PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang cukup dikenal baik di Indonesia maupun di luar negeri. Para pihak
terpelajar, sehingga dipastikan para pelaku ini mendapatkan pelatihan yang cukup
dikenal dengan istilah rule of law as a penal system, yang merupakan standar
hukum mengenai hukuman dan penjatuhan pidana.2 Hukum pidana harus diakui
sebagai hak atas sanksi khusus, hukum pidana dapat membatasi kebebasan
seseorang dengan menjatuhkan hukuman penjara atau hukuman fisik, hingga dan
yang jauh lebih ketat dari konsekuensi sanksi yang diatur dalam undang-undang
lainnya. 3 Hukum pidana dalam ilmu hukum. Hukum pidana sebagai salah satu
1
Resti amelia, “Perlindungan Hukum Terhadap Pelaku dan Korban Bullying di
Indonesia”, Skripsi, Fakultas Hukum, Universitas Negri Semarang, Jawa Tengah, 2020, Hal.1.
http://lib.unnes.ac.id/41816/1/8111415101.
2
Nandang Sambas., Pembaharuan Sistem Pemidanaan Anak di Indonesia, Graha Ilmu,
Yogyakarta, 2010, Hal.1.
3
Ibid., Hal. 3.
1
instrumen hukum nasional adalah merupakan produk pemikiran manusia yang
korban yang dapat berdampak negatif bagi korban baik secara fisik maupun
psikis. Bullying dapat terjadi baik secara langsung maupun online. Ini merupakan
bentuk awal dari perilaku agresif yaitu perilaku kasar, dapat berupa fisik, psikis
menyebabkan seorang anak di-bully oleh temannya adalah faktor ras, faktor
4
Dona Fitriani, Haryadi, Dessy Rakhmawati, “Peranan Pusat Pelayanan Terpadu
Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) dalam Memberikan Perlindungan Hukum
Terhadap Perempuan dan Anak Korban KDRT”, PAMPAS : Journal Of Criminal Law, Vol 2, No
2, 2021. Hal. 2. https://online-journal.unja.ac.id/Pampas/article/view/14769.
5
Evita Monica Chrysan, Yiska Marva Rohi, Dini Saputri Fredyandani Apituley,
“Penerapan Sanksi Tindakan Anak Yang Melakukan Bullying Dalam Perspektif Sistem Peradilan
Pidana Anak”, Jurnal Hukum Magnum Opus, Vol 3, No 2, 2020, Hal. 1. https://jurnal.untag-
sby.ac.id/index.php/Magnumopus/article/view/3350.
2
Tabel 1
Jumlah laporan kasus kekerasan terhadap anak
dari tahun 2017-2022
Tahun Jumalah kasus
2017 46
2018 50
2019 68
2020 130
2021 123
2022 111
Jumlah 528
Sumber data : UPTD PPA Kota Jambi
Pada tabel tersebut, terlihat bahwa dalam enam Tahun terakhir, jumlah
kasus kekerasan terhadap anak di kota jambi adalah sejumlah 528 (lima ratus dua
puluh delapan) kasus kekerasan terhadap anak. Dengan rincian 46 (empat puluh
enam) kasus pada tahun 2017, 50 (lima puluh) kasus pada 2018, 68 (enam puluh
delapan kasus pada tahun 2019, 130 (seratus tiga puluh) kasus pada tahun 2020,
123 (seratus dua puluh tiga) kasus pada tahun 2021, 111 (saratus sebelas) kasus
pada tahun 2022. Dapat di simpulkan bahwa kasus kekerasan terhadap anak dari
tahun ke tahun semakin meningkat dan dalam tahun 2020 memiliki jumlah kasus
terbanyak.
3
anak. Kepala Pelayanan DPMPPA Kota Jambi Noveriniti Dewanti menjelaskan,
laporan kasus bullying di sekolah. "Ada laporan sebagian, orang tua korban yang
Sekolah.6
pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan atau denda
6
https://jabarekspres.com/berita/2022/07/20/kasus-pengeroyokan-siswa-smp-di-jamb-hingg
a-tulang-retak-berakhir-damai-orang-tua-korban-sebut-kasihan/(Diakses Pada 26 November 2022).
