Anda di halaman 1dari 10

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PENCABULAN PADA ANAK DI

KABUPATEN SUKABUMI DAN UPAYA KEPOLISIAN DALAM MENANGANI


TINDAK PIDANA PENCABULAN DI POLRES SUKABUMI

Ujang Muhammad Syifa


1)
Mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Ilmu Sosial, Dan Ilmu Politik Universitas
Terbuka
2)
Dosen Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Ilmu Sosial, Dan Ilmu Politik Universitas
Terbuka

ABSTRAK
Tindak pidana pencabulan adalah suatu tindak pidana yang bertentanggan dan melanggar
kesopanan dan kesusilaan seseorang, di atur dalam kitab KUHP bab XIV Pasal 289-296
KUHP, UU No. 17 Tahun 2016 tentang penetapan Peraturan Pemerintah Penganti UU
Nomor 1 Tahun 2016 tentang perubahan kedua atas UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang
Perlindungan Anak. Metode penelitian ini menggunakan hukum normatif, penelitian ini
bersifat deskriptif dan sumber data pada penelitian ini berasal dari data sekunder yang
diperoleh dari unit PPA dan wawancara dengan kanit PPA. Hasil penelitian jumlah
pencabulan pada tahun 2022 (Januari-Oktober) sebanyak 37 kasus tindak pidanan, dan
faktor penyebab terjadinya pencabulan di kabupaten sukabumi karena faktor lingkungan
atau tempat tinggal sebanyak 23 kasus dengan presentase 60,52%, faktor teknolog sebanyak
10 kasus dengan presentasei 26,31%, dan Faktor rendahya pendidikan dan ekonomi
sebanyak 5 kasus dengan presentase 13,16% , upaya pencegahan prefentif dari individu,
masyarakat, pemerintah, dan kepolisian lalu upaya represif oleh pihak kepolisian

Kata kunci: Pencabulan, Faktor Penyebab, Upaya

PENDAHULUAN

Tindak pidana pencabulan adalah suatu tindak pidana yang bertentanggan dan
melanggar kesopanan dan kesusilaan seseorang, tindak pidana pencabulan di atur dalam kitab
undang-undang pidana (KUHP) pada bab XIV Buku ke- II yakni dimulai dari Pasal 289-296
KUHP, yang selanjutnya dikategorikan sebagai kejahatan terhadap kesusilaan. Tindak pidana
pencabulan tidak hanya di atur dalam KUHP saja namun di atur pula pada Undang- Undang
No. 17 Tahun 2016 tentang penetapan Peraturan Pemerintah Penganti Undang-Undang Nomor
1 Tahun 2016 tentang perubahan kedua atas Undang–Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang
Perlindungan Anak. Berdasarkan penjelasan tersebut mengenai tindak pidana cabul yaitu suatu
tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang di dorong oleh keinginan seksual untuk
melakukan hal-hal yang dapat membangkitkan hawa nafsu birahi, sehingga menim-bulkan
kepuasan pada dirinya. (Sainal dkk., 2019)
Peningkatan kejahatan dari waktu ke waktu tidak dapat dihindari, dikarenakan bentuk
perubahan sosial sebagai pendorongnya. Tindak pidana pencabulan ini tidak hanya terjadi di
kota-kota bersar, bahkan terjadi di desa-desa terpencil. Tindak pidana pencabulan terhadap
anak sebagai korbannya merupakan salah satu masalah sosial yang sangat meresahkan
masyarakat sehingga perlu di cegah dan ditanggulangi. Oleh karena itu, masalah ini perlu
mendapatkan perhatian serius dari semua kalangan masyarakat, terutama kalangan kriminolog
dan penegak hukum lainnya. (Afdhaliyah dkk, 2019)
Berdasarkan data dari Polres Kabupaten Sukabumi, Kasus pencabulan di Kabupaten
Sukabumi merupakan salah satu kasus kriminologi terbanyak, dimana dalam tiga tahun
berturut-turut dari 2020-2022 kasus pencabulan menempati posisi ketiga dalam tindak pidana
tertinggi di wilayah polres Kabupaten Sukabumi. Pada tahun 2020 terdapat 37 Kasus, pada
tahun 2021 terdapat 33 kasus, dan pada tahun 2022 (Januari-Oktober) terdapat 38 kasus yang
terjadi. (PPA Polres Kabupaten Sukabumi, 2022)
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
terdapat peningkatan kasus tindak pidana pencabulan pada tahun 2022 sehingga penulis ingin
melakukan penelitian apa sebenarnya yang menjadi faktor penyebab sehingga terjadinya tindak
pidana pencabulan tehadap anak di Kabupaten Sukabumi lalu bagaimana upaya kepolisian
untuk menanggulangi kasus pencabulan di lingkungan Kabupaten Sukabumi. Adapun tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor Penyebab Terjadinya Pencabulan pada Anak
dari Sudut Kriminologi di Kabupaten Sukabumi dan untuk mengetahui upaya kepolisian untuk
mengatasi tindak pidana pencabulan terhadap anak di Kabupaten Sukabumi.

