Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)
Oleh :
NUR ANJANI
NIM : 11150480000017
i
PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT
KESALAHAN MANAJEMEN DI RUMAH SAKIT MITRA
KELUARGA KALIDERES
(Studi Kasus Bayi Tiara Deborah Simanjorang)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Syariaf dan Hukum
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)
Oleh :
NUR ANJANI
NIM : 11150480000017
Pembimbing :
ii
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Nur Anjani
iv
Abstrak
Nur Anjani. NIM 11150480000017. PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER
RUMAH SAKIT AKIBAT KESALAHAN MANAJEMEN DI RUMAH SAKIT
MITRA KELUARGA KALIDERES (Studi Kasus Bayi Tiara Deborah
Simanjorang). Program Studi Ilmu Hukum, Konsentrasi Praktisi Hukum, Fakultas
Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1440
H/ 2019 M.
Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini mengenai
Pertanggungjawaban Manajer Rumah Sakit Akibat Kesalahan Manajemen Di
Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres (Studi Kasus Bayi Tiara Deborah
Simanjorang). Permasalahan di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres
menyebabkan pasien gawat darurat meninggal diakibatkan kurangnya pelayanan
kesehatan bagi pasien, dikarenakan harus membayar uang muka terlebih dahulu
dan melanggar Undang-Undang Tentang Kesehatan dan Undang-Undang Tentang
Rumah Sakit.
Dalam peneliti ini menggunakan metode normatif yaitu dengan melakukan
penelitian menggunakan bahan hukum kepustakaan dengan mencari bahan-bahan
pustaka atau data sekunder dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan
bahan hukum tersier. Metode pendekatan dengan cara memakai pendekatan
perundang-undangan dan pendekatan kasus. Dalam analisis data menggunakan
analisis kualitatif yaitu dengan menganalisis yang bertitik tolak pada dokumentasi
ragam pertistiwa, informasi yang berwujud kasus, dan dokumentasi-dokumentasi
tertulis.
Temuan dalam penelitian ini faktor penyebabnya masih ada rumah sakit
yang melanggar Undang-Undang Tentang Kesehatan dan Undang-Undang
Tentang Rumah Sakit. Dalam memberikan pelayanan fasilitas/kesehatan terhadap
pasien diskriminatif, khususnya pasien yang tidak mampu. Sanksi yang diberikan
pihak yang berwenang belum sesuai karena rumah sakit belum memberikan
pelayanan kesehatan dengan baik dan melanggar Undang-Undang Tentang
Kesehatan dan Undang-Undang Tentang Rumah Sakit.
v
KATA PENGANTAR
حيم َّ الر ْح ٰم ِن
ِ الر َّ ِِب ْس ِم هللا
Segala puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat, nikmat serta karunia dari Allah SWT peneliti dapat menyelesaikan
skripsi dengan berjudul “PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER RUMAH
SAKIT AKIBAT KESALAHAN MENAJEMEN DI RUMAH SAKIT MITRA
KELUARGA KALIDERES (Studi Kasus Bayi Tiara Deborah Simanjorang)”.
Sholawat serta salam peneliti panjatkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu
„Alayhi wa Sallam, yang telah membawa umat manusia dari zaman kegelapan ke
zaman yang terang benderang ini.
Selanjutnya, dalam penyusunan skripsi ini, peneliti banyak mendapatkan
bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan
ini peneliti mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat:
1. Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, S.H., M.H., M.A. Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Muhammad Ali Hanafiah Selian, S.H., M.H. Ketua Program Studi Ilmu
Hukum dan Drs. Abu Tamrin, S.H., M.Hum. Sekertaris Program Studi Ilmu
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus
sebagai Pembimbing Akademik saya yang telah berkontribusi dalam
pembuatan skripsi ini.
3. Dr. Burhanudin, S.H., M.Hum. yang telah bersedia meluangkan waktu,
tenaga, dan pikiran serta kesabaran dalam memberikan bimbingan, motivasi,
arahan, dan saran-saran yang sangat berharga kepada peneliti dalam
menyusun skripsi ini.
4. Kepala dan Staf Perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah membantu dalam menyediakan fasilitas yang memadai
untuk peneliti mengadakan studi kepustakaan guna menyelesaikan skripsi ini.
vi
vii
Nur Anjani
DAFTAR ISI
viii
ix
1
Muhamad Sadi Is, Etika Hukum Kesehatan Teori dan Aplikasinya Di Indonesia,
(Jakarta : Kencana Prenadamedia Group, 2015), h. 1
1
2
2
Muhamad Sadi , Etika Hukum Kesehatan Teori dan Aplikasinya Di Indonesia, ... h. 11
3
M. Jusuf Hanafiah dan Amri Amir, Etika kedokteran dan Hukum Kesehatan , (Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2017), h. 33
4
Cecep Triwibowo, Etika dan Hukum Kesehatan, (Yogyakarta : Nuha Medika, 2014), h.
154
3
atau masyarakat yang mengalami penderitaan pada kesehatan yang kurang stabil
yang diderita oleh masyarakat diatur dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2009 Tentang Kesehatan. Tanggung jawab yang harus diwajibkan untuk rumah
sakit diatur dalam Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit yang
mengatur tentang pelayanan kepada masyarakat mampu atau kurang mampu tanpa
diskriminatif dalam penanganan medis yang terdapat dalam Pasal 29 yang
menyimpulkan bahwa harus memberikan suatu informasi yang benar tentang
pelayanan rumah sakit kepada masyarakat, memberi pelayanan kesehatan yang
aman, bermutu, anti diskriminasi, melaksanakan etika rumah sakit, melindungi
dan memberikan bantuan hukum bagi semua petugas rumah sakit yang
melaksanakan tugas, dan serta menyediakan sarana dan pelayanan bagi
masyarakat yang kurang mampu.
