1. Pengertian Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah gabungan perangkat dan prosedur yang digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari pengumpulan data sampai pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem kesehatan. 2. Sistem informasi kesehatan adalah integrasi antara perangkat, prosedur dan kebijakan yang digunakan untuk mengelola siklus informasi secara sistematis untuk mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam kerangka pelayanan kesehatan kepada masyarakat. 3. Dalam literature lain menyebutkan bahwa SIK adalah suatu sistem pengelolaan data dan informasi kesehatan di semua tingkat pemerintahan secara sistematis dan terintegrasi untuk mendukung manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. b. Perspektif SIK Sistem informasi kesehatan dapat dibedakan dalam berbagai perspektif (Van de Velde dan Degoulet, 2003)1, yaitu (1) perspektif fungsional, (2) perspektif arsitektur teknologi. Dua perspektif ini bersifat generik dan tidak hanya berlaku untuk sistem informasi kesehatan saja, tetapi untuk sistem informasi secara keseluruhan. 1. Sistem Informasi Kesehatan Perspektif Fungsional Secara fungsional, sistem informasi kesehatan dapat dikelompokkan menjadi 3 macam sistem informasi, yaitu Sistem Informasi Rumah Sakit, Sistem Informasi Kesehatan Publik, dan Sistem Informasi Klinis. a) Sistem Informasi Rumah Sakit Menurut catatan Van de Velde dan Degoulet (2003), sistem informasi rumah sakit di negara-negara maju, terutama Amerika, dikembangkan sejak tahun 1960an. Pada tahap awal kemunculannya, Sistem Informasi Rumah Sakit telah menggabungkan fungsi administratif dan medis. Meski demikian, tidak jarang fokus awal pengembangan sistem informasi, baik yang diaplikasikan di bidang kesehatan maupun bidang lain, dimulai pada urusan keuangan. Dalam konteks ini, Sistem Informasi Rumah Sakit biasanya dimulai dengan sistem informasi untuk mendukung administrasi keuangan rumah sakit untuk menentukan dan merekapitulasi besar tagihan yang ditanggung oleh pasien. Pada tahap awal ini, Sistem Informasi Rumah Sakit cenderung bersifat otomatisasi proses, yang sebelumnya mengandalkan manusia yang potensi kesalahannya besar, digantikan dengan sistem informasi dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi dan menghemat waktu dalam pelayanan. Sistem informasi pendukung keuangan yang sebelumnya didasarkan pada fee-per-service digantikan dengan biaya-biaya penggunaan sumber daya, seperti obat-obatan. Pada sisi medis, sistem informasi yang sebelumnya cenderung mengotomatisasi proses yang sudah ada, menjadi sistem informasi yang mendukung dokter, perawat, dan lembaga penyedia jasa kesehatan lainnya dalam memberikan layanan kepada pasien. Tujuan Sistem Informasi Rumah Sakit yang dikembangkan adalah untuk meningkatkan layanan kepada pasien dan kualitas pengambilan keputusan. b) Sistem Informasi Kesehatan Publik Sistem Informasi Kesehatan Publik muncul karena tuntutan akan integrasi informasi yang tersebar. Sistem Informasi Kesehatan Publik juga disebut sebagai community health information systems (Tan et al., 2005)3, atau public health informatics (Yasnoff et al., 2001).4 Sistem informasi kesehatan publik menurut Yasnoff, Overhage, Humphreys, dan La Venture, didefenisikan sebagai the systematic application of information and computer sciences to public health practice, research, and learning”. Perkembangan bidang ini dan diseminasi pengetahuan dan keahlian informatika kepada profesional kesehatan publik adalah kunci pembuka potensi sistem informasi untuk meningkatkan kualitas kesehatan publik. Jika Sistem Informasi Rumah Sakit terbatas pada fungsi dukung operasional dan medis di lingkup rumah sakit, Sistem Informasi Kesehatan Publik mempunyai cakupan yang lebih luas. Kantor-kantor pemerintah yang mengurusi bidang kesehatan dan lembaga layanan kesehatan non rumah sakit pun, seperti Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), masuk dalam ranah sistem informasi kesehatan publik. Fungsi surveillance atau pemantauan perkembangan kondisi kesehatan masyarakat (seperti pemantauan epidemi dan lain sebagainya) dapat dimasukkan ke dalam satu fitur sistem informasi kesehatan publik ini. Pada intinya, koordinasi segala aspek pelayanan kesehatan bagi masyarakat secara umum yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan kesehatan dari tingkat paling dasar seperti Rumah Sakit, Puskesmas, dan sebagainya, hingga tingkat Pemerintah Pusat akan tercakup dalam Sistem Informasi Kesehatan Publik. c) Sistem Informasi Klinis Tujuan utama pembuatan Sistem Informasi Klinis adalah untuk mengurangi biaya dengan memberikan informasi yang membantu dokter untuk mengambil keputusan dalam aktivitas sehari-hari. Sistem Informasi Klinis tidak hanya membantu dokter dalam menangani masalah administratif pasien, tetapi lebih dari itu, untuk meningkatkan kualitas layanan kepada pasien. Sistem Informasi Klinis dapat didukung dengan sistem pendukung keputusan, yang diantaranya membantu dalam diagnosa penyakit dan menentukan tindakan medis. Terdapat dua pertimbangan sekaligus yang digunakan dalam menggunakan Sistem Informasi Klinis, yaitu pertimbangan ekonomis untuk efisiensi dan pertimbangan medis untuk meningkatkan kualitas layanan. Sistem Informasi Klinis ini dapat diadopsi pada level individu dokter atau lembaga pelayanan kesehatan non rumah sakit.
