Anda di halaman 1dari 59

PORTOFOLIO PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA)

FARMASI PERAPOTEKAN

Nama : ST. RAIYANI


NIM : N014232029
Semester : I (SATU)
Periode : AKHIR 2023/2024
Tempat Praktek : APOTEK K-24 PENGAYOMAN

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2024
Panduan Penulisan Portofolio PKPA Perapotekan

1. Portofolio disusun dalam kertas HVS warna putih, ukuran A4, dengan bobot kertas 70 GSM dengan margin normal (tepi atas dan tepi kiri:
2,54 cm, tepi bawah dan tepi kanan: 2,54 cm)
2. Portofolio dapat ditulis tangan maupun diketik dengan jenis dengan komputer menggunakan program Microsoft Office Word dengan jenis
huruf Times New Roman 12 dan jarak 1,15 spasi, rata kanan-kiri (justified).
3. Kata-kata bahasa asing diketik dengan cetak miring (italic).
4. Merek obat dagang/paten selalu ditulis kapital pada huruf pertama dan diikuti dengan simbol ® dalam format superscript (mis. Herbesser®).
Obat generik tidak diawali huruf kapital.
5. Sitasi dan daftar pustaka untuk kutipan yang berasal dari referensi berupa buku atau peraturan perundang-undangan ditulis dengan dengan
model sitasi Harvard (berdasarkan abjad).
6. Foto kegiatan atau dokumen yang tidak dilampirkan dalam main text (kolom Proses Belajar atau Hasil Belajar) dilampirkan di belakang
setiap portofolio. Foto yang ditampilkan pada main text portofolio maupun lampiran harus diatur dalam ukuran yang mudah dibaca.
7. Setiap portofolio diberikan kertas berwarna sebagai pembatas dengan menuliskan Sub-CPMK dan nama kegiatan (lihat nama kegiatan pada
slide setiap Sub-CPMK).
8. Portofolio disusun berdasarkan urutan sub-CPMK
9.
PORTOFOLIO PRAKTEK KERJA PROFESI (PKPA)
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN
PKPA APOTEK K-24 PENGAYOMAN
Nama Mahasiswa St. Raiyani
NIM N014232029
Angkatan 70
Periode PKPA 4 Maret - 30 Maret 2024
Learning Checklist*
No. Hari/Tanggal Waktu Proses Belajar, Hasil Belajar dan Kesan Belajar
0 I II III IV

Senin, Jenis Mengevaluasi aspek manajemen dan administrasi di apotek.


4 Maret 2024 7.30 - kegiatan (CPMK I)
15.15
1. Selasa,
12 Maret 14.00 – Mampu mengevaluasi struktur organisasi dan aspek administrasi
15.30 Tujuan di Apotek khususnya Apotek K-24 Pengayoman. (SUB-CPMK
2024
Belajar
CPMK I 1)
SUB-CPMK I
Proses belajar yang telah saya lakukan adalah:
1. Saya melakukan diskusi bersama preseptor mengenai informasi lengkap tentang visi dan misi Apotek K-24 Pengayoman, lokasi apotek,
tipe apotek, dan struktur organisasi apotek.
Proses 2. Saya melakukan diskusi bersama preseptor mengenai apa saja persyaratan pendirian Apotek K-24, jenis-jenis dokumen yang dibutuhkan,
Belajar alur pengurusannya (misalnya APA, STRA, SIPA, SIA).
3. Saya mengamati kesesuaian antara persyaratan pendirian apotek dengan realisasinya di lapangan.
4. Saya melakukan diskusi bersama Areal Manager Sulawesi Apotek K-24 mengenai aspek bisnis dan studi kelayakan pendirian apotek
(teknik analisisnya)
Hasil Belajar Apotek K-24 adalah jaringan Apotek Waralaba Nasional yang menyediakan kebutuhan obat-obatan dan alat kesehatan. Berada di bawah
naungan PT. K-24 Indonesia, saat ini Apotek K-24 telah meraih berbagai penghargaan yang menjadikan apotek ini dipercaya menjadi Apotek
Waralaba Terbaik di Indonesia. Apotek K-24 memberikan 5 Jaminan pasti kepada pasien, yakni komplit 24 jam, pagi siang malam libur harga
sama, hanya menjual obat asli, layanan konsultasi Apoteker gratis dan tersedia layanan antar.
Apotek K-24 memiliki Visi menjadi pemimpin pasar apotek pada tahun 2030 melalui jaringan apotek hybrid plus di seluruh Indonesia.
Adapun Misi Apotek K-24 adalah:
1. Membangun jaringan apotek hybrid yang dekat dengan masyarakat, berpelayanan prima, obat dan produk kesehatan yang komplit, tersedia
setiap saat dengan harga terjangkau untuk Indonesia sehat.
2. Menjadi berkat dan manfaat lebih bagi masyarakat, karyawan, pemilik, pemegang saham, dan semua pemangku kepentingan.
3. Mewujudkan pertumbuhan perusahaan yang berkesinambungan melalui sistem manajemen berkualitas tinggi dan pendekatan inovatif,
kolaboratif dalam budaya integritas yang tinggi.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2017 tentang Apotek mengenai persyaratan pendirian apotek,
seorang apoteker dapat mendirikan apotek dengan modal sendiri dan/ atau modal dari pemilik modal baik perorangan maupun perusahaan.
Dalam hal ini apoteker yang mendirikan apotek bekerjasama dengan pemilik modal maka pekerjaan kefarmasian harus tetap dilakukan
sepenuhnya oleh apoteker yang bertanggung jawab. Pendirian apotek harus memenuhi persyaratan, yaitu:
1. Lokasi
Pemerintah Kabupaten/ Kota Makasssar dapat mengatur persebaran Apotek di wilayahnya dengan memperhatikan akses masyarakat dalam
mendapatkan layanan kefarmasian. Lokasi Apotek K-24 Pengayoman berada di pinggir jalan di Jalan Pengayoman No. 14, Buakana, Kota
Makassar.
2. Bangunan
Persyaratan bangunan apotek diantaranya:
 Bangunan apotek harus memiliki fungsi keamanan, kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian pelayanan kepada pasien serta
perlindungan dan keselamatan bagi semua orang yang termasuk penyandang cacat, anak-anak dan orang lanjut usia.
 Bangunan apotek harus bersifat permanen yaitu bagian dan/ atau terpisah dari pusat perbelanjaan, apartemen, rumah toko, rumah kantor,
rumah susun dan bangunan sejenisnya.
Bangunan Apotek K-24 Pengayoman bersifat permanen dan telah memenuhi persyaratan sebagaimana yang telah dipersyaratkan di dalam
PerMenKes RI No. 9 Tahun 2017.
3. Sarana, prasarana dan peralatan
Suatu apotek paling sedikit memiliki sarana ruang yang berfungsi yaitu:
 Penerimaan resep
 Pelayanan resep dan racikan
 Penyerahan sediaan farmasi dan alat kesehatan dan alat kesehatan.
 Konseling
 Penyimpanan sediaan farmasi dan alat kesehatan
 Arsip
Prasarana apotek paling sedikit terdiri dari:
 Instalasi air bersih
 Instalasi listrik
 Sistem tata udara
 Sistem proteksi kebakaran
Peralatan apotek meliputi semua peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pelayanan kefarmasian. Peralatan tersebut diantaranya rak
obat, alat peracikan, bahan pengemas obat, lemari pendingin, meja, kursi, komputer, sistem pencatatan mutasi obat, formulir catatan
pengobatan pasien dan peralatan lain sesuai kebutuhan.
Sarana, prasarana, dan peralatan di Apotek K-24 Pengayoman telah memenuhi persyaratan sebagaimana yang telah disebutkan di dalam
PerMenKes RI No. 9 Tahun 2017.
4. Ketenagaan
 Apoteker pemegang SIA (Surat Izin Apotek) dalam menyelenggarakan apotek dapat dibantu oleh apoteker lain, Tenaga Teknis Kefarmasian
dan/ atau tenaga administrasi.
 Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian wajib memiliki Surat Ijin Praktek (SIP) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Di Apotek K-24 Pengayoman terdapat 2 orang apoteker ( 1 apoteker sebagai Apoteker Penanggungjawab Apotek (APA) dan 1 orang
sebagai Apoteker Pendamping (APING), terdapat 7 orang Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK), dan 1 orang bagian akunting dan administrasi.
Untuk mengurus perizinan Apotek (Surat Izin Apotek atau SIA) lewat sistem OSS, terlebih dahulu membuat akun OSS. Untuk registrasi
akun OSS dipersiapkan data/ berkas seperti:
1. Syarat Administrasi: Surat permohonan (template bebas), SPPL (Surat Pernyataan Pengelola Lingkungan), surat pernyataan SIPNAP
(Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika), dan NPWP.
2. Lokasi apotek dan surat pernyataan tidak berada di lingkungan rumah sakit.
3. Bangunan, denah bangunan berupa ruang tunggu, display obat, penerimaan resep obat, sampai tempat konseling (disertai foto).
4. Sarana, prasarana, dan peralatan: Sesuai dengan peraturan Permenkes no. 14 Tahun 2021 meliputi foto papan nama apotek dan papan nama
praktik apoteker.
5. SDM/ pegawai di apotek: Struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi masing-masing pegawai, data Apoteker Penanggungjawab (APJ)
serta Tenaga Teknis Kefarmasian) yang meliputi KTP, STRA, SIPA/ SIPTTK, dan lainnya.
Setelah registrasi akun OSS, selanjutnya membuat Nomor Induk Berusaha (NIB) melalui Sistem OSS. Lalu Mengurus Surat Izin Praktek
Apoteker (SIPA) dan Surat Izin Praktek Tenaga Teknis Kefarmasian (SIPTTK) dengan cara:
1. Membuat surat rekomendasi di website SIAP (untuk SIPA) dan di website PAFI (untuk SIPTTK).
2. Berkas untuk pengajuan SIPA berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP), Nomor Pokok Wajib Pajak Apoteker (NPWP), Surat Tanda Registrasi
Apotek (STRA), surat rekomendasi, Pas foto, surat pernyataan tempat praktik profesi atau dari pimpinan apotek.
3. Berkas untuk pengajuan SIPTTK berupa KTP, NPWP, STR TTK, ), surat rekomendasi, Pas foto, surat pernyataan tempat praktik profesi
atau dari pimpinan apotek.
Setelah semua dokumen lengkap, selanjutnya mengurus perizinan apotek melalui sistem OSS apotek, dengan cara:
1. Pada menu “Perizinan Berusaha” klik “Proses Pemenuhan Persyaratan Izin”.
2. Unggah dokumen masing-masing dalam bentuk format PDF.
3. Dalam waktu 14 hari kerja, akan ada visitasi oleh Dinas Kesehatan.
4. Setelah mendapat approval dari Dinas Kesehatan, lalu terbit Sertifikat Standar (SS) dan akan disetujui oleh pihak Pelayanan Terpadu Satu
Pintu (PTSP), serta izin apotek akan terbit di sistem OSS dalam 7-14 hari kerja.
5. Unduh Surat Izin Apotek, lalu dicetak.
Semua proses administrasi di Apotek K-24 Pengayoman telah memenuhi persyaratan yang dipersyaratkan, setiap apoteker baik Apoteker
Penanggungjawab Apotek (APA) maupun Apoteker Pendamping (APING) memiliki STR dan SIPA untuk Apoteker Penanggungjawab Apotek
(APA) dan SIPA APING untuk Apoteker Pendamping, begitu pula untu Tenaga Teknis Kefarmasiannya mempunyai STRTTK dan SIPTTK.
Apotek K-24 Pengayoman termasuk Jenis Apotek Komunitas (Retail). Berdiri di tengah-tengah pemukiman masyarakat, apotek ritel hadir
untu menyediakan obat pada komunitas diwilayah tertentu. Dengan kata lain, kebutuhan masyarakat untu membeli obat yang cukup umum
bisa mereka dapatkan melalui apotek komunitas. Biasanya obat yang tersedia obat batuk, pilek, pusing, dan lainnya.
Adapun struktur organisasi di Apotek K-24 Pengayoman yaitu terdiri dari:
 Areal Manager Khusus Sulawesi, yang bertugas untuk monitoring dan evaluasi bisnis proses di apotek dan sebagai leader/ pemimpin di
Apotek K-24 Areal Sulawesi.
 Apoteker Penanggung Jawab Apotek, yang bertugas untuk menjamin barang atau jasa sampai kepada pasien dengan memperhatikan aturan
perundang-undangan. Selain itu, Apoteker memiliki tugas yang penting dalam pelayanan obat yang mencakup pelayanan resep, konseling,
dispensing, Pemantauan Terapi Obat (PTO), Monitoring Efek Samping Obat (MESO), dan Pelayanan Informasi Obat (PIO), serta sebagai
pemimpin/ leader di Apotek.
 Apoteker Pendamping, yang bertugas untuk melakukan PIO, melaksanakan seluruh tugas dan tanggung jawab Apoteker Penanggungjawab
Apotek (APA) pada saat tidak berada di Apotek.
 Tenaga Teknis Kefarmasian, yang bertugas untuk melaksanakan penyiapan pekerjaan kefarmasian yang meliputi penyiapan rencana kerja
kefarmasian, penyiapan pengelolaan perbekalan farmasi dan penyiapan pelayanan farmasi klinik.
 Bagian Administrasi dan Keuangan, yang bertugas mengurus segala administrasi apotek, pelaporan keuangan dan membayarkan pajak
reklamde dan pajak bumi bangunan (PBB) di Apotek K-24 Pengayoman.
Selain sebagai sarana pelayanan profesi apoteker, apotek juga merupakan bisnis retail sehingga sebelum pendirian apotek perlu dilakukan
studi kelayakan bisnis dengan tujuan untuk mengetahui potensial atau tidaknya bisnis apotek yang dijalankan, yang mana dapat menghasilkan
keuntungan yang layak bila telah dijalankan.
Untuk membuat studi kelayakan apotek, terdapat beberapa tahapan diantaranya:
a. Penemuan gagasan untuk Studi Kelayakan Apotek
Kriteria gagasan yang baik adalah fokus, sesuai dengan visi mis, sesuai dengan sumber daya yang dimiliki, aman, beresiko kecil, dan
menguntungkan. Gagasan dapat muncul dari pengalaman kerja, survei, maupun diskusi.
b. Penelitian Lapangan
Dengan melakukan observasi, wawancara atau studi ke lapangan.
c. Evaluasi
Dengan memperhatikan beberapa faktor yang didapat dari lapangan lalu membuat usulan proyek meliputi analisis teknis (seperti peta lokasi
dan lingkungan sekitarnya dan desain interior dan eksterior), analisis pasar, analisis manajemen, dan analisis keuangan.
d. Rencana Pelaksanaan
Setelah usulan proyek disetujui, ditetapkan waktu untuk memulai pekerjaan dengan prioritas penyediaan dana/modal, pembangunan/
rehabilitasi gedung beserta sarana – prasarana, pengurusan izin, rekrutmen karyawan.
e. Pelaksanaan
Selain itu, hal penting yang harus diperhatikan dari studi kelayakan bisnis adalah analisis pasar berupa prospek pemasaran yang
digambarkan dengan perencanaan dan evaluasi perkiraan biaya yang akan dikeluarkan, antara lain dengan menghitung beberapa parameter
berikut:
 Payback Period (PP)
Merupakan pengembalian modal investasi dalam jangka waktu tertentu.
PP = total investasi/ laba bersih
 Return Of Investment (ROI)
Merupakan rasio profitabilitas yang mengukur efisiensi sebuah investasi dengan membandingkan laba bersih dengan total biaya atau modal
yang diinvestasikan. ROI digunakan untk mengetahui seberapa besar laba yang bisa didapat dari dana investasi.
ROI = (laba bersih/ total investasi) x 100%
 Break Event Point (BEP)
Merupakan teknik analisis yang menunjukkan usaha tidak mengalami keuntungan ataupun kerugian. Fungsi analisis BEP adalah untuk
merencanakan laba, alat pertimbangan dalam menentukan harga jual, dan sebagai alat pengendalian.
BEP = BT/ (1 – BV/TR)
BT = Biaya tetap (biaya yang besarnya tidak bergantung pada jumlah barang yang dijual.
BV = Biaya variabel (biaya yang bergantung pada jumlah barang, misal nilai pembelian dari barang yang telah terjual).
TR = Hasil penjualan pada kurun waktu tertentu.
 Harga Pokok Penjualan (HPP)
Merupakan jumlah pengeluaran dan beban yang dikeluarkan secara langsung maupun tidak langsung untuk menghasilkan produk atau jasa.
Nilai HPP juga digunakan sebagai penentu dan patokan berapa laba yang diinginkan oleh perusahaan.
HPP = Pembelian Bersih + Persediaan Awal – Persediaan Akhir
Kesan Saya lebih memahami tentang proses administrasi khususnya mengenai pendirian apotek dan regulasinya, visi dan misinya, beserta struktur
Belajar organisasi dan tugasnya masing-masing di Apotek K-24 Pengayoman.
Rekomendas
-
i
Lampiran

