Anda di halaman 1dari 3

Tidak meratanya sekolah negeri di tiap daerah diiringi dengan tidak meratanya juga

fasilitas sekolah dan persebaran guru, fasilitas sekolah yang memadai tentu menjadi faktor
pendukung yang membantu kegiatan belajar mengajar, ketersediaan alat praktek, proyektor,
sarana olahraga, dll, tentu menjadi nilai yang dilihat oleh para orang tua siswa dan siswa nya
untuk memilih sekolah tersebut, yang membuat ada kecenderungan untuk memilih sekolah yang
memiliki fasilitas lengkap dan memadai dan bukan sebaliknya.
Penyebaran guru yang kurang merata juga menjadi permasalah yang membuat
pemerataan pendidikan menjadi terhambat, sering dijumpai di sekolah-sekolah 1 guru harus
mengajar 2 mata pelajaran atau lebih yang menyebabkan pembelajaran tidak optimal, karena tiap
guru tentu memiliki ilmu yang paling dikuasai sehinggan dapat memberi pembelajaran kepada
siswa secara maksimal, berbeda dengan guru yang harus mengajar lebih dari satu mata pelajaran
yang dikuasainya yang menyebabkan pembelajaran yang diberikannya pun tidak maksimal,
karena dengan maksimalnya pembelajaran yang diberikan akan membuat siswa lebih mengerti
dan lebih pintar, hal itu juga akan berimbas kepada siswa yang berprestasi dan menjadi alumni
yang berkualitas dan tentu menjadi pertimbangan juga bagi orangtua siswa untuk memasukan
anaknya ke sekolah tersebut karena dianggap sekolah itu berkualitas.

Dalam pelaksanaan PPDB, muncul beberapa persoalan pada pelaksanaan Penerimaan


Peserta Didik Baru tahun 2019 dan 2020. Terdapat banyak laporan yang diterima Ombudsman
khususnya pada PPDB di Kota Bandung. Dari data Ombudsman terdapat laporan PPDB yang
dimulai pada tanggal 10 Juni sampai 2 Juli 2020, tindak lanjut laporan PPDB yang masuk
sebanyak 27 pengaduan, dengan kategori jenjang pendidikan dari SD sampai SMA. Rinciannya
SD dua (2) pengaduan, SMP sebelas (11) dan SMA empat belas (14) pengaduan. Adapun jenis
laporannya adalah masalah zonasi (11), permintaan uang (1), pemalsuan KK (1), afirmasi (3),
prestasi non akademik (2), prestasi akademik (5) dan jalur perpindahan orang tua (2) pengaduan.1

A. Langkah-langkah Penelitian
1. Metode penelitian yang dipakai pada penelitian menggunakan metode Yuridis
Empiris. Penelitian hukum empiris merupakan penelitian yang mencakup identifikasi

1
Ombudsman,PPDB KOTA BANDUNG PEMECAH REKOR PENGADUAN KE OMBUDSMAN, 7
JULI 2020, https://kabarpublik.id/2020/07/07/ppdb-kota bandung-pemecah-rekor-pengaduan-ke-ombudsman/ ,
Diakses pada 18 november
hukum (tidak tertulis) dan penelitian terhadap efektivitas hukum 2, dalam penelitian
menggunakan metode ini, peneliti melakukan penelitian dengan terjun langsung ke
sekolah. Penelitian ini didasarkan pada hukum normatif (peraturan perundang-
undangan), tetapi tidak mengkaji sistem norma dalam negara hukum, tetapi
mengamati bagaimana reaksi dan interaksi yang terjadi dalam sistem norma bekerja
di masyarakat.Penelitian Yuridis Empiris juga merupakan hukum yang diterapkan
dengan cara mencari data sesuai fakta dan akurat dari lembaga yang dibutuhkan
dari indentifikasi masalah menuju pada penyelesaian masalah. 3
Masalah hukum yang dikaji dalam penelitian yuridis empiris ini adalah
implementasi peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan no 44 tahun 2019
tentang penerimaan peserta didik baru berbasis zonasi tingkat sekolah menengah
pertama di kota bandung perspektif siyasah dusturiyah
2. Jenis dan Sumber Data
Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
a. Data Primer
Data primer akan diperoleh dari lapangan dan hasil dari wawancara kepada para
siswa, orang tua siswa dan pihak sekolah terkait dan memberikan kuesioner
kepada siswa dan orangtua siswa terkait aturan Permendikbud Nomor 44 Tahun
2019.
b. Data Sekunder
Data sekunder akan diperoleh dari studi kepustakaan/literatur, buku,
dokumen, teori-teori, serta perundang-undangan.
3. Teknik Pengumpulan Data
Data yang terdapat dalam penelitian ini diperoleh dari :
a. Studi Pustaka
Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data yang diperoleh dari buku/literasi
terkait, jurnal, skripsi, perundang-undangan dan dokumen lain yang berkaitan dengan
tema penelitian dengan tujuan supaya mendapatkan referensi, landasan teori,
informasi, dan data- data tertulis.
b. Wawancara
2
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Ui Press, Jakarta, 1983, h. 51
3
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, (Jakarta: Sinar Grafika, 2002), Hal. 16
Teknik wawancara digunakan untuk memperoleh data secara lisan dengan cara
mengajukan beberapa pertanyaan kepada narasumber secara langsung.
Narasumber tersebut adalah siswa dan para pihak sekolah terkait dan kepada
pihak dinas pendidikan kota Bandung.
c. Kuesioner
Teknik kuesioner digunakan untuk memperoleh data dengan jumlah yang banyak
dengan waktu yang cepat, data yang didapat dijadikan tolak ukur untuk
mengsinkronkan antara kebijakan dan apa yang sebenarnya terjadi di lapangan.
Narasumber tersebut adalah siswa dan orang tua/wali siswa.

4. Analisis Data
Analisis data yang dilakukan adalah dengan mengkaji seluruh data yang
terkumpul dari data primer dan sekunder. Kemudian dianalisis dan dicocokkan
dengan data yang diperoleh dari hasil wawancara dan kuesioner. Kemudian
menghubungkan data dengan teori. Dan yang terakhir adalah menarik kesimpulan
dengan memperhatikan kaidah-kaidah sehingga didapat titik temu dari penelitian
berdasarkan rumusan masalah.

Anda mungkin juga menyukai