2. Sistem Informasi Kesehatan Perspektif Arsitektur Teknologi
Pada era teknologi informasi yang semakin lebih dekat ke arah mobilitas pengguna, tiga pengembangan terpenting dalam Sistem Informasi Kesehatan adalah pengembangan sistem informasi berbasis pada komponen objek, sistem terdistribusi, dan teknologi mobile.
a) Sistem Informasi Berbasis Komponen Objek
Teknologi berbasis pada komponen objek mengubah paradigma teknologi berbasis pada perpindahan data (data-driven technology) menjadi arsitektur berbasis pada pengetahuan (knowledge-driven technology) yang menekankan pada proses penyelesaian masalah. Dengan berbasis pada komponen objek, memungkinkan aturan bisnis, kebijakan dan berbagai macam peraturan yang lain diintegrasikan ke dalam sistem informasi. Komponen merupakan unit dari software yang membangun keseluruhan sistem. Setiap komponen merupakan proses tersendiri yang memiliki masukan (input) dan atau keluaran (output). Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan berbasis objek ini memungkinkan sistem dikembangkan secara modular (berbasis pada komponen) yang memungkinkan proses penambahan fitur dan fungsionalitas secara lebih mudah di masa depan. Setiap modul akan memiliki properti, dan memiliki metode yang dipergunakan untuk memanipulasi properti yang dia miliki untuk diberikan keluaran (output) sesuai dengan yang diinginkan. b) Sistem Informasi Terdistribusi Dalam era keterbukaan dan era keterhubungan, maka diperlukan mekanisme yang dapat menghubungkan antar satu sistem dengan sistem lainnya. Proses keterhubungan ini menjadi kompleks ketika tiap sistem dibangun dengan platform dan sistem yang berbeda. Sebagai contoh, sebuah rumah sakit dapat melayani proses pemesanan (booking) kamar pasien secara online dan melayani pembayaran tagihan rumah sakit melalui Internet Banking. Maka setiap sistem yang terkait, yakni Sistem Informasi Rumah Sakit, Sistem Perbankan yang melayani pembayaran, dan User Interface pembayaran, harus terhubung dengan mekanisme yang memungkinkan mereka bertukar data yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses tersebut. Mekanisme distribusi yang dimungkinkan adalah dengan menggunakan Web, CORBA, DCOM, dan Web Services. Dengan menggunakan Sistem Informasi Terdistribusi, data akan dikirimkan ke antar sistem yang berbeda, dan dikirimkan melalui jaringan komputer. Dalam lingkungan terdistribusi, aplikasi yang berjalan merupakan kumpulan interaksi dari berbagai macam komponen, yaitu objek data, objek aplikasi, dan user interface. c) Service Oriented Architecture Dalam konsep Sistem Informasi Service Oriented Architecture, semua komponen software (atau unit-unit fungsional yang terbuka bagi entitas lain untuk menjalankannya atau mengkonsumsinya melalui jaringan) dimodelkan sebagai sebuah services. Contohnya adalah pada proses pemesanan (booking) kamar pasien sebagaimana telah dijelaskan pada poin sebelumnya di atas, menunjukkan bahwa pada setiap sistem yang terhubung terdapat komponen software (atau unit fungsi) yang bersifat terbuka, yang dapat dieksekusi (dikonsumsi) oleh sistem yang lain. Service Oriented Architecture memfokuskan pada service antarmuka, dimana konsep yang sebenarnya mirip dengan arsitektur software tradisional yang berbasis komponen, akan tetapi terdapat perbedaan mendasar, yakni fokusnya yang bergeser kepada pembangunan service yang diapnggil melalui jaringan. Desainer Sistem Informasi Service Oriented Architecture tidak membangun sebuah program yang terdiri dari komponen software, akan tetapi mereka akan membangun service yang memiliki interface dan memungkinkan untuk dipergunakan dalam konteks bisnis yang bermacam-macam. Kunci utama dari sebuah Sistem Informasi Service Oriented Architecture adalah deskripsi service. Service ini akan dipublikasikan oleh service provider ke service registry. Service description akan memberikan sebuah hasil dari operasi pencarian yang dilakukan oleh service requestor. Adapun informasi yang diberikan akan dipergunakan untuk memanggil web service yang diberikan oleh penyedia service. Dengan konsep Sistem Informasi ini, Sistem Informasi Kesehatan dapat dikembangkan tanpa perlu mempertimbangkan kesamaan teknologi yang membangun antar entitas (sistem). Yang perlu mendaptkan perhatian adalah bagaimana service dapat dipergunakan untuk menjembatani tiap proses yang berkepentingan dalam interaksi antar entitas. Tidak setiap proses atau fungsi bersifat terbuka antara entitas satu dengan entitas yang lain. Akan tetapi keterbukaan yang diwujudkan dalam bentuk service hanya akan terjadi pada unit atau fungsi yang membutuhkan proses komunikasi. Pilihan teknologi yang dipergunakan, apakah berbasis web, ataukah berbasis aplikasi desktop, atau lebih detail lagi dalam basis web, apakah hendak dibangun dengan Java, Net, Framework, atau PHP dan lain sebagainya. Serta dalam desktop semisal dengan Visual Studio ataukah dengan Delphi, dan lain sebagainya. Hal tersebut sangatlah ditentukan oleh kebutuhan bisnis dari setiap entitas terkait. Setiap teknologi akan didesain sesuai dengan kebutuhan masing-masing entitas bisnis. Misalnya apabila teknologi tersebut dikaitkan dengan masalah keamanan, kehandalan, atau bahkan biasa atau tidak biasanya entitas tersebut dengan suatu teknologi. d) Arsitektur Berbasis Web Services Seiring dengan meningkatnya penggunaan internet, komponen- komponen yang dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi dapat tersedia secara terpisah-pisah. Keberadaan jaringan (atau dalam hal ini adalah internet), memungkinkan setiap komponen tersedia dengan