Portofolio Perapotekan St. Raiyani
Portofolio Perapotekan St. Raiyani
FARMASI PERAPOTEKAN
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2024
Panduan Penulisan Portofolio PKPA Perapotekan
1. Portofolio disusun dalam kertas HVS warna putih, ukuran A4, dengan bobot kertas 70 GSM dengan margin normal (tepi atas dan tepi kiri:
2,54 cm, tepi bawah dan tepi kanan: 2,54 cm)
2. Portofolio dapat ditulis tangan maupun diketik dengan jenis dengan komputer menggunakan program Microsoft Office Word dengan jenis
huruf Times New Roman 12 dan jarak 1,15 spasi, rata kanan-kiri (justified).
3. Kata-kata bahasa asing diketik dengan cetak miring (italic).
4. Merek obat dagang/paten selalu ditulis kapital pada huruf pertama dan diikuti dengan simbol ® dalam format superscript (mis. Herbesser®).
Obat generik tidak diawali huruf kapital.
5. Sitasi dan daftar pustaka untuk kutipan yang berasal dari referensi berupa buku atau peraturan perundang-undangan ditulis dengan dengan
model sitasi Harvard (berdasarkan abjad).
6. Foto kegiatan atau dokumen yang tidak dilampirkan dalam main text (kolom Proses Belajar atau Hasil Belajar) dilampirkan di belakang
setiap portofolio. Foto yang ditampilkan pada main text portofolio maupun lampiran harus diatur dalam ukuran yang mudah dibaca.
7. Setiap portofolio diberikan kertas berwarna sebagai pembatas dengan menuliskan Sub-CPMK dan nama kegiatan (lihat nama kegiatan pada
slide setiap Sub-CPMK).
8. Portofolio disusun berdasarkan urutan sub-CPMK
9.
PORTOFOLIO PRAKTEK KERJA PROFESI (PKPA)
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN
PKPA APOTEK K-24 PENGAYOMAN
Nama Mahasiswa St. Raiyani
NIM N014232029
Angkatan 70
Periode PKPA 4 Maret - 30 Maret 2024
Learning Checklist*
No. Hari/Tanggal Waktu Proses Belajar, Hasil Belajar dan Kesan Belajar
0 I II III IV
Muh. Nur Amir. S.Si., M.Si., Apt. apt. Febri Lestari, S.Si
PORTOFOLIO PRAKTEK KERJA PROFESI (PKPA)
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN
PKPA APOTEK K-24 PENGAYOMAN
Nama Mahasiswa St. Raiyani
NIM N014232029
Angkatan 70
Periode PKPA 4 Maret - 30 Maret 2024
Learning Checklist*
No. Hari/Tanggal Waktu Proses Belajar, Hasil Belajar dan Kesan Belajar
0 I II III IV
Selasa, Melakukan pengelolaan (perencanaan, pengadaan, penerimaan,
5 Maret 2024 Jenis pencatatan, dan pelaporan) perbekalan farmasi di apotek
2.
Kamis, kegiatan berdasarkan rencana pengelolaan perbekalan yang telah disusun.
14 Maret 7.30 - (CPMK II)
2024 15.15
Tujuan Mampu menyusun rancangan perencanaan dan pengadaan obat
CPMK II
Belajar di apotek. (SUB-CPMK 2)
SUB-CPMK
II
Proses belajar yang telah saya lakukan adalah:
1. Saya melakukan diskusi bersama preseptor mengenai metode – metode perencanaan pemesanan perbekalan farmasi dan perhitungan
kebutuhan obat (kebutuhan berdasarkan konsumsi, ROP, analisa pengadaan obat melalui sistem pareto).
Proses 2. Saya melakukan diskusi bersama preseptor mengenai bagaimana cara pemilihan supplier dan cara pemesanan obat.
Belajar 3. Saya melakukan diskusi bersama preseptor mengenai tipe – tipe surat pesanan dan cara menulis surat pesanan berdasarkan jenis obatnya.
4. Saya melakukan diskusi bersama preseptor mengenai hal – hal yang secara spesifik berhubungan dengan manajemen perencanaan dan
pengadaan di Apotek K-24 Pengayoman.
5. Mendokumentasikan contoh surat pesanan untuk tiap jenis surat pesanan (SP).
Hasil Belajar Apoteker bertanggung jawab terhadap pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) di Apotek
sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta memastikan kualitas, manfaat dan keamanannya. Pengelolaan sediaan Farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai harus dilaksanakan secara multidisiplin, terkoordinir dan menggunakan proses yang efektif untuk menjamin kendali
mutu dan kendali biaya.
Tujuan perencanaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP adalah untuk mendapatkan perkiraan jenis dan jumlah sediaan yang
mendekati kebutuhan, meningkatkan penggunaan secara rasional, menjamin ketersediaan, menjamin stok tidak berlebih, efisiensi biaya, dan
memberikan dukungan data bagi estimasi pengadaan, penyimpanan, dan biaya distribusi.
Kegiatan manajemen obat diantaranya yaitu:
1. Perencanaan/ Pemilihan Obat
Peratutan Menteri Kesehatan (PMK) No.73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, proses perencanaan/ pemilihan
obat untuk pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) perlu diperhatikan pola penyakit, pola konsumsi,
budaya dan kemampuan masyarakat. Dalam melakukan suatu perencanaan, sangat perlu untuk memperhatikan ROP (Re- Order Poin) atau titik
pemesanan kembali sehingga barang yang dipesan dapat diterima sebelum persediaan habis. ROP ditentukan dengan cara yaitu waktu tunggu
atau lead time dikalikan dengan pemakaian rata – rata ditambah dengan safety stock.
