Anda di halaman 1dari 6

Penerapan “Perempuan berdaya Indonesia maju”

Dalam peringatan hari Ibu 2023 di Yayasan JaRI


Oleh : Ilsa Nelwan, dr, MPH

Pendahuluan
Kementerian PPA memilih tema “Perempuan berdaya, Indonesia maju” dengan sub
tema: Perempuan bersuara, berani mengemukakan aspirasi, gagasan dan ide untuk
kenajuan Bangsa. Perempuan berdaya dan berkarya secara ekonomi, sosial budaya,
berperan dalam pengambilan keputusan melalui karya nyata. Perempuan peduli,
memiliki kepedulian dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Perempuan dan
Revolusi, berkontribusi dalam perubahan dan dinamika untuk kemajuan bangsa.
Sejarah panjang gerakan perempuan Indonesia yang dimulai tahun 1928 dengan
pembentukan organisasi federasi independen, Perikatan Perkoempoelan Perempoean
Indonesia (PPPI). Namun setelah 1965 pemerintah meletakkan perempuan ditengah
masyarakat hanya sebagai istri dan Ibu yang bisa “diarahkan” oleh negara. Bersyukur
saat ini sudah terlihat kemajuan dengan adanya Komnas perempuan dan berbagai
kegiatan di masyarakat yang mengakui perempuan sebagai pribadi.
Tema dan subtema Kemen PPA sangat tepat, mengingat perempuan merupakan
sekitar 50 persen penduduk di Indonesia, dalam kenyataannya masih menjadi “warga
kelas dua” tidak setara.
Mengapa kesetaraan penting? Negara negara dengan indeks kesetaraan yang tinggi
lebih sejahtera. Pada laporan Forum Ekonomi Dunia (WEF) 2023, pendapatan
perempuan di Indonesia hanya 51.9 sen dari setiap dolar yang diterima oleh laki-laki.
Indonesia menempati peringkat kesenjangan gender ke-87 dari 146 negara dengan
nilai 0.697. Sementara itu peningkatan kesetaraan gender dianggap dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi, dengan proyeksi peningkatan pendapatan domestik sebesar
135 miliar dolar pada tahun 2025 akibat peningkatan partisipasi perempuan di angkatan
kerja. Studi lain menunjukkan bahwa jika indeks kesetaraan gender Indonesia
mencapai 0 (tanpa kesenjangan antara perempuan dan laki-laki), pendapatan per
kapita bisa meningkat hingga 28 persen.
Apa dampak lain dari ketidak setaraan gender? Negara negara dengan kesenjangan
gender yang tinggi memiliki juga prevalensi kekerasan terhadap perempuan dan anak
yang tinggi. Tindakan nyata yang dilakukan Yayasan JaRI adalah melaksanakan Action
Research untuk penguatan sistem kesehatan.
Yayasan Jaringan Relawan Independen bersama dengan Pusat Studi Sistem
Kesehatan dan Inovasi Pendidikan Tenaga Kesehatan (SKIP Nakes) FK Unpad
mendapat pendanaan melalui Program Inovasi Pendanaan Pembangunan Melalui
Hibah Kompetitif Tahun Anggaran 2022/2023 dari Pemerintah Daerah Provinsi Jawa
Barat. Yayasan JaRI mengusulkan untuk meningkatkan kemampuan fasilitas kesehatan
primer pemerintah dan swasta serta melaksanakan penguatan sistem kesehatan.

1
Konsep penguatan sistem kesehatan dalam pelayanan dan pencegahan KtP/A

Bagan yang menggambarkan


kegiatan, hasil dan potensi hibah
inovasi JaRI yang dilaksanakan tahun
2023 untuk mendapatkan model
penguatan sistem kesehatan dalam
penanganan KtP/A. Pengumpulan
data menggunakan kuesioner PSP
yang diadopsi dari NCAS, data
kuantitatif dan kualitatif hasil
penelitian bisa digunakan untuk
penyebarluasan informasi KtP/A,
pengembangan strategi dan
pembiayaan KtP/A. Dengan
menggunakan instrumen PREMIS
yang telah disesuaikan bisa
dihasilkan data kuantitatif tentang
kesiapan tenaga kesehatan dalam
penanganan KtP/A. Pelatihan
interaktif tenaga kesehatan di fasilitas
kesehatan primer yang menggunakan
pedoman WHO dan Kemenkes

Saat ini Action research yang berlangsung enam bulan sudah selesai dan laporan
dalam proses penyerahan ke pemerintah daerah. Tulisan ini akan mengetengahkan
apa saja yang berhasil dipelajari selama enam bulan.