mudah selama mereka terhubung ke dalam jaringan. Salah satu mekanisme yang kini banyak dipergunakan untuk menjalankan fungsi dan aplikasi terdistribusi adalah Web Services. Web Services merupakan konsep bagian dari business logic yang dapat diakses oleh jaringan, terletak di sembarang tempat di internet, dan dapat diakses melalui teknologi standar dan internet (HTTP dan XML). Web Services berfungsi sebagai alat perantara untuk mengirimkan dan menerima pesan. Pesan yang dikirimkan dapat berupa permintaan untuk mengeksekusi sebuah prosedur atau fungsi yang terletak di tempat lain (remote) atau data yang dikirimkan dalam format XML. Web Services berbeda dengan layanan web yang harus dikirimkan dan diterima dengan aplikasi browser. Web Services dapat dipergunakan dalam berbagai macam aplikasi, baik berbasis pada web (menggunakan browser) ataupun berbasis pada aplikasi desktop, ataupun berbasis pada platform yang lain selama semua aplikasi tersebut terhubung ke dalam jaringan, baik Inter maupun Intranet. Layanan Web Services tersedia dengan API (Application Programming Interface) sebagaimana telah disebutkan sebelumnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengimplementasi Web Services adalah sebagai berikut: 1. Komponen yang dimiliki oleh setiap sistem yang berbeda dapat diintegrasikan dalam platform yang bersifat heterogen, baik dari sisi sistem operasinya, application server, maupun bahasa pemrograman yang dipergunakan. 2. Proses bisnis dari Sistem Informasi Kesehatan dapat berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan yang muncul. Untuk itu dibutuhkan solusi yang fleksibel yang memungkinkan perubahan dapat dilakukan kapan pun jika diinginkan. 3. Data yang ada dalam sistem informasi dibutuhkan oleh banyak pihak terkait, tidak hanya aplikasi utama yang membutuhkan data dari sistem Web Services memungkinkan ketersediaan data untuk berbagai kalangan/pihak. 4. Kebutuhan mengotomatisasi proses dalam pertukaran data dengan meminimalisir interaksi manusia. 5. Mobile Communications Dewasa ini, teknologi mobile seperti handphone, PDA (Personal Digital Assistant), dan berbagai macam teknologi wireless lainnya memungkinkan proses komputasi dan pemanfaatan Sistem Informasi Kesehatan diperguanakan oleh pengguna yang secara fisik tidak terhubung secara langsung dengan sistem. Sistem ini memungkinkan akses terhadap Sistem Informasi Kesehatan secara remote maupun secara lokal, baik dari sisi administrator, maupun pengguna umum (regular user). Sistem Informasi Kesehatan dapat diintegrasikan dengan teknologi mobile yang populer, seperti SMS, MMS, ataupun dapat berupa aplikasi yang diinstal di perangkat seperti handphone, ataupun PDA dengan teknologi seperti Java Mobile, Symbian atau Pocket PC Application. Aplikasi mobile tersebut dapat diintegrasikan dengan konsep sistem terdistribusi sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya. Dengan sistem yang diintegrasikan, pengguna akan dimudahkan untuk mengakses data-data kesehatan yang mereka miliki tanpa harus datang ke lokasi. Sebagai contoh, seorang pasien yang melakukan cek darah di sebuah laboratorium, akan segera mendapatkan hasilnya dua jam kemudian, dan hasil ini dapat diakses dengan basis SMS, ataupun dapat diakses dengan menggunakan internet. Pada contoh yang lain, seorang dokter dapat langsung terhubung dengan sistem jaringan yang ada dalam rumah sakit yang bersangkutan. Bahkan ketika antar rumah sakit sudah terintegrasi satu dengan yang lain, melalui sistem terdistribusi salah satunya, seorang petugas rekam medis di rumah sakit sebelumnya dari seorang pasien rujukan pun sudah dapat segera diakses, untuk kemudian diberikan penanganan yang tepat.
c. System keamanan SIK
Strategi keamanan informasi adalah rencana untuk mengurangi risiko sekaligus mematuhi persyaratan hukum, undang-undang, kontrak, dan dikembangkan secara internal. Langkah-langkah yang khas untuk membangun strategi meliputi definisi tujuan pengendalian, identifikasi dan penilaian pendekatan untuk memenuhi tujuan, pemilihan kontrol, pembentukan tolok ukur dan metrik, dan persiapan implementasi dan pengujian rencana. Selain itu keamanan sistem informasi bisa diartikan sebagai kebijakan, prosedur, dan pengukuran teknis yang digunakan untuk mencegah akses yang tidak sah, perubahan program, pencurian, atau kerusakan fisik terhadap sistem informasi. Sistem pengamanan terhadap teknologi informasi dapat ditingkatkan dengan menggunakan teknik-teknik dan peralatan-peralatan untuk mengamankan perangkat keras dan lunak komputer, jaringan komunikasi, dan data. Jadi, keamanan sistem informasi adalah segala betuk mekanisme yang harus dijalankan dalam sebuah sistem yang ditujukan agar sistem tersebut terhindar dari segala ancaman yang membahayakan. Dalam hal ini, keamanannya melingkupi keamanan data/informasi dan keamanan pelaku sistem (user). Jenis jenis sistem keamanan diantaranya terdiri dari sistem keamanan informasi berbasis software dan sistem keamanan informasi berbasis hardware. d. PENGAMANAN BERBASIS HARDWARE Perangkat Keras (Hardware), adalah kumpulan peralatan yang saling berhubungan satu sama lain. Peralatan ini berupa CPU, disks, tapes, modem, cables, dan lainnya. Perangkat keras ini dirancang khusus untuk mengikuti perintah/instruksi yang diberikan kepadanya. Dalam pengoperasiannya, sebuah komputer terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak. Keduanya saling berketergantungan. Pada dasarnya, perkembangan perangkat keras erat hubungannya dengan perkembangan arsitektur yang ada. Kini arsitektur yang ada dapat