Metode perencanaan pengadaan diantaranya yaitu:
a. Pola Penyakit/ Epidemologi: Perencanaan yang didasarkan pada pola penyebaran suatu penyakit dan pengobatannya di masyarakat.
b. Pola Konsumsi: Berdasarkan pada data pengeluaran barang atau obat dalam sebuah periode. Kemudian peredarannya dibedakan menjadi
fast moving, medium moving, dan slow moving.
c. Pola Kombinasi (Pola penyakit dan konsumsi): Gabungan dari pola penyakit dan pola konsumsi yang merupakan pengadaan obat dibuat
berdasarkan pola sebaran penyakit dan ketersediaan obat pada periode sebelumnya.
d. Kebutuhan Mendesak: Untuk obat yang jarang diresepkan dan memiliki harga mahal dan kadaluarsanya pendek.
Dalam perencanaan dilakukan analisa agar sediaan farmasi yang direncanakan tidak berlebihan maupun tidak kekurangan dan tentunya
dapat memenuhu kebutuhan konsumen serta meningkatkan laba dari apotek.
Metode analisa yang dilakukan yaitu:
a. Metode Analisa Pareto
Pareto A: Produk yang berkontribusi terhadap omset sebesar 80% dari total omset sebagai produk yang Fast Moving.
Pareto B: Produk yang berkontribusi terhadap omset sebesar 15% dari total omset sebagai produk yang Medium Moving.
Pareto C: Produk yang berkontribusi terhadap omset sebesar 5% dari total omsetsebagai produk yang Slow Moving.
b. Metode Analisis VEN: Suatu metode perencanaan obat dengan mengklasifikasikan obat-obat sesuai dengan seberapa urgensi/ dibutuhkannya oabt-
obat tersebut dalam mengobati penyakit. Klasifikasi ini membagi perencanaan obat menjadi 3 kelompok obat yaitu:
Vital (V): Sedian farmasi yang menyelamatkan jiwa (Life saving). Contohnya: adrenalin, insulin, antitoksin, dan obat jantung.
Essensial (E): Sediaan farmasi yang terbukti efektif untuk menyembuhkan penyakit atau mengurangi penderitaan pasien dan paling dibutuhkan dalam
pelayanan kesehatan. Contohnya: antibiotik, obar gastrointestinal, NSAID.
Non Essensial (N): Sediaan farmasi yang digunakan untuk penyakit yang sembuh sendiri (Self- Lomiting Disease), sediaan farmasi yang mahal namun
tidak mempunyai kelebihan manfaat dibanding sediaan farmasi lainnya. Contohnya: vitamin dan suplemen.
c. Analisis Kombinasi: Metode gabungan dari analisis ABC dan klasifikasi VEN. Untuk mempertajam analisa ABC dalam pengendalian persediaan obat,
maka digunakan analisis PUT (Prioritas, Utama dan tambahan) yaitu dengan menggabungkan analisis ABC-Ven ke dalam suatu matriks.
Di Apotek K-24 Pengayoman, melakukan perencanaan pengadaan sediaan farmasi, alkes dan BMHP dengan menggunakan metode
konsumsi, metode penyakit/ epidemologi, kombinasi dan kebutuhan mendesak/ insidental dengan memperhatikan analisis pareto/ ABC
maupun analisis VEN. Pemesanan di apotek dilakukan melalui PBF Lokal dan PBF Internal yang bernama KDE. Jika pemesanan melalui PBF
Lokal dengan melihat penjualan selama 2 minggu terakhir untuk melakukan pemesanan dan jika bersifat cito pemesanan dilakukan tiap hari
dengan waktu tunggu 1-2 hari. Pemesanan melalui PBF KDE dilakukan tiap 2 minggu dengan lead time selama 10 hari.
2. Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan dan disetujui. Dalam menjamin kualitas pelayanan
kefarmasian maka pengadaan obat-obatan di apotek dilakukan melalui jalur resmi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Waktu pengadaan obat dilakukan berdasarkan kebutuhan dengan mempertimbangkan hasil analisa dari daya sisa stok, kapasitas
sarana penyimpanan, dan waktu tunggu. Pada Apotek K-24 Pengayoman pengadaan yang dijalankan untuk mewujudkan kebutuhan yang telah
direncanakan dan mendapatkan persetujuan diantaranya adalah secara konvensional yang artinya pengadaan obat diapotek melalui jalur resmi
sesuai dengan peraturan yang berlaku dan dilengkapi dengan Surat Pesanan yang berbentuk tertulis atau sistem elektronik. Selain itu, metode
pembelian yang dilakukan berupa beli putus, dimana metode pembelian ini dilakukan dengan pembayaran tunai/ kredit, dengan menggunakan
modal kerja serta metode ini beresiko.
Pemilihan Supplier PBF
Pemilihan PBF di Apotek K-24 yaitu berdasarkan:
a. Kelegalan PBF, yaitu pemasok harus memiliki izin yang masih berlaku sesuai dengan peraturan perundang-undangan (memiliki sertifikat
CDOB).
b. Ketersediaan produk Harga/ diskon yang kompetitif, harga obat dan atau bahan obat yang sepadan dengan mutu yang dimiliki dan terdapat
beberapa penawaran harga atau penurunan harga yang sesuai dengan tawaran harga yang diberikan oleh pesaing pasar yang sama.
c. Returnable, hal ini mencakup dari kebijakan retur dari PBF, Misalnya pihak PBF dapat menerima atau boleh melakukan peraturan barang
dalam jangka waktu yang telah ditentukan sebelum ED yang biasanya telah disepakati sebelumnya.
d. Lead time, mencakup waktu yang dibutuhkan untuk mengolah pesanan, memproduksi barang atau mengirimkan produk kepada pelanggan.