Tugas rumah sakit ialah dapat memberikan suatu pelayanan perorangan
kepada masyarakat dalam setiap kegiatan pelayanan kesehatan dari tenaga
kesehatan untuk melindungi dan menjaga kesehatan seseorang, mencegah dan
menyembuhkan penyakit yang diderita, dan memulihkan kembali kesehatan
seseorang yang sedang mengalami sakit.
Fungsi dari rumah sakit sesuai dengan tugas di rumah sakit antara lain
mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan melalui pelayanan
tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan medis, dapat menyelenggarakan dan
meningkatkan pengobatan dan pemulihan kesehatan seseorang sesuai dengan
standar pelayanan rumah sakit, dan mampu menyelenggakan pendidikan bagi
tenaga kesehatan dengan memperhatikan ketrampilan serta pemahaman etika ilmu
kesehatan.5
Kasus di rumah sakit mitra keluarga kalideres, yang mengenai pasien
gawat darurat yang meninggal di rumah sakit mitra keluarga kalideres diakibatkan
tidak menerima penanganan medis karena uang muka perawatan dari orang tua
pasien tidak mencukupi untuk melakukan pembayaran perawatan pasien.
5
Danny Wiradharma, Penuntut Kuliah Hukum Kedokteran, (Jakarta : Sagung Seto,
Cetakan Kedua, 2014), h. 99
4
6
Nursita Sari, Kompas.com, di akses
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/09/11/08385481/kasus-bayi-debora-dan-aturan-
penanganan-pasien-dalam-kondisi-darurat?page=all pada tanggal 27 desember 2018 pukul 13.35
WIB
5
muka terlebih dahulu kepada pasien gawat darurat dan bertentangan dengan
peraturan undang-undang.
3. Perumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui proses pemberian pelayanan pengobatan di rumah sakit
mitra keluarga kalideres sesuai dengan undang-undang.
b. Untuk mengetahui Sanksi apa yang diberikan oleh pihak yang berwenang
kepada rumah sakit mitra keluarga kalideres dalam melakukan malapraktik
manajemen.
2. Manfaat Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka manfaat yang hendak dicapai
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan agar peneliti mampu memberikan
penyelesaian suatu kasus kebijakan peraturan manajemen di rumah sakit mitra
7
D. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi peneliti ini
menggunakan penelitian hukum normatif. Penelitian hukum normatif ini
dilakukan dengan cara mencari bahan-bahan pustaka atau data sekunder
dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum
tersier. Bahan-bahan tersebut akan dianalisis oleh peneliti dengan cara
disusun secara sistematis, mengkaji hukum yang dikonsepkan sebagai
norma/kaidah yang berlaku dimasyarakat, dan menyimpulkan hasil dari
permasalahan tersebut dengan masalah yang diteliti oleh peneliti.
8
7
Salim HS dan Erlies Septiana Nurbani, Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian Tesis
Dan Disertasi, ( Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, Cetakan Ketiga, 2014), h. 19
8
Salim HS dan Erlies Septiana Nurbani, Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian Tesis
Dan Disertasi, ... h. 19
11
6. Metode Penulisan
Metode penulisan dalam penelitian ini berdasarkan pada buku acuan
yang digunakan penelitian ini adalah Buku Pedoman Penulisan Skripsi
Tahun 2017 yang dibuat oleh Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
E. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini terdapat bab-bab yang menjelaskan
permasalahan hukum yang terdapat dalam skripsi ini. Penjelasan pada masing-
masing bab terkait dengan permasalahan hukum yang diteliti oleh peneliti.
Adapun sistematika dari skripsi ini adalah :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah,
Identifikasi Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah,
Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, dan yang
terakhir Sistematika Penulisan.
BAB II TINJAUAN UMUM PERTANGGUNGJAWABAN
MANAJER RUMAH SAKIT AKIBAT KESALAHAN
MENAJEMEN DI RUMAH SAKIT MITRA KELUARGA
KALIDERES
Dalam Bab ini memuat tentang tinjauan umum Teoritis
mengenai Peraturan Manajemen di Rumah Sakit Mitra Keluarga
Kalideres, yang terdapat Teori Tanggung Jawab mengenai
beberapa Pengertian dari Pertanggungjawaban, Pengertian
Manajer, Pengertian Manajemen Rumah Sakit, Pengertian
Rumah Sakit, Jenis Rumah Sakit, Kewajiban Rumah Sakit, dan
Pengertian Korporasi.
BAB III TINJAUAN UMUM PERATURAN MANAJEMEN DI
RUMAH SAKIT MITRA KELUARGA KALIDERES
12
A. Kerangka Konseptual
Pengertian pertanggungjawaban adalah dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia pertanggungjawaban diartikan sebagai suatu perbuatan yang harus
dipertanggungjawabkan.1 Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
pada Pasal 1366 menyatakan bahwa setiap orang bertanggung jawab tidak saja
untuk kerugian yang disebabkan perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian
yang disebabkan kelalaian atau kurang hati-hati.
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata pada Pasal 1367 menyatakan
bahwa seorang tidak saja bertanggung jawab untuk kerugian yang disebabkan
perbuatannya sendiri, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan perbuatan
orang-orang yang menjadi tanggungannya atau disebabkan oleh barang-
barang yang berada dibawah pengawasannya.
