Disusun Oleh :
Rafika Afriyanti, S.Kep
NIM : 2114901031
(Ns. Revi Neini Ikbal, S. Kep, M. Kep) (Ns. Hidayatul Rahmi, S. Kep, M. Kep)
Preceptor Akademik Preceptor Klinik
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanallah wa Ta’ala atas berkat dan
rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan Keperawatan
Medikal Bedah dalam rangka memenuhi tugas Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Alifah Padang degan judul “Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah Dengan
Hernia”.
Penulis menyadari bahwa Laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kelompok mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna
menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan ini.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER..............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................1
B. Tujuan Penelitian............................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi......................................................................................................5
2. Anatomi dan Fisiologi...............................................................................7
3. Etiologi......................................................................................................9
4. Manifestasi Klinik...................................................................................13
5. Klasifikasi...............................................................................................15
6. Patofisiologi............................................................................................16
7. Patway.....................................................................................................18
8. Pemeriksaan Penunjang..........................................................................19
9. Penatalaksanaan......................................................................................20
10. Asuhan Keperawatan Teoritis
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
1. Pengkajian Keperawatan.........................................................................21
2. Diagnosa Keperawatan...........................................................................24
3. Intervensi Keperawatan..........................................................................30
4. Implementasi Keperawatan.....................................................................35
5. Evaluasi Keperawatan.............................................................................40
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan.............................................................................................70
2. Saran.......................................................................................................72
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tatanan kehidupan manusia. Perhatian masyarakat terhadap kesehatan saat ini semakin
kompleks, salah satunya yaitu kebutuhan ekonomi yang semakin mendesak, hal
yang ekstra, tentunya itu mempengaruhi pola hidup dan kesehatannya yang dapat
menyebabkan kerja tubuh yang berat yang dapat menimbulkan kelelahan dan
kelemahan dari berbagai organ tubuh. Salah satu penyakit akibat beban kerja tubuh
yang berat yang menimbulkan kelelahan dan kelemahan dari berbagai organ tubuh
Hernia merupakan prostrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek
atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. (Nurarif, A.H & Hardi Kusuma,
2018). Hernia Inguinalis lebih banyak diderita oleh laki-laki daripada perempuan. Hal
ini dikarenakan pada laki-laki dalam waktu perkembangan janin terjadi penurunan
testis dari rongga perut. Jika saluran testis tidak menutup dengan sempurna, maka akan
Penyebab dari gejala hernia inguinalis adalah karena dinding otot sangat
lemah atau juga disebabkan karena membran dengan normal menjaga organ tubuh
untuk bagian yang lemah dan jugta bagian yang kendor. Penyakit hernia kebanyakan
juga dialami oleh orang-orang yang berusia lanjut, karena pada usia lanjut biasanya
otot-otot didalam organ tubuh sudah mulai melemah dan mengalami kemunduran
sehingga resiko untuk terkena penyakit hernia semakin besar. Sedangkan pada wanita,
hernia bisa disebabkan karena terjadinya obesitas atau kegemukan. (Nurarif, 2020)
mungkin tidak menyadari kondisi ini. Gejalanya baru bisa dilihat dan juga dirasakan
melalui benjolan yang muncul akibat hernia. Benjolan lebih jelas akan terasa ketika
klien berdiri tegak, terutama jika bersamaan dengan batuk. Benjolan yang muncul
mungkin sensitif terhadap sentuhan dan terasa sakit. Tanda-tanda dari hernia inguinalis
adalah munculnya benjolan pada sisi manapun di daerah lipat paha depan, sensasi
nyeri perih atau rasa nyeri pada benjolan, muncul rasa sakit dan pembengkakan pada
area sekitar testis karena sebagaian usus menembus masuk kantong skrotum. (Shayid
meningkat. Didapatkan data pada dekade tahun 2017 sampai tahun 2020 klien hernia
segala jenis mencapai 19.173.279 penderita (12,7 %) dengan penyebaran yang paling
banyak adalah negara- negara berkembang seperti Afrika, Asia Tenggara, dan negara
Uni Emirat Arab dengan jumlah klien hernia terbesar di dunia + 3.950 klien pada
tahun 2012. ( WHO, 2020). Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan Republik
Indonesia di Indonesia periode Januari 2020 sampai dengan Desember 2020 berjumlah
1.243 yang mengalami gangguan hernia. Yang terjadi pada anak – anak berjumlah 230
Dengan Hernia”
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
Istilah hernia berasal dari bahasa Latin yaitu herniae yang berarti penonjolan
isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada dinding rongga. Dinding
rongga yang lemah itu membentuk suatu kantong dengan pintu berupa cincin.
