DISUSUN OLEH :
1. Salmiah (142012316010p)
2. Sherlia Pinastika (142012316011p)
3. Triani Mustika Sulistin (142012316012p)
4. Vina Fadhila Delfathia (142012316013p)
5. Yeni Agustina (142012316014p)
6. Putri Pasmarani Pratiwi (142012316015p)
7. Meri Mustika (142012316016p)
8. Destriani Dwi Fadilah
9. Yuli Agustin (142012316018P)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem informasi adalah suatu metode yang menunjang kegiatan operasional
dengan menyajikan informasi yang diperlukan oleh organisasi. Dalam prosesnya
terdiri dari tahapan input yang menghasilkan laporan, kemudian tahap penyimpanan
yang berfungsi untuk mengelola, memelihara, dan menyimpan data, kemudian tahap
pengontrolan yang akan memberikan jaminan bahwa sistem informasi telah berfungsi
sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Lesmana,dkk 2023).
Sistem informasi kesehatan untuk perawat dimulai pada akhir tahun 1970 dan
dideskripsikan ke sistem yang dirancang dengan fokus khusus untuk menerima dan
memulangkan pasien yang melakukan tes diagnostik (Paterson & Jelger : 1988 dalam
Dahlan & Sukihananto : 2019). Sistem informasi keperawatan (NIS) telah
didefinisikan sebagai “bagian dari sistem informasi perawatan kesehatan yang
berhubungan dengan aspek keperawatan, khususnya pemeliharaan catatan
keperawatan. Sistem Pencatatan Keperawatan adalah catatan perawatan yang
direncanakan dan / atau diberikan kepada individu pasien / klien oleh perawat yang
memenuhi syarat atau pengasuh lainnya di bawah arahan perawat yang memenuhi
syarat.
TIK dalam implementasi keperawatan nampaknya penting untuk memenuhi
tuntutan perawatan kesehatan yang semakin meningkat untuk diagnosa terkait,
perawatan dan beban sistem administratif, dalam mendukung perencanaan perawatan
pasien yang lebih baik, dan pengambilan keputusan klinis atau administratif (Dahlan
& Sukihananto, 2019).
Sistem informasi di masa depan sangat diperlukan untuk itu perawat harus
beradaptasi dengan hal tersebut. Karena mencerminkan praktik keperawatan yang
profesional dan meningkatkan keselamatan pasien. Sistem informasi memiliki
dampak besar pada sistem pemberian pelayanan kesehatan dengan meningkatkan
kolaborasi antar perawat dan tim medis lainnya. Sistem informasi meningkatkan
produktivitas dan kepuasan perawat dan pasien sebagai yang merasakan layanan
informasi ( Waithera, Muhia & Songole : 2018 dalam Damanik : 2020).
Manfaat yang diperoleh bila rumah sakit menggunakan sistem informasi keperawatan,
yaitu manajemen lebih efisien, penggunaan sumber biaya lebih efektif, meningkatkan
program perencanaan, meningkatkan pendayagunaan perawat (Cornelia : 2007 dalam
Dahlan & Sukihananto : 2019). Manfaat sistem informasi dalam keperawatan
(Malliarou & Zyga: 2009 dalam Dahlan & Sukihananto :2019). Perawat lebih banyak
waktu dengan pasien dan lebih sedikit waktu di nurse station, mengurangi
penggunaan kertas dokumentasi keperawatan secara automatis standar yang sama
dalam perawatan (proses keperawatan) mengurangi biaya kualitas pelayanan
keperawatan dapat di ukur.
