Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA TN. A DENGAN OPERASI HERNIA INGUINALIS SINISTRA


DI UNIT OK RSUD Dr. H. M RABAIN MUARA ENIM
TAHUN 2022

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 3

ANIS RAHMAWATI PO7120520053

AYU SINTIA APRILIANTI PO7120520056

BINTI PURNAMA SARI PO7120520057

ILHAM ARIF BANGSAWAN PO7120520059

M. RICKY PRATAMA PO7120520061

R.A PUTRI RAMANOZA PO7120520062

RAHMA SANTRIA PO7120520063

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEHNIK KESEHATAN PALEMBANG

PRODI DIII KEPERAWATAN LAHAT


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat anugerahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Asuhan Keperawatan pada Tn. A dengan Operasi Hernia Inguinalis
Sinistra di Unit OK RSUD Dr. H. M. Rabain Tahun 2022.

Dalam hal ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak karena itu
pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak Terimakasih pada :

1. Bapak Dr, Alfurqon, SpM, Selaku Direktur RSUD Dr. H. M. Rabain.


2. Bapak M. Taswin, S.Si, Apt, M.M, M.Kes selaku Direktrur Poltekkes
Kemenkes Palembang
3. Bapak H.A. Gani, S.Pd, SKM, S.Kep, M.Kes selaku Ka. Prodi Keperawatan
Lahat
4. Bapak Kamesyworo, SST, MM selaku Pembimbing Institusi di PKK Gadar
5. Ibu Eka Haryanti, S.Pd, S.Kep.Ners, M.Kep selaku Pembimbing Institusi di
PKK Gadar
6. Ibu Hj. Lismini Zuztianah, Am.Kep selaku Kepala Unit Diklat dan litbang
RSUD Dr.H. M. Rabain
7. Ibu Yuliana Bertha, SST.,M.Kes., selaku Pembimbing Diklat RSUD Dr.H. M.
Rabain
8. Ibu Rica Susanti, S. Kep Ners selaku Kepala Ruangan di Unit OK RSUD Dr.
H. M. Rabain
9. Ibu Resti Aprilianti, S. Kep.Ners, dkk selaku Pembimbing Lahan Praktik di
Unit OK RSUD Dr. H. M. Rabain

Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal baik yang telah
diberikan dan semoga laporan kasus Asuhan Keperawatan pada Tn. A dengan Operasi
Hernia Inguinalis Sinistra di Unit OK RSUD Dr. H. M. Rabain Tahun 2022 berguna bagi
semua pihak.

Muaraenim, 26 November 2022

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................2


DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................................4
B. Tujuan..................................................................................................................5
C. Manfaat...............................................................................................................5

BAB II TINJAUAN TEORI..................................................................................6


A. Pengertian............................................................................................................6
B. Macam-Macam Hernia .......................................................................................7
C. Etiologi................................................................................................................8
D. Tanda dan Gejala.................................................................................................8
E. Klasifikasi Hernia ...............................................................................................9
F. Patofisiologi.......................................................................................................10
G. Pemeriksaan Penunjang.....................................................................................11
H. Komplikasi .......................................................................................................11
I. Penatalaksanaan Umum ....................................................................................11
J. Pathway ............................................................................................................12

BAB III TINJAUAN KASUS..............................................................................13


A. Pengkajian.........................................................................................................13
B. Diagnosa keperawatan.......................................................................................20
C. Intervensi keperawatan......................................................................................21
D. Implementasi keperawatan................................................................................23
E. Evaluasi keperawatan........................................................................................23

BAB IV PENUTUP..............................................................................................25
a. Kesimpulan........................................................................................................25
b. Saran...................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan masalah berharga dan sangat penting dalam berbagai tatanan
kehidupan manusia. Perhatian masyarakat terhadap kesehatan saat ini semakin besar,
sehingga meningkatkan tuntutan masyarakat terhadap perawatan yang berkualitas.
Perkembangan ilmu pengetahuan tentang ilmu bedah saat ini sangat pesat.
Hernia adalah penonjolan isi perut dari rongga yang normal melalui jaringan ikat tipis
yang lemah pada dinding rongga. Dinding rongga yang lemah itu membentuk suatu
kantong dengan pintu berupa cincin atau lubang. Lubang itu dapat timbul karena lubang
embrional yang tidak menutup atau melebar, dan akibat tekanan rongga perut yang
meninggi.
Resiko yang ditimbulkan dari penyakit Hernia kebanyakan dialami oleh pria dewasa,
ada juga resiko Hernia pada anak-anak. Jika Hernia sudah menyebabkan infeksi didalam
tubuh, kebanyakan penderita akan terserang resiko nyeri. Untuk menghindari terjadinya
komplikasi, maka diperlukan tindakan bedah Herniotomi. Pembedahan traktus
gastrointestinal sering kali mengganggu proses fisiologi normal pencernaan dan
penyerapan.
Mual, muntah dan nyeri dapat terjadi selama pembedahan ketika menggunakan
anestesi spinal. Selain itu, nyeri pada luka operasi timbul akibat terputusnya kontinuitas
jaringan sehingga terjadi penekanan pada pembuluh darah yang mengakibatkan
metabolisme anaerob. Hal ini mengakibatkan terjadinya gangguan pergerakan sehingga
aktivitas sehari-hari dapat terganggu. Kondisi yang seperti ini mengharuskan adanya
Asuhan Keperawatan yang tepat agar dapat mencapai kesehatan yang optimal serta untuk
menghindari komplikasi pada pasien dengan pre dan post operasi Hernia Ingunalis.
Dalam mencermati masalah-masalah tersebut maka penulis tertarik untuk mengetahui
secara nyata pelaksanaan Asuhan Keperawatan Dengan Operasi Hernia Inguinalis
Sinistra Di Unit OK RSUD Dr. H. M Rabain Muara Enim
B. Tujuan
1. Tujuan umum

Memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang menderita Hernia Inguinalis


Sinistra Di Unit OK RSUD Dr. H. M Rabain Muara Enim.

