sengat sinarnya sempurnakan bahagia di kerak bumi daun berlenggak lenggok ikuti irama hembusan angin
seminggu yang panjang dengan sengatan yang sama
panasnya membakar hingga menusuk relung jiwa si daun tetap bergoyang namun tak selincah biasa “sabarlah, dia pasti datang. lihatlah awan-awan itu.” ucap tanah
sebulan yang panjang menyeruakkan raksi alam
“layuku sudah menjalari hampir seluruh tubuh.” keluh daun “radu. aku pasrah.” sambung daun lirih tunak memandang langit mungkin esok atau lusa daun akan kembali padaku batin tanah
tibatiba di suatu malam yang berembun tebal
dengan hembusan angin yang terasa lebih tenang rembulan yang perlahan menghilang disembunyikan awan penuh tetesan yang dirindui daun, yang selalu diratapi tanah yang resahkan siang, gundahi malam yang lama dinanti; datang bawa bongkahan rindu yang terpendam
bak kekasih yang lama hilang tibatiba hadir di ujung asa
girang tak kepalang dekap berjuta rasa, harusnya terbalut jua luka karna penantian nan panjang namun… kepada siapa gejolak ini bermuara? sukar temukan sosok daun yang dicintainya, tetesan menggarang bawa badai serta, mengamuk tak tentu arah
tanah seolah ingin bertanya, “kemana saja?”
tapi sepertinya restu semesta dihaturkan agar daun tetap dicumbui tanah tak kira hadirnya hujan pun mengisyaratkan luka yang tak kan lekang berharap bersemanyam di kalbu, bersemi selama bisa bersemi diresapi walau nanti pun akan tetap menjadi kenangan
hujan… selalu bawa rangkaian kisah baru legakan dahaga tanah demi lengkapi kerinduan daun pada hujan sesaat namun merasuk hingga ke palung hati terdalam Ernita Christina Hutapea, S.S., M.M.
Lahir di Tanjungpinang, dipertengahan tahun 1980. Suka membaca dan
menulis sejak kecil tapi entah kapan pastinya. Tidak ada yang mampu menggeser kecintaan penulis pada membaca dan menulis. Melamun sambil mendengarkan lagu Rock adalah kesenangan lainnya selain bercocok tanam. Sewaktu kanak- kanak bercita-cita menjadi designer sepatu karena orangtua sulit membelikan sepatu. Guru merupakan cita-cita yang ‘diberikan’ orangtua. Mereka tidak bisa menjadi guru dengan latar belakang pendidikan yang minim dan situasi perang saudara yang masih terjadi dipelosok Tarutung. Pertama menjadi guru honorer di SMKN 2 Tanjungpinang dan dosen di Akademi Bahasa Asing Tanjungpinang. Ditempatkan di SMAN 1 Bintan Utara setelah lulus seleksi CPNS pada tahun 2009 dan mengabdi lebih dari 9 tahun di Tanjung Uban. Sejak 2018 menjadi guru di SMKN 6 Batam. Motto: Cintai yang menjadi cintamu (buku, profesi, keluarga, cita-cita, hobby, Tuhan, lagu, sahabat, hayalan dan diri sendiri).