Dalam tanggung jawab manajer rumah sakit secara hukum terhadap
kerugian yang dialami pasien di rumah sakit tersebut yang ditimbulkan atas
kelalaian atau kesengajaan yang dilakukan tenaga kesehatan di rumah sakit
harus bertanggungjawab dengan kerugian pasien dan dikenakan sanksi
hukum, karena menyebabkan pasien meninggal dunia.2
Pengertian manajer atau kepemimpinan adalah kemampuan untuk
mengarahkan dan menggerakan suatu perkumpulan orang atau kelompok
organisasi yang bergerak dibidangnya sesuai tugas dan kewajiban dari arahan
pimpinan kepada bawahannya untuk mencapai tujuan tertentu.3
Pengertian rumah sakit adalah sarana pelayanan kesehatan untuk
seseorang yang membutuhkan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat
1
https://kbbi.web.id/tanggung jawab diakses pada tanggal 14 februari 2019 Pukul 10.00 WIB
2
Cecep Triwibowo, Etika dan Hukum Kesehatan, (Yogyakarta : Nuha Medika, 2014), h. 231
3
Abi Sujak, Kepemimpinan Manajer Eksistensinya Dalam Perilaku Organisasi, (Jakarta :
CV Rajawali, 1990), h. 1
13
14
4
Sri Siswati, Etika dan Hukum Kesehatan dalam Persepektif Undang-Undang Kesehatan,
(Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2013), h. 79
5
Adami Chazawi, Malpraktik Kedokteran Tinjauan Norma Dan Doktrin Hukum, (Malang :
Bayumedia Publishing, 2007), h. 110
6
Gde Muninjaya, Manajemen Kesehatan, (Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Cetakan Kedua, 2004), h. 44
7
Gde Muninjaya, Manajemen Kesehatan, ... h. 49
15
B. Kerangka Teori
Teori tanggung jawab hukum yang didasarkan kesalahan adalah tanggung
jawab atas perbuatan dari pelaku yang melakukan perbuatan melawan hukum
dengan kekeliruan ataupun kelalaian. Kelalaian merupakan suatu dasar
keadaan dimana si pelaku lengah melakukan perbuatannya, kurang hati-hati
dalam perbuatan pelaku, dan tidak menjalankan kwajiban atas dasar peraturan
yang ada didalam Undang-Undang yang mengatur.11
Dalam Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
adalah institusi pelayanan kesehatan bagi seseorang yang sedang mengalami
penderitaan sakit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit
yang aman, bermutu serta terjangkau oleh masyarakat dalam kehidupan sosial
8
Sri Siswati, Etika dan Hukum Kesehatan dalam Persepektif Undang-Undang Kesehatan,
(Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2013), h. 125
9
https://kbbi.web.id/sanksi diakses pada tanggal 14 februari 2019 Pukul 13.02 WIB
10
Muladi dan Dwidja Priyatno, Pertanggungjawaban Pidana Korporasi, (Jakarta : Kencana
PrenadaMedia Group, 2010), h. 27
11
Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris,
(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2015), h. 212
16
12
Henni Febriawati, Manajemen Logistik Farmasi Rumah Sakit, (Yogyakarta : Gosyen
Publisying, 2013), h. 5
13
Henni Febriawati, Manajemen Logistik Farmasi Rumah Sakit, ... h. 7
14
https://kamuslengkap.com/kamus/kesehatan/arti-kata/rsj-rumah-sakit-jiwa diakses pada
tanggal 16 februari 2019 pukul 20.13 WIB
17
17
Irham Fahmi, Manajemen Kepemimpinan Teori dan Aplikasi, (Bandung : Alfabeta, 2013),
h. 2
19
18
Irham Fahmi, Manajemen Kepemimpinan Teori dan Aplikasi, ... h. 15
19
https://www.kajianpustaka.com/2012/11/pemimpin-dan-kepemimpinan.html diakses pada
tanggal 17 februari 2019 pukul 14.42 WIB
20
Henni Febriawati, Manajemen Logistik Farmasi Rumah Sakit, (Yogyakarta : Gosyen
Publisying, 2013), h. 22
20
21
https://kbbi.web.id/malapraktik diakses pada tanggal 17 februari 2019 Pukul 18.35 WIB
22
https://kbbi.web.id/manajemen diakses pada tanggal 17 februari 2019 Pukul 18.42 WIB
23
Muhamad Sadi Is, Etika Hukum Kesehatan Teori dan Aplikasinya Di Indonesia, (Jakarta :
Kencana Prenadamedia Group, 2015), h. 64
21
24
Cecep Triwibowo, Etika dan Hukum Kesehatan, (Yogyakarta : Nuha Medika, 2014), h.
264
22
25
Mahrus Ali, Asas-Asas Hukum Pidana Korporasi, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada,
2013), h. 2
26
Munir Fuady, Teori-Teori Besar (Grand Theory) Dalam Hukum, (Jakarta : Kencana
Prenadamedia Group, 2013), h. 195
23
27
Ferysa Rochmaningtyas, Pengendalian Sistem Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Islam
Klaten, (Yogyakarta : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2010), h. 2
24
28
Teddy Irawan Saputra, Pertanggungjawaban Pidana Rumah Sakit Dan Dokter Atas
Meninggalnya Pasien Yang Ditelantarkan Rumah Sakit, (Yogyakarta : Universitas Islam
Indonesia Yogyakarta, 2018), h. 12
25
30
Muhamad Sadi Is, Etika Hukum Kesehatan Teori dan Aplikasinya Di Indonesia, (Jakarta :
Kencana Prenadamedia Group, 2015), h. 2
BAB III
TINJAUAN UMUM TENTANG PERATURAN MANAJEMEN
DI RUMAH SAKIT MITRA KELUARGA KALIDERES
27
28
Orang tua bayi tersebut hanya memiliki uang sebesar Rp. 5.000.000.00-
(lima juta rupiah) dan menyerahkan uang kebagian administrasi untuk
mendapatkan pelayanan intensif di rumah sakit mitra keluarga kalideres. Namun
ternyata uang tersebut ditolak meski Orang Tua Tiara Deborah Simanjorang
berjanji akan segera melunasinya. Pihak rumah sakit mitra keluarga kalideres
menolak pembayaran dan rumah sakit sempat merujuk bayi Tiara Deborah
Simanjorang untuk segera dirawat di rumah sakit lain yang memiliki instalasi
pediatric intensive care unit (PICU) dan menerima layanan BPJS.
