Anda di halaman 1dari 10

ANALISA SUMBER DATA DAN PERIODE PEMANTAUAN

PEMBERANTASAN KORUPSI DI TAHUN 2023


Balkis Rita Utami
balkisritautami@gmail.com
Program Studi Ilmu Hukum,Universitas Terbuka
ABSTRAK

Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 Sebagaimana diubah dengan Undang-undang Nomor


20 tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, secara subtansial mengatur 2
(dua) kelompok tindak pidana, pertama kelompok tindak pidana korupsi dan yang kedua
kelompok tindak pidana yang berhubungan dengan tindak pidana korupsi. Tujaun dilakukan
penelitian ini adalah (1) Untuk mengatahui tingkat angka dari data, laporan dan kasus Tindak
Pidana Korupsi yang terjadi ditahun 2023, (2) Untuk mengetahui mengapa Tindak Pidana
korupsi semakin merajalela di negara indonesia. Dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan bersifat deskriptif analilis, dengan metode pendekata yiridis normatif. Teknik
pengumpulan data yang diterapkan menggunakan metode penelitian perpustakaan umum,
mengkaji peraturan hukum, jurnal, buku atau modul, teks maupun artikel-artikel dan studi
lapangan melalui internet dengan membuka link situs atau website yang tersedia di internet.
Hasil penelitian menyatakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menerima 2.707 laporan
dugaan korupsi pada paruh pertama tahun 2023. dari 2.707 laporan dugaan korupsi, 329
laporan tidak berkaitan dengan tindak pidana korupsi. Laporan yang lolos tahap validasi
sebanyak 2.378 laporan dan disaring kembali menjadi 2.229 laporan. Selain itu, Tanak
menjelaskan, sebanyak 1.058 laporan telah diverifikasi. Dari jumlah tersebut, 962 laporan
dianggap lengkap.Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangani 85 tindak pidana
korupsi pada 1 Januari hingga 6 Oktober 2023. Mayoritas kasusnya adalah suap atau ganti
rugi, yakni sebanyak 44 kasus atau mewakili 51,76% dari seluruh kasus korupsi yang
diproses Komisi Pemberantasan Korupsi hingga akhir bulan lalu. Kasus lain yang ditangani
komisi antirasuah pada Januari-Oktober 2023 adalah korupsi pengadaan barang dan jasa,
yakni korupsi. 32 kasus. Lalu, kasus Tindak Pidana Pencucian Uang (TPP) sebanyak 6 kasus,
menghalangi proses penyidikan sebanyak 2 kasus, dan pungutan liar atau pungli sebanyak 1
kasus.
Kata Kunci : Data, Kasus, Laporan, Korupsi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Korupsi tergolong perbuatan antisosial yang dianggap sebagai patologi sosial, dengan
demikian korupsi merupakan penyakit dan merugikan masyarakat dan korupsi merupakan
kejahatan.1 Tindak pidana korupsi memiliki efek yang hebat, bersifat multidimensional
terhadap berbagai sisi kehidupan bangsa dan negara, khususnya dalam upaya negara
mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

1
Pujiono, 2022 Modul Tindak Pidana Korupsi HKUM4310, Hal 1.7, Universitas Terbuka Jlan
Cabe Raya, Pondok Cabe, Pamulang, Tanggerang Selatan - 15437 Banten-Indonesia

1
Kerusakan akibat korupsi tidak hanya berdampak lokal, namun juga berdampak
internasional Baik negara maju maupun berkembang sama-sama merasakan dampak
korupsi.Dan dalam kondisi saat ini pun dapat dilihat secara nyata dan konkrit bahwa korupsi
semakin meraja lela dan meneyebar luasa bagaikan virus yang menular, dan yang terjadi saat
ini semakin menjadi kalangan tinggi negara kebanyakan semakin menggila dalam melakukan
korupsi dan menyusahkan kalangan menengah kebawah seperti halnya rakyat jelata.UU
Nomor 31 Tahun 1999, diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 1999 Tahun 2001
Pemberantasan tindak pidana korupsi pada hakekatnya diatur dalam 2 (dua) kelompok
kejahatan, kelompok pertama kejahatan korupsi dan kelompok kedua kejahatan yang
berkaitan dengan tindak pidana korupsi. Korupsi mengerti masyarakat pada umumnya
sebagai keinginan jahat untuk menjadi kaya Antara lain, penyalahgunaan kekuasaan atau
perbuatan tercela tentunya bukanlah imajinasi mati tidak mampu mengikuti latar belakang
dan konsep ide suatu kejahatan telah terjadi.

