Anda di halaman 1dari 29

Tugas Kelompok Merger dan Akuisisi

PT Agung Podomoro Land, Tbk. (APLN)

Diajukan Oleh :
Samuel Deva 37414014
Melisa 37414029
Yehezkiel N 37414058
Jesslin R 37414069
Raven 37414078
Safina 37414086

PROGRAM MANAJEMEN KEUANGAN


PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

SURABAYA
OVERVIEW PERUSAHAAN

APLN didirikan pada tanggal 30 Juli 2004 dengan nama PT Tiara Metropolitan
Jaya. Pada tahun 2010, pemegang saham menyelesaikan restrukturisasi perusahaan,
dimana empat anak perusahaan Agung Podomoro Group yaitu PT Arah Sejahtera Abadi,
PT Brilliant Sakti Persada, PT Intersatria Budi Karya Pratama, dan PT Kencana Unggul
Sukses, serta dua perusahaan asosiasi Agung Podomoro Group, yaitu PT manggala
Gelora Perkasa dan PT Citra Gemilang Nusantara dipindahkan ke kendali APLN. APLN
adalah perusahaan yang terdaftar sebagai flagship (IDX: APLN) dari Agung Podomoro
Group (APG), yang merupakan salah satu pengembang real estate dengan pertumbuhan
tercepat dan terbesar di Indonesia dengan kepentingan superblok, properti ritel, kantor,
apartemen dan perumahan, dan hotel. APG memulai pembangunan pertamanya, sebuah
komplek perumahan di Simprug, Jakarta Selatan, pada tahun 1969 dan menyelesaikan
pembangunannya pada tahun 1973. Dari tahun 1973 sampai sekarang, anggota APG telah
menyelesaikan atau memulai pembangunan lebih dari 70 proyek properti, dengan
mayoritas ditujukan kepada kelas menengah Segmen masyarakat, dengan proyek mulai
dari apartemen dengan biaya rendah hingga apartemen kelas atas di Jakarta Selatan, high
end dan mal sekitar, ruko, hotel dan menara perkantoran.

APLN menggabungkan pendekatan visioner untuk disain dengan penekanan pada


eksekusi cepat dan waktu ke pasar. Dengan model bisnis unik kami, kami mengadopsi
konsep churn yang cepat dengan perputaran modal yang tinggi. Tidak seperti
pengembang lain dengan landbank besar, kami hanya akan mengelola landbank yang
cukup besar untuk dikembangkan secara langsung terutama ke mixed-use / superblock di
kota. Dengan memanfaatkan pengalaman dan sumber daya dari Grup Agung Podomoro,
kami telah bertanggung jawab untuk membawa sejumlah properti penting di pasar seperti
pengembangan Central Park andalan kami dan profil tinggi Senayan City Mall. Kami
juga mempelopori konsep superblok, menyatukan ruang hunian, ritel, rekreasi dan
perkantoran dalam satu kompleks pengembangan tinggi terpadu untuk menciptakan
ruang tinggal perkotaan yang menyenangkan dan sangat nyaman, dengan komponen
penjualan dan penyewaan.
Kampanye "Kembali ke Kota" kami terus memberi konsumen cara hidup
alternatif melalui pengembangan superblok berkualitas tinggi yang satu atap, yang
menawarkan kemungkinan gaya hidup perkotaan yang seimbang dan menyenangkan bagi
ribuan konsumen.

Dengan bekerja dengan cepat dan efisien, model fleksibel dan skalabel kami terus
menggunakan modal dan sumber daya seminimal mungkin pada waktu tertentu. Selain
itu, memanfaatkan jaringan dan nama merek yang bagus, tim pemasaran kami yang kuat
dan berpengalaman biasanya dapat menghasilkan minat uang muka yang kuat untuk
menghasilkan uang melalui penjualan, deposit, dan cicilan. Kami juga memperhatikan
campuran arus pendapatan yang berasal dari penjualan versus pendapatan berulang.
Merger dan Akuisisi yang Dilakukan oleh

PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN)

PT Agung Podomoro Land Tbk. melakukan akuisisi horizontal yang merupakan


bentuk akuisisi yang terjadi antara dua perusahaan yang sejenis. Tujuannya adalah
mendapatkan lahan untuk proyek baru dan memperbesar bisnis. Adapun perusahaan yang
di merger ataupun akuisisi oleh Agung Podomoro Land Tbk. adalah sebagai berikut:

a. Tahun 2010

Pada Tahun ini, PT Agung Podomoro Land Tbk mengeluarkan dana


sebesar Rp54.795.200.000 untuk melakukan merger dan akuisisi 5 perusahaan
yaitu :

1. BSM (Buana Surya Makmur)

PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) telah melakukan realisasi rencana


pengambilalihan atau pembelian 99,9% saham PT Buana Surya Makmur yang
bergerak di bidang perindustrian pada 29 November 2010 dengan nilai perolehan
41.749.403.000. Pengambilalihan BSM merupakan upaya untuk mengembangkan
usaha di bidang apartemen.

2. BSP (Brilliant Sakti Persada merupakan pusat pembelanjaan dan hotel bandung)

Pada bulan Agustus 2010, Perusahaan membeli 13.312 lembar saham BSP
dari PT Lusli Kreasi Investama, pihak ketiga dengan harga beli Rp 15.879.925
ribu sehingga kepemilikan Perusahaan menjadi 58,84%.

3. KUS (Kencana unggul Sukses)

Pada bulan April 2010, Perusahaan mengakuisisi 99,82% saham KUS


yang bergerak di bidang pusat pembelanjaan dan apartmen, yang berada dibawah
pengendalian yang sama dengan Perusahaan, melalui penyetoran 2.180.000
lembar saham baru dengan harga perolehan sebesar Rp 218.000.000.000.

4. ASA (Arah Sejahtera Abadi)

Pada bulan Mei 2010, Perusahaan mengakuisisi 60% saham ASA yang
bergerak di bidang pusat pembelanjaan, apartemen, perkantoran dengan nilai
perolehan sebesar Rp 180.000.000.000, dari PT Indofica (Indofica), pihak yang
mempunyai hubungan istimewa dan berada dibawah pengendalian yang sama
dengan Perusahaan.

