Anda di halaman 1dari 7

Nama : Natalia Verawaty Silitonga

Nim : 200501047

Mata Kuliah : Ekonometrika

Uji Regresi Variabel Dummy

Interpretasi dan uji dummy Jenis kelamin terhadap produktivitas laki laki dan perempaun.

Data Hipotetis Produktivitas Petani Laki-laki dan Perempuan (30 Tahun Terakhir):

No Produktivitas (Y) Jenis Kelamin (X) Kode Jenis Kelamin


1 50 Laki – laki 0
2 45 Perempuan 1
3 55 Laki – laki 0
4 40 Perempuan 1
5 60 Laki – laki 0
6 42 Perempuan 1
7 58 Laki – laki 0
8 38 Perempuan 1
9 52 Laki – laki 0
10 41 Perempuan 1
11 48 Laki – laki 0
12 39 Perempuan 1
13 56 Laki – laki 0
14 44 Perempuan 1
15 59 Laki – laki 0
16 37 Perempuan 1
17 53 Laki – laki 0
18 43 Perempuan 1
19 57 Laki – laki 0
20 36 Perempuan 1
21 54 Laki – laki 0
22 46 Perempuan 1
23 61 Laki – laki 0
24 35 Perempuan 1
25 49 Laki – laki 0

(0 = Laki-laki, 1 = Perempuan).
Uji Dummy:

Untuk melakukan uji dummy, maka menggunakan regresi linier dengan variabel dummy untuk
jenis kelamin (0 = Laki-laki, 1 = Perempuan).

Model regresi : Y = β0 + β1X + ε

Di mana:

• Y adalah variabel dependen (produktivitas)


• β0 adalah konstanta (rata-rata produktivitas untuk kategori referensi, dalam hal ini laki-
laki)
• β1 adalah koefisien untuk variabel dummy X (perbedaan rata-rata produktivitas antara
perempuan dan laki-laki)
• X adalah variabel dummy (0 untuk laki-laki, 1 untuk perempuan)
• ε adalah error term (residual)

Regression:
Interpretasi:

1. Konstanta (Constant) bernilai 54,769, yang merupakan rata-rata produktivitas ketika


variabel jenis kelamin bernilai 0 (laki-laki).
2. Koefisien untuk variabel jenis kelamin bernilai -14,269 dan signifikan (p-value < 0,001).
Ini berarti bahwa rata-rata produktivitas perempuan lebih rendah 14,269 poin dibandingkan
laki-laki.
3. Nilai F-statistik sebesar 81,785 dengan p-value < 0,001, menunjukkan bahwa model regresi
secara keseluruhan signifikan dan variabel jenis kelamin memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap produktivitas.
4. Nilai R sebesar 0,883 menunjukkan korelasi yang kuat antara jenis kelamin dan
produktivitas.
5. Nilai R-squared sebesar 0,781 berarti bahwa 78,1% variasi dalam produktivitas dapat
dijelaskan oleh variabel jenis kelamin. Sisanya (21,9%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain
yang tidak dimasukkan dalam model.
6. Variabel jenis kelamin merupakan satu-satunya variabel independen yang dimasukkan
dalam model.

Kesimpulan: rata-rata produktivitas laki-laki lebih tinggi daripada rata-rata produktivitas


perempuan. Jenis kelamin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas, dan model
regresi linier sederhana dengan jenis kelamin sebagai variabel independen dapat menjelaskan
sebagian besar variasi dalam produktivitas. Namun, perlu diingat bahwa ini hanya berdasarkan
variabel jenis kelamin saja, dan faktor-faktor lain yang mungkin memengaruhi produktivitas tidak
dipertimbangkan dalam model ini.
Interpretasi dan uji dummy terhadap nilai ekspor komoditi unggulan Indonesia selama 30 tahun
terakhir (1993-2022)

Kebijakan Ekspor Indonesia:

Indonesia memiliki beberapa kebijakan yang bertujuan untuk mendorong ekspor, antara lain:

1. Undang-Undang No. 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan: mengatur tentang kebijakan


perdagangan luar negeri, termasuk ekspor.
2. Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Antidumping, Tindakan
Imbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan: mengatur tentang perlindungan
industri dalam negeri dari praktik perdagangan yang tidak adil.
3. Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2008 tentang Fokus Program Ekonomi: salah satu
fokusnya adalah peningkatan ekspor.
4. Kebijakan fasilitasi ekspor: seperti pemberian fasilitas kemudahan ekspor, pembebasan
bea masuk, dan pemberian insentif fiskal untuk eksportir.
5. Perjanjian perdagangan internasional: Indonesia telah menandatangani beberapa
perjanjian perdagangan internasional yang bertujuan untuk meningkatkan akses pasar
bagi produk-produk ekspor Indonesia.