digolongkan menjadi dua, yakni arsitektur CICS – Complex Instruction Set Computers (x86 Intel prosesor) dan RISC – Reduced Instruction Set Computers (Alpha, Power PC, dan Mips prosesor). Keamanan hardware menjadi penting karena kerusakan pada hardware dapat menyebabkan kerusakan pada data dan software tetapi mungkin juga tidak mempengaruhi apapun, misalnya kerusakan mouse tidak mempengaruhi data atau software, sedangkan kerusakan hard disk akan merusak data dan software. Perangkat keras merupakan subsistem dari sistem komputer. Seperti halnya dengan sistem komputer, perangkat keras terdiri dari beberapa komponen pendukung, yaitu : 1. Alat masukan (input device), Alat input atau masukan adalah alat yang berfungsi untuk menerima masukan berupa data, baik berupa numerik, karakter, string maupun gambar. Teknologi alat masukan berkembang sangat pesat, misalnya saja keyboard, pointing device, scanner, sensor dan voice recognizer. 2. Alat pemroses (process device), Alat pemroses (processing device) adalah alat untuk mengeksekusi instruksi-instruksi program dan memproses data yang dimasukkan lewat alat masukan. Alat pemroses terdiri dari prosesor atau CPU dan memori utama (main memory). CPU merupakan tempat pemrosesan instruksi-instruksi program. Pada komputer mikro, CPU disebut dengan microprocessor. CPU terdiri dari dua bagian utama, yaitu unit kendali atau control unit dan unit arithmatika dan logika atau Arithmetic and Logical Unit (ALU). Di samping dua bagian utama tersebut, CPU mempunyai beberapa simpanan yang berukuran kecil yang disebut dengan register. Control Unit mengartikan instruksi- instruksi dari komputer, membawa data dari alat input ke main memory, dan mengambil data dari main memory untuk diolah. Bila ada perhitungan aritmatika atau perbandingan logika, maka control unit mengirim instruksi tersebut ke ALU. Hasil dari pengolahan data ini dibawa oleh control unit ke main memory untuk disimpan. 3. Alat keluaran (output device), Alat Output bisa diartikan sebagai peralatan yang berfungsi untuk mengeluarkan hasil pemrosesan ataupun pengolahan data yang berasal dari CPU ke dalam suatu media yang dapat dibaca oleh manusia ataupun dapat digunakan untuk penyimpanan data hasil proses. Output yang dihasilkan dari pengolahan data dapat digolongkan ke dalam 3 (tiga) macam bentuk, yaitu: (a) Tulisan (huruf, kata, angka, karakter khusus, dan simbol-simbol lain). (b) Image (bentuk grafik atau gambar). (c) Suara (bentuk musik atau rekaman suara). (d) Memory, alat penyimpanan (storage device), Kebutuhan akan media penyimpanan atau storage device saat ini sangatlah diperlukan. Dalam hal ini media penyimpanan dapat dibedakan menjadi 2(dua) macam, yaitu internal storage dan external storage. Internal storage terdiri dari Random Access Memory (RAM) dan Read Only Memory (ROM) berada dalam CPU. Sedangkan external storage atau external memory merupakan suatu media atau sarana yang terletak di luar CPU yang dapat digunakan komputer untuk menyimpan data ataupun program. Media simpanan luar yang sifatnya pengaksesan secara langsung telah dibutuhkan sejak komputer generasi pertama digunakan. Data yang tersimpan di dalam external memory bersifat tetap, artinya data tidak akan hilang walaupun tidak ada listrik yang mengalirinya. Media yang digunakan umumnya merupakan media magnetic yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan data dan informasi. Saat ini telah banyak beredar jenis External Memory, antara lain floopy disk, harddisk, USB flash disk , CD ROM/RW, dan lainnya. Kecenderungan perkembangan komputer lebih terlihat kepada hal berikut : ukuran fisik mengecil dengan kemampuan yang lebih besar, harga terjangkau (murah), kemampuan penyimpanan data berkapasitas tinggi, transfer pengiriman data yang lebih cepat dengan adanya jaringan 4. Alat komunikasi (communication device). Firewall hardware merupakan salah satu komponen penting dalam suatu komputer dan jaringan yang melibatkan banyak pengguna yang berbentuk suatu perangkat keras, Fungsi firewall hardware : (a) Dapat memisahkan jaringan yang lebih aman dari jaringan yang relatif kurang aman, seperti pada satu lokasi perusahaan dalam struktur perusahaan yang lebih besar. (b) Tersedia untuk pengguna rumahan yang menginginkan proteksi lebih kuat dari serangan internet. (c) Dapat digunakan untuk Network Address Translation (NAT). Dengan ini sangat dimungkinkan jaringan untuk menggunakan alamat IP private dalam jaringannya dan hanya menggunakan satu alamat IP public. Hal ini sangat bermanfaat karena dapat membatasi penggunaan IP public dan penggunaannya dapat dialihkan untuk kebutuhan yang lebih penting seperti alamat server. NAT memungkinkan pengguna di dalam jaringan untuk menghubungi server menggunakan IP private sedangkan pengguna diluar jaringan harus menghubungi server yang sama menggunakan IP eksternal. (d) Dapat bertindak sebagai server caching, VPN, router, dan banyak lagi. Beberapa contoh firewall hardware: Checkpoint, Cisco PIX, SonicWall, Contivity dari Nortel dan Cisco. (e) Sangat penting untuk manajemen jaringan. Tanpa control atas akses komputer dan jaringan, jaringan besar tidak dapat menyimpan data sensitif untuk pengambilan data secara selektif. Firewall juga sangat penting bagi pengguna broadband rumahan karena kerawanan yang dimiliki oleh internet sehingga data pribadi juga sangat beresiko. Hal-hal yang dapat menyebabkan kerusakan hardware adalah antara lain: 1.Kelistrikan Hardware komputer sangat tergantung pada listrik. Oleh karena itu ketidakstabilan listrik akan mempengaruhi kinerja dan ketahanan hardware. Komputer yang sering mati dengan tiba-tiba akibat kehilangan pasokan listrik dapat memicu kerusakan baik pada hard disk, motherboard bahkan power supply dan perangkat lainnya. 