Pihak rumah sakit mitra keluarga kalideres menelpon beberapa rumah
sakit, Orang Tua bayi Tiara Deborah Simanjorang tidak juga mendapatkan
ruangan pediatric intensive care unit (PICU) kosong untuk merawat putrinya.
Sehingga kondisi bayi Tiara Deborah Simanjorang terus menurun hingga akhirnya
dokter menyatakan putri dari Rudianto dan Henny tersebut meninggal dunia.1
1
Fahrizal Fahmi Daulay, tribunnews.com, diakses
http://medan.tribunnews.com/2017/09/10/kronologi-bayi-debora-meninggal-dan-parahnya-
pelayanan-rumah-sakit-tempat-dirawat diakses pada tanggal 18 maret 2019 pukul 12.45 WIB
29
2
M. Jusuf Hanafiah dan Amri Amir, Etika kedokteran dan Hukum Kesehatan , (Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2017), h. 32
30
3
M. Jusuf Hanafiah dan Amri Amir, Etika kedokteran dan Hukum Kesehatan , ... h. 34
31
rumah sakit yang dapat melindungi masyarakat melalui adanya kepastian dan
perlindungan hukum bagi penerima maupun penyediaan dan pengelola pelayanan
kesehatan di setiap rumah sakit.
Kegiatan yang dioprasionalkan didalam rumah sakit dalam memberikan
suatu penerapan pelayanan kesehatan yang menjadikan dasar memberikan
pelayanan kesehatan yang baik berdasarkan pada nilai kemanusiaan, etika dan
profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak, pemerataan, perlindungan
terhadap keselamatan nyawa pasien, mempunyai fungsi sosial, dan dalam
pengaturan penyelenggaraan di rumah sakit juga bertujuan untuk meningkatkan
dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit dan adanya kepastian
dan/atau perlindungan hukum bagi masyarakat.4
4
M. Jusuf Hanafiah dan Amri Amir, Etika kedokteran dan Hukum Kesehatan , (Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2017), h. 47
32
profesi yang hanya berlaku efektif apabila mampu memberikan nilai-nilai yang
hidup dalam lingkungan profesi itu sendiri.5
Tujuan dan fungsi dari kode etik profesi secara umum dapat dijelaskan
bahwa setiap profesi menempatkan ahli yang bersangkutan untuk suatu keadaan
yang sangat penting, maka dari itu kode etik profesi mempunyai tujuan dalam
kode etik profesi seperti :
a. Mampu menjungjung tinggi harkat dan martabat dari suatu profesi itu sendiri.
b. Menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota profesi.
c. Meningkatkan kerja atau pengabdian untuk meningkatkan mutu profesi.
d. Mempunyai organisasi yang kuat dan terjalin erat untuk meningkatkan mutu
organisasi dalam suatu profesi tersebut.6
Kode etik profesi harus dirumuskan sebagai sarana kontrol sosial, sebagai
pencegah campur tangan dari pihak lain, dan sebagai pencegah kesalah pahaman
dan konflik. Kode etik profesi mempunyai fungsi sebagai acuan kontrol moral
atau pengawasan dari perilaku yang sanksinya lebih dikonsentrasikan secara
psikologis dan kelembagaan. Pelaku profesi yang melanggar ketentuan yang
sudan diatur didalam Undang-Undang yang berlaku dapat bertanggungjawab
secara moral terhadap etik profesinya.
Oleh karena itu, dengan adanya nilai-nilai yang terkandung didalam kode
etik profesi dituntut untuk melaksanakan pelayanan profesi yang baik dan
bermutu untuk masyarakat dengan mempunyai sikap etis yang baik dari etika
seseorang yang berprofesi. Kode etik profesi terbentuknya dengan intergritas
moral yang kuat didalam pengembangan profesi. Dalam kode etik profesi menjadi
acuan supaya anggota profesi tetap bermartabat dan bertanggungjawab dari
profesi nya yang dijalanakan dengan adanya nilai norma dan moral yang
terkandung didalam diri seorang profesi.7
5
Muhamad Sadi Is, Etika Hukum Kesehatan Teori dan Aplikasinya Di Indonesia, (Jakarta :
Kencana Prenadamedia Group, 2015), h. 138
6
Muhamad Sadi Is, Etika Hukum Kesehatan Teori, ... h. 140
7
Muhamad Sadi , Etika Hukum Kesehatan Teori dan Aplikasinya Di Indonesia, ... h. 142
33
8
M. Jusuf Hanafiah dan Amri Amir, Etika kedokteran dan Hukum Kesehatan , (Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2017), h. 191
34
10
Setya Wahyudi, Tanggung Jawab Rumah Sakit Terhadap Kerugian Akibat Kelalaian
Tenanga Kesehatan Dan Implikasinya, Jurnal Dinamika Hukum, Volume. 11 Nomor 3 September
2011 : 505, h. 7
35
11
http://pelayanan.jakarta.go.id/download/regulasi/undang-undang-nomor-25-tahun-2009-
tentang-pelayanan-publik.pdf diakses pada tanggal 30 April 2019 Pukul 09.00 WIB
36
12
Setya Wahyudi, Tanggung Jawab Rumah Sakit Terhadap Kerugian Akibat Kelalaian
Tenanga Kesehatan Dan Implikasinya, Jurnal Dinamika Hukum, Volume. 11 Nomor 3 September
2011 : 505, h. 9
13
Layanan Kesehatan Dengan Setulus Hati, h. 18 diakses https://cdn.indonesia-
investments.com/bedrijfsprofiel/5699/Mitra-Keluarga-Karyasehat-Annual-Report-2014-MIKA-
Company-Profile-Indonesia-Investments.pdf, pada tanggal 30 April 2019 pukul 11.02 WIB
14
Layanan Kesehatan Dengan Setulus Hati, h. 117, ... pada tanggal 30 april 2019 pukul
11.10 WIB
37
15
Layanan Kesehatan Dengan Setulus Hati, h. 118, ... pada tanggal 30 april 2019 pukul
11.25 WIB
38
Struktur tata kelola Dewan Komisaris yang terdapat dari struktur tata
kelola perusahaan mitra seperti Direksi yang menetapkan suatu kebijakan-
kebijakan didalam perusahaan mitra keluarga. Direksi yang bertanggungjawab
untuk melakukan tugas mengelola perusahaan dengan menetapkan dasar
kebijakan serta mengatur manajemen perusahaan secara keseluruhan.