5. IBKP (Intersatria Budi Karya Pratama)

Pada bulan Juni 2010, Perusahaan mengakuisisi 80% saham IBKP yang
bergerak di bidang apartemen melalui pembelian dengan rincian sebagai berikut:

a. 77,8% saham IBKP yang dimiliki oleh Indofica, pihak berelasi.


b. 2,2% saham IBKP yang dimiliki oleh PT Lusli Kreasi Investama (LKI), pihak ketiga.
b. Tahun 2011
1. AHT (Alam Hijau Teduh)

Pada 14 September 2011 PT Agung Podomoro Land Tbk mengumumkan


bahwa Perusahaan telah mengakuisisi 80% saham di PT Alam Hijau Teduh (PT
AHT) yang memiliki hampir dua hektar tanah di Jakarta Barat. Total biaya
akuisisi tersebut sekitar Rp 56 miliar. Perusahaan akan mengembangkan area
tersebut menjadi kompleks apartemen dan komersial. Akuisisi ini menegaskan
kelanjutan strategi APLN dalam mengembangkan properti mixed use untuk
memenuhi permintaan khususnya untuk apartemen kelas menengah keatas.

2. TMI (Tiara Metropolitan Indah)

Pengembang PT Agung Podomoro Land Tbk mengumumkan telah


melakukan perjanjian pengikatan jual-beli saham dalam rangka akuisisi 99,93
persen saham di PT Tiara Metropolitan Indah di Jakarta, Selasa (18/10/2011).
Tiara adalah pemilik satu hektar tanah yang berdampingan dengan lahan milik
Agung Podomoro di kompleks Podomoro City, Jakarta, yang masih belum
dikembangkan.

Akuisisi dengan biaya sekitar Rp 150 miliar ini, memungkinkan Agung


Podomoro untuk mengembangkan total lahan seluas 2,3 hektar menjadi properti
yang lebih variatif yang dapat terdiri dari perkantoran dan apartemen.

3. PGK (Pesona Gerbang Karawang)

Perusahaan mengakuisisi 90,00% saham PGK yang mengelola perumahan


melalui pembelian 360.000 lembar saham PGK milik pihak ketiga dengan harga
perolehan Rp 360.000.000,00.

4. GPL (Griya Panca Loka )

Mengakusisi 75% saham Griya Pancaloka senilai Rp240 miliar. Dengan


akuisisi 75% saham Griya Pancaloka maka perseroan akan membangun hotel di
Bali. "Kita memilih akuisisi proyek di Bali karena Bali termasuk objek wisata
yang menarik dan jumlah wisatawan lebih banyak dibandingkan di negara
lain,apalagi akan di bangun jalan tol dan bandara.pengambilalihan GPL
merupakan upaya untuk mengembangkan usaha di bidang perhotelan.

5. PAP (Putra Adhi Prima)

Sementara, untuk mengakuisisi 99,9% saham PT Putra Adhi Prima (PAP),


perseroan mengeluarkan Rp 300 miliar. PAP merupakan perusahaan yang
menguasai lahan di Kabupaten Bogor seluas 85 hektar. Lahan tersebut rencananya
akan dikembangkan sebagai kondotel, perumahan dan resort.

6. KGP (Karya Gemilang Perkasa)

APLN menggelontorkan dana Rp 300,85 miliar untuk mengakuisisi 99,9%


saham di KGP. Dengan akuisisi KGP ini, secara tidak langsung APLN menjadi
pemilik Emporium Pluit.

c. Tahun 2012
1. JKS
PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) telah membuat perjanjian
pengikatan jual beli saham untuk mengakuisisi 51 persen saham di PT JKS Realty
(JKS), sebuah perusahaan tidak terafiliasi sebesar Rp41 miliar yang memiliki satu
hektare tanah di Bandung, Jawa Barat.

Perusahaan akan mengembangkan area tersebut menjadi sebuah kompleks


residensial dengan dua menara apartemen, mulai dari ukuran studio sampai
dengan tiga kamar tidur dan beberapa kios. Pengembangan ini menegaskan
kelanjutan strategi perseroan untuk mengembangkan apartemen di kota lapis
kedua dengan tingkat pertumbuhan yang cepat seperti Bandung.

2. BPS (Bali Perkasa Sukses)

PT Agung Podomoro Land Tbk mengakuisisi 51 persen saham PT Bali


Perkasa Sukses (BPS) dengan nilai perolehan sekitar 256 miliar rupiah.

Bali Perkasa Sukses sendiri tercatat memiliki sekitar 4,5 hektar lahan di
Seminyak, Bali, yang akan dikembangkan menjadi hotel bintang empat atau lima.
Rencananya, hotel itu akan dibangun dengan 250 sampai 400 kamar.

3. TTLM (Tritunggal Lestari Makmur)

PT Agung Pododmoro Land Tbk (APLN) mengakusisi mayoritas saham


atau 85 persen saham PT Tritunggal Lestari Makmur (TTLM). TTLM merupakan
perusahaan yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat. TTLM akan mengembangkan
proyek hotel dan gedung komersial di Bandung,

Adapun dana untuk akuisisi tersebut berasal dari dana hasil penawaran
umum Obligasi II APLN 2012.Sementara itu, nilai investasi perseroan dalam
TTLM tidak melebihi 20 persen dari ekuitas, sehingga bukan merupakan transaksi
materia.

4. DPI (Dimas Pratama Indah)

PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) mengakuisisi 80 persen saham


PT Dimas Pratama Indah yang berkedudukan di Kota Batam sekitar Rp 92 miliar.
Akuisisi dilakukan dengan melakukan penjanjian pengikatan jual beli saham pada
23 November 2012.

PT Dimas Pratama Indah akan mengembangkan lahan sekitar 36,8 hektare


di Kota Batam," katanya ketika dihubungi wartawan di Jakarta, Senin (26/11).
Dalam pelaksanaan akuisisi ini, APLN menggunakan dana dari kas internal.

