BIDANG PERAPOTEKAN
ANGKATAN VIII
EDISI DARING
RESUME
Pertanyaan
1. Bagaimana menurut bapak terkait pengelolaan di apotik yang diterapkan
masih belum sesuai dengan standar yang ada. Misalnya untuk penyimpanan di
apotek bnyk yg belum menggunakan sistem penyimpanan yang baik seperti
penyimpanan dengan metode LASA, FEFO, dan Tall Man Lettering. Dan
apakah smua aptk di wajibkan untuk mnerapkn sstm" trsbt? (Irka Bugis)
Jawab :
Terkhusus untuk di kimia farma pnerapan penyimpanan obat ditrpkan sesuai
dengan permenkes yang ada, misalnya itu penyimpanan" antibiotik, dan
vaksin. Selain itu penyimpanan di kimia farma di lakukan dengan sistem
FEFO dan FIFO. Dan diterpakn pula pnyimpanan LASA agar dpt trhndrnya
kesalahan pada saat pngamblian obat. Selain itu juga, di kimia farma selalu
dilakukan stok opname selama 3 bulan sekali.
2. Apakah obat2 golongan bebas terbatas yang mengandung prekursor di
simpan di Lemari OTC atau ada penyimpanan khusus untuk obat tersebut
(Anggi syah)
Jawab:
Untuk obat2 yang mengandung prekursor baik yang bergulingan bebas
terbatas ataupun Keras tdk di simpan di swalayan atau lemari OTC untuk
menghindari penyalahgunaannya obat
3. Bagaimana cara pengendalian untuk obat yang sudah berbulan-bulan tidak
terdapat transaksi/tidak laku? (Aulia wati)
jawab :
Ada 3 kategori penjualan obat, pareto A, pareto B, pareto C, & pasif. Untuk
barang yang tidak laku termasuk kategori pasif, sehingga pengendalian yang
dilakukan adalah melakukan spreading atau penyebaran ke wilayah lain untuk
dijual Kembali
4. Dalam menggunakan metode pareto, untuk obat kategori A apakah bisa
berubah menjadi kategori B atau C ? (Rizki Nurul azizah)
Jawab:
Untuk menentukan pareto A dilakukan analisis selama 3 bulan, Pareto A
adalah rencana analisis yang jumlah nilai rencana pengadaannya menunjukan
penyerapan dana 70%, Pareto B menunjukan penyerapan dana 20%, dan
pareto C menunjukan penyerapan dana 5%. Pareto A dapat menjadi pareto
B/C karena berdasarkan tingkat penjualan dan tetap melakukan analisis
penentun pareto.
5. Bagaimana cara merencanakan strategi apotek agar omset tiap tahunya
meningkat ? (Isna Huria)
Jawab:
Untuk meningktakn omset maka hrus di perlukan strategi sepeti bekerja sama
dengan dokter, bekerja sma dengan dokter2 yg bekerja di rumah sakit dan
juga dapat memberikan pelayanan yg baik sesuai SOP agar pasien nyaman
kembali ke apotek dan mempengaruhi nilai penjuaalan apotek.
6. Apakah ada kontrak antara apotek dengan PBF? apabila ada kontrak, syarat
apa yang harus dipenuhi oleh apotek untuk supplay tersebut? (Rizki Yulia
Bahar)
Jawab :
Apotek dengan PBF contoh kontrak/kerjasamanya biasa saja. Biasanya
semacam perjanjian saja terkait dengan barang-barang misalnya barang-
barang yang menyangkut masalah pembayaran dan masalah waktu. Jika sudah
mendirikan apotek dan sudah memiliki SIA dan APA otomatis sudah tertuang
di kontrak sehingga pada saat membuat SP apoteker harus ttd yang
penanggung jawab secara tidak langsung mereka akan langsung memasukkan
ke database daripada PBF itu sendiri untuk melakukan perjanjian bersama.
Kalau pun misalnya perjanjian kerjasamanya ada beberapa yang tidak tersyirat
dan tidak sesuai dan kamu sebagai apoteker bisa saja closing atau tidak usah
bekerja sama lagi. Maka dari itu diharapkan teman-teman pada saat mau
bekerja sama dengan distributor, harus kita pilih lalu lihat distributornya
apakah berkualitas atau tidak.
7. Bagaimana alur pengajuan distributor? (Fitriayu)
Jawab:
Pengajuan dilakukan langsung ke distributor yang dituju dengan membawa
daftar permintaan barang dan berkas-berkas lainnya yang mendukung
kemudian pbf akan mendistribusikan ke apotek yang mengajukan permintaan
tersebut.