Penujukan dari direksi dilakukan sesuai dengan peraturan yang sudah
ditentukan didalam peraturan OJK No.33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan
Dewan Komisaris yang dikutip dalam sumber website https://cdn.indonesia-
investments.com/bedrijfsprofiel/5699/Mitra-Keluarga-Karyasehat-Annual-Report-2014-
16
Transformasi Untuk Pertumbuhan Berkelanjutan, h. 105, diakses
http://mitrakeluarga.com/pdf/report/4_53_laporan-tahunan-2015.pdf pada tanggal 30 april 2019
pukul 13.20 WIB
17
Transformasi Untuk Melayani Dengan Baik, h. 104, diakses https://cdn.indonesia-
investments.com/bedrijfsprofiel/5699/Mitra-Keluarga-Karyasehat-Annual-Report-2016-Company-
Profile-Indonesia-Investments.pdf pada tanggal 30 april 2019 pukul 13.40 WIB
18
Meraih Peluang Untuk Mencapai Pertumbuhan, h. 110, diakses
http://www.mitrakeluarga.com/pdf/report/40_15_laporan-tahunan-2017.pdf pada tanggal 30 april
2019 pukul 15.00 WIB
39
19
Layanan Kesehatan Dengan Setulus Hati, h. 119, ... pada tanggal 30 april 2019 pukul
15.25 WIB
20
Layanan Kesehatan Dengan Setulus Hati h. 120, ... pada tanggal 30 april 2019 pukul 15.
48 WIB
21
Transformasi Untuk Pertumbuhan Berkelanjutan, h. 108, ... pada tanggal 30 april 2019
pukul 16.10 WIB
22
Transformasi Untuk Melayani Lebih Baik, h. 110, ... pada tanggal 30 april 2019 pukul
16.15 WIB
40
23
Meraih Peluang Untuk Mencapai Pertumbuhan, h. 120, diakses
http://www.mitrakeluarga.com/pdf/report/40_15_laporan-tahunan-2017.pdf pada tanggal 30 april
2019 pukul 16. 23 WIB
41
24
Layanan Kesehatan Dengan Setulus Hati, h. 121, diakses https://cdn.indonesia-
investments.com/bedrijfsprofiel/5699/Mitra-Keluarga-Karyasehat-Annual-Report-2014-MIKA-
Company-Profile-Indonesia-Investments.pdf pada tanggal 30 april 2019 pukul 16.40 WIB
25
Transformasi Untuk Pertumbuhan Berkelanjutan, h. 111, diakses
http://mitrakeluarga.com/pdf/report/4_53_laporan-tahunan-2015.pdf pada tanggal 30 april 2019
pukul 18.49 WIB
26
Transformasi Untuk Melayani Lebih Baik, h. 114, diakse https://cdn.indonesia-
investments.com/bedrijfsprofiel/5699/Mitra-Keluarga-Karyasehat-Annual-Report-2016-Company-
Profile-Indonesia-Investments.pdf pada tanggal 30 april 2019 pukul 19.00 WIB
42
27
Meraih Peluang Untuk Mencapai Pertumbuhan, h. 124
http://www.mitrakeluarga.com/pdf/report/40_15_laporan-tahunan-2017.pdf pada tanggal 30 april
2019 pukul 19.15 WIB
BAB IV
KEBIJAKAN PERATURAN MANAJEMEN DI RUMAH SAKIT MITRA
KELUARGA KALIDERES
1
Soekidjo Notoatmodjo, Etika Dan Hukum Kesehatan, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2010), h.
50
2
Soekidjo, Etika Dan Hukum Kesehatan, ... h. 51
43
44
3
Soekidjo Notoatmodjo, Etika Dan Hukum Kesehatan, ... h. 53
45
c) Pasien lama yang berobat di rumah sakit mitra keluarga kalideres untuk
berobat ke dokter spesialis maka petugas rumah sakit akan menanyakan
kepada pasien terkait kartu berobat yang dimiliki pasien. Jika pasien
sudah memiliki kartu pasien, maka petugas akan melakukan pendaftaran
dengan memasukan Nomor Rekam Medis pasien. Namun, jika pasien
tersebut pasien umum maka sebelum melakukan pemeriksaan yang akan
dilakukan maka pasien harus membayar biaya pemeriksaan.
d) Jika pasien tersebut pasien asuransi atau perusahaan maka pasien tersebut
harus memberikan kartu asuransi atau perusahaan kepada petugas dan
petugas rumah sakit akan melakukan pengecekan biaya apa yang harus
dibayar oleh asuransi atau perusahaan dan melakukan konfirmasi
terhadap asuransi atau perusahaan. Biaya pemeriksaan pasien akan
ditagihkan kepada asuransi atau perusahaan. Dalam melakukan
pendaftaran ke poli spesialis dibuka pukul 07.00-21.00 WIB.