4
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mats, maka pelaku dipidana dengan pidana
penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan atau denda paling banyak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) apabila yang
tertulis maupun hukum tidak tertulis. Dalam perlindungan anak, hukum menjadi
jaminan atas tindakan tersebut, karena anak merupakan kelompok rentan yang
wajib dilindungi oleh negara. Perlindungan anak dapat dibagi menjadi 2 (dua)
bagian, yaitu:
perlindungan anak legal dan perlindungan anak ilegal. Perlindungan hukum lebih
hanya diberikan kepada korban, anak yang menjadi pelaku juga berhak
merupakan pelayanan yang harus diberikan oleh negara, khususnya negara untuk
7
Sausan Afifah Denadin, “Pelaksanaan Penanganan Anak Melalui Proses Diversi Dalam
Pembaharuan Sistem Peradilan Anak Di Indonesia”, PAMPAS : Journal Of Criminal Law, Vol 3,
No 2, 2022, Hal 3. https://online-journal.unja.ac.id/Pampas/article/view/19297/15114
5
anak. Pasal 28B ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (1945)
menyatakan bahwa “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan
tercantum pada Pasal 28I ayat (4) Undang-Undang Dasar Negara Republik
dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab negara, terutama
pemerintah”.8
korban yang mengalami kerusakan fisik, mental, ataupun kehilangan harta benda
terutama disebabkan oleh tindakan pidana.9 Victimology berasal dari bahasa latin
victima yang berarti pengorbanan dan logos yang berarti ilmu. Secara terminologi,
Korban viktimologi memiliki arti yang luas karena tidak terbatas pada
swasta dan negara, sedangkan akibat viktimisasi mengacu pada sikap atau
8
Syuha Maisytho Probilla, Andi Najemi, Aga Anum Prayudi, “Perlindungan Hukum
Terhadap Anak Korban Tindak Pidana Kekerasan Seksual”, PAMPAS : Journal Of Crimina Law,
Vol 2, No 1, 2021, Hal. 2. https://online-journal.unja.ac.id/Pampas/article/view/12684.
9
Tasya Nafisatul Hasan, Marli Candra, “Tinjauan Viktimologi Terhadap Hak
Perlindungan Penyalahgunaan Narkotika (Victimless Crime)”, PAMPAS : Journal Of Crimina
Law, Vol 2, No 2, 2021, Hal. 1. https://online-journal.unja.ac.id/Pampas/article/view/13026.
10
Ainal Hadi, Muhklis, Kriminologi & Viktimologi, Banda Aceh, CV Bina Nanggroe
,2012, Hal. 155.
6
tindakan. kepada korban dan/atau pelaku dan orang-orang yang secara langsung
atau tidak langsung terlibat dalam tindak pidana tersebut. Penting agar korban
anak adalah setiap kegiatan yang menjamin dan melindungi anak serta hak-
haknya agar dapat hidup. . tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal
sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta dilindungi dari kekerasan
dan diskriminasi.13
Perlindungan Anak (UU Perlindungan Anak) tersebut mengatur tentang hak dan
11
Reni Yulia, Viktimologi Perlindungan Hukum Terhadap Korban kejahatan, Graha Ilmu,
Yogyakarta, 2010, Hal. 43.
12
Melisa, Luthy Yustika, “Analisa Pelindungan Hukum Terhadap anak sebagai Korban
Bullying di sekolah dasar Negri Kalianyar Jakarta Barat”, ICA of lAW, Vol 1, No 2, 2020, Hal. 2.
https://www.esaunggul.ac.id.
13
Ibid., Hal. 3.
