Anda di halaman 1dari 24

a.

Konsep dasar SIK


1. Pengertian Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah gabungan perangkat dan
prosedur yang digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari
pengumpulan data sampai pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung
pelaksanaan tindakan tepat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan
kinerja sistem kesehatan.
2. Sistem informasi kesehatan adalah integrasi antara perangkat, prosedur dan
kebijakan yang digunakan untuk mengelola siklus informasi secara sistematis
untuk mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan yang terpadu dan
menyeluruh dalam kerangka pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
3. Dalam literature lain menyebutkan bahwa SIK adalah suatu sistem pengelolaan
data dan informasi kesehatan di semua tingkat pemerintahan secara sistematis dan
terintegrasi untuk mendukung manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
b. Perspektif SIK
Sistem informasi kesehatan dapat dibedakan dalam berbagai perspektif (Van de
Velde dan Degoulet, 2003)1, yaitu (1) perspektif fungsional, (2) perspektif arsitektur
teknologi. Dua perspektif ini bersifat generik dan tidak hanya berlaku untuk sistem
informasi kesehatan saja, tetapi untuk sistem informasi secara keseluruhan.
1. Sistem Informasi Kesehatan Perspektif Fungsional
Secara fungsional, sistem informasi kesehatan dapat dikelompokkan
menjadi 3 macam sistem informasi, yaitu Sistem Informasi Rumah Sakit, Sistem
Informasi Kesehatan Publik, dan Sistem Informasi Klinis.
a) Sistem Informasi Rumah Sakit
Menurut catatan Van de Velde dan Degoulet (2003), sistem informasi
rumah sakit di negara-negara maju, terutama Amerika, dikembangkan sejak
tahun 1960an. Pada tahap awal kemunculannya, Sistem Informasi Rumah
Sakit telah menggabungkan fungsi administratif dan medis. Meski demikian,
tidak jarang fokus awal pengembangan sistem informasi, baik yang
diaplikasikan di bidang kesehatan maupun bidang lain, dimulai pada urusan
keuangan. Dalam konteks ini, Sistem Informasi Rumah Sakit biasanya
dimulai dengan sistem informasi untuk mendukung administrasi keuangan
rumah sakit untuk menentukan dan merekapitulasi besar tagihan yang
ditanggung oleh pasien. Pada tahap awal ini, Sistem Informasi Rumah Sakit
cenderung bersifat otomatisasi proses, yang sebelumnya mengandalkan
manusia yang potensi kesalahannya besar, digantikan dengan sistem informasi
dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi dan menghemat waktu dalam
pelayanan.
Sistem informasi pendukung keuangan yang sebelumnya didasarkan
pada fee-per-service digantikan dengan biaya-biaya penggunaan sumber daya,
seperti obat-obatan. Pada sisi medis, sistem informasi yang sebelumnya
cenderung mengotomatisasi proses yang sudah ada, menjadi sistem informasi
yang mendukung dokter, perawat, dan lembaga penyedia jasa kesehatan
lainnya dalam memberikan layanan kepada pasien. Tujuan Sistem Informasi
Rumah Sakit yang dikembangkan adalah untuk meningkatkan layanan kepada
pasien dan kualitas pengambilan keputusan.
b) Sistem Informasi Kesehatan Publik
Sistem Informasi Kesehatan Publik muncul karena tuntutan akan
integrasi informasi yang tersebar. Sistem Informasi Kesehatan Publik juga
disebut sebagai community health information systems (Tan et al., 2005)3,
atau public health informatics (Yasnoff et al., 2001).4 Sistem informasi
kesehatan publik menurut Yasnoff, Overhage, Humphreys, dan La Venture,
didefenisikan sebagai the systematic application of information and computer
sciences to public health practice, research, and learning”. Perkembangan
bidang ini dan diseminasi pengetahuan dan keahlian informatika kepada
profesional kesehatan publik adalah kunci pembuka potensi sistem informasi
untuk meningkatkan kualitas kesehatan publik.
Jika Sistem Informasi Rumah Sakit terbatas pada fungsi dukung
operasional dan medis di lingkup rumah sakit, Sistem Informasi Kesehatan
Publik mempunyai cakupan yang lebih luas. Kantor-kantor pemerintah yang
mengurusi bidang kesehatan dan lembaga layanan kesehatan non rumah sakit
pun, seperti Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), masuk dalam ranah
sistem informasi kesehatan publik. Fungsi surveillance atau pemantauan
perkembangan kondisi kesehatan masyarakat (seperti pemantauan epidemi
dan lain sebagainya) dapat dimasukkan ke dalam satu fitur sistem informasi
kesehatan publik ini. Pada intinya, koordinasi segala aspek pelayanan
kesehatan bagi masyarakat secara umum yang diselenggarakan oleh
penyelenggara pelayanan kesehatan dari tingkat paling dasar seperti Rumah
Sakit, Puskesmas, dan sebagainya, hingga tingkat Pemerintah Pusat akan
tercakup dalam Sistem Informasi Kesehatan Publik.
c) Sistem Informasi Klinis
Tujuan utama pembuatan Sistem Informasi Klinis adalah untuk
mengurangi biaya dengan memberikan informasi yang membantu dokter
untuk mengambil keputusan dalam aktivitas sehari-hari. Sistem Informasi
Klinis tidak hanya membantu dokter dalam menangani masalah administratif
pasien, tetapi lebih dari itu, untuk meningkatkan kualitas layanan kepada
pasien. Sistem Informasi Klinis dapat didukung dengan sistem pendukung
keputusan, yang diantaranya membantu dalam diagnosa penyakit dan
menentukan tindakan medis.
Terdapat dua pertimbangan sekaligus yang digunakan dalam
menggunakan Sistem Informasi Klinis, yaitu pertimbangan ekonomis untuk
efisiensi dan pertimbangan medis untuk meningkatkan kualitas layanan.
Sistem Informasi Klinis ini dapat diadopsi pada level individu dokter atau
lembaga pelayanan kesehatan non rumah sakit.

