansi-instansi pemerintahan menerapkan aturan-aturan

hukum itu secara konsisten dan juga tunduk dan taat terhadapnya

3) Bahwa pada prinsipnya bagian terbesar atau mayoritas dari warga

negara menyetujui muatan isi dan karena itu menyesuaikan perilaku

mereka terhadap aturan-aturan tersebut

4) Bahwa hakim-hakim (peradilan) yang mandiri dan tidak berpihak

(independent and impartial judges) menerapkan aturan-aturan hukum

tersebut secara konsisten sewaktu mereka menyelesaikan sengketa

hukum yang dibawa kehadapan mereka

5) Bahwa keputusan peradilan secara konkrit dilaksanakan”

b. Applied Theory dalam penelitian ini penulis menggunakan Asas Saisine

yang terdapat dalam pasal 833 KUHPerdata disebutkan “Para ahli waris,

dengan sendirinya karena hukum, mendapat hak milik atas semua barang,

Otto, Jan Michiel, Kepastian Hukum yang Nyata di Negara Berkembang, Kajian Socio
6

Legal,Pustaka Larasan, Jakarta, 2012


8

semua hak dan semua piutang orang yang meninggal.” . Oleh Subekti

dikatakan bahwa dalam hukum waris KUHPerdata berlaku suatu asas,

bahwa hanyalah hak-hak dan kewajiban-kewajiban dalam lapangan hukum

kekayaan harta benda saja yang dapat diwariskan. Oleh karena itu, hak-hak

dan kewajiban-kewajiban dalam lapangan hukum kekeluargaan pada

umumnya hak-hak dan kewajiban-kewajiban kepribadian misalnya hak-hak

dan kewajiban sebagai seorang suami atau sebagai seorang ayah tidak

dapat diwariskan, begitu pula hak-hak dan kewajiban-kewajiban sebagai

anggota suatu perkumpulan.7

F. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis Penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini Penelitian Hukum /

Yuridis Normatif yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara

meneliti bahan pustaka atau data sekunder saja. Penelitian ini disebut juga

penelitian hukum kepustakaan 8

2. Pendekatan penelitian

Dalam melakukan penelitian ini penulis melakukan pendekatan sebagai

berikut:

a. Pendekatan Perundang-undangan (Statute Approach)

7
Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Intermasa, 1984, Jakarta Cet. 19. Hlm. 95-96
8
Sudikno Mertokusumo, Penemuan Hukum Suatu Pengantar , Liberty, Yogyakarta 2001, cet. 11
hlm.29.
9

Pendekatan Perundang-undangan (Statute Approach) adalah

pendekatan yang dilakukan dengan menelaah semua peraturan

perundang-undangan dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu

hukum yang ditangani.

b. Pendekatan Konseptual (Conceptual Approach) adalah

pendekatan dalam penelitian hukum yang memberikan sudut

pandang analisa penyelesaian permasalahan dalam penelitian hukum

dilihat dari aspek konsep-konsep hukum yang terkandung dalam

penormaan sebuah peraturan kaitannya dengan konsep-konsep yang

digunakan..

c. Pendekatan Analitis (Analytical Approach) adalah analisis

terhadap bahan hukum untuk mengetahui makna yang dikandung

oleh istilah-istilah yang digunakan dalam peraturan perundang-

undangan secara konsepsional, sekaligus mengetahui penerapannya

dalam praktik-praktik dan keputusan-keputusan hukum.9

d. Pendekatan Kasus (Case Approach)

Pendekatan Kasus (Case Approach) adalah pendekatan dalam

penelitian hukum normatif yang peneliti mencoba membangun

argumentasi hukum dalam perspektif kasus konkrit yang terjadi

dilapangan, tentunya kasus tersebut erat kaitannya dengan kasus atau

peristiwa hukum yang terjadi dilapangan.

9
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum Prenadamedia Group, Jakarta 2005, hlm.134.
10

3. Sumber bahan hukum

Penelitian dalam tesis ini dilakukan dengan penelitian Kepustakaan

(library research).10

a.Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang bersifat otoritatif

dan mengikat, yang terdiri dari :

1) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945

2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

3) Undang-Undang No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan

4) Undang-Undang Perlindungan Anak No.23 tentang Perlindungan

Anak

5) Staatsblaad Nomor 129 Tahun 1917

b.Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder adalah semua publikasi tentang hukum yang

bukan merupakan dokumen-dokumen resmi sebagai bahan hukum

yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti

rancangan undang-undang, rancangan peraturan daerah, hasil

penelitian, hasil karya dari kalangan hukum yang ada relevansinya

dengan permasalahan hukum yang dikaji.