Apotek K-24 Pengayoman


*Diisi oleh preseptor
Level 0: Telah mengetahui secara teoritis sebelumnya. Mahasiswa telah selesai masa studi sarjana farmasi, namun belum memiliki pengalaman untuk
mengimplementasikan kompetensi dalam kenyataan praktik profesi
Level 1: Telah memahami dari pembenaran/penjelasan/petunjuk preseptor. Mahasiswa belajar memahami teori secara komprehensif untuk mensinkonkan
(meluruskan ksenjangan) antara teori dan praktik nyata
Level 2: Telah melihat/mengamati proses, namun tidak melakukan sendiri. Mahasiswa mengamati bagaimana teori dipraktekkan sesuai praktik (keputusan-
tindakan) dan pekerjaan nyata di dalam praktik profesi
Level 3: Telah melakukan sendiri di bawah bimbingan/pengawasan preseptor. Mahasiswa belajar melakukan praktik nyata (berfikir, bersikap secara
komprehensif), namun masih di bawah pengawasan langsung oleh Preseptor untuk mengembangkan pengalaman
Level 4: Telah dipercaya Preseptor untuk melakukan sendiri dengan benar dan baik. Mahasiswa telah mampu mandiri praktik nyata secara komprehensif
untuk meningkatkan jumlah, jenis dan kualitas pengalaman praktik

Panduan Pengisian Portofolio


Item Kegiatan : Jenis kegiatan yang dilaporkan
Tujuan Belajar: Item meliputi CPMK yang sesuai dengan item kegiatan (cek CPMK pada bagian awal modul)
Proses belajar: Item meliputi deskripsi kegiatan yang dilakukan
Untuk kegiatan yang membutuhkan dokumen atau form tertentu, lampirkan kopi dokumen pada portofolio, Untuk kegiatan yang melakukan perhitungan,
lampirkan rincian perhitungan
Hasil Belajar: Item meliputi penilaian mahasiswa terhadap proses belajar yang dilakukan oleh mahasiswa, deskripsikan secara lebih rinci akar dari tindakan
dan solusi yang diberikan
Kesan Belajar: Item meliputi kesan mahasiswa terhadap proses pembelajaran
Rekomendasi: Item meliputi rekomendasi mahasiswa terhadap kegiatan