2. Sistem Informasi Kesehatan Perspektif Arsitektur Teknologi


Pada era teknologi informasi yang semakin lebih dekat ke arah mobilitas
pengguna, tiga pengembangan terpenting dalam Sistem Informasi Kesehatan
adalah pengembangan sistem informasi berbasis pada komponen objek, sistem
terdistribusi, dan teknologi mobile.

a) Sistem Informasi Berbasis Komponen Objek


Teknologi berbasis pada komponen objek mengubah paradigma
teknologi berbasis pada perpindahan data (data-driven technology) menjadi
arsitektur berbasis pada pengetahuan (knowledge-driven technology) yang
menekankan pada proses penyelesaian masalah. Dengan berbasis pada
komponen objek, memungkinkan aturan bisnis, kebijakan dan berbagai
macam peraturan yang lain diintegrasikan ke dalam sistem informasi.
Komponen merupakan unit dari software yang membangun keseluruhan
sistem. Setiap komponen merupakan proses tersendiri yang memiliki masukan
(input) dan atau keluaran (output).
Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan berbasis objek ini
memungkinkan sistem dikembangkan secara modular (berbasis pada
komponen) yang memungkinkan proses penambahan fitur dan fungsionalitas
secara lebih mudah di masa depan. Setiap modul akan memiliki properti, dan
memiliki metode yang dipergunakan untuk memanipulasi properti yang dia
miliki untuk diberikan keluaran (output) sesuai dengan yang diinginkan.
b) Sistem Informasi Terdistribusi
Dalam era keterbukaan dan era keterhubungan, maka diperlukan
mekanisme yang dapat menghubungkan antar satu sistem dengan sistem
lainnya. Proses keterhubungan ini menjadi kompleks ketika tiap sistem
dibangun dengan platform dan sistem yang berbeda. Sebagai contoh, sebuah
rumah sakit dapat melayani proses pemesanan (booking) kamar pasien
secara online dan melayani pembayaran tagihan rumah sakit melalui Internet
Banking. Maka setiap sistem yang terkait, yakni Sistem Informasi Rumah
Sakit, Sistem Perbankan yang melayani pembayaran, dan User
Interface pembayaran, harus terhubung dengan mekanisme yang
memungkinkan mereka bertukar data yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
proses tersebut.
Mekanisme distribusi yang dimungkinkan adalah dengan
menggunakan Web, CORBA, DCOM, dan Web Services. Dengan
menggunakan Sistem Informasi Terdistribusi, data akan dikirimkan ke antar
sistem yang berbeda, dan dikirimkan melalui jaringan komputer. Dalam
lingkungan terdistribusi, aplikasi yang berjalan merupakan kumpulan interaksi
dari berbagai macam komponen, yaitu objek data, objek aplikasi, dan user
interface.
c) Service Oriented Architecture
Dalam konsep Sistem Informasi Service Oriented Architecture, semua
komponen software (atau unit-unit fungsional yang terbuka bagi entitas lain
untuk menjalankannya atau mengkonsumsinya melalui jaringan) dimodelkan
sebagai sebuah services. Contohnya adalah pada proses pemesanan (booking)
kamar pasien sebagaimana telah dijelaskan pada poin sebelumnya di atas,
menunjukkan bahwa pada setiap sistem yang terhubung terdapat
komponen software (atau unit fungsi) yang bersifat terbuka, yang dapat
dieksekusi (dikonsumsi) oleh sistem yang lain.
Service Oriented Architecture memfokuskan pada service antarmuka,
dimana konsep yang sebenarnya mirip dengan arsitektur software tradisional
yang berbasis komponen, akan tetapi terdapat perbedaan mendasar, yakni
fokusnya yang bergeser kepada pembangunan service yang diapnggil melalui
jaringan. Desainer Sistem Informasi Service Oriented Architecture tidak
membangun sebuah program yang terdiri dari komponen software, akan tetapi
mereka akan membangun service yang memiliki interface dan memungkinkan
untuk dipergunakan dalam konteks bisnis yang bermacam-macam.
Kunci utama dari sebuah Sistem Informasi Service Oriented
Architecture adalah deskripsi service. Service ini akan dipublikasikan
oleh service provider ke service registry. Service description akan
memberikan sebuah hasil dari operasi pencarian yang dilakukan oleh service
requestor. Adapun informasi yang diberikan akan dipergunakan untuk
memanggil web service yang diberikan oleh penyedia service. Dengan konsep
Sistem Informasi ini, Sistem Informasi Kesehatan dapat dikembangkan tanpa
perlu mempertimbangkan kesamaan teknologi yang membangun antar entitas
(sistem). Yang perlu mendaptkan perhatian adalah bagaimana service dapat
dipergunakan untuk menjembatani tiap proses yang berkepentingan dalam
interaksi antar entitas. Tidak setiap proses atau fungsi bersifat terbuka antara
entitas satu dengan entitas yang lain. Akan tetapi keterbukaan yang
diwujudkan dalam bentuk service hanya akan terjadi pada unit atau fungsi
yang membutuhkan proses komunikasi.
