Tugas KPBU Kelompok 1
Tugas KPBU Kelompok 1
INTRODUCTION
PROJECT FRAMEWORK
DEMAND ANALYSIS
CONCLUSION
INTRODUCTION
INTRODUCTION
Jembatan Ciasem III A, Pamanukan Jembatan Citanduy, Banjar Jembatan Juana I A, Pati Jembatan Trisula Lama, Blitar
Jembatan Tawing, Banten Jembatan Cikeruh, Jatiwangi Jembatan Tajum Karangbawang, Jembatan Ngujang, Tulung Agung
Ajibarang
Jembatan Callender Hamilton (CH) adalah Jembatan rangka baja yang dibuat oleh Balfour
Beatty Ltd, Power Transmission Divison, yang merupakan paten dari Mr. Callender dan Mr.
Hamilton. Jembatan ini menggunakan rangka tipe Warren, yang merupakan jembatan statis
tertentu di atas perletakan sendi dengan bentang maksimum 120 m.
DATA UMUM PROYEK
Bentuk KPBU
Design-Build—Finance-Operate-Maintenance-Transfer Penanggung Jawab Perjanjian Menteri Pekerjaan Umum dan
Kerjasama (PJPK)* Perumahan Rakyat
Data Proyek
Badan Usaha Pelaksana ** PT Baja Titian Utama
Timeline Proyek
PROJECT FRAMEWORK
Kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan pada proyek penggantian dan/atau duplikasi jembatan callender Hamilton
di pulau jawa ;
Lingkup kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan
1. Kegiatan Pengembalian Kondisi Jembatan (Callender Hamilton)
2. Pengawasan dan Pemeriksaan Mandiri (Self Monitoring) Selama Masa Konstruksi
3. Kegiatan Pemenuhan IKJ Masa Konstruksi (Kegiatan Perbaikan)
● Peristiwa keruntuhan terakhir terjadi pada Jembatan Cincin Lama di Jawa Timur
(2018) dan Rembun II A di Jawa Tengah (2021)
● Jembatan Callender Hamilton (CH) termasuk infrastruktur ekonomi, dimana proyek ini tidak
menghasilkan pendapatan dari pengguna infrastruktur. Hal tersebut dikarenakan Jembatan CH dalam
proyek ini berada di jalan nasional sebagai lintas utama dan lintas penghubung yang tidak memiliki tarif
dalam operasionalnya.
● 17 dari 37 lokasi Jembatan CH dalam proyek ini berada di jalur Pantai Utara (Pantura) yang
berfungsi sebagai jalur utama logistik di Pulau Jawa. Sehingga tingkat urgensi proyek ini dinilai tinggi.
● Berdasarkan hal tersebut diatas, skema pengembalian investasi yang sesuai untuk proyek ini
menggunakan skema pembayaran ketersediaan layanan/AP.
MEKANISME PEMBAYARAN AVAILABILITY PAYMENT (AP)
Selama Masa Layanan, Kuasa Pengguna Anggaran yang ditunjuk oleh PJPK sebagaimana ditunjuk oleh Menteri melakukan
Pembayaran Ketersediaan Layanan untuk Ketersediaan Layanan Periode I, Ketersediaan Layanan Periode II, Ketersediaan
Layanan Periode III, dan Ketersediaan Layanan Periode IV kepada BUP sesuai Tagihan sebagaimana disampaikan oleh BUP.
ECONOMIC
BENEFIT
ECONOMIC BENEFIT
Data Proyek Skema Pengembalian Investasi
Biaya Proyek Rp 1.814,28 Miliar Pembayaran Ketersediaan Layanan/Availability Payment
Populasi Jembatan CH
Jumlah jembatan CH di seluruh
Indonesia sebanyak 102 jembatan
dengan usia rata-rata > 50 tahun
Keterbatasan Anggaran
Tantangan
PAGU Anggaran Jembatan per tahun
Penggantian berkisar 4,8 T yang terbagi untuk kegiatan
Jembatan CH Pembangunan dan juga preservasi.
Kebutuhan Anggaran
Untuk penggantian atau rehabilitasi jembatan dengan
umur mendekati masa layan dan/atau nilai kondisi kritis
dibutuhkan anggaran sebesar 1,5 T
PERMASALAHAN DALAM PELAKSANAAN CH
Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur (KPBU) merupakan
kerjasama antara Pemerintah dan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur untuk kepentingan umum
dengan mengacu pada spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Menteri, yang sebagian atau
seluruhnya menggunakan sumber daya Badan Usaha dengan memperhatikan pembagian risiko diantara
para pihak.