METODE

Penelitian ini dilaksanakan di Polres Kabupaten Sukabumi, Metode penelitian yang


digunakan adalah hukum normatif yaitu merupakan penelitian yang mengkaji studi dokumen
(Sainal dkk, 2019) Penelitian ini bersifat deskriptif, bertujuan untuk melukiskan tentang
sesuatu hal didaerah tertentu dan pada saat tertentu (Peter, 2017)

Bahan hukum yang digunakan adalah bahan hukum sekunder dan wawancara yaitu
mengumpulkan data dari dokumen yang didapatkan dari unit PPA (Perlindungan perempuan
dan anak) dan dari berbagi literatur yang ada, berupa buku, artikel-artikel yang diperoleh dari
penelusuran internet, termasuk aturan perundang-undangan yang terkait dengan permasalahan
dalam penelitian ini dan wawancara kanit PPA. (Nioco, 2012)
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Jumlah Tindak Pidana Pencabulan
Tindak pidana pencabulan di Polres Kabupaten Sukabumi, pada tahun 2020
terdapat 37 kasus tindak pidanan, pada tahun 2021 terdapat 33 kasus tindak pidana
pencabulan dan pada tahun 2022 (Januari-Oktober) terdapat 38 tindak pidana
pencabulan. Pada 3 tahun terakhir total tindak pidana pencabulan terdapat 108 kasus.
Tabel 1
Data Mengenai Tindak Pidana Pencabulan
di Polres Kabupaten Sukabumi tahun 2020-2022

NO Tahun Tindak Pidana pencabulan


1. 2020 37
2. 2021 33
3. 2022 38
(Januari-Oktober)
Total 108
Sumber : Polres Kabupaten Sukabumi 2022

Dengan melihat data di atas dimana jumlah tindak pidana pencabulan yang
terjadi yang dilaporkan kepada pihak berwajib jumlahnya cukup banyak terjadi, para
penegak hukum telah menerapkan Undang-Undang No. 17 Tahun 2016 tentang
penetapan Peraturan Pemerintah Penganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016
tentang perubahan kedua atas Undang– Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang
Perlindungan Anak. (Syamsudin dkk, 2014)
Di dalam kasus pencabulan yang korbannya menimpa seorang anak di bawah
umur ini menyangkut tentang hak asasi anak sebagai korbannya yang tidak baik
mendapatkan perlakuan dalam hal kekerasan seksual sesuai dengan Undang-Undang
No. 17 Tahun 2016 tentang penetapan Peraturan Pemerintah Penganti Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang perubahan kedua atas Undang– Undang Nomor
35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, pada Pasal 82 yang menyatakan bahwa:
“Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan,
memaksa, melakukan tipu mus- lihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak
untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 5 (lima) tahun
dan denda paling banyak Rp 5 Miliar)”.
Pasal di atas, pada kasus pencabulan terhadap anak di bawah umur khususnya
dalam menjerat para pelakunya bukan hanya Pasal 285 KUHP saja, akan tetapi pasal
ter- sebut di atas dapat juga menjadi acuan para penegak hukum untuk menjerat para
pelaku yang dimana ancaman pidana bagi para pelakunya lebih berat dibandingkan
dalam pasal 285 KUHP atau dengan kata lain undang- undang mengenai perlindungan
anak tersebut janganlah dikesampingkan akan tetapi dipakai dalam menjerat para
pelaku yang menjadikan anak-anak-sebagai objeknya. (Palapa dkk, 2020)

2. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Tindak Pidana Pencabulan


Hasil wawancara dengan IPTU Bayu Sunarti A, S.E Kanit PPA Polres
Kabupaten Sukabumi pada tanggal (09 November 2022), tentang faktor-faktor
penyebab tindak pidana pencabulan yang dilakukan di Kabupaten Sukabumi
a. Faktor rendahnya pendidikan dan ekonomi
Rendahnya tingkat pendidikan formal dalam diri seseorang dapat menimbulkan
dampak terhadap masyarakat dan yang bersangkutan mudah terpengaruh melakukan
suatu kejahatan tanpa memikirkan akibat dari perbuatannya. Karena pendidikan yang
rendah maka berhubungan dengan taraf ekonomi, dimana ekonomi juga merupakan
salah satu penyebab seseorang melakukan suatu perbuatan yang melanggar norma
hukum, faktor pendidikan yang rendah dan ekonomi mempengaruhi keadaan jiwa,
tingkah laku terutama intelegensinya sehingga mereka dapat melakukan kejahatan.
(Nashrina, 2011)

Tabel 2.
Data Kasus Pencabulan Anak Faktor Rendahnya Pendidikan dan Ekonomi
Polres Kabupaten SukabumiTahun 2022
No Tanggal Terlapor Korban Pasal Yang Dilanggar Faktor
Penyebab
1. 03-01-22 Tn. ES An. N Pasal 81 Dan 82 Undang- Ekonomi
Undang Perlindungan Anak
2. 19-05-22 Tn. S An. N Pasal 81 Dan 82 Undang- Ekonomi
Undang Perlindungan Anak
3. 14-06-22 Tn. H An.D Pasal 81 Dan 82 Undang- Ekonomi
Undang Perlindungan Anak
4. 25-07-22 Ny. Y An. N (15 Th) Pasal 81 Dan 82 Undang- Ekonomi
Undang Perlindungan Anak
5. 20-08-22 Tn. K An. S Pasal 81 Dan 82 Undang- Ekonomi
Undang Perlindungan Anak
Total : 5 Kasus
Sumber : PPA Polres Kabupaten Sukabumi 2022
Pada tabel 2 terdapat 5 kasus pencabulan karena faktor ekonomi, dari hasil
penelitian kasus ini banyak dilakukan oleh ayah tiri korban yang tidak bekerja dan
tindak pencabulan dilakukan saat ibu korban sedang bekerja sehingga ibu korban tidak
bisa menjaganya. Dalam keseluruhan kasus pencabulan di Kabupaten Sukabumi Faktor
Rendahnya Pendidikan dan Ekonomi terdapat pada urutan ke 3 dengan presentase
kejadian 13,15%.

b. Faktor Lingkungan atau Tempat Tinggal


Kejahatan asusila merupakan tindak manusia terhadap manusia lainnya di dalam
masyarakat. maka kejahatan asusila tidak dapat dipisahkan dari masyarakat setempat.
Lingkungan sosial tempat hidup seseorang banyak berpengaruh dalam membentuk
tingkah laku kriminal, sebab pengaruh sosialisasi seseorang tidak akan lepas dari
pengaruh lingkungan. Berdasarkan hasil penelitian ini,bukan hanya pengaruh faktor
lingkungan sosial yang ikut berperan akan timbulnya kejehatan tetapi faktor tempat
tinggal pun ikut juga mempengaruhi kejahatan seperti tindak pidana asusila terutama
tindak pidana Pencabulan. (Dian, 2018)

