Anda di halaman 1dari 4

RESUME MATERI KE-6

MANAJEMEN PEMASARAN

Nama : Syifani Auliya Hasanudin


NIM 1212010168
Kelas : MPI/6E
Mata Kuliah : Manajemen Pemasaran

Dosen Pengampu : Dr. H. Nifasri, M.Pd

MENGANALISA PASAR BISNIS PENDIDIKAN

A. Perilaku Pelanggan Pendidikan


Pasar di dalam ilmu ekonomi diartikan sebagai besarnya permintaan dan
penawaran terhadap sejenis barang atau jasa tertentu; atau pasar adalah keseluruhan
permintaan dan penawaran akan barang-barang atau jasa-jasa tertentu. Pengertian pasar
ini tidak dibatasi oleh tempat. Berdasarkan definisi ini maka sering dijumpai
pengertian-pengertian pasar seperti pasar tenaga kerja, pasar uang, dan pasar modal.
Berdasarkan pengertian pasar tersebut maka pasar pendidikan dapat didefinisikan
sebagai keseluruhan permintaan dan penawaran terhadap jasa pendidikan tertentu,
seperti keseluruhan permintaan dan penawaran jasa pendidikan SMP, keseluruhan
permintaan dan penawaran jasa pendidikan SMA, atau keseluruhan permintaan dan
penawaran jasa pendidikan SMK tertentu. Suatu pasar dikatakan ada persaingan
sempurna bila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1. Pasar tersebut harus terorganisasi secara sempurna. Para pembeli


mengetahui benar- benar tentang keadaan pasar;

2. Para pembeli dan penjual harus bebas dalam melakukan tindakannya.


Tidak boleh mengadakan perjanjian satu sama lainnya;

3. Tidak ada campur tangan dari pemerintah, baik secara langsung maupun
tidak langsung;

4. Barang-barang yang diperdagangkan harus homogen;

5. Jumlah pembeli dan penjual harus sedemikian besar, sehingga pengaruh


individual terhadap tinggi rendahnya harga pasar tidak terasa.
Sementara itu, suatu pasar disebut monopoli bila seluruh penawaran pada pasar
tersebut dikuasai oleh seorang penjual atau sekumpulan penjual. Dengan kedudukannya
yang demikian, kuatnya di pasar maka pemegang monopoli dapat mengemudikan
politik harga. Di antara kedua bentuk ekstrem tersebut kita temukan beberapa bentuk
pasar, yaitu antara lain bentuk pasar yang disebut pasar persaingan monopoli
(monopolistic competition), yang mempunyai ciri-ciri atau syarat-syarat sebagai
berikut.

1) Ada product differentiation. Di pasar tersebut terdapat barang sejenis, akan tetapi
karena sesuatu produk dari produk yang lainnya. Hal ini mungkin disebabkan karena
merk, bentuknya, atau pembungkusnya yang berbeda;

2) Penawaran sifatnya tidak optimistis. Maksudnya, penjual secara individual dapat


mempengaruhi harga barang yang dijualnya dengan cara memperbesar atau
memperkecil jumlah barang yang dijualnya.

B. Analisis Permintaan dan Penawaran Pendidikan

1. Permintaan jasa pendidikan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor seperti


budaya, ekonomi, populasi usia sekolah, kualitas pendidikan, dan tren pendidikan
perlu dipertimbangkan dalam analisis permintaan pendidikan.
2. Penawaran jasa pendidikan adalah jumlah jasa pendidikan yang tersedia untuk
memenuhi permintaan masyarakat. Penawaran ini dapat dilihat secara makro dan
mikro. Secara makro:

1) Penawaran pendidikan dihubungkan dengan kebutuhan pembangunan nasional.


2) Ada dua pendekatan utama dalam perencanaan pengadaan pendidikan:
a. Pendekatan permintaan masyarakat: Berdasarkan permintaan umum untuk
memperoleh pendidikan.
b. Pendekatan ketenagakerjaan: Berdasarkan kebutuhan terhadap macam-
macam tenaga kerja untuk pembangunan ekonomi.

