pangan yang dibuat dengan bahan utama udang vannamei yang telah dibersihkan
bagian kepala, kulit, dan usus, lalu dilakukan proses sortasi sehingga ukuran dan
diproduksi untuk meningkatkan nilai dari suatu produk dan sudah diterima sesuai
penampakan, aroma, dan flavor yang sesuai dengan selera (Gustina, 2015).
putih (vannamei) dengan ukuran yang sesuai spesifikasi yang telah ditentukan
kemudian dilakukan proses vacuum untuk menghilangkan udara yang ada didalam
plastik polipropilen (PP) yang bertujuan untuk proses pengawetan lalu dilakukan
kulit dan pembuangan usus (peel and deveine),pemisahan ukuran dan kualitas
20
dan proses pengiriman (shipping). Diagram alir proses pengolahan PD (Peel and
Penerimaan bahan baku merupakan tahap awal yaitu bahan baku diterima
penerimaan dan penimbangan adalah kegiatan awal dalam pengadaan bahan baku
yang dilakukan di industri pengolahan pada saat udang dipasok dari supplier baik
dengan hasil budidaya maupun udang tangkapan lainnya untuk diolah menjadi
produk permintaan buyer (Tasbih, 2017). Bahan baku utama yang digunakan
dalam proses produksi PD (peel and deveine) Vacum adalah udang vannamei.
Tahapan pertama yaitu pembongkaran, udang segar yang berada dalam box
fiberglass dan diberikan es kemudian dilakukan pengecekan suhu udang (±≤ -7˚C)
dan suhu air (±≤ -5˚C), kemudian sebelum dibongkar dilakukan pengecekan
kondisi udang (kondisi udang harus dalam keadaan fresh dan baik) dan
dimasukkan kedalam mesin washtank yang berisi air klorin dengan konsentrasi
perendaman (soaking)
Pengecekan
akhir
pembuangan udara dalam polybag
(vacuum)
Pengemasan (packaging)
Penggelasan (glazing)
penyimpanan (storage)
kotoran yang terdapat pada udang, mereduksi jumlah mikroba pada udang, larutan
klorin biasa digunakan dalam industri pangan sebagai desinfektan karna dapat
bekas pada alat pengolahan, tidak berbau atau tidak berbau menyengat, tidak
menimbulkan iritasi, mudah larut dalam air, harga relatif murah pencucian juga
dilakukan untuk memisahkan udang dari sisa-sisa es agar tidak ikut tertimbang.
mengambil udang secara acak (sampling) pada tiap keranjang, timbang udang dan
catat beratnya kemudian hitung udang per ekor. Proses sampling ini dilakukan
yaitu kuku buatan yang terbuat dari stainless steel dan pipa, pada proses ini udang
harus diberi perlakuan penambahan es untuk menjaga udang agar tetap dalam
rantai dingin dan tetap pada suhu standar yang ditentukan yaitu (±≤ -7˚C). Pada
umumnya produksi udang beku seperti produk PD (peel and deveine) Vacuum
vannamei ini bertujuan menghasilkan udang tanpa kepala (head less), maka bahan
23
baku yang berupa udang utuh perlu dilakukan pembuangan kepala. Bagian kepala
menyimpan kotoran yang dapat menjadi salah satu faktor penyebab kemunduran
harus ditaburi dengan es secara merata untuk menjaga kesegaran bahan baku
kemudian bagian bawah (insang dan kaki renang). Pemotongan kepala harus
dilakukan dengan hati-hati dan kepala udang tidak boleh gundul (lost meat) atau
Tahap selanjutnya, udang ditampung pada keranjang dan dicuci dengan air
klorin 25-50 ppm (part per million), konsentrasi penggunaan larutan klorin cukup
tinggi ini merupakan batasan yang ditentukan dalam penggunaan industri pangan
dengan tujuan untuk menghilangkan kotoran yang terdapat pada udang, dan
presentase produk yang di dapatkan dari perbandingan berat awal bahan dengan
proses pengolahan. Standar rendemen untuk udang Head on - head less adalah 67-
Meidiyanti (2011), Produk PD (peel and deveine) adalah produk udang kupas
yang pada bagian punggung udang diambil kotoran perut (vein). Kotoran perut
tersebut diambil dengan cara membelah bagian punggung mulai dari ruas pertama
24
atau kedua hingga ruas kelima. Cara lainnya yaitu menarik keluar kotoran perut
dari punggung udang dengan menggunakan alat pencukit yang berbentuk seperti
Produk PD (peel and deveine) Vacuum vannamei adalah produk udang yang
dilakukan menggunakan kuku (alat yang berbentuk seperti ibu jari) dari bahan
stainless steel, pengupasan dilakukan dari bagian bawah ruas ke enam hingga
pertama. Usus dicukit antara ruas kedua setelah ekor, lalu cek sisa usus pada
ujung ruas pertama dan bersihkan bila masih terdapat kotoran di genjer. Tujuan
penentuan bahan baku yang akan diproses menjadi suatu produk. Tujuan sortasi
adalah untuk mendapatkan hasil yang seragam, baik dalam hal kesegaran, ukuran,
dan mutu.