Pilihan teknologi yang dipergunakan, apakah berbasis web, ataukah
berbasis aplikasi desktop, atau lebih detail lagi dalam basis web, apakah
hendak dibangun dengan Java, Net, Framework, atau PHP dan lain
sebagainya. Serta dalam desktop semisal dengan Visual Studio ataukah
dengan Delphi, dan lain sebagainya. Hal tersebut sangatlah ditentukan oleh
kebutuhan bisnis dari setiap entitas terkait. Setiap teknologi akan didesain
sesuai dengan kebutuhan masing-masing entitas bisnis. Misalnya apabila
teknologi tersebut dikaitkan dengan masalah keamanan, kehandalan, atau
bahkan biasa atau tidak biasanya entitas tersebut dengan suatu teknologi.
d) Arsitektur Berbasis Web Services
Seiring dengan meningkatnya penggunaan internet, komponen-
komponen yang dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi dapat tersedia secara
terpisah-pisah. Keberadaan jaringan (atau dalam hal ini adalah internet),
memungkinkan setiap komponen tersedia dengan mudah selama mereka
terhubung ke dalam jaringan. Salah satu mekanisme yang kini banyak
dipergunakan untuk menjalankan fungsi dan aplikasi terdistribusi adalah Web
Services. Web Services merupakan konsep bagian dari business logic yang
dapat diakses oleh jaringan, terletak di sembarang tempat di internet, dan
dapat diakses melalui teknologi standar dan internet (HTTP dan XML). Web
Services berfungsi sebagai alat perantara untuk mengirimkan dan menerima
pesan. Pesan yang dikirimkan dapat berupa permintaan untuk mengeksekusi
sebuah prosedur atau fungsi yang terletak di tempat lain (remote) atau data
yang dikirimkan dalam format XML.
Web Services berbeda dengan layanan web yang harus dikirimkan dan
diterima dengan aplikasi browser. Web Services dapat dipergunakan dalam
berbagai macam aplikasi, baik berbasis pada web (menggunakan browser)
ataupun berbasis pada aplikasi desktop, ataupun berbasis pada platform yang
lain selama semua aplikasi tersebut terhubung ke dalam jaringan, baik Inter
maupun Intranet. Layanan Web Services tersedia dengan API (Application
Programming Interface) sebagaimana telah disebutkan sebelumnya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengimplementasi Web
Services adalah sebagai berikut:
1. Komponen yang dimiliki oleh setiap sistem yang berbeda dapat
diintegrasikan dalam platform yang bersifat heterogen, baik dari sisi
sistem operasinya, application server, maupun bahasa pemrograman yang
dipergunakan.
2. Proses bisnis dari Sistem Informasi Kesehatan dapat berubah-ubah sesuai
dengan kebutuhan yang muncul. Untuk itu dibutuhkan solusi yang
fleksibel yang memungkinkan perubahan dapat dilakukan kapan pun jika
diinginkan.
3. Data yang ada dalam sistem informasi dibutuhkan oleh banyak pihak
terkait, tidak hanya aplikasi utama yang membutuhkan data dari
sistem Web Services memungkinkan ketersediaan data untuk berbagai
kalangan/pihak.
4. Kebutuhan mengotomatisasi proses dalam pertukaran data dengan
meminimalisir interaksi manusia.
5. Mobile Communications
Dewasa ini, teknologi mobile seperti handphone, PDA (Personal
Digital Assistant), dan berbagai macam teknologi wireless lainnya
memungkinkan proses komputasi dan pemanfaatan Sistem Informasi
Kesehatan diperguanakan oleh pengguna yang secara fisik tidak terhubung
secara langsung dengan sistem. Sistem ini memungkinkan akses terhadap
Sistem Informasi Kesehatan secara remote maupun secara lokal, baik dari sisi
administrator, maupun pengguna umum (regular user). Sistem Informasi
Kesehatan dapat diintegrasikan dengan teknologi mobile yang populer, seperti
SMS, MMS, ataupun dapat berupa aplikasi yang diinstal di perangkat seperti
handphone, ataupun PDA dengan teknologi seperti Java
Mobile, Symbian atau Pocket PC Application. Aplikasi mobile tersebut dapat
diintegrasikan dengan konsep sistem terdistribusi sebagaimana yang telah
dijelaskan sebelumnya.
Dengan sistem yang diintegrasikan, pengguna akan dimudahkan untuk
mengakses data-data kesehatan yang mereka miliki tanpa harus datang ke
lokasi. Sebagai contoh, seorang pasien yang melakukan cek darah di sebuah
laboratorium, akan segera mendapatkan hasilnya dua jam kemudian, dan hasil
ini dapat diakses dengan basis SMS, ataupun dapat diakses dengan
menggunakan internet. Pada contoh yang lain, seorang dokter dapat langsung
terhubung dengan sistem jaringan yang ada dalam rumah sakit yang
bersangkutan. Bahkan ketika antar rumah sakit sudah terintegrasi satu dengan
yang lain, melalui sistem terdistribusi salah satunya, seorang petugas rekam
medis di rumah sakit sebelumnya dari seorang pasien rujukan pun sudah dapat
segera diakses, untuk kemudian diberikan penanganan yang tepat.

