Oleh:
Erlin Nggaba
1809611090
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2019
i
Lembar Persetujuan Kasus
Dr. drh. I Gusti Ngurah Sudisma, M.Si. Dr. drh. I Nengah Wandia, M.Si.
NIP. 19690130 199702 1 002 NIP. 19661001 199403 1 001
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
karunia dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan yang
berjudul “Hernia Insisional pad Anjing Beagle” ini tepat pada waktunya. Laporan
ini dibuat untuk memenuhi tugas koasistensi Bedah Program Pendidikan Profesi
Dokter Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana.
Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penyelesaian laporan ini, khususnya kepada para dosen
pengajar yang sudah membimbing dan memberikan arahan.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LAMPIRAN ........................................................................................................
iv
LATAR BELAKANG
Hernia adalah tonjolan atau proyeksi suatu organ melalui dinding rongga
yang berisi organ tersebut (Shaw et al., 2003; Pavletic, 2005). Hernia dapat
bersifat bawaan/kongenital, seperti hernia umbilikalis, bersifat dapatan sebagai
akibat dari taruma, atau akibat breakdown atau dehisensi pembedahan (hernia
insisional). Perpindahan organ melalui cincin jaringan yang terbatas dalam
kompartemen rongga perut dianggap sebagai hernia abdominal internal, seperti
hernia diafragma. Hernia abdominal eksternal melibatkan rusak atau robeknya
dinding abdomen (Pavletic, 2005).
Hernia insisional paling sering terjadi pada hari ketiga sampai hari kelima
pascaoperasi. Dengan complete incisional dehiscence, organ viseral (intestine,
omentum) dapat menonjol melalui defek dinding perut dan kulit. Hernia insisional
dapat disebabkan oleh penyebab teknis dan biologis. Penyebab teknis terdiri atas
beberapa hal, yaitu ukuran benang yang terlalu kecil untuk pasien; simpul yang
tidak aman (ujung jahitan dipotong terlalu dekat dengan simpul) dengan bahan
1
jahitan yang gampang terlepas; benang yang absorbable kehilangan kekuatan
tekanan karena kesembuhan yang tertunda, infeksi, proses inflamasi yang
berkepanjangan; benang yang patah atau putus karena pasien yang terlalu aktif;
penutupan linea alba yang tidak benar. Penyebab biologis terdiri atas beberapa
hal, yaitu jahitan terputus karena jaringan lemah dan rapuh (penderita Cushing
syndrome, collagen disorders) serta jaringan nekrosis; dan kesembuhan yang
tertunda karena nutrisi yang tidak cukup (Pavletic, 2005).
LAPORAN KASUS
2
operasi. Hewan kasus pernah diperiksakan ke dokter hewan, diberikan obat untuk
rawat jalan tetapi hewan kasus masih mengalami penonjolan pada bagian
abdomen.
Pemeriksaan Fisik
Status presen hewan kasus yaitu frekuensi denyut jantung 116 kali per
menit, frekuensi pulsus 124 kali per menit, frekuensi respirasi 52 kali per menit,
dan suhu tubuh 38,8 oC. Pada saat pemeriksaan, ditemukan adanya penonjolan
pada abdomen disertai adanya organ viscera (isi hernia) dan kantong hernia
(Gambar 1).
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah pemeriksaan darah
lengkap. Hasil pemeriksaan darah lengkap tersaji pada Tabel 1.
3
Diagnosa dan Prognosa
Diagnosa yang dapat disimpulkan pada hewan kasus adalah hernia
insisional dengan prognosis fausta.
Penanganan
Penanganan dilakukan dengan melakukan laparotomy. Sebelum dilakukan
pembedahan, hewan kasus diberikan premedikasi atropine sulfate 1,5 cc secara
subkutan dan diinduksi dengan kombinasi xylazine dan ketamine yang masing-
masing jumlah pemberiannya 0,7 cc dan 1,4 cc secara intravena.
