Anda di halaman 1dari 49

BKPM - (NAMA BPKM)

BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA


(BKPM)

KONSELING GIZI
GKL140703
SEMESTER IV

OLEH :
1. Yohan Yuanta, S.ST., M.Gizi
2. Agustina Endah W, S.Sos.,M.Kes
3. M. Iqbal, S.Gz.,M.P.H.
4. M. Rizal Permadi, S.Gz., M.Gizi
5. Stephani Nesya Renamastika, S.Gz., M.Gz

PROGRAM STUDI GIZI KLINIK


JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
TAHUN 2023
BKPM - (NAMA BPKM)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI


POLITEKNIK NEGERI JEMBER

LEMBAR PENGESAHAN

KONSELING GIZI

Mengetahui,
Koord. Program Studi, Koord./Tim Mata Kuliah, Penulis,

dr. Adhiningsih Yulianti., M.Gizi Yohan Yuanta, S.ST., M.Gizi Yohan Yuanta, S.ST., M.Gizi
NIP.19830723 201012 2005 NIP. 199106282019031007 NIP. 199106282019031007

Menyetujui,
Ketua Jurusan Kesehatan

Sustin Farlinda, S.Kom.,MT


NIP.19720204 20011 2 003
BKPM - (NAMA BPKM)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-
Nya, maka penulisan Buku Kerja Praktek Mahasiswa Konseling Gizi untuk semester IV
dapat diselesaikan.
Dalam penyusunan materi, tidak sedikit hambatan yang tim penulis hadapi.
Namun tim penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyususnan materi ini tidak
lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan pihak terkait, sehingga kendala-kendala
yang tim penulis hadapi teratasi.
Buku kerja praktikum Mahasiswa ini disusun agar Mahasiswa dapat
melaksanakan praktikum dengan mudah dan terstruktur. Semoga buku kerja
praktikum Mahasiswa dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Gizi Klinik
Politeknik Negeri Jember.
Terimakasih kami ucapkan pada semua pihak yang telah membantu dalam
penyususnan Buku Kerja Praktikum Mahasiswa ini. Kami harapkan kritik dan saran
yang membangun bagi kesempurnaan Buku Kerja Praktikum Mahasiswa.

Jember, Februari 2023

Tim Penulis
BKPM - (NAMA BPKM)

DAFTAR ISI
Halaman
1 Halaman Judul 1

2 Halaman Pengesahan 2

3 Kata Pengantar 3

4. Persiapan, desain layout tempat konseling 5

5. Membangun dasar-dasar konseling 7

6. Menggali permasalahan dengan pengkajian gizi 8


(exploration education phase) , intervensi dan
monev

7. Komunikasi terapeutik 10

8. Perubahan perilaku 13

9. Pembuatan Skenario konseling 15

10. Praktek konseling umum (kelompok) 17

11 Pembuatan media konseling 19

12 Evaluasi Pembuatan media konseling 21

13. Konseling pada Ibu hamil 23

14. Konseling menyusui dan MP-ASI 25

15. Konseling pada Balita 27

16. OSCE/Labskill 30
BKPM - (NAMA BPKM)

Acara 1

Materi Pembelajaran : Konseling Gizi


Acara Praktikum/Praktik : Persiapan, Desain Lay out Tempat Konseling Gizi
Tempat : Lab. Pendidikan Gizi
Alokasi Waktu : 2 x 2 jam (120 menit)

a. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) :


1. Mahasiswa mampu memahami pentingnya persyaratan untuk tempat konseling gizi
2. Mahasiswa mampu membuat desain lay out tempat konseling gizi

b. Indikator Penilaian :
1. Keberhasilan dalam membuat desain layout tempat konseling
2. Keteapatan dan kualitas isi dalam membuat laporan

c. Dasar Teori :
Konseling gizi adalah suatu bentuk pendekatan yang digunakan dalam asuhan gizi untuk
menolong individu dan keluarga dalam memperoleh pengertian yang lebih baik tentang dirinya
serta permasalahan yang dihadapi (Cornelia, dkk., 2013). Konseling gizi menggambarkan
interaksi antara klien dan konselor untuk mengidentifikasi permasalahan gizi yang terjadi, dan
mencari solusi untuk masalah tersebut.
Pada dasarnya, konseling gizi sangat berpengaruh terhadap penyembuhan suatu
penyakit. Secara umum konseling gizi bertujuan membantu klien dalam upaya mengubah
perilaku yang berkaitan dengan gizi sehingga dapat meningkatkan kualitas gizi dan kesehatan
klien, meliputi perubahan pengetahuan, perubahan sikap dan perubahan tindakan. Dalam
konseling gizi terjadi proses komunikasi dua arah memberikan kesempatan konselor dan klien
saling mengemukakan pendapat. Konselor memberikan informasi dan arahan yang positif yang
dapat mengubah informasi negatif. Konselor juga mengarahkan klien untuk mampu
menentukan sikap dan keputusan untuk mengatasi masalah gizi yang dialami. Jadi tujuan
konseling adalah membantu klien dalam upaya mengubah perilaku yang berkaitan dengan gizi
sehingga mampu meningkatkan kualitas gizi dan kesehatannya.
Konseling gizi dapat dilakukan dimana saja, seperti di rumah sakit, puskesmas, poliklinik,
posyandu, dll. Lingkungan yangdipilih harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1) Aman, yaitu memberikan rasa aman pada klien untuk dapat berbicara bebas tanpa didengar
dan diamati oleh orang lain.
BKPM - (NAMA BPKM)

2) Nyaman, yaitu membuat suasana yang mendukung proses konseling.


3) Tenang, yaitu lingkungan yang mendukung agar penyampaian informasi dapat jelas
tersampaikan baik dari pihak klien maupun konselor.
Selain hal-hal diatas, tempat yang baik untuk melakukan kegiatan konseling adalah sebagai
berikut:
 Ruangan sebaiknya tersendiri, terpisah dengan ruangan lain sehingga klien merasa nyaman.
 Ada tempat/meja untuk mendemonstrasikan materi konseling.
 Lokasi mudah dijangkau oleh klien, termasuk klien yang memiliki keterbatasan fisik.
 Ruangan memiliki cukup cahaya dan sirkulasi udara.
 Waktu konseling antara 30-60 menit, 30 menit pertama untuk menggali data, selanjutnya
untuk diskusi dan pemecahan masalah.

d. Alat dan Bahan :


1. BKPM
2. Alat tulis dan kertas

e. Prosedur Kerja :
1. Mahasiswa melaksanakan praktikum secara kelompok.
2. Mahasiswa menentukan topik masalah yang akan dibahas.
3. mahasiswa membuat desain lay out untuk tempat konseling.
4. Mahasiswa mendiskusikan dengan pembimbing.
5. Mahasiswa membuat laporan Praktikum

f. Hasil dan Pembahasan:


Hasil dituliskan dalam laporan praktikum
Pembahasan ditulis dalam laporan praktikum.
Kesimpulan ditulis dalam laporan praktikum maksimal 250 kata

g. Rubrik Penilaian :

A > 80 Komponen laporan lengkap dan tepat


Materi dalam laporan dijelaksan dengan lengkap dan tepat
Melibatkan semua anggota dalam diskusi

AB 75 - 80 Komponen laporan cukup lengkap dan tepat


Materi dalam laporan dijelaksan dengan cukup lengkap dan
BKPM - (NAMA BPKM)

tepat Melibatkan semua anggota dalam diskusi

B 70 - 75 Komponen laporan cukup lengkap dan cukup tepat


Materi dalam laporan dijelaksan dengan cukup lengkap dan
cukup tepat
Cukup melibatkan semua anggota dalam diskusi

BC 65 - 70 Komponen laporan cukup lengkap dan kurang tepat


Materi dalam laporan dijelaksan dengan cukup lengkap dan
kurang tepat
Cukup melibatkan semua anggota dalam diskusi

C 60 - 65 Komponen laporan tidak lengkap dan tepat


Materi dalam laporan dijelaksan dengan tidak lengkap dan
tepat Kurang melibatkan semua anggota dalam diskusi

D 55 - 60 Komponen laporan tidak lengkap dan cukup tepat


Materi dalam laporan dijelaksan dengan tidak lengkap dan
cukup tepat
Kurang melibatkan semua anggota dalam diskusi