2. Tujuan khusus
a) Melakukan pengkajian keperawatan pada pasien yang menderita Hernia
Inguinalis Sinistra Di Unit OK RSUD Dr. H. M Rabain Muara Enim.
b) Menetapkan diagnosis keperawatan pada pasien yang menderita Hernia
Inguinalis Sinistra Di Unit OK RSUD Dr. H. M Rabain Muara Enim.
c) Menyusun perencanaan keperawatan pada pasien yang menderita Hernia
Inguinalis Sinistra Di Unit OK RSUD Dr. H. M Rabain Muara Enim.
d) Menyusun tindakan keperawatan pada pasien yang menderita Hernia Inguinalis
Sinistra Di Unit OK RSUD Dr. H. M Rabain Muara Enim.
e) Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien yang menderita Hernia Inguinalis
Sinistra Di Unit OK RSUD Dr. H. M Rabain Muara Enim.
f) Melakukan Pendokumentasian pada pasien yang menderita Hernia Inguinalis
Sinistra Di Unit OK RSUD Dr. H. M Rabain Muara Enim.

C. Manfaat
1. Manfaat teoritis
Untuk pengembangan ilmu keperawatan asuhan keperawatan pada pasien yang
menderita Hernia Inguinalis Sinistra Di Unit OK RSUD Dr. H. M Rabain Muara
Enim.
2. Manfaat praktis
a) Bagi pasien atau keluarga. Sebagai tambahan pengetahuan bagi pasien dan
keluarga untuk memahami keadaannya, sehingga mampu mengambil keputuan
yang sesuai dengan masalah serta ikut memperhatikan dan melaksanakan
tindakan keperawatan yang diberikan dan diajarkan oleh perawat.
b) Bagi rumah sakit. Sebagai bahan masukan untuk perawat khususnya di rumah
sakit dalam melaksanakan tindakan asuhan keperawatan dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan khususnya pada pasien Hernia Inguinalis Sinistra.
c) Bagi mahasiswa. Sebagai tambahan informasi dalam merumuskan asuhan
keperawatan dengan masalah keperawatan yang sama, sehingga mahasiswa dapat
memperoleh gambaran tentang asuhan keperawatan pada pasien Hernia
Inguinalis Sinistra.

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Hernia merupakan penonjolan isi suatu rongga melalui bagian lemah dari dinding
rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui bagian lemah
dari lapisan muscullo-apponeurotic dinding perut. Hernia terdiri dari cincin, kantong,
dan isi hernia (Sjamsuhidajat, 2011).
Hernia adalah sering terjadinya dan muncul sebagai tonjolan dilipatan paha atau
skrotum. Biasanya orang awam menyebutnya turun bero atau hernia. Terjadinya
hernia inguinalis yaitu ketika dinding abdomen bertambah ke bawah melalui dinding
sehingga menerobos usus (Nurarif & Kusuma, 2016).
Hernia adalah suatu benjolan/penojolan isi perut dari rongga normal mulai lubang
congenital atau didapat (Wijayaningsih, 2013).
Hernia inguinalis dimana merupakan suatu keadaan keluarnya struktur organ dari
tempatnya yang normal melalui suatu area pada defek inguinal yang 8 secara manual
tidak bisa kembali ke tempat semula dan akan memberikan implikasi tindakan invasif
bedah dengan secara pembedahan mengembalikan struktur organ terebut dengan
menutup defek di inguinal (Muttaqin & Sari, 2011).
Hernia inguinalis adalah Hernia yang paling umum terjadi dan muncul sebagai
tonjolan di selangkangan atau skrotum. Hernia inguinalis terjadi ketika dinding
abdomen berkembang sehingga usus menerobos kebawah melalui celah.Hernia tipe
ini sering terjadi pada laki-laki dari pada perempuan(Huda dan Kusuma, 2015).
Hernia inguinalis merupakan penonjolan bagian organ dalam melalui pembukaan
yang abnormal pada dinding rongga tubuh yang mengelilinginya (Bilotta, 2012).
Hernia inguinalis lateralis (HIL) adalah muncul benjolan di regio inguinalis yang
berjalan dari lateral ke medial, tonjolan berbentuk lonjong (Jitowiyono &
Kristiyanasari, 2012)
Hernia merupakan kelemahan atau defek di dinding rongga peritoneum dan
menyebabkan peritoneum menonjol membentuk kantung yang dilapisi oleh serosa
dan disebut kantong hernia.
Hernia merupakan potrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau
bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan
Hernia ingunialis adalah hemia yang melalui anulus inguinalis dan keluar ke
rongga perut melalaui anulus inguinalis eksternus
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan hernia adalah penonjolan isi suatu organ
seperti peritoneum,lemak,usus,dan kandung kemih melalui bagian yang lemah dari
dinding abdomen sehingga menimbulkan kantong berisikan material abnormal
dengan penyebab congenital ataupun yang didapat.

B. MACAM-MACAM HERNIA
1. Hernia Inguinalis / Congenital
Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena sebab
yang didapat. Lebih banyak pada pria ketimbang pada wanita. Faktor yang
dipandang berperan kausal adalah adanya prosesus vaginalis yang terbuka,
peninggian tekanan di dalam rongga perut (karena kehamilan, batuk kronis,
pekerjaan mengangkat benda berat, mengejan pada saat defekasi dan miksi misalnya
akibat hipertropi prostat) dan kelemahan otot dinding perut karena usia. Adanya
prosesus vaginalis yang paten bukan merupakan penyebab tunggal terjadinya hernia
tetapi diperlukan faktorlain seperti anulus ingu inalis yang cukup besar. Tekanan
intra abdominal yang meninggi secara kronik.
Secara patofisiologi hernia inguinalis adalah prolaps sebagian usus ke dalam
anulus inguinalis di atas kantong skrotum, disebabkan oleh kelemahan atau
kegagalan menutup yang bersifat kongenital. Hernia inkarserata terjadi bila usus
yang prolaps itu menyebabkan konstraksi suplai darah ke kantong skrotum,
kemudian akan mengalami nyeri dan gelala- gejala obstruksi usus (perut kembung,
nyeri kolik abdomen, tidak ada flatus, tidak ada feces, muntah).
Kelemahan otot dinding perut antara lain terjadi akibat kerusakan nilioinguinalis
dan niliofemoralis setelah apendiktomi. Processus vaginalis peritoneum persisten
Testis tidak samapi scrotum, sehingga processus tetap Terbuka Penurunan baru
terjadi 1-2 hari sebelum kelahiran, sehingga processus belum sempat menutupdan
pada waktu dilahirkan masih tetap terbuka predileksi tempat: sisi kanan karena testis
kanan mengalami desensus setelah kiri terlebih dahulu. Dapat timbul pada masa bayi
atau sesudah dewasa. Hernia indirect pada bayi berhubungan dengan criptocismus
dan hidrocele.