Keadaan pikiran pengarang dengan sendirinya mempunyai dan ditentukan oleh motif
atau tujuan tertentu yang mungkin didorong oleh kepentingan ekonomi, moral atau politik
dan budaya. Konsep, pengertian dan jenis-jenis tindak pidana korupsi telah dirumuskan
dalam undang-undang Dalam Undang-Undang Pemberantasan Korupsi Nomor 31 Tahun
1999 sudah Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 sebagaimana telah diubah dengan Nomor
31 Tahun 1999 Pemberantasan Korupsi dan UU sebelumnya yaitu Nomor 31 Tahun 1999.2

Secara hukum, makna korupsi tidak terbatas pada perbuatan saja yang sesuai dengan
kata-kata suatu delik yang dapat merugikan perekonomian atau perekonomian negara, tetapi
juga mencakup perbuatan-perbuatan lain menurut rumusan pidana yang bersangkutan
sifatnya merugikan masyarakat atau individu. Aturannya muncul dalam UU No. 31/1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (selanjutnya disebut Undang-Undang Nomor
31 Tahun 1999 disahkan pada tanggal 16 Agustus 1999, diterbitkan dalam Badan Negara No.
140.UU TIDAK. 31/1999 menggantikan UU No. 3 untuk tahun 1971 Penghapusan tindak
pidana korupsi yang kemudian diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang No. 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
(selanjutnya disebut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001), Pada tanggal 21 November
2001, undang-undang tersebut resmi diundangkan kemudian UU-PTK.

2
Pujiono, 2022 Modul Tindak Pidana Korupsi HKUM4310, Hal 1.8, Universitas Terbuka Jlan
Cabe Raya, Pondok Cabe, Pamulang, Tanggerang Selatan - 15437 Banten-Indones

2
B. Rumusan Masalah
1. Berapakah jumlah data atau laporan dugaan korupsi yang dilaporkan pada periode
semester pertama di tahun 2023 Dan ada berapakah kasus korupsi dari bulan Januari-
Oktober 2023?
2. Kenapa dan mengapa Tindak Pidana Korupsi Masih merajalela di negara Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengatahui tingkat angka dari data, laporan dan kasus Tindak Pidana Korupsi
yang terjadi ditahun 2023?
2. Untuk mengetahui mengapa Tindak Pidana korupsi semakin merajalela di negara
Indonesia?
II. METODE PENELITIAN
Penelitian ini memperuntukkan penghampiran deskriptif penyidikan yang dipadukan
pakai yurisprudensi normatif. Teknik penghimpunan bukti yang diterapkan memperuntukkan
kanun penentuan ruang belajar kebanyakan, menjelajahi tertib peraturan, jurnal, pestaka atau
modul, pustaka maupun butir-butir dan kupasan gelanggang menyeberangi internet pakai
terbuntang link susunan atau website yang terpendam di internet. Sumber bukti penentuan ini
adalah :
1. Bahan – benih peraturan fokus bercorak Undang-cabut Nomor 31 Tahun 1999
Sebagaimana diubah pakai Undang-cabut Nomor 20 perian 2001 Tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
2. Bahan-benih peraturan sekunder, Bahan peraturan sekunder adalah benih yang
menyerahkan takrif terhadap benih peraturan fokus yang sehat bagian dalam telaahan
benih peraturan fokus, seumpama aksioma-aksioma doktrinal atau ideologi getah
perca bagian yang siap bagian dalam berbagai pestaka sastra.
3. Bahan tersier adalah benih yang menyerahkan titah dan takrif kondisi benih
peraturan fokus dan benih peraturan sekunder, seumpama tesaurus kosakata
peraturan, bausastra biografi, dan lain-lain.

Analisis bukti memperuntukkan kanun deskriptif kualitatif, yaitu. menganjurkan dan


menjelajahkan sejelas-jelasnya serata kasus yang siap bagian dalam ringkasan masalah,
secara logis berlandasan bukti dan tepat, diskusi ini disajikan pakai religi deduktif,
mengangkat pati pecah pasal kebanyakan ke pasal khusus. menjelang menistakan
persentuhan ganjaran penentuan.

