Anda di halaman 1dari 6

EKSTRAKSI SERVIS PADA SISTEM INFORMASI KESEHATAN:

SEBUAH PENDEKATAN KE ARAH SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE

Sari Paturusi

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Sam Ratulangi,


Jl. Kampus UNSRAT Bahu, Manado, 95115, Indonesia

E-mail: sari.paturusi@unsrat.ac.id

Abstrak

Industri kesehatan telah berkembang sebagai salah satu sektor yang paling menantang
untuk implementasi teknologi informasi karena kompleksitas dan komponen yang
heterogen. Walaupun perannya telah membawa dampak positif untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pelayanan kesehatan, implementasi teknologi informasi telah
menciptakan "pulau-pulau informasi" yang sangat sulit untuk bersinergi. Sedangkan untuk
mengembangkan kembali sebuah aplikasi terpadu dari awal akan sangat mahal dan
memakan waktu, maka diperlukan metode yang menyediakan interoperabilitas antara
monolitic sistem-sistem informasi kesehatan menuju sistem yang lebih komprehensif dan
terpadu (tapi masih adaptif). Penelitian ini menggunakan pendekatan SOA (Service
Oriented Architecture) untuk mengembangkan sebuah "Service Oriented Sistem Informasi
Kesehatan" yang dibangun baik dari sistem yang telah ada atau sistem SOA-compliant yang
baru dikembangkan, dan untuk menunjukkan kemampuan dan efektivitas untuk mendukung
layanan kesehatan dan sifatnya yang dinamis.