2. Hernia Femoralis
Umumnya dijumpai pada wanita tua, kejadian pada perempuan kira-kira 4 kali
laki-laki. Pintu masuk hernia femoralis adalah anulus femoralis. Secara
patofisiologis peninggian tekanan intra abdominal akan mendorong lemak pre
peritoneal ke dalam kanalis femoralis yang akan menjadi pembuka jalan terjadinya
hernia. Faktor penyebab lainnya adalah kehamilan multipara, obesitas dan
degenerasi jaringan ikat karena usia lanjut. Ada factor predisposisi Kelemahan
struktur aponeurosis dan fascia tranversa Pada orang tua karena degenerasi/atropi
Tekanan intra abdomen meningkat Pekerjaan mengangkat benda-benda berat Batuk
kronik Gangguan BAB, missal struktur ani, feses keras Gangguan BAK, mis: BPH,
veskolitiasis Sering melahirkan: hernia femoralis (karisyogya, 2011).
C. ETIOLOGI

Menurut (Sachdeva, 2000) Hernia Inguinalis / Congenital Hernia inguinalis


dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena sebab yang didapat. Lebih
banyak pada pria ketimbang pada wanita. Faktor yang dipandang berperan kausal
adalah adanya prosesus vaginalis yang terbuka, peninggian tekanan di dalam rongga
perut (karena kehamilan, batuk kronis, pekerjaan mengangkat benda berat, mengejan
pada saat defekasi dan miksi misalnya akibat hipertropi prostat) dan kelemahan otot
dinding perut karena usia. Adanya prosesus vaginalis yang paten bukan merupakan
penyebab tunggal terjadinya hernia tetapi diperlukan faktor lain seperti anulus
inguinalis yang cukup besar. Tekanan intraabdominal yang meninggi secara kronik
seperti batuk kronik, hipertropi prostat, konstipasi dan ansietas sering disertai hernia
inguinalis. Secara patofisiologi hernia inguinalis adalah prolaps sebagian usus ke
dalam anulus inguinalis di atas kantong skrotum, disebabkan oleh kelemahan atau
kegagalan menutup yang bersifat kongenital. Hernia inkarserata terjadi bila usus
yang prolaps itu menyebabkan konstriksi suplai darah ke kantong skrotum,
kemudian akan mengalami nyeri dan gelala-gejala obstruksi usus, yaitu perut
kembung, nyeri kolik abdomen, tidak ada flatus, tidak ada feces, muntah.
Penyebab lain yang memungkinkan terjadinya hernia adalah:
1. Hernia inguinalis indirect, terjadi pada suatu kantong kongenital sisa dan
prosesus vaginalis.
2. Kerja otot yang terlalu kuat.
3. Mengangkat beban yang berat.
4. Batuk kronik.
5. Mengejan sewaktu miksi dan defekasi.
6. Peregangan otot abdomen karena meningkatkan tekanan intra abdomen
(TIA) seperti: obesitas dan kehamilan.
Indikasi pelaksanaan operasi adalah pada semua jenis hernia, hal ini dikarenakan
penggunaan tindakan konservatif hanya terbatas pada hernia umbilikalis pada anak
sebelum usia dua tahun dan pada hernia ventralis. Tindakan operasi dilakukan pada
hernia yang telah mengalami stadium lanjut yaitu;
1. Mengisi kantong scrotum
2. Dapat menimbulkan nyeri epigastrik karena turunnya mesentrium.

3. Kanalis inguinalis luas pada hernia tipe ireponibilis.


Menurut Natadidjaja (2002) , penyebab hernia inguinalis adalah :

1. Tempat lemah pada dinding abdomen (kongenital, pada tempat- tempat

penetrasi anatomik atau tempat-tempat insisi).

2. Tekanan intraabdominal meningkat (batuk, mengedan, obstruksi)

3. Kelemahan otot-otot akibat obesitas dan lain-lain

Menurut Black and janis dkk (2002), penyebab hernia inguinalis adalah:

1. Kelemahan otot dinding abdomen.


a) Kelemahan jaringan.
b) Adanya daerah yang luas diligamen inguinal.
c) Trauma.
2. Peningkatan tekanan intra abdominal
a) Obesitas.
b) Mengangkat benda berat
c) Konstipasi, dari faktor mengejan pada saat proses buang air besar.
d) Kehamilan
e) Batuk kronik
f) Hipertropi prostate