Gangguan ini sering terjadi di daerah perut dengan isi yang keluar berupa bagian dari
makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan
dengan enzim dan zat cair yang terbantang mulai dari mulut (oris) sampai
anus. Sistem pencernaan merupakan suatu rangkaian organ yang terdiri
dari:
a. Mulut / Oris
dan air. Mulut merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap
gigi susu, terdiri dari 8 buah gigi seri (dens insisivus), 4 buah
- Fungsi gigi terdiri dari; gigi seri untuk memotong makanan, gigi
sudah dipotong-potong.
makanan.
ke radiks lingua.
3) Kelenjar ludah
-
b. Faring
c. Esofagus
bagian;
pilorik.
e. Pankreas
menyentuh limpa.
Fungsi pankreas
dan elektrolit.
intestinum.
karbohidrat.
Hasil sekresi
4) Jaringan pankreas terdiri dari atas lobulus dari sel sekretori yang
dalam ekor pankreas dan berjalan melalui badan pankreas dari kiri ke
kanan.
5) Saluran kecil ini menerima saluran dari lobulus lain dan kemudian
kantung empedu
kental.
2) Getah empedu adalah cairan yang dihasilkan oleh sel-sel hati jumlah
setiap hari dari setiap orang dikeluarkan 500- 1000 cc sekresi yang
g. Hati
fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat sekresi. Hal ini dikarenakan
yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan
yang terletak di antara lambung dan usus besar. Usus halus terdiri dari
tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejenum),
usus penyerapan (illeum). Pada usus dua belas jari terdapat dua muara
1) Usus dua belas jari (duodenum) adalah bagian pertama usus halus yang
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara
3) Tempat feses
fleksura lienalis.
bagian kiri membujur dari atas ke bawah dari fleksura lienalis sampai
ke depan ileum kiri, bersambung dengan kolon sigmoid.
j. Usus Buntu
Pada awalnya organ ini dianggap sebagai organ tambahan yang tidak
memiliki fungsi, tetati saat ini diketahui bahwa fungsi apendiks adalah
limfoid.
k. Umbai Cacing
cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa,
l. Rektum
melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan
dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi
m. Anus
rektum dengan dunia luar (udara luar). Terletak di dasar pelvis bagian
C. Klasifikasi
Hernia merupakan prostrusi atau penonjolan isi rongga melalui defek atau
bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Hernia ada beberapa jenis, yaitu:
1. Hernia hiatal
2. Hernia epigastrik
Hernia epigastrik terjadi diantara pusar dan bagian bawah tulang rusuk
digaris tengah perut. Hernia epigastrik biasanya terdiri dari jaringan lemak dan
hernia ini sering menimbulkan rasa sakit dan tidak dapat didorong kembali
yang disebabkan bukaan pada dinding perut, yang biasanya menutup sebelum
kelahiran, tidak menutup sepenuhnya. Hernia jenis ini biasanya menutup secara
4. Hernia inguinalis
Hernia inguinalis adalah hernia yang paling umum terjadi dan muncul
celah.
