Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KELOMPOK

PERSPEKTIF GENDER DAN HAM DALAM ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

Dosen Pengampu : Willa Follona, SST., M.Keb

Oleh Kelompok 2

Ana Qurrotulaini NPM P3.73.24.1.23.101


Ayu Anggaritno NPM P3.73.24.1.23.106
Catur Wida N NPM P3.73.24.1.23.109
Dea Azra NPM P3.73.24.1.23.110
Ika Nur Elis NPM P3.73.24.1.23.119
Luthfiane NPM P3.73.24.1.23.121
Mirceylin NPM P3.73.24.1.23.124
Monica Nainggolan NPM P3.73.24.1.23.126
Mujahidah Elkhansa NPM P3.73.24.1.23.127
Vivi Zulvitri NPM P3.73.24.1.23.145

JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
2023/2024
TUGAS 2

MENGANALISIS MASALAH MENGGUNAKAN ALAT ANALISIS GENDER

Teknik Analisis Gender Analisis gender berfungsi untuk mengungkapkan hubungan sosial laki-

laki dan perempuan. Terdapat teknik-teknik dalam melakukan analisis gender yang terbagi

menjadi beberapa model yang dikembangkan oleh para ahli. Berikut merupakan model-model

teknik analisis gender dalam implementasi untuk kasus ketimpangan gender yang ditugaskan

dalam video yang diberikan

1. Harvard

Menganalisis video dengan menggunakan kerangka analisis gender Harvard dengan

berdasarkan tiga set data utama: profil aktivitas, profil akses dan kontrol, dan faktor yang

mempengaruhi pembagian kerja berbasis gender.

a. Profil aktivitas: Video ini menggambarkan peran gender yang diterapkan pada wanita, di

mana mereka diharapkan untuk menjaga keluarga dan rumah tangga. Wanita bekerja

dengan tekun dalam memenuhi kebutuhan keluarga untuk memenuhi ekspektasi yang

ditetapkan oleh masyarakat tentang peran ibu dan peran wanita terutama di rumah

tangga. Video ini menunjukkan bahwa dalam sebuah keluarga, tanggung jawab rumah

tangga dilakukan untuk menjaga keluarga tetap berjalan. Namun, seringkali, wanita dan

pria tidak sama-sama membagi tanggung jawab dan beban kerja rumah tangga. Istri

dalam film bermimpi tentang kehidupan di mana semua anggota keluarga, termasuk

anak laki-laki dan perempuan, berpartisipasi dalam pekerjaan rumah tangga.

b. Profil akses dan kontrol: Video ini menyoroti masalah akses dan kontrol yang tidak

seimbang terhadap sumber daya dan manfaat. Wanita dirugikan oleh ekspektasi peran

gender yang diterapkan pada mereka di rumah tangga. Pria memiliki lebih banyak hak
istimewa daripada wanita dalam hampir semua aspek kehidupan. Wanita diharapkan

menjadi istri dan ibu, yang membuat sulit bagi mereka untuk menetapkan karir mereka

sendiri. Pria, bagaimanapun, tidak diharapkan melakukan hal ini, sehingga mereka dapat

fokus pada karir mereka dan alasan mengapa sebagian besar pria memiliki lebih banyak

akses dan kontrol atas sumber daya dan manfaat.

c. Faktor yang mempengaruhi pembagian kerja berbasis gender: Video ini menunjukkan

bahwa peran gender yang diterapkan pada wanita adalah faktor utama yang

mempengaruhi pembagian kerja berbasis gender. Wanita diharapkan menjaga keluarga

dan rumah tangga, sedangkan pria diharapkan memberikan kebutuhan finansial

keluarga. Ekspektasi ini telah menyebabkan akses dan kontrol yang tidak seimbang

terhadap sumber daya dan manfaat, yang memperpetuasi ketidaksetaraan gender.

