Disusun Oleh :
Aldina Istiqomah
2261201024
Dosen Pengampu :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menganalisis dampak dari akuisisi terhadap kinerja keuangan
perusahaan pada PT Plaza Indonesia Realty, Tbk. Kinerja keuangan perusahaan diukur
dengan menggunakan rasio-rasio keuangan, antara lain: rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio
profitabilitas, rasio nilai pasar dan rasio solvabilitas. Dimana akuisisi merupakan
penggabungan dua perusahaan yang mana perusahaan akusiator membeli sebagian saham
perusahaan yang diakuisisi, sehingga pengendalian manajemen perusahaan yang diakuisisi
berpindah kepada perusahaan akuisiator.
Penelitian ini menggunakan data sekunder. Sedangkan populasi penelitian ini meliputi
laporan keuangan tahunan PT Plaza Indonesia Realty Tbk yang listing di Bursa Efek
Indonesia (BEI).
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada pengujian hipotesis terhadap rasio-
rasio keuangan antara lain: likuiditas, aktivitas, profitabilitas, nilai pasar dan solvabilitas,
hanya rasio profitabilitas yang menunjukkan adanya perbedaan kinerja keuangan pada 2
tahun sebelum dan 4 tahun sesudah perusahaan melakukan akuisisi. Adapun rasio solvabilitas
menunjukkan perbedaan kinerja keuangan hanya pada 2 tahun sebelum dan 2 tahun sesudah
akuisisi dan rasio likuiditas menunjukkan perbedaan pada 2 tahun sebelum dengan 3 dan 4
tahun sesudah akuisisi. Sedangkan, rasio lainnya menunjukkan tidak adanya perbedaan
kinerja keuangan sebelum dan sesudah perusahaan melakukan akuisisi.
I. PENDAHULUAN dengan beberapa cara, salah satunya
adalah akuisisi (Sudana, 2011: 239).
Semakin meningkatnya persaingan
usaha di antara perusahaan-perusahaan Akuisisi adalah penggabungan dua
yang ada saat ini, menyebabkan setiap perusahaan yang mana perusahaan
perusahaan dituntut untuk selalu akusiator membeli sebagian saham
mengembangkan suatu strategi agar perusahaan yang diakuisisi, sehingga
dapat bertahan hidup atau bahkan pengendalian manajemen perusahaan
berkembang lebih baik. Oleh karena yang diakuisisi berpindah kepada
itu, setiap perusahaan harus dapat perusahaan akuisiator, sementara kedua
menentukan arah pengelolaan asetaset perusahaan masing-masing tetap
inti maupun aset tambahan dari bidang beroperasi sebagai suatu badan hukum
usaha yang dimiliki, sehingga dapat yang berdiri sendiri (Sudana,
memberikan hasil uang maksimal bagi 2011:238).
perusahaan tersebut. Salah satu upaya
PT. Plaza Indonesia Realty Tbk
atau strategi yang banyak diambil
(PLIN) adalah perseroan terbatas
perusahaanperusahaan saat ini adalah
terbuka yang didirikan berdasarkan
melakukan ekspansi.
akta No. 40 tanggal 05 November 1983
Ekspansi adalah perluasan usaha yang disahkan oleh Menteri
yang dapat dilakukan secara internal Kehakiman Republik Indonesia dengan
atau eksternal. Perusahaan dikatakan Surat Keputusan No. C2-
melakukan ekspansi internal jika 6944.HT.01.01Th. 84 tanggal 8
perusahaan melakukan investasi mulai Desember 1984, serta diumumkan
dari awal, seperti mendirikan dalam Berita Negara Republik
perusahaan baru atau melakukan Indonesia No. 1466/1986. Kantor pusat
perluasan perusahaan yang sudah ada. PLIN The Plaza Office Tower Lt.10,
Sementara itu, perusahaan dikatakan Jl. MH. Thamrin Kav. 28-30, Jakarta
melakukan ekspansi eksternal jika Pusat.Perseroan memulai aktivitas
perusahaan menggabungkan kegiatan operasinya pada bulan Maret 1990.