5. Hernia femoralis
Hernia femoralis muncul sebagai tonjolan dipangkal paha. Tipe ini lebih
6. Hernia insisional
Hernia insisional dapat terjadi melalui luka pasca operasi perut. Hernia
ini muncul sebagai tonjolan didekat pusar yang terjadi ketika otot sekitar pusar
belakang.
D. Etiologi
1. Umur
Penyakit ini dapat diderita oleh semua kalangan tua, muda, pria maupun
Pada orang dewasa khususnya yang telah berusia lanjut disebabkan oleh
2019).
2. Jenis Kelamin
Hernia yang sering diderita oleh laki – laki biasanya adalah jenis hernia
Penyebab lain kaum adam lebih banyak terkena penyakit ini disebabkan karena
faktor profesi, yaitu pada buruh angkat atau buruh pabrik. Profesi buruh yang
adanya peningkatan tekanan dalam rongga perut sehingga menekan isi hernia
keluar dari otot yang lemah tersebut (Giri Made Kusala, 2019).
3. Penyakit penyerta
Penyakit penyerta yang sering terjadi pada hernia adalah seperti pada
kondisi tersumbatnya saluran kencing, baik akibat batu kandung kencing atau
kronis dan lain-lain. Kondisi ini dapat memicu terjadinya tekanan berlebih pada
abdomen yang dapat menyebabkan keluarnya usus melalui rongga yang lemah
Resiko lebih besar jika ada keluarga terdekat yang pernah terkena
hernia.
5. Obesitas
termasuk di bagian perut. Ini bisa menjadi salah satu pencetus hernia.
6. Kehamilan
tekanan lebih di bagian perut. Kondisi ini juga dapat menjadi pencetus
terjadinya hernia.
7. Pekerjaan
pencetus terjadinya prostrusi atau penonjolan organ melalui dinding organ yang
lemah.
8. Kelahiran premature
daripada bayi yang lahir normal karena penutupan kanalis inguinalis belum
E. Patofisologi
Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau sebab yang
didapat. Hernia dapat dijumpai pada setiap usia. Lebih banyak pada laki-laki
pembentukan pintu masuk hernia pada anulus internus yang cukup lebar sehingga
dapat dilalui oleh kantong dan isi hernia. Selain itu, diperlukan pula faktor yang
dapat mendorong isi hernia melewati pintu yang sudah terbuka cukup lebar itu.
Faktor yang dipandang berperan kausal adalah adanya prosesus vaginalis yang
terbuka, peninggian tekanan di dalam rongga perut, dan kelemahan otot dinding
perut karena usia.Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada
peritonei. Pada bayi yang sudah lahir, umumnya prosesus ini telah mengalami
obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Namun
dalam beberapa hal, kanalis ini tidak menutup. Karena testis kiri turun terlebih
dahulu, maka kanalis inguinalis kanan lebih sering terbuka. Bila kanalis kiri
terbuka maka biasanya yang kanan juga terbuka. Dalam keadaan normal, kanalis
yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan. Bila prosesus terbuka terus
Namun karena merupakan lokus minoris resistensie, maka pada keadaan yang
kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis akuisita. Kelemahan otot dinding
perut antara lain terjadi akibat kerusakan Nervus Ilioinguinalis dan Nervus
WOC
F. Manifestasi Klinis
atau skrotal yang hilang timbul. Timbul bila terjadi peningkatan tekanan intra
7. Nyeri
Keluhan nyeri pada hernia ini jarang dijumpai, kalaupun ada dirasakan di
daerah epigastrium atau para umbilikal berupa nyeri viseral akibat regangan pada
mesenterium sewaktu satu segmen usus halus masuk ke dalam kantung hernia
(Jennifer, 2017). Bila usus tidak dapat kembali karena jepitan oleh anulus
inguinalis, terjadi gangguan pembuluh darah dan gangguan pasase segmen usus
yang terjepit. Keadaan ini disebut hernia strangulata. Secara klinis keluhan pasien
9. Pada Inspeksi : saat pasien mengedan dapat dilihat hernia inguinalis lateralis
muncul sebagai penonjolan diregio ingunalis yang berjalan dari lateral atas ke
medial bawah.