Dalam manajemen rantai pasokan waktu proses menjadi faktor kunci dalam perencanaan dan pengendalian persediaan.
Terdapat beberapa PBF yang bermitra dengan Apotek K-24 Pengayoman, yaitu PBF Internal KDE, Anugrah Pharmindo Lesrari (APL),
Anugrah Argon Medica (AAM), Antarmitra Sembada (AMS), dan masih banyak lagi PBF nasional yang menjadi mitra Apotek K-24.
Surat Pesanan
Pada Apotek K-24 Pengayoman terkait surat pesanan ditandatangani oleh Apoteker Penanggungjawab untuk sediaan farmasi kategori obat
bebas, obat bebas terbatas, obat keras serta alat kesehatan dan surat pesanan dapat diambil oleh pihak PBF pada saat pengiriman barang.
Sedangkan untuk surat pesanan berupa narkotika, psikotropika, dan obat prekursor itu harus ditandatangani oleh Apoteker dan harus
dikirimkan terlebih dahulu ke pihak PBF untuk melakukan permintaan barang. Surat pesanan obat bebas biasanya digabung dengan surat
pesanan obat bebas terbatas.
Cara Pemesanan Obat
Langkah-langkah pemesanan obat yaitu:
Cek ketersediaan obat di apotek (tertera pada sistem rekomendasi obat yang akan habis).
Buat pesanan obat habis ke PBF.
Pemesanan obat ke PBF dengan membuat Surat Pesanan (SP).
Obat datang, lalu dicek dan diinput ke sistem kemudian dimasukkan ke stok.
Dari PBF memberikan titipan faktur yang akan mendekati jatuh tempo.
Proses pembayaran obat yang akan jatuh tempo.
Tipe-Tipe Surat Pesanan berdasarkan jenis obat yang dipesan:
1. SP Khusus untuk Obat Narkotika
Narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Contoh: Morfin, codein, Pethidin, Metadon, dan Etil Morfin.
Dalam satu SP hanya memuat satu item obat narkotika. Obat narkotika dengan kekuatan atau bentuk sediaan berbeda harus dipesan dengan
SP yang berbeda. Dibuat sekurang-kurangnya rangkap tiga (2 ke pemasok/ PBF dan 1 sebagai arsip). Surat pesanan ini harus ditandatangani
oleh apoteker penanggungjawab dilengkapi nama jelas dan nomor SIPA.
2. SP Khusus Untuk Obat Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintesis bukan narkotia, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Contoh: Amfetamin, Fenobarbital, Pentobarbital,
Diazepam, dan Nitrazepam.
Satu SP dapat memuat satu atau lebih obat psikotropika, Dibuat sekurang-kurangnya rangkap tiga (2 ke pemasok/ PBF dan 1 sebagai arsip).
Surat ini harus ditandatangani dilengkapi nama jelas dan nomor SIPA.
3. SP Khusus untuk Obat Prekursor Farmasi
Prekursor Farmasi adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan sebagai bahan baku/ penolong untuk keperluan
proses produksi industri farmasi atau produk antara, produk ruahan, dan produk jadi yang mengandung Ephedrine, Pseudoephedrine,
Norephedrine/ phenilpropanolamine, Ergotamin, Ergometrine, atau Potasium Permanganat.
Satu SP dapat memuat satu atau lebih obat prekursor farmasi, Dibuat sekurang-kurangnya rangkap tiga (2 ke pemasok/ PBF dan 1 sebagai
arsip). Surat ini harus ditandatangani dilengkapi nama jelas dan nomor SIPA.
4. SP untuk Obat Umum atau Barang Selain NPP
Seperti obat keras lain, golongan obat bebas terbatas, dan obat bebas.
Umumnya SP dibuat tiga rangkap. Setiap SP dibuat nomor untuk kemudahan dokumentasi dan sebagai pengaman untuk menghindari
penyalahgunaan.
Cara mengisi Surat Pesanan Reguler:
Pastikan jenis obat dan jumlah obat yang akan ditulis di SP sudah benar.
Pastikan PBF yang dituju sudah benar, alamatnya benar, nomor telepon dan identitas PBF lainnya benar.
Pada bagian “Kepada Yth”, diisi nama PBF, alamat PBF, Nomor Telepon PBF.
Perhatikan pada kolom yang tersedia, kolom tersebut sebagai berikut:
Kolom nomor, diisi dengan nomor urut (1,2,3,dst)
Kolom nama obat, diisi nama obat, kekuatan obatt (bila ada) bentuk sediaan, volume sediaan.
Kolom jumlah, diisi jumlah obat yang akan dipesan, ditulis dengan angka dan diikuti satuan kemasannya (sesuai dengan Lembar Usulan
Permintaan.
Bagian tanggal, diisi tanggal pembuatan SP.
Bagian TTD Apoteker, ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek dan diberi stempel apotek, untuk menambah legalitas SP.
5. SP Khusus Obat-Obat Tertentu (OOT)
Obat dengan kategori obat keras yang peredarannya diawasi dengan ketat.
Kesan Saya lebih memahami mengenai rancangan perencanaan dan pengadaan obat di apotek serta jenis-jenis surat pesanan yang terdapat di Apotek
Belajar K-24 Pengayoman.