3
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Jumlah Kasus Korupsi di Januari-Oktober, Data dan Laporan Dugaan Korupsi
Yang Dilaporkan Pada Periode Semester Pertama Di Tahun 2023?
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menurut mengekang.707 pengaduan terkaan
kelancungan depan penggal perdana hari 2023. Wakil Ketua Komisi Pemberantasan
Korupsi, menuangkan pengaduan terselip semenjak berasal alun-alun supremasi.
Laporan ini bergabungan pakai terkaan tindak pidana kelancungan di kementerian atau
cara atau supremasi daerah, tunduk wilayah, kota atau kota, BUMN atau BUMD.
Berdasarkan wilayah, DKI Jakarta tersimpul seumpama wilayah yang paling berlebihan
menurut pengaduan terkaan kelancungan KPK, yakni. 359 pengaduan berasal Januari
asal Juni 2023. Lalu, di tingkatan kedua terdapat Jawa Barat pakai 266 pengaduan,
disusul Jawa Timur 213 pengaduan, Sumatera Barat 202 pengaduan, dan Jawa Tengah
135 pengaduan. Menurut KPK, berasal mengekang.707 pengaduan terkaan kelancungan,
329 pengaduan tidak bergabungan pakai tindak pidana kelancungan. Laporan yang lepas
periode legitimasi sejumlah mengekang.378 pengaduan dan disaring pulang bekerja
mengekang.229 pengaduan. Selain itu, Tanak menjelaskan, sejumlah
wadukmenayang.058 pengaduan terkaan diverifikasi. Dari nilaian terselip, 962
pengaduan dianggap lengkap.Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggampar 85
tindak pidana kelancungan depan wadukmenayang Januari asal 6 Oktober 2023.
Mayoritas kasusnya adalah suap atau substitusi rugi, yakni sejumlah 44 peristiwa atau
mewakili 51,76% berasal seluruh tubuh peristiwa kelancungan yang diproses Komisi
Pemberantasan Korupsi asal imbalan rembulan lalu. Kasus lain yang ditangani organisasi
antirasuah depan Januari-Oktober 2023 adalah kelancungan peralatan bawaan dan jasa,
yakni kelancungan. 32 peristiwa. Lalu, peristiwa Tindak Pidana Pencucian Uang (TPP)
sejumlah 6 peristiwa, merintangi muslihat investigasi sejumlah mengekang peristiwa,
dan harga liar atau pungli sejumlah wadukmenayang peristiwa. Pada Oktober 2023,
Komisi Pemberantasan Korupsi tidak menggampar peristiwa kelancungan dan
kecurangan anggaran.

B. Sebab Dan Musabab Tindak Pidana Korupsi Masih Merajalela Di Negara


Indonesia?

Permasalahan korupsi di Indonesia nampaknya tidak pernah lepas dari perdebatan dan
diskusi, termasuk strategi untuk mengatasinya. Jumlah kasus korupsi di Indonesia semakin

4
meningkat dari tahun ke tahun, baik dari segi kasus, tersangka, maupun potensi kerugian
negara. Penuntutan oleh lembaga penegak hukum harus memainkan peran sentral dalam
keseluruhan rencana aksi antikorupsi. Namun, yang terjadi justru aparat penegak hukum
terseret ke dalam spiral kasus korupsi. Terkait dengan hal tersebut, Perspektif ICW 2023
menunjukkan kemungkinan adanya tren kasus korupsi dalam beberapa hal baru, antara lain
Penyalahgunaan anggaran dan proyek palsu. Selain itu, ada industri yang rawan terhadap
peristiwa ini kejahatan korupsi seperti pendidikan dan kesehatan. Yang juga menjadi sorotan
adalah permasalahan yang berkaitan dengan kegiatan kepolisian yaitu kurangnya audit dan
reformasi yang signifikan, penerapan hukuman yang ringan dan tidak menangkap penjahat
penjahat yang lolos Dalam ulasannya tentang kegagalan demokrasi dan Pasca gagalnya
program aksi pemberantasan korupsi, ICW mengeluarkan beberapa rekomendasi perbaikan
kasus korupsi yang lebih baik.

Terjadinya tindak pidana korupsi disebabkan oleh 2 (dua) faktor Yang pertama, faktor
internal merupakan faktor penyebab terjadinya korupsi timbul dengan sendirinya. Faktor ini
terdiri dari dua aspek perilaku yaitu individu dan sosial. Aspek perilaku individu meliputi
keserakahan atau keserakahan seseorang, kelemahan moralitas dan konsumsi. Pada saat yang
sama, aspek sosial dapat muncul dari motivasi perilaku keluarga Para behavioris mengatakan
bahwa lingkungan Keluarga mendorong orang untuk sangat menyinggung dan menekan
kualitas manusia yang baik yang menjadi ciri kepribadiannya. Dalam hal ini, lingkungan
menyediakan dorongan, bukan hukuman, ketika mereka menyalahgunakan kekuasaan
mereka.