5. MWS (PT Muara Wisesa Samudera)

Pada bulan Mei 2012, entitas anak, KUS (PT Kencana Unggul Sukses)
mengakuisisi 80,00% saham MWS, yang mengembangkan proyek Perumahan
dan rumah toko, melalui pembelian 20.000 lembar saham MWS milik pihak
ketiga dengan nilai perolehan Rp10.000.000.000.

6. Asrakona Megahtama (AM)

Melalui anak usaha PT Pesona Gerbang Kawarang (PGK), APLN


melakukan akuisisi sebanyak 99,9 persen perusahaan pengembang perumahan, PT
Asrakona Megahtama senilai Rp 107 miliar dengan luas tanah 63 hektar (ha).

7. Tatar Kertabumi (TK)

Melalui anak usaha PT Pesona Gerbang Karawang (PGK), APLN


melakukan akuisisi sebanyak 99,9 persen PT Tatar Kertabumi senilai Rp 61 miliar
dengan luas tanah seluas 5,5 ha untuk pengembangan mini superblock.

8. PCN (Pandega Citraniaga)

Pada bulan Agustus 2012, Perusahaan mengakuisisi 65,00% saham PCN


yang bergerak dibidang pusat perdagangan dan apartmen melalui pembelian
8.167.250 lembar saham PCN milik pihak ketiga. Perseroan resmi mengakuisisi
65% saham PT Pandega Citraniaga (PCN) senilai Rp210 miliar. Pandega
Citraniaga sendiri adalah pemilik dan pengelola Mal Plaza Balikpapan
Kalimantan Timur dengan luas lahan 5 hektar
Presiden Direktur dan CEO APLN Trihatma Kusuma mengatakan, akuisisi
ini merupakan penegasan salah satu strategi perseroan untuk mengembangkan
mixed use real estate di kota-kota berkembang lain, di luar pulau Jawa

9. SAMP (PT Sumber Air Mas Pratama)

Pada bulan September 2012, Perusahaan mengakuisisi 55,00% saham


SAMP melalui pembelian 1.375 lembar saham SAMP milik pihak ketiga dengan
nilai perolehan Rp 69.239.978.000

d. Tahun 2013
1. Simprug Mahkota Indah

APLN akan mengembangkan apartemen dan area komersial. APLN


melakukan akuisisi sebanyak 60 persen milik Simprug Mahkota Indah senilai Rp
221 miliar yang memiliki lahan seluas 1,6 ha di bilangan Simprug, Jakarta
Selatan.

2. Sinar Menara Deli

Emiten pengembang properti, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN)


telah menandatangani perjanjian pengikatan jual beli untuk mengakuisisi 58%
saham PT Sinar Menara Deli senilai Rp 467 miliar. Luas lahan yang diakuisisi
sekitar 5,2 hektar di kota Medan, Sumatra Utara. Perusahaan berencana
mengembangkan superblok pertamanya termasuk unit apartemen, area
perkantoran jual, pusat belanja, hotel dan kios untuk segmen kelas menengah ke
atas di area tersebut.

3. JKP (Jaladri Kartika Pakci 99,84%)

Pada bulan Mei 2013, Entitas anak, BSM (PT Buana Surya Makmur)
mengakuisisi 99,94% saham JKP melalui pembelian 1.749 lembar saham JKP
milik pihak ketiga dengan biaya akuisisi sebesar Rp 1.236.500.000.

e. Tahun 2014
1. PT Caturmas Karsaudara
PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) mengakuisisi 50,01% saham
CMK melalui pembelian 3.601 lembar saham CMK milikk pihak ketiga dengan
total nilai Rp 100 miliar.

PT Caturmas Karsaudara memiliki lahan seluas 1,1 hektar dan bangunan


pusat perdagangan dengan luas unit kios yang dapat dijual sekitar 16.000 m2 yang
terletak di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat. Perusahaan berencana untuk
menjadikannya sebagai pusat perdagangan baru yang akan dijual.

2. PT Graha Cipta Kharisma.


PT Agung Podomoro Land Tbk mengeluarkan dana Rp 305 miliar untuk mengambil alih
85% saham PT Graha Cipta Kharisma.
Dalam keterangan resminya yang diterima Bisnis, Rabu (27/8), emiten properti itu
menyebutkan Graha Cipta Kharisma (GCK) merupakan pemilik lahan seluas 9,5 hektare di
kawasan Klender, Jakarta Timur.
Dana Rp305 miliar tersebut, lanjut perseroan, termasuk pinjaman yang dapat dikonversi
menjadi saham.
Di atas lahan tersebut, Agung Podomoro (APLN) berencana membangun mixed-use
property yang terdiri dari enam menara apartemen, ruko, serta area komersial.
3. WSS (Wahana Sentra Sejati)

PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), telah mengakuisisi 69% saham


PT Wahana Sentra Sejati (WSS) senilai Rp166 miliar. Investor Relation Agung
Podomoro Wibisono dalam rilisnya mengatakan PT Wahana Sentra Sejati adalah
sebuah perusahaan tidak terafiliasi. Wahana Sentra memiliki lahan hampir 1
hektar di daerah Glodok, Jakarta.

Perusahaan berencana untuk menghancurkan bangunan tua yang saat ini


berdiri dan mengubahnya menjadi sebuah kompleks dengan gedung pusat
perdagangan baru dan hotel.

f. Tahun 2015
Pada tahun 2015, PT Agung Podomoro Land tidak melakukan transaksi
merger/akuisisi. Perusahaan hanya memperbesar kepemilikan di TTLM sebesar
2.5% dengan membeli saham TTLM dari pemegang saham lainnya, sebesar Rp
1.350.000 ribu, sehingga kepemilikan di TTLM mencapai 87.5%
Merger Wave Indonesia - PT Agung Podomoro Land

Dengan data diatas. maka diperoleh jumlah transaksi merger ataupun akuisisi yang
dilakukan oleh PT Agung Podomoro Land selama tahun 2010 adalah 5 perusahaan, selama tahun
2011 adalah 6 perusahaan, selama 2012 adalah 8 perusahaan, selama 2013 adalah 4 perusahaan,
selama tahun 2014 adalah 3 perusahaan, dan selama 2015 tidak dilakukan merger dan akuisisi.