2. Kesalahan prosedur Penggunaan atau penempatan yang tidak sesuai aturan akan menyebabkan memperpendek masa pakai hardware. Menyalakan komputer diruang yang panas atau memaksakan komputer menyala terusmenerus dapat menimbulkan kerusakan. 3. Bencana alam/kerusuhan Faktor ini adalah yang paling sulit dihindarkan karena diluar kemampuan kita. Banjir, gempa atau kerusuhan bila mencapai computer maka kerusakan parah sangat mungkin terjadi. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah antara lain: 1. Memasang Stavolt atau UPS (Universal Power Saving) Dengan adanya stavolt yang berfungsi menstabilkan arus listrik atau UPS yang berfungsi untuk menyediakan daya listrik selama beberapa waktu sehingga kita dapat melakukan proses shutdown secara baik, maka kerusakan akibat listrik dapat diminimalkan. UPS ada yang dilengkapi dengan aplikasi untuk mengendalikan UPS, baik untuk melihat kapasitas bateray atau memantau kondisi UPS lewat internet. 2. Menggunakan sesuai prosedur Penempatan komputer yang benar, menyalakan dan mematikan, serta pemakaian sesuai fungsinya akan membuat hardware lebih awet. Selain itu penggunaan sesuai dengan prosedur khususnya yang berhubungan dengan kelistrikan akan mengurangi resiko kebakaran, misalnya mematikan komputer hingga stavolt/UPS
PENGAMANAN BERBASIS SOFTWARE
Perangkat Lunak (Software), adalah sekumpulan program yang dilengkapi dengan dokumentasi yang berhubungan secara langsung ke komputer, yang digunakan untuk menjalankan fungsi- fungsi yang diinginkan. Singkatnya, perangkat lunak adalah kumpulan instruksi-instruksi untuk sebuah komputer. Misalnya, perangkat lunak untuk manajemen data, inventorisasi, ataupun untuk pembuatan dokumentasi. Pengembangan perangkat lunak disini erat hubungan dengan perkembangan sistem operasi dan aplikasi yang dijalankan diatasnya. Berdasarkan data dari Dataquest, proyeksi sistem operasi yang akan mendominasi pasar tahun 2000 nantinya dapat digolongkan menjadi tiga, yakni Microsoft Windows NT sebesar 40 persen, UNIX (misalnya: DIGITAL UNIX, HP-UX, IBM AIX, Sun SOLARIS, dan lainnya) sebesar 40 persen, dan Proprietary (misalnya: DIGITAL OpenVMS, IBM OS/400, SGI IRIX, dan lainnya) sebesar 20 persen, serta 90 persen menggunakan sistem gabungan dari ketiga katagori yang disebutkan tadi Firewall software adalah salah satu komponen penting dalam suatu komputer dan jaringan yang melibatkan banyak pengguna yang diinstall pada server, client PC, dst. Perangkat lunak / software bekerja pada application layer sehingga penyerangan, penyusup atau perusak juga melewati application layer. Oleh karena itu, perlindungan menggunakan software firewall ini bertujuan untuk melakukan pengamanan terhadap software dan data tetapi melakukan perlindungan pada layer itu juga. Software Firewall merupakan perangkat lunak yang diinstal pada komputer user ini dapat : 1. Disesuaikan, sehingga memungkinkan bagi user untuk melakukan beberapa kontrol atas fungsi dan fitur proteksi. 2. Melindungi komputer user dari upaya pihak luar untuk mengendalikan atau mendapatkan akses ke komputer. 3. Sebagai kontrol dalam pengaturan file dan sharing printer dan untuk memblokir aplikasi yang tidak aman agar tidak berjalan pada sistem komputer. 4. Menggabungkan kontrol privasi, web filtering dan banyak lagi. Sesuatu yamg dianggap kekurangan dari firewall software adalah bahwa mereka hanya akan melindungi komputer tempat software tersebut diinstall, bukan jaringan, sehingga setiap komputer harus memiliki firewall software yang diinstal di atasnya. 5. Memblokir komunikasi yang sebenarnya tidak menjadi ancaman bagi PC (terkadang). Ketika itu terjadi, game dan program lain yang terinstall mungkin tidak dapat bekerja. Harus dilakukan konfigurasi perangkat lunak firewall agar firewall mengetahui program-program mana yang aman untuk dijalankan. 6. Bekerja di balik layar. Anda tidak perlu untuk selalu mengizinkan atau menolak setiap komunikasi dalam sistem. Jika tidak ada aturan tentang komunikasi tertentu di dalam system PC, atau jika firewall software tidak mampu mengkonfirmasi atau menolak masuk, ia akan meminta user untuk memberikan tanggapan atas komunikasi yang tidak dikenalinya tersebut, apakah boleh dijalankan atau tidak. 7. Membentuk pertahanan yang kuat terhadap potensi masalah. Ini adalah salah satu cara untuk melindungi komputer dari bahaya, ketika dipasangkan dengan perangkat lunak antivirus gratis dan software antispyware. Namun ada satu hal yang perlu diperhatikan dari firewall software ini. Karena software ini diinstall pada PC, maka terdapat potensi dari firewall untuk memperlambat kinerja computer. Software dapat mengalami kerusakan yang membuat kita terpaksa harus memperbaiki atau memasang ulang. Oleh karena itu software yang kita miliki perlu dijaga apalagi bila kita beli dengan harga mahal atau perlu keahlian khusus dalam proses pemasangannya (apalagi bila kita tidak tahu proses melakukannya) atau vital dalam pekerjaan kita. Kerusakan software dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain : 1. Penggunaan software bajakan Software yang bajakan karena tidak berasal dari pembuatnya langsung maka kualitas software tersebut tidak dapat dijamin sehingga resiko kerusakan akan besar dan kita tidak dapat melakukan komplain. 2. Kesalahan prosedur Pemasangan/install software yang tidak benar dapat menyebakan crash/bertabrakan dengan software lain atau tidak lengkap sehingga menyebabkan software rusak. 