Handbook Volume 3 - 0 - Handbook OSKM ITB 2021 - Volume 3
Handbook Volume 3 - 0 - Handbook OSKM ITB 2021 - Volume 3
“It’s a dangerous business, Frodo, going out your door. You step onto the road, and if you don’t
keep your feet, there’s no knowing where you might be swept off to.”
— J.R.R Tolkien
2
TUJUAN PENDIDIKAN 4
BAB I 5
Urgensi Visi Hidup 5
Perumusan Visi Hidup 5
Purpose Diagram 5
Miskonsepsi Ikigai 6
Saran dalam pengerjaan Purpose Diagram 8
Perencanaan Langkah 9
Individual Development Plan 9
SMART Goals 9
Insight Perencanaan Langkah 12
The Power of Tiny Gains 12
How to Build a Good Habit 13
The Dip 14
REFERENSI 15
3
TUJUAN PENDIDIKAN
1. Peserta OSKM memahami urgensi mengetahui visi hidup.
2. Peserta OSKM mengaplikasikan tools rancangan pencapaian visi hidup.
3. Peserta OSKM memberikan respons terkait pentingnya merumuskan visi hidup dan
memiliki rancangan pencapaian sebagai bagian dari proses hidup.
4
BAB I
“If you don’t have a vision, you’re going to be stuck in what you know.
And the only thing you know is what you’ve already seen.”
— Iyanla Vanzant
Bagaimana pendapatmu?
Purpose Diagram
Purpose Diagram sering digunakan sebagai alat bantu untuk menemukan “titik tengah”
antara value diri masing-masing, sesuatu yang disukai, sesuatu yang dibutuhkan dunia,
dan sesuatu yang dapat dilakukan. Purpose diagram dapat dijelaskan melalui bagan di
bawah ini.
5
ii. Kegiatan apa yang membuatmu sampai lupa makan ketika
melakukannya?
b. What does the world need?
i. Apa yang dibutuhkan oleh orang di sekitarmu?
c. What are you good at?
i. Apa hal yang kamu kuasai?
ii. Apa peran yang sering kamu ambil dalam organisasi?
iii. Dari kegiatan apa kamu sering mendapatkan pujian?
d. What can you get paid for?
i. Kegiatan apa yang dapat memberikan penghasilan untukmu?
Miskonsepsi Ikigai
Sekilas, mungkin diagram di atas sering dikenali dengan sebutan diagram ikigai. Namun,
terjadi kesalahpahaman terkait pemaknaan ikigai yang sesungguhnya. Diagram Ikigai
yang biasa kita jumpai sebenarnya adalah purpose diagram yang dibuat oleh Andres
Zuzunaga seorang ahli astrologi dan penulis berkebangsaan Spanyol yang kemudian
diagramnya diadopsi oleh Marc Winn dalam presentasi Ted Talks-nya dengan mengubah
kata ‘purpose’ menjadi ‘ikigai’.
6
Kesalahpahaman berikutnya adalah melesetnya makna ikigai. Bagi orang Jepang, ikigai
tidak harus berkaitan dengan karier, pekerjaan, maupun uang. Berdasarkan survei oleh
Central Research Services, hanya 31% dari penduduk Jepang yang mengaitkan konsep
ikigai dengan pekerjaan. Ikigai dapat dikaitkan dengan objek yang memberikan alasan
seseorang untuk hidup, misalnya keluarga, anak, atau impian. Sehingga, muncul
pertentangan terkait diagram ikigai yang diadopsi oleh Marc Winn dengan argumen “Jika
Ikigai tidak selalu tentang pekerjaan, berarti tidak harus ada bagian ‘what can you be
paid for’ dan ‘what the world needs’ dalam diagram tersebut.”
Bagi orang Jepang, ikigai bukan tentang apa yang ingin dilakukan dalam hidup (licing),
melainkan juga tentang kita ingin menjadi manusia yang seperti apa (being). Dengan
demikian, ikigai tidak harus dimaknai sebagai konsep yang kompleks dengan sebuah
purpose atau tujuan hidup di dalamnya, ikigai dapat dimaknai sebagai
kebahagiaan-kebahagiaan kecil dalam keseharian dalam jangkan panjang yang akan
membuat hidup lebih bermakna.