Secara mikro:

1) Penawaran pendidikan dilakukan pada tingkat satuan pendidikan, seperti sekolah


dan perguruan tinggi.
2) Satuan pendidikan seperti perusahaan yang menghasilkan jasa pendidikan.
3) Tujuannya adalah untuk memperoleh laba maksimum atau meminimalisir
kerugian.
Faktor-faktor yang memengaruhi penawaran pendidikan:

1) Jumlah dan kualitas lembaga:


o Semakin banyak dan beragam lembaga pendidikan, semakin besar
kapasitas penawaran.
o Kualitas lembaga pendidikan juga penting, seperti reputasi, akreditasi, dan
kualitas guru.
2) Biaya pendidikan:
o Biaya operasional, biaya fasilitas, gaji, dan insentif staf.
o Faktor eksternal seperti inflasi dan kebijakan fiskal juga memengaruhi
biaya pendidikan.
3) Regulasi dan kebijakan:
o Standar pendidikan, persyaratan akreditasi, dan prosedur pengawasan.
o Subsidi dan bantuan keuangan untuk pendidikan.
o Dukungan terhadap inovasi dan penggunaan teknologi dalam pendidikan.

C. Analisis Persaingan Pasar Bisnis Pendidikan

Pendidikan sangat penting dalam memengaruhi cara orang memilih sekolah atau
layanan pendidikan. Pendidikan merupakan proses belajar yang melibatkan kegiatan
belajar, mengajar, dan meningkatkan kemampuan serta pengetahuan.
Persaingan dalam pendidikan adalah fenomena yang terjadi ketika lembaga
pendidikan bersaing untuk mendapatkan siswa dan sumber daya. Persaingan ini dapat
bermanfaat karena mendorong lembaga pendidikan untuk meningkatkan kualitas
layanan dan efisiensi.

1. Faktor-faktor yang menyebabkan persaingan dalam pendidikan:


a. Keberadaan beberapa lembaga pendidikan di satu wilayah.
b. Tingkat ekonomi rendah: Orang tua memilih sekolah berdasarkan biaya,
bukan kualitas.
c. Tingkat ekonomi tinggi: Orang tua memilih sekolah berdasarkan kualitas dan
status sosial.
2. Faktor-faktor yang memengaruhi daya saing lembaga pendidikan:
a. Lokasi: Mudah dijangkau dan memiliki akses terhadap sektor lainnya.
b. Keunggulan nilai: Kurikulum, kualitas SDM, fasilitas, dan kerjasama.
c. Kualitas pendidikan: Proses pembelajaran dan hasil pendidikan.
3. Strategi untuk meningkatkan daya saing lembaga pendidikan:
a. Mengetahui pangsa pasar: Kelompok masyarakat tidak mampu, menengah,
dan mampu.
b. Diferensiasi: Menciptakan perbedaan yang signifikan dalam aspek-aspek yang
relevan.
c. Diversifikasi: Memperluas jangkauan dan meningkatkan kualitas layanan.
d. Mengelola inovasi: Program pendidikan, media pembelajaran, metode
pembelajaran, sumber belajar, dan pengelolaan lembaga.
e. Mengelola kultur organisasi: Kepemimpinan yang efektif dan kultur organisasi
yang kuat.
f. Mengelola perubahan: Menghadapi perubahan dalam pangsa pasar, budaya
organisasi, dan tantangan dari lembaga lainnya.

D. Analisis SWOT Pada Pasar Bisnis Pendidikan


Analisis SWOT adalah metode untuk menilai kekuatan (strengths), kelemahan
(weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu organisasi,
termasuk lembaga pendidikan.

1. Tujuan analisis SWOT:


a. Memaksimalkan kekuatan dan peluang.
b. Meminimalkan kelemahan dan ancaman.
c. Mengembangkan strategi yang efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Langkah-langkah analisis SWOT:
a. Identifikasi kekuatan:
b. Identifikasi kelemahan:
c. Identifikasi peluang:
d. Identifikasi ancaman:
3. Contoh penerapan analisis SWOT dalam pendidikan:
a. Kekuatan: Memiliki tim guru yang berkualitas, program pendidikan yang
inovatif, lokasi yang strategis.
b. Kelemahan: Kurangnya sumber daya keuangan, sarana prasarana yang belum
memadai, belum memiliki program internasional.
c. Peluang: Meningkatnya permintaan pendidikan berkualitas, berkembangnya
teknologi pendidikan, kerjasama dengan lembaga pendidikan luar negeri.
d. Ancaman: Munculnya sekolah baru dengan program yang lebih menarik,
perubahan kebijakan pemerintah, krisis ekonomi.
4. Analisis SWOT dapat membantu lembaga pendidikan untuk:
a. Mengembangkan perencanaan strategis yang efektif.
b. Meningkatkan kualitas pendidikan.
c. Meningkatkan daya saing.
d. Menghadapi tantangan dan mengambil peluang.

Anda mungkin juga menyukai