TUGAS 3
Jawaban :
1. . A. Menurut saya, Indonesia tidak berkewajiban menerima permintaan ekstradisi Rusia. Hal
ini karena, Indonesia tidak memiliki perjanjian dengan Rusia. Namun Indonesia dapat
memberikan informasi mengenai warga Rusia tersebut. Bagi negara yang belum memiliki
perjanjian ekstradisi seperti Indonesia, masih terbuka kemungkinan terjadinya penyerahan
seorang pelaku kejahatan dari satu negara ke negara lain dapat melalui apa yang dinamakan
mutual legal assistance in criminal matters yaitu upaya memberikan bantuan kerja sama
penerapan hukum dalam penanganan kasus kriminal yang biasanya dilakukan dengan asas
resiprositas (timbal balik).
2. A. Menurut saya, berdasarkan kasus diatas termasuk kedalam pelanggaran HAM berat.
Menurut UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM, pelanggaran HAM yang berat dalam pasal 4
ayat (1) didefinisikan “pelanggaran hak asasi manusia yang berat adalah pembunuhan massal
(genosida), pembunuhan sewenang-wenang atau diluar putusan pengadilan (arbitrary/extra
judicial killing), penyiksaan, penghilangan orang secara paksa, perbudakan, atau diskriminasi
yang dilakukan secara sistematis (sistematic discrimination). Selanjutnya pelanggaran HAM
yang berat menurut pasal 7 UU No. 26 tahun 2000 digolongkan dalam 2 jenis kejahatan, yakni
kejahatan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Kejahatan genosida sebagaimana
dirumuskan dalam pasal 8 huruf a UU No. 26 tahun 2000 “setiap perbuatan yang dilakukan
dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan kelompok bangsa, ras, kelompok
etnis, dan kelompok agama. Sementara itu, pada pasal 9 tentang kejahatan terhadap kemanusiaan
berbunyi “kejahatan terhadap kemanusiaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 huruf b adalah
salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik
yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil.
B. Latar belakang didirikannya ICC ini tidak terlepas dari fakta bahwa diberbagai belahan dunia
telah terjadi tindakan kekejaman terhadap manusia baik itu wanita dan anak-anak yang menjadi
korban dari kebijakan penguasa. Selain itu pendiirian ICC juga dimaksudkan untuk mencegah
terulangnya kekejaman manusia terhadap manusia lainnya. ICC dapat menangani kasus
pelanggaran HAM berat yang dilakukan oleh negara bukan peratifikasi Statuta di wilayah negara
anggota Statuta, maka harus mengajukan pernyataan yang diajukan ke kantor panitera bahwa
negara tersebut menerima pelaksanaan yurisdiksi ICC. Jadi, jika dilihat dari kasus diatas dapat
disimpulkan bahwa ICC dapat menyelesaikan atau memiliki yuridiksi dalam mengadili kejahatan
HAM berat yang terjadi pada kasus tersebut.