10. Palpasi: kantong hernia yang kosong dapat diraba pada funikulus spermatikus
sebagai gesekan dari dua lapis kantong yang memberikan sensasi gesekan dua
permukaan sutera. Tanda ini disebut tanda sarung tangan sutera, tetapi umumnya
tanda ini sukar ditentukan. Kalau kantong hernia berisi organ maka tergantung
isinya.
11. Pada palpasi mungkin teraba usus, omentum ( seperti karet ), atau ovarium.
G. Komplikasi
2. Hernia irreponibel
4. Infeksi
H. Pemeriksaan Diagnostik
2. Herniografi.
3. USG
4. CT dan MRI
5. Laparaskopi
I. Penatalaksanaan
pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah
direposisi. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip dasar
operasi hernia terdiri dari herniotomi dan hernioplastik. Pada herniotomi dilakukan
pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka dan isi hernia
ASKEP TEORTITIS
A. Pengkajian
informasi atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi, mengenal masalah-
masalah kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental sosial dan
2015).
1) Identitas
berat, nyeri seperti tertusuk pisau yang akan semakin memburuk dengan adanya
batuk dan bersin Discharge Planing pasien adalah hindari mengejan, mengangkat
benda berat, menjaga balutan luka operasi tetap kering dan bersih, biasanya
penderita hernia yang sering terkena adalah laki-laki pada hernia inguinalis dan
pada heria femoralis yang sering terkena adalah perempuan untuk usia antara 45-
2) Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Pada umumnya keluhan utama pada kasus hernia adalah terasa nyeri.
nyeri, biasanya berupa trauma pada bagian tubuh yang menjalani prosedur
Q= Quality of pain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan
R= Region: apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit menjalar atau
S= Scale of pain: Biasanya klien hernia akan menilai sakit yang dialaminya
hernia, yang nantinya membantu dalam rencana tindakan terhadap klien. Ini
tentukan kekuatan yang terjadi dan bagian tubuh mana yang terkena. merasa
timbul benjolan lagi, timbul rasa nyeri pada benjolan dan timbul rasa
asidosis metabolik, abses, fistel, peritonitis. Pada pasien post operasi hernia
juga akan merasakan nyeri dimana nyeri tersebut adalah akut karena
riwayat operasi sebelumnya pada daerah abdomen atau operasi hernia yang
sakit yang sama sepert klien, dikaji pula mengenai adanya penyakit keturunan
perilaku meliputi antara lain perilaku mencari pengobatan dan perilaku hidup
bersih dan sehat, sedangkan faktor lingkungan antara lain kondisi lingkungan
yang sehat dan memenuhi persyaratan ( Notoatmodjo, 2003 ). Kerja otot yang
terlalu kuat, mengangkat beban yang berat, batuk kronik, mengejan sewaktu
bisa disebabkan kerena cacat bawaan atau keadaan yang didapat sesudah
3) Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
appendiks.