Rekomendas
-
i
Contoh Surat Pesanan Reguler Contoh Surat Pesanan Prekursor Contoh Surat Pesanan Obat-Obat Tertentu
Lampiran
Muh. Nur Amir. S.Si., M.Si., Apt. apt. Febri Lestari, S.Si
PORTOFOLIO PRAKTEK KERJA PROFESI (PKPA)
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN
PKPA APOTEK K-24 PENGAYOMAN
Nama Mahasiswa St. Raiyani
NIM N014232029
Angkatan 70
Periode PKPA 4 Maret - 30 Maret 2024
Learning Checklist*
No. Hari/Tanggal Waktu Proses Belajar, Hasil Belajar dan Kesan Belajar
0 I II III IV
Melakukan pengelolaan (perencanaan, pengadaan, penerimaan,
Kamis, pencatatan, dan pelaporan) perbekalan farmasi di apotek
7.30 - Jenis
7 Maret 2024 berdasarkan rencana pengelolaan perbekalan yang telah disusun.
15.15 kegiatan
3.
(CPMK II)
CPMK II
Tujuan Mampu melakukan penerimaan obat berdasarkan surat pesanan
SUB-CPMK Belajar dan faktur. (SUB-CPMK 3)
III
Proses belajar yang telah saya lakukan adalah:
1. Saya melakukan diskusi bersama preseptor mengenai hal-hal yang harus diperiksa saat pesanan datang (surat pesanan, faktur, barang).
Proses 2. Saya melakukan diskusi bersama preseptor mengenai dokumen yang diisi pada saat penerimaan (misalnya checklist penerimaan)
Belajar 3. Saya melakukan diskusi bersama preseptor mengenai hal-hal khusus yang dicek untuk produk-produk tertentu (misal CCP).
4. Saya melakukan diskusi bersama preseptor mengenai jenis barang yang diretur dan cara meretur barang yang tidak sesuai dengan pesanan.
5. Melampirkan foto kegiatan penerimaan obat dan contoh faktur barang, surat retur.
Hasil Belajar Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis, spesifikasi, jumlah, mutu, waktu, penyerahan dan harga yang tertera
dalam Surat Pesanan (SP) dengan kondisi fisik produk yang diterima. Penerimaan sediaan farmasi di apotek harus dilakukan oleh apoteker.
Apabila apoteker berhalangan hadir, penerimaan sediaan farmasi dapat didelegasikan kepada Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) yang ditunjuk
oleh apoteker.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penerimaan diantaranya:
Kondisi kemasan produk termasuk segel, label/ penandaan dalam keadaan baik.
Kesesuaian nama, bentuk sediaan, kekuatan sediaan, isi kemasan antara arsip surat pesanan dengan obat yang diterima.
Kesesuaian antara fisik obat dengan dokumen Faktur Pembelian dan/ atau Surat Pengiriman Barang (SPB) yang meliputi:
Kebenaran nama produsen, nama pemasok, nama obat, jumlah, bentuk sediaan, kekuatan sediaan, dan isi kemasan.
Nomor batch dan tanggal kadaluarsa.
Apabila penerimaan tidak sesuai, maka dapat dilakukan pengembalian produk kepada PBF atau supplier.
Penerimaan pada Apotek K-24 dapat dilakukan oleh Apoteker maupun TTK yang didelegasikan untuk penerimaan barang kecuali
narkotika, psikotropika, dan prekursor yang harus diterima oleh Apoteker Penanggungjawab. Penerimaan dilakukan dengan memperhatikan
kebenaran nama produsen, nama pemasok, nama obat, jumlah, bentuk, kekuatan sediaan obat dan isi kemasan, nomor batch dan tanggal
kadaluwarsa.
Proses penerimaan obat di Apotek K-24 Pengayoman untuk obat narkotika, psikotropika, prekursor dan Obat-Obat Tertentu (OTT) diterima
langsung oleh apoteker, namun jika apoteker berhalangan hadir makan penerimaan dapat didelegasikan kepada TTK yang ditunjuk oleh
apoteker. Setelah dilakukan pemeriksaan kesesuaian antara barang yang diterima dengan SP maupun faktur, selanjutnya SP dan faktur ditanda
tangani oleh apoteker dan diberikan stempel apotek sebagai tanda bukti bahwa barang telah diantarkan dan diterima dalam kondisi baik dan
sesuai dengan permintaan pada surat pesanan. Surat pesanan dan faktur berwarna putih diberikan kepada pihak PBF, 2 lembar faktur lainnya
diberikan kepada apotek sebagai arsip apotek.
Cold Chain Product (CCP) atau produk rantai dingin merupakan obat-obatan yang harus disimpan dalam kisaran suhu yang telah
ditetapkan, contohnya vaksin, produk biologis, perawatan onkologi, beberapa jenis insulin dan obat-obatan lainnya. Guna menjamin kualitas
obat yang baik, agar produk yang diberikan tetap terjaga khasiatnya. Penerimaan produk CCP terdiri dari pengecekan fisik dan pemantauan
kondisi saat penerimaan. Pengecekan suhu CCP sangat penting dilakukan untuk melihat kesesuaian kondisi lingkungan yang ditentukan.
Penyimpanan produk CCP perlu dijaga antara suhu 2-8 oC dan -15 s/d -25oC. Penerimaan barang datang CCP menurut Peraturan BPOM No. 6
Tahun 2020 tentang Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) harus melakukan pengecekan fisik sebagai berikut:
1. Nama produk yang diterima
2. Jumlah produk yang diterima
3. Kondisi fisik produk
4. Nomor bets
5. Tanggal kadaluwarsa
6. Kondisi alat pemantau suhu
7. Kondisi Vaccine Vial Monitors (VVM) ) jika ada.
Langkah pemantauan suhu pada saat penerimaan adalah sabagai berikut:
1. Termometer/ data logger dimasukkan ke dalam styrofoam/ cooler box
2. Biarkan selama 15 menit
3. Diamati dan dicatat suhu diberita acara penerimaan barang datang.
4. Setelah dilakukan pemantauan suhu segera masukkan produk ke dalam penyimpanan yang sesuai.
5. Membuat Berita Acara Penerimaan Barang Datang (BAPBD).
Jika pada saat penerimaan terdapat penyimpangan suhu pada pengecekan suhu seperti mendekati batas layak pakai, dapat ditambahkan
label khusus pada produk CCP tersebut, namun tetap disimpan pada tempat yang sesuai dan suhu yang dipersyaratkan. Selain dibuatkan berita
acara penerimaan barang yang dikirimkan kepada Apoteker Penanggung Jawab dan segera melaporkan penyimpanan tersebut kepada
pengirim.