Pembimbing Fakultas Preseptor Lahan PKPA

Muh. Nur Amir. S.Si., M.Si., Apt. apt. Febri Lestari, S.Si
PORTOFOLIO PRAKTEK KERJA PROFESI (PKPA)
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN
PKPA APOTEK K-24 PENGAYOMAN
Nama Mahasiswa St. Raiyani
NIM N014232029
Angkatan 70
Periode PKPA 4 Maret - 30 Maret 2024
Learning Checklist*
No. Hari/Tanggal Waktu Proses Belajar, Hasil Belajar dan Kesan Belajar
0 I II III IV
Selasa, Melakukan pengelolaan (perencanaan, pengadaan, penerimaan,
5 Maret 2024 Jenis pencatatan, dan pelaporan) perbekalan farmasi di apotek
2.
Kamis, kegiatan berdasarkan rencana pengelolaan perbekalan yang telah disusun.
14 Maret 7.30 - (CPMK II)
2024 15.15
Tujuan Mampu menyusun rancangan perencanaan dan pengadaan obat
CPMK II
Belajar di apotek. (SUB-CPMK 2)
SUB-CPMK
II
Proses belajar yang telah saya lakukan adalah:
1. Saya melakukan diskusi bersama preseptor mengenai metode – metode perencanaan pemesanan perbekalan farmasi dan perhitungan
kebutuhan obat (kebutuhan berdasarkan konsumsi, ROP, analisa pengadaan obat melalui sistem pareto).
Proses 2. Saya melakukan diskusi bersama preseptor mengenai bagaimana cara pemilihan supplier dan cara pemesanan obat.
Belajar 3. Saya melakukan diskusi bersama preseptor mengenai tipe – tipe surat pesanan dan cara menulis surat pesanan berdasarkan jenis obatnya.
4. Saya melakukan diskusi bersama preseptor mengenai hal – hal yang secara spesifik berhubungan dengan manajemen perencanaan dan
pengadaan di Apotek K-24 Pengayoman.
5. Mendokumentasikan contoh surat pesanan untuk tiap jenis surat pesanan (SP).
Hasil Belajar Apoteker bertanggung jawab terhadap pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) di Apotek
sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta memastikan kualitas, manfaat dan keamanannya. Pengelolaan sediaan Farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai harus dilaksanakan secara multidisiplin, terkoordinir dan menggunakan proses yang efektif untuk menjamin kendali
mutu dan kendali biaya.
Tujuan perencanaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP adalah untuk mendapatkan perkiraan jenis dan jumlah sediaan yang
mendekati kebutuhan, meningkatkan penggunaan secara rasional, menjamin ketersediaan, menjamin stok tidak berlebih, efisiensi biaya, dan
memberikan dukungan data bagi estimasi pengadaan, penyimpanan, dan biaya distribusi.
Kegiatan manajemen obat diantaranya yaitu:
1. Perencanaan/ Pemilihan Obat
Peratutan Menteri Kesehatan (PMK) No.73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, proses perencanaan/ pemilihan
obat untuk pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) perlu diperhatikan pola penyakit, pola konsumsi,
budaya dan kemampuan masyarakat. Dalam melakukan suatu perencanaan, sangat perlu untuk memperhatikan ROP (Re- Order Poin) atau titik
pemesanan kembali sehingga barang yang dipesan dapat diterima sebelum persediaan habis. ROP ditentukan dengan cara yaitu waktu tunggu
atau lead time dikalikan dengan pemakaian rata – rata ditambah dengan safety stock.
Metode perencanaan pengadaan diantaranya yaitu:
a. Pola Penyakit/ Epidemologi: Perencanaan yang didasarkan pada pola penyebaran suatu penyakit dan pengobatannya di masyarakat.
b. Pola Konsumsi: Berdasarkan pada data pengeluaran barang atau obat dalam sebuah periode. Kemudian peredarannya dibedakan menjadi
fast moving, medium moving, dan slow moving.
c. Pola Kombinasi (Pola penyakit dan konsumsi): Gabungan dari pola penyakit dan pola konsumsi yang merupakan pengadaan obat dibuat
berdasarkan pola sebaran penyakit dan ketersediaan obat pada periode sebelumnya.
d. Kebutuhan Mendesak: Untuk obat yang jarang diresepkan dan memiliki harga mahal dan kadaluarsanya pendek.
Dalam perencanaan dilakukan analisa agar sediaan farmasi yang direncanakan tidak berlebihan maupun tidak kekurangan dan tentunya
dapat memenuhu kebutuhan konsumen serta meningkatkan laba dari apotek.
Metode analisa yang dilakukan yaitu:
a. Metode Analisa Pareto
Pareto A: Produk yang berkontribusi terhadap omset sebesar 80% dari total omset sebagai produk yang Fast Moving.
Pareto B: Produk yang berkontribusi terhadap omset sebesar 15% dari total omset sebagai produk yang Medium Moving.
Pareto C: Produk yang berkontribusi terhadap omset sebesar 5% dari total omsetsebagai produk yang Slow Moving.
b. Metode Analisis VEN: Suatu metode perencanaan obat dengan mengklasifikasikan obat-obat sesuai dengan seberapa urgensi/ dibutuhkannya oabt-
obat tersebut dalam mengobati penyakit. Klasifikasi ini membagi perencanaan obat menjadi 3 kelompok obat yaitu:
 Vital (V): Sedian farmasi yang menyelamatkan jiwa (Life saving). Contohnya: adrenalin, insulin, antitoksin, dan obat jantung.
 Essensial (E): Sediaan farmasi yang terbukti efektif untuk menyembuhkan penyakit atau mengurangi penderitaan pasien dan paling dibutuhkan dalam
pelayanan kesehatan. Contohnya: antibiotik, obar gastrointestinal, NSAID.
 Non Essensial (N): Sediaan farmasi yang digunakan untuk penyakit yang sembuh sendiri (Self- Lomiting Disease), sediaan farmasi yang mahal namun
tidak mempunyai kelebihan manfaat dibanding sediaan farmasi lainnya. Contohnya: vitamin dan suplemen.
c. Analisis Kombinasi: Metode gabungan dari analisis ABC dan klasifikasi VEN. Untuk mempertajam analisa ABC dalam pengendalian persediaan obat,
maka digunakan analisis PUT (Prioritas, Utama dan tambahan) yaitu dengan menggabungkan analisis ABC-Ven ke dalam suatu matriks.
Di Apotek K-24 Pengayoman, melakukan perencanaan pengadaan sediaan farmasi, alkes dan BMHP dengan menggunakan metode
konsumsi, metode penyakit/ epidemologi, kombinasi dan kebutuhan mendesak/ insidental dengan memperhatikan analisis pareto/ ABC
maupun analisis VEN. Pemesanan di apotek dilakukan melalui PBF Lokal dan PBF Internal yang bernama KDE. Jika pemesanan melalui PBF
Lokal dengan melihat penjualan selama 2 minggu terakhir untuk melakukan pemesanan dan jika bersifat cito pemesanan dilakukan tiap hari
dengan waktu tunggu 1-2 hari. Pemesanan melalui PBF KDE dilakukan tiap 2 minggu dengan lead time selama 10 hari.
2. Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan dan disetujui. Dalam menjamin kualitas pelayanan
kefarmasian maka pengadaan obat-obatan di apotek dilakukan melalui jalur resmi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Waktu pengadaan obat dilakukan berdasarkan kebutuhan dengan mempertimbangkan hasil analisa dari daya sisa stok, kapasitas
sarana penyimpanan, dan waktu tunggu. Pada Apotek K-24 Pengayoman pengadaan yang dijalankan untuk mewujudkan kebutuhan yang telah
direncanakan dan mendapatkan persetujuan diantaranya adalah secara konvensional yang artinya pengadaan obat diapotek melalui jalur resmi
sesuai dengan peraturan yang berlaku dan dilengkapi dengan Surat Pesanan yang berbentuk tertulis atau sistem elektronik. Selain itu, metode
pembelian yang dilakukan berupa beli putus, dimana metode pembelian ini dilakukan dengan pembayaran tunai/ kredit, dengan menggunakan
modal kerja serta metode ini beresiko.
Pemilihan Supplier PBF
Pemilihan PBF di Apotek K-24 yaitu berdasarkan:
a. Kelegalan PBF, yaitu pemasok harus memiliki izin yang masih berlaku sesuai dengan peraturan perundang-undangan (memiliki sertifikat
CDOB).
b. Ketersediaan produk Harga/ diskon yang kompetitif, harga obat dan atau bahan obat yang sepadan dengan mutu yang dimiliki dan terdapat
beberapa penawaran harga atau penurunan harga yang sesuai dengan tawaran harga yang diberikan oleh pesaing pasar yang sama.
c. Returnable, hal ini mencakup dari kebijakan retur dari PBF, Misalnya pihak PBF dapat menerima atau boleh melakukan peraturan barang
dalam jangka waktu yang telah ditentukan sebelum ED yang biasanya telah disepakati sebelumnya.
d. Lead time, mencakup waktu yang dibutuhkan untuk mengolah pesanan, memproduksi barang atau mengirimkan produk kepada pelanggan.
Dalam manajemen rantai pasokan waktu proses menjadi faktor kunci dalam perencanaan dan pengendalian persediaan.
Terdapat beberapa PBF yang bermitra dengan Apotek K-24 Pengayoman, yaitu PBF Internal KDE, Anugrah Pharmindo Lesrari (APL),
Anugrah Argon Medica (AAM), Antarmitra Sembada (AMS), dan masih banyak lagi PBF nasional yang menjadi mitra Apotek K-24.
Surat Pesanan
Pada Apotek K-24 Pengayoman terkait surat pesanan ditandatangani oleh Apoteker Penanggungjawab untuk sediaan farmasi kategori obat
bebas, obat bebas terbatas, obat keras serta alat kesehatan dan surat pesanan dapat diambil oleh pihak PBF pada saat pengiriman barang.
Sedangkan untuk surat pesanan berupa narkotika, psikotropika, dan obat prekursor itu harus ditandatangani oleh Apoteker dan harus
dikirimkan terlebih dahulu ke pihak PBF untuk melakukan permintaan barang. Surat pesanan obat bebas biasanya digabung dengan surat
pesanan obat bebas terbatas.
Cara Pemesanan Obat
 Langkah-langkah pemesanan obat yaitu:
 Cek ketersediaan obat di apotek (tertera pada sistem rekomendasi obat yang akan habis).
 Buat pesanan obat habis ke PBF.
 Pemesanan obat ke PBF dengan membuat Surat Pesanan (SP).
 Obat datang, lalu dicek dan diinput ke sistem kemudian dimasukkan ke stok.
 Dari PBF memberikan titipan faktur yang akan mendekati jatuh tempo.
 Proses pembayaran obat yang akan jatuh tempo.
Tipe-Tipe Surat Pesanan berdasarkan jenis obat yang dipesan:
1. SP Khusus untuk Obat Narkotika
Narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Contoh: Morfin, codein, Pethidin, Metadon, dan Etil Morfin.
Dalam satu SP hanya memuat satu item obat narkotika. Obat narkotika dengan kekuatan atau bentuk sediaan berbeda harus dipesan dengan
SP yang berbeda. Dibuat sekurang-kurangnya rangkap tiga (2 ke pemasok/ PBF dan 1 sebagai arsip). Surat pesanan ini harus ditandatangani
oleh apoteker penanggungjawab dilengkapi nama jelas dan nomor SIPA.
2. SP Khusus Untuk Obat Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintesis bukan narkotia, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Contoh: Amfetamin, Fenobarbital, Pentobarbital,
Diazepam, dan Nitrazepam.
Satu SP dapat memuat satu atau lebih obat psikotropika, Dibuat sekurang-kurangnya rangkap tiga (2 ke pemasok/ PBF dan 1 sebagai arsip).
Surat ini harus ditandatangani dilengkapi nama jelas dan nomor SIPA.
3. SP Khusus untuk Obat Prekursor Farmasi
Prekursor Farmasi adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan sebagai bahan baku/ penolong untuk keperluan
proses produksi industri farmasi atau produk antara, produk ruahan, dan produk jadi yang mengandung Ephedrine, Pseudoephedrine,
Norephedrine/ phenilpropanolamine, Ergotamin, Ergometrine, atau Potasium Permanganat.
Satu SP dapat memuat satu atau lebih obat prekursor farmasi, Dibuat sekurang-kurangnya rangkap tiga (2 ke pemasok/ PBF dan 1 sebagai
arsip). Surat ini harus ditandatangani dilengkapi nama jelas dan nomor SIPA.
4. SP untuk Obat Umum atau Barang Selain NPP
Seperti obat keras lain, golongan obat bebas terbatas, dan obat bebas.
Umumnya SP dibuat tiga rangkap. Setiap SP dibuat nomor untuk kemudahan dokumentasi dan sebagai pengaman untuk menghindari
penyalahgunaan.
Cara mengisi Surat Pesanan Reguler:
 Pastikan jenis obat dan jumlah obat yang akan ditulis di SP sudah benar.
 Pastikan PBF yang dituju sudah benar, alamatnya benar, nomor telepon dan identitas PBF lainnya benar.
 Pada bagian “Kepada Yth”, diisi nama PBF, alamat PBF, Nomor Telepon PBF.
 Perhatikan pada kolom yang tersedia, kolom tersebut sebagai berikut:
 Kolom nomor, diisi dengan nomor urut (1,2,3,dst)
 Kolom nama obat, diisi nama obat, kekuatan obatt (bila ada) bentuk sediaan, volume sediaan.
 Kolom jumlah, diisi jumlah obat yang akan dipesan, ditulis dengan angka dan diikuti satuan kemasannya (sesuai dengan Lembar Usulan
Permintaan.
 Bagian tanggal, diisi tanggal pembuatan SP.
 Bagian TTD Apoteker, ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek dan diberi stempel apotek, untuk menambah legalitas SP.
5. SP Khusus Obat-Obat Tertentu (OOT)
Obat dengan kategori obat keras yang peredarannya diawasi dengan ketat.
Kesan Saya lebih memahami mengenai rancangan perencanaan dan pengadaan obat di apotek serta jenis-jenis surat pesanan yang terdapat di Apotek
Belajar K-24 Pengayoman.
Rekomendas
-
i
Contoh Surat Pesanan Reguler Contoh Surat Pesanan Prekursor Contoh Surat Pesanan Obat-Obat Tertentu

Lampiran

Contoh Surat Pesanan Narkotika


*Diisi oleh preseptor
Level 0: Telah mengetahui secara teoritis sebelumnya. Mahasiswa telah selesai masa studi sarjana farmasi, namun belum memiliki pengalaman untuk
mengimplementasikan kompetensi dalam kenyataan praktik profesi
Level 1: Telah memahami dari pembenaran/penjelasan/petunjuk preseptor. Mahasiswa belajar memahami teori secara komprehensif untuk mensinkonkan
(meluruskan ksenjangan) antara teori dan praktik nyata
Level 2: Telah melihat/mengamati proses, namun tidak melakukan sendiri. Mahasiswa mengamati bagaimana teori dipraktekkan sesuai praktik (keputusan-
tindakan) dan pekerjaan nyata di dalam praktik profesi
Level 3: Telah melakukan sendiri di bawah bimbingan/pengawasan preseptor. Mahasiswa belajar melakukan praktik nyata (berfikir, bersikap secara
komprehensif), namun masih di bawah pengawasan langsung oleh Preseptor untuk mengembangkan pengalaman
Level 4: Telah dipercaya Preseptor untuk melakukan sendiri dengan benar dan baik. Mahasiswa telah mampu mandiri praktik nyata secara komprehensif
untuk meningkatkan jumlah, jenis dan kualitas pengalaman praktik

Panduan Pengisian Portofolio


Item Kegiatan : Jenis kegiatan yang dilaporkan
Tujuan Belajar: Item meliputi CPMK yang sesuai dengan item kegiatan (cek CPMK pada bagian awal modul)
Proses belajar: Item meliputi deskripsi kegiatan yang dilakukan
Untuk kegiatan yang membutuhkan dokumen atau form tertentu, lampirkan kopi dokumen pada portofolio, Untuk kegiatan yang melakukan perhitungan,
lampirkan rincian perhitungan
Hasil Belajar: Item meliputi penilaian mahasiswa terhadap proses belajar yang dilakukan oleh mahasiswa, deskripsikan secara lebih rinci akar dari tindakan
dan solusi yang diberikan
Kesan Belajar: Item meliputi kesan mahasiswa terhadap proses pembelajaran
Rekomendasi: Item meliputi rekomendasi mahasiswa terhadap kegiatan

Pembimbing Fakultas Preseptor Lahan PKPA

Muh. Nur Amir. S.Si., M.Si., Apt. apt. Febri Lestari, S.Si
PORTOFOLIO PRAKTEK KERJA PROFESI (PKPA)
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN
PKPA APOTEK K-24 PENGAYOMAN
Nama Mahasiswa St. Raiyani
NIM N014232029
Angkatan 70
Periode PKPA 4 Maret - 30 Maret 2024
Learning Checklist*
No. Hari/Tanggal Waktu Proses Belajar, Hasil Belajar dan Kesan Belajar
0 I II III IV
Melakukan pengelolaan (perencanaan, pengadaan, penerimaan,
Kamis, pencatatan, dan pelaporan) perbekalan farmasi di apotek
7.30 - Jenis
7 Maret 2024 berdasarkan rencana pengelolaan perbekalan yang telah disusun.
15.15 kegiatan
3.
(CPMK II)