2) Tanda-tanda vital
- TD : Tekanan Darah
- N : Nadi
- P : Pernapasan
- S : Suhu
3) Sistem pernafasan
dada simetris, Irama nafas regular tetapi ketika nyeri timbul ada kemungkinan
terjadi nafas yang pendek dan cepat. Tidak ada nyeri tekan pada dada, tidak
ada retraksi otot bantu nafas, gerakan fokal fremitus antara kanan dan kiri
RR (> 24 x /mnt) pada perkusi terdapat bunyi paru resonan, suara nafas
JVP, tidak ada clubbing finger, CRT < 3 detik, tidak terdapat sianosis,
peningkatan frekuensi dan irama denyut nadi karena nyeri, terdapat bunyi
5) Sistem Persyarafan
persyarafannya, namun gangguan bisa terjadi dengan adanya nyeri pada post
6) Sitem Perkemihan
jumpai penurunan produksi urine. Ada tidaknya nyeri tekan pada kandung
timbulnya nyeri, biasanya berupa trauma pada bagian tubuh yang menjalani
Q= Quality of pain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan
R= Region: apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit menjalar atau
7) Sistem Pencernaan
Dikaji mulai dari mulut sampai anus, tidak ada asites, pada pasien
post-op biasanya sudah tidak ada benjolan pada abdomen, pada pasien post-
op biasanya ada nyeri tekan, tidak ada distensi abdomen. Terdapat suara
8) Sistem Muskuloskeletal
operasi herniotomy secara umum tidak memiliki gangguan, tetapi perlu dikaji
kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah,dengan nilai kekuatan otot (0-5),
adanya kekuatan pergerakan atau keterbatasan gerak. Terdapat lesi/ luka. Kaji
keadaan luka apakah terdapat push atau tidak, ada tidaknya infeksi, keadaan
9) Sistem Pengindraan
Pada post herniotomy pada sistem ini tidak mengalami gangguan baik
keadaan normal.
- Fungsi cerebral
- Kemampuan berbicara.
- Fungsi Karnial
B. Diagnosa
C. Intervensi Keperawatan
oleh perawat didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai
tujuan luaran yang diharapkan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018). Diagnosa
D. Implementasi Keperawatan
dimulai setelah perawat menyusun rencana keperawatan (Potter & Perry, 2010).
perawat untuk membantu pasien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
2017)
E. Evaluasi Keperawatan
adalah kegiatan yang disengaja dan terus menerus dengan melibatkan pasien,
mencapai tujuan yang disesuaikan dengan kriteria hasil pada tahap perencanaan
komponen yang dikenal dengan istilah SOPA, yakni subjektif (data keluhan
diberikan. Metode yang dapat digunakan pada evaluasi jenis ini adalah
melakukan wawancara pada akhir pelayanan, menanyakan respon pasien
akhir layanan.
yaitu :
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. (Nurarif, A.H &
Hardi Kusuma, 2018). Hernia Inguinalis lebih banyak diderita oleh laki-laki
perkembangan janin terjadi penurunan testis dari rongga perut. Jika saluran
testis tidak menutup dengan sempurna, maka akan menjadi jalan lewatnya
Penyebab dari gejala hernia inguinalis adalah karena dinding otot sangat
lemah atau juga disebabkan karena membran dengan normal menjaga organ
tubuh untuk bagian yang lemah dan jugta bagian yang kendor. Penyakit hernia
kebanyakan juga dialami oleh orang-orang yang berusia lanjut, karena pada
usia lanjut biasanya otot-otot didalam organ tubuh sudah mulai melemah dan
klien mungkin tidak menyadari kondisi ini. Gejalanya baru bisa dilihat dan juga
dirasakan melalui benjolan yang muncul akibat hernia. Benjolan lebih jelas
akan terasa ketika klien berdiri tegak, terutama jika bersamaan dengan batuk.
Benjolan yang muncul mungkin sensitif terhadap sentuhan dan terasa sakit.
manapun di daerah lipat paha depan, sensasi nyeri perih atau rasa nyeri pada
benjolan, muncul rasa sakit dan pembengkakan pada area sekitar testis karena
sebagaian usus menembus masuk kantong skrotum. (Shayid 2005 dalam
Oswari, 2018).
B. Saran
2. Bagi perawat
DAFTAR PUSTAKA
Dermawan, D., & Rahayuningsih, T. 2010. Keperawatan Medikal Bedah Sistem
Liu, T., & Campbell, A. 2011. Case Files Ilmu Bedah. Jakarta: Karisma Publishing Group.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan
Wilkinson, J.M., & Ahern, N.R. 2011. Diagnosis Keperawatan Edisi 9. ECG: Jakarta.