E < 55 Komponen laporan tidak lengkap dan tidak tepat


Materi dalam laporan dijelaksan dengan tidak lengkap dan
tidak tepat
Tidak melibatkan semua anggota dalam diskusi
BKPM - (NAMA BPKM)

Acara 2

Materi Pembelajaran : Langkah/Tahapan Konseling Gizi


Acara Praktikum/Praktik : Membangun Dasar-dasar Konseling
Tempat : Lab. Pendidikan Gizi
Alokasi Waktu : 2 x 2 jam (120 menit)

a. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) :


1. Mahasiswa mampu memahami Langkah/Tahapan dalam Konseling Gizi
2. Mahasiswa mampu memahami pentingnya tahapan membangun dasar-dasar konseling
3. Mahasiswa mampu melaksanakan tahapan membangun dasar-dasar konseling

b. Indikator Penilaian :
1. Ketepatan Dalam memahami Dan menjelaskan tentang membangun dasar-dasar
konseling
2. Keaktifan Berkontribusi dan berpartisipasi dalam pembelajaran

c. Dasar Teori :
Melaksanakan konseling terutama pada Tahap Awal, yang amat penting
dikuasai adalah perilaku attending yakni suatu keterampilan menghampiri, menyapa,
dan membuat klien agar betah dan mau berbicara dengan konselor. Didalam perilaku attending
itu ada tiga komponen yang amat penting yaitu kontak mata, bahasa badan, dan bahasa lisan.
a. Kontak mata. Dalam melakukan kontak mata terhadap klien mata konselor harus tetap
alami, artinya tidak menatap dengan taiam tanpa berkedip, akan tetapi sesekali mata kita
melihat ke lain objek. Sebab jika menatap tajam, hal ini akan menakutkan dan mencurigakan.
b. Bahasa badan. Badan menampakkan minat yang baik yakni santai, sopan, senyum
alami. Jika duduk, posisi badan agak condong ke depan disertai beberapa anggukan kepala jika
konselor sedang mendengarkan ucapan klien.
c. Bahasa lisan. Yakni menyapa dengan empati, menghargai, ramah, dan menyenangkan.
Menggunakan bahasa yang sopan sesuai budaya setempat (budaya klien)
Membangun dasar-dasar konseling merupakan langkah awal terutama dalam
menciptakan hubungan yang baik. Hubungan yang baik antara dengan klien merupakan kunci
dari langkah berikutnya. Hubungan baik ini adalah berdasarkan hubungan rasa saling percaya,
terbuka, kejujuran. Konselor dapat menunjukkan diri sebagai profesional dan kompeten dalam
BKPM - (NAMA BPKM)

melakukan konseling gizi. Untuk membangun dasar-dasar konseling, yang dapat konselor
lakukan adalah antara lain menyapa klien dengan penuh ramah-tamah dan kehangatan,
memberikan salam dengan menggunakan kata-kata yang menyenangkan seperti, “apa yang bisa
saya bantu”. Klien dipersilahkan duduk, berikan bahan bacaan ringan seperti brosur, majalah
kesehatan dan lainnya. Selain itu konselor juga harus memperkenalkan diri dan memberi
kesempatan klien untuk menceritakan identitasnya dan semua permasalahan yang dihadapinya
dengan selengkapnya. Konselor mendengarkan dengan cermat apa yang diceritakan oleh klien.
Catat dalam status data usia, nama ,umur, alamat, pekerjaan dan lainnya.

d. Alat dan Bahan :


1. BKPM
2. Alat tulis dan kertas

e. Prosedur Kerja :
1. Mahasiswa bekerja berdasarkan kelompok masing-masing
2. Setiap kelompok melaksanakan sebuah permainan yang telah ditentukan terkait dasar
konseling
3. Setiap kelompok mendiskusikan hasil akhir praktik dasar konseling tersebut

f. Hasil dan Pembahasan:


Hasil dituliskan dalam laporan praktikum
Pembahasan ditulis dalam laporan praktikum.

g. Rubrik Penilaian :

A > 80 Konseling dilaksanakan dengan lengkap dan tepat


Komponen laporan lengkap dan tepat

AB 75 - 80 Konseling dilaksanakan dengan cukup lengkap dan tepat


Komponen laporan cukup lengkap dan tepat

B 70 - 75 Konseling dilaksanakan dengan cukup lengkap dan cukup


tepat
Komponen laporan cukup lengkap dan cukup tepat

BC 65 - 70 Konseling dilaksanakan dengan cukup lengkap namun kurang


tepat
BKPM - (NAMA BPKM)

Komponen laporan cukup lengkap namun kurang tepat

C 60 - 65 Konseling dilaksanakan dengan tidak lengkap namun tepat


Komponen laporan tidak lengkap namun tepat

D 55 - 60 Konseling dilaksanakan dengan tidak lengkap namun cukup


tepat
Komponen laporan tidak lengkap namun cukup tepat

E < 55 Konseling dilaksanakan dengan tidak lengkap dan tidak tepat


Komponen laporan tidak lengkap dan tidak tepat
BKPM - (NAMA BPKM)

Acara 3

Materi Pembelajaran : Langkah/Tahapan Konseling Gizi


Acara Praktikum/Praktik : Menggali permasalahan dengan pengkajian gizi, intervensi, dan
monitoring evaluasi
Tempat : Lab. Pendidikan Gizi
Alokasi Waktu : 2 x 2 jam (120 menit)

a. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) :


1. Mahasiswa mampu memahami pentingnya persyaratan untuk tempat konseling gizi
2. Mahasiswa mampu membuat desain lay out tempat konseling gizi

b. Indikator Penilaian :
1. Mahasiswa mampu memahami Langkah/Tahapan dalam Konseling Gizi
2. Mahasiswa mampu melaksanakan penentuan masalah gizi, memilih rencana intervensi
gizi dan melakukan monitoring dan evaluasi

c. Dasar Teori :
Konseling gizi pada berbagai diet merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam
proses asuhan gizi terstandar (PAGT). Tatalaksana konseling gizi harus mengikuti langkah-
langkah proses asuhan gizi terstandar terstandar untuk menjawab atau mengatasi masalah gizi
yang ada pada klien berdasarkan hasil pengkajian dan diagnosis gizi. Proses asuhan gizi
terstandar merupakan siklus dari serangkaian langkah langkah yang saling berkaitan, terus
menerus dan berulang. Proses asuhan gizi terstandar terdiri dari empat langkah, yaitu
pengkajian gizi (nutrition assessment), diagnosis gizi (nutrition diagnosis), intervensi gizi
(nutrition intervention), monitoring dan evaluasi gizi (nutrition monitoring and evaluation).
Agar proses ini dapat berlangsung dengan optimal maka keterampilan komunikasi dan
konseling yang baik sangat dibutuhkan.
Menggali permasalahan dengan pengkajian gizi yaitu dengan dilakukan pengumpulan
data yang bisa dilakukan dengan wawancara atau mencatat dokumen yang dibawa klien.
Setelah data terkumpul pada langkah ini dilakukan verifikasi , interpretasi, penentuan masalah
dan penentuan penyebab masalah. Tujuan utama pengumpulan data adalah mengidentifikasi
masalah gizi dan faktor-faktor yang menyebabkan masalah tersebut.
BKPM - (NAMA BPKM)

Data pokok yang harus dikumpulkan adalah data antropometri, data biokimia, data
klinis, data riwayat makan dan data riwayat personal. Data-data tersebut dibandingkan dengan
standar baku atau standar normal sehingga dapat dianalisis permasalahannya.
Pada langkah intervensi konselor harus mulai melibatkan klien dalam perencanaan ini.
Pada langkah ini konselor perlu mempertimbangkan antara lain identifikasi strategi pemecahan
masalah dengan mempertimbangkan masukan dari klien. Langkah awal dalam pemecahan
masalah adalah menentukan kebutuhan energi dan zat gizi lainnya serta menetapkan preskripsi
dietnya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah membuat alternatif pemecahan masalah.
Dalam membuat alternatif pemecahan masalah perlu memperhatikan potensi kekuatan yang
dimiliki klien dan faktor yang menghambat program intervensi . Menurut Persagi (2010) ada
tiga langkah dalam melakukan intervensi gizi yaitu menghitung kebutuhan energi dan zat gizi,
menetapkan preskripsi diet dan melakukan konseling gizi.

d. Alat dan Bahan :