7
dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat
kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakat. Di dalam ayat (1) huruf a
dari kejahatan seksual dan kekerasan yang dilakukan oleh pendidik, tenaga
berkualitas, berakhlak mulia dan sejahtera. Sedangkan prinsip dasar konvensi hak-
hak anak meliputi: non-diskriminasi kepentingan yang terbaik bagi anak; hak
pendapat anak.
14
Ibid., Hal 4.
8
Di wilayah kota jambi ada 2 contoh kasus tentang pembullyan, diantaranya
adalah bentuk pembullyan verbal, dan fisik, Bullying verbal, merupakan jenis
bullying yang melibatkan bahasa verbal yang bertujuan menyakiti hati korban
Perilaku yang merupakan bullying verbal antara lain seperti mengejek, memberi
mama julukan yang tidak pantas, memfitnah. Lalu ada Bullying fisik, merupakan
jenis bullying yang melibatkan kontak fisik antara pelaku bullying dengan korban
bullying Perilaku yang merupakan bullying fisik, antara lain seperti: memukul,
di ejek, pelaku juga lakukan bullying dengan memukul bagian kepala korban
bagian belakangnya dan didolakan ke dinding kelas hingga alami sakit kepala dan
dan sekolah akan sesegera mungkin mencarikan sekolah lain yang mungkin bisa
mengcover anak (pelaku) tersebut," tulis Asri Fanny melalui postingan tertulis di
Lalu ada juga kasus tentang Seorang siswa baru di Jambi, AK (12 tahun),
dikeroyok 3 kakak kelasnya karena menolak saat disuruh berkelahi dengan teman
seangkatan atau sesama siswa baru. Akibat pengeroyokan tersebut, kaki korban
retak serius. Kejadian berlangsung di hari pertama masuk sekolah atau Masa
berkelahi dengan anak baru, namun AK menolak. Kesal dengan penolakan, kakak
kelasnya pun meminta korban menyerahkan uang, namun juga tidak diberikan.
9
Dengan demikian kakak kelasnya melakukan pemukulan. Tempat kejadiannya di
belakang sekolah.
secara damai permasalahan yang terjadi terhadap semua Pihak, baik Pihak
kesepakatan itu disebutkan, segala akibat dari kejadian tersebut akan ditanggung
oleh Pihak Kedua dan Ketiga (orang tua pelaku) sampai sembuh. Perjanjian dibuat
tanpa ada tekanan dan paksaan dari pihak manapun. Apabila di lain waktu terjadi
lagi maka pihak yang terlibat akan dikembalikan kepada orang tua. Disini penulis
melihat kesenjangan anatara das sollen (seharusnya) dan das sein (kenyataan)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam Latar Belakang masalah di atas, dan agar tidak
10
1. Bagaimana Upaya yang di lakukan DPMPPA dalam memberikan Perlindungan
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian.
D. Manfaat Penelitian
E. Kerangka Konseptual
akan lebih baik sebaiknya mengetahui terlebih dahulu pengertian dari judul yang
paling utama setiap kata-kata yang masih kabur pengertiannya dari judul tersebut,
11
maka penulis akan menjelaskan beberapa konsepsi yang berkaitan dengan
1. Perlindungan Hukum
2. Korban
15
Suhasril, Perlindungan Hukum Terhadap Anak dan Perempuan, Rajawali Pers, Depok,
2016, Hal. 27.
12
Menurut kamus Crime Dictionary yang dikutip seorang ahli
atau orang lain yang bertentangan kepentingan dan hak asasi yang
menderita”.16
3. Bullying
Bullying berasal dari bahasa Inggris, yaitu dari kata bull yang berarti
banteng yang senang menyeruduk kesana kemari. Istilah ini akhirnya di ambil
dalam bahasa indonesia dapat digunakan yaitu menyakat (berasal dari kata
16
Bambang Waluyo , Viktimologi Perlindungan Korban & Saksi, Sinar Grafika, Jakarta,
2012, Hal. 9.