1. Pengambilan data kualitatif dan kuantitatif di Kota Bandung, wilayah kerja


Puskesmas Garuda. Dan babakan Sari yang memiliki kunjungan dan jumlah penduduk
terbesar. Survey dilakukan dengan wawancara berdasarkan kuesioner yang telah
diadaptasi dari survei nasional Australia (National Community Attitude towards Violence
Against Women, NCAS) melalui institusi penelitian khusus keselamatan perempuan
(Australia's National Research Organisation for Women’s Safety, ANROWS).
Informasi hasil olahan studi kualitatif dan kuantitatif menarik untuk disimak :
Hal hal yang mendukung kekerasan
Yang paling merugikan adalah sikap memaafkan pelaku kekerasan : Korban keke-
rasan malah disebut bertanggung jawab atas kejadian yang dialaminya.
Hal lain yang terungkap adalah meminimalkan kekerasan, misalnya kalau korban
mau kembali ke pelaku, berarti kekerasan yang terjadi tidak serius. Sementara korban
kekerasan dengan segala penderitaannya terpaksa kembali ke pelaku karena
memikirkan nasib anak anaknya, atau malah ketergantungan ekonomi pada pelaku.
Terungkap juga bahwa laporan KtP/A tidak dipercaya, dan melaporkan kekerasan
memalukan keluarga. Karena itulah ada penelitian yang mengungkapkan lebih dari lima
diantara 10 kasus KtP/A tidak dilaporkan

2
Tidak peduli perlunya persetujuan dalam hubungan intim.
Temuan ini menjadi penting karena cukup banyak responden yang tidak tahu
tentang apa yang disebut “consent” atau persetujuan. Hubungan seks tanpa
persetujuan berkisar dari perkosaan atau hubungan seks dengan pemaksaan sampai
pada hubungan seks tanpa persetujuan yang didahului dengan hubungan seks dengan
persetujuan. Dinamika kuasa gender, harapan dan stereotip memengaruhi bagaimana
persetujuan dipahami dan dinegosiasikan. Dinamika dan harapan ini bisa berkontribusi
pada beberapa orang yang tidak melihat perlunya persetujuan atau untuk melihat
bahwa persetujuan harus selalu merupakan proses yang berlangsung dengan
negosiasi dan respek. Memastikan persetujuan yang positif penting karena orang
berhak untuk berubah pikiran atau situasi berubah sehingga mereka tidak lagi merasa
nyaman.

