Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS KASUS KORUPSI DI KEMENTERIAN PERTANIAN

DARI SISI ETIKA DAN MORAL SEBAGAI PEJABAT PUBLIK

Untuk Memenuhi UTS Mata Kuliah Logika dan Penalaran Hukum


Dosen Pengampu : Loso, S.H., M.H.

Disusun oleh:

NAMA : EVA NADIA

NPM : 0221056571

KELAS : HUKUM PAGI C/5

FAKULTAS HUKUM SEMESTER V

UNIVERSITAS PEKALONGAN
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Analisis Kasus Korupsi Di Kementerian
Pertanian Dari Sisi Etika dan Moral Sebagai Pejabat Publik ” dengan tepat waktu. Makalah
ini disusun guna memenuhi UTS mata kuliah Logika dan Penalaran Hukum. Selain itu,
penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Dalam makalah ini penulis akan memberikan opini maupun pandangan serta berbagai
aspek yang berkaitan dengan masalah tersebut yang kami miliki maupun ketahui terhadap
permasalahan ini yang dilihat dari sisi etika dan moral sebagai pejabat publik yang ada di
Indonesia. Harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Mohon maaf bila ada salah kata maupun salah dalam
pengetikan, untuk kedepannya semoga penulis dapat memperbaiki maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik dan lebih menarik.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, penulis
mohon saran dan kritik yang membangun dari rekan karena sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG....................................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................3

BAB II........................................................................................................................................4

ANALISIS KASUS...................................................................................................................4

1. Bagaimana Konstruksi Perkara dalam Kasus Korupsi oleh Menteri Pertanian Syahrul
Yasin Limpo?.........................................................................................................................4

2. Bagaimana Moral dan Etika Yang Tepat Sebagai Pejabat Negara ?..............................6

3. Bagaimana Pertanggungjawaban Pidana Pelaku Tindak Pidana Pemerasan


Berdasarkan Pasal 368 KUHP ?.............................................................................................8

BAB III.....................................................................................................................................10

PENUTUP................................................................................................................................10

A. KESIMPULAN.............................................................................................................10

B. SARAN............................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjabarkan awal mula penyelidikan


dugaan korupsi di Kementerian Pertanian (Kementan). Juru Bicara KPK, Ali Fikri
mengatakan, mulanya KPK sudah lama menerima laporan dari publik adanya dugaan
korupsi di lingkungan Kementan. Atas dasar laporan tersebut, KPK mulai melakukan
pendalaman akan dugaan korupsi ini. Fikri menjelaskan, KPK baru melakukan
penyelidikan pada Juni 2023.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkapkan, terdapat tiga klaster


dalam kasus dugaan korupsi di Kementerian Pertanian (Kementan). Salah satunya, yakni
pemerasan dalam jabatan. Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri mengatakan, dua
klaster lainnya yaitu dugaan penerimaan gratifikasi dan tindak pidana pencucian uang
(TPPU). 1

Untuk menyelidiki dan mencari bukti atas dugaan kasus itu, beberapa waktu lalu
KPK melakukan penggeledahan di sejumlah tempat. Pertama, Rumah dinas Syahrul
Yasin Limpo di Komplek Perumahan Mneteri Widya Chandra. Dalam Penggeledahan
KPK menemukan uang rupiah dan dollar dalam jumlah miliaran, catatan laporan
keuangan dan pemberian asset KPK juga menemukan 12 pucuk senjata api. Kedua,
KPK juga menggeledah Kantor Kementerian Pertanian. Saat penggeledahan terjadi,
Syahrul sedang kunjungan kerja ke luar negeri. Salah satunya, Spanyol.2

1
Teguh Firmansyah, “KPK Sebut Tiga Klaster Dalam Dugaan Kasus Korupsi di Kementan”, Republika.id,
Oktober 23, 2023, https://news.republika.co.id/berita/s1wahl377/kpk-sebut-tiga-klaster-dalam-dugaan-kasus-
korupsi-di-kementan
2
CNN Indonesia, “Kronologi Mentan 'Hilang' Usai Diisukan Jadi Tersangka Korupsi”, Oktober 03, 2023,
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20231003160945-92-1006635/kronologi-mentan-hilang-usai-diisukan-
jadi-tersangka-korupsi.