Ketika pada saat penerimaan, ditemukan obat yang kemasan/ segelnya rusak dan kadaluarsa, maka dapat dilakukan retur barang ke
distributor/ Pedagang Besar Farmasi (PBF). Jenis – jenis barang yang dapat diretur antara lain:
1. Retur barang untuk produk yang tidak sesuai pesanan.
2. Retur barang untuk produk yang hampir kadaluwarsa.
3. Retur barang untun produk yang kemasan/ segelnya rusak.
Adapun cara meretur barang yaitu untuk barang yang baru diterima tanggal kadaluwarsa kurang dari 1 tahun akan diretur dan akan
dibuatkan surat pesanan baru jika stok obat di PBF sudah ada. Sedangkan untuk barang faktur lama yang sudah mendekati tanggal
kadaluwarsa akan dilaporkan ke sales lalu sales melaporkan ke PBF, PBF akan mengeluarkan surat penarikan yang berisi tanggal penarikan,
nama barang, jumlah, nomor batch, dan tanggal kadaluwarsa. Setelah barang diterima, PBF akan menerbitkan faktur retur lalu apoteker akan
retur disistem juga untuk memotong tagihan baru sesuai dengan harga barang yang diretur.
Saya lebih mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan saat penerimaan barang di apotek agar dapat mencegah terjadinya ketidaksesuaian
Kesan jumlah stok yang ada dan sy lebih memahami bagaimana proses retur barang di apotek.
Belajar
Rekomendas -
i
Lampiran
Muh. Nur Amir. S.Si., M.Si., Apt. apt. Febri Lestari, S.Si
Lampiran
Penyimpanan Alfabetis Obat Paten
Penyimpanan Etalase Obat Bebas,
Penyimpanan Obat Narkotika dan Psikotropika
Bebas Terbatas,
Kosmetik, dan Alat Kesehatan
Penyimpanan Obat Prekursor Penyimpanan Salep Proses Penyimpanan Obat
*Diisi oleh preseptor
Level 0: Telah mengetahui secara teoritis sebelumnya. Mahasiswa telah selesai masa studi sarjana farmasi, namun belum memiliki pengalaman untuk
mengimplementasikan kompetensi dalam kenyataan praktik profesi
Level 1: Telah memahami dari pembenaran/penjelasan/petunjuk preseptor. Mahasiswa belajar memahami teori secara komprehensif untuk mensinkonkan
(meluruskan ksenjangan) antara teori dan praktik nyata
Level 2: Telah melihat/mengamati proses, namun tidak melakukan sendiri. Mahasiswa mengamati bagaimana teori dipraktekkan sesuai praktik (keputusan-
tindakan) dan pekerjaan nyata di dalam praktik profesi
Level 3: Telah melakukan sendiri di bawah bimbingan/pengawasan preseptor. Mahasiswa belajar melakukan praktik nyata (berfikir, bersikap secara
komprehensif), namun masih di bawah pengawasan langsung oleh Preseptor untuk mengembangkan pengalaman
Level 4: Telah dipercaya Preseptor untuk melakukan sendiri dengan benar dan baik. Mahasiswa telah mampu mandiri praktik nyata secara komprehensif
untuk meningkatkan jumlah, jenis dan kualitas pengalaman praktik
Muh. Nur Amir. S.Si., M.Si., Apt. apt. Febri Lestari, S.Si
PORTOFOLIO PRAKTEK KERJA PROFESI (PKPA)
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN
PKPA APOTEK K-24 PENGAYOMAN
Nama Mahasiswa St. Raiyani
NIM N014232029
Angkatan 70
Periode PKPA 4 Maret – 30 Maret 2024
Learning Checklist*
No. Hari/Tanggal Waktu Proses Belajar, Hasil Belajar dan Kesan Belajar
0 I II III IV
Melakukan pengelolaan (perencanaan, pengadaan, penerimaan,
Jumat, 15
pencatatan, dan pelaporan) perbekalan farmasi di apotek
Maret 2023 07.15 – Jenis
5. berdasarkan rencana pengelolaan perbekalan yang telah disusun.
15.15 kegiatan
(CPMK II)
Kesan Saya lebih mengetahui mengenai pengendalian sediaan farmasi, bagaimana pencatatan dan pelaporannya serta bagaimana proses pemusnahan
Belajar obat.
Rekomendas -
i
Kartu Stok Obat Harian SIPNAP Morfin
Lampiran
Pro : Edward
Berat badan : 9.1 kg
Umur :-
Alamat :-
Skrining resep yang dilakukan yaitu:
1. Skrining administrasi (Kelengkapan resep)
2. SIP dokter
3. Alamat dokter
4. Nomor telepon
Invocatio
6. Tanda R/ di awal penulisan resep
Prescriptio
7. Nama Obat
8. Kekuatan Obat
9. Jumlah Obat
Signatura
10. Nama pasien
Subscriptio
17. Tanda tangan/ paraf dokter
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil skrining administrasi resep, resep tersebut tidak lengkap.