Faktor yang lain adalah faktor luar, faktor luar atau eksternal adalah faktor yang
mengarah pada korupsi eksternal. Hal ini menyangkut beberapa aspek yaitu: Sikap
masyarakat melawan korupsi Nilai-nilai yang mendorong korupsi di masyarakat, misalnya.
Masyarakat kurang menyadari bahwa korban utama korupsi adalah masyarakat itu sendiri. -
Masyarakat kurang menyadari keterlibatannya dalam korupsi. - Masyarakat kurang sadar
bahwa korupsi dapat dicegah dan diberantas jika mereka berpartisipasi aktif dalam
perencanaan tersebut pencegahan dan pemberantasan. Sisi Finansial Sisi finansial yang
menyebabkan terjadinya korupsi pendapatan tidak mencukupi. Sisi politik Aspek politik
penyebabnya Adanya korupsi merupakan suatu keuntungan politik, perolehan kekuasaan dan
kendali. Aspek Organisasi : Faktor penyebab korupsi mis. - Kurangnya sikap manajemen
teladan - Kurangnya budaya organisasi yang tepat - Kurangnya sistem pelaporan yang tepat -
Kelemahan sistem pengendalian manajemen - Pengendalian lemah.

5
“Korupsi bukan sekedar kejahatan atau kriminalitas biasa yang memang dilakukan
secara tidak sengaja, namun korupsi merupakan kejahatan yang benar-benar mengakar
daging dalam jiwa setiap orang rusak seperti penyakit yang mematikan bahkan sudah stadium
akhir, sehingga jika tidak segera diobati akan semakin sulit dan rumit untuk bisa menghilang

lepas dari diri seorang koruptor bahkan dan akan menibulkan kerusakan yang semakin parah
bagi bangsa negara sendiri.”3

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tindak Pidana Korupsi Pasal 2 Barangsiapa


secara melawan hukum melakukan perbuatan yang bertujuan untuk memperkaya diri sendiri
atau orang lain atau masyarakat, sehingga dapat merugikan perekonomian negara atau
perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara
paling singkat 4 tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun. denda: paling sedikit
Rp200.000.000 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp1.000.000.000 (satu miliar
rupiah). Apabila tindak pidana suap sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan dalam
keadaan tertentu, dapat dikenakan pidana mati.

Pasal Demi Pasal: Pada Pasal 2 ayat (2) Apa yang dimaksud dengan "keadaan
tertentu"? Dalam ketentuan ini terdapat syarat-syarat yang dapat digunakan untuk mengadili
para pelaku tindak pidana korupsi, yaitu bila tindak pidana tersebut dilakukan dengan cara
yang dimaksudkan untuk mengatasi akibat dari situasi berbahaya, bencana alam nasional,
kerusuhan sosial berskala besar, ekonomi dan keadaan darurat keuangan dan mengulangi
pelanggaran korupsi.

Pasal 3 Barangsiapa menyalahgunakan kekuasaan, kesempatan atau sumber daya


yang dimilikinya karena kedudukan atau statusnya untuk menguntungkan diri sendiri atau
orang lain atau masyarakat dengan cara yang dapat merugikan perekonomian negara atau
menyulitlan dan menyusahkan perekonomian negara, dipidana. hingga hukuman penjara
seumur hidup. atau pidana penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama 20 tahun dan/atau
denda paling sedikit Rp50.000.000 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak
Rp1.000.000.000 (satu miliar rupiah).

3
.Elga, A. Yo arianto,2013. Apapun partainya korupsi hobinya, IRcisod Jakarta,
https://andrianilina.wordpress.com/2017/12/13/review-buku-apapun-partainya-korupsi-hobinya/. Dr.
Oce Madril dalam Studium Generale KU 4078 di Aula Barat Kampus ITB Ganesha (20/11/2019).

6
Pasal 5 pidana penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama 5 tahun dan atau denda
paling sedikit Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp250.000.000
(dua ratus lima puluh juta rupiah) bagi setiap orang yang memberi atau menjanjikan sesuatu.
apa pun kepada pejabat publik atau pejabat publik dengan maksud agar pejabat publik atau
pegawai negeri tersebut berbuat atau lalai melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan
tugasnya; atau memberi pejabat atau manajer sesuatu yang tidak sesuai dengan tugasnya, baik
dia menjalankan tugasnya atau tidak.