Penentuan ukuran udang dapat dilakuan dengan cara manual. Cara manual
pengelihatan secara fisik. Pengecekan jumlah udang per pounds (Lbs) merupakan
penimbangan dengan satuan pounds (Lbs) sebanyak 453,6 gram. Jumlah sampel
udang dalam 453,6 gram tersebut merupakan size bahan baku udang tersebut.
Dari penentuan pound (Lbs) ini dapat diketahui ukuran (size) bahan baku udang,
25
sebagai contoh jika udang dalam Lbs /453,6 gram berjumlah 26 hingga 30 maka
size udang tersebut adalah 26-30. Standar ukuran udang PD vacuum vannamei
(a) Udang fresh memiliki karakteristik badan padat, kulit masih segar, sirip
(b) Udang second grade memiliki karakteristik ekor geripis (bergerigi dan
terdapat lengkungan, ekor geripis, kepala hampir putus dan kelainan bentuk
sirip ekor.
berkualitas baik, fresh. Mutu udang yang kurang baik akan dijadikan olahan
mengecek hasil akhir dari proses sortasi apakah sudah sesuai dengan standar
ukuran atau belum. Udang yang telah di sortasi berdasarkan ukuran, kemudian
gr), kemudian hitung udang perekor, apabila jumlah udang sesuai dengan standar
ukuran udang yang bersangkutan, maka udang telah sesuai dengan spesifikasi.
jumlahnya, kemudian diambil 10% dari total keseluruhan udang, contohnya, dari
2 lbs udang yang ditimbang terdapat 80 ekor udang, kemudian diambil 10% dari
jumlah udang (8 ekor) artinya pisahkan 8 ekor udang yang berukuran besar dan 8
ekor yang berukuran kecil. Timbang udang yang berukuran besar begitupun
udang yang berukuran kecil. Keseragaman ukuran udang dihitung sebagai berikut,
apabila hasil dari perhitungan UR berkisar 1,2 – 1,3 maka diyatakan ukuran
udang sudah seragam, semakin kecil UR semakin udang seragam dan jika UR
kerja mesin yaitu bergerak secara naik turun, hal tersebut dilakukan agar proses
persetujuan buyer. Larutan yang digunakan untuk produk PD (peel and deveine)
bahan tambahan yang sering digunakan dalam industri pangan untuk memperbaiki
produk, sehingga produk mempunyai nilai jual tinggi. STPP berfungsi untuk
MTR (muestra) adalah salah satu bahan tambahan pangan yang sering
digunakan sebagai penegas cita rasa dan bahan pengawet. Penggunaan garam
(salting out) dan rasa produk menjadi asin. Makanan yang mengandung kurang
28
dari 0,3% garam akan terasa hambar dan tidak disukai. Konsentrasi garam yang
(Yunita,1997).
