Anda di halaman 1dari 16

IMUNISASI

KEPERAWATAN ANAK

Diajukan untuk memenuhi tugas keperawatan ANAK

Di susun oleh
HILDA FA ( KHGC21136 )
RESA FG ( KHGC 21145 )
RIZAL MS ( KHGC 21146 )
YANTI Y ( KHGC 21128 )
TRESNA SUCI ( KHGC 21151 )

Program Studi S1 Keperawatan Non Regional


STIKES KARSA HUSADA GARUT
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengembangan Program Imunisasi (PPI) merupakan program pemerintah
dalam bidang imunisasi guna mencapai komitmen internasional Universal Child
Immunization (UCI) pada akhir 1990. Tujuan program imunisasi dalam komitmen
internasional (ultimate goal) adalah eradikasi polio (ERAPO), eliminasi tetanus
neonatorum (ETN), serta reduksi campak, yang akan dicapai pada tahun 2000.
Sedangkan target UCI 80-80-80 merupakan tujuan antara (intermediate goal) berarti
cakupan imunisasi untuk BCG, DPT, polio, campak dan hepatitis B, harus mencapai
80% baik di tingkat nasional, propinsi, kabupaten bahkan di setiap desa (Ismael,
2001).

Pada saat ini imunisasi sendiri sudah berkembang cukup pesat, ini
terbukti dengan menurunnya angka kesakitan dan angka kematian bayi. Angka
kesakitan bayi menurun 10% dari angka sebelumnya, sedangkan angka kematian bayi
menurun 5% dari angka sebelumnya menjadi 1,7 juta kematian setiap tahunnya di
Indonesia (Depkes RI/2009).
Apabila Imunisasi dasar belum pernah diberikan pada usia yang seharusnya
tetapi belum mencapai usia 8 tahun, perlu diberikan 4 dosis DPT (1-3 berselang 1-2
bulan dan yang ke-4 diberikan enam bulan kemudian). Apabila umur anak sudah
menginjak lebih dari 8 tahun, dapat diberikan Td (ADT=adult),
vaksin difteri untuk dewasa), sebagai pengganti DT yang diberikan 3 dosis
intrval 1-2 bulan dengan booster TD maupun TT sepuluh tahun kemudian (Ranuh,
2001).
Pemerintah juga berencana melakukan tiga tahap kampanye imunisasi campak
dan polio selama tahun 2009-2011. Kampanye polio dan campak tahap pertama
dilaksanakan tanggal 6-24 Oktober di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera
Utara dan Maluku Utara. "Untuk tahap pertama di tiga provinsi, nanti semua akan
dapat. Penetapan prioritas ini dilakukan berdasar cakupan imunisasi dan hasil
surveilans. Tahun 2010, kampanye serupa tahap kedua akan dilakukan di Maluku,
Papua Barat, Sumatra Barat, Riau, Jambi,
Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Nusa
Tenggara Timur dan Banten. Kampanye tahap ketiga akan dilakukan di semua
provinsi yang ada di pulau Kalimantan dan Sulawesi.
Selama masa kampanye, masyarakat yang memiliki anak berusia di bawah
lima tahun diminta membawa anak-anak mereka ke pos-pos pelayanan imunisasi
yang ada di puskesmas, posyandu dan sarana kesehatan lain untuk mendapatkan
vaksinasi polio oral dan suntikan vaksin campak. Kegiatan itu diharapkan dapat
mencegah munculnya kasus baru penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
hingga saat ini kejadian penyakit tersebut masih ditemui dan bahkan menimbulkan
kejadian luar biasa di beberapa daerah (http://m.antaranews.com).
Pada hakekatnya masalah imunisasi tidak luput dari perhitungan untung
rugi. Dengan imunisasi anak pasti dapat mencapai keuntungan bukan kerugian.
Keuntungan pada imunisasi tidak terlihat dalam bentuk materi.Mungkin pula secara
langsung dirasakan. Anak yang tidak mendapat imunisasi mempunyai resiko tinggi
terjangkit penyakit infeksi dan menular. Penyakit ini mungkin menyebabkan ia cacat
seumur hidup, gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak bahkan dapat
berakhir dengan kematian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Imunisasi
2.1.1 Defenisi
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit
dengan memasukkan sesuatu kedalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit
yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. (blog-indonesia, 2008).