1
Selama proses penyelidikan itu, KPK sudah melakukan pemeriksaan terhadap
49 orang terdiri dari pejabat dan ASN di lingkungan Kementan, termasuk Mentan
SYL yang sudah diperiksa tim penyelidik KPK pada Senin (19/6), setelah dua kali
tidak hadir dengan alasan ada tugas negara. Pada saat itu, Mentan SYL diperiksa di
Gedung Pusat Edukasi Antikorupsi C1 KPK, Kuningan, Jakarta Selatan selama 3,5
jam.3

Setelah melakukan pemeriksaan puluhan orang, KPK selanjutnya menetapkan


tiga orang tersangka, yakni Mentan SYL, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementan
tahun 2021-sekarang, Kasdi Subagyono; dan Direktur Pupuk dan Pestisida tahun
2020-2022 atau Direktur Alat Mesin Pertanian tahun 2023, Muhammad Hatta. Hasil
Penyidikan KPK mengungkap besaran uang korupsi pemerasan dan gratifikasi yang
diterima ketiga tersangka berjumlah Rp 13,9 miliar. Jumlah itu bisa terus bertambah.

Mentan SYL bersama dua pejabat Kementan tersebut diduga telah melakukan
perbuatan tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud Pasal 12E dan atau Pasal 12B
UU 31/1999 sebagaimana telah diubah dengan UU 20/2001 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi Juncto Pasal 56 dan Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP.

Kemudian, di lain sisi kasus di Kementan ini juga menyeret pimpinan KPK
soal dugaan adanya pemerasan terhadap SYL sebagai Menteri Pertanian yang dimana
sekarang telah mengundurkan diri menjadi Menteri Pertanian dan sekaligus telah
menyandang gelar sebagai tersangka atas kasus tindak pidana korupsi. Dijelaskan
bahwa olda Metro Jaya sedang melakukan penyidikan dugaan pemerasan oleh
pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus korupsi yang menyeret
mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL. Sebenarnya, Polda Metro
sudah menerima aduan masyarakat (dumas) terkait dugaan pemerasan dalam
penanganan perkara KPK di Kementerian Pertanian sejak 12 Agustus 2023 . Dugaan
itu diperkuat dengan beredarnya foto Firli Bahuri sedang berbincang dengan Syahrul
di sebuah lapangan badminton, ketika Syahrul belum ditetapkan sebagai tersangka
oleh KPK. Firli telah mengaku bertemu dengan Syahrul di lapangan badminton

3
RETMOLNETWORK, “ Berikut Kronologis KPK Usut Dugaan Korupsi di Kementan Hingga Tetapkan
Mentan SYL Tersangka”, September 29, 2023, https://www.rmolbengkulu.id/berikut-kronologis-kpk-usut-
dugaan-korupsi-di-kementan-hingga-tetapkan-mentan-syl-tersangka

2
sebelum KPK memulai penyelidikan dugaan korupsi di Kementerian Pertanian
(Kementan)

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Konstruksi Perkara dalam Kasus Korupsi oleh Menteri Pertanian
Syahrul Yasin Limpo ?
2. Bagaimana Moral dan Etika Yang Tepat Sebagai Pejabat Negara ?
3. Bagaimana Pertanggungjawaban Pidana Pelaku Tindak Pidana Pemerasan
Berdasarkan Pasal 368 KUHP ?
4.

3
BAB II

ANALISIS KASUS

1. Bagaimana Konstruksi Perkara dalam Kasus Korupsi oleh Menteri Pertanian


Syahrul Yasin Limpo?
Berikut konstruksi perkara yang dibacakan oleh Wakil Ketua Komisi
Pemberantasan Korupsi Alexander Marwata di Gedung KPK Kuningan, Jakarta.
SYL menjabat Menteri Pertanian RI untuk periode 2019 s/d 2024 di Kementerian
Pertanian Republik Indonesia. Selanjutnya dalam periode kepemimpinan SYL
selaku Menteri Pertanian, KS diangkat dan dilantik selaku Sekretaris Jenderal
Kementerian Pertanian dan MH juga diangkat dan dilantik selaku Direktur Alat
dan Mesin pada Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian
Pertanian.4

SYL kemudian membuat kebijakan personal yang diantaranya melakukan


pungutan hingga menerima setoran dari AS internal Kementan untuk memenuhi
kebutuhan pribadi termasuk keluarga intinya. Kurun waktu kebijakan SYL untuk
memungut hingga menerima setoran tersebut berlangsung dari tahun 2020 s/d
2023. SYL menginstruksikan dengan menugaskan KS dan MH melakukan
penarikan sejumlah uang dari unit eselon I dan eselon II dalam bentuk penyerahan
tunai, transfer rekening bank hingga pemberian dalam bentuk barang maupun jasa.