Kata Kunci: Service Oriented Architecture, Sistem Informasi Kesehatan

1. Pendahuluan berbagai bentuk pelayanan profesional seperti


praktik dokter, bidan, poliklinik, balai pengobatan,
Industri kesehatan telah berkembang rumah bersalin, klinik spesialis dan rumah-rumah
menjadi salah satu sektor dengan kompleksitas sakit, baik milik pemerintah maupun swasta.
yang tinggi. Hal ini terutama disebabkan karena Berbagai bentuk pelayanan tersebut didukung
sektor kesehatan kerap mengandung proses bisnis pula dengan bentuk-bentuk pelayanan penunjang
yang rumit, data-data medis yang beragam, serta seperti apotik, toko obat, laboratorium klinik dan
melibatkan komponen-komponen sistem yang optik. Selain antar unit pengelola kesehatan itu
heterogen dan dinamis, baik dalam organisasi sendiri, SKN juga menyoroti prinsip-prinsip
pelayanan kesehatan itu sendiri maupun secara koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergisme
lintas sektoral dengan sistem yang lain. Adanya (KISS) subsistem lain di luar SKN.
faktor-faktor tersebut telah mengakibatkan Dengan demikian banyaknya komponen
dukungan teknologi informasi dalam menunjang yang terlibat dalam pengelolaan dan pelayanan
industri kesehatan menjadi sangat kompleks pula. kesehatan di Indonesia baik secara teknik maupun
Di Indonesia, Sistem Kesehatan Nasional manajerial, maka tidak heran jika mewujudkan
(SKN) yang ditetapkan oleh Departemen suatu sistem informasi yang mampu menunjang
Kesehatan pada tahun 2004 telah merumuskan pelayanan kesehatan serta menyajikan informasi
dua unsur utama upaya kesehatan yang mencakup kesehatan secara terintegrasi dan komprehensif
upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya tidak semudah membalik telapak tangan. Di sisi
kesehatan perorangan (UKP). UKM lain, membangun kembali dari awal seluruh
diimplementasikan melalui pendirian Pusat sistem yang sudah ada menjadi sebuah sistem
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sekurang- terpadu merupakan suatu pekerjaan yang sangat
kurangnya satu di tiap kecamatan dan didukung kompleks serta membutuhkan waktu yang sangat
dengan perangkat Dinas Kesehatan di tingkat lama dan biaya yang tidak sedikit.
kabupaten/kota dan provinsi sebagai fungsi teknis Tulisan ini menggambarkan sebuah
dan manajerial. UKP diwujudkan melalui pendekatan yang berbeda dalam metode
perancangan dan implementasi Sistem Informasi infrastruktur pelayanan kesehatan tersebut
Kesehatan, yakni dengan menggunakan prinsip- menjalankan program dan pelayanan kesehatan
prinsip arsitektur berorientasi layanan atau Service menuju pencapaian visi dan misi Depkes tersebut.
Oriented Architecture (SOA). Setiap jenjang tersebut memiliki sistem kesehatan
yang yang saling terkait mulai dari pelayanan
2. Sistem Informasi Kesehatan kesehatan dasar di desa dan kecamatan sampai ke
tingkat nasional.
Sistem informasi kesehatan merupakan suatu Jaringan sistem pelayanan kesehatn tersebut
pengelolaan informasi diseluruh seluruh tingkat memerlukan sistem informasi yang saling
pemerintah secara sistematis dalam rangka mendukung dan terkait, sehingga setiap kegiatan
penyelengggaraan pelayanan kepada masyarakat. dan program kesehatan yang dilaksanakan dan
Peraturan perundangundangan yang menyebutkan dirasakan oleh masyarakat dapat diketahui,
sistem informasi kesehatan adalah Kepmenkes difahami, diantisipasi dan di kelola dengan
Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan sebaik-baiknya. Departemen Kesehatan telah
dan strategi desentralisasi bidang kesehatan dan membangun sistem informasi kesehatan yang
Kepmenkes Nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002 disebut SIKNAS yang melingkupi sistem jaringan
tentang petunjuk pelaksanaan pengembangan informasi kesehatan mulai dari kabupaten sampai
sistem laporan informasi kesehatan ke pusat. Namun demikian dengan keterbatasan
kabupaten/kota. Hanya saja dari isi kedua sumberdaya yang dimiliki, SIKNAS belum
Kepmenkes mengandung kelemahan dimana berjalan sebagaimana mestinya. Dengan demikian
keduanya hanya memandang sistem informasi sangat dibutuhkan sekali dibangunnya sistem
kesehatan dari sudut pandang manajemen informasi kesehatan yang terintegrasi baik di
kesehatan, tidak memanfaatkan state of the art dalam sektor kesehatan (antar program dan antar
teknologi informasi serta tidak berkaitan dengan jenjang), dan di luar sektor kesehatan, yaitu
sistem informasi nasional. dengan sistem jaringan informasi pemerintah
Rumah Sakit, sebagai salah satu institusi daerah dan jaringan informasi di pusat.
pelayan kesehatan masyarakat akan melayani
traksaksi pasien dalam kesehariannya. Pemberian
layanan dan tindakan dalam banyak hal akan
mempengarui kondisi dan rasa nyaman bagi
pasien. Semakin cepat akan semakin baik karena
menyangkut nyawa pasien. Semakin besar jasa
layanan suatu rumah sakit, akan semakin
kompleks pula jenis tindakan dan layanan yang
harus diberikan yang kesemuanya harus tetap
dalam satu koordinasi terpadu. Karena selain
memberikan layanan, rumah sakit juga harus
mengelola dana untuk membiayai operasionalnya.
Melihat situasi tersebut, sudah sangatlah tepat jika
rumah sakit menggunakan sisi kemajuan
komputer, baik piranti lunak maupun perangkat
