Anda di halaman 1dari 6

Makalah

AKTUALISASI PANCASILA DI INDONESIA

Disusun Oleh:

ILHAM AWALUDIN

FAKULTAS TEKNIK PRODI TEKNIK SIPIL


A. Latarbelakang Perlunya Aktualisasi Pancasila

Secara pertimbangan politik, Pancasila perlu diaktualisasikan dalam

kehidupan kemasyarakatan, kebangsaan, dan kenegaraan mengingat Pancasila

sebagai ideologi nasional yang merupakan visi kebangsaan Indonesia (yang

membina persatuan bangsa) yang dipandang sebagai sumber demokrasi yang baik di

masa depan dan yang lahir dari sejarah kebangsaan Indonesia. Visi kebangsaan dan

sumber demokrasi Indonesia ini perlu diterapkan sebagai nilai-nilai, prinsip-prinsip,

dan etika untuk melandasi dan mengawal perubahan politik dan pemerintahan yang

sedang terjadi dari model sentralistik (otoriter yang birokratis dan executive-heavy)

menuju model desentralistik (demokrasi yang multipartai dan legislative-heavy).

Latarbelakang seperti itu didorong pula oleh realita penerapan Pancasila selama ini

yang dipersepsi publik sebagai untuk kepentingan (alat) penguasa, yang ditantang

oleh globalisasi ideologi asing (terutama Liberalisme), yang gagal dalam mengatasi

penyakit korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) sebagai akibat adanya salah-urus

mengelola negara, serta yang perwujudan praktek demokrasinya berkonotasi buruk.

Ini semua seringkali diarahkan pada Pancasila yang dijadikan ‘kambinghitam’-nya.

Secara yuridis ketatanegaraan, Pancasila adalah dasar-negara NKRI yang

dirumuskan dalam (Pembukaan) UUD 1945 dan yang kelahirannya ditempa dalam

proses perjuangan kebangsaan Indonesia sehingga perlu dipertahankan dan

diaktualisasikan walaupun konstitusinya berubah. Di samping itu, Pancasila perlu

memayungi proses reformasi untuk diarahkan pada ‘reinventing and rebuilding’

Indonesia dengan berpegangan pada perundang-undangan yang juga berlandaskan

Pancasila dasar negara. Melalui UUD 1945 sebagai payung hukum, Pancasila perlu
diaktualisasikan agar dalam praktek berdemokrasinya tidak kehilangan arah dan

dapat meredam konflik yang tidak produktif .

B. Aktualisasi Nilai-nilai Pancasila Makin Relevan di Tengah Pandemi Covid-19

Sumber :

https://www.tribunnews.com/nasional/2020/06/01/aktualisasi-nilai-nilai-pancasila-makin-
relevan-di-tengah-pandemi-covid-19

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini menyampaikan Hari Lahir
Pancasila di tengah pandemi Covid-19 harus menjadi momentum untuk mengamalkan nilai-nilai
Pancasila secara sungguh-sungguh dan konsekuen.

Menurutnya, sebagai platform berbangsa dan bernegara nilai-nilai Pancasila semakin relevan
dengan situasi dan kondisi saat ini di mana bangsa Indonesia sedang menghadapi pandemi yang
berdampak pada sektor ekonomi, sosial, politik, hingga pertahanan keamanan.

"Keseluruhan nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila memberi landasan berpikir dan
bertindak bagaimana negara dan warga negara bersikap dan bertindak dalam menghadapi
pandemi covid-19," kata Jazuli kepada wartawan, Senin (1/6/2020).

Pertama, sila pertama mengajarkan nilai keimanan kepada takdir Tuhan, manusia boleh
berencana tapi hasil akhir di tangan Tuhan Yang Maha Esa.

"Wabah Covid-19 adalah bagian dari ujian dalam kehidupan yang harus semakin menyadarkan
kita tentang kekuatan di luar kekuatan manusia. Religiositas kita harus semakin kuat di masa-
masa seperti ini," ucap Jazuli.

Kedua, di saat pandemi empati dan tanggung jawab kemanusiaan benar-benar diuji
membentuk

satu kesadaran bahwa kita tidak hidup sendiri dan berkewajiban untuk saling menjaga agar
wabah tidak menyebar.

"Disiplin ptotokol kesehatan menjadi tanggung jawab kolektif. Dan itulah makna kontekstual
sila kedua Pancasila," ujarnya.
Ketiga, empati kemanusiaan haruslah melahirkan persatuan dan gotong royong untuk
menyelesaikan masalah.