1. BKPM
2. Alat tulis dan kertas

e. Prosedur Kerja :
1. Mahasiswa membaca studi kasus yang diberikan
2. Mahasiswa menggali permasalahan tersebut dengan pengkajian gizi, membuat intervensi
gizi dan monitoring evaluasi
3. Mahasiswa mendiskusikan hasil pengkajian gizi

f. Hasil dan Pembahasan:


Hasil dituliskan dalam laporan praktikum
Pembahasan ditulis dalam laporan praktikum.

g. Rubrik Penilaian :

A > 80 Konseling dilaksanakan dengan lengkap dan tepat


Komponen laporan lengkap dan tepat

AB 75 - 80 Konseling dilaksanakan dengan cukup lengkap dan tepat


Komponen laporan cukup lengkap dan tepat

B 70 - 75 Konseling dilaksanakan dengan cukup lengkap dan cukup


BKPM - (NAMA BPKM)

tepat
Komponen laporan cukup lengkap dan cukup tepat

BC 65 - 70 Konseling dilaksanakan dengan cukup lengkap namun kurang


tepat
Komponen laporan cukup lengkap namun kurang tepat

C 60 - 65 Konseling dilaksanakan dengan tidak lengkap namun tepat


Komponen laporan tidak lengkap namun tepat

D 55 - 60 Konseling dilaksanakan dengan tidak lengkap namun cukup


tepat
Komponen laporan tidak lengkap namun cukup tepat

E < 55 Konseling dilaksanakan dengan tidak lengkap dan tidak tepat


Komponen laporan tidak lengkap dan tidak tepat
BKPM - (NAMA BPKM)

Acara 4

Materi Pembelajaran : Komunikasi Terapeutik


Acara Praktikum/Praktik : Pembuatan skenario konseling gizi menggunakan kalimat-
kalimat terapeutik
Tempat : Lab. Pendidikan Gizi
Alokasi Waktu : 2 x 2 jam (120 menit)

a. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) :


Mahasiswa mampu menerapkan tahapan komunikasi terapeutik dalam konseling gizi

b. Indikator Penilaian :
1. Ketepatan dalam menggunakan komunikasi terapeutik dalam praktek konseling gizi
2. Kreatifitas dalam mengembangkan kalimat-kalimat terapeutik dalam konseling gizi

c. Dasar Teori :
Pada langkah intervensi konselor harus mulai melibatkan klien dalam perencanaan ini.
Pada langkah ini konselor perlu mempertimbangkan antara lain identifikasi strategi pemecahan
masalah dengan mempertimbangkan masukan dari klien. Langkah awal dalam pemecahan
masalah adalah menentukan kebutuhan energi dan zat gizi lainnya serta menetapkan preskripsi
dietnya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah membuat alternatif pemecahan masalah.
Dalam membuat alternatif pemecahan masalah perlu memperhatikan potensi kekuatan yang
dimiliki klien dan faktor yang menghambat program intervensi . Menurut Persagi (2010) ada
tiga langkah dalam melakukan intervensi gizi yaitu menghitung kebutuhan energi dan zat gizi,
menetapkan preskripsi diet dan melakukan konseling gizi.
Komunikasi terapeutik merupakan kemampuan atau keterampilan seseorang untuk
membantu klien beradaptasi terhadap stres, mengatasi gangguan psikologis serta belajar
tentang bagaimana berhubungan dengan orang lain. Pendekatan konseling yang
memungkinkan klien menemukan siapa dirinya. Komunikasi terapeutik merupakan
komunikasi yang dilakukan atau dirancang untuk tujuan terapi. Tujuan Komunikasi
Terapeutik:

1. Realisasi diri, penerimaan diri dan peningkatan penghormatan diri.


Seorang ahli gizi dalam perannya sebagai edukator dan konselor diharapkan
dapat merubah perilaku klien atau pasien. Contoh: Seorang klien obesitas
merasa rendah diri dan tidak ada harapan untuk mendapatkan pasangan
BKPM - (NAMA BPKM)

hidup yang ideal. Dengan komunikasi teraputik seorang ahli gizi dapat
merubah cara pandang klien untuk dapat menerima diri apa adanya dan
menginformasikan ada beberapa cara yang efektif untuk mendapat tubuh
yang ideal. Diharapkan klien akhirnya dapat meningkatkan penghormatan
pada dirinya sebagai makhluk ciptaan Tuhan.
2. Kemampuan membina hubungan interpersonal yang tidak superfisial
dan saling bergantung dengan orang lain.
Seorang ahli gizi harus dapat menciptakan hubungan interpersonal sehingga
klien dapat menerima diri sendiri dan orang lain.
3. Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan
dan mencapai tujuan yang realistik.
4. Seorang ahli gizi diharapkan dapat mengarahkan klien agar dalam
memuaskan dirinya menyesuaikan dengan kondisi riil klien. Contoh:
Seorang pasien dengan status gizi kurus, ingin mendapat BB normal dalam
waktu satu minggu. Hal ini tentu tidak realistik.
5. Peningkatan identitas dan integritas diri.
Seorang ahli gizi dalam melakukan komunikasi terapeutik diharapkan dapat
menemukan dan menumbuhkan identitas dan integritas diri klien.
Tujuan-tujuan komunikasi tersebut akan berhasil apabila tenaga kesehatan
khususnya ahli gizi memiliki kemampuan:
1. Kesadaran diri terhadap nilai yang dianutnya.
Seorang ahli gizi harus mempunyai nilai moral dan etik serta berjiwa
dan sifat altruistik.
2. Eksplorasi perasaan.
Ahli gizi harus memperlihatkan wajah yang selalu menyenangkan
dihadapan klien dan menunjukkan perasaan ingin menolong.
3. Kemampuan untuk menganalisis perasaan sendiri.
Ahli gizi harus dapat menunjukkan sifat tidak sombong, tidak emosional,
jujur, bijaksana, profesional, dan mempunyai perasaan empati
4. Menghargai keunikan klien.
Seorang ahli gizi harus menghargai perbedaan dan keunikan masing
masing klien. Jika ada kebiasaan yang tidak sesuai dengan kaidah gizi,
sebaiknya disampaikan dengan cara yang edukatif, persuasif, dan
komprehensif.
5. Menciptakan hubungan saling percaya
6. Empati
7. Menjaga harga diri
8. Rasa tanggung jawab etik dan moral
BKPM - (NAMA BPKM)

9. Kemampuan menjadi role model


Komunikasi terapeutik adalah salah satu jenis komunikasi antar manusia.
Berikut perbedaan hubungan sosial dengan hubungan terapeutik:

Teknik Komunikasi Terapeutik:


1. Mendengarkan klien dengan penuh perhatian (listening)
2. Menunjukkan penerimaan
3. Menanyakan pertanyaan terkait
4. Mengulang ucapan klien dengan menggunakan kata-kata sendiri
5. Mengklarifikasi
6. Memfokuskan
7. Menyatakan hasil observasi
8. Menawarkan informasi
9. Memberikan kesempatan kepada klien untuk diam (silent)
10. Meringkas
11. Memberikan penghargaan
12. Memberikan kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan
13. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan
14. Menempatkan kejadian secara berurutan
15. Memberikan kesempatan kepada klien untuk menguraikan persepsinya
BKPM - (NAMA BPKM)

16. Refleksi
Dibawah ini beberapa contoh kalimat terapeutik yang dapat digunakan
dalam berbagai kesempatan saat bertemu dengan klien/pasien:
BKPM - (NAMA BPKM)

Selain itu terdapat beberapa contoh kalimat yang bukan merupakan


kalimat terapeutik seperti:

Tahap Komunikasi Terapeutik:

d. Alat dan Bahan :


1. BKPM
2. Laptop/ hp
3. Internet
4. Kertas folio bergaris
5. Ballpoint
e. Prosedur Kerja :
1. Mahasiswa membentuk kelompok (2-3 orang)
2. Dosen memberikan studi kasus kepada mahasiswa
3. Mahasiswa membuat skenario konseling gizi dengan menggunakan kalimat-kalimat
terapeutik sesuai dengan tahap-tahap komunikasi terapeutik
BKPM - (NAMA BPKM)

f. Hasil dan Pembahasan:


Format skenario:

Nama Mahasiswa:
1……(Nama, NIM, Kelas)
2……(Nama, NIM, Kelas)
Tahap Pra Interaksi
Tahap
perkenalan/orientasi
Tahap Kerja
Tahap Terminasi

g. Rubrik Penilaian :
Item Penilaian Kriteria Penilaian Bobot Penilaian Penilaian
Kecakapan Mengaplikasikan pengetahuan 30%
Pembelajaran yang sudah didapatkan
dengan mengidentifikasi
permasalahan utama dan
mempertimbangkan
kerumitan yang ada
Literasi Sumber referensi dalam 10%
mengimplementasikan studi
kasus
Solusi Rekomendasi Solusi dalam 40%
memecahkan studi kasus
sesuai dengan permasalahan
yang ada
Presentasi & Menyajikan informasi yang 20%
Laporan runtut,lengkap dan jelas
dalam bentuk laporan serta
penyampain waktu presentasi
Total 100%
BKPM - (NAMA BPKM)

Acara 5

Materi Pembelajaran : Perubahan Perilaku


Acara Praktikum/Praktik : Identifikasi Tingkatan Ranah Perilaku Gizi di Masyarakat
Tempat : Lab. Pendidikan Gizi
Alokasi Waktu : 2 x 2 jam (120 menit)

a. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) :


1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi perilaku-perilaku terkait gizi yang ada pada
kelompok masyarakat
2. Mahasiswa mampu menganalisis perilaku-perilaku terkait gizi sesuai dengan tingkatan
ranah perilaku

b. Indikator Penilaian :
1. Ketepatan dalam mengidentifikasi perilaku-perilaku terkait gizi yang ada di masyarakat
2. Ketepatan dalam menganalisis perilaku-perilaku terkait gizi yang ada di masyarakat
sesuai dengan tingkatan ranah perilaku

c. Dasar Teori :
Perilaku manusia mempunyai lingkup yang sangatlah kompleks dan luas. Benyamin
Bloom (1908) dalam buku Soekidjo membagi perilaku menjadi tiga domain (ranah/kawasan),
walaupun ranah/kawasan tersebut tidak mempunyai batasan yang jelas dan tegas. Pembagian
tersebut dilakukan untuk kepentingan tujuan pendidikan yaitu mengembangkan atau
meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut. Ketiga ranah perilaku tersebut adalah kognitif
(cognitive domain), ranah afektif (affective domain) dan ranah psikomotor (pcychomotor
domain). Dalam pengembangan selanjutnya untuk kepentingan pengukuran ketiga domain
tersebut dilihat sebagai pengetahuan (knowledge) untuk domain kognitif, sikap (attitude)
sebagai domain afektif dan praktik atau tindakan (practice) sebagai domain psikomotor.
a. Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan merupakan hasil tahu yang terjadi setelah orang tersebut melakukan
penginderaan terhadap sesuatu obyek tertentu. Pengideraan terjadi melalui panca indera
manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan
merupakan respons yang masih tertutup (covert behavior). Pengetahuan atau knowledge
mempunyai 6 tingkatan dapat dilihat pada Tabel.
b. Sikap (Attitude)
BKPM - (NAMA BPKM)

Sikap merupakan respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu
rangsang/stimulus. Menurut Newcomb salah seorang ahli psikologi sosial mengatakan bahwa
sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan seseorang untuk bertindak. Sikap belum berupa
tindakan atau aktivitas akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu
merupakan reaksi tertutup (covert behavior) seperti pengetahuan, sikap juga mempunya 4
tingkatan seperti pada Tabel.
c. Tindakan/Praktek
Suatu sikap belum/tidak otomatis terwujud dalam suatu tindakan atau perilaku yang
terlihat langsung (covert behavior). Agar sikap dapat terwujud menjadi tindakan/praktik
diperlukan faktor-faktor pendukung lain atau suatu kondisi yang memungkinkan seperti adanya
fasilitas, sosok penguat/support dan sebagainya. Tindakan/Praktik dapat dibedakan menjadi
empat tingkatan seperti pada Tabel.
BKPM - (NAMA BPKM)

d. Alat dan Bahan :


1. BKPM
2. Laptop/ hp
3. Internet
4. Kertas folio bergaris
5. Ballpoint
6. Media Edukasi Gizi (leaflet)
BKPM - (NAMA BPKM)

e. Prosedur Kerja :
1. Mahasiswa membentuk kelompok (5-6 orang)
2. Dosen memberikan topik masalah gizi kepada masing-masing kelompok
3. Masing-masing kelompok membuat leaflet yang akan digunakan sebagai stimulus
(intervensi) kepada sasaran
4. Masing-masing kelompok mencari sasaran sesuai topik masalah gizi sejumlah 2 orang
5. Masing-masing kelompok mengamati, melakukan wawancara, dan memberikan stimulus
berupa edukasi gizi sesuai masalah gizi
6. Masing-masing kelompok mengidentifikasi sudah sampai sejauh mana perilaku terkait
gizi (pengetahuan, sikap, dan tindakan) sasaran dan memasukkan kedalam tabel disertai
dokumentasi kegiatan

f. Hasil dan Pembahasan:


Contoh Hasil Analisis Tingkatan Perilaku

Anggota Kelompok : Nama_Kelas_Golongan


Topik Masalah Gizi :
Tahu: Sasaran dapat menyebutkan kembali arti dari
Anemia dan faktor-faktor penyebabnya
Memahami: Sasaran dapat menyebutkan contoh-
contoh bahan makanan yang dianjurkan untuk
mencegah Anemia
Aplikasi: Sasaran mampu memahami konsep dari
daftar bahan makanan penukar
Analisis: Sasaran mampu mengelompokkan sumber-
Pengetahuan
sumber makanan tinggi protein untuk mencegah
Anemia pada usia remaja
Sintetis: Sasaran mampu untuk menjelaskan Kembali
tentang pengaturan makan yang ideal untuk
mencegah anemia pada usia remaja
Evaluasi: Sasaran sudah dapat menilai konsumsi
sumber makanan zat besi selama ini sudah memenuhi
kebutuhan untuk mencegah Anemia pada usia remaja
Sikap Menerima: Sasaran selalu mendengarkan selama
edukasi gizi tentang Anemia pada remaja diberikan
Merespons: Sasaran selalu menjawab ketika ditanya
terkait pemahaman edukasi gizi Anemia pada remaja
Menghargai: Sasaran bertanya terkait media edukasi
(leaflet) yang diberikan dan mengonfirmasi arahan-
arahan dari edukator
BKPM - (NAMA BPKM)

Bertanggung jawab: Sasaran mau berkomitmen


untuk mencoba mengubah perilaku makan untuk
mencegah Anemia pada remaja
Persepsi: Sasaran mampu untuk memilih sumber-
sumber makanan yang baik dalam rangka mencegah
Anemia pada Remaja
Respons terpimpin: Sasaran belum terbiasa makan
teratur (sarapan, makan siang, makan malam, dan
diselingi snack) karena kurangnya dukungan dari
keluarga
Tindakan Mekanisme: Sasaran belum mampu untuk meminum
Tablet Tambah Darah yang diberikan oleh Puskesmas
sesuai dengan anjuran minum yang telah disepakati
karena kurangnya dukungan dari keluarga
Adaptasi: Sasaran belum mampu untuk selalu
memenuhi asupan protein dalam sehari karena
kurangnya dukungan dari keluarga dan lingkungan
sekitar (teman)

g. Rubrik Penilaian :
Item Penilaian Kriteria Penilaian Bobot Penilaian Penilaian
Kecakapan Mengaplikasikan pengetahuan 30%
Pembelajaran yang sudah didapatkan
dengan mengidentifikasi
permasalahan utama dan
mempertimbangkan
kerumitan yang ada
Literasi Sumber referensi dalam 10%
mengimplementasikan studi
kasus
Solusi Rekomendasi Solusi dalam 40%
memecahkan studi kasus
sesuai dengan permasalahan
yang ada
Presentasi & Menyajikan informasi yang 20%
Laporan runtut,lengkap dan jelas
dalam bentuk laporan serta
BKPM - (NAMA BPKM)

penyampain waktu presentasi


Total 100%
BKPM - (NAMA BPKM)

Acara 6

Materi Pembelajaran : konselor gizi


Acara Praktikum/Praktik : Pembuatan skenario konseling gizi
Tempat : Lab. Pendidikan Gizi
Alokasi Waktu : 2 x 2 jam (120 menit)

a. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) :


Mahasiswa mampu dalam menyusun scenario konseling gizi.