Terdapat bentuk paksaan dari SYL terhadap para AS di Kementerian


Pertanian diantaranya dengan dimutasi ke unit kerja lain hingga difungsionalkan
status jabatannya. KS dan MH selalu aktif menyampaikan perintah SYL dimaksud
dalam setiap forum pertemuan baik formal maupun informal di lingkungan
Kementerian Pertanian.

4
Arrijal Rachman, “ Ini Kronologi Lengkap Kasus Korupsi SYL, Seret Nasdem! “, CNBC Indonesia, Oktober
13, 2023, https://www.cnbcindonesia.com/news/20231013193426-4-480443/ini-kronologi-lengkap-kasus-
korupsi-syl-seret-nasdem

4
Terkait sumber uang yang digunakan diantaranya berasal dari realisasi
anggaran Kementerian Pertanian yang sudah di mark up termasuk permintaan
uang pada para vendor yang mendapatkan proyek di Kementerian Pertanian. Atas
arahan SYL, KS dan MH memerintahkan bawahannya untuk mengumpulkan
sejumlah uang di lingkup eselon I, para Direktur Jenderal, Kepala Badan hingga
Sekretaris dimasing masing eselon I dengan besaran nilai yang telah ditentukan
SYL dengan kisaran besaran mulai USD4000 s/d USD10.000.

Penerimaan uang melalui KS dan MH sebagai representasi sekaligus orang


kepercayaan dari SYL dilakukan rutin tiap bulannya dengan menggunakan
pecahan mata uang asing. Penggunaan uang oleh SYL yang juga diketahui KS dan
MH antara lain untuk pembayaran cicilan kart kredit, cicilan pembelian mobil
Alphard milik SYL, perbaikan rumah pribadi, tiket pesawat bâgi keluarga, hingga
pengobatan dan perawatan wajah bagi keluarga yang nilainya miliaran rupiah.

Penerimaan uang melalui KS dan MH sebagai representasi sekaligus orang


kepercayaan dari SYL dilakukan rutin tiap bulannya dengan menggunakan
pecahan mata uang asing. Penggunaan uang oleh SYL yang juga diketahui KS dan
MH antara lain untuk pembayaran cicilan kart kredit, cicilan pembelian mobil
Alphard milik SYL, perbaikan rumah pribadi, tiket pesawat bâgi keluarga, hingga
pengobatan dan perawatan wajah bagi keluarga yang nilai miliaran Rupiah Uang
yang dinikmati SYL bersama-sama dengan KS dan MH sebagai bukti permulaan
sejumlah sekitar Rp13,9 Miliar dan penelusuran lebih mendalam mash terus
dilakukan Tim Penyidik.

Terdapat penggunaan uang lain oleh SYL bersama-sama dengan KS dan


MH serta sejumlah pejabat di Kementerian Pertanian untuk ibadah Umroh di
Tanah Suci dengan nilai miliaran rupiah. Selain itu sejauh ini ditemukan juga
aliran penggunaan uang sebagaimana perintah SYL yang ditujukan untuk
kepentingan partai Nasdem dengan nilai miliaran rupiah dan KPK akan terus
mendalami.

5
Penerimaan-penerimaan dalam bentuk gratifikasi yang diterima SYL
bersama-sama KS dan MH masih terus dilakukan penelusuran dan pendalaman
oleh Tim Penyidik. Dari analisis dan kebutuhan proses penyidikan, Tim Penyidik
menahan Tersangka SYL dan Tersangka MH untuk masing-masing 20 hari
pertama terhitung 13 Oktober 2023 s/d 1 November 2023 di Rutan KPK.

Para Tersangka disangkakan melanggar Pasal 12 huruf e dan 128 Undang


Undana Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentano Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP, Sedangkan Tersangka
SYL turut pula disangkakan melanggar pasal 3 dan atau 4 Undang Undang Nomor
8 Tahun 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang.

