Anda di halaman 1dari 3

Nama:Ika Rahmawati

NIM:041244272
Matkul:ADBI4330/Administrasi Perpajakan
Prodi:Ilmu Administrasi Negara
UPBJJ-UT: Palangkaraya
NOMOR 1

Official Assessment System dan Self-Assessment System adalah dua metode


pemungutan pajak yang berbeda yang digunakan oleh pemerintah untuk
mengumpulkan pajak dari warga negara. Berikut perbedaan utama antara keduanya:

Official Assessment System:


● Dalam Official Assessment System, pemerintah atau otoritas pajak
yang ditunjuk melakukan penilaian dan perhitungan jumlah pajak yang
harus dibayarkan oleh wajib pajak.
● Wajib pajak menerima pemberitahuan atau surat tagihan yang berisi
jumlah pajak yang harus mereka bayar berdasarkan penilaian yang
dilakukan oleh pemerintah.
● Wajib pajak memiliki kewajiban untuk membayar jumlah pajak yang
telah ditentukan oleh pemerintah dalam jangka waktu tertentu, seperti
biasanya dalam waktu yang singkat setelah menerima pemberitahuan
tagihan.
● Wajib pajak memiliki hak untuk mengajukan banding atau melawan
penilaian pajak tersebut jika mereka merasa ada kesalahan atau
ketidaksetujuan.
Self-Assessment System:
● Dalam Self-Assessment System, wajib pajak sendiri yang bertanggung
jawab untuk menghitung jumlah pajak yang mereka harus bayar dan
menyampaikan laporan pajak mereka kepada otoritas pajak.
● Wajib pajak harus menilai, menghitung, dan menyatakan jumlah pajak
yang mereka bayarkan, serta mengisi formulir pajak sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
● Pemerintah atau otoritas pajak akan memeriksa laporan pajak yang
disampaikan oleh wajib pajak, tetapi penilaian utama dilakukan oleh
wajib pajak sendiri.
● Wajib pajak memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa
laporan pajak mereka akurat dan sesuai dengan peraturan pajak yang
berlaku. Mereka juga harus membayar pajak tepat waktu berdasarkan
perhitungan mereka sendiri.

Jadi, perbedaan utama antara keduanya adalah siapa yang melakukan penilaian dan

perhitungan pajak. Dalam Official Assessment System, pemerintah yang melakukan


penilaian, sementara dalam Self-Assessment System, wajib pajak yang melakukan

penilaian sendiri.

NOMOR 2

Untuk menghitung Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tahun 2022 untuk tanah dan
bangunan yang dimiliki oleh Sapto, kita dapat menggunakan rumus berikut:

PBB = [(NJOP Tanah - NJOPTKP) x Tarif PBB Tanah] + [(NJOP Bangunan - NJOPTKP)

x Tarif PBB Bangunan]

Dalam kasus ini:

● NJOP Tanah = Rp2.400.000.000


● Luas Tanah = 600 m2
● NJOP Bangunan = Rp1.200.000.000
● Luas Bangunan = 400 m2
● NJOPTKP = Rp80.000.000 (Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak)
● Tarif PBB Tanah = 0,5%
● Tarif PBB Bangunan = 0,2%

Kita akan menghitung PBB untuk tanah dan bangunan terpisah, kemudian

menjumlahkannya.

PBB untuk Tanah: PBB Tanah = [(NJOP Tanah - NJOPTKP) x Tarif PBB Tanah]
PBB Tanah = [(Rp2.400.000.000 - Rp80.000.000) x 0,5%] PBB Tanah =
[(Rp2.320.000.000) x 0,005] PBB Tanah = Rp11.600.000
PBB untuk Bangunan: PBB Bangunan = [(NJOP Bangunan - NJOPTKP) x Tarif
PBB Bangunan] PBB Bangunan = [(Rp1.200.000.000 - Rp80.000.000) x 0,2%]
PBB Bangunan = [(Rp1.120.000.000) x 0,002] PBB Bangunan = Rp2.240.000
Total PBB: Total PBB = PBB Tanah + PBB Bangunan Total PBB =
Rp11.600.000 + Rp2.240.000 Total PBB = Rp13.840.000

Jadi, PBB tahun 2022 untuk tanah dan bangunan yang dimiliki oleh Sapto adalah

sebesar Rp13.840.000.

NOMOR 3

Untuk menghitung pajak yang harus dibayar oleh Alve setiap bulan, kita perlu
memperhitungkan PPh (Pajak Penghasilan) berdasarkan penghasilan bruto
bulanannya. Berikut adalah langkah-langkah perhitungannya:

Hitung Penghasilan Bruto Bulanan: Gaji per bulan = Rp12.300.000 Premi


asuransi yang dibayar oleh pemberi kerja = Rp40.000
Penghasilan Bruto = Gaji per bulan + Premi asuransi yang dibayar oleh
pemberi kerja Penghasilan Bruto = Rp12.300.000 + Rp40.000 Penghasilan
Bruto = Rp12.340.000
Hitung Penghasilan Neto Bulanan: Untuk menghitung PPh, kita perlu
mengurangkan iuran pensiun yang dibayarkan sendiri dari penghasilan bruto.
Iuran pensiun yang dibayarkan sendiri = Rp80.000
Penghasilan Neto = Penghasilan Bruto - Iuran pensiun yang dibayarkan sendiri
Penghasilan Neto = Rp12.340.000 - Rp80.000 Penghasilan Neto =
Rp12.260.000
Hitung PPh Bulanan: PPh dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Untuk
tahun 2020, berlaku tarif PPh sebagai berikut:
● Penghasilan hingga Rp5.000.000: 5%
● Penghasilan di atas Rp5.000.000 hingga Rp50.000.000: 15%
Alve menikah dan mempunyai 1 anak, jadi dia memiliki pengurangan PTKP
(Penghasilan Tidak Kena Pajak). PTKP untuk tahun 2020 adalah sekitar
Rp54.000.000 untuk wajib pajak yang menikah dan mempunyai 1 anak.
PPh = (Penghasilan Neto - PTKP) x Tarif PPh PPh = (Rp12.260.000 -
Rp54.000.000) x 15% PPh = (Rp12.260.000 - Rp54.000.000) x 0,15 PPh =
(Rp12.206.000) x 0,15 PPh = Rp1.831.800

Jadi, pajak yang harus dibayar oleh Alve per bulannya adalah sebesar Rp1.831.800.

SUMBER : BMP ADM Perpajakan

Anda mungkin juga menyukai