Pegawai Negeri Sipil atau Pegawai Negeri Sipil yang menerima hadiah atau janji menurut
ketentuan angka 1 huruf a atau b dipidana dengan pidana sebagaimana dimaksud dalam
angka 1.

Jika dilihat dari pasal dan undang-undang tentang sanksi pidana yang diberikan
kepada mereka yang melakukan kejahatan tindak pidana korupsi tidaklah sebanding dengan
apa yang mereka perbuat, tidak hanya merugikan Negara tapi juga menyengsarakan bangsa
negara indonesia, jadi inilah salah satu penyebab tidak ada rasa takut bagi mereka para
koruptor karna hukuman yang diberikan tidak membuat jera.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
1. Jumlah Data, Kasus dan Laporan Tindak Pidana Korupsi Ditahun 2023

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menerima 2.707 laporan dugaan korupsi


pada paruh pertama tahun 2023. dari 2.707 laporan dugaan korupsi, 329 laporan tidak
berkaitan dengan tindak pidana korupsi. Laporan yang lolos tahap validasi sebanyak
2.378 laporan dan disaring kembali menjadi 2.229 laporan. Selain itu, Tanak
menjelaskan, sebanyak 1.058 laporan telah diverifikasi. Dari jumlah tersebut, 962
laporan dianggap lengkap.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangani 85 tindak pidana korupsi pada


1 Januari hingga 6 Oktober 2023. Mayoritas kasusnya adalah suap atau ganti rugi, yakni
sebanyak 44 kasus atau mewakili 51,76% dari seluruh kasus korupsi yang diproses
Komisi Pemberantasan Korupsi hingga akhir bulan lalu. Kasus lain yang ditangani
komisi antirasuah pada Januari-Oktober 2023 adalah korupsi pengadaan barang dan jasa,
yakni korupsi. 32 kasus. Lalu, kasus Tindak Pidana Pencucian Uang (TPP) sebanyak 6

7
kasus, menghalangi proses penyidikan sebanyak 2 kasus, dan pungutan liar atau pungli
sebanyak 1 kasus.

2. Sebab Dan Musabab Tindak Pidana Korupsi Masih Merajalela Di Negara


Indonesia?

Faktor internal merupakan faktor penyebab terjadinya korupsi timbul dengan


sendirinya. Faktor ini terdiri dari dua aspek perilaku yaitu individu dan sosial. Aspek
perilaku individu meliputi keserakahan atau keserakahan seseorang, kelemahan moralitas
dan konsumsi. Pada saat yang sama, aspek sosial dapat muncul dari motivasi perilaku
keluarga Para behavioris mengatakan bahwa lingkungan Keluarga mendorong orang
untuk sangat menyinggung dan menekan kualitas manusia yang baik yang menjadi ciri
kepribadiannya. Dalam hal ini, lingkungan menyediakan dorongan, bukan hukuman,
ketika mereka menyalahgunakan kekuasaan mereka.

Faktor yang lain adalah faktor luar, faktor luar atau eksternal adalah faktor yang
mengarah pada korupsi eksternal. Hal ini menyangkut beberapa aspek yaitu: Sikap
masyarakat melawan korupsi Nilai-nilai yang mendorong korupsi di masyarakat,
misalnya. Masyarakat kurang menyadari bahwa korban utama korupsi adalah masyarakat
itu sendiri. - Masyarakat kurang menyadari keterlibatannya dalam korupsi. - Masyarakat
kurang sadar bahwa korupsi dapat dicegah dan diberantas jika mereka berpartisipasi aktif
dalam perencanaan tersebut pencegahan dan pemberantasan. Sisi Finansial Sisi finansial
yang menyebabkan terjadinya korupsi pendapatan tidak mencukupi. Sisi politik Aspek
politik penyebabnya Adanya korupsi merupakan suatu keuntungan politik, perolehan
kekuasaan dan kendali. Aspek Organisasi : Faktor penyebab korupsi mis. - Kurangnya
sikap manajemen teladan - Kurangnya budaya organisasi yang tepat - Kurangnya sistem
pelaporan yang tepat - Kelemahan sistem pengendalian manajemen - Pengendalian
lemah.