Hal hal yang menghambat kesetaraan gender


Promosi peran gender yang kaku : Ide dasarnya adalh perempuan dan laki laki
secara alamiah memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda, memiliki
perbedaan karakteristik pribadi yang seringkali bertentangan. Perempuan emosional
sehingga lebih layak mengurus anak anak sedangkan laki laki rasional sehingga bisa
menjadi pemimpin yang lebih baik. Perempuan harus punya anak agar hidupnya
lengkap, artinya masyarakat yang menentukan dan keputusan pribadi seorang
perempuan untuk menikah dan punya anak sesuai tujuan hidupnya tidak menjadi
pertimbangan.
Merugikan kebebasan di ruang publik: Karena laki laki dianggap pemimpin yang
lebih baik dalam pekerjaan, di tengah masyarakat, maupun di bidang politik, maka
pengambilan keputusan di ruang publik tidak bisa sepenuhnya mengakomodasikan
kebutuhan perempuan dan anak anak. Ada temuan yang perlu dtindak lanjuti al.
bahwa perempuan tidak bisa berpikir logis saat haid
Merugikan kebebasan di ruang privat. Dalam kehidupan di ruang pribadi pun
perempuan dirugikan dengan ketentuan bahwa laki laki adalah pengambil
keputusan. Undang undang perkawinan 1974 yang telah direvisi tahun 2019 masih
menyatakan bahwa kepala keluarga laki laki. Pengambilan keputusan dan
pengendalian di wilayah pribadi dari relasi intim, kehidupan keluarga dan urusan
rumah tangga ditentukan oleh laki laki. Dalam penelitian ini terungkap adanya
temuan yang pelu ditindak lanjuti bahwa perempuan hanya bisa menjadi kepala
keluarga bila suaminya tidak bisa misalnya karena sakit. Sementara itu kita tahu
bahwa umur harapan hidup perempuan lebih tinggi, sehingga bila perempuan tidak
terbiasa mengambil keputusan, ia akan menghadapi kesulitan dalam kehidupan
pribadinya kemudian.
Mendukung relasi pertemanan laki laki yang melibatkan agresi dan tidak
menghargai perempuan. Dengan menerima fakta tersebut sebagai sesuatu yang
wajar, sebagai bentuk maskulinitas, mendorong sifat agresif dan tidak
3
mempedulikan perasaan. Termasuk menceritakan tentang perempuan dengan cara
yang seksis dan tidak menghargai perempuan.Temuan dari penelitian ini misalnya
agresi terhadap perempuan dimaklumi. Juga bahwa alami kalau laki laki tampil
mengendalikan pasangannya.
Mengingkari masalah ketidak setaraan gender, seksisme atau diskriminasi terhadap
perempuan terus berlangsung sebagai masalah dalam masyarakat. Temuan yang
perlu ditindak lanjuti adalah pernyataan bahwa diskriminasi terhadap perempuan
hanya terjadi di tempat kerja, juga bahwa perempuan cenderung membesar
besarkan masalah,

Mempromosikan kesetaraan gender sangat penting untuk mengurangi kekerasan


terhadap perempuan. Ketidak setaraan gender dan sikap yang mendukung ketidak
setaraan gender, memberikan kondisi sosial dimana kekerasan terhadap perempuan
akan terjadi. Oleh karena itu memantau perubahan sikap tentang kesetaraan gender
sejalan dengan waktu merupakan cara penting untuk menelusuri kondisi yang
meningkatkan kemungkinan terjadinya kekerasan terhadap perempuan.
Mencapai kesetaraan gender juga penting untuk alasan lain termasuk kaitannya
pada kesehatan perempuan, laki laki dan keluarganya, melindungi dan mempromosikan
hak asasi dan keuntungan bagi masyarakat luas termasuk meningkatnya produktifitas,
kreatifitas dan pembangunan ekonomi.

2. Pelatihan tenaga kesehatan dari fasilitas kesehatan primer pemerintah dan


swasta
Untuk pembentukan model pelayanan KtP/A di fasilitas kesehatan primer Action
research ini juga menyelenggarakan pelatihan bagi tenaga kesehatan di fasilitas
kesehatan primer Puskesmas dan klinik swasta di wilayah kerja Puseksmas Garuda
dan Puskesmas Babakan sari. Pelatihan dengan menggunakan modul pelatihan WHO
yang diterjemahkan dan modul Yayasan JaRI ditujukan agar tenaga kesehatan bisa
merasakan masalah korban kekerasan. Dari evaluasi pelatihan terungkap bahwa
tenaga kesehatan lebih memahami masalah KtP/A dan hasi pre post test
memperlihatkan peningkatan pengetahuan yang signifikan. Dalam kunjungan
monitoring ternyata sudah ada tenaga kesehatan yang bisa menemukan danmenangani
kasus. Perubahan sikap belum bisa dipantau karena waktu yang terlalu singkat. Untuk
penerapan pasca latihan.

3. Pembentukan Jejaring
Pertemuan lintas sektor untuk pembentukan jejaring dengan melibatkan swasta dan
LSM menyoroti pentingnya sektor terkait dan LSM dalam pencegahan kekerasan,
namun terdapat kendala dalam penyebaran informasi KtPA hingga tingkat kecamatan.
Dalam penanganan kasus, perlu adanya kerjasama lintas sektor dan upaya
memudahkan korban mendapat pelayanan dengan konsep "layanan satu pintu".
4
Sejumlah langkah praktis, seperti pelibatan masyarakat, pelaksanaan visum di
Puskesmas, dan kursus penyegar untuk meningkatkan kualitas layanan, juga diusulkan.
Rekomendasi yang dihasilkan adalah perluasan kerjasama lintas sektor, baik
pemerintah maupun swasta, dalam menyebarluaskan informasi pencegahan dan
penanganan KtPA serta mendukung korban. Pertemuan untuk saling tukar data dan
informasi dianggap sebagai langkah awal yang baik untuk membangun jejaring yang
efektif dalam menanggulangi KtPA.