3. Virus Virus selain dapat merusak data, dapat juga merusak software dan biasanya menyerang sistem operasi dan aplikasi yang berjalan di system operasi Windows. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk meminimalkan kerusakan komputer adalah antara lain: 1. Menggunakan software yang terpercaya baik itu yang berbayar atau open source. 2. Memasang Antivirus. Antivirus dapat menangkal dan memperbaiki virus yang merusak software. 3. Backup Sistem komputer dapat dibackup secara keseluruhan dengan menggunakan aplikasi tertentu sehingg bila terjadi kerusakan yang paling parah sekalipun dapat dikembalikan ke kondisi semula. 4. Lakukan sesuai prosedur. Bila tidak ada sistem backup dan software serta data dalam komputer bersifat vital, ada baiknya tidak melakukan proses pemasangan software sendiri bila tidak yakin dengan langkah-langkahnya. Pada dasarnya tidak ada software yang sempurna yang dapat mengatasi semua kesalahan pemakaian sehingga penggunaan sesuai prosedur sangat dianjurkan e. Domain Sistem Inforamsi Kesehatan Secara umum domain sistem informasi kesehatan dapat dikelompokkan menjadi dua berdasarkan pada karakteristik intergrasi sistem informasi (Raghupathi dan Tan, 2002). System informasi yang mempunyai derajat intergritasi internali yang tinggi. 1. Sistem Informasi Manajemen Dokumen Manajemen dokumen merupakan suatu sarana untuk menyampaikan pernyataan atau informasi secara tertulis dari pihak satu kepada pihak lainnya. Adapun manfaatnya adalah: sebagai bahan pengambilan keputusan, sebagai memori suatu organisasi, sebagai referensi sejarah suatu organisasi, mengurangi resiko teknis dan biaya, meningkatkan efisiensi dan proses kinerja organisasi, serta meningkatkan proses pengendalian yang lebih baik. Sistem informasi manajemen dokumen yang akan dibahas adalah sistem informasi manajemen dokumen elektronik, yaitu suatu sistem aplikasi pengelolaan dokumen hardcopy (dalam bentuk laporan paper based) yang sudah diubah ke dalam format digital ataupun softcopy berupa file tipe doc, ppt, xls, 3gp, avi, mkv, dll, kemudian diupload ke dalam software tertentu. Dokumen yang sudah diupload tersebut kemudian dapat diakses, dicari, ditampilkan, maupun didistribusikan oleh pengguna dokumen melalui sistem ini. Dengan penerapan sistem menajemen dokumen elektronik ini diharapkan dapat: a. Terciptanya pengelolaan dokumen yang lebih baik b. Adanya penyimpanan salinan fisik file dokumen ke dalam media elektronik c. Menjaga keamanan dari informasi yang terkandung dalam dokumen dari bahaya yang tidak diinginkan, seperti: kebakaran, banjir, kehilangan dokumen, dll. d. Sebagai sarana untuk mempercepat proses pencarian dokumen yang dilakukan secra elektronik e. Mempercepat penemuan fisik dokumen dengan menentukan/memasukkan informasi lokasi penyimpanan dokumen (dapat dikembangkan dengan menggunakan barcode) f. Dokumen fisik akan terjaga kelestariannya karena penggunaannya semakin jarang digunaka g. Sistem selanjutnya dapat dikembangkan dengan pemanfatan dan pengelolaan dokumen dengan akses melalui internet Karakteristik sistem manajemen dokumen elektronik adalah sebagai berikut: a. Capture. Capture merupakan hal penting bagi catatan dan dokumen elektronik untuk pengarsipan, retrieval dan disrtibusi sebagai solusi dokumen menajemen. Dokumen imaging dan platform management menyediakan dasar scanning, batch proses dan import dokumen elektronik. Kemajuan yang utama dalam teknologi scan emmbuat dokumen dikonversi secara cepat, murah dan gampang. Proses scan yang baik akan meletakkan kertas menjadi file komputer dengan mudah. b. Storage Sistem penyimpanan dokumen yang dapat dilakukan dalam jangka waktu panjang dan relatif aman serta penyimpanan dokumen yang mengakomodasi perubahan dokumen, volume yang bertambah dan mempercepat teknologi. c. Index Sistem index yang menciptakan suatu sistem pengarsipan secara terorganisisr yang dapat ditampilkan kembali secara efisien dan mudah. Suatu sistem index yang baik akan membuat prosedur yang berjalan dan lebih efektif. d. Retrieval Sistem perolehan kembali menggunakan informasi dokumen yang mencakup teks, index dan gambar ke dalam sistem. Suatu sistem perolehan kembali yang baik akan membuat pencarian dokumen dengan sepat dan mudah. e. Access Suatu sistem akses yang baik akan membuat hak akses secara personal apakah berada di kantor atau dapat melalui internet secara flesibilitas untuk mengendalikan akses sistem. f. Proses Kerja sistem manajemen dokumen elektronik ini nanti ya dilakukan sendiri oleh pihak yang terkait. Beberapa keuntungan dari sistem manajemen dokumen elektronik adalah sebagai berikut: a. Mempunyai tingkat kecepatan pencarian dokumen yang tinggi. b. Tingkat ketepatan yang tinggi, karena menggunakan sistem indeks, pencatatan tempat penyimpanan secara fisik dan mempunyai dokumen bayangan dalam bentuk CD-ROM. c. Mendukung pengelolaan dokumen. Dokumen elektronik dapat juga mengelola dokumen dalam bentuk audio, video, maupun berbagai jenis gambar seperti photo, poster, peta, dll. d. Tingkat keamanan yang tinggi. Sistem ini terproteksi dengan adanya password, dan mempunyai salinan data (backup) yang disimpan dalam lokasi atau media berbeda. Selain keuntungan di atas, sistem ini juga dapat membantu agar penyimpanan dokumen disimpan dalam media CD-R, DVD, serta media lainnya. Sangat baik untuk mengatur dokumen dalam jumlah besar dan dapat memudahkan untuk malakukan indeks, penyimpanan, pencarian, penampilan di layar, mencetak dan mengirimkan melalui email.