b. Indikator Penilaian :
1. Ketepatan dalam membuat skenario konseling gizi sesuai dengan teori yang
sudah dipelajari
2. Kreatifitas dalam mengembangkan skenario konseling gizi

c. Dasar Teori :
Konseling gizi merupakan salah satu bagian dari pendidikan gizi yang bertujuan
membantu masyarakat, kelompok atau individu untuk menyadari dan mampu mengatasi
masalah kesehatan dan gizi yang dialaminya. Menurut Supariasa, (2012), konseling merupakan
suatu proses komunikasi dua arah/interpersonal antara konselor dan klien untuk membantu
klien dalam mengenali, menyadari dan akhirnya mampu mengambil keputusan yang tepat
dalam mengatasi masalah gizi yang dihadapinya. Konselor adalah ahli gizi yang bekerja
membantu klien mengenali, menyadari, mendorong dan mencarikan dan memilih solusi
pemecahan masalah klien yang akhirnya klien mampu menentukan keputusan yang tepat dalam
mengatasi masalahnya.
Secara umum konseling gizi bertujuan membantu klien dalam upaya mengubah perilaku
yang berkaitan dengan gizi sehingga dapat meningkatkan kualitas gizi dan kesehatan klien,
meliputi perubahan pengetahuan, perubahan sikap dan perubahan tindakan. Dalam konseling
gizi terjadi proses komunikasi dua arah yang memberikan kesempatan konselor dan klien saling
mengemukakan pendapat. Konselor memberikan informasi dan arahan yang positif yang dapat
mengubah informasi negatif. Konselor juga mengarahkan klien untuk mampu menentukan sikap
dan keputusan untuk mengatasi masalah gizi yang dialami. Jadi tujuan konseling adalah
membantu klien dalam upaya mengubah perilaku yang berkaitan dengan gizi sehingga mampu
meningkatkan kualitas gizi dan kesehatannya.
BKPM - (NAMA BPKM)

Sasaran Konseling dapat ditinjau dari berbagai segi. Ditinjau dari segi umur konseling
dapat dibedakan menjadi konseling anak-anak, konseling remaja, konseling orang dewasa dan
konseling orang lanjut usia. Koseling saat ini tidak hanya diperlukan oleh individu yang
mempunyai masalah, tetapi diperlukan juga oleh individu yang sehat atau individu yang ingin
mempertahankan kesehatan optimal atau dalam kondisi berat badan ideal.
Konseling merupakan komunikasi dua arah yang terjadi antara konselor dan klien.
Komunikasi ini memberikan kesempatan kepada kedua pihak untuk saling bertanya jawab,
saling menanggapi, menggali informasi dan mengklarifikasi permasalahan yang dihadapi. Dalam
konseling, konselor dapat berperan sebagai pemberi dan penerima pesan. Demikian juga klien
dapat berperan sebagai pemberi dan penerima pesan.

d. Alat dan Bahan :


1. BKPM
2. ALaptop/ hp
3. Internet
4. Kertas folio bergaris
5. Ballpoint

e. Prosedur Kerja :
1. Mahasiswa membentuk kelompok (2-3 orang)
2. Mahasiswa menentukan topik masalah yang akan dibahas
3. Menyusun skenario konseling gizi
4. Mempraktikan hasil skenario secara langsung didepan kelompok yang lain untuk
kemudian dinilai. Misalkan kelompok A1 mempraktikan langsung didepan kelompok A2.
Kemudian kelompok A2 menilai penampilan kelompok A1, begitu sebaliknya.

f. Hasil dan Pembahasan:


BKPM - (NAMA BPKM)
BKPM - (NAMA BPKM)

g. Rubrik Penilaian :

Item Penilaian Kriteria Penilaian Bobot Penilaian Penilaian


Kecakapan Mengaplikasikan pengetahuan 30%
Pembelajaran yang sudah didapatkan
dengan mengidentifikasi
permasalahan utama dan
mempertimbangkan
kerumitan yang ada
Literasi Sumber referensi dalam 10%
mengimplementasikan studi
kasus
Solusi Rekomendasi Solusi dalam 40%
memecahkan studi kasus
sesuai dengan permasalahan
yang ada
Presentasi & Menyajikan informasi yang 20%
Laporan runtut,lengkap dan jelas
dalam bentuk laporan serta
penyampain waktu presentasi
Total 100%
BKPM - (NAMA BPKM)

Acara 7

Materi Pembelajaran : Media konseling gizi(media online, offline)


Acara Praktikum/Praktik : Praktek Konseling (umum)
Tempat : Lab. Pendidikan Gizi
Alokasi Waktu : 2 x 2 jam (120 menit)

a. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) :


1. Mahasiswa mampu memahami Konseling Gizi
2. Mahasiswa mampu mempraktekan hasil pembuatan scenario konseling gizi dengan baik

b. Indikator Penilaian :
1. Ketepatan Dalam memahami Dan menjelaskan tentang konseling gizi
2. Keaktifan Berkontribusi dan berpartisipasi dalam pembelajaran

c. Dasar Teori :
Melaksanakan konseling terutama pada Tahap Awal, yang amat penting
dikuasai adalah perilaku attending yakni suatu keterampilan menghampiri, menyapa,
dan membuat klien agar betah dan mau berbicara dengan konselor. Didalam perilaku attending
itu ada tiga komponen yang amat penting yaitu kontak mata, bahasa badan, dan bahasa lisan.
a. Kontak mata. Dalam melakukan kontak mata terhadap klien mata konselor harus tetap
alami, artinya tidak menatap dengan taiam tanpa berkedip, akan tetapi sesekali mata kita
melihat ke lain objek. Sebab jika menatap tajam, hal ini akan menakutkan dan mencurigakan.
b. Bahasa badan. Badan menampakkan minat yang baik yakni santai, sopan, senyum
alami. Jika duduk, posisi badan agak condong ke depan disertai beberapa anggukan kepala jika
konselor sedang mendengarkan ucapan klien.
c. Bahasa lisan. Yakni menyapa dengan empati, menghargai, ramah, dan menyenangkan.
Menggunakan bahasa yang sopan sesuai budaya setempat (budaya klien)
Membangun dasar-dasar konseling merupakan langkah awal terutama dalam
menciptakan hubungan yang baik. Hubungan yang baik antara dengan klien merupakan kunci
dari langkah berikutnya. Hubungan baik ini adalah berdasarkan hubungan rasa saling percaya,
terbuka, kejujuran. Konselor dapat menunjukkan diri sebagai profesional dan kompeten dalam
melakukan konseling gizi. Untuk membangun dasar-dasar konseling, yang dapat konselor
lakukan adalah antara lain menyapa klien dengan penuh ramah-tamah dan kehangatan,
memberikan salam dengan menggunakan kata-kata yang menyenangkan seperti, “apa yang bisa
BKPM - (NAMA BPKM)

saya bantu”. Klien dipersilahkan duduk, berikan bahan bacaan ringan seperti brosur, majalah
kesehatan dan lainnya.
Selain itu konselor juga harus memperkenalkan diri dan memberi kesempatan klien
untuk menceritakan identitasnya dan semua permasalahan yang dihadapinya dengan
selengkapnya. Konselor mendengarkan dengan cermat apa yang diceritakan oleh klien. Catat
dalam status data usia, nama ,umur, alamat, pekerjaan dan lainnya.

d. Alat dan Bahan :


1. BKPM
2. Alat tulis dan kertas

e. Prosedur Kerja :
1. Mahasiswa bekerja berdasarkan kelompok masing-masing
2. Setiap kelompok melaksanakan praktek konseling
3. Setiap kelompok mendiskusikan hasil akhir praktik dasar konseling tersebut

f. Hasil dan Pembahasan:


Hasil dituliskan dalam laporan praktikum
Pembahasan ditulis dalam laporan praktikum.

g. Rubrik Penilaian :

A > 80 Konseling dilaksanakan dengan lengkap dan tepat


Komponen laporan lengkap dan tepat

AB 75 - 80 Konseling dilaksanakan dengan cukup lengkap dan tepat


Komponen laporan cukup lengkap dan tepat

B 70 - 75 Konseling dilaksanakan dengan cukup lengkap dan cukup


tepat
Komponen laporan cukup lengkap dan cukup tepat

BC 65 - 70 Konseling dilaksanakan dengan cukup lengkap namun kurang


tepat
Komponen laporan cukup lengkap namun kurang tepat

C 60 - 65 Konseling dilaksanakan dengan tidak lengkap namun tepat


Komponen laporan tidak lengkap namun tepat
BKPM - (NAMA BPKM)