2. Tahapan untuk melakukan pengobatan di rumah sakit mitra keluarga
kalideres untuk melakukan pendaftaran pengobatan rawat inap atau poli
umum di rumah sakit mitra keluarga kalideres :
a) Pasien yang datang ke rumah sakit mitra keluarga kalideres dalam
melakukan pengobatan rawat inap atau poli umum diharuskan datang
menuju ke loket rawat inap atau pendaftaran poli umum di rumah sakit
mitra keluarga kalideres.
b) Jika pasien baru maka akan diminta untuk mengisi form pendaftaran
identitas pribadi sebagai data awal pasien. Dalam pembuatan rekam
medis bagi pasien baru yang datang ke rumah sakit mitra keluarga
kalideres dan petugas rumah sakit akan menanyakan kepada pasien baru
yang mendaftar berobat untuk rawat inap atau poli umum terkait pasien
memiliki fasilitas asuransi atau jaminan perusahaan atau pasien tersebut
bagian dari pasien umum. Kemudian Pasien akan dibuatkan kartu pasien
untuk dapat melakukan kunjungan ke rumah sakit selanjutnya. Jika
pasien tersebut pasien umum maka akan diharuskan pasien dapat
langsung diberikan pelayanan pemeriksaan setelah didaftarkan oleh
47
4
Pelayanan Pengobatan Di Rumah Sakit Mitra Keluarga, diakses
http://mitrakeluarga.com/frequently-ask-question pada tanggal 10 mei 2019 pukul 14.30 WIB
51
5
Nabilla Tashandra, Kompas.com, diakses
https://nasional.kompas.com/read/2017/09/13/15313261/kasus-bayi-debora-menkes-jatuhi-sanksi-
tertulis-untuk-rs-mitra-keluarga pada tanggal 10 mei 2019 pukul 15.06 WIB
6
Jessi Carina, Kompas.com, diakses
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/09/26/06283361/akhir-investigasi-kasus-bayi-debora-
dan-sanksi-untuk-rs-mitra-keluarga?page=all pada tanggal 10 mei 2019 pukul 15.40 WIB
52
7
Cecep Triwibowo, Etika dan Hukum Kesehatan, (Yogyakarta : Nuha Medika, 2014), h. 219
55
8
Cecep Triwibowo, Etika dan Hukum Kesehatan, ... h. 220
56
mitra keluarga kalideres terhadap Tiara Deborah Simanjorang bayi yang berumur
4 (empat) bulan meninggal di rumah sakit mitra keluarga kalideres diakibatkan
kurang mendapatkan pelayanan kesehatan. Keputusan tersebut terhadap sanksi
untuk rumah sakit mitra keluarga kalideres dari Kementerian Kesehatan dalam
surat resmi Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
UM.0105/MENKES/395/2017 pada tanggal 13 september tahun 2017 yang
dikutip berdasarkan dari keterangan sumber website https://nasional.kompas.com
pada hari rabu tanggal 13 september 2017 pukul 15:31 WIB.
Menteri Kesehatan memerintahkan kepada Dinas Kesehatan Provinsi DKI
Jakarta untuk memberikan Sanksi Administrasi sesuai dengan kewenangan
dengan berupa sanksi teguran tertulis yang disarankan oleh Menteri Kesehatan
yang bernama Nila Djuwita Farid Moeloek. Pasien gawat darurat meninggal di
rumah sakit mitra keluarga kalideres yang bernama Tiara Deborah Simanjorang
yang diminta uang muka perawatan dan diberikan setengah pembayaran uang
muka perawatan namun ditolak oleh pihak rumah sakit dikarnakan tidak
mencukupi uang muka pembayaran perawatan pasien.
Dokter yang menangani pasien Tiara Deborah Simanjorang memberikan
pertolongan pertama dan merawat pasien saat berada di rumah sakit. Perawatan
yang dilakukan Dokter untuk masa penyembuhan pasien sudah sangat profesional
dan sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan. Pihak keluarga pasien
diharuskan membayar uang muka terlebih dahulu untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan selanjutnya untuk masa penyembuhan pasien. Pasien tidak tertolong
diakibatkan tidak mendapat pelayanan kesehatan lebih lanjut dan orang tua pasien
tidak mampu membayar uang muka, pasien gawat darurat yang bernama Tiara
Deborah Simanjorang meninggal dunia di Rumah Sakit Mitra Keluarga
Kalideres.9
Sanksi yang diberikan oleh Menteri Kesehatan dan Dinas Kesehatan
berupa sanksi Administrasi untuk Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres yang
berupa manajemen di rumah sakit mitra keluarga kalideres harus dimutasi.
9
Nabilla Tashandra, Kompas.com, diakses
https://nasional.kompas.com/read/2017/09/13/15313261/kasus-bayi-debora-menkes-jatuhi-sanksi-
tertulis-untuk-rs-mitra-keluarga pada tanggal 26 mei 2019 pukul 13.17 WIB
60
10
Moch. Harun Syah, Liputan 6, diakses https://www.liputan6.com/news/read/3107803/bayi-
debora-meninggal-dunia-ini-sanksi-untuk-rs-mitra-keluarga pada tanggal 26 mei 2019 pukul 13.24
WIB
11
Nibras Nada Nailufar, Kompas.com, diakses
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/10/24/16463791/sanksi-kasus-debora-rs-mitra-
keluarga-kalideres-rombak-jajaran-manajemen pada tanggal 26 Mei 2019 Pukul 13.45 WIB
61
Tenaga kesehatan seperti dokter dari pihak rumah sakit mitra keluarga
kalideres tersebut telah memberikan pertolongan pertama dengan baik dan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Tetapi didalam permasalahan kasus yang
terjadi bahwa rumah sakit mitra keluarga memang sudah memberikan pertolongan
pertama, namun rumah sakit mitra keluarga membiarkan pasien yang sedang sakit
parah tidak diberi tindakan perawatan lebih lanjut untuk masa penyembuhan
pasien dan dengan adanya kebijakan peraturan dari pimpinan rumah sakit malah
lebih mengutamakan uang muka pembayaran dari pada mementingkan
keselamatan nyawa pasien, sehingga pasien tersebut mengakibatkan terjadinya
meninggal dunia akibat kurangnya pelayanan kesehatan di rumah sakit mitra
keluarga kalideres.