2. Bagaimana Moral dan Etika Yang Tepat Sebagai Pejabat Negara ?


Nilai moral harus dimiliki oleh pejabat negara untuk mendasari
kepribadiannya. Menurut Franz Magnius Suseno ada 5 (lima) kriteria nilai
moral yang harus dilakukan oleh profesi hukum maupun pejabat negara,
diantaranya yang pertama, kejujuran, yaitu sikap terbuka untuk melayani
masyarakat dan bersikap wajar atau tidak berlebihan, tidak memeras rakyat;
kedua, Autentik yaitu tidak melakukan perbuatan tercela, tidak
menyalahgunakan wewenang, dll; ketiga, bertanggung jawab dalam
menjalankan tugas; keempat, kemandirian moral yaitu menyesuaikan diri dengan
nilai kesusilaan agama, dan tanpa pamrih; kelima, keberanian moral yaitu
bertindak sesuai hati nurani untuk menolak KKN (Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme), pungli, dll.
Galston, 1999 dalam Alhumami, 2003 menjelaskan tentang etika: etics of
community is concerned with decency and civility and is a degree of ethical
concensus which is recognized in public policy and is, sometimes supported by
law. Definisi ini mengandaikan kedudukan atau jabatan publik (1) berpengaruh
luas terhadap hajat hidup orang banyak atau masyarakat (2) berkenaan dengan
kebijakan dasar dan keputusan penting yang dibuat untuk dan atas nama
masyarakat dan (3) bertumpu pada sumberdaya yang dipunyai masyarakat baik

6
dalam konteks ekonomi, sosial dan politik oleh karenanya harus mengedepankan
moralitas yang berlaku dalam masyarakat.
Prinsip-prinsip moralitas yang sangat fundamental antara lain : Pertama,
setiap individu yang memangku jabatan publik harus bersedia menunaikan
kewajiban secara benar dan bertindak menurut norma dan nilai kepatutan yang
berlaku di masyarakat. Sebab setiap produk kebijakannya serta langkah dan
perilakunya akan berimplikasi luas terhadap kehidupan masyarakat. Kedua,
Kejujuran, kebajikan dan kearifan merupakan standar moral yang diperlukan bagi
seorang pejabat publik. Agar kebijakan-kebijakan yang dibuatnya dapat
memberikan manfaat dan kesejahteraan bagi masyarakat luas.
William Bruce (2001) dalam Alhumami, (2003) mengemukakan pesan yang
perlu disebarkan mengenai beberapa kualitas moral yang harus dipunyai oleh
seorang pejabat publik: 5
Pertama, trusworthiness (kepercayaan) dimana seorang pejabat publik itu
harus mampu mengemban amanat yang percayakan kepadanya dan bersedia
menunaikan kewajiban menurut aturan hukum dan pedoman etik yang berlaku.
Kedua, honesty (kejujuran) sebagai nilai etik yang fundamental yang ditandai
dengan sikap terbuka tak pernah mengecoh dan berbohong dalam menyampaikan
informasi kepada publik dan bersedia mengungkapkan sesuatu yang menjadi
perhatian dan kepentingan masyarakat luas secara benar.
Ketiga, Integrity (integritas) yakni kualitas pribadi yang mencerminkan
kecerdikan, kesungguhan, keutuhan dan kesediaan untuk bertindak bijak dalam
mengemban tugas demi kepentingan dan kemaslahatan bersama.
Keempat, Loyality (loyalitas) merupakan sikap pribadi yang teguh dan
konsisten dalam membela dan menjaga kepentingan pekerjaan dan jabatan
organisasi atau pimpinan yang dilandasi oleh nilai-nilai etika yang berlaku umum.
Kelima, Responsibility (tanggung jawab) yakni sikap pribadi bersedia
mengemban tugas dan tanggung jawab secara tulus berdasarkan kewenangan
berdasarkan kepercayaan yang telah diberikan dengan kesungguhan untuk meraih
prestasi tertentu
Keenam, Justice (keadilan) Sikap moral yang bersedia bertindak secara fair
serta dalam membuat keputusan dan kebijakan selalu berdasarkan pada prinsip

5
Sains, F., Tarumingkeng, I. R. C., Coto, I. Z., & Hardjanto, I. (2004). Pelayanan Publik Yang Buruk dan
Upaya Perbaikan Pelayanan Serta Moral Pegawai/Pejabat Publik.