3. Pelayanan Farmasi Klinik
Tujuan dari pelayanan kefarmasian yaitu untuk mengidentifikasi, mencegah
dan menyelesaikan terkait obat
Kegiatan Pelayanan farmasi klinik meliputi:
a. Pengkajian dan pelayanan resep dapat di mulai dengan melakukan
penerimaan, pemeriksaan pengakjian resep, penyiapan obat, alkes, bmhp dan
penyerahan yang disertai dengan pemberian informasi terkait obat yang di
minta pada pasien
b. Penelusuran Riwayat penggunaan obat
c. Rekonsilasi obat yaitu proses dimana membandingkan instruksi pengobatan
dengan obat yang telah didapat pasien alasan dilakukan rekonsiliasi yaitu
untuk mencegah terjadinya medication error.
d. Pelayanan informasi obat yaitu kegiatan memberikan informasi yang
dilakukan apoteker mengenai obat kepada pasien dan menyediakan informasi
secara akurat dan factual dan menunjang penggunana obat yang rasional
e. Konseling yaitu suatu aktifitas untuk melakukan pemberian saran terkait obat
yang digunakan kepada pasien dimana dalam pemberian konseling yang
efektif maka akan meumbuhkan rasa kepercayaan pasien kepada apoteker
f. Visite yaitu melakukan kunjungan yan dilakukan apoteker secara mandiri atau
Bersama dengan tenaga Kesehatan lainnya untuk mengontrol pasien secara
langsung dan mengkaji masalah terkait obatnya, memantau terapi dan reaksi
obat yang tidak dikhendaki
g. Pemantauan terapi obat yaitu suatu proses kegiatan untuk memastikan terapi
obat yang aman, efektif dan rasional dan memiliki tujuan untuk meningkatkan
efwktivitas terapi dengan meminimalisirkan resiko rtod.
h. Monitoring efek samping obat yaitu suatu kegiatan pemantauan efek samping
obat ketika terjadi penggunaan dosis obat contoknya pada dosis lazim yang di
gunakan untuk pasien profilaksis
i. Evaluasi penggunaaan obat yaitu suatu program evaluasi penggunaan obat
yang bersruktur dan berkesinambungan secara kualitatif dan kuantitatif
j. Edukasi pasien yaitu dengan memberitahukan pasien agar tidak gelisah atau
merasa rendah diri terhadap penyakit yang dideritanya kemudian
memberitaukan menegnai terapi obat yabg bagus untuk pasien.
Pertanyaan
1. Apakah kimia farma sdh menerapkan home pharmasi care bagaimn
managemennya? (Eka Silvira)
Jawab:
Di kimia farma sudah menerapkan home pharmacy care dengan mengikuti
sop dari perusahaan sebelum dilakukan Home Pharmacy care disiapkan
terlebih dahulu database dan dilakukan bisa juga dengan menelpon, caranya
dengan perhatikan resep, mengenai data pasien dan obat2 yang di gunakan
terkhusus untuk obat-obat degeneratif maka dilakukan home pharmacy care
dengan di hubungi pasiennya terlebih dahulu.
2. Terkait mengenai menerapkan home pharmasi care bagaimana kf melalukan
di masa pandemi ini ? (A.Clara)
Jawab:
Di siapkan terlebih dahulu database dan dilakukan dengan menelpon pasien
sesuai data base yang kita siapkan, caranya dengan perhatikan resep,
mengenai data pasien dan obat2 yang di gunakan terkhusus untuk obat2
degeneratif maka dilakukan HC dengan di hubungi pasiennya terlebih dahulu
3. Apakah semua jenis obat tetap dilakukan pio? Walaupun obat yang dibeli
obat2 umum seperti contohnya pct? (aliya Diah Nugrahaeni)
Jawab :
Tetap harus dilakukan semua jenis obat terkait efek samping, cara pakai dll.
Selain ketentuannya, itu juga yang dapat menarik pasien2 untuk dapat datang
lagi kembali ke apotek dan dapat membedakan sdengan apotek lain
4. Apakah dikimia farma ada standar pelayanan apoteker kepada pasien ? (Dewi
rahmansari)
Jawab:
Untuk KF sendiri jelas disiapkan SOP bukan cuma untuk apoteker saja tetapi
semua karyawan, agar semua pelaksanaan apotek berjalan dengan baik dan
tidak melanggat aturan" yang sudah diterapkan pemerintah. Seperti Di kimia
farma sendiri memiliki standar nya mulai dari SOP pemberian obat, SOP
informasi obat, SOP dalam pelayanan resep, SOP PIO, SOP MESO dan PTO.