4. Seminar akhir Action research mengangkat beberapa usul


● Dinas Kesehatan dan Pemerintah Daerah perlu mempertimbangkan bahwa
peningkatan pelayanan kasus Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (KtP/A)
memerlukan dukungan sarana, seperti ruangan konseling yang memberikan
kenyamanan bagi korban dan saksi. Fasilitas pencegahan dan pelayanan KtP/A bisa
diintegrasikan ke dalam standar akreditasi Pelayanan Kesehatan Primer, baik milik
pemerintah (Puskesmas) maupun swasta.
● Penting untuk diingat bahwa KtP/A tidak hanya terjadi dalam rumah tangga, tetapi juga
dalam hubungan yang belum resmi menikah, yang dikenal sebagai "Kekerasan dalam
Pacaran." Hal ini terkait dengan pengaruh media sosial yang sering menyoroti
kekerasan secara sensasional, tanpa tanggung jawab memberikan pesan
pencegahan. Keterbukaan yang kurang tentang kesehatan reproduksi meningkatkan
risiko bagi remaja sebagai korban, terutama dalam memahami hak mereka untuk tidak
mengalami kekerasan dalam pacaran. Penting juga mempertimbangkan kaitan antara
pelayanan KtP/A dan pelayanan kesehatan mental di layanan primer.
● Konsep pencegahan kekerasan harus melibatkan kontinuitas antara pencegahan,
pelayanan, dan rehabilitasi dengan penguatan sistem kesehatan. Penanganan kasus,
pelayanan kesehatan, konseling psikologi, dan dukungan hukum menjadi bagian
integral dari pencegahan eskalasi dan pengulangan kasus KtP/A. Pemahaman
tentang pembenaran kesenjangan gender, terutama melalui interpretasi ayat-ayat Al-
Quran yang obyektif, juga harus diupayakan. Dengan melibatkan pemerintah, sektor
swasta, dan lembaga swadaya masyarakat, penanganan KtP/A dapat dilaksanakan
secara lintas sektor dengan penguatan sistem kesehatan melalui jejaring aktif.

Demikianlah penerapan “Perempuan berdaya Indonesia maju” melalui Action


Research yang dilaksanakan oleh Yayasan JaRI sejak bulan Juni sampai November
2023. Diharapkan dengan pemahaman yang lebih terurai tentang Pengetahuan Sikap
dan Perilaku ditengah masyarakat bisa berangsur memunculkan perempuan Indonesia
yang memahami diri, mengembangkan diri dan berkontribusi pada masyarakat.

5
Daftar Pustaka

1. Panduan peringatan hari ibu https://www.kemenpppa.go.id/page/view/NDkzMQ==


2. The National Community Attitudes towards Violence against Women Survey (NCAS) dalam
https://www.anrows.org.au/NCAS/2017/home/
3. Draft laporan keseluruhan Hibah Inovatif JaRI
4. World Health Organization. Strengthening health systems to respond to women subjected to
intimate partner violence or sexual violence : a manual for health managers. Geneva; 2017.
5. World Health Organization. Violence against women prevalence estimates, 2018: global,
regional and national prevalence estimates for intimate partner violence against women and
global and regional prevalence estimates for non-partner sexual violence against women.
Geneval; 2021.
6. WORLD ECONOMIC FORUM. Insight Report Global Gender Gap Report 2020 [Internet].
Geneva; 2020 [cited 2021 Mar 31]. Available from: www.weforum.org
7. World Health Organization. Health care for women subjected to intimate partner violence or
sexual violence - A clinical handbook [Internet]. 2013. Available from: www.who.int
8. World Economic Forum. Global Gender Gap Report 2023. Geneva; 2023

Anda mungkin juga menyukai