Seharusnya pihak yang berwajib juga bisa memberikan sanksi berupa
sanksi pencabutan izin operasional. Rumah sakit tersebut telah melakukan
malapraktek manajemen, dikatakan sebagai malapraktik manajemen karna adanya
suatu tindakan kebijakan peraturan yang dibuat oleh pimpinan rumah sakit yang
tidak sesuai dengan Undang-Undang Tentang Kesehatan dan Undang-Undang
Tentang Rumah sakit. Kebijakan peraturan rumah sakit lebih mendahulukan uang
muka pembayaran untuk pasien gawat darurat yang bernama Tiara Deborah
Simanjorang yang berumur 4 (empat) bulan dari pada keselamatan nyawa pasien,
sehingga pasien tersebut meninggal dunia akibat tidak bisa membayar uang muka.
Rumah Sakit merupakan suatu Badan Hukum yang telah dijelaskan
didalam Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit pada Pasal
20 Ayat (1) Berdasarkan pengelolaannya Rumah Sakit dapat dibagi menjadi
Rumah Sakit Publik dan Rumah Sakit Privat. Ayat (2) Rumah sakit publik
sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dapat dikelola oleh pemerintah, pemerintah
daerah, dan badan hukum yang bersifat nirbala. Ayat (3) Rumah sakit Publik yang
dikelola pemerintah dan pemerintah daerah diselenggarakan berdasarkan
pengelolaan badan layanan umum atau badan layanan umum daerah sesuai
dengan ketentuan peraturan undang-undang. Ayat (4) Rumah Sakit Publik yang
dikelola pemerintah dan pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada Ayat (2)
tidak dapat dialihkan menjadi rumah sakit privat.
63
12
https://kbbi.kata.web.id/badan-hukum/ diakses pada tanggal 26 Mei 2019 pukul 22.26 WIB
13
Henni Febriawati, Manajemen Logistik Farmasi Rumah Sakit, (Yogyakarta : Gosyen
Publisying, 2013), h. 9
64
bersama-sama mempunyai hak dan kewajiban dari tugas yang terpisah sendiri dari
hak kewajiban anggota nya masing-masing.14
Pertanggungjawaban pidana korporasi bagi pengurus korporasi sebagai
pembuat dan pengurusnya wajib bertanggung jawab, korporasi
dipertanggungjawabkan oleh pimpinan, dan bagi pengurus korporasi mempunyai
tugas dan tanggungjawab dengan kewajiban-kewajiban tertentu. korporasi itu
dapat dipertanggungjawabkan oleh pengurus atau pimpinan yang telah melakukan
pelanggaran tertentu, maka bisa diancam pidana dan dipidana.15
Ketentuan yang mengatur hal tersebut sesuai dengan ketentuan yang
terdapat didalam peraturan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana pada Pasal 169
KUHP yang menyatakan bahwa dalam Ayat (1) Turut campur dalam
perkumpulan yang dimaksud melakukan kerjahatan atau dalam perserikatan lain
yang dilarang oleh undang-undang umum, dihukum penjara selama-lamanya 6
(enam) bulan. Ayat (2) menyatakan bahwa turut dalam perkumpulan pelanggaran,
dihukum penjara selama-lamanya 9 (sembilan) bulan atau denda sebanyak-banyak
nya empat ribu lima ratus rupiah. Ayat (3) Terhadap orang yang mendirikan atau
yang mengurus perkumpulan itu, maka hukuman ini dapat ditambah dengan
sepertiganya.
Rumah sakit berhubungan dengan pasien dalam proses memberikan
pelayanan yang baik dan tanpa diskriminatif, jika terjadi suatu pelanggaran yang
dilakukan oleh rumah sakit terhadap pasien dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan dalam perbuatan yang melanggar peraturan perundang-undangan yang
dilakukan oleh dokter ataupun tenaga kesehatan lainnya yang beroprasi di rumah
sakit dengan adanya unsur kesengajaan maka tanggungjawab pidana berupa
pemidanaan dan pencabutan izin operasional rumah sakit.16
Rumah sakit mitra keluarga kalideres melakukan pelanggaran terhadap
pasien gawat darurat di rumah sakit. Pasien tidak mendapatkan pertolongan lebih
14
Muladi dan Dwidja Priyatno, Pertanggungjawaban Pidana Korporasi, (Jakarta : Kencana
PrenadaMedia Group, 2010), h. 25
15
Muladi dan Dwidja Priyatno, Pertanggungjawaban Pidana Korporasi, ... h. 86
16
Grace Yurico Bawole, Rumah Sakit Sebagai Badan Hukum Bertanggung Jawab Atas
Tindakan Medis Yang Dilakukan Dokternya, Volume. II, Nomor .5, September 2013, h. 137
65
lanjut untuk masa penyembuhan pasien sehingga pasien tersebut meninggal dunia,
diakibatkan dari kebijakan manajemen rumah sakit dalam membuat peraturan
tidak sesuai dengan Undang-Undang Tentang Kesehatan dan Undang-Undang
Tentang Rumah Sakit dengan aturan pasien harus membayar uang muka terlebih
dahulu. Namun pasien tersebut tidak bisa membayar uang muka yang disarankan
oleh pihak rumah sakit sehingga kurang pelayanan pengobatan di rumah sakit
tersebut dan mengakibatkan pasien meninggal dunia.
Undang-Undang Tentang Kesehatan sudah menjelaskan terkait pelayanan
bagi pasien yang tidak mendahulukan uang muka terlebih dahulu yang diatur
didalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan pada Pasal
32 Ayat (1) dan Ayat (2) menyebutkan bahwasannya dalam Ayat (1) Dalam
keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun swasta,
wajib memberikan pelayanan kesehatan bagi penyelamatan nyawa pasien dan
pencegahan kecacatan terlebih dahulu. Dalam Ayat (2) menyatakan bahwasannya
Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun
swasta dilarang menolak pasien dan/atau meminta uang muka.