Menurutnya, kebersamaan dan kolaborasi ini yang akan mempercepat penanganan pandemi.

"Saling membantu, berbagai, dan berkolaborasi tanpa melihat ras, suku dan agama adalah
esesnsi sila ketiga Pancasila," kata dia.

Keempat, kebijaksaan pemimpin dan elite politik dibutuhkan untuk menghasilkan kebijakan
negara yang benar-benar berorientasi pada kepentingan rakyat dalam menangani pandemi dan
dampaknya pada keberlangsungan penghidupan.

"Tidak ada yang boleh mengambil untung, moral hazard, menyalahgunakan kekuasaan, serta
otoriter di tengah kesulitan rakyat," ucap Jazuli.

Kelima, maka dari itu orientasi mewujudkan kesejahteraan sosial harus menjadi panglima dari
setiap komponen negara.

Bukan kesejahteraan elite, pengusaha, dan pemilik modal.

"Dalam hal ini kita bisa mengevaluasi dan mengkritisi agar prioritas kebijakan penanganan
pandemi lebih besar kepada rakyat kecil dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM),"
pungkasnya.

C. Tindaklanjut

Untuk menindaklanjuti hal-hal di atas perlu dilakukan hal-hal di bawah ini.

a). Untuk Jangka Panjang

1. Uji-riset, yaitu proses klarifikasi dan pengujian hasil rumusan Simselok

secara metodologis (ilmiah) dari empiri (lapangan) melalui (a) penelitian-

ilmiah dan (b) kajian-akademis. Penelitian-ilmiah perlu difokuskan pada

masyarakat (sebagai publik), lembaga-lembaga sosial-kemasyarakatan

(sebagai komunitas), lembaga-lembaga pemerintahan, serta lembaga-

lembaga negara. Kajian-akademis berupa kegiatan Simposium, Seminar, dan


Lokakarya (Simselok) Pancasila di perguruan-perguruan tinggi (PT) dari

wilayah lainnya di Indonesia dan peningkatan hasil Simselok se-Indonesia

untuk diseminarkan di tingkat nasional.

2. Uji-publik, yaitu proses sosialisasi dan komunikasi hasil rumusan Simposium

serta Seminar dan Lokakarya Pancasila (di tingkat nasional) secara sosial-

politik. Sosialisasi dan komunikasi perlu difokuskan melalui media massa

dan elektronik, penerbitan buku, diskusi publik dengan ragam komunitas,

dan sebagainya.

3. Uji-regulasi, yaitu proses penyampaian hasil-akhir kepada lembaga-lembaga

penentu kebijakan negara (DPD, DPR, Presiden, dan MPR). Yang dalam

proses dan substansi pembuatan regulasinya, lembaga-lembaga negara ini

agar tetap berkomitmen dan berkonsisten terhadap Pembukaan UUD 1945,keutuhan NKRI,
serta kebhinekatunggalikaan Nusantara, dan keadaban

Indonesia.

b).Untuk Jangka Pendek

1. Merevisi UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional agar

mengatur Pendidikan Pancasila sebagai matakuliah wajib bagi para peserta

didik dari tingkat pendidikan dasar dan menengah hingga pendidikan tinggi.

2. Sosialisasi Pancasila dan UUD 1945 (yang sudah dirubah).

3. Pendidikan Pancasila bukan sebagai alternatif tetapi imperatif bagi perguruan

tinggi (dan persekolahan lainnya), yang substansi dan orientasinya berbobot

pada pendidikan moral dan pendidikan budi-pekerti untuk mewujudkan

kesalehan-akademik dan kesalehan-sosial yang berkeadaban Indonesia.


D. Kesimpulan

Pancasila sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia. Ada

beberapa hal yang perlu masa zaman dahulu terkait sejarah indonesia

sebelum proses dan setelah perumusan pancasila sebagai dasar negara. Hal

ini berkaitan dengan perjuangan kerajaan dalam mempertahankan

ekstitensi bangsa indonesia. Dalam proses reformasi dewasa ini nilai-nilai

pancasila merupakan suatu pangkal tolak baik dalam bidang politik, sosial,

ekonomi, hukum serta kebijakan internasional dewasa ini.

Hal inilah dalam wacana ilmiah dewasa ini diistilahkan bahwa

panacasila sebagai paradigma dalam kehidupan berbangsa dan negara.

Istilah paradigma merupakan suatu asumsi-asumsi dasar dan asumsi-

asumsi teoretis yang umum (merupakan suatu sumber nilai).

Anda mungkin juga menyukai