7
Saran dalam pengerjaan Purpose Diagram
1. Jangan hanya fokus di bidang (kata benda), coba ulik aktivitasnya (kata kerja)
Misalnya ada seseorang yang tertarik dengan bidang game. Dalam hal ini bidang
game adalah kata bendanya. Banyak dari kita yang berhenti di kata benda ini tanpa
mengulik lebih lanjut aktivitas yang berhubungan dengan bidang game. Jika diulik
lebih jauh lagi banyak aktivitas (kata kerja) yang berhubungan dengan bidang game.
Misalnya seseorang menikmati sisi kompetitif game-nya, ia bisa menjadi atlet
e-sport. Jika tertarik untuk mengimajinasikan gameplay-nya, ia bisa menjadi game
creator, atau jika tertarik untuk bekerja di bidang media, ia bisa menjadi YouTuber
gaming. Jadi, dalam membedah purpose diagram sebaiknya jangan berhenti di kata
bendanya, tapi coba ulik kata kerjanya.
2. ‘What you love’ bisa menjadi ‘what you are good at’
Ada beberapa tanda-tanda yang dapat diidentifikasi jika hal yang kita sukai menjadi
hal yang kita kuasai. Potensi tersebut dapat diketahui besar atau tidaknya
berdasarkan hal-hal berikut:
- Kamu sangat cepat dalam memahaminya dibandingkan memahami hal
lain.
- Ketika kamu membagikan hasil karya dari passion ini, banyak orang yang
mengapresiasinya.
- Kamu dapat menghasilkan karya atau memberikan performa yang hampir
sama dengan ahli yang sudah lebih dulu di bidangnya.
8
3. Purpose bisa lebih dari satu, berubah, bergeser, bertumbuh, dan juga redup atau
hilang.
Jika kita mengingat cita-cita masa kecil kita, kemungkinan besar cita-cita tersebut
sudah berubah dibandingkan dengan cita-cita kita saat ini. Hal ini sangat wajar
terjadi karena purpose kita dalam menjalani hidup bisa berubah seiring perubahan
faktor-faktor eksternal. Misalnya dalam kondisi pandemi, beberapa orang harus
menerima realitas bahwa ‘what the world needs’ dan ‘what you can be paid for’ telah
berubah seperti pilot, pramugari, pemandu wisata, dan pekerjaan-pekerjaan lain
yang terpaksa beradaptasi dengan keadaan pandemi.
Perencanaan Langkah
SMART Goals
SMART adalah kependekan dari Specific, Measurable, Attainable, Relevant, dan
Timebound. SMART Goals sangat umum digunakan oleh perusahaan-perusahaan di
9
dunia untuk mencapai target bisnisnya. Dengan menggunakan SMART Goals, diharapkan
langkah yang diambil lebih terarah untuk mencapai target yang ingin diraih.
1. Specific (Spesifik)
Target atau rencana yang dibuat perlu dibuat secara spesifik, detail, jelas, dan
dapat dipaparkan dengan baik. Artinya, target yang dibuat adalah target secara
khusus bukan target yang ditentukan secara umum. Target yang spesifik
setidaknya dapat menjawab pertanyaan berikut ini:
- Siapa yang terlibat dalam pencapaian target ini? (Who)
- Apa yang ingin dicapai? (What)
- Di mana akan mencapai tujuan ini? (Where)
- Kapan target ini akan dicapai? (When)
- Mengapa ingin mencapai tujuan ini? (Why)
Target umum : Saya harus lulus dari ITB dengan baik
Target spesifik : Saya harus lulus dari ITB dengan IPK di atas 3,3 dalam
waktu 4 tahun, saya akan belajar dengan lebih giat dan selalu me-review materi
perkuliahan sehabis jam kuliah. Saya ingin mencapai target ini karena saya ingin
membanggakan diri saya sendiri dan orang di sekitar saya.
2. Measureable (Terukur)
Jika target sudah ditentukan secara spesifik, langkah selanjutnya adalah
mengukur progress dari target spesifik. Target harus bisa diukur untuk
memperlihatkan progress ke tujuan akhir yang ingin dicapai sehingga dapat
10
diambil langkah-langkah selanjutnya dari fakta yang sudah ada. Target yang
dapat diukur setidaknya harus menjawab pertanyaan berikut:
- Seberapa banyak hal yang harus dilewati untuk mencapati tujuan
tersebut? (How many/much)
- Bagaimana saya bisa tahu bahwa target tersebut sudah tercapai? (How)
- Apa indikator bahwa saya sudah mencapai tiap progres? (What)
Contoh: Saya ingin membaca 2 buku dalam waktu 2 bulan dengan cara setiap
harinya saya akan membaca buku minimal 20 halaman.