kerasnya dalam upanya membantu penanganan
manajemen yang sebelumnya dilakukan secara
manual.
Departemen Kesehatan telah menetapkan
visi Indonesia Sehat 2010 yang ditandai dengan Gbr 1. Fungsi dalam Sistem Informasi Kesehatan
penduduknya yang hidup sehat dalam lingkungan
yang sehat, berperilaku sehat, dan mampu Sistem informasi yang ada saat ini dapat
menjangkau pelayanan kesehatan yang digambarkan sebagai berikut:
bermutuyang disediakan oleh pemerintah dan/atau 1) Masing-masing program memiliki sistem
masyarakat sendiri, serta ditandainya adanya informasi sendiri yang belum terintegrasi.
peran serta masyarakat dan berbagai sektor Sehingga bila diperlukan informasi yang
pemerintah dalam upaya upaya kesehatan. Dalam menyeluruh diperlukan waktu yang cukup
upaya mencapai visi dan misi yang telah lama.
ditetapkan tersebut, infrastruktur pelayanan 2) Terbatasnya perangkat keras (hardware) dan
kesehatan telah dibangun sedemikian rupa mulai perangkat lunak (software) di berbagai
dari tingkat nasional, propinsi, kabupaten dan jenjang, padahal kapabilitas untuk itu dirasa
seterusnya sampai ke pelosok. Setiap unit memadai.
3) Terbatasnya kemampuan dan kemauan Component Object Model), CORBA
sumber daya manusia untuk mengelola dan (Common Object Request Broker
mengembangkan sistem informasi Architecture), EJB (Enterprise Java Bean),
4) Masih belum membudayanya pengambilan dan RMI (Remote Method Invocation).
keputusan berdasarkan 3) SOA dapat didefinisikan sebagai function,
5) data/informasi. object, dan method.
6) Belum adanya sistem pengembangan karir 4) Karena sifat platform yang independent
bagi pengelola sistem informasi, sehingga maka perusahaan atau organisasi dapat
seringkali timbul keengganan bagi petugas menggunakan perangkat lunak dan
untuk memasuki atau dipromosikan menjadi perangkat keras yang lebih bebas sesuai
pengelola sistem informasi. dengan pilihan mereka.
5) Tidak tergantung pada satu vendor tertentu
3. Service Oriented Architecture saja. Sifat loosely coupled menjadikan SOA
dapat mengintegrasikan komponen yang
Sebuah paradigma perancangan yang disebut memiliki cohesion yang rendah.
Service Oriented Architecture (SOA) dapat 6) SOA mendukung pengembangan yang terus
menjadi dasar dalam perancangan pengintegrasian menerus, distribusi, dan maintenance yang
sistem informasi kesehatan tersebut. Menurut bertahap.
XML.com, SOA didefinisikan adalah gaya 7) Perusahaan dapat menggunakan perangkat
arsitektur yang bertujuan untuk mencapai keadaan lunak yang telah mereka punyai dan
“loose coupling” antara agen-agen perangkat menggunakan SOA untuk membuat aplikasi
lunak yang berinteraksi. (lihat Gbr. 2) tanpa harus mengganti aplikasi yang sudah
ada. Sifat interoperability menjadikan SOA
dapat diterapkan pada sistem informasi yang
dinamis
SOA memberikan solusi bagi institusi
kesehatan dalam menangani kompleksitas
platform perangkat keras, perangkat lunak,
perawatan perangkat lunak, pelatihan operator,
penggunaan kembali kode, dan pengembangan
layanan-layanan di institusi kesehatan. Dengan
mengimplementasikan arsitektur SOA, usaha
pengembangan menuju sebuah Sistem Informasi
Gbr 2. Interaksi antar agen perangkat lunak Kesehatan yang mengintegrasikan berbagai modul
sistem informasi lintas sektoral, tidak perlu
Keadaan “loose coupling” terjadi ketika dimulai dari awal lagi. Pengembangan sistem
software agent independent satu sama lain. dapat dimulai dengan mengidentifikasi
Ketergantungan diminimumkan dengan cara fungsionalitas bersama (common functions) dari
membangun dan memelihara hubungan sistem-sistem informasi monolitik yang sudah ada
(relationship) antar software agent tersebut. Satu- dan digunakan saat ini, sebagai kandidat untuk
satunya yang diperlukan hanyalah awareness akan menjadi sebuah servis. Kumpulan servis yang
keberadaan agent yang lain. teridentifikasi dibawa ke dalam proses orkestrasi
SOA adalah sebuah kerangka kerja untuk untuk mewujudkan sebuah sistem yang lebih luas,
mengintegrasikan proses bisnis dan mendukung komprehensif dan terintegrasi, meskipun
infrastruktur teknologi informasi dan dibangun dari modul-modul yang sudah ada dan
menstandarisasi komponen-komponen layanan berlainan dari segi platform pendukung.
yang dapat digunakan kembali digabungkan
sesuai dengan prioritas bisnis. SOA bersifat 4. Ekstraksi Servis
loosely coupled (tingkat kebergantungan antar
komponen rendah), highly interoperable (mudah SOA adalah arsitektur perangkat lunak yang
dioperasikan), reusable (dapat digunakan “memecah” suatu sistem informasi ke dalam
kembali), dan interoperability (dapat layanan-layanan (services). Relasi dan interaksi
berkomunikasi antar platform). SOA menawarkan antar software agent terjadi melalui Service.
beberapa keuntungan, yaitu: Service adalah unit kerja yg mewakili fungsi
1) Bersifat standard. tertentu. (lihat Gbr. 3)
2) SOA bersifat lebih interoperable
dibandingkan dengan RPC (Remote
Procedure Call), DCOM (Distributed
servis yang lain. Ciri ini disebut sifat loose
coupling.
3) Interaktif: sebuah servis dirancang untuk
mampu berinteraksi dengan servis lain untuk
mengerjakan suatu tugas yang lebih luas
4) Penggunaan berulang (reusable): sebuah
servis yang sama dapat digunakan secara
berulang oleh sistem yang berbeda.