Tabel 3.
Data Kasus Pencabulan Anak Faktor Lingkungan atau Tempat Tinggal
Polres Kabupaten Sukabumi Tahun 2022
No Tanggal Terlapor Korban Pasal Yang Dilanggar Faktor
Penyebab
1. 09-01-22 Tn. H An. Y (15 Th) Pasal 81 Dan 82 Undang- Tempat tinggal
Undang Perlindungan
Anak
2. 18-01-22 Tn. AW An. A (16 Th) Pasal 81 Dan 82 Undang- Tempat tinggal
Undang Perlindungan
Anak
3. 21-01-22 Tn. AM An. R (10 Th) Pasal 82 Undang-Undang Tempat tinggal
Perlindungan Anak
4. 10-02-22 Tn. W An. S (15 Th) Pasal 81 Dan 82 Undang- Tempat tinggal
Undang Perlindungan
Anak
5. 22-02-22 Tn. S An. S Pasal 81 Dan 82 Undang- Tempat tinggal
Undang Perlindungan
Anak
6. 23-02-22 Tn. S An. M Pasal 82 Undang-Undang Tempat tinggal
Perlindungan Anak
7. 14-03-22 Tn. B An. A (6 Th) Pasal 82 Undang-Undang Lingkungan
Perlindungan Anak
8. 11-04-22 Tn. A An. W (12 Th) Pasal 82 Undang-Undang Lingkungan
Perlindungan Anak
9. 29-04-22 Tn. M An. L (9th) Pasal 81 Dan 82 Undang- Lingkungan
Undang Perlindungan
Anak
10. 05-22 An. S An.T Pasal 81 Dan 82 Undang- Kurang
Undang Perlindungan pengawasan
Anak
11. 01-06-22 An. B An. F Pasal 81 Dan 82 Undang- Kurang
Undang Perlindungan pengawasan
Anak
12. 27-06-22 An. F An.R Pasal 81 Dan 82 Undang- Kurang
Undang Perlindungan pengawasan
Anak
13. 08-07-22 Tn. S An. F (15th) Pasal 82 Undang-Undang Lingkungan
Perlindungan Anak
14. 29-06-22 An. E An. I Pasal 81 Dan 82 Undang- Kurang
Undang Perlindungan pengawasan
Anak
15. 14-08-22 An. R An. M Pasal 81 Dan 82 Undang- Kurang
Undang Perlindungan pengawasan
Anak
16. 19-08-22 Tn. S An. L Pasal 81 Dan 82 Undang- Lingkungan
Undang Perlindungan
Anak
17. 29-08-22 Tn. K An. M Pasal 82 Undang-Undang Lingkungan
Perlindungan Anak
18. 05-09-22 Tn. A An. A (4,5 Th) Pasal 82 Undang-Undang Lingkungan
Perlindungan Anak
19. 09-09-22 An. D An. A (13) Pasal 81 Dan 82 Undang- Kurang
Undang Perlindungan pengawasan
Anak
20. 13-09-22 Tn. F An. S Pasal 81 Dan 82 Undang- Kurang
Undang Perlindungan pengawasan
Anak
21. 19-9-22 Tn. A An.R Pasal 81 Dan 82 Undang- Lingkungan
Undang Perlindungan
Anak
22. 25-10-22 An. D An. I Pasal 81 Dan 82 Undang- Kurang
Undang Perlindungan Pengawasan
Anak
23. 26-10-22 Tn. A An.N (6 Th) Pasal 81 Dan 82 Undang- Lingkungan
Undang Perlindungan
Anak
Total 23 Kasus
Sumber : Polres Kabupaten Sukabumi 2022

Faktor lingkungan atau tempat tinggal merupakan faktor paling banyak dalam
tindak pencabulan, kasus pencabulan biasanya dilakukan oleh orang terdekat dimana
tempat tinggal dan lingkungan sangat mempengaruhi, dalam kasus yang terdapat di
tabel 3 pelaku pencabulan merupakan tetangga, kerabat, pacar dan guru korban yang
sehari-hari bertemu dengan korban, selain itu kurang pengawasan orang tua pun sangat
penting untuk menghindari tindak pencabulan ini. Orang tua harus memperhatikan
pergaulan, dan keseharian anaknya. Dalam keseluruhan kasus pencabulan di Kabupaten
Sukabumi Faktor lingkungan atau tempat tinggal terdapat pada urutan ke 1 dengan
presentase kejadian 60,52% .
c. Faktor Teknologi
Adanya berkembangnya teknologi tentunya membawa pengaruh bagi
kehidupan. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh
negatif. Dampak-dampak pengaruh globalisasi tersebut kita kembalikan kepada diri
kita sendiri sebagai generasi muda agar tetap menjaga etika dan budaya, agar kita tidak
terkena dampak negatif dari globalisasi. Namun Informasi yang tidak tersaring
membuat tidak kreatif, prilaku konsumtif dan membuat sikap menutup diri serta
berpikir sempit. Hal tersebut menimbulkan meniru perilaku yang buruk. Mudah
terpengaruh oleh hal yang tidak sesuai dengan kebiasaan atau kebudayaan suatu negara
yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada . (Aktiviani, 2022)