13
menyebutkan bahwa bullying merupakan tindakan intimidasi yang dilakukan
pihak yang lebih kuat terhadap pihak yang lemah. Bullying adalah tindakan
baik secara verbal, fisik, maupun psikologis sehingga korban merasa tertekan
F. Landasan Teoritis
Standciu yang dimaksud dengan korban dalam arti luas adalah orang yang
menderita akibat dari ketidakadilan Bahwa ada dua sifat yang mendasar
(ketidakadilan)".
17
Riani , Pentingnya Dukungan untuk Korban Bullying, Pustaka Taman Ilmu, Jakarta,
2021, Hal. 2.
14
diperlukan pembaharuan hukum pidana di Indonesia untuk dapat menunjang
pribadi.
15
sarana yang disediakan oleh negara. Hal ini bisa dilakukan baik melalui
sebagai reaksi negara terhadap tindak pidana untuk pemenuhan hak-hak saksi
jaminan bahwa hukum tersebut harus dijalankan dengan cara yang baik.
18
Siswanto Sunarso, Peradilan Viktimologi Dalam Sistem Pidana, Cet 2, Sinar Grafika,
Jakarta 2014. Hal. 308.
19
Soeroso, Pengantar Ilmu Hukum, Pt. Sinar Grafika, Jakarta, 2011.
16
adanya kepastian bahwa hukum berfungsi sebagai suatu peraturan yang harus
ditaati.20
dapat bertindak berdasarkan itu. Dalam masyarakat, hukum harus tegas dan
peraturan tersebut. Satu hukum tidak boleh bertentangan dengan yang lain,
menjamin hak dan kewajiban setiap warga negara sesuai dengan budaya
G. Orisinalitas Penelitian
yang sama. Dengan demikian akan diketahui perbedaan antara penelitian peneliti
1. Skripsi yang disusun oleh Resti Amelia yang berjudul “Perlindungan Hukum
terhadap pelaku dan korban Bullying di Indonesia.” Tujuan dari penelitian ini
20
Asikin zainal, Pengantar Tata Hukum Indonesia, Rajawali Press, Jakarta, 2012.
17
Anak Korban Bullying yang dilakukan Dinas Pemberdayaan Masyarakat,
2. Skripsi yang disusun oleh Sari Junita yang berjudul “Implementasi Restorative
anak.
H. Metode Penelitian
1. Tipe Penelitian
kemasyarakatan.21
penelitian untuk melihat kesenjangan anatar das sollen (seharusnya) dan das
2. Lokasi Penelitian
21
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2003, Hal, 43.
18
Adapun yang menjadi lokasi penelitian ini adalah di Dinas Pemberdayaan
a. Data primer, Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi kepustakaan yakni
terhadap sumber data primer dan data sekunder. yaitu berupa Kamus
Populasi dalam penlitian ini ialah seluruh Pegawai UPTD PPA kota Jambi.
Tata cara penarikan sample yang digunakan penulis yaitu secara purposive
dalam hal ini yang digunakan adalah mereka yang sesuai dengan judul
penelitian dan rumusan masalah dan mereka yang di anggap mengetahui dan
19
c. Sub Koordinator
dipelajari.
a. Reduksi Data
Mempokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, bentuk
analisis yang menyeleksi data dengan sedemikian rupa sehingga data yang
b. Penyajian Data
22
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Cet 23, Alfabeta,
Bandung, 2016, Hal. 247.
20
c. Penyajian data adalah tahapan selanjutnya dari reduksi data yaitu
menyajikan data dengan uraian singkat dengan teks yang bersifat naratif
analisis data, kesimpulan awal yang dikemukakan akan berubah jika tidak
kredibel.24
I. Sistematika Punulisan
BAB I Bab ini merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,
23
Ibid., Hal. 249.
24
Ibid., Hal. 253.
21
BAB II Bab ini berisi tinjauan umum sebagai landasan dalam melakukan analisis
korban bullying.
BAB III Bab ini adalah bab pembahasan yang terdiri dari rumusan masalah yang
BAB IV Bab ini merupakan bab penutup yang memberikan kesimpulan dari
22