4. Relevant (Relevan/Realistis)
Target yang baik haruslah relevan dengan kondisi saat ini dengan
mempertimbangkan halangan yang mungkin saja mengadang. Target yang
relevan setidaknya dapat menjawab pertanyaan sebagai berikut:
- Apakah tujuan ini cocok dan sejalan dengan usaha yang telah saya
lakukan selama ini? (Does it match)
- Apakah tujuan ini bisa diterapkan dengan keadaan yang saya alami saat
ini? (Is it applicable)
- Apakah tujuan ini cukup realistis dan memang bisa dijangkau? (Is it
realistic)
Contoh: Saya ingin menjadi dosen setelah lulus S2 nanti, saat ini saya perlu
memperbanyak pengalaman mengajar walaupun masih S1.
11
5. Timebound (Terikat Waktu)
Tentukan jangka waktu yang realistis untuk mencapai target yang telah
ditentukan, termasuk kapan tanggal memulainya hingga kapan mencapai
targetnya. Dengan ini akan tercipta urgensi agar seseorang tidak
menunda-nunda mengerjakan hal untuk mencapai targetnya. Target yang terikat
oleh waktu setidaknya harus bisa menjawab pertanyaan berikut:
- Kapan saya harus mencapai target ini? (When)
- Kapan saya harus memulai melakukan hal-hal untuk mencapai target ini?
(When)
Contoh: Pada tahun 2021 ini saya ingin menguasai bahasa Inggris sehingga saya
bisa melanjutkan kuliah S2 ke luar negeri.
Keterangan: Jika kita berprogres walaupun hanya sebesar 1% setiap harinya, dalam
waktu 1 tahun kita bisa menjadi orang yang lebih baik 37 kali lipat. Sebaliknya, jika kita
mengalami kemunduran walaupun hanya sebesar 1% setiap harinya, dalam waktu 1
tahun kita bisa mengalami kemunduran hingga mendekati titik nol.
12
How to Build a Good Habit
Keterangan:
1. Make it obvious: menjadikannya terlihat.
- Menuliskan kebiasaan-kebiasaan baik yang ingin dibangun
- Membuat lingkungan menjadi petunjuk untuk kebiasaan baik, misalnya
meletakan botol air minum di dekat meja belajar untuk membangun
kebiasaan minum air putih
2. Make it attractive: menjadikannya menarik.
- Bergabung dengan kelompok yang mewajarkan habit yang ingin
dibangun, misalnya ingin rajin olahraga maka bergabung dengan
teman-teman yang suka olahraga
- Menggabungkan hal yang PERLU dilakukan dan yang INGIN dilakukan,
misalnya setelah belajar boleh nonton YouTube
3. Make it easy: menjadikannya mudah
- Mengurangi hambatan menuju kebiasaan baik yang ingin dibangun,
misalnya ingin terbiasa olahraga maka letakkan sepatu olahraga dekat
pintu, jangan di tempat yang tersembunyi
4. Make it satisfying: menjadikannya memuaskan
- Memberikan reward setelah melakukan hal yang perlu dilakukan
13
The Dip
Keterangan:
Ketika kita baru memulai hal baru (belum banyak energi dan waktu), akan banyak reward
yang kita dapatkan. Setelah beberapa waktu, reward yang kita dapatkan akan berkurang,
jika kita bisa melewati “The Dip” kita akan mendapatkan reward yang lebih besar.
14
REFERENSI
1. TEDx Talks Allexandro Ruby - Why Passion is Not Enough
https://youtu.be/brwBTcacJtI
2. Discover Your Purpose in Life (Ikigai in 4 Steps)
https://youtu.be/PXAk-LaNmW8
3. Tiny Changes, Remarkable Result - Atomic Habits by James Clear
https://youtu.be/YT7tQzmGRLA
4. Know When to Quit or Preserve: THE DIP by Seth Godin
https://youtu.be/ySQFbVr1whg
15
“And now here is my secret, a very simple secret: It is only with the heart that one
can see rightly; what is essential is invisible to the eye.”
― Antoine de Saint-Exupéry, “The Little Prince”
16