2. Sistem informasi rekam medis elektronik
Sitem imformasi rekam medis elektronik atau disebut dengan virtual patient record/elektronick medical record ini digunakan untuk mengelola informasi rekam medis pasien, sehingga memudahkan dalam menelusur-balik informasi, termasuk sejarah penyakit dan tindakan medis yang pernah diterima, dan menggunakannya untuk mengambil tindakan medis yang tepat. Secara umum, sistem ini dapat didefinisikan sebagai informasi kesehatan individu yang disimpan dalam bentuk digital yang mempunyai sebuah penanda unik setiap individu (raghupathi, 1997). Sistem ini digunakan di liungkungan rumah sakit atau lembaga penyedia pelayanan kesehatan lain yang menangani pasien secara langsung. ·Sistem informasi managemen dokumen Jika sistem informasi RM elektronik digunakan untuk mengelola informasi pasien, sistem informasi managemen dokumen (disebut juga enterprise/elecktronik conten mengement/ documen management system) digunakan untuk mengelola dokumen secara umum untuk mendukung menagement dalam perencanaan, pengendalaian, dan pengambilan keputusan. Termasuk dalam sistem informasi ini ada pengarsipan dokumen secara digital, workflow, pemrosesan formulir elektronik dan penyimpanan dalam kapasitas besar (mass storage) Raghupathi, 2003. Sistem informasi ini tidak hanya digunakan dalam lingkup RS, tetapi juga pada lembaga yang bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat seperti Dinas kesehatan dan departemen kesehatan. Sistem informasi farmasi Sistem ini digunakan di instalasi farmasi untuk mengelola pemesanan, persediaan, dan distribusi obat obatan dan sediaan medis lainnya. Sistem ini dapat dihubungkan dengan sistem informasi lain di rumah sakit, seperti sistem informasi rekam medis, sistem informasi klinis, dan sistem informasi keuangan. Karakteristik rekam medis elektronik, yaitu: a. Akses simultan dari berbagai tempat b. Tampilan data dapat dilihat dari berbagai pendekatan c. Data entry lebih terstruktur d. System pendukung keputusan e. Mempermudah analisis data f. Mendukung pertukaran data secara elektronik dan pemanfaatan data secara bersama-sama (data sharing) g. Dapat bersifat multimedia Manfaat teknologi informasi dalam rekam kesehatan elektronik yang paling tinggi adalah mengurangi medical error dan meningkatkan keamanan pasien (patient safety). Salah satu peranan kecil teknologi informasi dalam tindakan pencegahan medical error, yakni dengan melakukan pengaturan rekam medis pada suatu sistem aplikasi manajemen rekam medis. Dengan adanya sistem aplikasi manajemen rekam medis, maka medical error dalam pengambilan keputusan oleh tenaga kesehatan dapat dikurangi karena setiap pengambilan keputusan akan berdasarkan rekam medis pasien yang telah ada. Menurut Thede (2008) penerapan rekam medik elektronik mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya: a. Dapat meminimalkan human eror, karena rekam medik elektronik dapat menghasilkan peringatan dan kewaspadaan klinik b. Dapat berhubungan dengan sumber pengetahuan untuk penunjang keputusan layanan kesehatan c. Rekam medik elektronik dapat melakukan pengambilan data sinyal biologis secara otomatis d. Dengan rekam medik elektronik dapat memasukkan data pasien dan memperoleh saran untuk penanganan pasien e. Dengan rekam medik elektronik data rutin dapat langsung diperoleh (dalam bentuk siap olah) dari basis data rekam medik. Sedangkan data non rutin dapat dikumpulkan pada waktu pemeriksaan pasien dan dimasukkan dalam rekam medik. Sedangkan menurut Sabarguna (2005) kelebihan rekam medik elektronik diantaranya: a. Ketepatan waktu dalam pengambilan keputusan medik, sehingga mutu pelayanan atau asuhan akan semakin baik b. Kemudahan penyajian data sehingga penyampaian informasi akan lebih efektif c. Pembentukan database yang memungkinkan penelitian, simulasi dan pendidikan tenaga medik maupun paramedik, berdasarkan data yang nyata d. Efisiensi pemanfaatan sumber daya dan biaya dengan sistem penyediaan bahan (inventory) yang dapat menekan biaya penyimpanan, pemesanan barang maupun biaya stockout, manajemen utilisasi menyangkut tindakan atau prosedur yang tidak perlu, dan lain-lain. Adapun menurut Thede (2008), kekurangan dari penerapan rekam medik elektronik adalah: a. Membutuhkan investasi awal yang lebih besar daripada rekam medik kertas untuk pengadaan perangkat keras, lunak, dan biaya penunjang b. Waktu yang harus disediakan oleh key person dan perawat dalam mempelajari sistem dan merancang ulang alur kerja memerlukan waktu yang lama c. Konversi Rekam medik kertas ke rekam medik elektronik memerlukan waktu, sumber daya, tekad dan kepemimpinan d. Resiko kegagalan pada sistem computer e. Problem dalam pemasukan data oleh petugas kesehatan
3. Sistem informasi geografis Secara umum,
Sistem Informasi Geografis yang terdiri dari perangkat lunak, perangkat keras, maupun aplikasi-aplikasinya, telah dikenal secara luas sebagai alat bantu (proses) pengambilan keputusan. Sebagian besar institusi pemerintah, swasta, akademis maupun non akademis juga individu yang memerlukan informasi yang berbasiskan data spasial telah mengenal dan menggunakan sistem ini. Sistem Informasi Georafis atau Georaphic Information Sistem (GIS) merupakan suatu sistem informasi yang berbasis komputer, dirancang untuk bekerja dengan menggunakan data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Sistem ini mengcapture, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisa, dan menampilkan data yang secara spasial mereferensikan kepada kondisi bumi. Teknologi SIG mengintegrasikan operasi-operasi umum database, seperti query dan analisa statistik, dengan kemampuan visualisasi dan analisa yang unik yang dimiliki