dari paket sebelum di sealing/press. Metode ini bisa digunakan secara manual
plastik vakum diharapkan menggunakan plastik dengan ukuran yang pas sesuai
dengan bentuk produk yang akan dikemas. Maksud utama dari kemasan vacuum
kadarluasa suatu produk akan lebih panjang lagi. Penggunaan plastik ini dapat
memperpanjang waktu display produk, dengan bentuk yang fleksibel, serta untuk
dari bahan dipindahkan, diserap atau diambil, diikuti oleh turunnya suhu bahan
yang dibekukan dan berubahnya sebagian besar kadar air yang terkandung dalam
pembeku Contact Plate Freezer. Contact Plate Frezer terdiri dari beberapa lapis
pelat horizontal yang dapat digerakkan secara vertikal. Pelat-pelat tersebut berisi
sebagaimana kemasan konsumsi diatur secara rapi di atas plat yang berlapis-lapis
seperti rak tersebut. Ruangan berinsulasi yang sempit dan membuat produk dapat
kontak langsung dengan plat pendingin pada sisi bawah dan atasnya.
diatur antara (±≤ -30˚C) sampai (±≤ -35˚C) dan waktu yang digunakan selama 60
menit. Untuk bahan pembeku (refrigerant) yang digunakan tergantung dari tipe
dengan air yang bertujuan untuk mencegah dehidrasi dari produk tersebut. Udang
yang telah di bekukan dibongkar kemudian dikeluarkan dari pan dengan bantuan
semprotan air melalui pipa paralon yang di beri lubang untuk memudahkan
berisi air es yang bersuhu <50C, setelah pencelupan selesai, udang ditiriskan dan
kemas dengan plastik block bening, tujuan dari pengglazingan agar mencegah
Mesin metal detector berfungsi untuk memeriksa apakah pada hasil produk
Produk PD (peel and deveine) Vacuum vannamei yang keluar dari mesin CPF
(Contact Plate Frezer) lalu dilakukan proses Glazing setelah itu langsung
dilewatkan ke alat pendeteksi logam (metal detector). Prinsip kerja alat pendeteksi
logam adalah melewatkan produk beku kedalam mesin tersebut. Jika produk yang
otomatis dan akan berhenti jika megandung air. Untuk itu produk yang
mesin pendeteksi logam masih mengeluarkan suara peringatan maka produk yang
apakah terdapat logam ataupun benda asing yang terdapat pada kemasan ataupun
udang, jika terindikasi terdapat logam atau benda asing lainnya bawa ke
kemasan primer, sekunder dan tersier. Kemasan primer merupakan kemasan yang
produk PD (peel and deveine) Vacuum vannamei berupa plastik yang terbuat dari
berbahan baik digunakan untuk tempat makanan, stabil dalam suhu tinggi,
31
mengkilap, tidak tembus air, tidak berbau. Kemasan sekunder adalah kemasan
digunakan adalah berupa kemasan yang terbuat dari bahan Inner Carton.
berupa Master Carton. Master carton PD (peel and deveine) Vacuum Vannamei
untuk dapat mempertahankan mutu udang baik dari segi rasa, kualitas dan aroma
(Afrianto dan Liviawaty, 1992). Untuk cara yang lebih efisien, praktis dan rasa
udang tetap terjaga maka digunakan cold storage untuk mempertahankan kualitas
penyimpanan dingin (cold storage) dengan suhu antara -18°C - -25°C untuk
bertujuan untuk menjaga produk akhir PD (peel and deveine) Vacuum vannamei
seperti pada kondisi awal dan agar produk tersebut tidak mengalami penuruan
mutu pada saat penyimpanan akibat adanya peningkatan suhu disekitar produk.
telah terpenuhi kemudian telah siap untuk di ekspor ke negara tujuan, proses
pengiriman (shipping) ini merupakan proses akhir dari proses produksi, PD (peel
and deveine) Vacuum vannamei biasanya di ekspor ke negara Japan, USA, Russia,
agar terhindar dari kotoran dan bau yang mungkin masih tertinggal dari proses
awal (precolling), suhu pada kontainer diturunkan hingga mencapai suhu -18°C ,
kadaluarsanya.