operasionalnya dengan perusahaan lain Pemegang saham yang memiliki 5%
yang sudah ada. Penggabungan suatu atau lebih Plaza Indonesia Realty Tbk,
perusahaan dengan perusahaan lain antara lain: Bumi Serpong Damai Tbk
yang sudah ada dapat dilakukan (BSDE) (35,71%), Indonesian Paradise
Property Tbk (INPP) (25,92%) dan Aset hasil penggabungan per 31
MNC Land Tbk (KPIG) (19,90%). Desember 2014 adalah Rp
4.136.476.330.320,00 sehingga telah
Berdasarkan anggaran dasar
melebihi batasan nilai aset Rp
perusahaan, ruang lingkup kegiatan
2.500.000.000.000,00 sehingga PT
PLIN terutama meliputi bidang
Plaza Indonesia Realty, Tbk memiliki
perhotelan, pusat perbelanjaan,
kewajiban untuk melakukan
perkantoran dan apartemen. PLIN
pemberitahuan pengambilalihan saham
adalah pemilik hotel Grand Hyatt
kepada KPPU sesuai dengan ketentuan
Jakarta (Hotel), Plaza Indonesia
Pasal 29 ayat (1) UU No. 5 Tahun
Shopping Center, The Plaza Office
1999. Karena PT Plaza Indonesia
Tower (gedung perkantoran), Keraton
Realty, Tbk baru melakukan
at The Plaza a Luxury Collection Hotel
pemberitahuan kepada KPPU pada
dan Keraton Residence (apartemen).
tanggal 13 Mei 2016 maka perusahaan
Pada tanggal 4 November 2014, dianggap telah melakukan
perseroan membeli kepemilikian keterlambatan dalam melakukan
99,99% saham PT Citra Asri Property pelaporan pengambilalihan selama 345
dari PT Duta Karya Cipta dengan nilai hari kerja terhitung 30 hari sejak
akuisisi sebesar Rp 9.990.000.000 tanggal efektif yuridis. Sesuai dengan
(Sembilan milyar sembilan ratus ketentuan Pasal 47 ayat (2) huruf g,
sembilan puluh juta rupiah). Dalam UU No. 5 Tahun 1999, komisi berhak
sebuah Rapat Umum Pemegang Saham menjatuhkan sanksi tindakan
(RUPS) disepakati pengubahan nama administratif berupa denda sebesar Rp
CAP menjadi PT Plaza Indonesia 1.000.000.000,00
Urban. Akuisisi ini bertujuan untuk (Http://www.kppu.go.id,Putusan_Perka
melaksanakan ekspansi atau perluasan raNomor: 02/KPPUM/2017, Hal.1-36).
bisnis perseroan khususnya di bidang
Setelah akuisisi, PT Plaza Indonesia
properti. PT Citra Asri Property
Urban merencanakan untuk melakukan
didirikan pada tahun 2011 dan
pembangunan Apartemen untuk
memiliki kegiatan usaha di bidang
kalangan menengah di Wilayah
properti. Pada tahun 2014, CAP
Ciputat, Tangerang Selatan. PT Plaza
memiliki aset berupa lahan seluas
Indonesia Urban mulai melakukan
18.648 meter persegi didaerah Ciputat,
pemasaran apartemen di awal tahun
Tangerang Selatan.