CPMK II
Tujuan Mampu melakukan penerimaan obat berdasarkan surat pesanan
SUB-CPMK Belajar dan faktur. (SUB-CPMK 3)
III
Proses belajar yang telah saya lakukan adalah:
1. Saya melakukan diskusi bersama preseptor mengenai hal-hal yang harus diperiksa saat pesanan datang (surat pesanan, faktur, barang).
Proses 2. Saya melakukan diskusi bersama preseptor mengenai dokumen yang diisi pada saat penerimaan (misalnya checklist penerimaan)
Belajar 3. Saya melakukan diskusi bersama preseptor mengenai hal-hal khusus yang dicek untuk produk-produk tertentu (misal CCP).
4. Saya melakukan diskusi bersama preseptor mengenai jenis barang yang diretur dan cara meretur barang yang tidak sesuai dengan pesanan.
5. Melampirkan foto kegiatan penerimaan obat dan contoh faktur barang, surat retur.
Hasil Belajar Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis, spesifikasi, jumlah, mutu, waktu, penyerahan dan harga yang tertera
dalam Surat Pesanan (SP) dengan kondisi fisik produk yang diterima. Penerimaan sediaan farmasi di apotek harus dilakukan oleh apoteker.
Apabila apoteker berhalangan hadir, penerimaan sediaan farmasi dapat didelegasikan kepada Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) yang ditunjuk
oleh apoteker.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penerimaan diantaranya:
 Kondisi kemasan produk termasuk segel, label/ penandaan dalam keadaan baik.
 Kesesuaian nama, bentuk sediaan, kekuatan sediaan, isi kemasan antara arsip surat pesanan dengan obat yang diterima.
 Kesesuaian antara fisik obat dengan dokumen Faktur Pembelian dan/ atau Surat Pengiriman Barang (SPB) yang meliputi:
 Kebenaran nama produsen, nama pemasok, nama obat, jumlah, bentuk sediaan, kekuatan sediaan, dan isi kemasan.
 Nomor batch dan tanggal kadaluarsa.
Apabila penerimaan tidak sesuai, maka dapat dilakukan pengembalian produk kepada PBF atau supplier.
Penerimaan pada Apotek K-24 dapat dilakukan oleh Apoteker maupun TTK yang didelegasikan untuk penerimaan barang kecuali
narkotika, psikotropika, dan prekursor yang harus diterima oleh Apoteker Penanggungjawab. Penerimaan dilakukan dengan memperhatikan
kebenaran nama produsen, nama pemasok, nama obat, jumlah, bentuk, kekuatan sediaan obat dan isi kemasan, nomor batch dan tanggal
kadaluwarsa.
Proses penerimaan obat di Apotek K-24 Pengayoman untuk obat narkotika, psikotropika, prekursor dan Obat-Obat Tertentu (OTT) diterima
langsung oleh apoteker, namun jika apoteker berhalangan hadir makan penerimaan dapat didelegasikan kepada TTK yang ditunjuk oleh
apoteker. Setelah dilakukan pemeriksaan kesesuaian antara barang yang diterima dengan SP maupun faktur, selanjutnya SP dan faktur ditanda
tangani oleh apoteker dan diberikan stempel apotek sebagai tanda bukti bahwa barang telah diantarkan dan diterima dalam kondisi baik dan
sesuai dengan permintaan pada surat pesanan. Surat pesanan dan faktur berwarna putih diberikan kepada pihak PBF, 2 lembar faktur lainnya
diberikan kepada apotek sebagai arsip apotek.
Cold Chain Product (CCP) atau produk rantai dingin merupakan obat-obatan yang harus disimpan dalam kisaran suhu yang telah
ditetapkan, contohnya vaksin, produk biologis, perawatan onkologi, beberapa jenis insulin dan obat-obatan lainnya. Guna menjamin kualitas
obat yang baik, agar produk yang diberikan tetap terjaga khasiatnya. Penerimaan produk CCP terdiri dari pengecekan fisik dan pemantauan
kondisi saat penerimaan. Pengecekan suhu CCP sangat penting dilakukan untuk melihat kesesuaian kondisi lingkungan yang ditentukan.
Penyimpanan produk CCP perlu dijaga antara suhu 2-8 oC dan -15 s/d -25oC. Penerimaan barang datang CCP menurut Peraturan BPOM No. 6
Tahun 2020 tentang Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) harus melakukan pengecekan fisik sebagai berikut:
1. Nama produk yang diterima
2. Jumlah produk yang diterima
3. Kondisi fisik produk
4. Nomor bets
5. Tanggal kadaluwarsa
6. Kondisi alat pemantau suhu
7. Kondisi Vaccine Vial Monitors (VVM) ) jika ada.
Langkah pemantauan suhu pada saat penerimaan adalah sabagai berikut:
1. Termometer/ data logger dimasukkan ke dalam styrofoam/ cooler box
2. Biarkan selama 15 menit
3. Diamati dan dicatat suhu diberita acara penerimaan barang datang.
4. Setelah dilakukan pemantauan suhu segera masukkan produk ke dalam penyimpanan yang sesuai.
5. Membuat Berita Acara Penerimaan Barang Datang (BAPBD).
Jika pada saat penerimaan terdapat penyimpangan suhu pada pengecekan suhu seperti mendekati batas layak pakai, dapat ditambahkan
label khusus pada produk CCP tersebut, namun tetap disimpan pada tempat yang sesuai dan suhu yang dipersyaratkan. Selain dibuatkan berita
acara penerimaan barang yang dikirimkan kepada Apoteker Penanggung Jawab dan segera melaporkan penyimpanan tersebut kepada
pengirim.
Ketika pada saat penerimaan, ditemukan obat yang kemasan/ segelnya rusak dan kadaluarsa, maka dapat dilakukan retur barang ke
distributor/ Pedagang Besar Farmasi (PBF). Jenis – jenis barang yang dapat diretur antara lain:
1. Retur barang untuk produk yang tidak sesuai pesanan.
2. Retur barang untuk produk yang hampir kadaluwarsa.
3. Retur barang untun produk yang kemasan/ segelnya rusak.
Adapun cara meretur barang yaitu untuk barang yang baru diterima tanggal kadaluwarsa kurang dari 1 tahun akan diretur dan akan
dibuatkan surat pesanan baru jika stok obat di PBF sudah ada. Sedangkan untuk barang faktur lama yang sudah mendekati tanggal
kadaluwarsa akan dilaporkan ke sales lalu sales melaporkan ke PBF, PBF akan mengeluarkan surat penarikan yang berisi tanggal penarikan,
nama barang, jumlah, nomor batch, dan tanggal kadaluwarsa. Setelah barang diterima, PBF akan menerbitkan faktur retur lalu apoteker akan
retur disistem juga untuk memotong tagihan baru sesuai dengan harga barang yang diretur.

Saya lebih mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan saat penerimaan barang di apotek agar dapat mencegah terjadinya ketidaksesuaian
Kesan jumlah stok yang ada dan sy lebih memahami bagaimana proses retur barang di apotek.
Belajar

Rekomendas -
i

Penerimaan Obat dan Cek Faktur Pesanan Faktur Barang

Lampiran

Faktur Barang Retur


Retur
*Diisi oleh preseptor
Level 0: Telah mengetahui secara teoritis sebelumnya. Mahasiswa telah selesai masa studi sarjana farmasi, namun belum memiliki pengalaman untuk
mengimplementasikan kompetensi dalam kenyataan praktik profesi
Level 1: Telah memahami dari pembenaran/penjelasan/petunjuk preseptor. Mahasiswa belajar memahami teori secara komprehensif untuk mensinkonkan
(meluruskan ksenjangan) antara teori dan praktik nyata
Level 2: Telah melihat/mengamati proses, namun tidak melakukan sendiri. Mahasiswa mengamati bagaimana teori dipraktekkan sesuai praktik (keputusan-
tindakan) dan pekerjaan nyata di dalam praktik profesi
Level 3: Telah melakukan sendiri di bawah bimbingan/pengawasan preseptor. Mahasiswa belajar melakukan praktik nyata (berfikir, bersikap secara
komprehensif), namun masih di bawah pengawasan langsung oleh Preseptor untuk mengembangkan pengalaman
Level 4: Telah dipercaya Preseptor untuk melakukan sendiri dengan benar dan baik. Mahasiswa telah mampu mandiri praktik nyata secara komprehensif
untuk meningkatkan jumlah, jenis dan kualitas pengalaman praktik

Panduan Pengisian Portofolio


Item Kegiatan : Jenis kegiatan yang dilaporkan
Tujuan Belajar: Item meliputi CPMK yang sesuai dengan item kegiatan (cek CPMK pada bagian awal modul)
Proses belajar: Item meliputi deskripsi kegiatan yang dilakukan
Untuk kegiatan yang membutuhkan dokumen atau form tertentu, lampirkan kopi dokumen pada portofolio, Untuk kegiatan yang melakukan perhitungan,
lampirkan rincian perhitungan
Hasil Belajar: Item meliputi penilaian mahasiswa terhadap proses belajar yang dilakukan oleh mahasiswa, deskripsikan secara lebih rinci akar dari tindakan
dan solusi yang diberikan
Kesan Belajar: Item meliputi kesan mahasiswa terhadap proses pembelajaran
Rekomendasi: Item meliputi rekomendasi mahasiswa terhadap kegiatan

Pembimbing Fakultas Preseptor Lahan PKPA

Muh. Nur Amir. S.Si., M.Si., Apt. apt. Febri Lestari, S.Si

PORTOFOLIO PRAKTEK KERJA PROFESI (PKPA)


FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN
PKPA APOTEK K-24 PENGAYOMAN
Nama Mahasiswa St. Raiyani
NIM N014232029
Angkatan 70
Periode PKPA 4 Maret – 30 Maret 2024
Learning Checklist*
No. Hari/Tanggal Waktu Proses Belajar, Hasil Belajar dan Kesan Belajar
0 I II III IV
Melakukan pengelolaan (perencanaan, pengadaan, penerimaan,
pencatatan, dan pelaporan) perbekalan farmasi di apotek
Selasa, 12 15.15- Jenis berdasarkan rencana pengelolaan perbekalan yang telah disusun.
4.
Maret 2024 22.00 kegiatan (CPMK II)
Mampu melakukan penyimpanan obat di apotek berdasarkan
CPMK II
Tujuan karakteristik produk sesuai dengan peratutan yang berlaku.
SUB-CPMK
Belajar (SUB-CPMK 4)
IV
Proses belajar yang telah saya lakukan adalah:
1. Saya melakukan diskusi bersama preseptor mengenai tipe-tipe perbekalan farmasi di Apotek K-24 Pengayoman.
2. Saya melakukan diskusi bersama preseptor mengenai sistem penyimpanan perbekalan farmasi di apotek (alfabetis, farmakologi, stabilitas,
Proses dll).
Belajar
3. Saya melakukan diskusi bersama preseptor mengenai penyimpanan obat-obat khusus berdasarkan aturan perundang-undangan.
4. Saya melakukan diskusi bersama preseptor mengenai penyimpanan dan pengarsipan resep.
5. Melampirkan foto kegiatan penyimpanan obat.
Hasil Belajar Menurut Permenkes RI no. 72 Tahun 2016 tentang palayanan kefarmasian di rumah sakit, perbekalan farmasi adalah obat, bahan obat, obat
tradisional dan kosmetik. Penggolongan perbekalan farmasi antara lain:
1. Obat
2. Alat kesehatan
3. Bahan Medis Habis Pakai (BMHP).
Penyimpanan perlu memastikan dan menjaga produk agar tetap dalam kondisi baik, stabilitas terjaga, sesuai dengan peraturan, dan mudah
untuk dicari. Metode penyimpanan dapat dilakukan berdasarkan kelas terapi, bentuk sediaan dan jenis perbekalan farmasi dan disusun secara
alfabetis dengan menerapkan prinsip FEFO (First Expire First Out) dan FIFO (First In First Out) disertai mengenai sistem manajemen.
Menurut Permenkes RI no. 72 Tahun 2016 tentang palayanan kefarmasian di rumah sakit , beberapa hal yang perlu diperhatikan di dalam
penyimpanan obat di Apotek K-24 Pengayoman, antara lain:
1. Obat/ bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah
lain, maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas pada wadah baru. Wadah sekurang-kurangnya
memuat nama obat, nomor batch dan tanggal kadaluwarsa.
2. Semua obat/ bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga terjamin keamanan dan stabilitasnya.
3. Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk penyimpanan barang lainnya yang menyebabkan kontaminasi.
4. Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk sediaan dan kelas terapi obat serta disusun secara alfabetis.
5. Pengeluaran obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan FIFO (First In First Out).
Berdasarkan jenis obatnya, penyimpanan obat dilakukan dengan cara:
1. Obat OTC (Over THE Counter) adalah obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter seperti obat bebas, bebas terbatas, suplemen, vitamin,
produk-produk kesehatan seperti keperluan bayi, susu bayi, dan alat kesehatan lainnya. Untuk obat, suplemen dan vitamin disimpan dalam
rak kaca dan disusun berdasarkan golongan farmakologinya, sedangkan susu dan alat kesehatan di rak biasa dan terpisah dari obat-obatan.
2. Obat keras, disimpan pada ruangan bagian dalam sehingga tidak terlihat oleh pasien, karena obat keras tidak bisa dibeli secara bebas tanpa
adanya resep dokter. Obat disusun berdasarkan jenis obat generik dan paten, alfabetis dan bentuk sediaan.
3. Untuk produk khusus Cold Chain Product (CCP), disimpan dalam lemari pendingin thermologer untuk memantau suhu.
4. Penyimpanan narkotika dan psikotropika, memiliki lemari khusus yang memiliki dua pintu serta dua gembok. Kunci lemari dipegang oleh
Apoteker atau TTK yang telah didelegasikan dengan syarat memiliki STR-TTK. Penyimpanan obat-obatan ini diperuntukkan untuk jenis
kategori obat itu sendiri dilarang ada ketercampuran dengan obat lain.
5. Obat prekursor disimpan dirak paling ujung obat paten yang dilengkapi kartu kontrol.
Penyimpanan dan pengarsipan resep yang dilakukan di Apotek K-24 Pengayoman dilakukan setiap hari jika ada resep yang masuk. Resep
dikumpulkan dan disimpan secara berurutan dan teratur sehingga memudahkan untuk penelusuran resep. Resep yang telah disimpan selama 3
(tiga) tahun atau lebih, dimusnahkan sesuai dengan tata cara pemusnahan.
Kesan Saya lebih mengetahui mengenai tipe-tipe perbekalan farmasi, sistem penyimpanannya dan lebih paham mengenai penyimpanan dan
Belajar pengarsipan resep di Apotek K-24 Pengayoman.
Rekomendas -
i
Penyimpanan Obat Paten Sirup Penyimpanan Obat Batuk Dewasa, Vitamin,
Penyimpanan alfabetis Obat Generik dan Fast
Obat Maag Sirup
Moving