c. System keamanan SIK


Strategi keamanan informasi adalah rencana untuk mengurangi risiko
sekaligus mematuhi persyaratan hukum, undang-undang, kontrak, dan
dikembangkan secara internal. Langkah-langkah yang khas untuk membangun
strategi meliputi definisi tujuan pengendalian, identifikasi dan penilaian
pendekatan untuk memenuhi tujuan, pemilihan kontrol, pembentukan tolok ukur
dan metrik, dan persiapan implementasi dan pengujian rencana.
Selain itu keamanan sistem informasi bisa diartikan sebagai kebijakan,
prosedur, dan pengukuran teknis yang digunakan untuk mencegah akses yang
tidak sah, perubahan program, pencurian, atau kerusakan fisik terhadap
sistem informasi. Sistem pengamanan terhadap teknologi informasi dapat
ditingkatkan dengan menggunakan teknik-teknik dan peralatan-peralatan
untuk mengamankan perangkat keras dan lunak komputer, jaringan
komunikasi, dan data.
Jadi, keamanan sistem informasi adalah segala betuk mekanisme yang
harus dijalankan dalam sebuah sistem yang ditujukan agar sistem tersebut
terhindar dari segala ancaman yang membahayakan. Dalam hal ini,
keamanannya melingkupi keamanan data/informasi dan keamanan pelaku
sistem (user).
Jenis jenis sistem keamanan diantaranya terdiri dari sistem keamanan informasi
berbasis software dan sistem keamanan informasi berbasis hardware.
d. PENGAMANAN BERBASIS HARDWARE
Perangkat Keras (Hardware), adalah kumpulan peralatan yang saling
berhubungan satu sama lain. Peralatan ini berupa CPU, disks, tapes, modem, cables, dan
lainnya. Perangkat keras ini dirancang khusus untuk mengikuti perintah/instruksi yang
diberikan kepadanya. Dalam pengoperasiannya, sebuah komputer terdiri dari perangkat
keras dan perangkat lunak. Keduanya saling berketergantungan. Pada dasarnya,
perkembangan perangkat keras erat hubungannya dengan perkembangan arsitektur yang
ada. Kini arsitektur yang ada dapat digolongkan menjadi dua, yakni arsitektur CICS –
Complex Instruction Set Computers (x86 Intel prosesor) dan RISC – Reduced Instruction
Set Computers (Alpha, Power PC, dan Mips prosesor).
Keamanan hardware menjadi penting karena kerusakan pada hardware dapat
menyebabkan kerusakan pada data dan software tetapi mungkin juga tidak
mempengaruhi apapun, misalnya kerusakan mouse tidak mempengaruhi data atau
software, sedangkan kerusakan hard disk akan merusak data dan software.
Perangkat keras merupakan subsistem dari sistem komputer. Seperti halnya
dengan sistem komputer, perangkat keras terdiri dari beberapa komponen pendukung,
yaitu :
1. Alat masukan (input device),
Alat input atau masukan adalah alat yang berfungsi untuk menerima masukan berupa
data, baik berupa numerik, karakter, string maupun gambar. Teknologi alat masukan
berkembang sangat pesat, misalnya saja keyboard, pointing device, scanner, sensor
dan voice recognizer.
2. Alat pemroses (process device),
Alat pemroses (processing device) adalah alat untuk mengeksekusi instruksi-instruksi
program dan memproses data yang dimasukkan lewat alat masukan. Alat pemroses
terdiri dari prosesor atau CPU dan memori utama (main memory). CPU merupakan
tempat pemrosesan instruksi-instruksi program. Pada komputer mikro, CPU disebut
dengan microprocessor. CPU terdiri dari dua bagian utama, yaitu unit kendali atau
control unit dan unit arithmatika dan logika atau Arithmetic and Logical Unit (ALU).
Di samping dua bagian utama tersebut, CPU mempunyai beberapa simpanan yang
berukuran kecil yang disebut dengan register. Control Unit mengartikan instruksi-
instruksi dari komputer, membawa data dari alat input ke main memory, dan
mengambil data dari main memory untuk diolah. Bila ada perhitungan aritmatika atau
perbandingan logika, maka control unit mengirim instruksi tersebut ke ALU. Hasil
dari pengolahan data ini dibawa oleh control unit ke main memory untuk disimpan.
3. Alat keluaran (output device),
Alat Output bisa diartikan sebagai peralatan yang berfungsi untuk mengeluarkan hasil
pemrosesan ataupun pengolahan data yang berasal dari CPU ke dalam suatu media
yang dapat dibaca oleh manusia ataupun dapat digunakan untuk penyimpanan data
hasil proses. Output yang dihasilkan dari pengolahan data dapat digolongkan ke
dalam 3 (tiga) macam bentuk, yaitu:
(a) Tulisan (huruf, kata, angka, karakter khusus, dan simbol-simbol lain).
(b) Image (bentuk grafik atau gambar).
(c) Suara (bentuk musik atau rekaman suara).
(d) Memory, alat penyimpanan (storage device),
Kebutuhan akan media penyimpanan atau storage device saat ini sangatlah
diperlukan. Dalam hal ini media penyimpanan dapat dibedakan menjadi 2(dua)
macam, yaitu internal storage dan external storage. Internal storage terdiri dari
Random Access Memory (RAM) dan Read Only Memory (ROM) berada dalam
CPU. Sedangkan external storage atau external memory merupakan suatu media atau
sarana yang terletak di luar CPU yang dapat digunakan komputer untuk menyimpan
data ataupun program. Media simpanan luar yang sifatnya pengaksesan secara
langsung telah dibutuhkan sejak komputer generasi pertama digunakan. Data yang
tersimpan di dalam external memory bersifat tetap, artinya data tidak akan hilang
walaupun tidak ada listrik yang mengalirinya. Media yang digunakan umumnya
merupakan media magnetic yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan data dan
informasi. Saat ini telah banyak beredar jenis External Memory, antara lain floopy
disk, harddisk, USB flash disk , CD ROM/RW, dan lainnya. Kecenderungan
perkembangan komputer lebih terlihat kepada hal berikut : ukuran fisik mengecil
dengan kemampuan yang lebih besar, harga terjangkau (murah), kemampuan
penyimpanan data berkapasitas tinggi, transfer pengiriman data yang lebih cepat
dengan adanya jaringan
4. Alat komunikasi (communication device).
Firewall hardware merupakan salah satu komponen penting dalam suatu
komputer dan jaringan yang melibatkan banyak pengguna yang berbentuk suatu
perangkat keras, Fungsi firewall hardware :
(a) Dapat memisahkan jaringan yang lebih aman dari jaringan yang relatif kurang
aman, seperti pada satu lokasi perusahaan dalam struktur perusahaan yang lebih
besar.
(b) Tersedia untuk pengguna rumahan yang menginginkan proteksi lebih kuat dari
serangan internet.
(c) Dapat digunakan untuk Network Address Translation (NAT). Dengan ini sangat
dimungkinkan jaringan untuk menggunakan alamat IP private dalam jaringannya
dan hanya menggunakan satu alamat IP public. Hal ini sangat bermanfaat karena
dapat membatasi penggunaan IP public dan penggunaannya dapat dialihkan untuk
kebutuhan yang lebih penting seperti alamat server. NAT memungkinkan
pengguna di dalam jaringan untuk menghubungi server menggunakan IP private
sedangkan pengguna diluar jaringan harus menghubungi server yang sama
menggunakan IP eksternal.
(d) Dapat bertindak sebagai server caching, VPN, router, dan banyak lagi. Beberapa
contoh firewall hardware: Checkpoint, Cisco PIX, SonicWall, Contivity dari
Nortel dan Cisco.
(e) Sangat penting untuk manajemen jaringan. Tanpa control atas akses komputer dan
jaringan, jaringan besar tidak dapat menyimpan data sensitif untuk pengambilan
data secara selektif. Firewall juga sangat penting bagi pengguna broadband
rumahan karena kerawanan yang dimiliki oleh internet sehingga data pribadi juga
sangat beresiko.
Hal-hal yang dapat menyebabkan kerusakan hardware adalah antara lain:
1.Kelistrikan
Hardware komputer sangat tergantung pada listrik. Oleh karena itu ketidakstabilan listrik akan
mempengaruhi kinerja dan ketahanan hardware. Komputer yang sering mati dengan tiba-tiba
akibat kehilangan pasokan listrik dapat memicu kerusakan baik pada hard disk, motherboard
bahkan power supply dan perangkat lainnya.
2. Kesalahan prosedur
Penggunaan atau penempatan yang tidak sesuai aturan akan menyebabkan memperpendek masa
pakai hardware. Menyalakan komputer diruang yang panas atau memaksakan komputer menyala
terusmenerus dapat menimbulkan kerusakan.
3. Bencana alam/kerusuhan
Faktor ini adalah yang paling sulit dihindarkan karena diluar kemampuan kita. Banjir, gempa
atau kerusuhan bila mencapai computer maka kerusakan parah sangat mungkin terjadi.
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah antara lain:
1. Memasang Stavolt atau UPS (Universal Power Saving)
Dengan adanya stavolt yang berfungsi menstabilkan arus listrik atau UPS yang berfungsi untuk
menyediakan daya listrik selama beberapa waktu sehingga kita dapat melakukan proses
shutdown secara baik, maka kerusakan akibat listrik dapat diminimalkan. UPS ada yang
dilengkapi dengan aplikasi untuk mengendalikan UPS, baik untuk melihat kapasitas bateray atau
memantau kondisi UPS lewat internet.
2. Menggunakan sesuai prosedur
Penempatan komputer yang benar, menyalakan dan mematikan, serta pemakaian sesuai
fungsinya akan membuat hardware lebih awet. Selain itu penggunaan sesuai dengan prosedur
khususnya yang berhubungan dengan kelistrikan akan mengurangi resiko kebakaran, misalnya
mematikan komputer hingga stavolt/UPS