Dan dalam pasal 2 ayat (2), pasal 3, pasal 5 dan seterusnya dalam UU No. 20
Tahun 2001 dilihat dari pasal dan undang-undang tentang sanksi pidana yang diberikan
kepada mereka yang melakukan kejahatan tindak pidana korupsi tidaklah sebanding
dengan apa yang mereka perbuat, tidak hanya merugikan Negara tapi juga
menyengsarakan bangsa negara indonesia, jadi inilah salah satu penyebab tidak ada rasa
takut bagi mereka para koruptor karna hukuman yang diberikan tidak membuat jera.

8
B. Saran

Sebaiknya parlemen atau anggota polisi yang menangani kasus pemberantasan korupsi
harus dicari dengan baik jangan dan jika bisa angota KPK harus benar – benar melakukan
sumpah tugas tidak akan berhianat atau tidak amanah atas tugasnya, adanya juga undang-
undang yang lebih berat hukumannya apalagi anggota KPK tidak amanah apalagi sampai ada
anggota KPK yang melakukan korupsi, adanya korupsi itu tidak ditakuti karna hukum di
insonesia ini kurang berat bagi mereka para koruptor sehingga mereka bisa membeli hukum
tersebut,sehingga bisa keluar masuk penjara seperti halnya keluar masuk rumah mereka, dan
jika bisa seharusnya hukum itu tidak ada perbedaan bagi seseorang yang salah antara
kalangan kebawah dan kalangan keatas, katanya hukum itu adil jadi harus di buktikan
keadilannya dan ditegak kan setegak-tegaknya sesuai hukum yang ada, dan penegak hukum
pun harus menegakan hukum sesuai kebenaran yang ada bukan karna buat-buatan semata,
dan sanksi yang ada pada pasal dalam UU No.20 Tahun 2001 harus diberatkan lagi.

DAFTAR PUSAKA

Buku

Elga, A Yusrianto, 2013, Apapun Partainya Korupsi Hobinya, IRCiSoD, Yogyakarta,


Buku.https://andrianilina.wordpress.com/2017/12/13/review-buku-apapun-
partainya-korupsi-hobinya/.
_______________, 2013, Miskinkan Koruptor Pembuktian Terbalik Solusi Jitu Yang
Terabaikan, Pustaka Juanda Tigalima, Jakarta. Buku.etkab.go.id/miskinkan-
koruptor-pembuktian-terbalik-solusi-jitu-yang-terabaikan/.
Hiariej, Eddy O.S, 2013, Menyoal Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi,
Artikel.https://onesearch.id/Author/Home?author=Eddy+O.S.+Hiariej.
Adi K., 2014, Penanggulangan Tindak Pidana Korupsi dalam Berbagai Perspektif, Setara
Press,
Danil E, 2014, Korupsi: Konsep, Tindak Pidana dan Pemberantasannya, Raja Grafindo
Makawimbang H.F., 2014, Kerugian Keuangan Negara dalam Tindak Pidana Korupsi, Suatu
Pendekatan Hukum Progresif, Thafa Media, Yogyakart

Artikel Jurnal

9
Iswahyudi, Sudhono, 2013, Rancangan Undang-Undang Pemberantasan 111 Tindak Pidana
Korupsi (Sebuah Tanggapan), Jakarta Artikel.
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mmh/article/view/5865/9900
Oce Madril ,“Tindak pidana korupsi tidak hanya sebuah kejahatan terstruktur, namun juga
“penyakit” akut sebuah negara yang jika tidak diobati akan terus menjalar dan
merusak bangsa dari dalam. Hal tersebut, dalam Studium Generale KU 4078 di
Aula Barat Kampus ITB Ganesha (20/11/2019).”
Nugroho H. Efektivitas fungsi koordinasi dan supervisi dalam penyidikan tindak pidana
korupsi oleh komisi pemberantasan korupsi tanggal 13 maret 2013, jurnal
dinamika hukum, Https://e journal, uksw. Edu/refleksihukum/article/view/3160.
Sugiarto T. Peranan korupsi pemberantasan korupsi (KPK) dalam pemberantasan tindak
pidana korupsi diindonesia pada tanggal 18 Januari 2013, jurnal cakrawala
hukum, Https://e journal, uksw. Edu/refleksihukum/article/view/3160.
Tampubolon SM., 2014, Peran Pemerintah dalam Upaya Pemberantasan Korupsi Kaitannya
dengan Undang-undang No. 32 Tahun 2004, Lex et Societatis, Vol. II/No.
6/Juli/2014138.

10

Anda mungkin juga menyukai