2015 (rencana pembangunan akhir periode atau akhir tahun dengan
apartemen di atas lahan seluas 1,8ha) cara melaksanakan analisis keuangan.
dan telah menerima pemesanan unit
Kinerja keuangan dapat dianalisis
apartemen. Namun kegiatan tersebut
dengan menggunakan metode analisis
dihentikan dan dibatalkan. Dengan
rasio keuangan. Analisis rasio
demikian rencana usaha (business plan)
keuangan dipilih oleh perusahaan-
yang ada sebelumnya tidak dilanjutkan
perusahaan karena dianggap sebagai
lagi. Saat ini perusahaan berhenti
salah satu teknik yang mudah
beroperasi dan tidak melakukan
digunakan dan pengaplikasiannya yang
kegiatan apapun. Namun selain PT
tidak 3 membutuhkan waktu lama serta
Plaza Indonesia Urban, PT Plaza
dapat dijadikan sebagai titik fokus
Indonesia Realty Tbk juga memiliki
dalam pengambilan keputusan
anak usaha untuk pengembangan usaha
perusahaan.
properti yaitu: PT Plaza Indonesia
Jababeka, PT Plaza Nusantara Realti, Permasalahan yang terjadi pasca
dan PT Sarana Mitra Investama (SMI). melakukan akuisisi adalah PT Plaza
Serta ada beberapa anak usaha yang Indonesia Realty Tbk pada tahun 2016
beroperasi di bidang perhotelan, pusat sampai tahun 2018 membukukan
perbelanjaan dan perkantoran. terjadinya penurunan Laba Usaha.
Sehingga tidak terfokus pada PT Plaza Dalam laporan keuangan yang dirilis
Indonesia Urban saja. PT Plaza Indonesia Realty Tbk, tercatat
Laba pada tahun 2016 sebesar Rp
Perubahan-perubahan yang terjadi
725.619.401, tahun 2017 sebesar Rp
setelah akuisisi biasanya akan
286.288.858, dan pada tahun 2018
tergambar dari kinerja keuangan
sebesar Rp 214.534.304. Data tersebut
perusahaan. Indikator dan evaluasi
menunjukkan penurunan kinerja pada
kinerja perusahaan akan tercermin
PT Plaza Indonesia Realty Tbk dilihat
dalam laporan keuangan perusahaan
dari sisi Laba Usaha. Hal ini
pengakuisisi. Kinerja keuangan adalah
berbanding terbalik dengan tujuan
salah satu faktor penting yang dapat
perusahaan melakukan akuisisi yaitu
memberikan gambaran tentang kondisi
untuk meningkatkan profit.
keuangan suatu perusahaan, evaluasi
kinerja keuangan dapat dilakukan di Untuk memperoleh gambaran
dampak apa yang terjadi pada kinerja
keuangan perusahaan pengakuisisi Akuisisi
sebelum dan sesudah melakukan
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia
akuisisi dapat dilakukan dengan
(2010) dalam PSAK No.22 Tentang
menggunakan analisis rasio keuangan.
Kombinasi Bisnis menyatakan akuisisi
Analisis rasio ini akan menggambarkan
merupakan suatu tindakan untuk dapat
kinerja keuangan perusahaan bukan
melakukan penyerapan (absorption)
hanya dari sisi profitabilitas, tapi juga
perusahaan yang diakuisisi dan
menganalisis kinerja perusahaan dari
kelanjutan usahanya akan beralih ke
sisi likuiditas, aktivitas, nilai pasar dan
akuisiator. Menurut Budiadi dkk
solvabilitas.
(2007:91), pengambilalihan kendali
Berdasarkan latar belakang diatas, pada perusahaan dalam proses akuisisi
maka penulis tertarik untuk melakukan adalah (1) mengatur kebijakan operasi
sebuah penelitian dengan judul dan keuangan perusahaan; (2)
“Analisis Kinerja Keuangan Sebelum memberhentikan dan mengangkat
dan Sesudah Akuisisi pada Perusahaan manajemen; (3) mendapat hak suara
Pengakuisisi (Studi Kasus pada PT mayoritas dalam rapat direksi.
Plaza Indonesia Realty Tbk, Periode
Faktor yang Mempengaruhi
2012-2018)”.