10
Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta 2001, hlm. 12. cet. 6,
11

c. Bahan Hukum Tersier adalah bahan yang memberikan petunjuk

maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder seperti

kamus, ensiklopedia, indeks kumulatif, dan sebagainya

4. Teknik pengumpulan bahan hukum

Pengumpulan bahan-bahan hukum dilakukan dengan cara

mengidentifikasi dan menginventarisasi aturan hukum yang positif,

meneliti bahan pustaka (ensiklopedia, buku, jurnal ilmiah), dan

sumber-sumber bahan hukum lainnya yang relevan dengan

permasalahan hukum yang di kaji.

5. Teknik Analisis Bahan hukum

1) Analisa bahan-bahan hukum dilakukan dengan cara melakukan

penafsiran hukum (interpretasi) dan metode konstruksi hukum.

a. Beberapa teknik penafsiran hukum yang dipakai dalam penelitian

ini adalah:

1.) Penafsiran Gramatikal

Sebagian menyebutnya sebagai penafsiran berdasarkan tata bahasa

atau ilmu bahasa (de gramatikale of taalkundige interpretatie).

Penafsir berusaha menemukan arti suatu kata, istilah, frasa, atau

kalimat hukum dengan cara menghubungkan teks itu pada penggunaan

tata bahasa atau pemakaian sehari-hari. Di sini, penafsir dapat

menggunakan kamus hukum sebagai rujukan.


12

2.) Penafsiran Sistematis

Penelitian terhadap sistematik hukum dapat dilakukan pada

perundang-undangan tertentu ataupun hukum tercatat. Tujuannya

adalah untuk mengadakan identifikasi terhadap pengertian-pengertian,

pokok atau dasar dalam hukum, yakni masyarakat hukum, subyek

hukum, hak dan kewajiban, peristiwa hukum, hubungan hukum dan

obyek hukum.

b. Teknik konstruksi hukum (penemuan hukum) yang dipakai dalam

penelitian ini, antara lain :

1.) Konstruksi analogi, adalah memberikan tafsiran pada suatu

peraturan hukum dengan memberikan analag pada kata-kata tersebut

sesuai dengan asas hukumnya, sehingga suatu peristiwa yang

sebenarnya tidak dapat dimasukan, lalu dianggap sesuai dengan bunyi

peraturan tersebut.

2.) Konstruksi penghalusan hukum (Rechtsverfijning), merupakan

kebalikan dari konstruksi analagi, sebab bila disatu pihak analagi

memperluas lingkup suatu peraturan perundang-undangan, maka

dipihak lain penghalusan hukum justru mempersempit lingkup

berlakunya suatu perundang-undangan (bersikap reaktif)

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang terdiri dari 5 (lima) bab sebagai berikut:

BAB I :PENDAHULUAN
13

Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka

pemikiran, metode penelitian.

BAB II :TINJAUAN UMUM ANAK ANGKAT, HARTA WARISAN,

AHLI WARIS, MENURUT HUKUM PERDATA

Pada bab ini berisikan tentang tinjauan umum, anak angkat, harta

warisan, ahli waris, dan hukum perdata.

BAB III :GUGATAN AHLI WARIS AB INTESTATO TERHADAP

HAK WARIS ANAK ANGKAT

Bab ini memfokuskan pada bagaimana kepastian hukum terhadap

hak anak angkat dalam memperoleh harta warisan terkait gugatan

ahli waris menurut hukum perdata.

BAB IV :ANALISA KEPASTIAN HUKUM TERHADAP HAK ANAK

ANGKAT DALAM MEMPEROLEH HARTA WARISAN

TERKAIT GUGATAN AHLI WARIS AB INTESTATO

MENURUT HUKUM PERDATA

Untuk menganalisis kepastian hukum terhadap hak anak angkat

dalam memperoleh harta warisan terkait gugatan ahlu waris ab

intestato menurut hukum perdata

BAB V :PENUTUP

KESIMPULAN : Pada bab ini akan memuat kesimpulan yang

berupa pernyataan singkat atas hasil analisis dan pembahasan

sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan berdasarkan


14

bab-bab sebelumnya. Selain itu, bab ini juga akan memuat saran

berdasarkan pemikirian dari perspektif penulis yang berkorelasi

dengan kesimpulan sebagaimana telah dipaparkan.