2. Skrining Farmasetik
Berdasarkan permintaan pada resep tersebut, obat dibuat dalam bentuk sediaan pulveres atau puyer untuk memudahkan pasien
mengkonsumsi obatnya karena resep ini ditujukan untuk anak. Tidak terdapat inkompatibilitas pada resep serta jumlah dan aturan pakai
telah sesuai.
3. Skrinning Klinik
Obat yang diresepkan dokter terdiri dari resep racikan yang berisi Cobazim kapsul 1000 µg yang mengandung Co-Enzyme B12 yang
berfungsi sebagai katalisator vitamin B 12 untuk membantu penyerapan vitamin B 12 agar tidak mengalami anemia dan diindikasikan untuk
bayi dan anak yang memiliki gangguan pertumbuhan, penyembuhan/ pemulihan dari sakit, hipotrofi, dan distrofi. Serta diberi vitamin
Curcuma Plus tablet untuk memperbaiki napsu makan.
Setelah dilakukan skrining resep, selanjutnya dilakukan perhitungan dosis dan bahan untuk selanjutnya dilakukan compounding sesuai
permintaan pada resep.
Perhitungan Bahan:
Pada R/ resep racikan yang dibuat sebanyak 30 bungkus yang terdari dari Curcuma Plus dan Cobazim 1000 µg. Maka masing-masing obat
yang diambil yaitu:
- Curcuma Plus = 1/10 x 30 bungkus = 3 tablet
- Cobazim = 1000 µg/ 1000 µg x 30 bungkus = 30 kapsul
Setelah dilakukan perhitungan bahan, selanjutnya dilakukan proses peracikan pada sediaan puyer dengan mengambil bahan sesuai
dengan perhitungan bahan, lalu dimasukkan ke dalam blender 3 tablet Curcuma Plus dan sebanyak 30 kapsul Cobazim 1000 µg yang dibuka
cangkangnya dan dihaluskan hingga homogen, setelah homogen selanjutnya serbuk dibagi rata ke dalam kertas puyer sebanyak 30 bungkus,
lalu dipress kemudian diberikan etiket.
Setelah proses peracikan telah siap, selanjutnya dilakukan pengecekan kembali oleh apoteker untuk memastikan obat yang diberikan
sesuai dengan resep agar tidak terjadi kesalahan pada saat penyerahan obat kepada pasien. Setelah selesai dilakukan pengecekan, kemudian
diberikan obat kepada orang tua pasien dengan memberikan informasi terkait obatnya dengan didampingi oleh Apoteker Pendamping.
Kesan Saya lebih memahami cara skrinning resep (administrasi, farmasetik, dan klinis), saya dapat melakukan secara langsung segala proses
Belajar penyiapan resep, peracikan puyer, dan penyerahan obat serta pemberian informasi kepada pasien.
Rekomendas -
i
Lampiran Resep Etiket Copy Resep
Muh. Nur Amir. S.Si., M.Si., Apt. apt. Febri Lestari, S.Si
PORTOFOLIO PRAKTEK KERJA PROFESI (PKPA)
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN
PKPA APOTEK K-24 PENGAYOMAN
Nama Mahasiswa St. Raiyani
NIM N014232029
Angkatan 70
Periode PKPA 4 Maret – 30 Maret 2024
Learning Checklist*
No. Hari/Tanggal Waktu Proses Belajar, Hasil Belajar dan Kesan Belajar
0 I II III IV
Mampu melakukan pengkajian dan pelayanan obat resep dan
Rabu, 20 7.15 – Jenis non resep di apotek yang berbasis pada ketentuan perundang-
7.
Maret 2024 15.15 kegiatan undangan. (CPMK III)
Saya sangat senang telah melakukan komunikasi dan konseling langsung dengan pasien swamedikasi, dimana dalam kegiatan ini saya merasa
Kesan bahwa pengalaman tersebut telah memberi saya kesempatan untung meningkatkan kepercayaan diri saya dalam berkomunikasi dengan pasien
Belajar
terkait pelayanan swamedikasi di apotek dan mengasah keterampilan komunikasi saya untuk memberi saran dan informasi obat kepada pasien.
Rekomendas -
i
Melakukan Pelayanan Obat Non Resep (Swamedikasi)
Lampiran
Muh. Nur Amir. S.Si., M.Si., Apt. apt. Febri Lestari, S.Si
PORTOFOLIO PRAKTEK KERJA PROFESI (PKPA)
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN
PKPA APOTEK K-24 PENGAYOMAN
Nama Mahasiswa St. Raiyani
NIM N014232029
Angkatan 70
Periode PKPA 4 Maret – 30 Maret 2024
Learning Checklist*
No. Hari/Tanggal Waktu Proses Belajar, Hasil Belajar dan Kesan Belajar
0 I II III IV
Jumat/ 22 15.15- Jenis Mampu melakukan komunikasi efektif dan kerjasama dalam
8.
Maret 2024 22.15 Kegiatan pelaksanaan pelayanan kefarmasian. (CPMK IV)
Mampu melakukan penyerahan obat disertai pemberian
CPMK IV informasi terkait obat (indikasi, efek samping, cara penggunaan,
Tujuan
SUB-CPMK dan aturan cara penggunaan, dan aturan pakai obat, serta
Belajar
VIII penyimpanan obat). (SUB-CPMK 8)
Kesan Saya dapat lebih memahami terkait penjelasan obat yang terdapat dalam resep, cara melakukan PIO kepada pasien dan juga saya dapat
Belajar berinteraksi langsung dengan pasien selama proses penyerahan obat dan PIO yang didampingi apoteker.