Lampiran
Penyimpanan Alfabetis Obat Paten
Penyimpanan Etalase Obat Bebas,
Penyimpanan Obat Narkotika dan Psikotropika
Bebas Terbatas,
Kosmetik, dan Alat Kesehatan
Penyimpanan Obat Prekursor Penyimpanan Salep Proses Penyimpanan Obat
*Diisi oleh preseptor
Level 0: Telah mengetahui secara teoritis sebelumnya. Mahasiswa telah selesai masa studi sarjana farmasi, namun belum memiliki pengalaman untuk
mengimplementasikan kompetensi dalam kenyataan praktik profesi
Level 1: Telah memahami dari pembenaran/penjelasan/petunjuk preseptor. Mahasiswa belajar memahami teori secara komprehensif untuk mensinkonkan
(meluruskan ksenjangan) antara teori dan praktik nyata
Level 2: Telah melihat/mengamati proses, namun tidak melakukan sendiri. Mahasiswa mengamati bagaimana teori dipraktekkan sesuai praktik (keputusan-
tindakan) dan pekerjaan nyata di dalam praktik profesi
Level 3: Telah melakukan sendiri di bawah bimbingan/pengawasan preseptor. Mahasiswa belajar melakukan praktik nyata (berfikir, bersikap secara
komprehensif), namun masih di bawah pengawasan langsung oleh Preseptor untuk mengembangkan pengalaman
Level 4: Telah dipercaya Preseptor untuk melakukan sendiri dengan benar dan baik. Mahasiswa telah mampu mandiri praktik nyata secara komprehensif
untuk meningkatkan jumlah, jenis dan kualitas pengalaman praktik

Panduan Pengisian Portofolio


Item Kegiatan : Jenis kegiatan yang dilaporkan
Tujuan Belajar: Item meliputi CPMK yang sesuai dengan item kegiatan (cek CPMK pada bagian awal modul)
Proses belajar: Item meliputi deskripsi kegiatan yang dilakukan
Untuk kegiatan yang membutuhkan dokumen atau form tertentu, lampirkan kopi dokumen pada portofolio, Untuk kegiatan yang melakukan perhitungan,
lampirkan rincian perhitungan
Hasil Belajar: Item meliputi penilaian mahasiswa terhadap proses belajar yang dilakukan oleh mahasiswa, deskripsikan secara lebih rinci akar dari tindakan
dan solusi yang diberikan
Kesan Belajar: Item meliputi kesan mahasiswa terhadap proses pembelajaran
Rekomendasi: Item meliputi rekomendasi mahasiswa terhadap kegiatan

Pembimbing Fakultas Preseptor Lahan PKPA

Muh. Nur Amir. S.Si., M.Si., Apt. apt. Febri Lestari, S.Si
PORTOFOLIO PRAKTEK KERJA PROFESI (PKPA)
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN
PKPA APOTEK K-24 PENGAYOMAN
Nama Mahasiswa St. Raiyani
NIM N014232029
Angkatan 70
Periode PKPA 4 Maret – 30 Maret 2024
Learning Checklist*
No. Hari/Tanggal Waktu Proses Belajar, Hasil Belajar dan Kesan Belajar
0 I II III IV
Melakukan pengelolaan (perencanaan, pengadaan, penerimaan,
Jumat, 15
pencatatan, dan pelaporan) perbekalan farmasi di apotek
Maret 2023 07.15 – Jenis
5. berdasarkan rencana pengelolaan perbekalan yang telah disusun.
15.15 kegiatan
(CPMK II)

Mampu melakukan pengendalian, pencatatan dan pelaporan


CPMK II
Tujuan penggunaan obat berdasarkan ketentuan perundang-undangan.
SUB-CPMK
Belajar (SUB-CPMK 5)
V

Proses belajar yang telah saya lakukan adalah:


1. Saya melakukan diskusi bersama preseptor mengenai pengendalian stok di Apotek K-24 Pengayoman.
2. Saya melakukan diskusi bersama preseptor mengenai pelaporan penggunaan sediaan khusus (misal Narkotika).
Proses
3. Saya melakukan diskusi bersama preseptor mengenai hal-hal yang dilakukan pada saat terjadi penarikan obat.
Belajar
4. Saya melakukan diskusi bersama preseptor mengenai pemusnahan obat (baik untuk sediaan biasa maupun sediaan-sediaan khusus) dan
resep di Apotek K-24 Pengayoman.
5. Melampirkan contoh kartu stok obat, contoh pelaporan pada SIPNAP, berita acara pemusnahan obat, laporan recall obat.
Hasil Belajar 1. Pengendalian
Pengendalian perbekalan farmasi dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah persediaan sesuai kebutuhan pelayanan, melalui
pengaturan sistem pesanan atau pengadaan, penyimpanan dan pengeluaran. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya kelebihan,
kekurangan, kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa, kehilangan serta pengembalian pesanan. Pengendalian persediaan dilakukan menggunakan
kartu stok baik dengan cara manual atau elektronik. Kartu stok sekurang-kurangnya memuat nama obat, tanggal kadaluwarsa, jumlah
pemasukan, jumlah pengeluaran dan sisa persediaan.
Pengendalian dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
 Uji Petik
Uji petik yaitu proses sampling yang dilakukan secara random terhadap beberapa item obat untuk menyesuaikan stok fisik dengan stok yang
ada di komputer. Uji petik biasanya dilakukan setiap hari.
 Stock Opname
Stock opname dilakukan untuk menyesuaikan stock fisik dengan stock komputer. Stock opname di Apotek K-24 Pengayoman dilakukan
tiap 2 bulan sekali.
 Penandaan
Penandaan dan daftar obat yang mendekati kadaluwarsa (<6 bulan). Di Apotek K-24 Pengayoman penandaan untuk obat yang mendekati
kadaluwarsa dilakukan dengan cara memberikan stiker label warna kuning untuk obat yang masa kadaluwarsanya >6 bulan sampai dengan 1
tahun, stiker label hijau untuk obat yang kadaluwarsanya >1 tahun, dan stiker label merah untuk obat dengan kadaluwarsa 6 bulan atau kurang.
Di Apotek K-24 Pengayoman melakukan pengendalian untuk obat-obat umum dengan cara menggunakan kartu stok manual dan kartu stok
komputer yang diisi setiap pergantian shift tiga kali sehari, sedangkan untuk pengendalian obat narkotika, psikotropika, dan prekursor
menggunakan kartu stok manual, apabila obat narkotika, psikotropika, dan prekursor keluar maka langsung dilakukan pengurangan pada kartu
stok.
2. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dilakukan disetiap proses pengelolaan sediaam farmasi, alat kesehatan , dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) meliputi
pengadaan (surat pesanan, faktur), penyimpanan (kartu stok), penyerahan (nota dan struk penjualan) dan pencatatan lainnya disesuaikan
kebutuhan.
Pelaporan terdiri dari:
 Pelaporan Internal
Merupakan pelaporan yang digunakan untk kebutuhah manajemen apotek meliputi keuangan, barang dan laporan lainnya.
 Pelaporan Eksternal
Merupakan pelaporan yang dibuat untuk memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan perundang-undangan meliputi pelaporan narkotika,
psikotropika, dan pelaporan lainnya.
 Pelaporan Narkotika dan Psikotropika
Pelaporan narkotika dan psikotropika dilakukan melalui akun SIPNAP setiap tanggal 10 dikirimkan ke DINKES Kota dan ditembuskan ke
BPOM.
Pelaporan lainnya yang dilakukan di Apotek K-24 Pengayoman:
 Laporan harian yaitu laporan yang dilakukan setiap hari pada saat dilakukan pergantian shift. Laporan harian meliputi laporan pendapatan
harian dengan bukti setoran kasir yang akan dilaporkan ke bagian keuangan.
 Laporan bulanan atau disebut master laporan penjualan yaitu semua rekapan transaksi tunai, non tunai, donasi dan lebih kasir diinput di
dalam excel.
3. Pemusnahan
Beberapa hal yang harus diperhatikan didalam kegiatan pemusnahan adalah:
 Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan bentuk sediaan. Pemusnahan obat kadaluwarsa atau rusak yang
mengandung narkotika atau psikotropika dilakukan oleh apoteker dan disaksikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota. Pemusnahan obat
selain narkotika dan psikotropika dilakukan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin kerja, dan dibuktikan dengan Berita
Acara Pemusnahan.
 Resep yang telah disimpan dalam jangka waktu lima tahun dapat dimusnahkan. Pemusnahan resep dilakukan oleh apoteker disaksikan oleh
sekurang-kurangnya petugas lain di apotek dengan cara dibakar atau cara pemusnahan lain yang dibuktikan dengan Berita Acara
Pemusnahan Resep dan selanjutnya dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota.
 Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi standart/ ketentuan perundang-undangan dilakukan oleh pemilik izin edar berdasarkan
penarikan oleh BPOM (mandatory recall) dengan tetap memberikan laporan kepada Kepala BPOM.
 Penarikan alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dilakukan terhadap produk yang izin edarnya dicabut oleh Menteri.

Kesan Saya lebih mengetahui mengenai pengendalian sediaan farmasi, bagaimana pencatatan dan pelaporannya serta bagaimana proses pemusnahan
Belajar obat.
Rekomendas -
i
Kartu Stok Obat Harian SIPNAP Morfin

Lampiran

SIPNAP Narkotika SIPNAP


Psikotropika
*Diisi oleh preseptor
Level 0: Telah mengetahui secara teoritis sebelumnya. Mahasiswa telah selesai masa studi sarjana farmasi, namun belum memiliki pengalaman untuk
mengimplementasikan kompetensi dalam kenyataan praktik profesi
Level 1: Telah memahami dari pembenaran/penjelasan/petunjuk preseptor. Mahasiswa belajar memahami teori secara komprehensif untuk mensinkonkan
(meluruskan ksenjangan) antara teori dan praktik nyata
Level 2: Telah melihat/mengamati proses, namun tidak melakukan sendiri. Mahasiswa mengamati bagaimana teori dipraktekkan sesuai praktik (keputusan-
tindakan) dan pekerjaan nyata di dalam praktik profesi
Level 3: Telah melakukan sendiri di bawah bimbingan/pengawasan preseptor. Mahasiswa belajar melakukan praktik nyata (berfikir, bersikap secara
komprehensif), namun masih di bawah pengawasan langsung oleh Preseptor untuk mengembangkan pengalaman
Level 4: Telah dipercaya Preseptor untuk melakukan sendiri dengan benar dan baik. Mahasiswa telah mampu mandiri praktik nyata secara komprehensif
untuk meningkatkan jumlah, jenis dan kualitas pengalaman praktik

Panduan Pengisian Portofolio


Item Kegiatan : Jenis kegiatan yang dilaporkan
Tujuan Belajar: Item meliputi CPMK yang sesuai dengan item kegiatan (cek CPMK pada bagian awal modul)
Proses belajar: Item meliputi deskripsi kegiatan yang dilakukan
Untuk kegiatan yang membutuhkan dokumen atau form tertentu, lampirkan kopi dokumen pada portofolio, Untuk kegiatan yang melakukan perhitungan,
lampirkan rincian perhitungan
Hasil Belajar: Item meliputi penilaian mahasiswa terhadap proses belajar yang dilakukan oleh mahasiswa, deskripsikan secara lebih rinci akar dari tindakan
dan solusi yang diberikan
Kesan Belajar: Item meliputi kesan mahasiswa terhadap proses pembelajaran
Rekomendasi: Item meliputi rekomendasi mahasiswa terhadap kegiatan