Keberhasilan dan Kegagalan
II. KAJIAN PUSTAKA Akuisisi
Merger Faktor-faktor yang dianggap memberi
Menurut Tampubolon (2013: 266), kontribusi terhadap keberhasilan
merger merupakan penggabungan dua akuisisi yaitu (Haryani, dkk: 2011) :
perusahaan atau lebih menjadi satu 1. Melakukan audit sebelum akuisisi.
perusahaan, dimana perusahaan 2. Perusahaan target dalam keadaan
pengambil alih (acquiring company) baik.
tetap memiliki identitas, sedangkan 3. Memiliki pengalaman akuisisi
perusahaan diambil alih (target sebelumnya. 4. Perusahaan target
company) menghentikan kegiatan relatif kecil.
usahanya dan meleburkan badan 5. Melakukan akuisisi yang bersahabat.
hukumnya. Sedangkan faktor-faktor yang
memicu kegagalan akuisisi yaitu
(Haryani, dkk: 2011) : 1. Perusahaan
target memiliki kesesuaian strategi
yang rendah dengan perusahaan dan kemajuan keuangan suatu
pengambilalih. perusahaan.
2. Hanya mengandalkan analisis Analisis Rasio Keuangan
strategik yang baik tidaklah cukup Menurut Kasmir dalam Safira
untuk mencapai keberhasilan akuisisi. (2019:14), Analisis rasio keuangan
3. Tidak adanya kejelasan mengenai merupakan suatu cara yang dapat
nilai yang tercipta dari setiap program digunakan perusahaan untuk mengukur
akuisisi. kinerja perusahaan.
4. Pendekatan-pendekatan integrasi Rasio Likuiditas
yang tidak disesuaikan dengan Rasio likuiditas merupakan rasio
perusahaan target yaitu absorbsi, yang dapat mengukur kemampuan
preservasi atau simbiosis. perusahaan dalam memenuhi
5. Rencana integrasi yang tidak kewajiban jangka pendeknya yang
disesuaikan dengan kondisi lapangan. telah jatuh tempo. Jenis rasio yang
6. Tim negosiasi yang berbeda dengan terdapat pada rasio likuiditas adalah:
tim implementasi yang akan a. Rasio Lancar (Current Ratio)
menyulitkan proses integrasi. Menurut Sawir (2005:8),
7. Ketidakpastian, ketakutan dan current ratio merupakan rasio yang
kegelisahan diantara staf perusahaan digunakan untuk mengetahui
yang tidak ditangani. kemampuan perusahaan untuk
Kinerja Keuangan menjamin utang jangka pendek
Menurut Munawir (2014:24), dengan aset lancar yang dimiliki
kinerja keuangan adalah ukuran kepada kreditor dengan periode
prestasi yang dapat dicapai perusahaan. jatuh tempo tertentu.
Kinerja keuangan mencerminkan suatu b. Rasio Cepat (Quick Ratio)
kondisi kesehatan keuangan Quick ratio merupakan rasio
perusahaan dalam periode tertentu. yang dapat menunjukkan
Analisis Laporan Keuangan kemampuan perusahaan dalam
Menurut Djumingan (2011:42), memenuhi kewajiban jangka pendek
Analisis laporan keuangan merupakan dengan aktiva lancar tanpa
penelaahan mengenai hubungan yang memperhitungkan nilai perusahaan
memiliki kecenderungan atau tren (inventory).
untuk mengetahui baik atau tidaknya
suatu keadaan keuangan, hasil usaha,
c. Rasio Kas (Cash Ratio) Rasio profit margin
Cash ratio adalah rasio yang merupakan salah satu rasio yang
digunakan untuk mengukur digunakan untuk mengukur margin
seberapa besar uang kas yang laba atas penjualan.