5. Bagaimana jika seorang apoteker ingin memberikan edukasi obat kepada
pasien misalnya pasiennya orang tua yg sangat susah untuk menerima edukasi
obat. Bagaiamana peran apoteker untuk memberikan edukasi obat kepada
pasien tersebut? (Hasrani)
Jawab:
Jika seseorang pasien susah untuk menerima edukasi obat dari seorang
apoteker makanya sebaiknya apoteker menyampaikan edukasi obat kepada
orang terdekat pasien. Kita sebagai apoteker juga harus menyampaikan
edukasi obat harus jelas supaya pasien atau orang terdekat pasien mengerti
edukasi yang apoteker sampaikan
6. Bgmna pendapat bapak terkait Apoteker yg hanya memberikan namanya
untuk suatu apotek, biasanya dinamakan apoteker atas nama, dan apoteker
tersebut jarang datang ke apotek.
Jawab :
Apoteker yg hanya memberikan namanya untuk sebuah apotik maka akan
segrea di cabut APAnya, karena apoteker tidak menjalani prpsedur yg ada dan
tidak melanyani PIO. Dan selain itu papan nama d apotik harus
mencantumkan jadwal praktik dari apoter, dan apabila apoteker tersebut tetap
tidak menjalankan tugasnya sesuai dengan jadwal maka akan di tindak lanjuti
untuk pencabutan izin apotek.
7. Bagaiamana pandangan bapak terkait apotek - apotek yang tidak melakukan
pelayanan kefarmasian
Jawab :
Pelayanan kefarmasian wajib di lakukan di setiap apotek, diharapkan dapat
mengacu pada standar pelayanan prosedur yang sudah ditetapkan oleh
organisasi ikatan apoteker Indonesia dan sudah di atur dasar hukum dalam
Permenkes. Jadi seorang apoteker harus melaksanakan pelayanan informasi
obat karna mutlak adanya supaya tidak terjadi medication error.
8. Menurut bapak bagaimna peran apoteker untuk mengatasi konsumen2 yang
tidak mempunyai waktu untuk melakukan proses pharmceutical care ini atau
tdk mementingkan proses pharmceutical care ? Sedangkan obat yang
dibutuhkan oleh konsumen tersebut sangat memerlukan informasi yang
khusus.: > (Rafika Firda)
Jawab :
Bisa memberikan informasi melalui telfon, wa farma,dan pada intinya dari
komunikasi antara apoteker ke pasien. Dalam pemberian obat yang disertai
resep, wajib untuk meminta atau menulis nmor telefon dan alamat pasien,
sehingga memudahkn untuk berkomunikasi ketika ingin melakukan pio.
9. Pelayanan informasi obat (PIO) harus dilakukan oleh seorang Apoteker,
tetapi bagaimana jika apoteker tersebut berhalangan hadir atau tidak stand by
pada jam kerjanya. apa yang harus di lakukan ? (A.sriwahyuni)
Jawab:
Apabila Apoteker tersebut tidak ada atau berhalangan hadir maka yang harus
melakukan PIO bisa Apoteker pendamping (APING) dan jika memungkinkan
Asisten Apoteker (AA) jga bisa melakukan PIO, karena kita sebagai tenaga
farmasis khususnya di kimia farma selalu melakukan diskusi2 untuk berbagi
ilmu
10. Saat ini ada kebanyakan apotek menjual bebas obat-obat golongan narkotik
dan psikotropik tanpa resep dokter, bagaimana tanggapan bapak tentang
penyalahgunaan edar obat-obat tersebut ?
Jawab :
Sebagai apoteker harus selalu berada di apotek demi mencegah kejadian
tersebut, dan apabila didapat akan dipidana, ini juga sudah ada aturannya di
permenkes tentang penjualan bebas obat narkotik dan psiko, ketika ada hal
tersebut STRA,SIPA,SIA itu akan di cabut semua, jadi rugilah kita menjual
bebas obat tersebut
11. Bagaimana pendapat bapak terkait apotek yang tidak menyediakan ruangan
untuk melakukan PIO atau konseling ? ( Fitriayu)
Jawab:
Di apotek Kimia Farma menyediakan meja untuk melakukan konseling untuk
ruangan konseling itu di gunakan untuk memberikan edukasi kepada pasien
jika pasien tersebut ingin di berikan edukasi secara rahasia agar tidak
terdengar oleh pasien yang lain.
12. Berapa kali KF melakukan Home Pharmacy Care, dng SDM yang ada.?
(Reza Ariadi)
13. Jawab :
SDM terbatas sehingga biasanya dilakukan seminggu sekali.
14. Bagaimana peran apoteker ketika ada pasien yang awam yang telah lama
menggunakan obat generik, tetap yg tersedia itu merek dagang, dan pasien
tidak mau membeli dengan alasan beda obat (Isna Huria)
Jawab:
a. Menyakinkan dengan baik menggunaka bahasa yg mudah di mengerti dan
menggunakan gestur tubuh
b. Menyakinkan dengan cara menunjukan zat aktif yang ada di dus obatnya