7
kesetaraan, keterbukanan, proposionalitas dan imparsialitas guna menjamin rasa
keadilan guna menjamin rasa keadilan bagi segenap masyarakat .
Ketujuh, Citizenship merupakan prinsip moral dasar yang merujuk pada
kesadaran etis sebagai warganegara untuk bersedia berprilaku baik, sadar dan
patuh pada hukum serta mendasarkan tindakannya pada civics virtues yakni sikap
yang menempatkan suatu sikap moral pribadi yang bersedia menempatkan suatu
kebajikan bersama demi kepentingan umum.

3. Bagaimana Pertanggungjawaban Pidana Pelaku Tindak Pidana Pemerasan


Berdasarkan Pasal 368 KUHP ?
Pengaturan terkait pemerasan dan pengancaman sesungguhnya telah diatur
dalam KUHP dan beberapa Undang-Undang lain yang juga memuat ketentuan
pemerasan dan pengancaman dalam beberapa pasalnya. Dalam KUHP,
ketentuan mengenai pemerasan dalam bentuk pokok diatur dalam Pasal 368
ayat (1) KUHP, pemerasan yang diperberat diatur Pasal 368 ayat (2) KUHP,
sedangkan pengancaman pokok diatur dalam Pasal 369 KUHP dan
pengancaman dalam kalangan keluarga diatur dalam Pasal 370 KUHP.
Kedua macam tindak pidana tersebut mempunyai sifat yang sama, yaitu suatu
perbuatan bertujuan untuk mengancam orang lain, sehingga tindak pidana ini
diatur dalam bab yang sama yaitu Bab XXIII KUHP. 6
Pertanggungjawaban pidana pelaku tindak pidana berhubungan dengan
fungsi represif hukum pidana, dalam hal ini dipertanggungjawabkannya
seseorang dalam hukum pidana berarti dipidana, dengan demikian konsep
pertanggungjawaban pidana merupakan syarat-syarat yang diperlukan untuk
mengenakan pidana terhadap seseorang pembuat tindak pidana sementara
berpangkal tolak pada gagasan Monodualistik (daad en dader strafrecht),
proses wajar (due process).

Pertanggungjawaban pidana terhadap tindak pidana pemerasan melalui


media elektronik dapat dilakukan melaluiupaya penal dan non penal. Upaya
penal adalah upaya dalam penanggulangan kejahatan yang lebih
menitikberatkan pada sifat pemberantasan sesudah kejahatan itu
6
ALWENI, Mohammad Kenny. Kajian Tindak Pidana Pemerasan Berdasarkan Pasal 368 Kuhp. Lex Crimen,
2019, 8.3.

8
terjadi. Tindakan Penyelidikan, penyidikan sampai pada tingkat
penuntutan hingga putusan pengadilan merupakan proses pertanggungjawaban
pidana terhadap pelaku. Tindakan Non Penal merupakan upaya non penal
yang bersifat preventif, yaitu pencegahan. Tindakan ini mengupayakan melakukan
pencegahan dengan memberikan pendidikan mengenai cara pemakaian
alat komunikasi yangserta penjelasannya wajibdilakukan oleh aparat
kepolisian,karena kurang pahamnya masyarakat tentang isi dari UU ITE
membuat penting kiranya pemerintah melakukan sosialisasi tentang aturan
ini, selanjutnya menyebarluaskan kasus pemerasan dan pengancaman melalui
media elektronik.
Ketentuan pidana mengenai pemerasan dan pengancaman diatur dalam
Bab XXIII tentang Pemerasan dan Pengancaman Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana (“KUHP”). Mengenai ancaman kekerasan diaturdalam Pasal 368
ayat (1) KUHP: “ Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri
sendiri atau orang lain secara melawan hukum, memaksa seorang dengan
kekerasan atau ancaman kekerasan untuk memberikan barang sesuatu, yang
seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang itu atau orang lain, atau
supaya membuat hutang maupun menghapuskan piutang, diancam karena
pemerasan, dengan pidana penjara paling lama Sembilan tahun.”

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjabarkan awal mula penyelidikan


dugaan korupsi di Kementerian Pertanian (Kementan). Juru Bicara KPK, Ali Fikri
mengatakan, mulanya KPK sudah lama menerima laporan dari publik adanya
dugaan korupsi di lingkungan Kementan. Atas dasar laporan tersebut, KPK mulai
melakukan pendalaman akan dugaan korupsi ini. Fikri menjelaskan, KPK baru
melakukan penyelidikan pada Juni 2023.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkapkan, terdapat tiga klaster


dalam kasus dugaan korupsi di Kementerian Pertanian (Kementan). Salah satunya,
yakni pemerasan dalam jabatan. Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri
mengatakan, dua klaster lainnya yaitu dugaan penerimaan gratifikasi dan tindak
pidana pencucian uang (TPPU).