4
PEMBAHASAN
Sedikit yang diketahui tentang kejadian hernia insisional akut dan kronis
pada hewan kecil. Dalam satu studi retrospektif yang meninjau pola jahitan
menerus dinding abdomen pada pada 550 anjing dan kucing, hanya 1 hernia
(0,18%) yang didokumentasikan. Tinjauan tentang kasus-kasus pembedahan
abdominal bahwa hernia akut jarang terjadi pada hewan kecil (<1%) (Smeak,
2015).
5
berlebihan pada lokasi operasi dinding perut dan tanpa penggunaan gurita pada
daerah sayatan, pasien yang aktif, dan dengan kemungkinan alasan-alasan lainnya
dapat menunjang terjadinya hernia insisional. Hewan kasus memiliki berat badan
14.25 kg dan dengan body condition scoring (BCS) 8-9 (Tabel 2).
Skor Penjelasan
1-3 Underweight: tulang rusuk dan tulang pinggul sangat terlihat, dan
tampak menonjol jika dilihat dari atas.
4-5 Ideal: garis luar tulang rusuk dapat dilihat dan dirasakan, perut
melipat ketika dilihat dari samping, dan pinggang terlihat jika
dilihat dari atas
6 Overweight: biasanya pinggang hanya sedikit terlihat dari atas,
tulang rusuk ditutupi oleh lemak berlebih; perut sedikit
mengencang ketika dilihat dari samping
7 Obesitas (15-30% di atas berat ideal): pinggang hampir tidak
terlihat atau tidak terlihat dari atas atau samping, dengan sedikit
lemak terakumulasi di punggung dan pangkal ekor: perut turun
hampir ke tingkat yang sama dengan bagian bawah dada jika
dilihat dari samping
8 Obesitas (30-45% diatas berat ideal): pinggang tidak terlihat dari
atas atau samping, dengan banyak timbunan lemak di bagian
belakang dan pangkal ekor; perut jatuh/turun sehingga sejajar
dengan bagian bawah dada jika dilihat dari samping
9 Severe obesitas (>45% diatas berat ideal): perut lebih besar dari
dada jika dilihat dari atas atau samping, dengan timbunan lemak
di punggung, pangkal ekor, leher dan anggota badan; perut
tampak sangat membulat
Sumber: Nomnomnow (2018)
6
kurang aktif dan kurang exercise akan ebih cenderung mengalami obesitas
(Anonim, 2018).
7
oleh makrofag, fibroblas, sel endotel dan epitel. Terjadi reorganisasi serat kolagen
baru, membentuk struktur jaringan yang lebih terorganisir untuk meningkatkan
kekuatan tarikan pada luka (MacKay dan Miller, 2003).
SIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Berata, I.K., I.B.O. Winaya, A.A.A.M. Adi, dan I.B.W. Adnyana. 2016. Patologi
Veteriner Umum. Denpasar: Swasta Nulus
Dietz, U.A., S. Menze, J. Lock, A. Wiegering. 2018. The treatment of incisional
hernia. Dtsch Arztebl Int. 115: 31–37
Pratschke, K.M. 2014. Chapter 25: Abdominal Wall Hernias dan Ruptures.
Elsevier. 269-280
Mackay, D. and A.L. Miller. 2003. Nutritional support for wound healing.
Alternative Medicine Review. 8: 359-377
8
Pavletic, M. 2005. Abdominal Wall Hernias. Standards of Care Emergency and
Critical Care Medicine. Vol 7.3
Rajan, V. and R.Z. Murray. 2008. The duplicitous nature of inflammation in
wound repair. Wound Practice and Research. 16: 122-129
Shaw, S., E. Rozanski, dan J. Rush. 2003. Traumatic Body Wall Herniation in 36
Dogs and Cats. Journal of the American Animal Hospital Association. 39:35-
46
Smeak, D.D. 2015. Acute Incisional Hernias. Cliniciansbrief.com
Stick, J.A. 2006. Abdominal hernias. In: Auer, JA and Stick, JA (Eds.), Equine
surgery. (3rd Edn.), Philadelphia, USA, Elsevier Saunders. Hal 491
Sudisma, I.G.N., I.G.A.G. Putra Pemayun, A.A.G. Jaya Wardhita, I.W. Gorda.
2016. Ilmu Bedah Veteriner dan Teknik Operasi. Denpasar: Pelawa Sari