Rekomendas
i -
Resep Penyerahan Obat dan PIO
Lampiran
Muh. Nur Amir. S.Si., M.Si., Apt. apt. Febri Lestari, S.Si
MATRIKS RUBRIK PENILAIAN PORTOFOLIO
Aspek Nilai
Prima (30-40) Baik (20-29) Cukup (10-19) Kurang (1-9)
Penilaian Maksimal
Development 40 Portofolio menunjukkan 4 Portofolio menunjukkan 3 dari Portofolio menunjukkan 2 dari Portofolio menunjukkan
and Process aspek berikut: 4 aspek berikut: 4 aspek berikut: hanya 1 dari 4 aspek
1. kemampuan mahasiswa 1. kemampuan mahasiswa 1. kemampuan mahasiswa berikut:
dalam mengekspresikan dalam mengekspresikan dalam mengekspresikan 1. kemampuan
pemahaman terhadap pemahaman terhadap pemahaman terhadap mahasiswa dalam
proses pembelajaran proses pembelajaran proses pembelajaran mengekspresikan
2. kemampuan mahasiswa 2. kemampuan mahasiswa 2. kemampuan mahasiswa pemahaman terhadap
dalam menilai diri sendiri dalam menilai diri sendiri dalam menilai diri sendiri proses pembelajaran
dan merefleksikan dan merefleksikan dan merefleksikan 2. kemampuan
kekurangan yang kekurangan yang kekurangan yang mahasiswa dalam
dimilikinya dalam bentuk dimilikinya dalam bentuk dimilikinya dalam bentuk menilai diri sendiri
feedback feedback feedback dan merefleksikan
3. kemampuan mahasiswa 3. kemampuan mahasiswa 3. kemampuan mahasiswa kekurangan yang
dalam berpikir kritis dalam berpikir kritis dalam berpikir kritis dimilikinya dalam
4. kemampuan mahasiswa 4. kemampuan mahasiswa 4. kemampuan mahasiswa bentuk feedback
dalam mengevaluasi dalam mengevaluasi dalam mengevaluasi 3. kemampuan
kegiatan praktek dan kegiatan praktek dan kegiatan praktek dan mahasiswa dalam
memberi rekomendasi memberi rekomendasi memberi rekomendasi berpikir kritis
perbaikan bagi kegiatan perbaikan bagi kegiatan perbaikan bagi kegiatan 4. kemampuan
PKPA PKPA PKPA mahasiswa dalam
mengevaluasi
kegiatan praktek dan
memberi rekomendasi
perbaikan bagi
kegiatan PKPA
Aspek Nilai
Prima (30-25) Baik (15-24) Cukup (6-14) Kurang (1-5)
Penilaian Maksimal
Critical 30 Portofolio menunjukkan Portofolio menunjukkan Portofolio menunjukkan Mahasiswa tidak
Thinking kemampuan mahasiswa kemampuan mahasiswa kemampuan mahasiswa mampu
secara utuh dalam secara baik dalam secara cukup dalam mengimplementasikan
mengimplementasikan teori mengimplementasikan teori mengimplementasikan teori teori yang diperoleh pada
yang diperoleh pada saat yang diperoleh pada saat kuliah yang diperoleh pada saat kuliah saat kuliah dalam
kuliah dalam melakukan dalam melakukan penetapan dalam melakukan penetapan melakukan penetapan dan
penetapan dan penyelesaian dan penyelesaian masalah yang dan penyelesaian masalah yang penyelesaian masalah
masalah yang diangkat dalam diangkat dalam portofolio. diangkat dalam portofolio. yang diangkat. Terdapat
portofolio. Portofolio Portofolio memenuhi 3 aspek: Portofolio memenuhi 3 aspek: banyak kekurangan
memenuhi 3 aspek: 1. Penetapan masalah 1. Penetapan masalah pada analisa dan
1. Penetapan masalah didasarkan pada basis teori didasarkan pada basis penetapan solusi
didasarkan pada basis yang jelas teori yang jelas
teori yang jelas 2. Pertimbangan dalam 2. Pertimbangan dalam
2. Pertimbangan dalam menentukan solusi menentukan solusi tidak
menentukan solusi tergambar jelas jelas
tergambar jelas 3. Solusi yang diberikan 3. Solusi yang diberikan
3. Solusi yang diberikan kurang sesuai kurang sesuai
tepat
Aspek Nilai
Prima (15) Baik (10-14) Cukup (5-9) Kurang (1-4)
Penilaian Maksimal
Seluruh komponen portofolio Terdapat 1 komponen Terdapat 2 komponen Sebagian besar
Komponen
15 lengkap portofolio yang hilang portofolio yang hilang komponen portofolio
Portofolio
tidak terisi
Aspek Nilai
Prima (15) Baik (10-14) Cukup (5-9) Kurang (1-4)
Penilaian Maksimal
Portofolio ditulis dengan Beberapa kesalahan minor Terdapat banyak kesalahan Terdapat banyak
bahasa yang terstruktur, rapi dalam tata bahasa, portofolio pada tata bahasa, portofolio kesalahan, portofolio
Struktur dan
15 dan mudah dimengerti ditulis dengan rapi dan bahasa nampak berantakan namun isi berantakan dan sulit
Tata Bahasa
dapat dimengert masih dapat dimengerti dimengeti
MATRIKS RUBRIK PENILAIAN KINERJA KLINIS OLEH PRESEPTOR
Aspek Nilai
Prima (15-20) Baik (10-14) Cukup (5-9) Kurang (1-4)
Penilaian Maksimal
Kualitas Kerja 20 Mahasiswa selalu Mahasiswa sering Mahasiswa kadang-kadang Mahasiswa jarang
menunjukkan komitmen menunjukkan komitmen menunjukkan komitmen yang menunjukkan komitmen