Gbr. 3 Relasi agen perangkat lunak melalui servis

Service harus saling menyadari (aware)


keberadaan service yang lain. Awareness ini
dicapai dengan menggunakan Service
Description. Service description harus
menyatakan dgn jelas: Nama service, input data
yg diharapkan dan output data yang dihasilkan.
(lihat Gbr. 4).
Gambar 6. Ekstraksi Servis

Service dapat diekstraksi dari sebuah


aplikasi, sebuah metodologi bahakan dari sebuah
database (lihat Gbr. 6). Sistem informasi yang
hendak dibuat diwujudkan dengan cara
melakukan orkestrasi atas sekelompok servis
tertentu berdasarkan proses bisnis yang ada.
Ketika proses bisnis tersebut berubah, misalnya
ketika menambahkan sebuah modul tertentu atau
dengan adanya perubahan mekanisme dalam
Gbr. 4 Deskripsi servis
organisasi, yang diperlukan hanyalah melakukan
perubahan pada sistem orkestrasi tersebut. Hal ini
Service harus bisa berinteraksi satu sama
sangat efisien ketimbang merubah sistem secara
lain. Interaksi antar service dilakukan dengan cara
keseluruhan.
messaging. Seperti halnya service, message juga
independent. Mekanisme messaging
bertanggungjawab akan suksesnya proses
interaksi antar service. (lihat Gbr. 5)

Gbr 7. Menuju Implementasi SOA


Gbr. 5 Messaging
Dalam tulisan ini akan dibahas dua service
Beberapa karakteristik umum dari sebuah dalam Sistem Informasi Kesehatan yang aplikasi-
servis dalam SOA mencakup: aplikasinya memiliki basis program berbeda untuk
1) Abstraktif: sebuah servis membungkus melayani informasi mengenai Data Obat dan
(encapsulate) detail-detail logika dan Rekam Medik.
fisiknya, serta menyembunyikannya dari Dalam Sistem Informasi data obat ini ada
dunia luar. beberapa entiitas yang terlibat, yaitu Supplier
2) Independen: perubahan pada salah satu Obat, Gudang obat, Apotik / Praktek Dokter yang
servis tidak akan mempengaruhi jalannya menyediakan obat dan Dinas Kesehatan /
Puskesmas. Lebih lanjut keterkaitan antara entitas Selanjutnya dengan menekan tombol Admin
– entitas tersebut dapat dilihat dalam Data Flow dari Halaman Depan akan menuju ke Halaman
Diagram Level O dari Data Obat dalam Gambar Login Admin. Admin perlu memasukkan
8. Dari Diagram konteks dan DFD tersebut, dapat username dan passwordnya untuk lanjut ke
dibuat beberapa program aplikasi dengan basis halaman berikutnya, seperti terlihat dalam Gbr.
yang berbeda yang ditempatkan di masing-masing 10.
entitas yang terlibat dalam Sistem informasi Data
Obat tersebut. Kemudian dari dalamnya dapat
diekstraksi sebuah service data obat.

Gbr. 10 Halaman Admin


Halaman Admin dari Aplikasi Data Obat ini
memiliki link-link ke beberapa fungsi antara lain
Jenis Obat, Stock Obat, Input Konsumen, Input
Admin, Data Konsumen, penjualan, Pelaporan
dan Log Out.
Selanjutnya halaman data obat, antamuka ini
digunakan untuk mendaftarkan obat yang belum
terdaftar pada rumah sakit atau puskesmas atau
apotik yang dilakukan oleh pengguna bertipe staf
farmasi, serta untukmelihat data obat yang
tersedia di rumah sakit atau puskesmas atau apotik
Gbr. 8 Level 0 Diagram Data Obat tersebut, seperti terlihat pada Gbr 11.
Sebuah contoh tampilan Aplikasi Data Obat
menggunakan bahasa pemrograman PHP terlihat
dalam Gbr. 9.