SARAN : Kami meengakui banyak nya salah dan butuh adanya

masukan. Oleh karena itu peneliti sangat menerima masukan

beserta saran dari pihak manapun agar tesis ini sempurna.


15

DAFTAR PUSTAKA

Adjie, H, Sanksi Perdata dan Administratif terhadap Notaris sebagai Pejabat


Publik. Bandung: Refika Aditama, 2002.

Ahmad Ali, Menguak Tabir Hukum, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2008.

Anshori, AG, Perspektif Hukum dan Etika, Lembaga Kenotariatan Indonesia, ,


Bandung: UII Press, 2009.
Arief, BN, Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Penanggulangan
Kejahatan, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. 2001.
Fitriyeni, Tanggung Jawab Notaris Terhadap Penyimpanan Minuta Akta
Sebagai Bagian Dari Protokol Notaris. Kanun Jurnal Ilmu Hukum,
Volume 14, Nomor 58, 2010.
Fuady, M, Perbuatan Melawan Hukum (Pendekatan Kontemporer). Cet.3.
Bandung: Citra Aditya Bakti, 2010.
Halim, (et.al.). "Tanggung Jawab Notaris terhadap Ketidaksesuaian Akta
Salinan dengan Minuta Akta." Jurnal Ilmiah Penegakan Hukum, Volume
147-154, Nomor 6.2, 2019.
Hans Kelsen, (eds), Teori Hukum Murni, terjemahan Raisul Mutaqien , Nuansa
& Nusa Media, Bandung, 2006.
Hasibuan, (et.al.). "Kelalaian Notaris Mengeluarkan Salinan Ketika Minuta Akta
Belum Di Tanda Tangani (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Kisaran
Nomor: 657/Pid. B/2015/Pn. Kis)." Premise Law Jurnal, Volume 14, 2017.
https://katadata.co.id/intan/ekonopedia/62fe5eac7b6c5/ppjb-adalah-perjanjian-
pengikatan-jual-beli-ini-bedanya-dengan-ajb, Diakses pada tanggal 9
Januari 2024, Pukul 21:23 WIB.
Iksan, (et.al), Akibat Hukum Terhadap Akta Otentik Melalui Perubahan Pada
Minuta Akta Tanpa Persetujuan Para Pihak Yang Dilakukan Oleh Notaris
(Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung Nomor: 1003 K/Pid/2015). Diss.
Universitas Narotama, 2021.
Jimly Asshiddiqie, Teori & Aliran Penafsiran Hukum Tata Negara, Jakarta: Ind.
Hill. Co 2009.
Jordan, Michael. Analisis Hukum Tanggung Jawab Notaris Terhadap Penerbitan
Akta Di Kota Makassar. Diss. Universitas Bosowa, 2022.
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Indonesia, Pasal 1320.
16

Mulia, (et.al). "Protokol Notaris Sebagai Arsip Vital Negara Dalam Perspektif
Perundang-Undangan Di Indonesia." Mendapo: Journal of Administrative
Law 3, Volume 223-241, nomor 03, 2022.
Muljatno, Asas-asas Hukum Pidana. Jakarta: Rineka Cipta, 1993.

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum Prenadamedia Group, Jakarta 2005.

Prabawa, (et.al.). "Analisis Yuridis Tentang Hak Ingkar Notaris Dalam Hal
Pemeriksaan Menurut Undang-Undang Jabatan Notaris Dan Kode Etik
Notaris." Acta Comitas: Jurnal Hukum Kenotariatan, Volume 98-110,
Nomor 2.1, 2017.
Sari, Elsi Vita. "Akta Sebagai Produk Akhir Notaris Menjadi Objek Dalam
Persidangan Pidana Pada Pengadilan Negeri Sleman." 2021.
Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan
Singkat, cet. 6, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta 2001.
Soeroso, R. Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 2006.

Sudikno Mertokusumo, Penemuan Hukum Suatu Pengantar, cet. 11, Liberty,


Yogyakarta 2001.
Staatsblad Nomor 129 Tahun 1917 Pasal 5 sampai dengan Pasal 15
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, Pasal 1 angka (1)
Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, Pasal 1
Angka 9

Anda mungkin juga menyukai