Sehingga, jika dibandingkan merger/akuisisi antara yang dilakukan PT Agung Podomoro


Land, Tbk. dengan yang terjadi di Indonesia selama tahun 2010-2015 adalah sebagai berikut :
Dari grafik tersebut terlihat bahwa transaksi merger akuisisi PT Agung Podomoro Land
tidak mengikuti merger wave yang terjadi di Indonesia. Jumlah transaksi merger dan akuisisi
Indonesia terus mengalami penurunan dari tahun 2010 hingga 2015. Sedangkan, jumlah transaksi
PT APLN mengalami fluktuasi. Jumlah transaksi tertinggi PT APLN adalah pada tahun 2012 dan
Indonesia pada tahun 2010. Titik terendah kedua jumlah transaksi ada pada tahun 2015.
Kasus Holding Company

Due Dilligence PT Agung Podomoro Land Tbk.

1. Dugaan praktik monopoli industri perhotelan di Badung, Bali dan kawasan industri di
Karawang.
a. Kasus Pelanggaran :

PT Agung Podomoro Land, Tbk. (APLN) mengakuisisi 51% saham PT


Bali Perkasa Sukses (BPS) milik Bugle Press Corporation senilai Rp 15,3 miliar
untuk mengembangkan Pasar hotel bintang 5 dan 4 di wilayah Badung dan 55%
saham PT Sumber Air Mas Pratama (SAMP) milik Timmy Kartwinata dengan
nilai transaksi Rp 13,75 miliar untuk mengembangkan Pasar penguasaan lahan
kawasan industri di Kab. Karawang. dalam hal ini diduga APLN melakukan
praktik monopoli industri perhotelan di Badung, Bali dan kawasan industri di
Karawang.

b. Bentuk Pelanggaran :

APLN diduga melakukan praktik monopoli atau persaingan usaha tidak


sehat yang diakibatkan oleh pengambil alihan saham karena APLN mengakuisisi
BPS dan SAMP untuk memonopoli pasar hotel wilayah Badung dan penguasaan
lahan kawasan industri Karawang.

c. Sanksi yang Diberlakukan KPPU :

Hasil pemeriksaan KPPU menunjukkan bahwa APLN tidak melakukan


praktik monopoli dalam mengakuisisi BPS dan SAMP sehingga tidak diberikan
sanksi. Hal ini dikarenakan:

a. Pangsa pasar dari hotel milik PT BPS yang dihitung berdasarkan perbandingan antara jumlah
kamar dan villa yang dimiliki oleh PT BPS dengan jumlah keseluruhan kamar dan villa untuk
hotel bintang 5 dan 4 yang ada di Badung tahun 2012 adalah 1,64% dengan HHI industri sebesar
179 (HHI di bawah 1800 tidak mengubah struktur pasar yang telah ada).
b. PT SAMP hanya menguasai 2,5% lahan kawasan industri di Kab. Karawang. Jumlah tersebut
dapat dikatakan kecil dan tidak dominan sehingga tidak akan berdampak signifikan terhadap
pasar penguasaan lahan kawasan industri di Kab. Karawang secara keseluruhan. Terlebih lagi
terdapat 18 operator kawasan industri yang lain yang menjadi pesaing potensial bagi PT SAMP
sehingga perilaku anti persaingan sulit untuk dilakukan.
d. Solusi yang Ditempuh :

Sebelum melakukan akuisisi hendaknya mempertimbangkan peraturan


yang berlaku dan memberikan laporan yang detail agar tidak muncul asumsi
adanya dugaan praktik monopoli dan persaingan tidak sehat.

e. Pengaruh Terhadap Harga Saham

Setelah laporan diterima (23/10/2012) tidak terjadi penurunan harga saham, tetapi
mengalami kenaikan walaupun hanya sedikit.

Setelah pengumuman tidak terdapatnya praktik monopoli dan persaingan tidak


sehat (21/7/2013), saham mengalami penurunan signifikan.

2. Dugaan monopoli APLN terhadap KGP dan AHT (kasus kedua)


a. Kasus Pelanggaran :
Akuisisi yang dilakukan PT Agung Podomoro Land Tbk terhadap PT Karya
Gemilang Perkasa (KGP) dan PT Alam Hijau Teduh (AHT) yang menyebabkan nilai
asset gabungan Agung Podomoro menjadi sebesar Rp7,56 triliun diduga menjadi sebuah
kasus monopoli yang melanggar UU Persaingan Usaha.

b. Bentuk Pelanggaran :

Monopoli oleh PT Agung Podomoro karena nilai asset gabungan akan menjadi
Rp 7,56 triliun jika KGP dan AHT melakukan akuisisi. Diduga melakukan monopoli
karena aksi korporasi tersebut telah melampaui batas minimum sebagaimana ditentukan
dalam PP yakni berupa aset gabungan melebihi Rp2,5 triliun dan omsetnya melebihi Rp5
triliun.

c. Sanksi yang diberlakukan KPPU:

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menyatakan akuisisi yang


dilakukan PT Agung Podomoro Land Tbk terhadap PT Karya Gemilang Perkasa (KGP)
dan PT Alam Hijau Teduh (AHT) tidak melanggar UU Persaingan Usaha. Jadi tidak ada
sanksi yang diberikan.

d. Solusi yang ditempuh :

Sebelum melakukan akuisisi, perusahaan sebaiknya memeriksa kembali akibat


akuisisinya sehingga tidak melanggar aturan yang ada atau menimbulkan konflik.

e. Pengaruh Terhadap Harga Saham

Karena tidak dijumpai adanya pelanggaran, dugaan pelanggaran ini tidak


memberikan pengaruh signifikan terhadap harga saham.
3. Kasus suap Raperda reklamasi di pantai utara Jakarta.
a. Kasus Pelanggaran :