Analisis ini akan melibatkan evaluasi berbagai aspek keuangan yang berkaitan dengan konstruksi, pengoperasian, dan
pemeliharaan jembatan selama umurnya. Berikut beberapa komponen utama yang mungkin disertakan:
• Analisis Biaya-Manfaat: Analisis ini melibatkan perbandingan biaya yang terkait dengan pembangunan dan
pengoperasian jembatan dengan manfaat yang diberikan, seperti pengurangan waktu perjalanan, peningkatan
konektivitas, peningkatan perdagangan, dan potensi pembangunan ekonomi di wilayah sekitarnya.
• Kelayakan Finansial: Penilaian ini mengkaji apakah pendapatan yang dihasilkan dari proyek, jika ada, serta sumber
pendanaan lainnya, cukup untuk menutupi biaya konstruksi, pengoperasian, dan pemeliharaan jembatan selama umur
yang diharapkan.
• Proyeksi Pendapatan: Memperkirakan pendapatan yang diharapkan dari berbagai sumber, termasuk tol, subsidi
pemerintah, atau mekanisme pendanaan lainnya, selama masa proyek berlangsung.
• Proyeksi Biaya: Memperkirakan biaya yang terkait dengan konstruksi awal jembatan, pemeliharaan berkelanjutan,
perbaikan, dan biaya operasional selama umur proyek.
FINANSIAL SUSTAINABILITY ANALYSIS
• Proyeksi Biaya: Memperkirakan biaya yang terkait dengan konstruksi awal jembatan, pemeliharaan berkelanjutan,
perbaikan, dan biaya operasional selama umur proyek.
• Penilaian Risiko: Mengidentifikasi dan menilai potensi risiko yang dapat berdampak pada keberlanjutan finansial proyek,
seperti perubahan pola lalu lintas, kemerosotan ekonomi, pembengkakan biaya, atau perubahan peraturan.
• Opsi Pembiayaan: Mengeksplorasi berbagai opsi pembiayaan yang tersedia untuk mendanai pembangunan jembatan,
seperti kemitraan publik-swasta (KPS), hibah pemerintah, pinjaman, atau obligasi, dan mengevaluasi implikasinya
terhadap keberlanjutan finansial proyek.
• Pengembalian Investasi (ROI): Menghitung pengembalian investasi yang diharapkan bagi pemangku kepentingan proyek,
termasuk investor, lembaga pemerintah, dan masyarakat lokal, berdasarkan proyeksi manfaat dan biaya ekonomi.
• Analisis Biaya Siklus Hidup: Menilai total biaya kepemilikan sepanjang umur jembatan, termasuk biaya konstruksi awal,
pemeliharaan berkelanjutan, perbaikan, dan penghentian atau penggantian pada akhirnya.
Dengan melakukan analisis keberlanjutan finansial yang komprehensif, para pengambil keputusan dapat membuat pilihan
yang tepat mengenai apakah akan melanjutkan proyek Jembatan Callender-Hamilton dan memastikan bahwa proyek
tersebut memberikan manfaat ekonomi jangka panjang namun tetap layak secara finansial.
CONCLUSION
CONCLUSION
• Proyek Penggantian dan/atau Duplikasi Jembatan Callender Hamilton (CH) di Pulau Jawa
menggunakan mekanisme KPBU Availability Payment (AP).
• Proyek dianggap penting untuk dilaksanakan karena umur bangunan jembatan >50 tahun
dan ditemukan keruntuhan beberapa jembatan CH (5 di Sumatera dan 5 di Jawa).
• Pada aspek finansial, proyek ini dianggap layak karena memiliki nilai FIRR: 9,52% dan NPV:
14,049 Milliar
• Berdasarkan aspek ekonomi, proyek ini dianggap layak dengan nilai EIRR: 17,90% dan BCR:
1,01
• Keuntungan dari availability payment adalah mengurangi risiko bagi pihak swasta
karena mereka mendapatkan pembayaran terlepas dari penggunaan infrastruktur,
yang dapat meningkatkan daya tarik investasi mereka. Di sisi lain, model ini
mengharuskan badan publik atau pemerintah untuk membayar sejumlah uang
dalam jangka panjang, sehingga memerlukan perencanaan keuangan yang matang.
TERIMA KASIH