Dengan adanya pelanggaran yang dilakukan pihak rumah sakit maka
rumah sakit tidak harus mendapatkan sanksi Administrasi berupa pemindahan
terhadap manajemen saja, namun rumah sakit bisa dikenakan sanksi pidana
korporasi yang bisa saja diwakili oleh Pimpinan atau Direktur, dan Manajer
Rumah Sakit. Rumah Sakit merupakan Badan Hukum bisa dipidana seperti pidana
korporasi yaitu dengan dipidana ataupun pencabutan izin operasional rumah sakit.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dengan hasil analisa peneliti pada bab-bab sebelumnya maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam pemberian pelayanan pengobatan kepada pasien di Rumah Sakit
Mitra Keluarga Kalideres sudah sesuai dengan Peraturan Perundang-
Undangan. Namun dengan adanya kasus pasien yang meninggal di rumah
sakit mitra keluarga kalideres yang bernama Tiara Deborah Simanjorang
pada tahun 2017, pasien kurang mendapatkan pelayanan kesehatan dengan
baik. Kebijakan dari peraturan manajemen rumah sakit yang
mendahulukan uang muka pembayaran dari pada mementingkan
keselamatan nyawa pasien, sehingga pasien tersebut tidak bisa membayar
uang muka dan akhirnya meninggal dunia.
2. Sanksi yang diberikan oleh pihak yang berwenang seperti Menteri
Kesehatan dan Dinas Kesehatan memberikan sanksi teguran tertulis
berupa sanksi administrasi yang harus mutasi manajemen dan rumah sakit
harus terakreditasi kembali. Sanksi tersebut sudah dijalankan dengan baik
oleh pihak rumah sakit. Namun dengan adanya pelanggaran yang
dilakukan pihak rumah sakit yang membiarkan orang lain sakit berat
hingga orang tersebut meninggal dunia tanpa mendapatkan perawatan
yang layak di rumah sakit bisa dikenakan sanksi pidana. Pasal 359 Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana menyatakan bahwa barang siapa karena
kesalahannya menyebabkan orang lain meninggal, diancam dengan pidana
penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu
tahun. Pasal 1366 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menyatakan
bahwa setiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian yang
disebabkan perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan
kelalaian atau kurang hati-hati, dan Undang-Undang Nomor 36 Tahun
66
67
2009 Tentang Kesehatan pada Pasal 190 Ayat (1) dan Ayat (2) dalam
ketentuan pidana yang menyebabkan pasien meninggal dunia.
B. Rekomendasi
Berdasarkan dengan analisa peneliti pada bab-bab sebelumnya maka dapat
diambil rekomendasi sebagai berikut :
1. Bagi rumah sakit pemerintah maupun rumah sakit swasta dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien tanpa unsur diskriminatif.
2. Mendahulukan keselamatan nyawa pasien.
3. Tidak menimbulkan malapraktik dalam memberikan pelayanan kesehatan
untuk pasien di rumah sakit.
4. Tenaga kesehatan mempunyai keterampilan dan profesional dalam
menangani pasien di rumah sakit.
5. Memberikan pelayanan kesehatan yang baik, aman, dan bermutu bagi
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
68
69
Jurnal
Cahyo Agi Wibowo, Hari Wahyudi, Sudarto. “Penolakan Pelayanan Medis Oleh
Rumah Sakit Terhadap Pasien Yang Membutuhkan Perawatan Darurat,
Jurnal Nasional, Surabaya, Universitas Muhammadiyah Surabaya,Vol. 1,
No 1, 2017.
Ferysa Rochmaningtyas, “Pengendalian Sistem Pelayanan Kesehatan Di Rumah
Sakit Islam Klaten”, Jurnal ilmiah pelayanan kesehatan, 2010.
Grace Yurico Bawole, “Rumah Sakit Sebagai Badan Hukum Bertanggung Jawab
Atas Tindakan Medis Yang Dilakukan Dokternya”. jurnal nasional, Vol.
II, No. 5, 2013.
Setya Wahyudi, “Tanggung Jawab Rumah Sakit Terhadap Kerugian Akibat
Kelalaian Tenanga Kesehatan Dan Implikasinya”, Jurnal Dinamika
Hukum, Vol. 11, No. 3, 2011.
Teddy Irawan Saputra, “Pertanggungjawaban Pidana Rumah Sakit Dan Dokter
Atas Meninggalnya Pasien Yang Ditelantarkan Rumah Sakit”, Jurnal
Ilmiah, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, 2018.
Peraturan Perundang-Undangan
Website
https://kompas.com
https://kbbi.web.id
https://tribunnews.com
https://liputan6.com
Layanan Kesehatan Dengan Setulus Hati, diakses https://cdn.indonesia
investments.com/bedrijfsprofiel/5699/Mitra-Keluarga-Karyasehat-Annual
Report-2014-MIKA-Company-Profile-Indonesia-Investments.pdf
Transformasi Untuk Pertumbuhan Berkelanjutan, diakses
http://mitrakeluarga.com/pdf/report/4_53_laporan-tahunan-2015.pdf
Transformasi untuk melayani dengan baik, diakses https://cdn.indonesia
investments.com/bedrijfsprofiel/5699/Mitra-Keluarga-Karyasehat-Annual
Report-2016-Company-Profile-Indonesia-Investments.pdf
Meraih Peluang Untuk Mencapai Pertumbuhan, diakses
http://www.mitrakeluarga.com/pdf/report/40_15_laporan-tahunan2017.pdf
Pelayanan Pengobatan Di Rumah Sakit Mitra Keluarga, diakses
http://mitrakeluarga.com/frequently-ask-question
71