Disamping manfaat yang didapatkan tersebut, juga ditemui beberapa kendala
yang menjadi penghambat penggunaan sistem informasi dalam keperawatan,
sebagaimana dalama kajian literatur ditemukan beberapa kendala, yakni sistem
perangkat yang dimana tidak semua perawat mampu mengoperasikan sistem yang
ada, kemudian dengan sistem sendiri yang tak kala menemui malah seperti proses
yang lambat sehingga membutuhkan lebih banyak waktu, kerahasian data pasien yang
dirasakan kurang terjaga dengan adanya sistem ini, dan dengan adanya sistem ini
perawat terkadang merasa kehilangan kemampuan untuk berpikir kritis, sebab
kemampuan menyimpulkan diagnosa dan intervensi dirumuskan langsung oleh sistem
yang ada (Dahlan & Sukihananto, 2019).
B. Rumusan Masalah
Bagaimana strategi pengembangan sistem informasi keperawatan?
C. Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan mengenai strategi
pengembangan sistem informasi keperawatan
BAB II
TINJAUAN TEORI
Analisis dan Perancangan dari sistem integrasi dari beberapa sub sistem yang
heterogen adalah sebagai berikut:
d) Pencatatan dan pelaporan sumber daya dan administrasi kesehatan yang sudah
berjalan seperti ketenaga kesehatan ( Sinakes, Sidiklat, dan lain-lain ).
e) Survei dan penelitian untuk melengkapi data dan informasi dari pengumpulan
data rutin, yang meliputi baik yang berskala nasional ( seperti Survei
Kesehatan Nasional ), maupun yang berskala provinsi dan Kabupaten / Kota
( SI IPTEK Kesehatan / Jaringan Litbang Kesehatan ).
a) Mencatat dan mengumpulkan data baik kegiatan dalam gedung maupun luar
gedung.
b) Mengolah data.
d) Mengolah data.
Dalam hal ini pemanfaatan fasilitas intranet dan internet perlu mendapat
perhatian mengingat penggunaannya sudah meluas di kalangan masyarakat. Sangat
penting bahwa memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan
pihak-pihak berkepentingan lainnya diwilayah kerjanya. Untuk ini Departemen
Kesehatan juga dapat membantu daerah melalui penyelenggaraan pelatihan bagi
tenaga-tenaga fungsional pengelola data dan informasi kesehatan. Juga dengan
melakukan sosialisasi secara nasional tentang pelayanan data dan informasi kesehatan
bagi masyarakat.
a) Mengolah data dari unit-unit pelayanan kesehatan milik daerah propinsi dan
sumber-sumber lain.
b) Penyelenggaraan survei penelitian bilamana diperlukan.
BAB III
A. Kesimpulan
Pengaplikasian sistem informasi keperawatan dirasakan memberikan manfaat
bagi perawat dan juga pasien, namun manfaat tersebut belum sempurna karena adanya
hambatan dan kendala dalam pengaplikasian sistem tersebut yang menjadikan
manfaat yang dirasakan belum begitu maksimal. Hal ini membuat direkomendasikan
bahwa tingkat ketersediaan, keandalan, dan dukungan teknis yang lebih besar.
Setiap sistem harus cukup fleksibel untuk disesuaikan agar sesuai dengan
budaya pemberi perawatan dan organisasi di area manapun dibandingkan
memaksakan metode pengorganisasiannya sendiri. Jadi sistem harus bersifat
‘organik’, memungkinkan pengembangan dan perbaikan untuk memenuhi kebutuhan
instansi. Pelatihan lebih lanjut dibutuhkan untuk lebih mengefektifkan sistem ini, agar
perawat tidak merasa lebih banyak meluangkan waktu di depan komputer
dibandingkan bersama dengan pasien. Selain dari sumber daya pengguna, sistem ini
juga sebaiknya diberikan dukungan oleh manajemen tingkat atas agar pemeliharaan
sistem juga dapat dilakukan guna memperlancar operasional sistem yang ada.
B. Saran
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini
dikarenakan terbatasnya sumber dan literatur mengenai strategi pengembangan sistem
informasi sehingga diperlukannya saran untuk pedoman penulisan makalah
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Syam, Dahlan., & Sukihananto. (2019). Manfaat dan Hambatan dalam Pelaksanaan Sistem
Informasi Keperawatan. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 4.