Gbr 11. Halaman Data obat


Demikian contoh aplikasi service Data Obat
berbasis PHP, yang bisa digunakan oleh rumah
sakit, puskesmas maupun apotik.
Gbr. 9 Tampilan Depan Aplikasi Data Obat
Dalam Sistem Informasi Rekam Medik ada 5. Kesimpulan
beberapa entitas yang terlibat diantaranya Pasien,
Dokter dan Askes atau Jamsostek yang membayar Arsitektur berorientasi layanan menyediakan
asuransi kesehatan atau pengobatan bagi setiap suatu bentuk abstraksi bagaimana suatu sistem
anggotanya. informasi akan dibangun dan hasilnya kelak
Secara sederhana, informasi yang terekam sedangkan web services sebagai teknologi yang
dalam rekam medik seseorang adalah identitas akan mengatur bagaimana sebuah sistem dapat
pasien tersebut, hari/tanggal periksa, keluhan, berinteraksi dan dapat digunakan oleh sistem
diagnosa dan terapi yang diberikan termasuk informasi atau aplikasi yang lain. Pengintegrasian
didalamnya pengobatan yang diberikan serta sistem informasi kesehatan perlu dilakukan
identitas dokter yang memeriksa. Data rekam apabila definisi layanan dari setiap departemen
medik bisa berada di tempat praktek dokter, atau unit pendukung memiliki jenis layanan yang
puskesmas maupun rumah sakit. independen terhadap layanan yang lain. Untuk
Dari Diagram konteks dan DFD tersebut, mengimplementasikan SOA, analisis yang tepat
dapat dibuat beberapa program aplikasi dengan terhadap data yang digunakan, proses bisnis yang
basis yang berbeda yang ditempatkan di masing- berjalan, serta aplikasi dan antarmuka yang
masing entitas yang terlibat dalam Sistem digunakan dalam menjalankan proses bisnis pada
informasi Rekam Medik tersebut. Kemudian dari setiap unit di institusi kesehatan sangat
dalamnya dapat diekstraksi sebuah service rekam diperlukan. Implementasi SOA tidak akan
medik. Sebuah contoh tampilan Aplikasi Rekam menjadikan suatu proses bisnis dapat langsung
Medik menggunakan bahasa pemrograman Visual berjalan dengan mulus, diperlukan waktu yang
Basic terlihat dalam Gbr 12. lebih untuk menganalisis dan implementasi
Untuk memulai aplikasi rekam medik ini, kembali layanan-layanan pada institusi kesehatan
pengguna perlu Login terlebih dahulu dengan atau organisasi. Poin-poin penting dari
memasukkan username dan passwordnya. keberhasilan dalam membangun sebuah sistem
Selanjutnya ada form data pasien, form data berdasarkan SOA adalah memiliki pemahaman
dokter dan form data obat yang diberikan pada yang baik tentang arsitektur informasi, arsitektur
pasien yang harus diisi untuk direkam. data, arsitektur platform (teknikal), arsitektur
Form-form inilah yang harus diisi setiap kali proses bisnis, dan arsitektur proses bisnis.
ada seorang pasien yang datang berobat ke dokter Teknologi web-services membantu pengguna
praktek, rumah sakit, maupun puskesmas. Ketika suatu layanan untuk lebih dekat dengan level
datang kembali ke institusi kesehatan yang sama, abstraksi yang lebih tinggi. Pengguna layanan
pasien telah mendapat kartu berobat dimana dapat lebih mudah menggunakan suatu layanan
didalamnya telah tertera nomor rekam mediknya, karena layanan tersebut memiliki definisi
sehingga untuk mencari data pasien tersebut
tinggal menginputkan nomor rekam mediknya
saja melalui form nomor rekam medik. Untuk Referensi
keperluan medis, pasien, dokter maupun institusi
kesehatan dapat mencetak data rekam medis [1] Blanvalet, S. Bolie, J, Cardella M.
tersebut melalui form cetak rekam medik. dkk.(2006). BPEL Cookbook : Best
Pencetakan untuk data pasien, data obat dan data Practices for SOA –Bases integration and
dokter pun dapat dilakukan melalui Form master composite application development.
pencetakan. Birmingham: Packt Publishing Ltd
[2] Brown, Paul C. “Implementing SOA: Total
Architecture in Practice”. Addison Wesley
Professional, Boston. 2008.
[3] Depkes R.I. “Sistem Kesehatan Nasional”,
Depkes R.I., 2004
[4] Thomas, Earl. “Service-Oriented
Architecture: Concepts, Technology, and
Design”. Prentice Hall PTR, Indiana. 2005.
[5] Wang, Jean. “Develop SOA Solutions for
Healthcare Organization using Business-
driven Development”.
[6] IBM DeveloperWorks, 2006.
http://www.ibm.com/developerworks/library/ws-
soa-bddhealth/index. html
Gbr. 12 Form Login Rekam Medik

Anda mungkin juga menyukai