D. TANDA DAN GEJALA


Menurut Natadidjaja (2002), tanda dan gejala hernia adalah :
1. Penonjolan di daerah inguinal
2. Nyeri pada benjolan/bila terjadi strangulasi.
3. Obstruksi usus yang ditandai dengan muntah, nyeri abdomen seperti kram dan
distensi abdomen.
4. Terdengar bising usus pada benjolan
5. Kembung
6. Perubahan pola eliminasi BAB
7. Gelisah
8. Dehidrasi
9. Hernia biasanya terjadi/tampak di atas area yang terkena pada saat pasien berdiri
atau mendorong.
E. KLASIFIKASI HERNIA
Menurut Syamsuhidjayat dan Jong (2004) klasifikasi hernia adalah sebagai berikut :
a. Macam-macam hernia menurut terlihat atau tidaknya
1. Hernia internal
Tonjolan usus tanpa kantong hernia melalui lubang dalam rongga perut
(tidak terlihat dari luar).
2. Hernia eksternal
Tonjolan menonjol keluar dari rongga abdomen melalui dinding abdomen
(terlihat dari luar).
b. Macam-macam hernia menurut penyebabnya
1. Hernia kongenital
Hernia yang disebabkan karena kelemahan dinding otot abdomen yang
bersumber dari lahir atau bawaan.
2. Hernia traumatik atau didapat
Hernia yang disebabkan karena adanya trauma seperti peningkatan tekanan
intra abdominal (batuk kronis, sering mengejan dan mengangkat benda berat).
3. Hernia insisionalis
Hernia yang disebabkan karena dinding abdomen lemah akibat sayatan atau
pembedahan sebelumnya, seperti post laparatomi dan prostatektomi.
c. Macam-macam hernia menurut sifatnya
1. Hernia responibilis
Bila isi hernia dapat keluar masuk usus keluar jika berdiri atau mengejan dan
masuk lagi jika berbaring atau duduk masuk tidak ada keluhan nyeri atau
gejala obstruksi usus.
2. Hernia Irreponibilis
Bila isi hernia berada didalam kantong hernia dan terjepit cincin hernia
sehingga tidak dapat masuk kembali ke dalam rongga abdomen.
3. Hernia incarserata atau strangula
Bila isi hernia berada didalam kantong hernia dan terjepit cincin hernia
sehingga tidak dapat masuk kembali ke dalam rongga abdomen, dapat disertai
gangren pasase akibat peredaran darah terganggu.
d. Macam-Macam Hernia menurut lokasinya
1. Hernia Opigastriks
Hernia yang keluar defek di linea alba umbilikus dan procesus xipoideus.
2. Hernia Umbilikalis
Hernia keluar melalui umbilikus akibat peningkatan tekanan intraabdomen.
3. Hernia inguinalis
Penonjolan organ intraabdomen melalui lubang amulus inguinalis, karena
bagian lemah dari dinding rongga abdomen yang terjadi karena didapat atau
juga kongenital.
4. Hernia skrotalis
Hernia inguinalis lateralis yang mencapai skrotum.
F. PATOFISIOLOGI
Hernia berkembang ketika Intra Abdominal mengalami pertumbuhan tekanan seperti
tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air besar atau batuk
yang kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus kedaerah Otot Abdominal, tekanan
yang berlebihan pada daerah Abdominal itu tentu saja akan menyebabkan suatu
kelemahan mungkin disebabkan Dinding Abdominal yang tipis atau tidak cukup kuatnya
pada daerah tersebut dimana kondisi itu ada sejak atau terjadi dari proses perkembangan
yang cukup lama, Pembedahan Abdominal dan kegemukan. Pertama-tama terjadi
kerusakan yang sangat kecil pada dinding Abdominal, kemudian terjadi hernia. Karena
organ- organ selalu selalu saja melakukan pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam
waktu yang cukup lama, sehingga terjadilah penonjolan dan mengakibatkan kerusakan
yang sangat parah.sehingga akhirnya menyebabkan kantung yang terdapat dalam perut
menjadi atau mengalami kelemahan jika suplai darah terganggu maka berbahaya dan
dapat menyebabkan ganggren (Oswari, E. 2000).
Hernia inguinalis dapat terjadi karena kongenital atau karena sebab yang didapat.
Insiden hernia meningkat dengan bertambahnya umur karena meningkatnya penyakit
yang meninggikan tekanan Intra Abdomen dan jaringan penunjang berkurang
kekuatannya. Dalam keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi
anulus internus turut kendur. Pada keadaan ini tekanan intra abdomen tidak tinggi dan
kanalis inguinalis berjalan lebih vertikal. Bila otot dinding perut berkontraksi kanalis
inguinalis berjalan lebih transversal dan anulus inguinalis tertutup sehingga dapat
mencegah masuknya usus ke dalam kanalis inguinalis. Pada orang dewasa kanalis
tersebut sudah tertutup, tetapi karena kelemahan daerah tersebut maka akan sering
menimbulkan hernia yang disebabkan keadaan peningkatan tekanan Intra Abdomen
(Nettina, 2001).
Menurut Mansjoer, A (2000) kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus.
Pada bulan ke-8 kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan
testis tersebut akan menarik peritoneum ke daerah skrotum sehingga terjadi penonjolan
peritoneum yang disebut dengan prosesus vaginalis peritonei. Pada bayi yang sudah
lahir, umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut tidak
dapat melalui kanalis tersebut. Namun beberapa hal, seringkali kanalis tidak menutup.
Karena testis kiri turun terlebih dahulu, maka kanalis inguinalis kanan lebih sering
terbuka. Bila kanalis kiri terbuka maka biasanya yang kanan juga terbuka. Dalam
keadaan normal, kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan. Bila prosesus
terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi), akan timbul hernia inguinalis lateralis
kongenital. Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup. Namun karena merupakan
lokus minoris resistensie, maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan
intraabdominal meningkat, kanal tersebut dapat terbuka kembali dan timbul hernia
inguinalis lateralis akuisita. Keadaan yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan
intraabdominal adalah kehamilan, batuk kronis, pekerjaan mengangkat benda berat,
mengejan pada saat defekasi dan mengejan pada saat miksi misalnya hipertrofi prostat.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Mansjoer, A (2000) pemeriksaan penunjang pada hernia adalah :
1. Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus/obstruksi
usus.
2. Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan hemokonsentrasi
(peningkatan hemotokrit), peningkatan sel darah putih (Leukosit : >10.000–
18.000/mm3) dan ketidak seimbangan elektrolit.

H. KOMPLIKASI
Menurut Mansjoer, A (2000) komplikasi pada hernia adalah :
1. Terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi
hernia tidak dapat dimasukkan Kembali. Keadaan ini di sebut hernia inguinalis
ireponiblis. Pada keadaan ini belum ada gangguan penyaluran isi usus. Isi hernia
yang tersering menyebabkan keadaan ireponible adalah omentum, karena mudah
melekat pada dindaing hernia dan isinya dapat menjadi besar karena infiltrasi
lemah. Usus besar lebih sering menyebabkan ireponibilis dari pada usus halus.
2. Terjadi penekanan terhadap cincin hernia akibat makin banyaknya usus yang
masuk keadaan ini menyabkan gangguan aliran isi usus diikuti dengan gangguan
paskuler (proses strangulasi ). Keadaan ini disebut hernia inguinalis strangulata
pada keadaan strangulate akan timbul gejala ileus,yaitu perut kembung, muntah
dan obstipasi. Pada strangulasi nyeri yang timbul akan lebih hebat dan continew,
daerahbenjolan menjadi merah, dan pasien menjadi gelisah.