Pembimbing Fakultas Preseptor Lahan PKPA


Muh. Nur Amir. S.Si., M.Si., Apt. apt. Febri Lestari, S.Si
PORTOFOLIO PRAKTEK KERJA PROFESI (PKPA)
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN
PKPA APOTEK K-24 PENGAYOMAN
Nama Mahasiswa St. Raiyani
NIM N014232029
Angkatan 70
Periode PKPA 4 Maret – 30 Maret 2024
Learning Checklist*
No. Hari/Tanggal Waktu Proses Belajar, Hasil Belajar dan Kesan Belajar
0 I II III IV
Mampu melakukan pengkajian dan pelayanan obat resep dan
Jumat, 29 Jenis non resep di apotek yang berbasis pada ketentuan perundang-
6.
Maret 2024 kegiatan undangan. (CPMK III)

07.15 – 15.15 Mampu melakukan pelayanan resep meliputi skrining


CPMK III Tujuan administratif, farmasetik, dan klinik serta compounding dan
SUB-CPMK Belajar dispensing resep. (SUB-CPMK 6)
VI
Proses belajar yang saya lakukan yaitu:
Proses - Pasien membawa resep yang kemudian diterima oleh apoteker, kemudia resep diberikan kepada saya.
Belajar - Setelah resep diberikan kepada saya, selanjutnya saya melakukan skrinning administrasi, farmasetik, klinik serta melakukan compounding
and dispensing resep yang didampingi oleh apoteker.
Hasil Belajar Pelayanan farmasi klinik di apotek merupakan bagian dari pelayanan kefarmasian yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang
berkaitan dengan sediaan farmasi, alat kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) dengan maksud untuk mencapai hasil yang pasti
untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Pelayanan farmasi klinik diantaranya meliputi pengkajian dan pelayanan resep, dan dispensing
obat.
Kegiatan pengkajian resep yaitu:
1. Kajian administrasi, meliputi:
- Nama pasien, umur, jenis kelamin dan berat badan.
- Nama dokter, nomor Surat Izin Praktek (SIP), alamat, nomor telepon, dan paraf.
- Tanggal penulisan resep.
2. Kajian Kesesuaian farmasetik, meliputi:
- Bentuk dan kekuatan sediaan.
- Stabilitas obat.
- Kompatibilitas (ketercampuran obat).
3. Pertimbangan klinis meliputi:
- Ketepatan indikasi dan dosis obat.
- Aturan, cara dan lama penggunaan obat.
- Duplikasi dan/ atau polifarmasi.
- Reaksi obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping, manifestasi klinis lain).
- Kontraindikasi.
- Interasi
Jika ditemukan adanya ketidaksesuaian dari hasil pengkajian maka apoteker harus menghubungi dokter penulis resep.
Dispensing terdiri dari penyiapan, penyerahan, dan pemberian informasi obat. Setelah melakukan pengkajian resep hal yang dilakukan yaitu
menyiapkan obat diantaranya:
1. Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan, maka hal yang dilakukan yaitu:
- Menghitung jumlah obat sesuai dengan resep.
- Mengambil obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan dengan memperhatikan nama obat, tanggal kadaluwarsa dan keadaan fisik obat.
2. Melakukan peracikan (Compounding) bila diperlukan.
3. Memberikan etiket sekurang-kurangnya meliputi:
- Warna putih untuk obat dalam/ oral.
- Warna biru untuk obat luar dan suntik.
- Menempelkan pada label ”kocok dahulu” pada sediaan bentuk suspensi atau emulsi.
4. Memasukkan obat ke dalam wadah yang tepat dan terpisah untuk obat yang berbeda untuk menjaga mutu obat dan menghindari penggunaan
yang salah.
Setelah melakukan penyiapan obat, maka dilakukan hal sebagai berikut:
1. Sebelum obat diserahkan kepada pasien, harus dilakukan pemeriksaan kembali mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara
penggunaan, serta jenis dan jumlah obat (kesesuaian antara penulisan etiket dan resep).
2. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien.
3. Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien.
4. Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat.
5. Memberikan informasi mengenai cara penggunaan obat dan hal-hal yang terkait dengan obat antara lain manfaat obat, cara penyimpanan
obat, dll.
6. Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien atau keluarganya.
7. Membuat salinan resep sesuai dengan resep asli dan diparaf oleh apoteker (apabila diperlukan).
8. Menyimpan resep pada tempatnya.
Berikut adalah resep yang ingin ditebus oleh pasien di apotek yaitu:
R/
Curcuma Plus 1/10 tab
Cobazim 1000µg
m.f.pulv. dtd XXX
S. 2 dd 1

Pro : Edward
Berat badan : 9.1 kg
Umur :-
Alamat :-
Skrining resep yang dilakukan yaitu:
1. Skrining administrasi (Kelengkapan resep)

NO. URAIAN PADA RESEP


ADA TIDAK
Inscription
Identitas Dokter
1. Nama Dokter 

2. SIP dokter 

3. Alamat dokter 

4. Nomor telepon 

5. Tempat dan tanggal penulisan resep 

Invocatio
6. Tanda R/ di awal penulisan resep 

Prescriptio
7. Nama Obat 

8. Kekuatan Obat 
9. Jumlah Obat 

Signatura
10. Nama pasien 

11. Jenis kelamin 

12. Umur pasien 

13. Berat Badan 

14. Alamat Pasien 

15. Aturan Pakai Obat 

16. Iter/ Tanda lain 

Subscriptio
17. Tanda tangan/ paraf dokter 

Kesimpulan:
Berdasarkan hasil skrining administrasi resep, resep tersebut tidak lengkap.

2. Skrining Farmasetik
Berdasarkan permintaan pada resep tersebut, obat dibuat dalam bentuk sediaan pulveres atau puyer untuk memudahkan pasien
mengkonsumsi obatnya karena resep ini ditujukan untuk anak. Tidak terdapat inkompatibilitas pada resep serta jumlah dan aturan pakai
telah sesuai.
3. Skrinning Klinik
Obat yang diresepkan dokter terdiri dari resep racikan yang berisi Cobazim kapsul 1000 µg yang mengandung Co-Enzyme B12 yang
berfungsi sebagai katalisator vitamin B 12 untuk membantu penyerapan vitamin B 12 agar tidak mengalami anemia dan diindikasikan untuk
bayi dan anak yang memiliki gangguan pertumbuhan, penyembuhan/ pemulihan dari sakit, hipotrofi, dan distrofi. Serta diberi vitamin
Curcuma Plus tablet untuk memperbaiki napsu makan.
Setelah dilakukan skrining resep, selanjutnya dilakukan perhitungan dosis dan bahan untuk selanjutnya dilakukan compounding sesuai
permintaan pada resep.
Perhitungan Bahan:
Pada R/ resep racikan yang dibuat sebanyak 30 bungkus yang terdari dari Curcuma Plus dan Cobazim 1000 µg. Maka masing-masing obat
yang diambil yaitu:
- Curcuma Plus = 1/10 x 30 bungkus = 3 tablet
- Cobazim = 1000 µg/ 1000 µg x 30 bungkus = 30 kapsul
Setelah dilakukan perhitungan bahan, selanjutnya dilakukan proses peracikan pada sediaan puyer dengan mengambil bahan sesuai
dengan perhitungan bahan, lalu dimasukkan ke dalam blender 3 tablet Curcuma Plus dan sebanyak 30 kapsul Cobazim 1000 µg yang dibuka
cangkangnya dan dihaluskan hingga homogen, setelah homogen selanjutnya serbuk dibagi rata ke dalam kertas puyer sebanyak 30 bungkus,
lalu dipress kemudian diberikan etiket.
Setelah proses peracikan telah siap, selanjutnya dilakukan pengecekan kembali oleh apoteker untuk memastikan obat yang diberikan
sesuai dengan resep agar tidak terjadi kesalahan pada saat penyerahan obat kepada pasien. Setelah selesai dilakukan pengecekan, kemudian
diberikan obat kepada orang tua pasien dengan memberikan informasi terkait obatnya dengan didampingi oleh Apoteker Pendamping.

Kesan Saya lebih memahami cara skrinning resep (administrasi, farmasetik, dan klinis), saya dapat melakukan secara langsung segala proses
Belajar penyiapan resep, peracikan puyer, dan penyerahan obat serta pemberian informasi kepada pasien.
Rekomendas -
i
Lampiran Resep Etiket Copy Resep

Pengerjaan resep puyer


Blender hingga Homogen
Pembagian resep puyer 30 bungkus
Pengemasan
*Diisi oleh preseptor
Level 0: Telah mengetahui secara teoritis sebelumnya. Mahasiswa telah selesai masa studi sarjana farmasi, namun belum memiliki pengalaman untuk
mengimplementasikan kompetensi dalam kenyataan praktik profesi
Level 1: Telah memahami dari pembenaran/penjelasan/petunjuk preseptor. Mahasiswa belajar memahami teori secara komprehensif untuk mensinkonkan
(meluruskan ksenjangan) antara teori dan praktik nyata
Level 2: Telah melihat/mengamati proses, namun tidak melakukan sendiri. Mahasiswa mengamati bagaimana teori dipraktekkan sesuai praktik (keputusan-
tindakan) dan pekerjaan nyata di dalam praktik profesi
Level 3: Telah melakukan sendiri di bawah bimbingan/pengawasan preseptor. Mahasiswa belajar melakukan praktik nyata (berfikir, bersikap secara
komprehensif), namun masih di bawah pengawasan langsung oleh Preseptor untuk mengembangkan pengalaman
Level 4: Telah dipercaya Preseptor untuk melakukan sendiri dengan benar dan baik. Mahasiswa telah mampu mandiri praktik nyata secara komprehensif
untuk meningkatkan jumlah, jenis dan kualitas pengalaman praktik

Panduan Pengisian Portofolio


Item Kegiatan : Jenis kegiatan yang dilaporkan
Tujuan Belajar: Item meliputi CPMK yang sesuai dengan item kegiatan (cek CPMK pada bagian awal modul)
Proses belajar: Item meliputi deskripsi kegiatan yang dilakukan
Untuk kegiatan yang membutuhkan dokumen atau form tertentu, lampirkan kopi dokumen pada portofolio, Untuk kegiatan yang melakukan perhitungan,
lampirkan rincian perhitungan
Hasil Belajar: Item meliputi penilaian mahasiswa terhadap proses belajar yang dilakukan oleh mahasiswa, deskripsikan secara lebih rinci akar dari tindakan
dan solusi yang diberikan
Kesan Belajar: Item meliputi kesan mahasiswa terhadap proses pembelajaran
Rekomendasi: Item meliputi rekomendasi mahasiswa terhadap kegiatan

Pembimbing Fakultas Preseptor Lahan PKPA

Muh. Nur Amir. S.Si., M.Si., Apt. apt. Febri Lestari, S.Si
PORTOFOLIO PRAKTEK KERJA PROFESI (PKPA)
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN
PKPA APOTEK K-24 PENGAYOMAN
Nama Mahasiswa St. Raiyani
NIM N014232029
Angkatan 70
Periode PKPA 4 Maret – 30 Maret 2024
Learning Checklist*
No. Hari/Tanggal Waktu Proses Belajar, Hasil Belajar dan Kesan Belajar
0 I II III IV
Mampu melakukan pengkajian dan pelayanan obat resep dan
Rabu, 20 7.15 – Jenis non resep di apotek yang berbasis pada ketentuan perundang-
7.
Maret 2024 15.15 kegiatan undangan. (CPMK III)