2.1.2 Kekebalan
Dalam tubuh bayi atau anak ada 2 (dua) jenis kekebalan yang bekerja
yaitu:

2.1.2.1 Kekebalan aktif


Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat sendiri oleh tubuh untuk
menolak terhadap suatu penyakit tertentu dimana prosesnya lambat tetapi dapat
bertahan lama.
a) Kekebalan aktif alamiah
Dimana tubuh anak membuat kekebalan sendiri setelah mengalami atau sembuh dari suatu
penyakit misalnya anak telah menderita campak. Setelah sembuh anak tidak akan terserang
campak lagi, karena tubuhnya telah membuat zat penolakan terhadap penyakit tersebut.
b) Kekebalan aktif buatan
Kekebalan yang dibuat tubuh setelah mendapat vaksin (imunisasi), misalnya
anak diberikan vaksinasi BCG, DPT, HB, Polio dan lainnya.

2.1.2.2. Kekebalan pasif


Kekebalan pasif yaitu tubuh anak tidak membuat zat anti body sendiri
tetapi kekebalan tersebut diperoleh dari luar setelah memperoleh zat penolakan,
sehingga proses cepat tetapi tidak tahan lama.
Kekebalan pasif ini terjadi dengan 2 cara :
a) Kekebalan pasif alamiah/ kekebalan pasif bawaan kekebalan yang diperoleh
bayi sejak lahir dari ibunya. Kekebalan ini tidak berlangsung lama (kira-kira hanya
sekitar 5 bulan setelah bayi lahir) misalnya difteri, morbili dan tetanus.
b) Kekebalan pasif buatan dimana kekebalan ini diperoleh setelah mendapat
suntikan zat penolakan.

2.1.2. 3 Tujuan Pemberian Imunisasi


a. Untuk mencegah terjadinya infeksi tertentu
b. Apabila terjadi penyakit tidak akan terlalu parah dan dapat mencegah
gejala yang dapat menimbulkan cacat atau kematian.

2.1.2.4 Syarat Pemberian Imunisasi


a. Bayi dalam keadaan sehat
b. Bayi umur 0-11 bulan

2.1.2.5 Tujuh macam penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi:


Adapun 7 (tujuh) macam penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi adalah sebagai berikut :
a. TBC
b. Polio myelitis (kelumpuhan)
c. Difteri
d. Pertusis
e. Tetanus
f. Hepatitis
g. Campak

2.1.2.6 Macam-macam Imunisasi


Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit
dengan memasukkan sesuatu kedalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang
sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang diantaranya adalah :

BCG
a) Gunanya : memberikan kekebalan terhadap penyakit tuberkolosis (TBC).
Kekebalan yang diperoleh anak tidak mutlak 100%, jadi kemungkinan anak akan
menderita penyakit TBC ringan, akan tetapi terhindar dari TBC berat-ringan.
b) Tempat penyuntikan : pada lengan kanan atas.
c) Kontra indikasi :
- Anak yang sakit kulit atau infeksi kulit ditempat penyuntikan.
- Anak yang telah menderita penyakit TBC.
d) Efek samping
- Reaksi normal
(1) Setelah 2-3 minggu pada tempat penyuntikan akan terjadi pembengkakan kecil
berwarna merah kemudian akan menjadi luka dengan diameter 10 mm.
(2) Hal ini perlu diberitahukan kepada ibu agar tidak memberikan apapun pada luka
tersebut dan diberikan atau bila ditutup dengan menggunakan kain kasa kering dan
bersih.
(3) Luka tersebut akan sembuh sendiri dan meninggalkan jaringan parut (scar)
dengan diametr 5-7 mm.
- Reaksi berat
(1) Kadang-kadang terjadi peradangan setempat yang agak berat/abces yang lebih
luas.
(2) Pembengkakan pada kelenjar limfe pada leher atau ketiak.