dimiliki perusahaan untuk b. Return On Investments (ROI)
membayar hutangnya. Rasio return on investments
Rasio Aktivitas (Activity Ratio) merupakan rasio yang menunjukkan
Rasio aktivitas adalah rasio yang hasil atas jumlah aktiva yang
mengukur seberapa efektif perusahaan digunakan dalam perusahaan. ROI
mengelola aktivanya (Kasmir, juga menggambarkan ukuran
2013:172). Jenis-jenis rasio aktivitas efektivitas manajemen dalam
adalah sebagai berikut: mengelola investasinya.
a. Perputaran Aktiva (Total Asset Turn c. Return On Equity (ROE)
Over) Rasio ini menunjukkan Rasio return on equity
efektivitas perusahaan dalam merupakan rasio yang digunakan
menggunakan keseluruhan aktiva untuk mengukur laba bersih sesudah
untuk menciptakan penjualan dan pajak dengan modal sendiri, ROE
mendapatkan laba. menunjukkan efisiensi penggunaan
b. Perputaran Aktiva Tetap (Fixed modal sendiri.
Assets Turn Over) Rasio perputaran Rasio Nilai Pasar (Market Value
aktiva tetap merupakan rasio yang Ratios)
digunakan untuk mengukur berapa kali Rasio nilai pasar adalah merupakan
dana yang ditanamkan dalam aktiva rasio yang digunakan dalam
tetap berputar dalam satu periode. memperkirakan nilai intrinsik (nilai
Rasio Profitabilitas (Profitability saham) perusahaan (Hery, 2012:144).
Ratio) Rasio pasar mengukur seberapa besar
Rasio profitabilitas merupakan rasio nilai pasar saham perusahaan
yang digunakan untuk menilai dibanding dengan nilai buku. Rasio
kemampuan perusahaan dalam mencari pasar yang digunakan dalam penelitian
keuntungan (Kasmir, 2013:196). Jenis- ini adalah:
jenis rasio ini adalah: a. Earning Per Share (EPS)
a. Profit Margin (Profit Margin On Rasio earning per share menunjukkan
Sales) berapa besar keuntungan (return) yang
diperoleh investor per lembar saham
yang dimilikinya. b. Price Earning sesudah melakukan akuisisi dan
Ratio (PER) Menurut Sudana sebelum melakukan akuisisi pada PT
(2011:23), PER digunakan investor Plaza Indonesia Realty Tbk, periode
untuk menilai prospek pertumbuhan 2012- 2018.
perusahaan mendatang yang H2: Terdapat perbedaan yang
ditunjukkan harga saham yang akan signifikan antara Rasio Aktivitas
dibeli oleh investor untuk memperoleh sesudah melakukan akuisisi dan
laba perusahaan. sebelum melakukan akuisisi pada PT
Rasio Solvabilitas Plaza Indonesia Realty Tbk, periode
Menurut Kasmir (2013:150), Rasio 2012- 2018.
Solvabilitas adalah rasio yang H3: Terdapat perbedaan yang
digunakan untuk mengukur sejauh signifikan antara Rasio Profitabilitas
mana aktiva perusahaan dibiayai sesudah melakukan akuisisi dan
dengan Utang. Rasio solvabilitas terdiri sebelum melakukan akuisisi pada PT
dari: Plaza Indonesia Realty Tbk, periode
a. Debt to Equity Ratio (DER) 2012- 2018.
Menurut Syamsuddin dalam H4: Terdapat perbedaan yang
Esterlina (2017:42), rasio Debt to signifikan antara Rasio Nilai Pasar
Equity Ratio digunakan untuk sesudah melakukan akuisisi dan
mengetahui jumlah pinjaman utang sebelum melakukan akuisisi pada PT
yang diberikan kreditur Plaza Indonesia Realty Tbk, periode
dibandingkan dengan jumlah modal 2012- 2018.
