Anda di halaman 1dari 2

HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

NAMA : I GEDE PAJAR INDRA PRANATA


NIM : 043976004

Pendidikan masih dipandang sebagai privilese bagi sebagian kaum perempuan.


Faktor ekonomi, interpretasi agama, konsepsi peran gender yang mengakar dalam
budaya, serta mitos-mitos lainnya menjadi penyebab hal tersebut. Menurut data
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) pada
2016, saat ini rata-rata perempuan hanya mendapat pendidikan sampai kelas dua
sekolah menengah pertama (SMP). Dengan kata lain, rata-rata lama perempuan
bersekolah hanya selama 7,5 tahun. Selain itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) pada
2019 menunjukkan, angka melek huruf pada perempuan lebih rendah dari laki-laki
dengan berada di angka 94,33 persen dan laki-laki 97,48 persen. Rendahnya tingkat
pendidikan tersebut membuat akses bekerja bagi perempuan terbatas. Hal ini bisa
dilihat dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada 2018.

https://biz.kompas.com/read/2020/12/26/151604528/ketika-pendidikan-masih-
dianggap-privilese-bagi-perempuan.

a. Jelaskan apakah pada masa revolusi industry 5.0 masih relevan


memperjuangkan hak atas Pendidikan bagi kaum perempuan di Indonesia?
Jelaskan apa urgensi hak perempuan di bidang Pendidikan!

Pada masa revolusi industry 5.0, masih relevan untuk memperjuangkan hak atas
pendidikan bagi kaum perempuan di Indonesia. Hal ini dikarenakan revolusi
industry 5.0 menuntut adanya keterampilan dan pengetahuan yang lebih tinggi,
sehingga pendidikan menjadi semakin penting. Urgensi hak perempuan di bidang
pendidikan adalah untuk memberikan kesempatan yang sama bagi perempuan
untuk mengakses pendidikan dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Dengan
pendidikan yang lebih tinggi, perempuan dapat memiliki akses yang lebih luas ke
lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan keluarga mereka.

b. Identifikasi jaminan hak perempuan di bidang Pendidikan dan pengajaran


dalam DUHAM, CEDAW serta ICESR!

 DUHAM: Pasal 28G ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa setiap orang
berhak atas pendidikan. Pasal 31 ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa
setiap warga negara berhak mendapat pengajaran.
 CEDAW: Pasal 10 ayat (1) menyatakan bahwa negara harus memastikan
kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam bidang pendidikan.
 ICESR: Pasal 13 ayat (1) menyatakan bahwa setiap orang berhak atas
pendidikan. Pasal 14 ayat (1) menyatakan bahwa negara harus memastikan
bahwa pendidikan dasar tersedia dan dapat diakses oleh semua orang.
Sistem residivis adalah sistem hukum yang memberikan hukuman yang lebih
berat bagi pelaku kejahatan yang telah melakukan kejahatan yang sama
sebelumnya. Ada dua macam sistem residivis, yaitu residivis kumulatif dan residivis
spesifik. Residivis kumulatif memberikan hukuman yang lebih berat bagi pelaku
kejahatan yang telah melakukan kejahatan apa pun sebelumnya, sedangkan
residivis spesifik memberikan hukuman yang lebih berat bagi pelaku kejahatan
yang telah melakukan kejahatan yang sama sebelumnya.
Perbuatan Harley yang telah melakukan tindak pidana pencurian, penipuan, dan
pembunuhan tidak dapat dikategorikan sebagai residivis menurut KUHP Indonesia
karena tidak ada catatan bahwa Harley pernah melakukan kejahatan yang sama
sebelumnya.

Sumber :
1. https://ojs.fstpt.info/index.php/ProsFSTPT/article/view/335
2. https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-6354437/4-perusahaan-
raksasa-yang-pernah-bangkrut-di-ri-sempat-bikin-geger
3. https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2004/2TAHUN2004UUPenj.htm
4. https://bldk.mahkamahagung.go.id/id/component/content/article/53-
puslitbang-kumdil/publikasi-litbang/201-naskah-akademis-penyelesaian-
perselisihan-hubungan-industrial
5. https://jdih.kemnaker.go.id/asset/data_puu/PP%20Nomor%2026%20Tahun%
202019.pdf

Anda mungkin juga menyukai