D 55 - 60 Konseling dilaksanakan dengan tidak lengkap namun cukup


tepat
Komponen laporan tidak lengkap namun cukup tepat

E < 55 Konseling dilaksanakan dengan tidak lengkap dan tidak tepat


Komponen laporan tidak lengkap dan tidak tepat
BKPM - (NAMA BPKM)

Acara 8

Materi Pembelajaran : Konseling gizi online (synchronous dan asynchronous)


Acara Praktikum/Praktik : Pembuatan media konseling
Tempat : Lab. Pendidikan Gizi
Alokasi Waktu : 2 x 2 jam (120 menit)

a. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) :


1. Mahasiswa mampu memahami media konseling gizi
2. Mahasiswa mampu membuat media konseling gizi

b. Indikator Penilaian :
1. Ketepatan dalam memahami dan menjelaskan tentang media konseling gizi
2. Mampu membuat media konseling gizi
3. Keaktifan Berkontribusi dan berpartisipasi dalam pembelajaran

c. Dasar Teori :
Media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang
pikiran, perasaan dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar atau memahami pada penerima pesan. Sedangkan menurut Notoatmodjo (2014), media
promosi kesehatan adalah semua sarana atau 12 upaya untuk menampilkan pesan atau informasi
yang tersedia yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media cetak, elektronik
(TV, radio, komputer, dan sebagainya ) dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkan
pengetahuannya yang akhirnya diharapkan adanya perubahan perilaku ke arah positif atau lebih
baik.
Berdasarkan media yang digunakan, menurut Notoatmodjo tahun 2010, berdasarkan cara
produksinya media dikelompokkan menjadi : a) Media cetak, yaitu suatu media statis yang
mengutamakan pesan-pesan visual. Media cetak umumnya terdiri dari gambaran sejumlah kata,
gambar atau foto dalam tata warna. Adapun macam-macamnya antara lain : poster, leaflet,
booklet, brosur, flipchart, sticker, pamflet, surat kabar. b) Media elektronik, yaitu suatu media
bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan didengar dalam menyampaikan pesannya melalui alat
bantu elektronik. Adapun macam-macamnya antara lain : TV, radio, film, video film, CD, VCD.
c) Media luar ruangan, yaitu suatu media yang menyampaikan pesannya duluar ruang secara
umum melalui media cetak dan elektronik secara statis. Adapun macam-macamnya antara lain:
papan reklame, spanduk, pameran, banner, TV layar lebar.
d. Alat dan Bahan :
BKPM - (NAMA BPKM)

1. BKPM
2. Alat tulis dan kertas
3. Laptop
4. Internet
5. Printer

e. Prosedur Kerja :
1. Mahasiswa bekerja berdasarkan kelompok masing-masing
2. Setiap kelompok membuat media konseling gizi

f. Hasil dan Pembahasan:


Hasil dituliskan dalam laporan praktikum
Pembahasan ditulis dalam laporan praktikum.

g. Rubrik Penilaian :

A > 80 Mampu membuat media dengan lengkap dan tepat


Komponen laporan lengkap dan tepat

AB 75 - 80 Mampu membuat media dengan cukup lengkap dan tepat


Komponen laporan cukup lengkap dan tepat

B 70 - 75 Mampu membuat media dengan cukup lengkap dan cukup


tepat
Komponen laporan cukup lengkap dan cukup tepat

BC 65 - 70 Mampu membuat media dengan cukup lengkap namun


kurang tepat
Komponen laporan cukup lengkap namun kurang tepat

C 60 - 65 Membuat media dengan tidak lengkap namun tepat


Komponen laporan tidak lengkap namun tepat

D 55 - 60 Membuat media dengan tidak lengkap namun cukup tepat


Komponen laporan tidak lengkap namun cukup tepat

E < 55 Membuat media dengan tidak lengkap dan tidak tepat


Komponen laporan tidak lengkap dan tidak tepat
BKPM - (NAMA BPKM)

Acara 9

Materi Pembelajaran : Konseling gizi dengan kondisi khusus


Acara Praktikum/Praktik : Evaluasi Pembuatan media konseling
Tempat : Lab. Pendidikan Gizi
Alokasi Waktu : 2 x 2 jam (120 menit)

a. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) :


1. Mahasiswa mampu memahami media konseling gizi
2. Mahasiswa mampu membuat media konseling gizi

b. Indikator Penilaian :
1. Ketepatan dalam memahami dan menjelaskan tentang media konseling gizi
2. Mampu membuat media konseling gizi
3. Keaktifan Berkontribusi dan berpartisipasi dalam pembelajaran

c. Dasar Teori :
Melaksanakan konseling terutama pada Tahap Awal, yang amat penting
dikuasai adalah perilaku attending yakni suatu keterampilan menghampiri, menyapa,
dan membuat klien agar betah dan mau berbicara dengan konselor. Didalam perilaku attending
itu ada tiga komponen yang amat penting yaitu kontak mata, bahasa badan, dan bahasa lisan.
a. Kontak mata. Dalam melakukan kontak mata terhadap klien mata konselor harus tetap
alami, artinya tidak menatap dengan taiam tanpa berkedip, akan tetapi sesekali mata kita
melihat ke lain objek. Sebab jika menatap tajam, hal ini akan menakutkan dan mencurigakan.
b. Bahasa badan. Badan menampakkan minat yang baik yakni santai, sopan, senyum
alami. Jika duduk, posisi badan agak condong ke depan disertai beberapa anggukan kepala jika
konselor sedang mendengarkan ucapan klien.
c. Bahasa lisan. Yakni menyapa dengan empati, menghargai, ramah, dan menyenangkan.
Menggunakan bahasa yang sopan sesuai budaya setempat (budaya klien)
Membangun dasar-dasar konseling merupakan langkah awal terutama dalam
menciptakan hubungan yang baik. Hubungan yang baik antara dengan klien merupakan kunci
dari langkah berikutnya. Hubungan baik ini adalah berdasarkan hubungan rasa saling percaya,
terbuka, kejujuran. Konselor dapat menunjukkan diri sebagai profesional dan kompeten dalam
melakukan konseling gizi. Untuk membangun dasar-dasar konseling, yang dapat konselor
BKPM - (NAMA BPKM)

lakukan adalah antara lain menyapa klien dengan penuh ramah-tamah dan kehangatan,
memberikan salam dengan menggunakan kata-kata yang menyenangkan seperti, “apa yang bisa
saya bantu”. Klien dipersilahkan duduk, berikan bahan bacaan ringan seperti brosur, majalah
kesehatan dan lainnya. Selain itu konselor juga harus memperkenalkan diri dan memberi
kesempatan klien untuk menceritakan identitasnya dan semua permasalahan yang dihadapinya
dengan selengkapnya. Konselor mendengarkan dengan cermat apa yang diceritakan oleh klien.
Catat dalam status data usia, nama ,umur, alamat, pekerjaan dan lainnya.

d. Alat dan Bahan :


1. BKPM
2. Alat tulis dan kertas
3. Laptop
4. Internet
5. Printer

e. Prosedur Kerja :
1. Mahasiswa bekerja berdasarkan kelompok masing-masing
2. Setiap kelompok membuat media konseling gizi

f. Hasil dan Pembahasan:


Hasil dituliskan dalam laporan praktikum
Pembahasan ditulis dalam laporan praktikum.

g. Rubrik Penilaian :

A > 80 Mampu membuat media dengan lengkap dan tepat


Komponen laporan lengkap dan tepat

AB 75 - 80 Mampu membuat media dengan cukup lengkap dan tepat


Komponen laporan cukup lengkap dan tepat

B 70 - 75 Mampu membuat media dengan cukup lengkap dan cukup


tepat
Komponen laporan cukup lengkap dan cukup tepat

BC 65 - 70 Mampu membuat media dengan cukup lengkap namun


kurang tepat
BKPM - (NAMA BPKM)

Komponen laporan cukup lengkap namun kurang tepat

C 60 - 65 Membuat media dengan tidak lengkap namun tepat


Komponen laporan tidak lengkap namun tepat

D 55 - 60 Membuat media dengan tidak lengkap namun cukup tepat


Komponen laporan tidak lengkap namun cukup tepat

E < 55 Membuat media dengan tidak lengkap dan tidak tepat


Komponen laporan tidak lengkap dan tidak tepat
BKPM - (NAMA BPKM)