I. PENATALAKSANAAN UMUM
Menurut Mansjoer, A, (2000) penatalaksanaan medis pada hernia yaitu :
1. Herniaplasty : memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding
belakang.
2. Herniatomy : pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka
dan isi hernia dibebas kalau ada perlekatan, kemudian direposisi, kantong hernia
dijahit ikat setinggi lalu dipotong.
3. Herniorraphy : mengembalikan isi kantong hernia ke dalam abdomen dan
menutup celah yang terbuka dengan menjahit pertemuan transversus internus
dan muskulus ablikus internus abdominus ke ligamen inguinal.
Sedangkan Penatalaksanaan Keperawatannya yaitu :
1. Istirahat di tempat tidur dan menaikkan bagian kaki
2. Jika suatu operasi daya putih isi hernia diragukan, diberikan kompres hangat dan
setelah 5 menit di evaluasi kembali.
3. Istirahat baring
4. Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri, misalnya asetaminofen,
antibiotic untuk membasmi infeksi, dan obat pelunak tinja untuk mencegah
sembelit.
5. Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian makan
dengan gizi seimbang dan tinggi protein untuk mempercepat sembelit.
J. PATHWAY

Aktivitas berat, adanya tekanan, olahraga, batuk terlalu


keras, kelemahan dinding abdomen

Hernia inguinalis

Kantung hernia melewati celah


inguinal

Dinding posterior canalis inguinalis


yang lemah

Benjolan pada region

Diatas ligmentum ingunal mengecil


bila berbaring

Kurang Pembedahan Ansietas


Pengetahuan

Resiko infeksi Insisi bedah

Kerusakan integritas kulit Terputusnya jaringan


saraf

Resiko jatuh Nyeri akut

Gangguan monbilitas fisik Gangguan pola tidur


BAB III
LAPORAN KASUS

I. PENGKAJIAN
Nama Pengkaji : Mahasiswa Keperawatan
Tanggal pengkajian : 22 November 2022
Ruang pengkajian : Recovery Room
Jam : 09.00 s/d selesai
A. BIODATA PASIEN
Nama : Tn. A
Jenis kelamin : Laki laki
Pendidikan : SMA sederajat
Pekerjaan : Petani
Usia : 74 tahun
No. RM : 200035
Diagnosa medis : HIS Rep
Tanggal masuk RS : 21 november 2022
Alamat : Lahat

B. BIODATA PENANGGUNG JAWAB


Nama : Tn. W
Jenis kelamin : Laki laki
Pendidikan : SMA sederajat
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dg klien : Anak
Alamat : Lahat

C. PENGKAJIAN PRIMER
Airway (jalan napas)
Sumbatan :
( ) benda asing
( ) bronkospasme
( ) darah
( ) lendir
( √ ) sputum
Suara napas
( ) snoring
( ) gurgling
( √ ) vesikuler
Breathing (pernapasan)
Sesak dengan :
( ) aktivitas
( ) tanpa aktivitas
( ) menggunakan obat tambahan
( √ ) tidak sesak
Frekuensi : 30x/menit
Irama ( √ ) teratur ( ) tidak
Ke dalam ( ) dalam ( √ ) dangkal
Refleks batuk ( √ ) ada ( ) tidak
Batuk ( √ ) produktif ( ) non produktif
Sputum ( √ ) ada ( ) tidak
Warna : keputih putihan
Konsistensi : encer
Bunyi napas
( ) ronchi
( ) wheezing
( ) creakless
( √ ) vesikuler
Circulation (sirkulasi)
Sirkulasi perifer
Nadi : 74x/menit
Irama ( √ ) teratur ( ) tidak
Denyut ( ) lemah ( √ ) kuat ( ) tidak kuat
TD : 130/90 mmhg
Ekstremitas ( √ ) hangat ( ) dingin
Warna kulit ( ) sianosis ( √ ) pucat ( ) kemerahan
Karakteristik nyeri dada
( ) menetap ( )menyebar ( ) seperti ditusuk tusuk
( ) seperti ditimpa benda berat
Capillary refill : ˃2 detik
Edema
( √ ) ya ( ) tidak
Lokasi edema
( ) muka ( ) tangan ( √ ) tungkai ( ) anasarka ( √ ) abdomen
Disability
( √ ) alert/perhatian
( ) voice respons/ respon terhadap suara
( ) pain respons/ respon terhadap nyeri
( ) unrespons/ tidak berespon
( ) Reaksi pupil
Elsposure/environment/event
Tidak ada jejas dan pendarahan di tubuh dan tidak ada kejadian tertentu yang
mengakibatkan tubuh cidera.
D. PENGKAJIAN SEKUNDER
1. Keluhan utama
Nyeri dan ada benjolan di abdomen
2. Alergi terhadap obat
tidak ada alergi
3. Medikasi/pengobatan terakhir
Jika merasakan sakit pasien biasa meminum obat dari apotek. Tetapi
pasien mengatakan lebih senang beristirahat daripada meminum obat
kecuali benar benar membutuhkan
4. Last meal (makan terakhir)
Pasien tidak mengkonsumsi makanan tertentu hanya makan nasi dan
lauk ikan
5. Event of injury
Tidak ada injury
6. Pengalaman pembedahan
Pasien tidak pernah dibedah sebelumnya
7. Riwayat penyakit sekarang
pasien mengatakan sering mengatakan sakit di bagian abdomen nya
yang kadang timbul secara tiba tiba Ketika sedang beraktivitas berat.
Pasien juga mengatakan takut jika harus di operasi
8. Riwayat penyakit terdahulu
pasien tidak pernah memiliki penyakit serius sebelumnya

Pemeriksaan head to toe


1. Kepala
Wajah : simetris, tidak ada luka dan cacat
Rambut : warna hitam, tekstur sedang, kulit kepala bersih

Sensori
Mata : konjungtiva ananemis, sclera anikterik, pupil isokor, respon pupil
baik terhadap cahaya, fungsi penglihatan baik
Telinga : simetris, letak sejajar dibawah mata, bentuk normal, kemampuan
mendengar baik dibuktikan dengan uji berbisik
Hidung : kepatenan jalan napas baik
Mulut : bibir normal, mukosa mulut merah muda, tidak ada tonsil, gigi bersih,
tidak ada peradangan pada gusi, lidah bersih dan tidak ada bau mulut