Secara keseluruhan, "The Impossible Dream" menyoroti masalah ketidaksetaraan gender

dan kebutuhan bagi pria untuk berbagi beban pekerjaan rumah. Video ini menunjukkan

bahwa peran gender yang diterapkan pada wanita adalah faktor utama yang mempengaruhi

pembagian kerja berbasis gender dan akses dan kontrol yang tidak seimbang terhadap

sumber daya dan manfaat. Video ini memanggil untuk perubahan dalam ekspektasi dan

norma masyarakat untuk mencapai kesetaraan gender.

2. Mooser

3. Gender Analysis Pathway (GAP)

Merupakan suatu alat analisis gender yang dapat digunakan untuk membantu para

perencana melakukan pengarusutamaan gender dalam perencanaan kebijakan. Melalui

metode GAP, para perencana kebijakan dapat mengidentifikasi kesenjangan gender dan

permasalahan gender yang ditujukan untuk memperkecil atau menghapus kesenjangan

gender.
Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4 Langkah 5 Langkah 6 Langkah 7 Langkah 8 Langkah 9
Nama Kebijakan/ Data ISSUE GENDER KEBIJAKAN DAN RENCANA PENGUKURAN HASIL
Program/Kegiatan Pembuka KE DEPAN
Wawasan Faktor Sebab Sebab Reformulasi Rencana Aksi Basis Data Indikator
Kesenjangan Kesenjangan Kesenjangan Tujuan (Base-Line) Kinerja
Internal Eksternal
Program: Jumlah Akses: -stereotipe -Pemahaman -Mewujudkan -Melaksanakan Data statisticOutput :
Peningkatan Penduduk -Akses mengurus masyarakat peningkatan kegiatan Status -Terlaksananya
Pemberdayaan menurut Perempuan ke suami, anak mengenai peran dan pelatihan Bekerja kegiatan
Perempuan di BPS kegiatan dan pekerjaan pemberdayaan pemberdayaan menganai Perempuan pelatihan
sektor keluarga dan Sakernas tersebut masih rumah adalah perempuan masih Perempuan pemberdayaan 32,80% peningkatan
Masyarakat. Februari terbatas kewajiban rendah dalam sektor Perempuan sedangkan keterampilan
2023 : - terbatasnya perempuan rumah tangga laki-laki dan
Kegiatan: Presentasi informasi dan -Pola pikir dengan _melaksanakan 38,63%. (BPS pemberdayaan
Pelatihan penduduk pengetahuan -stereotip yang Masyarakat bahwa pembinaan dan kegiatan Sakernas perempuan
peningkatan Indonesia bagi membantu ibu pria pencari nafkah peningkatan peningkatan Februari -Terbentuknya
keterampilan dan Tahun 2023 Perempuan dan tugas dan Perempuan keterampilan keterampilan 2023) forum bagi
Pembinaan Perempuan terhadap rumah tangga lebih baik di rumah bagi bagi Perempuan Perempuan
Perempuan untuk 49,925, laki- kegiatan adalah anak Perempuan. melalui Untuk tahun untuk
meningkatkan laki 50,08% Perempuan -dibutuhkan sarana 2024 ada memudahkan
pemberdayaan Partisipasi dan prasarana yang beberapa akses dan
perempuan di Data -Partisipasi -waktu meunjang kegiatan partisipasi
sektor keluarga dan Perempuan Perempuan Perempuan terselenggaranya untuk dalam kegiatan
Masyarakat. Berdasarkan dalam kegiatan lebih banyak kegiatan peningkatan
data Badan di luar rumah tersita untuk keterampilan -Terlaksananya
Mengadakan forum Pusat terbatas kegiatan -Pola Pikir dan Monev
bagi Perempuan Statistik mengurus Masyarakat yang pembinaan kegiatan
untuk saling 2023, jumlah Kontrol: rumah tangga masih primitis perempuan
bertukar pendapat perempuan -kontrol melalui Outcome :
dan memudahkan yang bekerja Lembaga -Tradisi/ seminar, Meningkatnya
pelaksanaan dalam di sektor terhadap kebiasaan/budaya workshop dan keterampilan,
kegiatan yang akan informal rendahnya memandang laki- pelatihan Produktivitas
dilakukan. sebanyak partisipasi laki harus lebih untuk dan
65,35 persen, kelompok tinggi tingkatannya Perempuan. pemberdayaan
Tujuan: sedangkan rentan belum dari segi ekonomi - Perempuan
untuk perempuan ada maupun pembentukan dengan
meningkatkan pekerja di pendidikan forum diskusi kemudahan
pemberdayaan sektor formal dibandingkan perempuan akses bagi yang
perempuan dan hanya 34,65 Manfaat: Wanita responsive
terciptanya persen. Kelompok gender
kesetaraan gender Perempuan -Pola pikir
dalam sektor Tingkat belum Masyarakat dengan
keluarga dan Partisipasi menerima Wanita beban
masyarakat Angkatan manfaat dari ganda atau Wanita
Kerja kegiatan ini jika bekerja tetap
Kebijakan (TPAK) berkewajiban
Aturan bahwa Perempuan penuh atas
perusahaan harus 54,42% dan pekerjaan rumah
mewujudkan laki-laki tangga.
kenyamanan 83,98%
bekerja tanpa artinya - pola Pikir
diskriminasi secara TPAK laki- Masyarakat
jelas terdapat dalam laki lebih Wanita berperan
Pasal 5 dan 6 tinggi 1,5 dalam fungsi
Undang-Undang kali dari reproduktif
Nomor 13 Tahun TPAK sedangkan pria
2003 tentang Perempuan. yang berperan
Ketenagakerjaan. dalam fungsi
Rasio produktif
Millenium penduduk
Development Goals bekerja
(MDGs) pada tahun terhadap
2000 dengan butir jumlah
terkait Kesetaraan penduduk
dan pemberdayaan usia kerja
perempuan, (EPR-
Employment
to Population
Ratio laki-
laki 79,08%
dan
Perempuan
51,78%.