CPMK III Mampu memberikan rekomendasi obat non-resep berdasarkan


Tujuan
SUB-CPMK pengkajian informasi dari pasien. (SUB-CPMK 7)
Belajar
VII
1. Seorang Pasien berumur 45 tahun datang ke apotek membeli obat untuk anaknya berumur 7 tahun dengan keluhan batuk kering dan gatal
tenggorokan tanpa demam. Sehingga saya melakukan penggalian informasi dari pasien terkait penyakit dan terapi yang telah dilakukan.
2. Pasien (Anak 7 tahun) telah mengalami batuk pada hari ini (1 hari) dan belum mengkonsumsi obat sehingga saya memberikan penawaran
Proses obat yang sesuai dengan keluhan yang diderita.
Belajar 3. Obat yang saya rekomendasikan berupa obat sirup dengan merek Promedex ® serta menawarkan vitamin sebagai penunjang untuk
mempercepat proses penyembuhan.
4. Setelah Ibu Pasien setuju dengan rekomendasi tersebut dan telah melakukan transaksi, sy melakukan penyampaian informasi cara
penggunaan, aturan pakai dan expire date obat.
Hasil Belajar Salah satu pelayanan kefarmasian yang dilakukan di Apotek K-24 Pengayoman yaitu swamedikasi. Pelayanan swamedikasi atau pelayanan
obat non-resep merupakan pelayanan yang dilakukan sendiri oleh apoteker di apotek tanpa adanya diagnosa dan resep dokter melalui skrining
atau pengkajian informasi terhadap keluhan penyakit pasien. Apoteker memberi informasi khususnya untuk obat-obat yang digunakan dalam
swamedikasi yaitu obat-obat yang termasuk dalam golongan obat bebas dan bebas terbatas yang relatif aman digunakan untuk pengobatan
sendiri (swamedikasi). Tujuan dilakukannya swamedikasi yaitu untuk menjamin bahwa pasien menerima obat dan pengobatan dengan baik,
aman, dan efektif sesuai dengan tujuan terapi. Penyakit yang dapat diobati dengan swamedikasi yaitu penyakit umum dan ringan seperti sakit
kepala, demam, maag, diare, dan penyakit kronis lainnya. Alur pelayanan non-resep (swamedikasi) di Apotek K-24 Pengayoman adalah:
1. Pasien datang dengan keluhan.
2. Apoteker menggali informasi terkait keluhan yang dialami pasien dan umur pasien.
3. Menawarkan obat yang sesuai dengan keluhan pasien.
4. Mengkonfirmasi harga obat kepada pasien.
5. Jika pasien setuju maka dilanjutkan dengan proses transaksi, jika pasien tidak setuju maka apoteker memberikan penawaran obat alternatif
lainnya.
6. Setelah transaksi, kemudian dilakukan penyiapan obat.
7. Penyerahan obat dan pemberian informasi terkait cara penggunaan, indikasi, efek samping, expire date dan lama penyimpanan.
Obat yang dapat digunakan untuk swamedikasi yaitu:
1. Obat bebas, seperti paracetamol, antasida, simetikon, promag.
2. Obat herbal, seperti tolak angin, antangin.
3. Obat bebas terbatas, seperti ibuprofen, CTM, antimo.
4. Obat wajib apotek, seperti asam mefenamat, antalgin, famotidin.
Seperti dengan Permenkes No.919/MenKes/PER/X/1993 tentang kriteria obat yang dapat diserahkan tanpa resep, antara lain:
1. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak dibawah 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun.
2. Pengobatan sendiri dengan obat yang dimaksud tidak memberikan resiko pada kelanjutan penyakit.
3. Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan.
4. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia.
5. Obat yang dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri.
Pada pasien swamedikasi yang saya layani datang dengan keluhan batuk kering dan gatal tenggorokan yang telah dialami selama 1 hari.
Selain itu, pasien juga menginformasikan belum mengkonsumsi obat lain sebelumnya dan tidak sedang mengkonsumsi obat lain. Sehingga sy
membeikan tawaran obar sirup dengan merek Promedex ®. Dalam melakukan swamedikasi obat yang dapat diberikan dalam pelayanan
swamedikasi yaitu obat bebas dan obat bebas terbatas, tidak disarankan untuk memberikan obat keras kecuali pasien sering mengkonsumsi
obat tersebut dengan maksud untuk melanjutkan pengobatan yang pernah diresepkan oleh dokter sebelumnya.
Promedex® adalah obat untuk mengobati gejala batuk yang disebabkan alergi yang mengandung Promethazine HCl 5mg, Dextromethorpan
HBr 5mg, Guaifenesin 50mg, Sodium citrate 197mg. Selain penawaran obat utama, Apotek K-24 Pengayoman menerapkan sistem link selling,
dimana Apoteker/TTK yang bertanggungjawab wajib menawarkan obat penunjang seperti vitamin. Dalam hal ini sy menawarkan Vitamin
Curfos Sirup untuk membantu proses penyembuhan pasien, dapat meningkatkan imun pasien, dan dapat menambah napsu makan pasien.
Setelah pasien setuju dengan penawaran tersebut, maka dilanjutkan transaksi, kemudian dilakukan penyampaian informasi obat. Dalam hal
ini saya menyampaikan cara penggunaan dan dosis yang dianjurkan. Dosis Promedex ® untuk anak 7 tahun yaitu 3 kali sehari, 1 sendok takar
5ml setelah makan. Untuk Vitamin Curfos Sirup diminum 1x1 setelah sarapan. Setelah batuk pasien sembuh maka obat dapat disimpan
ditempat kering dan terhindar dari cahaya matahari langsung selama masa expire date masih lama. Apabila ingin penggunaan kembali setelah
penyimpanan, dilakukan pemeriksaan fisik obat berupa kondisi cairan obat, bau obat, dan warna obat jika telah mengalami perubahan maka
obat dapat dibuang sebagaimana mestinya.

Saya sangat senang telah melakukan komunikasi dan konseling langsung dengan pasien swamedikasi, dimana dalam kegiatan ini saya merasa
Kesan bahwa pengalaman tersebut telah memberi saya kesempatan untung meningkatkan kepercayaan diri saya dalam berkomunikasi dengan pasien
Belajar
terkait pelayanan swamedikasi di apotek dan mengasah keterampilan komunikasi saya untuk memberi saran dan informasi obat kepada pasien.
Rekomendas -
i
Melakukan Pelayanan Obat Non Resep (Swamedikasi)

Lampiran

*Diisi oleh preseptor


Level 0: Telah mengetahui secara teoritis sebelumnya. Mahasiswa telah selesai masa studi sarjana farmasi, namun belum memiliki pengalaman untuk
mengimplementasikan kompetensi dalam kenyataan praktik profesi
Level 1: Telah memahami dari pembenaran/penjelasan/petunjuk preseptor. Mahasiswa belajar memahami teori secara komprehensif untuk mensinkonkan
(meluruskan ksenjangan) antara teori dan praktik nyata
Level 2: Telah melihat/mengamati proses, namun tidak melakukan sendiri. Mahasiswa mengamati bagaimana teori dipraktekkan sesuai praktik (keputusan-
tindakan) dan pekerjaan nyata di dalam praktik profesi
Level 3: Telah melakukan sendiri di bawah bimbingan/pengawasan preseptor. Mahasiswa belajar melakukan praktik nyata (berfikir, bersikap secara
komprehensif), namun masih di bawah pengawasan langsung oleh Preseptor untuk mengembangkan pengalaman
Level 4: Telah dipercaya Preseptor untuk melakukan sendiri dengan benar dan baik. Mahasiswa telah mampu mandiri praktik nyata secara komprehensif
untuk meningkatkan jumlah, jenis dan kualitas pengalaman praktik

Panduan Pengisian Portofolio


Item Kegiatan : Jenis kegiatan yang dilaporkan
Tujuan Belajar: Item meliputi CPMK yang sesuai dengan item kegiatan (cek CPMK pada bagian awal modul)
Proses belajar: Item meliputi deskripsi kegiatan yang dilakukan
Untuk kegiatan yang membutuhkan dokumen atau form tertentu, lampirkan kopi dokumen pada portofolio, Untuk kegiatan yang melakukan perhitungan,
lampirkan rincian perhitungan
Hasil Belajar: Item meliputi penilaian mahasiswa terhadap proses belajar yang dilakukan oleh mahasiswa, deskripsikan secara lebih rinci akar dari tindakan
dan solusi yang diberikan
Kesan Belajar: Item meliputi kesan mahasiswa terhadap proses pembelajaran
Rekomendasi: Item meliputi rekomendasi mahasiswa terhadap kegiatan

Pembimbing Fakultas Preseptor Lahan PKPA

Muh. Nur Amir. S.Si., M.Si., Apt. apt. Febri Lestari, S.Si
PORTOFOLIO PRAKTEK KERJA PROFESI (PKPA)
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN
PKPA APOTEK K-24 PENGAYOMAN
Nama Mahasiswa St. Raiyani
NIM N014232029
Angkatan 70
Periode PKPA 4 Maret – 30 Maret 2024
Learning Checklist*
No. Hari/Tanggal Waktu Proses Belajar, Hasil Belajar dan Kesan Belajar
0 I II III IV
Jumat/ 22 15.15- Jenis Mampu melakukan komunikasi efektif dan kerjasama dalam
8.
Maret 2024 22.15 Kegiatan pelaksanaan pelayanan kefarmasian. (CPMK IV)
Mampu melakukan penyerahan obat disertai pemberian
CPMK IV informasi terkait obat (indikasi, efek samping, cara penggunaan,
Tujuan
SUB-CPMK dan aturan cara penggunaan, dan aturan pakai obat, serta
Belajar
VIII penyimpanan obat). (SUB-CPMK 8)

Proses belajar yang saya lakukan adalah:


1. Saya bertemu dengan seorang pasien berumur 61 tahun membawa resep dari dokter ke apotek untuk ditebus.
2. Apoteker menerima resep tersebut dan melakukan skrinning resep.
Proses 3. Obat-obatan dari resep tersebut yang ditebus adalah Diamicron® MR 60 mg sebanyak 10 tablet, digunakan 1 kali sehari pada pagi hari.
Belajar
4. Saya melakukan penyiapan obat berdasarkan resep, kemudian dilakukan pengecekan ulang terkait kesesuaian obat yang telah disiapkan
dengan resep oleh Apoteker.
5. Saya melakukan penyerahan obat kepada pasien yang disertai dengan pemberian informasi obat yang didampingi oleh Apoteker.
Hasil Belajar Berdasarkan Permenkes RI Nomor 73 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, salah satu kegiatan pelayanan
farmasi klinik yaitu Pelayanan Informasi Obat (PIO). Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh apoteker
dalam pemberian informasi mengenai obat yang meliputi indikasi, dosis, bentuk sediaan, rute pemberian, efek samping, aturan pakai dan
penyimpanan obat. Informasi mengenai obat termasuk obat resep, obat bebas dan herbal.
Kegiatan Pelayanan Informasi Obat (PIO) di apotek diantaranya yaitu menjawab pertanyaan baik lisan maupun tulisan dan memberikan
informasi serta edukasi kepada pasien . Metode memberikan informasi obat dapat dilakukan secara lisan, tertulis maupun telepon.
Obat yang terdapat pada resep yang ditebus pasien yaitu Diamicron® MR 60 mg sebanyak 10 tablet merupakan sediaan tablet Modified
Release dengan kandungan Gliclazide yang termasuk dalam obat anti diabetes sulfonilurea. Obat ini digunakan pada pasien Diabetes Melitus
tipe 2 atau Non-Insulin-Dependent (tipe II) Diabetes Melitus (NIDDM) dimana kadar glukosa darah tidak hanya dapat dikontrol dengan diet,
olaraga, dan penurunan berat badan saja. Gliclazide bekerja dengan cara meningkatkan pelepasan insulin dalam darah yang diproduksi oleh sel
beta pankreas.
Pada saat penyerahan obat yang disertai dengan pemberian informasi obat kepada pasien, sy menyampaikan bahwa obatnya harus diminum
1 kali sehari pada pagi hari, setelah makan atau saat puasa diminum saat sahur setelah makan. Hal ini karna kerja dari obat Diamicron® MR 60
mg merupakan tablet lepas lambat. Penyimpanan obatnya yaitu ditempat yang sejuk dan terhindar dari sinar matahari langsung dan dijauhkan
dari jangkauan anak-anak. Efek samping yang mungkin muncul ketika mengkonsumsi Diamicron® MR 60 mg yaitu hipoglikemia, gangguan
saluran pencernaan (seperti mual, muntah, nyeri lambung, diare, konstipasi), ruam kulit, pusing, sakit kepala.