PENGAMANAN BERBASIS SOFTWARE


Perangkat Lunak (Software), adalah sekumpulan program yang dilengkapi dengan dokumentasi
yang berhubungan secara langsung ke komputer, yang digunakan untuk menjalankan fungsi-
fungsi yang diinginkan. Singkatnya, perangkat lunak adalah kumpulan instruksi-instruksi untuk
sebuah komputer. Misalnya, perangkat lunak untuk manajemen data, inventorisasi, ataupun
untuk pembuatan dokumentasi. Pengembangan perangkat lunak disini erat hubungan dengan
perkembangan sistem operasi dan aplikasi yang dijalankan diatasnya. Berdasarkan data dari
Dataquest, proyeksi sistem operasi yang akan mendominasi pasar tahun 2000 nantinya dapat
digolongkan menjadi tiga, yakni Microsoft Windows NT sebesar 40 persen, UNIX (misalnya:
DIGITAL UNIX, HP-UX, IBM AIX, Sun SOLARIS, dan lainnya) sebesar 40 persen, dan
Proprietary (misalnya: DIGITAL OpenVMS, IBM OS/400, SGI IRIX, dan lainnya) sebesar 20
persen, serta 90 persen menggunakan sistem gabungan dari ketiga katagori yang disebutkan tadi
Firewall software adalah salah satu komponen penting dalam suatu komputer dan jaringan yang
melibatkan banyak pengguna yang diinstall pada server, client PC, dst. Perangkat lunak /
software bekerja pada application layer sehingga penyerangan, penyusup atau perusak juga
melewati application layer. Oleh karena itu, perlindungan menggunakan software firewall ini
bertujuan untuk melakukan pengamanan terhadap software dan data tetapi melakukan
perlindungan pada layer itu juga. Software Firewall merupakan perangkat lunak yang diinstal
pada komputer user ini dapat :
1. Disesuaikan, sehingga memungkinkan bagi user untuk melakukan beberapa kontrol atas fungsi
dan fitur proteksi.
2. Melindungi komputer user dari upaya pihak luar untuk mengendalikan atau mendapatkan akses
ke komputer.
3. Sebagai kontrol dalam pengaturan file dan sharing printer dan untuk memblokir aplikasi yang
tidak aman agar tidak berjalan pada sistem komputer.
4. Menggabungkan kontrol privasi, web filtering dan banyak lagi. Sesuatu yamg dianggap
kekurangan dari firewall software adalah bahwa mereka hanya akan melindungi komputer
tempat software tersebut diinstall, bukan jaringan, sehingga setiap komputer harus memiliki
firewall software yang diinstal di atasnya.
5. Memblokir komunikasi yang sebenarnya tidak menjadi ancaman bagi PC (terkadang). Ketika itu
terjadi, game dan program lain yang terinstall mungkin tidak dapat bekerja. Harus dilakukan
konfigurasi perangkat lunak firewall agar firewall mengetahui program-program mana yang
aman untuk dijalankan.
6. Bekerja di balik layar. Anda tidak perlu untuk selalu mengizinkan atau menolak setiap
komunikasi dalam sistem. Jika tidak ada aturan tentang komunikasi tertentu di dalam system PC,
atau jika firewall software tidak mampu mengkonfirmasi atau menolak masuk, ia akan meminta
user untuk memberikan tanggapan atas komunikasi yang tidak dikenalinya tersebut, apakah
boleh dijalankan atau tidak.
7. Membentuk pertahanan yang kuat terhadap potensi masalah. Ini adalah salah satu cara untuk
melindungi komputer dari bahaya, ketika dipasangkan dengan perangkat lunak antivirus gratis
dan software antispyware.
Namun ada satu hal yang perlu diperhatikan dari firewall software ini. Karena software ini
diinstall pada PC, maka terdapat potensi dari firewall untuk memperlambat kinerja computer.
Software dapat mengalami kerusakan yang membuat kita terpaksa harus memperbaiki atau
memasang ulang. Oleh karena itu software yang kita miliki perlu dijaga apalagi bila kita beli
dengan harga mahal atau perlu keahlian khusus dalam proses pemasangannya (apalagi bila kita
tidak tahu proses melakukannya) atau vital dalam pekerjaan kita. Kerusakan software dapat
disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :
1. Penggunaan software bajakan
Software yang bajakan karena tidak berasal dari pembuatnya langsung maka kualitas software
tersebut tidak dapat dijamin sehingga resiko kerusakan akan besar dan kita tidak dapat
melakukan komplain.
2. Kesalahan prosedur
Pemasangan/install software yang tidak benar dapat menyebakan crash/bertabrakan dengan
software lain atau tidak lengkap sehingga menyebabkan software rusak.
3. Virus
Virus selain dapat merusak data, dapat juga merusak software dan biasanya menyerang sistem
operasi dan aplikasi yang berjalan di system operasi Windows.
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk meminimalkan kerusakan komputer adalah antara lain:
1. Menggunakan software yang terpercaya baik itu yang berbayar atau open source.
2. Memasang Antivirus. Antivirus dapat menangkal dan memperbaiki virus yang merusak software.
3. Backup Sistem komputer dapat dibackup secara keseluruhan dengan menggunakan aplikasi
tertentu sehingg bila terjadi kerusakan yang paling parah sekalipun dapat dikembalikan ke
kondisi semula.