DPT (Diphteri, Pertusis, Tetanus)

a) Gunanya : Memberikan kekebalan terhadap penyakit dipteri, pertusis, tetanus.

b) Tempat penyuntikan : Di paha bagian luar

c) Kontra indikasi :

- Panas diatas 38º C

- Reaksi berlebihan setelah pemberian imunisasi DPT sebelumnya seperti

panas tinggi dengan kejang, penurunan kesadaran dan syok.

d) Efek samping :

- Reaksi lokal

(1) Terjadi pembengkakan dan rasa nyeri pada tempat penyuntikan disertai demam

ringan selama 1-2 hari.

(2) Pada keadaan pertama (reaksi lokal) ibu tidak perlu panic sebab panas akan

sembuh dan itu berarti kekebalan sudah dimiliki oleh bayi.

- Reaksi Umum

(1) Demam tinggi, kejang dan syok berat.


(2) Pada keadaan kedua (reaksi umum atau reaksi yang lebih berat) sebaiknya ibu

konsultasi pada bidan atau dokter.

Hepatitis B

a) Gunanya : memberi kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis

b) Tempat penyuntikan : Di paha bagian luar

c) Kontra indikasi : tidak ada

d) Efek samping : Pada umumnya tidak ada

Polio

a) Gunanya : memberikan kekebalan terhadap penyakit polio nyelitis

b) Cara pemberian : Diteteskan langsung kedalam mulut 2 tetes

c) Kontra indikasi:

- Anak menderita diare berat

- Anak sakit panas

d) Efek samping :

- Reaksi yang timbul bisaanya hampir tidak ada, kalaupun ada hanya berak-berak

ringan.

- Efek samping hampir tidak ada,bila ada hanya berupa kelumpuhan pada anggota

gerak dan tertular kasus polio orang dewasa.

- Kekebalan yang diperoleh dari vaksinasi polio adalah 45-100%.


Campak

a) Gunakan : memberi kekebalan terhadap penyakit campak.

b) Tempat penyuntikan : Pada lengan kiri atas

c) Kontra indikasi :

- Panas lebih dari 38ºC

- Anak yang sakit parah

- Anak yang menderita TBC tanpa pengobatan

- Anak yang defisiensi gizi dalam derjat berat

- Riwayat kejang demam

d) Efek samping :

- Panas lebih dari 38ºC

- Kejang yang ringan dan tidak berbahaya pada hari ke 10-12

- Dapat terjadi radang otak dalam 30 hari setelah penyuntikan tetapi kejadian ini

jarang terjadi.

2.2 Jadwal Pemberian Imunisasi

Tabel 2.3

Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi

No Jenis Jadwal
1 BCG diberikan 1 kali (pada usia 1 bulan)
2 DPT diberikan 3 kali (pada usia 2,3,dan 4 bulan)
3 Polio diberikan 4 kali (pada usia 1,2,3, dan 4 bulan)
4 Campak diberikan 1 kali (pada usia 9 bulan)
5 Hepatitis B diberikan 1 kali (pada usia 0-7 hari)

2.3 Faktor yang Berkaitan Dengan Pengetahuan Ibu Terhadap Imunisasi Dasar

Lengkap

2.3.1 Umur

Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai

saat berulang tahun. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang

akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. semakin bertambah usia ibu maka tingkat

pengetahuan semakin tinggi.

2.3.2 Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju kearah suatu cita-cita tertentu. Jadi semakin tinggi

pendidikan seseorang, maka akan semakin mudah untuk memahami sesuatu.