Dirut PT Agung Podomoro Land Tbk, Ariesman Widjaja terlibat dalam


kasus suap terkait pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Rencana
Wilayah Zonasi Pesisir Pulau-pulau Kecil (RWZP3K) dan Raperda Rencana Tata
Ruang (RTR) Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta. Pluit City, nama salah satu
kawasan hasil reklamasi di kawasan itu nantinya, merupakan salah satu proyek
andalan PT APLN. Izin pelaksanaan reklamasi Pluit City (Pulau G) tertuang
dalam Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 2238 Tahun 2014
tanggal 23 Desember 2014 tentang Pemberian Izin Pelaksanaan reklamasi Pulau
G kepada PT Muara Wisesa Samudra, anak usaha Agung Podomoro Land.

b. Bentuk Pelanggaran :

Ariesman Widjaja dalam kasus suap Raperda reklamasi di pantai utara


Jakarta. Dugaan penyuapan tersebut diduga terkait dengan pembahasan Raperda
Rencana Zonasi dan Wilayah Pesisir Pantai Utara dan revisi Perda Nomor 8
Tahun 1995 tentang Pelaksanaan reklamasi dan Rencana Tata Ruang Pantura
Jakarta.

c. Sanksi yang Diberlakukan KPPU:

Tanpa menunggu sanksi yang dijatuhkan oleh pengadilan, jika pemerintah


daerah responsif, seharusnya dapat mempertimbangkan untuk menjatuhkan sanksi
administratif untuk membekukan izin APLN dan anak perusahaannya terkait
zonasi reklamasi di pantai utara Jakarta

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli


beserta Komisi Bersama Reklamasi memutuskan untuk menghentikan
pembangunan karena proyek reklamasi Pulau G masuk ke dalam kategori
pelanggaran berat yang bakal mengancam lingkungan hidup, proyek vital
strategis, pelabuhan, serta lalu lintas laut. Namun pihak APLN menggugat
kembali keputusan yang dibuat oleh Menteri Rizal Ramli dan Komisi Bersama
Reklamasi. APLN kemudian memperoleh izin untuk melanjutkan proyek
Reklamsi Pulau G

Ariesman Widjaja dicopot dari jabatanya sebagai Direktur Utama PT


Agung Podomoro Land melalui keputusan RUPST 2015 dan divonis 3 tahun
penjara oleh Majelis Hakim pada Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta,
Kamis (1/9/2016). Selain pidana penjara, Ariesman juga diwajibkan membayar
denda Rp 200 juta subsider 3 bulan kurungan.

d. Solusi yang ditempuh :

Dalam Undang- Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 1980 tentang


tindak pidana suap tertulis bahwa perbuatan suap dalam pelbagai bentuk dan
sifatnya di luar yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang sudah ada
pada hakekatnya juga bertentangan dengan kesusilaan dan moral Pancasila yang
membahayakan kehidupan masyarakat dan bangsa sehingga tindakan suap tidak
boleh dilakukan agar tidak melanggar aturan yang ada
e. Akibat pelanggaran terhadap harga saham

Harga saham PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) turun tajam pada
perdagangan hari Senin tanggal 4 April 2016. Hingga penutupan, perdagangan
harga saham APLN telah turun 10 persen menjadi Rp270 dari sebelumnya Rp300.
Dan pada tanggal 12 April mencapai Rp255.

4. Perampasan Tanah Teluk Jambe, Karawang


a. Kasus pelanggaran:

Anak Perusahaan PT Agung Podomoro Land, Tbk., PT Sumber Air Mas


Pratama (SAMP) mengeksekusi tanah seluas 350 hektar di tiga desa yang terletak
di Kecamatan Teluk Jambe, Kabupaten Karawang, di mana PT SAMP hanya
berhak atas 70 hektar berdasarkan putusan pengadilan pada tahun 2007. PT
SAMP telah terlibat sengketa tanah dengan warga sejak tahun 1990. PT SAMP
juga memasarkan lahan yang bukan miliknya kepada publik untuk dijadikan
kawasan industri dengan mendirikan baliho dan membangun kantor pemasaran.
b. Bentuk Pelanggaran :

Pengambilan paksa dan penyalahguanan tanah milik warga Teluk Jambe


yang telah tinggal turun-temurun, memiliki bukti kepemilikan (Surat Letter C),
dan memiliki bukti pembayaran pajak selama bertahun-tahun.

c. Sanksi yang Diberikan :

Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Karawang menegaskan tidak


akan mengeluarkan sertifikat hak guna bangunan (HGB) atas lahan di Teluk
Jambe kepada PT SAMP.

Pemkab Karawang melalui Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) telah
menyegel kantor pemasaran PT SAMP yang telah berubah nama menjadi PT
Buana Makmur Indah (BMI), namun aktivitas masih berjalan seperti biasa.

d. Solusi yang Ditempuh :

PT SAMP seharusnya tidak mengambil paksa tanah yang menjadi hak


milik warga melainkan membeli dengan harga yang sesuai atau membincangkan
masalah harga apabila harga yang di ajukan PT SAMP tidak sesuai dengan harga
yang di minta oleh warga yang memiliki tanah tersebut.

e. Dampak terhadap Harga Saham :

Saham APLN (6/4/2016) ditutup merosot 2,96% atau 8 poin ke Rp 262.


Saham APLN sempat menyentuh level tertingginya di Rp 280 dan terendahnya di
Rp 243. Frekuensi saham APLN ditransaksikan sebanyak 6.282 kali dengan total
volume perdagangan sebanyak 1.616.150 saham senilai Rp 42,8 miliar.
5. Dugaan Praktik Monopoli
a. Kasus Pelanggaran :

PT Agung Podomoro Land Tbk mengambilalih sebesar 99,9% saham PT


Buana Surya Makmur untuk mengembangkan usaha di bidang apartemen; 75%
saham PT Griya Pancaloka untuk mengembangkan usaha di bidang perhotelan;
90% saham PT Pesona Gerbang Karawang untuk mengembangkan usaha di
bidang perumahan. Nilai aset gabungan PT Agung Podomoro Land Tbk dengan
PT Buana Surya Makmur sebesar Rp7,8 triliun, PT Agung Podomoro Land Tbk
dengan PT Pesona Gerbang Karawang sebesar Rp7,5 triliun, kemudian PT Agung
Podomoro Land Tbk dengan PT Griya Pancaloka sebesar Rp7,8 triliun

b. Bentuk Pelanggaran :

Diduga adanya praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat karena
pengambilalihan Saham PT Buana Surya Makmur, PT Pesona Gerbang
Karawang, dan PT Griya Pancaloka oleh PT Agung Podomoro Land Tbk
diperkirakan berdampak signifikan pada pangsa pasar pengembang di Indonesia.

c. Sanksi yang Diberikan :

Dalam proses pemeriksaan dokumen diketahui bahwa nilai aset gabungan


sesuai dengan ketentuan Pasal 5 Ayat (2) PP 57/2010 terpenuhi.