Tabel 2.
Data Kasus Pencabulan Anak Faktor Teknologi
Polres Kabupaten Sukabumi Tahun 2022
No Tanggal Terlapor Korban Pasal Yang Dilanggar Faktor
Penyebab
1. 31-01-22 An. H An. R (16 Th) Pasal 81 Dan 82 Undang- Teknologi
Undang Perlindungan Anak
2. 12-02-22 An. F An. A (8 Th) Pasal 82 Undang-Undang Teknologi
Perlindungan Anak
3. 08-03-22 Tn.Y An. A (15 Th) Pasal 82 Undang-Undang Teknologi
Perlindungan Anak
4. 06-03-22 Tn. D An. F (13 Th) Pasal 81 Dan 82 Undang- Teknologi
Undang Perlindungan Anak
5. 29-03-22 An. R An. R (16 Th) Pasal 81 Dan 82 Undang- Teknologi
Undang Perlindungan Anak
6. 01-04-22 Tn.P An. A (15 Th) Pasal 81 Dan 82 Undang- Teknologi
Undang Perlindungan Anak
7. 26-05-22 Tn. R An. R Pasal 82 Undang-Undang Teknologi
Perlindungan Anak
8. 31-07-22 Tn. S An. M (9th) Pasal 81 Dan 82 Undang- Teknologi
Undang Perlindungan Anak
9. 15-08-22 Tn. I An. R Pasal 81 Dan 82 Undang- Teknologi
Undang Perlindungan Anak
10. \ 25-10-22 Tn. P An. D Pasal 81 Dan 82 Undang- Teknologi
Undang Perlindungan Anak
Total : 10 Kasus
Sumber : Polres Kabupaten Sukabumi 2022