2. Leher
Deviasi/ simetris, cedera servical : Tidak Ada
Kelenjar tyroid : Tidak Ada
Kelenjar limfe : Tidak Ada
Trakea jvp : Tidak Ada
3. Dada
I : dada simetris, tidak ada alat bantu napas, ictus cordis normal
P : tidak ada massa, ictus cordis teraba
P : tidak ada cairan di paru
A : tidak ada suara napas tambahan di paru, tidak ada sesak, dan irama napas
spontan
4. Abdomen
I : abdomen tampak tidak simetris
P : Terdapat benjolan di daerah abdomen
P : Sakit pada abdomen
A : bising usus 12x/menit

5. Ekstremitas/ musculoskeletal
Rentang gerak : terganggu karena pasien terpasang infuse
Kekuatan otot : pasien dalam keadaan lemah
Deformitas : terdapat pada bagian abdomen dan selangkangan
Edema nyeri : pada bagian abdomen

6. Kulit/integument
Turgor kulit : tidak elastis ˃2 detik
Mukosa kulit : insisi operasi
Kelainan kulit : tidak ada kelainan
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis Nilai Nilai Normal
1. Darah rutin:

a.       HB 14.4 L: 13.0-16.0 ; P: 12.0-14.0

b.      Eritrosit 4.72 4.5 - 5.9 (4.5 - 5.5)

c.       Leukosit 6.800 5.000 - 10.000

d.      Trombosit 291.000 150.000 – 450.000

e.       Hematrokrit 40.0 L: 40 – 48 ; P: 36 – 42

f.       Basofil 0 0–1%

g.       Eosinofil 0 1–3%

h.      Batang 0 3–6%

i.        Segmen 60 50 – 70 %

j.        Limfosit 40 20 – 40 %

k.      Monosit 0 2-8 %

2. Masa pendarahan

3. Masa pembekuan 1 – 3 mnt

4. Gol. Darah 2 9 – 15 mnt

Diabetes: 11 -

5. Glukosa sewaktu: °/ Rh (+)


75 – 200 mg/dl
Imunologi/ serologi

HBs Ag / negatif (-) 95

F. TERAPI MEDIS
 Ceftriaxone 1gr via intravena
 Dexketoprofen 50gr via intravena
 B. fluid 1x1 via intravena
G. ANALISA DATA

Pre operasi
NO SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM
1. DO: Pre operasi Benjolan di
-klien tampak meringis kesakitan inguinal
akibat benjolan pada area vital
Skala nyeri 5(sedang) Kondisi hernia
-klien tampak kesulitan mengangkat
kaki bagian kanan
DS: Nyeri akut
Klien mengatakan nyeri di bagian
perut sebelah kanan
2. DO: pre operasi Prosedur
-klien tampak tegang dan gelisah operasi
-klien tampak cemas menunggu
waktu tindakan operasi prosedure operasi
-TTV
TD: 130/80 mmHg
N : 82 x/menit Ansietas
S: 36,2◦c
RR:23 x/menit
DS:
-Klien mengatakan sedikit takut
saat akan menjalani operasi
-klien menanyakan tentang
operasinya

3. DO: Pre operasi Kurang


Klien tampak bingung soal penyekit terpapar
yang dialaminya informasi
Klien tampak bertanya tanya Kurang informasi
tentang penyakitnya
DS:
Klien menanyakan bagaimana Kurang
procedure operasi yang akan Pengetahuan
dilakukan
Post operasi
NO SYMPTOM ETYOLOGI PROBLEM
1. DO: Pembedahan Nyeri akut
Ekspresi wajah meringis
Skala nyeri (5)
TTV Insisi bedah
TD:130/80 mmHg
N : 82 x/menit
S: 36,2 ◦c Terputusnya
RR:23 x/menit jaringan saraf

DS:
Nyeri akut
-Klien mengatakan nyeri pada luka
operasi
-Klien mengatakan nyeri seperti di
iris iris
-Klien mengatakan nyeri pada bagian
operasi jika bergerak
2, DO: Pembedahan Resiko jatuh
-k/u lemah
-tampak berbaring ditempat tidur
-klien tampak susah bergerak Insisi bedah
DS:
-Klien mengatakan takut bergerak
-Klien mengatakan aktivitas dibantu Terputusnya
oleh keluarga dan perawat jaringan syaraf

Adanya luka
Operasi

Keengganan untuk
bergerak
(mobilisasi)

Gangguan mobilitas
fisik

Resiko jatuh

DO: Pembedahan Resiko infeksi


-tampak luka operasi bagian bawah
-luka tampak masih basah
Insisi bedah
Terputusnya
jaringan syaraf

Adanya luka
Operasi

Tempat keluar
masuknya mikro
organisme

Resiko infeksi

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pre operasi
1. Nyeri akut berhubungan dengan kondisi hernia
2. Ansietas berhubungan dengan procedure pembedahan
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan terpapar informasi
Post operasi
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
2.Resiko jatuh berhubungan dengan efek agen farmakologis ( Spinal Anastesi )
3.Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka post operasi
I. INTERVENSI TUJUAN RASIONALITAS

