Anda di halaman 1dari 2

NAMA:HERI JOKO PRAYITNO

IZIN MENJAWAB

ADMINISTRASI PERPAJAKAN

1. Perbedaan Self Assesment dan Official Assesment

Self assessment system berasal dari tiga kata yaitu self yang artinya sendiri, assessment yang artinya
penaksiran, dan system artinya metode atau sistem itu sendiri, sehingga jika digabung self assessment
system merupakan sistem penaksiran sendiri, sehingga Wajib Pajak lah yang menaksir dalam arti
menghitung dan memperhitungkan pemenuhan kewajiban perpajakannya. Sistem Self assessment
perpajakan di Indonesia dapat diartikan sebagai suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan
kepercayaan kepada Wajib Pajak (WP) untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, dan
melaporkan sendiri kewajiban dan hak perpajakannya berdasarkan peraturan perundang-undangan
perpajakan.

Official-assessment system berasal dari tiga kata yaitu official yang artinya pegawai yang dalam hal ini
adalah petugas pajak, assessment yang artinya penaksiran, dan system artinya metode atau sistem itu
sendiri, sehingga jika digabung official-assessment system merupakan sistem penentuan besarnya pajak
yang seharusnya terutang ditetapkan sepenuhnya oleh aparat pajak (Fiskus). Sistem official assessment
adalah suatu sistem perpajakan yang mana inisiatif untuk memenuhi kewajiban perpajakan berada di
pihak fiskus. Dalam sistem ini fiskus yang aktif sejak dari mencari Wajib Pajak untuk diberikan Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP) sampai penetapan jumlah pajak yang terutang melalui penerbitan surat
ketetapan pajak.jadi Official Assessment System Official Assessment System merupakan sistem
pemungutan perpajakan yang memberikan wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan besarnya
pajak terutang pada fiskus atau aparat perpajakan sebagai pemungut pajak.

2. • PBB Tanah: NJOP Terselenggara Tanah x Tarif

PBB Tanah PBB Tanah = Rp2.320.000.000 x 0,002 = Rp4.640.000

• PBB Bangunan: NJOP Terselenggara Bangunan x Tarif

PBB Bangunan PBB Bangunan = Rp1.120.000.000 x 0,003 = Rp3.360.000

• Total PBB = PBB Tanah + PBB Bangunan


Total PBB = Rp4.640.000 + Rp3.360.000 = Rp8.000.00

Jadi, berdasarkan perhitungan di atas, PBB tahun 2022 yang harus dibayar oleh Sapto untuk tanah dan
bangunan di Tangerang Selatan adalah sebesar Rp8.000.000.

3. Penghitungan Pendapatan Setelah Pengurangan: Pendapatan kena pajak (PKP) = Pendapatan bruto -
Iuran pensiun - Premi asuransi yang dibayar oleh pemberi kerja PKP = Rp12.300.000 - Rp80.000 -
Rp40.000 = Rp12.180.000

Setelah mengetahui PKP, kita dapat menggunakan Tabel PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) yang
dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk menghitung besaran pajak yang harus dibayar.

Berdasarkan informasi bahwa Alve sudah menikah dan memiliki satu anak, maka PTKP yang berlaku
adalah yang sesuai dengan kategori tersebut.

Dengan asumsi bahwa tarif PPh yang berlaku adalah 5% dari PKP, kita dapat menghitung jumlah pajak
yang harus dibayar oleh Alve setiap bulan:

Pajak yang harus dibayar = 5% x PKP

Sumber:internet dan jawaban saya sendiri

Anda mungkin juga menyukai