2.3.3 Paritas

Paritas adalah jumlah anak yang pernah di lahirkan baik lahir hidup

maupun lahir mati. Paritas wanita akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan

wanita, karena semakin tinggi paritas ibu maka akan semakin meningkat pengetahuan

ibu.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto S, 1998, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT. Rhineka CIpta,
Jakarta.
_________, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rhineka Cipta,
Jakarta.
Dinkes, 2002, Buku Kesehatan Ibu Dan Anak. Jakarta.
Hidayat, 2005, Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1, Penerbit Salemba Medika, Jakarta.
Huliana, A. Md.Keb, 2003, Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Puspa Swara, Jakarta.
Kurniasih, dkk, 2006, Panduan Imunisasi, PT. Gramedia, Jakarta.

Notoatmodjo, 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan. PT. Rhineka Cipta, Jakarta.


__________, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat. PT. Rhineka Cipta, Jakarta.
Nursalam, 2001, Metodologi Riset Keperawatan, Jakarta.
Wahyudin, dkk, 2005, Pengantar Pendidikan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Unicef Org, 2006, Anak-Anak Yang Terabaikan, Terlupakan, dan Tak Terjangkau,
Saran Pers, Jakarta.
Info Sehat, 2006, Imunisasi, Jakarta.
Medicastore, 2006, Imunisasi, Jakarta.
EVIDENCE BASED PRACTICE (EBP)
KEPERAWATAN ANAK

Diajukan untuk memenuhi tugas keperawatan ANAK

Di susun oleh
HILDA FA ( KHGC21136 )
RESA FG ( KHGC 21145 )
RIZAL MS ( KHGC 21146 )
YANTI Y ( KHGC 21128 )
TRESNA SUCI ( KHGC 21151 )

Program Studi S1 Keperawatan Non Regional


STIKES KARSA HUSADA GARUT
2022
A. Jurnal 1 :
“FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU MENGIMUNISASI

ANAKNYA DI DESA SUNGAI RAYA KABUPATEN KUBU RAYA”

Penulis : Rosmala Dewi, Ismael Saleh, Abduh Ridha


Tahun publikasi : 2016
Alamat URL : http://openjurnal.unmuhpnk.ac.id/index.php/JJUM

1. Pertanyaan PICO/PICOT
P : Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki anak umur

11-17 bulandan diperoleh sampel sebanyak 86responden

I : Melakukan observasional dengan pendekatan cross- sectional yang

bersifat kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

kerentanan, keseriusan, manfaat dan hambatan yang dirasakan ibu

terhadap perilaku ibu mengimunisasi anaknya..

C : Membandingkan respon ibu yang memiliki anak terhadap imunisasi.

O : Mengetahui hubungan antara kerentanan, keseriusan, manfaat yang

dirasakan ibu terhadap imunisasi pada anak.

T : 2 Bulan.

2. Penilaian kritis jurnal

a. Level of evidence based artikel


Penelitian “Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu Mengimunisasi

Anaknya Di Desa Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya” berada pada level 1A, karena

di dalam penelitian tersebut menggunakan beberapauji klinis yaitu.

b. Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian observasional

dengan pendekatan cross- sectional .

c. Manfaat

Manfaat dari hasil penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara kerentanan,

keseriusan, manfaat dan hambatan yang dirasakan ibu terhadap perilaku ibu

mengimunisasi anaknya.

d. Kemudahan penggunaan dan hasil

1. Ada hubungan antara persepsi kerentanan yang dirasakan dengan perilaku ibu

mengimunisasi anaknya di Desa Sungai Raya Kecamatan Sungai Raya Kabupaten

Kubu Raya.

2. Ada hubungan antara persepsi keseriusan yang dirasakan dengan perilaku ibu

mengimunisasi anaknya di Desa Sungai Raya Kecamatan Sungai Raya Kabupaten

Kubu Raya.

3. Ada hubungan antara persepsi manfaat yang dirasakan dengan perilaku ibu

mengimunisasi anaknya di Desa Sungai Raya Kecamatan Sungai Raya Kabupaten

Kubu Raya.

4. Ada hubungan antara persepsi hambatan yang dirasakan dengan perilaku ibu

mengimunisasi anaknya di Desa Sungai Raya Kecamatan Sungai Raya Kabupaten

Kubu Raya.

Anda mungkin juga menyukai