4. Lakukan sesuai prosedur. Bila tidak ada sistem backup dan software serta data dalam komputer
bersifat vital, ada baiknya tidak melakukan proses pemasangan software sendiri bila tidak yakin
dengan langkah-langkahnya. Pada dasarnya tidak ada software yang sempurna yang dapat
mengatasi semua kesalahan pemakaian sehingga penggunaan sesuai prosedur sangat dianjurkan
e. Domain Sistem Inforamsi Kesehatan Secara umum domain sistem informasi
kesehatan dapat dikelompokkan menjadi dua berdasarkan pada karakteristik
intergrasi sistem informasi (Raghupathi dan Tan, 2002). System informasi yang
mempunyai derajat intergritasi internali yang tinggi.
1. Sistem Informasi Manajemen Dokumen
Manajemen dokumen merupakan suatu sarana untuk menyampaikan pernyataan atau
informasi secara tertulis dari pihak satu kepada pihak lainnya. Adapun manfaatnya
adalah: sebagai bahan pengambilan keputusan, sebagai memori suatu organisasi,
sebagai referensi sejarah suatu organisasi, mengurangi resiko teknis dan biaya,
meningkatkan efisiensi dan proses kinerja organisasi, serta meningkatkan proses
pengendalian yang lebih baik. Sistem informasi manajemen dokumen yang akan
dibahas adalah sistem informasi manajemen dokumen elektronik, yaitu suatu sistem
aplikasi pengelolaan dokumen hardcopy (dalam bentuk laporan paper based) yang
sudah diubah ke dalam format digital ataupun softcopy berupa file tipe doc, ppt, xls,
3gp, avi, mkv, dll, kemudian diupload ke dalam software tertentu. Dokumen yang sudah
diupload tersebut kemudian dapat diakses, dicari, ditampilkan, maupun didistribusikan
oleh pengguna dokumen melalui sistem ini.
 Dengan penerapan sistem menajemen dokumen elektronik ini diharapkan dapat:
a. Terciptanya pengelolaan dokumen yang lebih baik
b. Adanya penyimpanan salinan fisik file dokumen ke dalam media elektronik
c. Menjaga keamanan dari informasi yang terkandung dalam dokumen dari bahaya
yang tidak diinginkan, seperti: kebakaran, banjir, kehilangan dokumen, dll.
d. Sebagai sarana untuk mempercepat proses pencarian dokumen yang dilakukan secra
elektronik
e. Mempercepat penemuan fisik dokumen dengan menentukan/memasukkan
informasi lokasi penyimpanan dokumen (dapat dikembangkan dengan menggunakan
barcode)
f. Dokumen fisik akan terjaga kelestariannya karena penggunaannya semakin jarang
digunaka
g. Sistem selanjutnya dapat dikembangkan dengan pemanfatan dan pengelolaan
dokumen dengan akses melalui internet
 Karakteristik sistem manajemen dokumen elektronik adalah sebagai berikut:
a. Capture.
Capture merupakan hal penting bagi catatan dan dokumen elektronik untuk
pengarsipan, retrieval dan disrtibusi sebagai solusi dokumen menajemen. Dokumen
imaging dan platform management menyediakan dasar scanning, batch proses dan
import dokumen elektronik. Kemajuan yang utama dalam teknologi scan emmbuat
dokumen dikonversi secara cepat, murah dan gampang. Proses scan yang baik akan
meletakkan kertas menjadi file komputer dengan mudah.
b. Storage
Sistem penyimpanan dokumen yang dapat dilakukan dalam jangka waktu panjang dan
relatif aman serta penyimpanan dokumen yang mengakomodasi perubahan dokumen,
volume yang bertambah dan mempercepat teknologi.
c. Index
Sistem index yang menciptakan suatu sistem pengarsipan secara terorganisisr yang
dapat ditampilkan kembali secara efisien dan mudah. Suatu sistem index yang baik akan
membuat prosedur yang berjalan dan lebih efektif.
d. Retrieval
Sistem perolehan kembali menggunakan informasi dokumen yang mencakup teks, index
dan gambar ke dalam sistem. Suatu sistem perolehan kembali yang baik akan membuat
pencarian dokumen dengan sepat dan mudah.
e. Access
Suatu sistem akses yang baik akan membuat hak akses secara personal apakah berada di
kantor atau dapat melalui internet secara flesibilitas untuk mengendalikan akses sistem.
f. Proses
Kerja sistem manajemen dokumen elektronik ini nanti ya dilakukan sendiri oleh pihak
yang terkait.
 Beberapa keuntungan dari sistem manajemen dokumen elektronik adalah sebagai
berikut:
a. Mempunyai tingkat kecepatan pencarian dokumen yang tinggi.
b. Tingkat ketepatan yang tinggi, karena menggunakan sistem indeks, pencatatan
tempat penyimpanan secara fisik dan mempunyai dokumen bayangan dalam bentuk
CD-ROM.
c. Mendukung pengelolaan dokumen. Dokumen elektronik dapat juga mengelola
dokumen dalam bentuk audio, video, maupun berbagai jenis gambar seperti photo,
poster, peta, dll.
d. Tingkat keamanan yang tinggi. Sistem ini terproteksi dengan adanya password, dan
mempunyai salinan data (backup) yang disimpan dalam lokasi atau media berbeda.
Selain keuntungan di atas, sistem ini juga dapat membantu agar penyimpanan dokumen
disimpan dalam media CD-R, DVD, serta media lainnya. Sangat baik untuk mengatur
dokumen dalam jumlah besar dan dapat memudahkan untuk malakukan indeks,
penyimpanan, pencarian, penampilan di layar, mencetak dan mengirimkan melalui
email.