Kesan Saya dapat lebih memahami terkait penjelasan obat yang terdapat dalam resep, cara melakukan PIO kepada pasien dan juga saya dapat
Belajar berinteraksi langsung dengan pasien selama proses penyerahan obat dan PIO yang didampingi apoteker.
Rekomendas
i -
Resep Penyerahan Obat dan PIO

Lampiran

*Diisi oleh preseptor


Level 0: Telah mengetahui secara teoritis sebelumnya. Mahasiswa telah selesai masa studi sarjana farmasi, namun belum memiliki pengalaman untuk
mengimplementasikan kompetensi dalam kenyataan praktik profesi
Level 1: Telah memahami dari pembenaran/penjelasan/petunjuk preseptor. Mahasiswa belajar memahami teori secara komprehensif untuk mensinkonkan
(meluruskan ksenjangan) antara teori dan praktik nyata
Level 2: Telah melihat/mengamati proses, namun tidak melakukan sendiri. Mahasiswa mengamati bagaimana teori dipraktekkan sesuai praktik (keputusan-
tindakan) dan pekerjaan nyata di dalam praktik profesi
Level 3: Telah melakukan sendiri di bawah bimbingan/pengawasan preseptor. Mahasiswa belajar melakukan praktik nyata (berfikir, bersikap secara
komprehensif), namun masih di bawah pengawasan langsung oleh Preseptor untuk mengembangkan pengalaman
Level 4: Telah dipercaya Preseptor untuk melakukan sendiri dengan benar dan baik. Mahasiswa telah mampu mandiri praktik nyata secara komprehensif
untuk meningkatkan jumlah, jenis dan kualitas pengalaman praktik

Panduan Pengisian Portofolio


Item Kegiatan : Jenis kegiatan yang dilaporkan
Tujuan Belajar: Item meliputi CPMK yang sesuai dengan item kegiatan (cek CPMK pada bagian awal modul)
Proses belajar: Item meliputi deskripsi kegiatan yang dilakukan
Untuk kegiatan yang membutuhkan dokumen atau form tertentu, lampirkan kopi dokumen pada portofolio, Untuk kegiatan yang melakukan perhitungan,
lampirkan rincian perhitungan
Hasil Belajar: Item meliputi penilaian mahasiswa terhadap proses belajar yang dilakukan oleh mahasiswa, deskripsikan secara lebih rinci akar dari tindakan
dan solusi yang diberikan
Kesan Belajar: Item meliputi kesan mahasiswa terhadap proses pembelajaran
Rekomendasi: Item meliputi rekomendasi mahasiswa terhadap kegiatan

Pembimbing Fakultas Preseptor Lahan PKPA

Muh. Nur Amir. S.Si., M.Si., Apt. apt. Febri Lestari, S.Si
MATRIKS RUBRIK PENILAIAN PORTOFOLIO

Aspek Nilai
Prima (30-40) Baik (20-29) Cukup (10-19) Kurang (1-9)
Penilaian Maksimal
Development 40 Portofolio menunjukkan 4 Portofolio menunjukkan 3 dari Portofolio menunjukkan 2 dari Portofolio menunjukkan
and Process aspek berikut: 4 aspek berikut: 4 aspek berikut: hanya 1 dari 4 aspek
1. kemampuan mahasiswa 1. kemampuan mahasiswa 1. kemampuan mahasiswa berikut:
dalam mengekspresikan dalam mengekspresikan dalam mengekspresikan 1. kemampuan
pemahaman terhadap pemahaman terhadap pemahaman terhadap mahasiswa dalam
proses pembelajaran proses pembelajaran proses pembelajaran mengekspresikan
2. kemampuan mahasiswa 2. kemampuan mahasiswa 2. kemampuan mahasiswa pemahaman terhadap
dalam menilai diri sendiri dalam menilai diri sendiri dalam menilai diri sendiri proses pembelajaran
dan merefleksikan dan merefleksikan dan merefleksikan 2. kemampuan
kekurangan yang kekurangan yang kekurangan yang mahasiswa dalam
dimilikinya dalam bentuk dimilikinya dalam bentuk dimilikinya dalam bentuk menilai diri sendiri
feedback feedback feedback dan merefleksikan
3. kemampuan mahasiswa 3. kemampuan mahasiswa 3. kemampuan mahasiswa kekurangan yang
dalam berpikir kritis dalam berpikir kritis dalam berpikir kritis dimilikinya dalam
4. kemampuan mahasiswa 4. kemampuan mahasiswa 4. kemampuan mahasiswa bentuk feedback
dalam mengevaluasi dalam mengevaluasi dalam mengevaluasi 3. kemampuan
kegiatan praktek dan kegiatan praktek dan kegiatan praktek dan mahasiswa dalam
memberi rekomendasi memberi rekomendasi memberi rekomendasi berpikir kritis
perbaikan bagi kegiatan perbaikan bagi kegiatan perbaikan bagi kegiatan 4. kemampuan
PKPA PKPA PKPA mahasiswa dalam
mengevaluasi
kegiatan praktek dan
memberi rekomendasi
perbaikan bagi
kegiatan PKPA
Aspek Nilai
Prima (30-25) Baik (15-24) Cukup (6-14) Kurang (1-5)
Penilaian Maksimal
Critical 30 Portofolio menunjukkan Portofolio menunjukkan Portofolio menunjukkan Mahasiswa tidak
Thinking kemampuan mahasiswa kemampuan mahasiswa kemampuan mahasiswa mampu
secara utuh dalam secara baik dalam secara cukup dalam mengimplementasikan
mengimplementasikan teori mengimplementasikan teori mengimplementasikan teori teori yang diperoleh pada
yang diperoleh pada saat yang diperoleh pada saat kuliah yang diperoleh pada saat kuliah saat kuliah dalam
kuliah dalam melakukan dalam melakukan penetapan dalam melakukan penetapan melakukan penetapan dan
penetapan dan penyelesaian dan penyelesaian masalah yang dan penyelesaian masalah yang penyelesaian masalah
masalah yang diangkat dalam diangkat dalam portofolio. diangkat dalam portofolio. yang diangkat. Terdapat
portofolio. Portofolio Portofolio memenuhi 3 aspek: Portofolio memenuhi 3 aspek: banyak kekurangan
memenuhi 3 aspek: 1. Penetapan masalah 1. Penetapan masalah pada analisa dan
1. Penetapan masalah didasarkan pada basis teori didasarkan pada basis penetapan solusi
didasarkan pada basis yang jelas teori yang jelas
teori yang jelas 2. Pertimbangan dalam 2. Pertimbangan dalam
2. Pertimbangan dalam menentukan solusi menentukan solusi tidak
menentukan solusi tergambar jelas jelas
tergambar jelas 3. Solusi yang diberikan 3. Solusi yang diberikan
3. Solusi yang diberikan kurang sesuai kurang sesuai
tepat
Aspek Nilai
Prima (15) Baik (10-14) Cukup (5-9) Kurang (1-4)
Penilaian Maksimal
Seluruh komponen portofolio Terdapat 1 komponen Terdapat 2 komponen Sebagian besar
Komponen
15 lengkap portofolio yang hilang portofolio yang hilang komponen portofolio
Portofolio
tidak terisi
Aspek Nilai
Prima (15) Baik (10-14) Cukup (5-9) Kurang (1-4)
Penilaian Maksimal
Portofolio ditulis dengan Beberapa kesalahan minor Terdapat banyak kesalahan Terdapat banyak
bahasa yang terstruktur, rapi dalam tata bahasa, portofolio pada tata bahasa, portofolio kesalahan, portofolio
Struktur dan
15 dan mudah dimengerti ditulis dengan rapi dan bahasa nampak berantakan namun isi berantakan dan sulit
Tata Bahasa
dapat dimengert masih dapat dimengerti dimengeti
MATRIKS RUBRIK PENILAIAN KINERJA KLINIS OLEH PRESEPTOR
Aspek Nilai
Prima (15-20) Baik (10-14) Cukup (5-9) Kurang (1-4)
Penilaian Maksimal
Kualitas Kerja 20 Mahasiswa selalu Mahasiswa sering Mahasiswa kadang-kadang Mahasiswa jarang
menunjukkan komitmen menunjukkan komitmen menunjukkan komitmen yang menunjukkan komitmen
yang kuat untuk tugas yang kuat untuk tugas yang kuat untuk tugas yang yang kuat untuk tugas
yang diberikan dan diberikan dan menunjukkan: diberikan dan menunjukkan: yang diberikan dan
menunjukkan: 1. inisiatif dan semangat 1. inisiatif dan semangat dalam menunjukkan:
1. inisiatif dan semangat dalam belajar belajar 1. inisiatif dan semangat
dalam belajar 2. mengerjakan tugas dengan 2. mengerjakan tugas dengan dalam belajar
2. mengerjakan tugas tuntas tuntas 2. mengerjakan tugas
dengan tuntas 3. perhatian terhadap detail 3. perhatian terhadap detail dengan tuntas
3. perhatian terhadap 3. perhatian terhadap
detail detail
Sikap 20 Mahasiswa selalu Mahasiswa sering Mahasiswa kadang-kadang Mahasiswa jarang
Profesional menunjukkan standar menunjukkan standar tinggi menunjukkan standar tinggi menunjukkan standar
tinggi untuk perilaku untuk perilaku pribadi dan untuk perilaku pribadi dan tinggi untuk perilaku
pribadi dan etos kerja, etos kerja, termasuk: etos kerja, termasuk: pribadi dan etos kerja,
termasuk: 1. integritas 1. integritas termasuk:
1. integritas 2. disiplin 2. disiplin 1. integritas
2. disiplin 3. akuntabilitas 3. akuntabilitas 2. disiplin
3. akuntabilitas 4. pakaian dan penampilan 4. pakaian dan penampilan 3. akuntabilitas
4. pakaian dan 4. pakaian dan
penampilan penampilan
Aspek Nilai
Prima (15-20) Baik (10-14) Cukup (5-9) Kurang (1-4)
Penilaian Maksimal
Komunikasi 20 Mahasiswa selalu Mahasiswa sering Mahasiswa kadang-kadang Mahasiswa jarang
Efektif baik menunjukkan menunjukkan keterampilan menunjukkan keterampilan menunjukkan
Lisan/Tulisan keterampilan komunikasi komunikasi yang kuat, komunikasi yang kuat, keterampilan komunikasi
yang kuat, termasuk termasuk kemampuan termasuk kemampuan untuk: yang kuat, termasuk
kemampuan untuk: untuk: 1. mengungkapkan gagasan kemampuan untuk:
1. mengungkapkan 1. mengungkapkan gagasan dengan jelas 1. mengungkapkan
gagasan dengan jelas dengan jelas 2. memproses instruksi yang gagasan dengan jelas
2. memproses instruksi 2. memproses instruksi yang diberikan dengan baik 2. memproses instruksi
yang diberikan dengan diberikan dengan baik 3. menerapkan umpan balik, yang diberikan dengan
baik 3. menerapkan umpan balik, 4. menggunakan bahasa yang baik
3. menerapkan umpan 4. menggunakan bahasa yang baik dan sopan 3. menerapkan umpan
balik, baik dan sopan balik,
4. menggunakan bahasa 4. menggunakan bahasa
yang baik dan sopan yang baik dan sopan
Kolaborasi dan 20 Mahasiswa selalu Mahasiswa sering Mahasiswa kadang-kadang Mahasiswa jarang
Hubungan menunjukkan menunjukkan keterampilan menunjukkan keterampilan menunjukkan
Interpersonal keterampilan relasional relasional yang kuat, relasional yang kuat, keterampilan relasional
yang kuat, termasuk: termasuk: termasuk: yang kuat, termasuk:
1. keterbukaan terhadap 1. keterbukaan terhadap ide- 1. keterbukaan terhadap ide-ide 1. keterbukaan terhadap
ide-ide baru ide baru baru ide-ide baru
2. kepekaan terhadap 2. kepekaan terhadap 2. kepekaan terhadap populasi 2. kepekaan terhadap
populasi yang berbeda populasi yang berbeda yang berbeda populasi yang berbeda
3. rukun dengan peserta 3. rukun dengan peserta 3. rukun dengan peserta PKPA 3. rukun dengan peserta
PKPA lain, pasien dan PKPA lain, pasien dan lain, pasien dan staff apotek PKPA lain, pasien dan
staff apotek staff apotek staff apotek
Aspek Nilai
Prima (15-20) Baik (10-14) Cukup (5-9) Kurang (1-4)
Penilaian Maksimal
Kemampuan 20 Mahasiswa selalu Mahasiswa sering Mahasiswa kadang-kadang Mahasiswa jarang
Berpikir Kritis menunjukkan kemampuan berpikir yang menunjukkan kemampuan menunjukkan
kemampuan berpikir kuat, termasuk kemampuan berpikir yang kuat, termasuk kemampuan berpikir
yang kuat, termasuk untuk: kemampuan untuk: yang kuat, termasuk
kemampuan untuk: 1. memecahkan masalah dan 1. memecahkan masalah dan kemampuan untuk:
1. memecahkan masalah menerapkan informasi menerapkan informasi 1. memecahkan masalah
dan menerapkan 2. membuat keputusan yang 2. membuat keputusan yang dan menerapkan
informasi tepat tepat informasi
2. membuat keputusan 3. merefleksikan apa yang 3. merefleksikan apa yang telah 2. membuat keputusan
yang tepat telah dipelajari dipelajari yang tepat
3. merefleksikan apa yang 4. menyesuaikan diri dengan 4. menyesuaikan diri dengan 3. merefleksikan apa yang
telah dipelajari situasi baru situasi baru telah dipelajari
4. menyesuaikan diri 4. 4menyesuaikan diri
dengan situasi baru dengan situasi baru

Anda mungkin juga menyukai