Bab Ii
Bab Ii
DASAR TEORI
adalah suatu bentuk pengelasan tahanan dimana suatu las dihasilkan pada
suatu titik pada benda kerja diantara elektroda-elektroda pembawa arus, las
akan mempunyai luas yang kira-kira yang sama dengan ujung elektroda,
atau sekecil ujung elektroda dari ukuran yang berbeda-beda. Gaya yang
dan geser pengelasan resistance Spot Welding (RSW) antara baja karbon
paduan baja dan alumunium. Tebal plat baja SS 400 1 mm dan tebal plat
dan 2,30 dengan parameter waktu pengelasan 5 detik. Dengan waktu yang
sama semakin tinggi load voltage akan menghasilkan lasan yang lebih kuat.
penyatuan dari kedua material yang dilas dengan media filler perpaduan
Lisa Agustriyana (2011) melakukan penelitian las titik pada material baja
tarik dan mikrostruktur dengan parameter arus 0,9kA, 1,6kA, 1,85kA dengan
ini dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa dengan semakin besar kuat arus
dan waktu pengelasan pada proses Spot Welding pada baja fasa ganda
6
maka dihasilkan kekuatan tarik yang semakin besar dan nilai optimum di
dapat pada kuat arus 1,85 kA dengan variasi yang terbaik juga didapat pada
kuat arus ini dalam berbagai waktu pengelasan dan ditunjukkan pada luasan
lapisan seng pada resistence Spot Welding sambungan beda material antara
jenis, yaitu sambungan antara material baja St-12 dengan Aluminium seri
5052 (PS-AL) dan sambungan antara baja galvanis dengan Aluminium seri
variasi parameter arus pengelasan yang digunakan 9; 10; 11; 12; 13; 14 kA.
geser dari sambungan material baja St-12 dan Aluminium mempunyai nilai
yang lebih tinggi daripada sambungan baja galvanis dan Aluminium. Hal ini
kekuatan sambungan las. Semakin besar arus yang diberikan maka semakin
besar pula kekuatan yang dihasilkan sambungan las. Hal ini disebabkan
7
karena diameter nugget yang semakin besar seiring besarnya masukan
panas yang diterima. Walaupun plat baja tidak meleleh selama pengelasan,
Austenitic Stailess Steel) dan baja karbon rendah ( Low Carbon Steel ).
Dengan menggunakan variasi arus 5000A, 6000A, 7000A, dan variasi waktu
pengujian geser didapat hasil yang optimal pada variasi arus 7000A dan
waktu 0,6detik dengan kekuatan sambungan las sebesar 5,323kN. Dan pada
pada daerah logam las (nugget) yaitu sebesar 354,2 HV0.2 pada variasi arus
tekan satu sama lain pada saat yang bersamaan arus listrik yang
8
diberikan untuk memberikan kontak pada kedua permukaan,
untuk elektroda harus memiliki sifat konduktor listrik yang baik artinya
memiliki tahanan dalam yang rendah dan kuat, seperti tembaga dan
paduannya.
9
atau pipa. Sambungan tumpang (Lap Joint) masih dibagi menjadi
dua metode yaitu las titik (Spot Welding) dan las garis (seam
10
logam. Ketiga faktor tersebut dapat ditinjau dari rumus total heat
H = I2.R.t
Dimana :
keluaran.
pada jenis material yang akan dilas dan ketebalan plat. (Ruukki,
2007)
11
2. Resistensi interface (elektroda-sheet metal)
12
Variabel yang dapat diatur (adjustable variable) untuk
2007)
3. Holding Time
13
Set-Up Time (Pre-welding Squeeze Time) berfungsi untuk
besar maka welding time lebih singkat, jika arus yang diberikan
14
time yang lama akan lebih menguntungkan pada pengelasan
time yang lama maka waktu pendinginan juga akan lama. (Ruukki,
2007).
daerah yang dilas. Oleh karena itu semakin tebal plat yang akan
dilas maka semakin lama hold time yang diberikan. Secara umum
(Ruukki, 2007).
tahan terhadap korosi, suhu tinggi dan suhu rendah. Disamping itu
15
potong yang cukup baik. Karena sifatnya, maka baja ini banyak
pengaruh dari variasi unsur dalam struktur dasar pada baja tahan
peretakan, maka harus dijaga agar logam las selalu terletak pada
daerah aman.
16
Berdasarkan fasanya, baja tahan karat dapat diklasifikasikan
menjadi baja tahan karat martensit, baja tahan karat ferit, baja
tahan karat austenit, baja tahan karat berfasa ganda (duplex), dan
sebagai berikut:
17
baja tahan karat austenit. Baja tahan karat ferit
penukar panas.
18
Baja ini mengandung khrom dan nikel, bersama dengan
yang termasuk kedalam jenis baja tahan karat ferit. Sifat mampu las
baja tahan karat ferit adalah sangat sukar mengeras, tetapi butirnya
2.2.3 Aluminium
19
secara luas dalam bidang kimia, listrik, bangunan, transportasi dan
alat-alat penyimpanan.
adalah:
membentuk retak-panas.
20
terkandungnya zat-zat yang tidak dikehendaki ke
dalamnya.
rendah.
mampu las juga kurang baik, karena itu paduan jenis ini
21
sekali digunakan dalam konstruksi pesawat terang seperti
22
tidak hanya dalam konstruksi umum, tetapi juga untuk
cair.
23
dapat dilas dengan baik asal diikuti dengan perlakuan panas
tertusuk.
tanpa kegagalan atau patah. Lembaran grain sangat halus 78% Zn-
24
dapat dibentuk oleh metode yang digunakan untuk membentuk
yang dilas, titik cair, pembekuan, cara pengelasan dan sifat lasan
yang didinginkan.
gaya yang berlawanan arah, tegak lurus sumbu batang dan tidak
sambungan baut.
25
Gambar 2.8 contoh gaya geser
Gaya geser terdistribusi merata kurang lebih sama seperti
yang terjadi pada gaya tarik atau tekan yang terdistribusi merata.
Pada kasus ini, gaya geser yang dihitung dari Ss = P/A hendaknya
W = Lebar 25,4 mm
26
2.2.6 Pengujian Kekerasan
indentasi (penekanan).
A. Metode Goresan
B. Metode Dinamik
27
memperhatikan besar beban yang diberikan dan besar
indentasi.
28
Uji yang dilakukan oleh Meyer untuk perbaikan dari uji
pada Brinell)
29
Uji kekerasan rockwell memperhitungkan kedalaman
30