2. Sistem informasi rekam medis elektronik


Sitem imformasi rekam medis elektronik atau disebut dengan virtual patient
record/elektronick medical record ini digunakan untuk mengelola informasi rekam
medis pasien, sehingga memudahkan dalam menelusur-balik informasi, termasuk
sejarah penyakit dan tindakan medis yang pernah diterima, dan menggunakannya untuk
mengambil tindakan medis yang tepat. Secara umum, sistem ini dapat didefinisikan
sebagai informasi kesehatan individu yang disimpan dalam bentuk digital yang
mempunyai sebuah penanda unik setiap individu (raghupathi, 1997).
Sistem ini digunakan di liungkungan rumah sakit atau lembaga penyedia pelayanan
kesehatan lain yang menangani pasien secara langsung. ·Sistem informasi managemen
dokumen Jika sistem informasi RM elektronik digunakan untuk mengelola informasi
pasien, sistem informasi managemen dokumen (disebut juga enterprise/elecktronik
conten mengement/ documen management system) digunakan untuk mengelola
dokumen secara umum untuk mendukung menagement dalam perencanaan,
pengendalaian, dan pengambilan keputusan. Termasuk dalam sistem informasi ini ada
pengarsipan dokumen secara digital, workflow, pemrosesan formulir elektronik dan
penyimpanan dalam kapasitas besar (mass storage) Raghupathi, 2003.
Sistem informasi ini tidak hanya digunakan dalam lingkup RS, tetapi juga pada lembaga
yang bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat seperti Dinas kesehatan dan
departemen kesehatan. Sistem informasi farmasi Sistem ini digunakan di instalasi
farmasi untuk mengelola pemesanan, persediaan, dan distribusi obat obatan dan sediaan
medis lainnya. Sistem ini dapat dihubungkan dengan sistem informasi lain di rumah
sakit, seperti sistem informasi rekam medis, sistem informasi klinis, dan sistem
informasi keuangan.
 Karakteristik rekam medis elektronik, yaitu:
a. Akses simultan dari berbagai tempat
b. Tampilan data dapat dilihat dari berbagai pendekatan
c. Data entry lebih terstruktur
d. System pendukung keputusan
e. Mempermudah analisis data
f. Mendukung pertukaran data secara elektronik dan pemanfaatan data secara
bersama-sama (data sharing)
g. Dapat bersifat multimedia
Manfaat teknologi informasi dalam rekam kesehatan elektronik yang paling tinggi
adalah mengurangi medical error dan meningkatkan keamanan pasien (patient safety).
Salah satu peranan kecil teknologi informasi dalam tindakan pencegahan medical error,
yakni dengan melakukan pengaturan rekam medis pada suatu sistem aplikasi
manajemen rekam medis. Dengan adanya sistem aplikasi manajemen rekam medis,
maka medical error dalam pengambilan keputusan oleh tenaga kesehatan dapat
dikurangi karena setiap pengambilan keputusan akan berdasarkan rekam medis pasien
yang telah ada.
 Menurut Thede (2008) penerapan rekam medik elektronik mempunyai beberapa
kelebihan, diantaranya:
a. Dapat meminimalkan human eror, karena rekam medik elektronik dapat
menghasilkan peringatan dan kewaspadaan klinik
b. Dapat berhubungan dengan sumber pengetahuan untuk penunjang keputusan
layanan kesehatan
c. Rekam medik elektronik dapat melakukan pengambilan data sinyal biologis secara
otomatis
d. Dengan rekam medik elektronik dapat memasukkan data pasien dan memperoleh
saran untuk penanganan pasien
e. Dengan rekam medik elektronik data rutin dapat langsung diperoleh (dalam bentuk
siap olah) dari basis data rekam medik. Sedangkan data non rutin dapat dikumpulkan
pada waktu pemeriksaan pasien dan dimasukkan dalam rekam medik.
Sedangkan menurut Sabarguna (2005) kelebihan rekam medik elektronik diantaranya:
a. Ketepatan waktu dalam pengambilan keputusan medik, sehingga mutu pelayanan
atau asuhan akan semakin baik
b. Kemudahan penyajian data sehingga penyampaian informasi akan lebih efektif
c. Pembentukan database yang memungkinkan penelitian, simulasi dan pendidikan
tenaga medik maupun paramedik, berdasarkan data yang nyata
d. Efisiensi pemanfaatan sumber daya dan biaya dengan sistem penyediaan bahan
(inventory) yang dapat menekan biaya penyimpanan, pemesanan barang maupun biaya
stockout, manajemen utilisasi menyangkut tindakan atau prosedur yang tidak perlu, dan
lain-lain.
 Adapun menurut Thede (2008), kekurangan dari penerapan rekam medik elektronik
adalah:
a. Membutuhkan investasi awal yang lebih besar daripada rekam medik kertas untuk
pengadaan perangkat keras, lunak, dan biaya penunjang
b. Waktu yang harus disediakan oleh key person dan perawat dalam mempelajari
sistem dan merancang ulang alur kerja memerlukan waktu yang lama
c. Konversi Rekam medik kertas ke rekam medik elektronik memerlukan waktu,
sumber daya, tekad dan kepemimpinan
d. Resiko kegagalan pada sistem computer
e. Problem dalam pemasukan data oleh petugas kesehatan