Mentan SYL bersama dua pejabat Kementan tersebut diduga telah melakukan
perbuatan tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud Pasal 12E dan atau Pasal
12B UU 31/1999 sebagaimana telah diubah dengan UU 20/2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Juncto Pasal 56 dan Pasal 55 Ayat 1 ke-1
KUHP. Kemudian terkait pengaturan hukum tindak pidana pemerasan diatur
dalam Pasal 368 KUHP sebagai lex generalis termasuk juga dalam Pasal 27, 29
dan 45 Undang-Undang ITE (UU Nomor 19 Tahun 2016) sebagai lex
specialis. Unsur tindak pidana pemerasan adalah memaksa, menggunakan cara
kekerasan atau ancaman kekerasan.

Kasus tersebut membuktikan bahwa pejabat publik belum mampu mengemban


tugas dengan baik sehingga menyebabkan terjadinya kemunduran nilai moral dan
etika dalam praktik pelaksaannya. Menurut Franz Magnius Suseno ada 5
(lima) kriteria nilai moral yang harus dilakukan oleh profesi hukum maupun
pejabat negara, diantaranya yang pertama, kejujuran, kedua, Autentik ketiga,

10
bertanggung jawab dalam menjalankan tugas; keempat, kemandirian moral;
kelima, keberanian

B. SARAN
1. Taatilah aturan-aturan dan adat isiadat serta Hukum Negara, semua ketentuan-
ketentuan yang berlaku, laksanakan ajaran agama didalam kehidupan sehari-hari.
2. Mulailah mencegah korupsi itu dari diri kita sendiri, keluarga, lingkungan
masyarakat kita, dengan memberikan contoh yang baik bagi bangsa dengan tujuan
untuk membangun Negara yang lebih baik dan lebih maju ke depan.
3. Membina bersama lingkungan tempat kerja kita masing-masing untuk tidak
melakukan korupsi, pemerasan, dan tindakan tidak bermoral lainnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal
D. Shanty, Konsep Penegakan Hukum. Yogyakarta: Liberty, 1988.

Sains, F., Tarumingkeng, I. R. C., Coto, I. Z., & Hardjanto, I. (2004). Pelayanan Publik Yang
Buruk dan Upaya Perbaikan Pelayanan Serta Moral Pegawai/Pejabat Publik.

ALWENI, Mohammad Kenny. Kajian Tindak Pidana Pemerasan Berdasarkan Pasal 368
Kuhp. Lex Crimen, 2019, 8.3.

RASYIDI, Mudemar A. Korupsi Adalah Suatu Perbuatan Tindak Pidana Yang Merugikan
Negara Dan Rakyat Serta Melanggar Ajaran Agama. Jurnal Mitra Manajemen, 2020,
6.2.

Situs Internet
Teguh Firmansyah, “KPK Sebut Tiga Klaster Dalam Dugaan Kasus Korupsi di Kementan”,
Republika.id, Oktober 23, 2023, https://news.republika.co.id/berita/s1wahl377/kpk-
sebut-tiga-klaster-dalam-dugaan-kasus-korupsi-di-kementan

CNN Indonesia, “Kronologi Mentan 'Hilang' Usai Diisukan Jadi Tersangka Korupsi”,
Oktober 03,2023,https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20231003160945-92
1006635/kronologi-mentan-hilang-usai-diisukan-jadi-tersangka-korupsi.

RETMOLNETWORK, “ Berikut Kronologis KPK Usut Dugaan Korupsi di Kementan


Hingga
TetapkanMentanSYLTersangka”,September29,2023,https://www.rmolbengkulu.id/
berikut-kronologis-kpk-usut-dugaan-korupsi-di-kementan-hingga-tetapkan-mentan-
syl-tersangka

Arrijal Rachman, “ Ini Kronologi Lengkap Kasus Korupsi SYL, Seret Nasdem! “, CNBC
Indonesia, Oktober 13, 2023,
https://www.cnbcindonesia.com/news/20231013193426-4-480443/ini-kronologi-
lengkap-kasus-korupsi-syl-seret-nasdem

12

Anda mungkin juga menyukai