Acara 10

Materi Pembelajaran : Konseling pada Ibu hamil


Acara Praktikum/Praktik : Konseling pada Ibu hamil
Tempat : Lab. Pendidikan Gizi
Alokasi Waktu : 2 x 2 jam (120 menit)

a. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) :


Mahasiswa dapat melakukan konseling pada ibu hamil

b. Indikator Penilaian :
Mahasiswa dapat melakukan dan melaporkan kegiatan konseling

c. Dasar Teori :
Satuan acara konsultasi/konseling gizi adalah tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh
mahasiswa atau calon ahli gizi pada saaat melaksanakan konsultasi. Tahapan ini penting agar
klien dapat memperoleh infromasi dan pelayanan yang maksimal sesuai dengan kebutuhan
klien. Tahapan-tahapan tersebut terdiri dari
1. Membangun dasar dasar konsultasi gizi
2. Menggali permasalahan
3. Menegakkan diagnosis
4. Rencana Intervensi Gizi
5. Memperoleh komitmen
6. Monitoring dan Evaluasi
7. Monitoring dan evaluasi (dilakukan pada klien pada konsultasi berikutnya)
Sementara itu keterampilan yang diperlukan untuk melakukan konsultasi gizi adalah
keterampilan mikro. Keterampilan mikro merupakan elemen – elemen kecil yang diperlukan
untuk melakukan sebuah konsultasi/konseling. Mikro konseling adalah suatu cara memberikan
penguasaan teknik – teknik konseling tunggal kepada calon konselor. Keterampilan konseling
yang paling penting adalah mendengarkan klien dengan penuh perhatian.
1. Opening (pembukaan), untuk memberi penghargaan dan membangun hubungan
baik dengan klien. Dapat dilakukan dengan memberi penyambutan atau menginisiasi
percakapan yang bersifat netral, kemudian baru mengarahkan ke topik permasalahan
BKPM - (NAMA BPKM)

2. Acceptance (penerimaan) dengan tujuan agar klien merasa diperhatikan dan


dipahami masalah-masalahnya
3. Restatement (mengulang pernyataan) dengan tujuan agar klien menangkap bahwa
konsultan menangkap sesuai dengan informasi yang diberikan klien
4. Reflection of feeling (pemantulan perasaan) adalah teknik menanggapi pembicaraan
klien agar klien merasa dimengerti perasaannya dan mengarahkan pembicaraan ke arah yang
lebih dalam.

d. Alat dan Bahan :


1. BKPM
2. Media konseling (leaflet,dll)
3. Food model makanan, food gambar, buku bahan penukar
4. Form konseling, Alat tulis dan kertas
5. Bahan buah tangan untuk responden
6. Komputer/laptop
7. LCD Projector
8. HP/Kamera
e. Prosedur Kerja :
1. Mahasiswa mencari ibu menyusi dan baita yang sedang diberikan makanan pendamping
ASI
2. Mahasiswa melakukan konseling sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah diajarkan.
3. Mahasiswa membuat video dan laporan
4. Mahasiswa mempresentasikan hasil konseling

f. Hasil dan Pembahasan:


1. Mahasiswa mampu melaksanakan tahapan konseling dengan tepat.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan hasil dari kegiatan konseling.

g. Rubrik Penilaian :
Item Penilaian Kriteria Penilaian Bobot Penilaian
Penilaian
Kecakapan Mengaplikasikan pengetahuan yang 30%
Pembelajaran sudah didapatkan dengan
mengidentifikasi permasalahan utama
dan mempertimbangkan kerumitan
BKPM - (NAMA BPKM)

yang ada
Literasi Sumber referensi dalam 10%
mengimplementasikan studi kasus
Solusi Rekomendasi Solusi dalam 40%
memecahkan studi kasus sesuai
dengan permasalahan yang ada
Presentasi & Laporan Menyajikan informasi yang 20%
runtut,lengkap dan jelas dalam
bentuk laporan serta penyampain
waktu presentasi
Total 100%
BKPM - (NAMA BPKM)

Acara 11

Materi Pembelajaran : Konseling menyusui dan MP-ASI


Acara Praktikum/Praktik : Konseling menyusui dan MP-ASI
Tempat : Lab. Pendidikan Gizi
Alokasi Waktu : 2 x 2 jam (120 menit)

a. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) :


Mahasiswa dapat melakukan konseling pada ibu menyusui dan MP-ASI

b. Indikator Penilaian :
Mahasiswa dapat melakukan dan melaporkan kegiatan konseling

c. Dasar Teori :
Satuan acara konsultasi/konseling gizi adalah tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh
mahasiswa atau calon ahli gizi pada saaat melaksanakan konsultasi. Tahapan ini penting agar
klien dapat memperoleh infromasi dan pelayanan yang maksimal sesuai dengan kebutuhan
klien. Tahapan-tahapan tersebut terdiri dari
1. Membangun dasar dasar konsultasi gizi
2. Menggali permasalahan
3. Menegakkan diagnosis
4. Rencana Intervensi Gizi
5. Memperoleh komitmen
6. Monitoring dan Evaluasi
7. Monitoring dan evaluasi (dilakukan pada klien pada konsultasi berikutnya)
Sementara itu keterampilan yang diperlukan untuk melakukan konsultasi gizi adalah
keterampilan mikro. Keterampilan mikro merupakan elemen – elemen kecil yang diperlukan
untuk melakukan sebuah konsultasi/konseling. Mikro konseling adalah suatu cara memberikan
penguasaan teknik – teknik konseling tunggal kepada calon konselor. Keterampilan konseling
yang paling penting adalah mendengarkan klien dengan penuh perhatian.
1. Opening (pembukaan), untuk memberi penghargaan dan membangun hubungan
baik dengan klien. Dapat dilakukan dengan memberi penyambutan atau menginisiasi
percakapan yang bersifat netral, kemudian baru mengarahkan ke topik permasalahan
BKPM - (NAMA BPKM)

2. Acceptance (penerimaan) dengan tujuan agar klien merasa diperhatikan dan


dipahami masalah-masalahnya
3. Restatement (mengulang pernyataan) dengan tujuan agar klien menangkap bahwa
konsultan menangkap sesuai dengan informasi yang diberikan klien
4. Reflection of feeling (pemantulan perasaan) adalah teknik menanggapi pembicaraan
klien agar klien merasa dimengerti perasaannya dan mengarahkan pembicaraan ke arah yang
lebih dalam.
Konseling pada ibu menyusui dan makanan pendamping ASI pada balita
sangat penting untuk dilakukan. Karena seringkali klien tidak mengetahui bahkan salah dalam
melakukan pengaturan makan. Konseling yang baik akan memberikan pilihan kepada
permasalahan yang dihadapi klien. Sehingga klien secara sadar memilih opsi yang dibutuhkan
dan menjalannkan tanpa paksaan.

d. Alat dan Bahan :


1. BKPM
2. Media konseling (leaflet,dll)
3. Food model makanan, food gambar, buku bahan penukar
4. Form konseling, Alat tulis dan kertas
5. Bahan buah tangan untuk responden
6. Komputer/laptop
7. LCD Projector
8. HP/Kamera
e. Prosedur Kerja :
1. Mahasiswa mencari ibu menyusi dan baita yang sedang diberikan makanan pendamping
ASI
2. Mahasiswa melakukan konseling sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah diajarkan.
3. Mahasiswa membuat video dan laporan
4. Mahasiswa mempresentasikan hasil konseling

f. Hasil dan Pembahasan:


3. Mahasiswa mampu melaksanakan tahapan konseling dengan tepat.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan hasil dari kegiatan konseling.

g. Rubrik Penilaian :
Item Penilaian Kriteria Penilaian Bobot Penilaian
Penilaian
BKPM - (NAMA BPKM)

Kecakapan Mengaplikasikan pengetahuan yang 30%


Pembelajaran sudah didapatkan dengan
mengidentifikasi permasalahan utama
dan mempertimbangkan kerumitan
yang ada
Literasi Sumber referensi dalam 10%
mengimplementasikan studi kasus
Solusi Rekomendasi Solusi dalam 40%
memecahkan studi kasus sesuai
dengan permasalahan yang ada
Presentasi & Laporan Menyajikan informasi yang 20%
runtut,lengkap dan jelas dalam
bentuk laporan serta penyampain
waktu presentasi
Total 100%
BKPM - (NAMA BPKM)

