Anda di halaman 1dari 2

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil
N Jenis Bahan Berat BDD Persentase Persentase Selisih BDD
O Pangan Kotor (g) BDD Standar BDD dengan Standar
(g) DKBM DKBM
1 Buah Naga 594 g 371 g 62% 66,5% 4,5%
2 Labu Siam 244 g 202 g 83% 83% -
3 Kentang 204 g 182 g 89% 84% 5%
4 Ikan Bandeng 152 g 53 g 35% 80% 45%

4.2. Pembahasan
Pada praktikum ini menggunakan sampel buah naga, labu siam, kentang, dan ikan
bandeng. Untuk buah naga sendiri memiliki berat kotor sebesar 594 gram, ketika telah
dibersihkan kulitnya memiliki berat bersih 371 gram yang artinya persentase BDD pada
buah naga sebesar 62%. Dibandingkan dengan persentase standar BDD DKBM sebesar
66,5% dan memiliki selisih 4,5% yang artinya persentase BDD tersebut tidak berbeda
jauh dengan yang standar DKBM. Pada buah naga sendiri terdapat kulit yang cukup tebal
sehingga persentase yang didapat atau buah yang bisa dimakan hanya setengah dari berat
kotor.
Labu siam memiliki berat kotor sebesar 244 gram setelah dibersihkan kulit dan
bijinya memiliki berat bersih 202 gram dengan persentase BDD pada labu siam sebesar
83% yang artinya sesuai dengan standar BDD DKBM. Pada labu siam memiliki kulit
yang tipis sehingga lumayan banyak yang dapat dikonsumsi.
Kentang memiliki berat kotor sebesar 204 gram setelah dibersihkan kulitnya
memiliki berat bersih 182 gram dengan persentase BDD pada kentang sebesar 89%
memiliki selisih 5% yang artinya tidak sesuai dengan standar BDD DKBM. Pada
kentang juga memiliki kulit yang tipis sehingga lumayan banyak yang dapat dikonsumsi.
Ikan bandeng memiliki berat kotor sebesar 152 gram setelah dibersihkan tulang
dan kepala ikannya memiliki berat bersih 53 gram dengan persentase BDD pada ikan
bandeng 35% memiliki selisih 45% yang artinya tidak sesuai dengan standar BDD
DKBM. Pada ikan bandeng memiliki banyak tulang (duri) sehingga daging yang akan
dikonsumsi sedikit.
Dapat disimpulkan pada praktikum ini sampel yang sesuai dengan standar BDD
DKBM adalah labu siam sebesar 83% dan yang memiliki selisih yang sangat jauh
dengan standar BDD DKBM adalah ikan bandeng memiliki selisih hingga 45% dari
standar.
Dikarenakan BDD kentang dan ikan bandeng berbeda dengan hasil selisih BDD
DKBM karena hal tersebut pada pengukuran bahan dalam berat kotor, bahan makanan
tersebut ditimbang langsung tanpa dikurangi bagian-bagian yang tidak perlu. Sementara
itu, pada pengukuran bahan dalam berat yang dapat dimakan ( BDD ), bagian bahan
makanan yang tidak dapat dimakan seperti kulit, duri, kepala, sirip, dan ekor telah
dihilangkan sehingga hasil yang didapatkan lebih kecil dibandingkan berat kotor.

Anda mungkin juga menyukai