oleh pemetaan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dengan Sistem Informasi lainya yang membuatnya menjadi berguna berbagai kalangan untuk menjelaskan kejadian, merencanakan strategi, dan memprediksi apa yang terjadi. Definisi SIG sangatlah beragam, karena memang defenisi SIG selalu berkembang, bertambah dan sangat bervariasi, dibawah ini adalah beberapa definisi SIG. Menurut Gistut (1994), SIG adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut. SIG yang lengkap mencakup metodologi dan teknologi yang diperlukan yaitu data spasial perangkat keras, perangkat lunak dan struktur organisasi Gistut (1994) 2. Burrough (1986), mendefinisikan SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk memasukan, menyimpan, mengelola, menganalisis dan mengaktifkan kembali data yang mempunyai referensi keruangan untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan. Dari defenisi-definisi tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa SIG terdiri atas beberapa subsistem yaitu: data input, data output, data management, data manipulasi dan analysis (Prahasta, 2005). System ini menggabungkan gambar dan informasi. contohnya penggunaan SIG adalah untuk memonitor perkembangan sebuah penyakit yang memerlukan penanganan khusus dan cepat, seperti flu atau demam berdarah. Sistem pendukung pengambilan keputusan kesehatan Secara umum sistem poendukung pengambilan keputusan adalah bentuk khusus sistem informasi yang di dalamnya terdapat mesin inferensi yang memungkinkan pengguna mendapatkan masukan dari sistem setelah mengola informasi atau pengetahuian awal yang dimiliki opleh sistem. Sistem ini dalam bidang kesehatan bersifat individual dan kelompok. Salah satu contoh sistem ini adalah sistem untuk mendiagnosa suatu penyakit dengan cara mengenali gejala gejala yang ada. Sistem informasi eksekutif Sistem ini merupakan jenis khusus sistem informasi dengan pengguna khusus, para eksekutif atau managemen puncak. Data warehouse dan datamining Data warehouse (gudang data) dan datamining (penambangan data) adalah dua konsep, metode dan teknologi yang saling terkait. Yang pertama dapat didefinisikan sebagai “pembuatan ruang penyimpanan data besar yang digunakan untuk pengambilan keputusan strategis “ (golberg,1996). Datamining adalah proses ekstraksi data dalam jumlah besar dengan metode tertentu untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan. Secara umum datamining dikembangkan untuk mengidentifikasi pola tersembunyi yang menggambarkan keterkaitan antar data. sistem inftormasi yang mempunyai derajat integrasi eksternal yang tinggi. a. Komponen Sistem Informasi Geografi 1) Perangkat keras. Perangkat keras yang sering digunakan antara adalah Digitizer, scanner,Central Procesing Unit (CPU), mouse , printer, plotter 2) Perangkat lunak (Arc View, Idrisi, ARC/INFO,ILWIS, MapInfo dan lain lain). Data dan informasi geografi Data dan informasi yang diperlukan baik secara tidak langsung dengan cara meng import-nya dari perangkat-perangkat lunak SIG yang lain maupun secara langsung dengan cara menjitasi data spasial dari peta dan memasukan data atributnya dari table-tabel dan laporan dengan menggunakan keyboard Pengguna (user), Teknologi GIS tidaklah bermanfaat tanpa manusia yang mengelola sistem dan membangun perencanaan yang dapat diaplikasikan sesuai kondisi nyata Suatu proyek SIG akan berhasil jika di manage dengan baik dan dikerjakan oleh orang-orang yang memiliki keakhlian yang tepat pada semua tingkatan.Komponen Sistem Informasi Geografi b. Fungsi SIG Adapun fungsi -fungsi dasar dalam SIG adalah sebagai berikut : 1) Akuisisi data dan proses awal meliputi: digitasi, editing, pembangunan topologi, konversi format data, pemberian atribut dll. 2) Pengelolaan database meliputi : pengarsipan data, permodelan bertingkat, pemodelan jaringan pencarian atribut dll. 3) Pengukuran keruangan dan analisis meliputi : operasi pengukuran, analisis daerah penyanggga, overlay, dll. 4) Penayangan grafis dan visualisasai meliputi : transformasi skala, generalisasi, peta topografi, peta statistic, tampilan perspektif. c. Aplikasi dan Pemanfaatan SIG Sistem Informasi Geografis dapat dimanfaatkan untuk mempermudah dalam mendapatkan data-data yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau obyek. Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data spasial dan data atribut dalam bentuk digital. Sistem ini merelasikan data spasial (lokasi geografis) dengan data non spasial, sehingga para penggunanya dapat membuat peta dan menganalisa informasinya dengan berbagai cara. SIG merupakan alat yang handal untuk menangani data spasial, dimana dalam SIG data dipelihara dalam bentuk digital sehingga data ini lebih padat disbanding dalam bentuk peta cetak, table, atau dalam bentuk konvensional lainya yang akhirnya akan mempercepat pekerjaan dan meringankan biaya yang diperlukan (Barus dan Wiradisastra, 2000 dalam As Syakur 2007). Sistem Informasi Geografis sebagai suatu sistem yang berbasis komputer dan memiliki kemampuan dalam menangani data bereferensi geografis, yaitu penyimpanan data, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan kembali), manipulasi dan analisis data, serta keluaran sebagai hasil akhir (output). Hasil akhirnya dapat dijadikan acuan untuk pengambilan keputusan. SIG bisa menjadi alat yang sangat penting pada pengambilan keputusan untuk pembangunan berkelanjutan. Karena SIG memberikan informasi pada pengambil keputusan untuk analiss dan penerapan database keruangan.
Daftar pustaka Edy Prahasta, 2005. Sistem Informasi Geografis, Edisi Revisi, Cetakan Kedua. Bandung. C.V.Informatika. f. Kusumadewi, Sri. 2009. Informasi Kesehatan. Graha Ilmu, Yogyakarta g.