Dengan melakukan pengujian pangsa pasar, diperoleh nilai HHI untuk


pasar apartemen di DKI Jakarta sebelum dan setelah pengambilalihan saham:
Hasil perhitungan konsentrasi pasar menunjukkan nilai HHI berada di atas
1800. Namun, selisih HHI sebelum dan setelah pengambilalihan saham tidak
mencapai 150. Berdasarkan Perkom No. 10 Tahun 2011 yang menyatakan jika
perubahan HHI sebelum dan setelah penggabungan, peleburan dan
pengambilalihan saham tidak mencapai 150, KPPU menilai tidak terdapat
kekhawatiran adanya praktik monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat
karena perubahan struktur pasar yang terjadi tidak cukup signifikan

Karena dugaan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat tidak
terbukti maka KPPU tidak memberikan sanksi kepada APLN atas
pengambilalihan saham BSM, PGK, GPL.

d. Solusi yang Ditempuh :

Sebelum melakukan akuisisi hendaknya mempertimbangkan peraturan


yang berlaku dan memberikan laporan yang detail agar tidak muncul asumsi
adanya dugaan praktik monopoli dan persaingan tidak sehat.

e. Dampak Terhadap Harga Saham :

Tidak terdapat perubahan signifikan pada harga saham APLN baik setelah
dilaporkan dugaan praktik monopoli terkait akuisisi BSM PGK (13/04/2011),dan
GPL (12/07/2011), maupun setelah pengumuman tidak terdapat dugaan praktik
monopoli (6/3/2012)
Metode Pembayaran Holding Company

Dalam merger / akuisisi suatu perusahaan, perusahaan induk harus melakukan


pembayaran terhadap perusahaan yang akan dimerger maupun diakuisisi perusahaan.
Pembayaran dapat dilakukan dengan 2 cara yakni, full cash atau dengan saham. Berikut
adalah data bagaimana perusahaan Agung Podomoro Land Tbk. melakukan pembayaran
baik dengan full cash ataupun dengan ekuitas.

a. Tahun 2010
Agustus 2010, BSP diakuisisi full cash sebesar 15.879.924.525
April 2010, KUS diakuisisi dengan ekuitas sebesar 2.180.000.000
Mei 2010, ASA diakuisisi dengan full cash sebesar 50.674.192.000
Juni 2010,IBKP diakuisisi dengan full cash sebesar 54.795.200.000
November 2010, BSM diakuisisi dengan full cash 41.749.403.305
Total Cash yang keluar 163.098.719.830
Total pembayaran dengan ekuitas 2.180.000.000
b. Tahun 2011
Januari 2011, PGKdiakuisi dengan ekuitas 360.000.000
Mei 2011, GPL diakuisisi dengan ekuitas 32.147.000.000
TMI 35.042.757.000 cash
AHT 1.000.000.00 cash
PAP 164.835.000.000 cash
KGP 190.009.800.000 cash
Total Cash yang keluar 219.878.737.000
Total pembayaran dengan ekuitas 32.507.000.000
c. Tahun 2012
Agustus 2012, PCN 210.131.022.000 cash
31 Agustus 2012, JKS 2.550.000.000 cash
Agustus 2012, BPS 142.800.000.000 cash
September 2012, SAMP 69.239.978.000 cash
Desember 2012, TTLM 45.900.000.000 cash
Mei 2012, MWS 10.000.000.000 cash
Mei 2012, TK 1.249.000.000 cash
Desember 2012, AM 9.999.000.000 cash
Total Cash yang keluar 491.869.000.000
d. Tahun 2013

DPI 2.400.000.000 cash


SMI 15.000.000.000 cash
SNO 107.606.097.000 cash
JKP 1.236.500.000 cash
Total Cash yang keluar 126.242.597.000

e. Tahun 2014

WSS 166.100.347.000 cash


CMK 18.005.000.000 cash
GCK 850.000.000 cash
Total Cash yang keluar 185.055.347.000

Berikut analisa menurut kelompok keuntungan dan kerugian melakukan


pembayaran merger/ akuisisi dengan cash :

+ Tidak membutuhkan proses yang sulit dan mudah digunakan


+ Memaksimalkan pemakaian cash yang nganggur
- Sulit untuk memindahkan dana dalam jumlah banyak

Juga berikut analisa menurut kelompok keuntungan dan kerugian melakukan


pembayaran merger/ akuisisi dengan ekuitas :

+ Perusahaan yang diakuisisi merasa bagian dari perusahaan induk


+ Jika perusahaan induk kekurangan dana, maka pembayaran dengan ekuitas lebih menguntungkan
karena perusahaan induk dapat mengurangkan presentase kepemilikan saham atau bisa dengan
menambah jumlah saham yang beredar.
+ Akan menaikan harga saham jika melakukan merger dan akuisisi dengan perusahaan yang tepat.
- Prosesnya sulit dan membutuhkan waktu yang lama.
- Pembayaran dengan ekuitas lebih berfluktuasi dibandingkan pembayaran dengan kas, sehingga
tidak tahu dengan pasti biaya merger ataupun akuisisi.
Motif dibalik Setiap Proses Merger Akuisisi

yang Dilakukan oleh Holding Company

Setiap tindakan selalu ada motif dibelakangnya. Begitupula dengan transaksi


akuisisi Holding Company selalu ada motif yang melatar-belakangi perusahaan
melakukan akuisisi. Berikut hasil analisa kelompok alasan perusahaan induk melakukan
merger ataupun akuisisi :