Faktor teknologi sangat mempengaruhi prilaku dan tindakan manusia, dalam


kasus yang terdapat di tabel 4 kasus pencabulan berawal dari video porno yang
berakibat meningkatkan rasa penasaran, gairah seksual sehingga timbul rasa untuk
mencoba tehadap orang sekitar (Korban). dalam keseluruhan kasus pencabulan di
Kabupaten Sukabumi Faktor Teknologi terdapat pada urutan ke 2 dengan presentase
26,31%.
3. Upaya Kepolisian Untuk Mengatasi Tindak Pidana Pencabulan di Kabupaten
Sukabumi
a. Upaya preventif
Upaya preventif adalah upaya pencegahan sebelum terjadinya kejahatan, Dalam
upaya preventif yang yang ditekankan adalah menghilangkan kesempatan untuk dilaku-
kannya kejahatan. (Alhasni, 2019)
1) Individu
Yang harus dilakukan oleh setiap individu adalah berusaha untuk terus mencoba
agar tidak menjadi korban kejahatannya khususnya pencabulan, salah satunya
adalah tidak memberikan kesempatan atau ruang kepada setiap orang atau setiap
pelaku untuk melakukan kejahatan. Salah satunya yaitu dengan: Menghindari
pakaian yang dapat menimbulkan rangsangan seksual terhadap lawan jenis; dan
Tidak tidur bersama dengan anggota keluarga yang berlainan jenis yang telah
dewasa.
2) Masyarakat
Upaya yang dilakukan Polres Kabupaten Sukabumi agar mencegah terjadinya
tindak pidana kesusilaan yaitu menciptakan suasana yang tidak menyimpang
dengan tata nilai yang dianut oleh masyarakat”. Adapun usaha-usaha yang
dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah yaitu dengan jalan mengadakan acara
silaturahi antara anggota masyarakat yang diisi dengan ceramah-ceramah yang
dibawakan oleh tokoh masyarakat dilingkungan tempat tinggal.
3) Usaha yang dilakukan oleh pemerintah
Mengadakan penyuluhan hukum dan penyuluhan keagamaan
4) Kepolisian
Usaha yang dilakukan polisi Kabupaten Sukabumi dalam upaya penanggulangan
tindak pidana pencabulan di antaranya adalah melakukan patrol/razia rutin untuk
meningkatkan suasana kamtibmas dalam kehidupan masyarakat, selain itu
kepolisian juga secara rutin memberikan penyuluhan hukum terhadap masyarakat
dibantu lembaga terkait .
b. Upaya represif
Upaya represif dilakukan pada saat telah terjadi kejahatan yang tindakannya
berupa penegakan hukum dengan menjatuhkan hukuman (Alhasni, 2019) Upaya yang
telah dilakukan Polres Kabupaten Sukabumi dalam mewujudkan upaya represif
tersebut adalah dengan memberikan perlakuan terhadap pelaku sesuai dengan akibat
yang ditimbulkannya.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan penelitian ini yaitu faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya tindak pidana
pencabulan terhadap anak di bawah umur di Kabupaten Sukabumi pertama faktor lingkungan
atau tempat tingga dengan presentase kejadian 60,52%, kedua faktor teknologi dengan
presentase kejadian 26,31 %, dan ketiga faktor rendahnya pendidikan dan ekonomi dengan
presentase kejadian 13,15%. Dalam upaya Preventif yang dilakukan pihak kepolisian disini
adalah melakukan beberapa hal yaitu mengadakan penyuluhan hukum dan keagamaan,
memberikan arahan kepada masyarakat agar memakai pakaian yang sopan, menciptakan
suasana yang tidak menyimpang dengan tata nilai yang dianut oleh masyarakat dan pihak
kepolisian rutin melakukan patroli dan razia untuk menanggulangi tindak pidana pencabulan.
Sedangkan dalam upaya represif pihak kepolisian melakukan penyelidikan dan Penyidikan
terhadap tersangka.
Saran untuk setiap individu agar tidak memberikan kesempatan atau ruang kepada
setiap orang atau setiap pelaku untuk melakukan kejahatan, untuk tiap orang tua agar
memperhatikan pergaulan dan prilaku anaknya, untuk masyarakat sering mengadakan acara
pengajian atau ceramah untuk meningkatkan keimanan, dan untuk pemerintah dan kepolisian
sering mengadakan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan dan tingkatkan keamanan di
lingkungan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Afdhaliyah nur, Ismansyah, dan Fadillah. (2019). Legal Protection on Children As Victims
Of Sexual Abuse. Jurnal Ilmu Hukum. 21(1) : 109-128
Aktiviani, L. Dan Puspitosari,H. (2022). Pelaksanaan Proses Penyidikan Kasus Pencabulan
Anak di Polda Jawa Timur Ditinjau dari Perspektif Hukum Perlindungan Anak.
Jurnal riset Ilmu Hukum. 2(1) :11-21
Alhasni, Lisnawaty, dan Novendri. (2019). Menakar Peran Kepolisian dalam Mencegah
Tindak Pidana Pencabulan tehadap Anak di Bawah Umur. Jurnal Legalitas. 12(2)
Ali, Mahrus. (2016). Dasar-Dasar Hukum Pidana. Jakarta : Sinar Grafika
Amiruddin. (2014). Pengantar Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta : Rajwali Pers
Dian Ety Mayasari. (2018) Perlindungan Hak Anak Kategori Juvenile Delinquency. Kanun
Jurnal Ilmu Hukum. 21(03)
Hartiwiningsih, Lego, dan Soehartono. (2020). Metode Penelitian Hukum. Tanggerang
Selatan :Universitas Terbuka
Nashriana. (2011) Perlindungan Hukum Pidana Bagi Anak Di Indonesia. Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Nioco Ngani. (2012). Metodologi Penelitian dan Penulisan Hukum. Jakarta : Puataka Tustitia
Palapa, Fonnyke, dan Franky. (2020). Analisis Kasus Tindak Pidana Terhadap Pencabulan
oleh Pelaku Pedofil yang Diatur dalam UU Nomor 23 Tahun 2002. Jurnal Ilmu
Hukum
Peter Mahmud Marzuki. (2017). Penelitian Hukum, Jakarta : Kencana
Sainal, Marwan,S. dan Abdul,S. (2019). The Obscene Action Crimes Againts Children in
Jeneponto Regency. Indonesian Journal of Legality of Law. 2(1) : 33-37
Syamsuddin, Rahman dan Ismail Aris. (2014). Merajut Hukum di Indonesia. Jakarta: Mitra
Wacana Media.
Topo Santosa. (2013). Kriminologi. Jakarta : Rajawali Press
Wawancara dengan Kanit PPA IPTU Bayu Sunarti A,S.E Polres Kabupaten Sukabumi
tanggal 09 November 2022 di Polres Kabupaten Sukabumi.

Anda mungkin juga menyukai