Tahun Minyak Kelapa Sawit Batu Bara Udang


1993 1.562 2.124 1671 637
1994 1.846 2.489 2.014 715
1995 2.193 3.022 2.557 822
1996 2.621 3.757 3.145 942
1997 2.784 4.239 3.401 1.015
1998 1.735 2.642 2.122 632
1999 2.021 3.077 2.470 737
2000 2.192 3.336 2.677 800
2001 2.630 4.005 3.212 960
2002 3.156 4.806 3.855 1.152
2003 4.188 6.375 5.112 1.529
2004 5.352 8.146 6.532 1.953

2005 6.803 10.360 8.310 2.486


2006 8.662 13.187 10.576 3.164
2007 11.031 16.802 13.467 4.031

2008 16.032 19.671 9.282 1.240


2009 10.401 15.637 5.763 1.134
2010 15.619 20.493 10.897 1.399

2011 19.392 27.213 15.21 11.648


2012 18.781 24.076 11.54 31.531

2013 16.301 20.496 8.472 1.808

2014 16.976 20.070 6.644 1.866


2015 13.837 15.221 4.321 1.775

2016 14.956 13.264 3.883 1.626


2017 17.661 18.992 5.259 1.772
2018 18.489 25.204 6.183 1.795
2019 16.454 20.959 5.513 1.784
2020 17.669 15.387 4.186 1.316
2021 28.517 24.454 6.656 1.612
2022 34.142 39.252 7.659 1.926

Regression :
Interpretasi :

1. Konstanta (Constant) bernilai 47,993 dan signifikan (p-value < 0,001). Ini menunjukkan
bahwa rata-rata nilai ekspor untuk kategori referensi (kategori yang tidak memiliki variabel
dummy) adalah 47,993 juta US$.
2. Koefisien untuk variabel dummy "Minyak" adalah -1,565 dan tidak signifikan (p-value =
0,203). Ini berarti bahwa rata-rata nilai ekspor untuk komoditi minyak tidak berbeda secara
signifikan dari kategori referensi.
3. Koefisien untuk variabel dummy "Kelapa Sawit" adalah -1,993 dan signifikan (p-value =
0,037). Tanda negatif menunjukkan bahwa rata-rata nilai ekspor untuk komoditi kelapa
sawit lebih rendah daripada kategori referensi. Secara spesifik, rata-rata nilai ekspor untuk
kelapa sawit adalah 1,993 juta US$ lebih rendah dibandingkan kategori referensi.

4. Koefisien untuk variabel dummy "Batu Bara" adalah 0,002 dan tidak signifikan (p-value =
0,755). Ini berarti bahwa rata-rata nilai ekspor untuk komoditi batu bara tidak berbeda
secara signifikan dari kategori referensi.
5. Koefisien untuk variabel dummy "Udang" adalah -0,002 dan tidak signifikan (p-value =
0,802). Ini berarti bahwa rata-rata nilai ekspor untuk komoditi udang tidak berbeda secara
signifikan dari kategori referensi.
Berdasarkan hasil ini, dapat disimpulkan bahwa dari keempat komoditi ekspor yang dianalisis,
hanya komoditi kelapa sawit yang memiliki rata-rata nilai ekspor yang secara signifikan lebih
rendah dibandingkan dengan kategori referensi (yang kemungkinan besar adalah komoditi lain
yang tidak dimasukkan dalam model). Sementara itu, rata-rata nilai ekspor untuk komoditi minyak,
batu bara, dan udang tidak berbeda secara signifikan dari kategori referensi.

Namun, perlu diingat bahwa interpretasi ini hanya berdasarkan model regresi linier dengan
variabel dummy dan tidak mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mungkin memengaruhi nilai
ekspor. Analisis lebih lanjut mungkin diperlukan untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik
tentang faktor-faktor yang memengaruhi nilai ekspor untuk setiap komoditi.

Anda mungkin juga menyukai