Tahun 2010

Akuisisi APLN terhadap BSM (Buana Surya Makmur) memiliki motif creating value dengan
tujuan growth karena tujuan merger dengan BSM adalah untuk mengembangkan usaha di bidang
apartemen.
Akuisisi APLN terhadap BSP (Brilliant Sakti Persada) memiliki motif creating value dengan
tujuan growth karena tujuan merger dengan BSP adalah untuk mengembangkan usaha di bidang
perhotelan.
Akuisisi APLN terhadap KUS (Kencana unggul Sukses) memiliki motif creating value dengan
tujuan restrukturisasi usaha.
Akuisisi APLN terhadap ASA (Arah Sejahtera Abadi) memiliki motif creating value dengan
tujuan restrukturisasi usaha.
Akuisisi APLN terhadap IBKP (Intersatria Budi Karya Pratama) memiliki motif creating value
dengan tujuan restrukturisasi usaha.

Tahun 2011

Akuisisi APLN terhadap AHT (Alam Hijau Teduh) memiliki motif creating value dengan tujuan
growth karena tujuan merger adalah untuk mengembangkan suatu area menjadi kompleks
apartemen dan komersial. Akuisisi ini menegaskan kelanjutan strategi APLN dalam
mengembangkan properti mixed use untuk memenuhi permintaan khususnya untuk apartemen
kelas menengah keatas.
Akuisisi APLN terhadap TMI (Tiara Metropolitan Indah) memiliki dubious motives dengan
tujuan diversifikasi karena akuisisi tersebut memungkinkan Agung Podomoro untuk
mengembangkan total lahan seluas 2,3 hektar menjadi properti yang lebih variatif yang dapat
terdiri dari perkantoran dan apartemen.
Akuisisi APLN terhadap PGK (Pesona Gerbang Karawang) memiliki motif creating value
dengan tujuan growth karena perusahaan akan mengembangkan bisnis perumahannya.
Akuisisi APLN terhadap GPL (Griya Panca Loka ) memiliki motif creating value dengan tujuan
growth karena dengan mengakusisi 75% saham Griya Pancaloka, maka perseroan akan
membangun hotel di Bali sebagai upaya untuk mengembangkan usaha di bidang perhotelan.
Akuisisi APLN terhadap PAP (Putra Adhi Prima) memiliki motif creating value dengan tujuan
growth karena lahan tersebut rencananya akan dikembangkan sebagai kondotel, perumahan dan
resort.
Akuisisi APLN terhadap KGP (Karya Gemilang Perkasa) memiliki motif creating value dengan
tujuan growth karena secara tidak langsung, APLN menjadi pemilik Emporium Pluit.

Tahun 2012

Akuisisi APLN terhadap JKS memiliki motif creating value dengan tujuan growth karena
perusahaan akan mengembangkan area tersebut menjadi sebuah kompleks residensial dengan
dua menara apartemen, mulai dari ukuran studio sampai dengan tiga kamar tidur dan beberapa
kios. Pengembangan ini menegaskan kelanjutan strategi perseroan untuk mengembangkan
apartemen di kota lapis kedua dengan tingkat pertumbuhan yang cepat seperti Bandung.
Akuisisi APLN terhadap BPS (Bali Perkasa Sukses) memiliki motif creating value dengan tujuan
growth karena lahan di Seminyak, Bali, akan dikembangkan menjadi hotel bintang empat atau
lima.
Akuisisi APLN terhadap TTLM (Tritunggal Lestari Makmur) memiliki motif creating value
dengan tujuan growth karena perusahaan yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat, akan
mengembangkan proyek hotel dan gedung komersial di Bandung.
Akuisisi APLN terhadap DPI (Dimas Pratama Indah) memiliki motif creating value dengan
tujuan growth karena perusahaan akan mengembangkan lahan sekitar 36,8 hektare di Kota
Batam.
Akuisisi APLN terhadap MWS (PT Muara Wisesa Samudera) memiliki motif creating value
dengan tujuan growth karena perusahaan akan mengembangkan proyek Perumahan dan rumah
toko.
Akuisisi APLN terhadap Asrakona Megahtama (AM) memiliki motif creating value dengan
tujuan growth karena perusahaan akan melakukan pengembangan perumahan.
Akuisisi APLN terhadap Tatar Kertabumi (TK) memiliki motif creating value dengan tujuan
growth karena akan melakukan pengembangan mini superblock.
Akuisisi APLN terhadap PCN (Pandega Citraniaga) memiliki motif creating value dengan tujuan
growth karena akuisisi ini merupakan penegasan salah satu strategi perseroan untuk
mengembangkan mixed use real estate di kota-kota berkembang lain, di luar pulau Jawa
Akuisisi APLN terhadap SAMP (PT Sumber Air Mas Pratama) memiliki motif creating value
dengan tujuan growth karena perusahaan akan mengembangkan usahanya.
Tahun 2013

Akuisisi APLN terhadap Simprug Mahkota Indah memiliki motif creating value
dengan tujuan growth karena perusahaan akan mengembangkan apartemen dan
area komersial.
Akuisisi APLN terhadap Sinar Menara Deli memiliki motif creating value dengan
tujuan growth karena perusahaan akan mengembangkan superblok pertamanya
termasuk unit apartemen, area perkantoran jual, pusat belanja, hotel dan kios
untuk segmen kelas menengah ke atas di area tersebut..
Akuisisi entitas anak APLN yakni PT Buana Surya Makmur terhadap Jaladri
Kartika Pakci memiliki motif creating value dengan tujuan growth karena
perusahaan akan mengembangkan apartemen dan area komersial.