sendiri yang dimiliki oleh H5: Terdapat perbedaan yang
perusahaan. signifikan antara Rasio Solvabilitas
b. Debt to Asset Ratio (DAR) sesudah melakukan akuisisi dan
Menurut Syamsuddin dalam sebelum melakukan akuisisi pada PT
Esterlina (2017:42), rasio Debt to Plaza Indonesia Realty Tbk, periode
Asset Ratio ialah rasio utang yang 2012- 2018.
digunakan dalam mengukur III. METODE PENELITIAN
perbandingan antara total utang 1. Jenis Penelitian
dengan total aktiva. Jenis penelitian yang digunakan
Hipotesis yaitu deskriptif kuantitatif. Dalam
H1: Terdapat perbedaan yang penelitian ini dilakukan pengelolaan
signifikan antara Rasio Likuiditas data dalam bentuk angka, lalu diberi
penjelasan atau pandangan terhadap Tbk, sebelum dan sesudah melakukan
data tersebut. Dalam penelitian ini akusisi.
variabel yang akan diteliti adalah 4. Sumber Data
kinerja keuangan perusahaan Data yang digunakan dalam penelitian
sebelum dan sesudah akuisisi pada ini adalah data sekunder. Sumber data
PT Plaza Indonesia Realty Tbk. diperoleh dari PT Bursa Efek Indonesia
2. Populasi, Sampel, dan Teknik dengan website resmi (www.idx.co.id).
Sampling 5. Teknik Pengumpulan Data
Populasi dalam penelitian ini Teknik pengumpulan data
yaitu berupa laporan keuangan tahunan penelitian ini yaitu dengan teknik
PT Plaza Indonesia Realty Tbk yang dokumentasi, yaitu mengumpulkan
listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). data sekunder yang berasal dari BEI
Sampel dalam penelitian ini berupa profil perusahaan PT Plaza
adalah bagian dari laporan keuangan Indonesia Realty, Tbk dan laporan
tahunan PT Plaza Indonesia Realty Tbk keuangan perusahaan yang menjadi
sebelum dan sesudah akuisisi periode objek penelitian.
2012-2018 yang terdiri dari neraca dan 6. Teknik Analisis Data
laporan laba/rugi perusahaan, yang Teknik analisis yang digunakan
menjadi dasar perhitungan dalam penulis dalam penelitian ini adalah
rumus matematik analisis rasio teknik analisis kuantitatif dan teknik
likuiditas, rasio aktivitas, rasio analisis kualitatif.
profitabilitas, rasio nilai pasar dan rasio Tahap-tahap analisis dalam penelitian
solvabilitas. ini adalah:
Sampling yang digunakan 1) Melakukan perhitungan kuantitatif
dalam penelitian ini menggunakan terhadap variabel rasio likuiditas, rasio
teknik purposive sampling (sampel aktivitas, rasio profitabilitas, rasio nilai
bersifat disengaja). pasar dan rasio solvabilitas.
3. Pengukuran Variabel 2) Memperbandingkan periode kinerja
Variabel yang digunakan dalam perusahaan sebelum dan sesudah
penelitian ini dalah kinerja keuangan akuisisi dengan menggunakan statistik
perusahaan yang melakukan akuisisi. deskriptif, uji normalitas serta uji
Varibel diukur menggunakan analisis hipotesis.
rasio keuangan untuk menilai kinerja 3) Uji hipotesis yaitu Melakukan uji
keuangan PT Plaza Indonesia Realty beda rata-rata untuk kelompok data
sebelum dan sesudah akuisisi. Uji
hipotesis yang digunakan yaitu:
a. paired sampel t-test untuk data
berdistribusi normal
b. wilcoxon untuk data berdistribusi
tidak normal.
4) Menginterpretasikan hasil dari
analisis kinerja perusahaan sebelum
dan sesudah akuisisi menjadi sebuah
informasi.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Penyajian Data
Tabel 1.
DaftarRasio Keuangan Sebelum dan Sesudah Akuisisi:
a. Rasio Likuiditas
b. Rasio Aktivitas
c. Rasio Profitabilitas