PRE OPERASI
NO TUJUAN/KRITERIA INTERVENSI RASIONALITAS
DX HASIL
DX.1 Setelah dilakukan tindakan SIKI (I.08238) Observasi.
keperawatan selama 1x 10 Observasi : 1.Untuk mengetahui
menit diharakan klien dapat 1.identifikasi skala nyeri tingkat nyeri yang
mengontrol nyeri dengan Terapeutik dirasakan pada klien
kriteria hasil 1.berikan teknik Terapeutil
- nyeri menurun(5) nonfermakologis untuk 1.untuk memberikan
-Meringis menurun (5) mengurangi rasa nyeri teknik rasa nyaman pada klien
nafas dalam terhadap nyeri
Edukasi Edukasi
Ajarkan teknik non 1.untuk mengtrrol rasa
farmakologis untuk nyeri yang dirasakan
mengurangi rasa nyeri(teknik pada klien
nafas dalam )
DX.2 Setelah dilakukan tindakan SIKI (I.09326) Observasi
keperawatan 1x10 menit Observasi 1.untuk mengetahuan
diharapkan klien dapat 1.monitor tanda tanda ansietas tingkat ansietas dan
mengatasi cemas dengan (verbal dan non verbal) tindakan yang
kriteria hasil; Terapeutik dilakukan
-prilaku gelisah menurun(5) 1.ciptakan lingkungan tenang Terapeutik
-prilaku tegang menurun (5) dan tanpa gangguan dengan 1.agar klien merasa
pencahayaan dan suhu ruang releks
nyaman jika memungkinkan 2.agar klien dapat
2.cipakan suasana terapeutik mampu berkomunikasi
untuk menumbuhkan dan mengurangi rasa
kepercayaan cemas
DX.3 Setelah dilakukan tindakan SIKI(I.12442) Observasi
keperawatan 1x10 menit Observasi Untuk mengetahuan
diharapkan klien dapat 1.identifikasi kesiapan dan adanya kesiapan klien
mengatasi kurangnya kemampuan menerima menerima informasi
pengetahuan dengan kriteria informasi yang akan diberikan
hasil : Edukasi oleh perawat
-pertanyaan tentang masalah 1.Jelaskan perlunya tindakan Edukasi
yang dihadapi menurun(5) dilakukan 1.agar klien
mengetahui manfaat
yang akan diterima
setelah dilakukan
tindakan
POST OPERASI
NO TUJUAN/KRITERIA INTERVENSI RASIONAL
DX HASIL
DX.1 Setelah dilakukan tindakan SIKI (I.08238) Observasi.
keperawatan selama 1x 10 Observasi : 1.Untuk mengetahui
menit diharapkan klien dapat 1.identifikasi skala nyeri tingkat nyeri yang
mengontrol nyeri dengan 2. identifikasi lokasi, frekuensi dirasakan pada klien
kriteria hasil dan dan kualitas nyeri 2. untuk mengetahui
- nyeri menurun(5) Terapeutik lokasi, frekuensi dan
-Meringis menurun (5) 1.berikan teknik kualitas nyeri
nonfarmakologis untuk Terapeutik
mengurangi rasa nyeri teknik 1.untuk mengurangi
nafas dalam rasa nyeri
Edukasi Edukasi
1.Ajarkan teknik non 1.untuk mengontrol
farmakologis untuk rasa nyeri yang
mengurangi rasa nyeri(teknik dirasakan pada klien
nafas dalam )
DX.2 Setelah dilakukan tindakan SIKI (I.14540) Observasi
keperawatan selama 1x 10 Observasi 1.untuk mengetahui
menit diharapkan klien 1.identifikasi faktor resiko faktor resiko jatuh pada
dapat mengurangi resiko jatuh klien
jatuh dengan kriteria hasil Terapeutik Terapeutik
-jatuh dari tempat tidur 1. pasang handrail tempat tidur 1.untuk menjaga
menurun(5) Edukasi keamanan klien dari
-jatuh saat dipindahkan 1.memanggil perawat jika resiko jatuh
menurun (5) membutuhkan bantuan untuk Edukasi
berpindah 1.untuk mempermudah
2. Memasang gelang warna proses klien mobilisasi
kuning untuk tanda Resiko
Jatuh
DX.3 Setelah dilakukan tindakan SIKI (I.14539) Terapeutik
keperawatan selama 1x 10 Terapeutik 1.untuk menghindari
menit diharapkan klien 1.batasi jumlah pengunjung resiko penularan
dapat mengurangi resiko Edukasi infeksi
infeksi dengan kriteria hasil 1.jelaskan tanda dan gejala Edukasi
-kemerahan menurun(5) infeksi 1.untuk mengetahui
-bengkak menurun(5) tanda dan gejala infeksi
Nyeri menurun(5) agar dapat dilakukan
pencegahan dan
pengobatan
J. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

PRE OPERASI
NO IMPLEMENTASI EVALUASI
DX
DX.1 1.Mengukur skala nyeri S: pasien mengatakan nyeri berkurang
Edukasi saat melakukan relaksasi napas dalam
2. mengajarkan dan mempraktekan O: meringis berkurang
Teknik non farmakologis relaksasi A: masalah teratasi
napas dalam untuk mengurangi rasa P: intervensi dilanjutkan pasca operasi
nyeri
DX.2 1. memonitor tanda tanda ansietas S: pasien mengatakan rasa cemas sudah
2.menciptakan lingkungan yang berkurang
tenang dan tanpa gangguan dengan O: pasien tampak tenang dan tetap
mengatur pencahayaan dan suhu yakin operasi berjalan dengan lancar
ruangan yang nyaman A: masalah teratasi
3. menjalin komunikasi yang baik P: intervensi dihentikan
untuk menenangkan perasaan klien

DX.3 1.memberikan informasi kepada S: Pasien mengatakan mengerti dengan


klien tentang penyakitnya dan apa yang disampaikan
prosedur tindakan operasi sambil O: -pasien mampu menerima informasi
melihat kemampuan klien dalam dengan baik
menerima informasi -pasien mendengarkan dan
2. menjelaskan bahwa tindakan memperhatikan
operasi sangat diperlukan untuk A : Masalah Teratasi
proses kesembuhan klien P : Intervensi dihentikan