Status
Bekerja
Perempuan
32,80%
sedangkan
laki-laki
38,63%.
(BPS
Sakernas
Februari
2023)
4. Analisis dengan SWOT
1) Strengths (kekuatan)
Perempuan mempunyai rasa bangga/kebanggan terhadap diri sendiri karena dapat
melakukan berbagai macam aktivitas baik dirumah maupun dalam hal pekerjaan.
Perempuan merasa dapat diandalkan dengan melakukan hal yang dapat dikerjakan
meskipun hal tersebut dianggap berat. Dalam hal ini perempuan dapat melakukan peran
ganda walaupun sebenarnya dapat dibantu perannya oleh suami sebagai laki-laki.
Animasi ini juga memberikan harapan bahwa cita-cita untuk kesetaraan bukanlah hal
yang mustahil jika kita bekerja sama dan membuat perubahan.
2) Weakness (kelemahan)
a. Tidak ada pembagian kerja rumah tangga dan mengurus anak (hanya perempuan
yang mengerjakan atau double borden), sementara perempuan juga turut serta
mencari nafkah.
b. Laki-laki lebih disayang, diperhatikan dan dihormati dibandingkan Perempuan (dari
animasi terlihat anak laki-laki hanya menunggu di meja makan, sementara saudara
perempuannya turut serta membantu ibunya)
c. Pembagian upah, perempuan lebih minim mendapatkan upah dibandingkan dengan
laki- laki.
d. Masih kental budaya patriarki (laki-laki lebih diistimewakan dibandigkan perempuan)