3. Sistem informasi geografis Secara umum,


Sistem Informasi Geografis yang terdiri dari perangkat lunak, perangkat keras, maupun
aplikasi-aplikasinya, telah dikenal secara luas sebagai alat bantu (proses) pengambilan
keputusan. Sebagian besar institusi pemerintah, swasta, akademis maupun non akademis
juga individu yang memerlukan informasi yang berbasiskan data spasial telah mengenal
dan menggunakan sistem ini.
Sistem Informasi Georafis atau Georaphic Information Sistem (GIS) merupakan suatu
sistem informasi yang berbasis komputer, dirancang untuk bekerja dengan
menggunakan data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Sistem ini
mengcapture, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisa, dan
menampilkan data yang secara spasial mereferensikan kepada kondisi bumi. Teknologi
SIG mengintegrasikan operasi-operasi umum database, seperti query dan analisa
statistik, dengan kemampuan visualisasi dan analisa yang unik yang dimiliki oleh
pemetaan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dengan Sistem Informasi lainya
yang membuatnya menjadi berguna berbagai kalangan untuk menjelaskan kejadian,
merencanakan strategi, dan memprediksi apa yang terjadi. Definisi SIG sangatlah
beragam, karena memang defenisi SIG selalu berkembang, bertambah dan sangat
bervariasi, dibawah ini adalah beberapa definisi SIG.
Menurut Gistut (1994), SIG adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan
keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan
karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut. SIG yang
lengkap mencakup metodologi dan teknologi yang diperlukan yaitu data spasial
perangkat keras, perangkat lunak dan struktur organisasi Gistut (1994) 2. Burrough
(1986), mendefinisikan SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk
memasukan, menyimpan, mengelola, menganalisis dan mengaktifkan kembali data yang
mempunyai referensi keruangan untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan
dan perencanaan.
Dari defenisi-definisi tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa SIG terdiri atas
beberapa subsistem yaitu: data input, data output, data management, data manipulasi
dan analysis (Prahasta, 2005).
System ini menggabungkan gambar dan informasi. contohnya penggunaan SIG adalah
untuk memonitor perkembangan sebuah penyakit yang memerlukan penanganan khusus
dan cepat, seperti flu atau demam berdarah. Sistem pendukung pengambilan keputusan
kesehatan Secara umum sistem poendukung pengambilan keputusan adalah bentuk
khusus sistem informasi yang di dalamnya terdapat mesin inferensi yang
memungkinkan pengguna mendapatkan masukan dari sistem setelah mengola informasi
atau pengetahuian awal yang dimiliki opleh sistem. Sistem ini dalam bidang kesehatan
bersifat individual dan kelompok. Salah satu contoh sistem ini adalah sistem untuk
mendiagnosa suatu penyakit dengan cara mengenali gejala gejala yang ada. Sistem
informasi eksekutif Sistem ini merupakan jenis khusus sistem informasi dengan
pengguna khusus, para eksekutif atau managemen puncak.
Data warehouse dan datamining Data warehouse (gudang data) dan datamining
(penambangan data) adalah dua konsep, metode dan teknologi yang saling terkait. Yang
pertama dapat didefinisikan sebagai “pembuatan ruang penyimpanan data besar yang
digunakan untuk pengambilan keputusan strategis “ (golberg,1996). Datamining adalah
proses ekstraksi data dalam jumlah besar dengan metode tertentu untuk menghasilkan
informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan. Secara umum datamining
dikembangkan untuk mengidentifikasi pola tersembunyi yang menggambarkan
keterkaitan antar data. sistem inftormasi yang mempunyai derajat integrasi eksternal
yang tinggi.
a. Komponen Sistem Informasi Geografi
1) Perangkat keras. Perangkat keras yang sering digunakan antara adalah Digitizer,
scanner,Central Procesing Unit (CPU), mouse , printer, plotter
2) Perangkat lunak (Arc View, Idrisi, ARC/INFO,ILWIS, MapInfo dan lain lain). Data
dan informasi geografi Data dan informasi yang diperlukan baik secara tidak langsung
dengan cara meng import-nya dari perangkat-perangkat lunak SIG yang lain maupun
secara langsung dengan cara menjitasi data spasial dari peta dan memasukan data
atributnya dari table-tabel dan laporan dengan menggunakan keyboard Pengguna (user),
Teknologi GIS tidaklah bermanfaat tanpa manusia yang mengelola sistem dan
membangun perencanaan yang dapat diaplikasikan sesuai kondisi nyata Suatu proyek
SIG akan berhasil jika di manage dengan baik dan dikerjakan oleh orang-orang yang
memiliki keakhlian yang tepat pada semua tingkatan.Komponen Sistem Informasi
Geografi
b. Fungsi SIG
Adapun fungsi -fungsi dasar dalam SIG adalah sebagai berikut :
1) Akuisisi data dan proses awal meliputi: digitasi, editing, pembangunan topologi,
konversi format data, pemberian atribut dll.
2) Pengelolaan database meliputi : pengarsipan data, permodelan bertingkat,
pemodelan jaringan pencarian atribut dll.
3) Pengukuran keruangan dan analisis meliputi : operasi pengukuran, analisis daerah
penyanggga, overlay, dll.
4) Penayangan grafis dan visualisasai meliputi : transformasi skala, generalisasi, peta
topografi, peta statistic, tampilan perspektif.
c. Aplikasi dan Pemanfaatan SIG
Sistem Informasi Geografis dapat dimanfaatkan untuk mempermudah dalam
mendapatkan data-data yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau
obyek. Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data spasial dan data
atribut dalam bentuk digital. Sistem ini merelasikan data spasial (lokasi geografis)
dengan data non spasial, sehingga para penggunanya dapat membuat peta dan
menganalisa informasinya dengan berbagai cara. SIG merupakan alat yang handal untuk
menangani data spasial, dimana dalam SIG data dipelihara dalam bentuk digital
sehingga data ini lebih padat disbanding dalam bentuk peta cetak, table, atau dalam
bentuk konvensional lainya yang akhirnya akan mempercepat pekerjaan dan
meringankan biaya yang diperlukan (Barus dan Wiradisastra, 2000 dalam As Syakur
2007).
Sistem Informasi Geografis sebagai suatu sistem yang berbasis komputer dan memiliki
kemampuan dalam menangani data bereferensi geografis, yaitu penyimpanan data,
manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan kembali), manipulasi dan analisis data,
serta keluaran sebagai hasil akhir (output). Hasil akhirnya dapat dijadikan acuan untuk
pengambilan keputusan. SIG bisa menjadi alat yang sangat penting pada pengambilan
keputusan untuk pembangunan berkelanjutan. Karena SIG memberikan informasi pada
pengambil keputusan untuk analiss dan penerapan database keruangan.

Daftar pustaka
Edy Prahasta, 2005. Sistem Informasi Geografis, Edisi Revisi, Cetakan Kedua. Bandung.
C.V.Informatika.
f. Kusumadewi, Sri. 2009. Informasi Kesehatan. Graha Ilmu, Yogyakarta
g.

Anda mungkin juga menyukai