yang kuat untuk tugas yang kuat untuk tugas yang kuat untuk tugas yang yang kuat untuk tugas
yang diberikan dan diberikan dan menunjukkan: diberikan dan menunjukkan: yang diberikan dan
menunjukkan: 1. inisiatif dan semangat 1. inisiatif dan semangat dalam menunjukkan:
1. inisiatif dan semangat dalam belajar belajar 1. inisiatif dan semangat
dalam belajar 2. mengerjakan tugas dengan 2. mengerjakan tugas dengan dalam belajar
2. mengerjakan tugas tuntas tuntas 2. mengerjakan tugas
dengan tuntas 3. perhatian terhadap detail 3. perhatian terhadap detail dengan tuntas
3. perhatian terhadap 3. perhatian terhadap
detail detail
Sikap 20 Mahasiswa selalu Mahasiswa sering Mahasiswa kadang-kadang Mahasiswa jarang
Profesional menunjukkan standar menunjukkan standar tinggi menunjukkan standar tinggi menunjukkan standar
tinggi untuk perilaku untuk perilaku pribadi dan untuk perilaku pribadi dan tinggi untuk perilaku
pribadi dan etos kerja, etos kerja, termasuk: etos kerja, termasuk: pribadi dan etos kerja,
termasuk: 1. integritas 1. integritas termasuk:
1. integritas 2. disiplin 2. disiplin 1. integritas
2. disiplin 3. akuntabilitas 3. akuntabilitas 2. disiplin
3. akuntabilitas 4. pakaian dan penampilan 4. pakaian dan penampilan 3. akuntabilitas
4. pakaian dan 4. pakaian dan
penampilan penampilan
Aspek Nilai
Prima (15-20) Baik (10-14) Cukup (5-9) Kurang (1-4)
Penilaian Maksimal
Komunikasi 20 Mahasiswa selalu Mahasiswa sering Mahasiswa kadang-kadang Mahasiswa jarang
Efektif baik menunjukkan menunjukkan keterampilan menunjukkan keterampilan menunjukkan
Lisan/Tulisan keterampilan komunikasi komunikasi yang kuat, komunikasi yang kuat, keterampilan komunikasi
yang kuat, termasuk termasuk kemampuan termasuk kemampuan untuk: yang kuat, termasuk
kemampuan untuk: untuk: 1. mengungkapkan gagasan kemampuan untuk:
1. mengungkapkan 1. mengungkapkan gagasan dengan jelas 1. mengungkapkan
gagasan dengan jelas dengan jelas 2. memproses instruksi yang gagasan dengan jelas
2. memproses instruksi 2. memproses instruksi yang diberikan dengan baik 2. memproses instruksi
yang diberikan dengan diberikan dengan baik 3. menerapkan umpan balik, yang diberikan dengan
baik 3. menerapkan umpan balik, 4. menggunakan bahasa yang baik
3. menerapkan umpan 4. menggunakan bahasa yang baik dan sopan 3. menerapkan umpan
balik, baik dan sopan balik,
4. menggunakan bahasa 4. menggunakan bahasa
yang baik dan sopan yang baik dan sopan
Kolaborasi dan 20 Mahasiswa selalu Mahasiswa sering Mahasiswa kadang-kadang Mahasiswa jarang
Hubungan menunjukkan menunjukkan keterampilan menunjukkan keterampilan menunjukkan
Interpersonal keterampilan relasional relasional yang kuat, relasional yang kuat, keterampilan relasional
yang kuat, termasuk: termasuk: termasuk: yang kuat, termasuk:
1. keterbukaan terhadap 1. keterbukaan terhadap ide- 1. keterbukaan terhadap ide-ide 1. keterbukaan terhadap
ide-ide baru ide baru baru ide-ide baru
2. kepekaan terhadap 2. kepekaan terhadap 2. kepekaan terhadap populasi 2. kepekaan terhadap
populasi yang berbeda populasi yang berbeda yang berbeda populasi yang berbeda
3. rukun dengan peserta 3. rukun dengan peserta 3. rukun dengan peserta PKPA 3. rukun dengan peserta
PKPA lain, pasien dan PKPA lain, pasien dan lain, pasien dan staff apotek PKPA lain, pasien dan
staff apotek staff apotek staff apotek
Aspek Nilai
Prima (15-20) Baik (10-14) Cukup (5-9) Kurang (1-4)
Penilaian Maksimal
Kemampuan 20 Mahasiswa selalu Mahasiswa sering Mahasiswa kadang-kadang Mahasiswa jarang
Berpikir Kritis menunjukkan kemampuan berpikir yang menunjukkan kemampuan menunjukkan
kemampuan berpikir kuat, termasuk kemampuan berpikir yang kuat, termasuk kemampuan berpikir
yang kuat, termasuk untuk: kemampuan untuk: yang kuat, termasuk
kemampuan untuk: 1. memecahkan masalah dan 1. memecahkan masalah dan kemampuan untuk:
1. memecahkan masalah menerapkan informasi menerapkan informasi 1. memecahkan masalah
dan menerapkan 2. membuat keputusan yang 2. membuat keputusan yang dan menerapkan
informasi tepat tepat informasi
2. membuat keputusan 3. merefleksikan apa yang 3. merefleksikan apa yang telah 2. membuat keputusan
yang tepat telah dipelajari dipelajari yang tepat
3. merefleksikan apa yang 4. menyesuaikan diri dengan 4. menyesuaikan diri dengan 3. merefleksikan apa yang
telah dipelajari situasi baru situasi baru telah dipelajari
4. menyesuaikan diri 4. 4menyesuaikan diri
dengan situasi baru dengan situasi baru