Jika kita analisa film tersebut banyak contoh-contoh kekerasan yang terjadi dalam
keluarga pada sang istri, seperti pekerjaan rumahtangga semua istri yang mengerjakan,
dari terbitnya matahari sampai memejamkan mata kembali, bahkan sampai mengurus
anak. Padahal keduanya masing-masing mempunyai kegiatan, si istri bekerja sebagai
karyawan dikonveksi (garment), bisa dikatakan double borden (beban ganda). Setiap hari
sebelum berangkat kerja istri harus membuat sarapan untuk suami dan anak- anaknya,
hanya dibantu dengan seorang anak perempuannya, sedangkan suami dan anak laki-
lakinya hanya menunggu makanan yang akan disajikan. Bahkan sampai sore hari setelah
pulang bekerja, istri kembali mengerjakan pekerjaan rumah, semua pekerjaan dikerjakan
oleh istri dan anak perempuan tanpa dibantu dengan suami dan anak laki-lakinya, seperti
mengepel, nyuci piring, memasak, nyuci pakaian, menjemur, menyetrika, mengurus
anak dan lain-lain, seakan-akan pekerjaan
tersebut hanya menjadi tanggung jawab perempuan, karena pekerjaan itu dianggap
sebagai pekerjaan domestic dan reproduktif yang hanya pantas dikerjakan oleh
perempuan saja, suami tanpa menghiraukan sang istri yang dari pagi sampai pulang
bekerja terus aktif dalam menyelesaikan pekerjaan domestic dan reproduktif, bisa
dikatakan lebih banyak jam/ waktu istriya dibandingkan suami karena bangun tidur
istrinya lebih awal dibandingkan suaminya dan suami lebih awal tidurnya dibandingkan
istri.
Seolah suami dan anak laki-laki menjadi raja yang hanya dilayani saja karena
dianggap sebagai kepala keluarga atau pemimpin. Di rumah, semua tugas domestik
seperti memasak, membersihkan rumah dan mengasuh anak menjadi tanggung jawab
perempuan. Saat perempuan mendapatkan kesempatan bekerja, mereka tidak
mendapatkan upah yang sama dengan laki-laki meskipun memiliki posisi dan tanggung
jawab yang sama.
3) Opportunities (peluang)
Dengan memanfaatkan peran laki-laki dan perempuan jika keduanya bekerja
sama maka akan menciptakan peluang keharmonisan dalam rumah tangga sehingga
dapat menghindari dan mencegah terjadinya konflik.tanpa memandang gender dari
seseorang laki- laki dan perempuan dapat melakukan peran yang sama tanpa ada yang
merasa perannya dianggap lebih rendah ataupun diistimewakan.
Jika laki-laki sebagai suami dan perempuan sebagai istri bekerja sama, maka
pekerjaan didalam rumah dapat dikerjakan lebih mudah dan ringan karena tidak
dibebankan pada salah satu pihak saja. Mengurus anak dapat dilakukan secara bersama,
jika istri sedang memasak maka suami yang akan membantu mengasuh anak, dan hal
lainnya dapat dilakukan pembagian peran dengan melakukan kerja sama antara suami
dan istri Sedangkan dalam hal pekerjaan, pendapatan yang ada dapat digunakan untuk
keperluan bersama, suami sebagai kepala keluarga menggunakan pendapatannya untuk
memenuhi kebutuhan keluarga dan istri dapat membantu memenuhi kebutuhan yang
belum tercukupi dan sisa dari pendapatan istri dapat digunakan oleh istri memenuhi
kebutuhannya sebagai Perempuan.
4) Threats (ancaman)
Dari animasi video, terlihat bahwa perempuan lebih rentan diskriminasi, dan
dengan sendirinya lebih rentan kekerasan. Ancaman yang ada dalam film ini adalah
perempuan dianggap lebih rendah perannya dibandingkan laki-laki sedangkan laki-laki
dalam perannya diistimewakan daripada perempuan (patriarki) dan terjadilah
ketidaksetaraan gender. Dalam hal ini seharusnya suami dan istri dapat mendiskusikan
peran-peran yang akan mereka jalankan, yang dirasa nyaman dan cocok bagi mereka.
Seperti halnya dalam pembagian kerja rumahtangga dan mengurus anak lebih adil
diantara suami dan istri, sebelum terjadi dan untuk menghindari konflik harus dibagi-
bagi terlebih dahulu dalam megerjakan pekerjaan domestic dan reproduktif.

Anda mungkin juga menyukai