Acara 12

Materi Pembelajaran : Konseling gizi pada Balita


Acara Praktikum/Praktik : Konseling gizi pada Balita/OSCE
Tempat : Lab. Pendidikan Gizi
Alokasi Waktu : 2 x 2 jam (120 menit)

a. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) :


Mahasiswa dapat melakukan konseling pada orang tua/pengasuh Balita

b. Indikator Penilaian :
Mahasiswa dapat melakukan dan melaporkan kegiatan konseling

c. Dasar Teori :
Satuan acara konsultasi/konseling gizi adalah tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh
mahasiswa atau calon ahli gizi pada saaat melaksanakan konsultasi. Tahapan ini penting agar
klien dapat memperoleh infromasi dan pelayanan yang maksimal sesuai dengan kebutuhan
klien. Tahapan-tahapan tersebut terdiri dari
1. Membangun dasar dasar konsultasi gizi
2. Menggali permasalahan
3. Menegakkan diagnosis
4. Rencana Intervensi Gizi
5. Memperoleh komitmen
6. Monitoring dan Evaluasi
7. Monitoring dan evaluasi (dilakukan pada klien pada konsultasi berikutnya)
Sementara itu keterampilan yang diperlukan untuk melakukan konsultasi gizi adalah
keterampilan mikro. Keterampilan mikro merupakan elemen – elemen kecil yang diperlukan
untuk melakukan sebuah konsultasi/konseling. Mikro konseling adalah suatu cara memberikan
penguasaan teknik – teknik konseling tunggal kepada calon konselor. Keterampilan konseling
yang paling penting adalah mendengarkan klien dengan penuh perhatian.
1. Opening (pembukaan), untuk memberi penghargaan dan membangun hubungan
baik dengan klien. Dapat dilakukan dengan memberi penyambutan atau menginisiasi
percakapan yang bersifat netral, kemudian baru mengarahkan ke topik permasalahan
BKPM - (NAMA BPKM)

2. Acceptance (penerimaan) dengan tujuan agar klien merasa diperhatikan dan


dipahami masalah-masalahnya
3. Restatement (mengulang pernyataan) dengan tujuan agar klien menangkap bahwa
konsultan menangkap sesuai dengan informasi yang diberikan klien
4. Reflection of feeling (pemantulan perasaan) adalah teknik menanggapi pembicaraan
klien agar klien merasa dimengerti perasaannya dan mengarahkan pembicaraan ke arah yang
lebih dalam.

d. Alat dan Bahan :


1. BKPM
2. Media konseling (leaflet,dll)
3. Food model makanan, food gambar, buku bahan penukar
4. Form konseling, Alat tulis dan kertas
5. Bahan buah tangan untuk responden
6. Komputer/laptop
7. LCD Projector
8. HP/Kamera

e. Prosedur Kerja :
1. Mahasiswa mencari orang tua/pengasuh yang mempunyai Balita
2. Mahasiswa melakukan konseling sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah diajarkan.
3. Mahasiswa membuat video dan laporan konseling
4. Mahasiswa mempresentasikan hasil konseling

f. Hasil dan Pembahasan:


1. Mahasiswa mampu melaksanakan tahapan konseling dengan tepat.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan hasil dari kegiatan konseling.

g. Rubrik Penilaian :
Item Penilaian Kriteria Penilaian Bobot Penilaian
Penilaian
Kecakapan Mengaplikasikan pengetahuan yang 30%
Pembelajaran sudah didapatkan dengan
mengidentifikasi permasalahan utama
dan mempertimbangkan kerumitan
yang ada
BKPM - (NAMA BPKM)

Literasi Sumber referensi dalam 10%


mengimplementasikan studi kasus
Solusi Rekomendasi Solusi dalam 40%
memecahkan studi kasus sesuai
dengan permasalahan yang ada
Presentasi & Laporan Menyajikan informasi yang 20%
runtut,lengkap dan jelas dalam
bentuk laporan serta penyampain
waktu presentasi
Total 100%
BKPM - (NAMA BPKM)

Acara 13

Materi Pembelajaran : Monitoring, evaluasi konseling gizi dan penyuluhan


Acara Praktikum/Praktik : OSCE/Labskill (Praktek Konseling Gizi Secara Individu)
Tempat : Lab. Pendidikan Gizi
Alokasi Waktu : 2 x 2 jam (120 menit)

a. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) :


Mahasiswa dapat melakukan konseling pada pasien/klien

b. Indikator Penilaian :
Mahasiswa dapat melakukan dan melaporkan kegiatan konseling

c. Dasar Teori :
Satuan acara konsultasi/konseling gizi adalah tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh
mahasiswa atau calon ahli gizi pada saaat melaksanakan konsultasi. Tahapan ini penting agar
klien dapat memperoleh infromasi dan pelayanan yang maksimal sesuai dengan kebutuhan
klien. Tahapan-tahapan tersebut terdiri dari
1. Membangun dasar dasar konsultasi gizi
2. Menggali permasalahan
3. Menegakkan diagnosis
4. Rencana Intervensi Gizi
5. Memperoleh komitmen
6. Monitoring dan Evaluasi
7. Monitoring dan evaluasi (dilakukan pada klien pada konsultasi berikutnya)
Sementara itu keterampilan yang diperlukan untuk melakukan konsultasi gizi adalah
keterampilan mikro. Keterampilan mikro merupakan elemen – elemen kecil yang diperlukan
untuk melakukan sebuah konsultasi/konseling. Mikro konseling adalah suatu cara memberikan
penguasaan teknik – teknik konseling tunggal kepada calon konselor. Keterampilan konseling
yang paling penting adalah mendengarkan klien dengan penuh perhatian.
1. Opening (pembukaan), untuk memberi penghargaan dan membangun hubungan
baik dengan klien. Dapat dilakukan dengan memberi penyambutan atau menginisiasi
percakapan yang bersifat netral, kemudian baru mengarahkan ke topik permasalahan
BKPM - (NAMA BPKM)

2. Acceptance (penerimaan) dengan tujuan agar klien merasa diperhatikan dan


dipahami masalah-masalahnya
3. Restatement (mengulang pernyataan) dengan tujuan agar klien menangkap bahwa
konsultan menangkap sesuai dengan informasi yang diberikan klien
4. Reflection of feeling (pemantulan perasaan) adalah teknik menanggapi pembicaraan
klien agar klien merasa dimengerti perasaannya dan mengarahkan pembicaraan ke arah yang
lebih dalam.
Konseling pada ibu menyusui dan makanan pendamping ASI pada balita
sangat penting untuk dilakukan. Karena seringkali klien tidak mengetahui bahkan salah dalam
melakukan pengaturan makan. Konseling yang baik akan memberikan pilihan kepada
permasalahan yang dihadapi klien. Sehingga klien secara sadar memilih opsi yang dibutuhkan
dan menjalannkan tanpa paksaan.

d. Alat dan Bahan :


1. BKPM
2. Alat tulis dan kertas
3. Komputer/laptop
4. Media konseling (leaflet,dll)
5. Food model makanan, food gambar, buku bahan penukar
6. Form konseling, Alat tulis dan kertas
7. Bahan buah tangan untuk responden
e. Prosedur Kerja :
1. Mahasiswa melakukan persiapan
2. Mahasiswa melakukan konseling sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah diajarkan
kepada klien/pasien

f. Hasil dan Pembahasan:


1. Mahasiswa mampu melaksanakan tahapan konseling dengan tepat.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan hasil dari kegiatan konseling.

g. Rubrik Penilaian :
Item Penilaian Kriteria Penilaian Bobot Penilaian
Penilaian
Kecakapan Mengaplikasikan pengetahuan yang 30%
Pembelajaran sudah didapatkan dengan
mengidentifikasi permasalahan utama
BKPM - (NAMA BPKM)

dan mempertimbangkan kerumitan


yang ada
Literasi Sumber referensi dalam 10%
mengimplementasikan studi kasus
Solusi Rekomendasi Solusi dalam 40%
memecahkan studi kasus sesuai
dengan permasalahan yang ada
Presentasi & Laporan Menyajikan informasi yang 20%
runtut,lengkap dan jelas dalam
bentuk laporan serta penyampain
waktu presentasi
Total 100%

Anda mungkin juga menyukai