POST OPERASI
NO IMPLEMENTASI EVALUASI
DX
DX.1 1.melihat dan mengukur skala nyeri S: pasien mengatakan nyeri berkurang
Edukasi saat melakukan relaksasi napas dalam
2. mengidentifikasi lokasi, frekuensi O: meringis berkurang
dan kualitas nyeri kemudian catat A: masalah teratasi
dan laporkan P: intervensi dilanjutkan diruang rawat
3. mengajarkan dan mempraktekkan inap bedah
Teknik relaksasi untuk mengurangi
nyeri yaitu Teknik relaksasi napas
dalam
DX.2 1. memonitor lingkungan dan pasien S: -pasien mengatakan akan selalu hati
terhadap resiko jatuh hati dan memanggil perawat jika
2. memasang handrail tempat tidur membutuhkan bantuan
3. mengedukasi untuk selalu O: -pasien tampak bedrest di tempat
memanggil perawat untuk tidur
membantu mobilisasi -handrail tampak terpasang
4. Memasang gelang warna kuning - Gelamg kuning terpasang
untuk tanda Resiko Jatuh A: masalah teratasi
P: intervensi dihentikan
DX.3 1.memberikan pemahaman kepada S: Pasien dan keluarga mengatakan
pasien dan keluarga tentang resiko paham dengan apa yang disampaikan
penularan infeksi dan berusaha untuk menghindari resiko
2. menjelaskan tanda dan gejala penularan infeksi
infeksi O: -keluarga tampak bergantian
mengunjungi pasien
-pasien dan keluarga tampak paham
dengan tanda dan gejala infeksi terlihat
keluarga aktif bertanya tentang infeksi
A: masalah teratasi
P: intervensi dihentikan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuhan keperawatan pada Tn. A dengan operasi Hernia Di Ruang OK Rumah Sakit
Umum Dr. H. M Rabain Muara Enim, pada umumnya antara teori dan penemuan di
lapangan praktik. Penerapan teori pada kedua kasus kelolaan terkait proses asuhan
keperawatan yang diawali dengan pengkajian, perumusan diagnosis keperawatan,
penyusunan rencana keperawatan, penerapan implementasi serta hasil evaluasi
keperawatan telah dilakukan sesuai dengan teori dan Langkah-langkah pemberian asuhan
keperawatan yang ada. Simpulan yang didapatkan dari karya tulis ilmiah akhir ini antara
lain yaitu:
1. Hasil pengkajian pada kasus kelolaan dengan diagnosis medis Hernia di Ruang
Operasi didapatkan bahwa kasus kelolaan tersebut mengalami Nyeri, Kecemasan dan
Defisit Pengetahuan sebelum operasi dan Nyeri, Resiko Jatuh dan Resiko Infeksi
setelah operasi.
2. Diagnosis keperawatan yang diperoleh berdasarkan hasil pengkajian pada kasus
kelolaan yang sesuai dengan SDKI yaitu :
Pre operasi
1. Nyeri akut berhubungan dengan kondisi hernia
2. Ansietas berhubungan dengan procedure pembedahan
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan terpapar informasi
Post operasi
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
2.Resiko jatuh berhubungan dengan efek agen farmakologis ( Spinal Anastesi )
3.Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka post operasi

3. Rencana keperawatan yang dapat dirumuskan pada ketiga diagnosa pre dan post
operasi yang kami tegakkan pada kasus kelolaan untuk mengatasi nyeri yaitu
identifikasi skala nyeri, Ansietas yaitu monitor tanda tanda ansietas (verbal dan non
verbal), Defisit Pengetahuan yaitu Jelaskan perlunya tindakan dilakukan, Resiko
Jatuh yaitu memanggil perawat jika membutuhkan bantuan untuk berpindah dan
Resiko Infeksi yaitu Menjelaskan tanda-tanda infeksi.
4. Implementasi yang sudah diberikan selama 1x10 Menit pada kasus kelolaan dengan
diagnosa keperawatan yang sudah ditentukan sesuai dengan Intervensi yang sudah
direncanakan
B. Saran
Dengan selesainya dilakukan asuhan keperawatan dengan Operasi Hernia di Ruang OK
RSUD Dr. H. M. Rabain Muaraenim, diharapkan dapat memberikan masukan terutama
pada:
1. Bagi Pasien
Pasien disarankan untuk mendengarkan penjelasan tentang Hernia dan menerapkan
penjelasan yang diberikan serta Mengurangi Aktifitas mengangkat beban berat yang
berlebihan.
2. Bagi rumah sakit rabain muara enim
Diharapkan agar dapat menjadikan karya ilmiah ini sebagai media informasi tentang
penyakit yang diderita pasien dan bagaimana penanganan bagi pasien dan keluarga
baik di rumah maupun di rumah sakit khususnya untuk pasien dengan Hernia.
3. Bagi pelayanan keperawatan
diharapkan kepada petugas medis agar meningkatkan pelayanan, terutama pada pasien
yang sedang mengalami hernia dalam memberikan pelayanan yang lebih baik dan
menghasilkan pelayanan yang memuaskan pada pasien.
4. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan kepada instansi pendidikan agar Asuhan Keperawatan ini dapat
dimanfaatkan sebagai bahan ajar untuk perbandingan dalam memberikan konsep
asuhan keperawatan secara teori dan praktek dan lebih meningkatkan bimbingan
terhadap mahasiswa agar mahasiswa lebih terpapar dengan baik.
5. Bagi peneliti selanjutnya
Diharakan hasil Asuhan Keperawatan ini dapat menjadi data awal untuk dapat
melakukan Asuhan Keperawatan selanjutnya sehingga dapat dikembangkan dan
sebagai pengembangan kemampuan penelitian selanjutnya dalam melakukan asuhan
keperawatan dan menambah pengetahuan peneliti tentang asuhan keperawatan
Hernia.
DAFTAR PUSTAKA

Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda NIC – NOC 2015

Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1 cetakan III ( Revisi ) : Dewan Pengurus
Pusat PPNI.

Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1 cetakan II : Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1 cetakan II : Dewan Pengurus Pusat PPNI.

https://www.academia.edu/10049061/
ASUHAN_KEPERAWATAN_PRE_INTRA_DAN_POST_OPERASI_PADA_Tn_M_DEN
GAN_HERNIA_INGUINALIS_LATERALIS_DI_RUANG_OK_OPERATING_KAMARE
_RSUD_WATES_KEMENTRIAN_KESEHATAN_REPUBLIK_INDONESIA_POLITEKN
IK_KESEHATAN_YOGYAKARTA_PROGAM_KEPERAWATAN_ANESTESI_DAN_R
EANIMASI_2010

dr. Taufan Nugroho, 2011. Kumpulan Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah dan

Penyakit Dalam. Jakarta:

Hand out. 2007. hospitalisasi. Prodi keperawatan, Semarang.

http:// nugealjamela.blogspot.com, diakses 12 agustus 2010

Syamsuhidayat, et.al. 2002. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta : EGC.

Syamsul Hidayat R. dan Wim De Jong, 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Revisi. Jakarta:

EGC

Wong, 2004. Wong’s nursing care of infant and children. St. Louis.

Anda mungkin juga menyukai