Tahun 2014

Akuisisi APLN terhadap PT Caturmas Karsaudara memiliki motif creating value


dengan tujuan growth karena perusahaan akan mengembangkan pusat
perdagangan
Akuisisi APLN terhadap PT Graha Cipta Kharisma memiliki motif creating value
dengan tujuan growth karena perusahaan akan mengembangkan mixed-use
property yang terdiri dari enam menara apartemen, ruko, serta area komersial.
Akuisisi APLN terhadap Wahana Sentra Sejati memiliki motif creating value
dengan tujuan growth karena perusahaan akan mengembangkan dengan gedung
pusat perdagangan baru dan hotel

Tahun 2015

Pada tahun 2015, PT Agung Podomoro Land tidak melakukan transaksi merger /
akuisisi. Perusahaan hanya memperbesar kepemilikan di TTLM sebesar 2.5%
dengan membeli saham TTLM dari pemegang saham lainnya, sebesar Rp
1.350.000 ribu, sehingga kepemilikan di TTLM mencapai 87.5%. Adapun motif
creating value dengan tujuan growth karena perusahaan akan mengembangkan
dengan proyek hotel dan gedung komersial di Bandung

DAFTAR PUSTAKA

Alexander, H. B. (2016, July 1). Agung Podomoro Gugat Pembatalan Reklamasi Pulau G.
Retrieved from KOMPAS.com:
http://properti.kompas.com/read/2016/07/01/221531421/agung.podomoro.gugat.pembatal
an.reklamasi.pulau.g

Alexander, H. B. (2017, January 10). Soal Izin Reklamasi, Agung Podomoro Klaim Sudah Beres.
Retrieved from KOMPAS.com:
http://properti.kompas.com/read/2017/01/10/190336121/soal.izin.reklamasi.agung.podom
oro.klaim.sudah.beres

APLN : Summary forAgung Podomoro Land Tbk. - Yahoo Finance. (t.thn.). Retrieved from
Yahoo Finance: https://finance.yahoo.com/quote/APLN.JK?p=APLN.JK
Bata, A. (2016, March 18). Agung Podomoro Dinilai Lecehkan Pemkab Karawang. Retrieved
from Beritasatu.com: http://www.beritasatu.com/nasional/355478-agung-podomoro-
dinilai-lecehkan-pemkab-karawang.html

Bata, A. (2016, March 2). BPN Karawang Tak AKan Keluarkan HGB Lagi bagi Agung
Podomoro. Retrieved from Beritasatu.com: http://www.beritasatu.com/nasional/352457-
bpn-karawang-tak-akan-keluarkan-hgb-bagi-agung-podomoro.html

Gabrillin, A. (2016, September 1). Mantan Presdir PT Agung Podomoro Land Divonis 3 Tahun
Penjara. Retrieved from KOMPAS.com:
http://nasional.kompas.com/read/2016/09/01/13274931/mantan.presdir.pt.agung.podomor
o.land.divonis.3.tahun.penjara

Kasus Tanah Telukjambe, OJK dan BEI Didesak Beri Sanksi Agung Podomoro . (2015,
September 14). Retrieved from centroone.com:
http://www.centroone.com/News/Detail/2015/9/14/4098/kasus-tanah-telukjambe-ojk-
dan-bei-dizdesak-beri-sanksi-agung-podomoro

KPPU: Akuisisi Agung Podomoro Tidak Langgar UU. (2012, April 30). Retrieved from
Skalanews: http://skalanews.com/berita/hukum/hukum-bisnis/110684-kppu-akuisisi-
agung-podomoro-tidak-langgar-uu

Latif, S. (2013, July 21). Agung Podomoro Lolos dari Dugaan Monopoli. Retrieved from
liputan6: http://bisnis.liputan6.com/read/644994/agung-podomoro-lolos-dari-dugaan-
monopoli

Martinus, N. (2013, February 20). Mahkama Agung Dinilai Kaburkan Kepemilikan Tanah
Petani Karawang. Retrieved from jaringnews.com:
http://www.jaringnews.com/keadilan/umum/34834/mahkamah-agung-dinilai-kaburkan-
kepemilikan-tanah-petani-karawang

Paat, Y. (2016, Aprill 3). Izin Reklamasi APLN Harus Ditinjau Ulang. Retrieved from
Beritasatu.com: http://www.beritasatu.com/hukum/358119-izin-reklamasi-apln-harus-
ditinjau-ulang.html

Pasopati, G. (2013, December 11). Agung Podomoro (APLN) Akuisisi Saham WSS Rp166 Miliar.
Retrieved from Bisnis.com: http://market.bisnis.com/read/20131211/192/191897/agung-
podomoro-apln-akuisisi-saham-wss-rp166-miliar

Pendapat-APLN-vs-Bali-versi-publik.pdf. (t.thn.). Retrieved from Komisi Pengawas Persaingan


Usaha: http://www.kppu.go.id/id/wp-content/uploads/2013/07/Pendapat-APLN-vs-Bali-
versi-publik.pdf
Rahmayanti, E. (2016, April 5). Akankah Nasib Harga Saham APLN Akan Sama dengan BKSL?
Retrieved from Bareksa: http://www.bareksa.com/id/text/2016/04/05/akankah-nasib-
harga-saham-apln-akan-sama-dengan-bksl/13065/news

Riana, F., & Erniss, D. (2016, June 30). Proyek Pulau G Distop, Agung Podomoro: Rugi
Ratusan Miliar! . Retrieved from TEMPO.CO:
https://m.tempo.co/read/news/2016/06/30/078784528/proyek-pulau-g-distop-agung-
podomoro-rugi-ratusan-miliar

Romualdus, S. (2016, April 7). Terjerat Suap, BEI: Jika Pergerakan Saham Signifikan, Kita
Suspen Saham APLN. Retrieved from IndonesiaSatu.co:
http://indonesiasatu.co/detail/terjerat-suap--bei--jika-pergerakan-saham-signifikan--kita-
suspen-saham-apln

Subari, W. A. (2011, June 26). Cosmas Batubara Jabat Dirut Agung Podomoro Land. Retrieved
from Media Indonesia: http://www.mediaindonesia.com/news/read/53096/cosmas-
batubara-jabat-dirut-agung-podomoro-land/2016-06-26

Anda mungkin juga menyukai