Anda di halaman 1dari 856

@Majikan_ijah

1184946079
@Majikan_ijah
Description

Bagi Awang kehidupannya bak seorang


petualang. Bebas, salah langkah dan tak punya
tempat menetap. Hingga alam seolah
menantangnya ke arah berbeda. Bukan menjadi
semakin liar namun mencari singgah yang
bernama rumah, menetap.

_Jaehian Awang

Bagi Rinai hidupnya tak lagi sama. Sejak


satu kata akibat kandasnya pernikahan tersemat

2 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
di namanya. Wajahnya tak lagi tegap berani
melihat orang-orang yang melontar penilaian.
Nyatanya dia memang gagal membangun
rumah tangga. Bayang takut dari masa lalu tak
lepas menjerat kakinya melangkah ke masa
depan. Keraguan meringkuk di sudut hatinya.
Sampai di titik tak berani berharap untuk
hadirnya sosok yang membuatnya kembali
menemukan apa arti menetap.

_Rinaira Senja

Yang satu penuh luka akibat pelarian. Yang


satu penuh takut dan ragu akibat kegagalan.
Dulu keduanya pernah terjerat dalam lembar-
lembar singkat kehidupan. Kini saat waktu
3 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
membuat keduanya lebih dewasa, kira-kira
kemanakah semesta menuntun langkah
keduanya? Apakah melabuh untuk menetap
atau memang hanya sekilas saling sapa?

_Sailenndra

4 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~ Ia

Langkah kakinya tak tergesa saat


menyusuri jalan pulang. Ingin membangkitkan
nostalgia zaman dirinya masih sekolah dulu.
Tadi dia sengaja meminta abang ojol untuk
menurunkannya di gang sebelah minimarket
alih-alih langsung sampai di depan rumah.
Pemberhentian biasa dia turun dari angkot saat
masih sekolah dulu.

Lalu akan menyusuri gang sempit di


perumahan tempat rumahnya berada. Namun
kini gang kecil itu sudah nyaris dua kali lebih

5 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
lebar dari ingatannya dulu. Sehingga bisa untuk
masuk mobil. Sepertinya ada pemugaran jalan.

Sepuluh tahun bukan waktu yang


sebentar. Usianya masih 23 saat meninggalkan
Jogja, pergi dari rumah untuk mengadu nasib.
Rencana awalnya ke Jakarta. Namun hanya
setahun dia mendekam di Ibu Kota sebelum
melanglang ke Lombok. Nyatanya kota
metropolitan seperti Jakarta tak cocok untuknya.

Awang menurunkan topi hitam di


kepalanya saat memasuki gang lebih kecil
menuju rumahnya. Mengantisipasi pandangan
orang-orang yang lewat yang mungkin masih
mengenalinya. Hingga langkah kakinya yang
berbalut converse hitam terhenti di rumah Joglo
yang masih tampak seperti ingatannya dulu.

6 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Ada pohon mangga dan rambutan di depan
rumah. Senyum terukir di bibirnya saat teringat
kenangan dia pernah jatuh dari pohon mangga
yang menyebabkan kakinya terkilir dan absen
sekolah hingga dua minggu. Rumah bercat putih
itu menguarkan hawa yang familiar. Rindang
dengan berbagai tanaman di pot gantung yang
sapi, juga vertical garden di sebelah kiri yang
pastinya hasil tangan sang ibu. Meja-meja kayu
ukiran tertata rapi di sebelahnya.

Pulang

Awang membuka gerbang hitam rumahnya


yang menimbulkan derit pelan. Kakinya
melangkah ke arah pintu dan mendorongnya.
Degup jantungnya begitu terasa saat merasakan
hawa rumahnya kembali. Aroma jeruk yang
lembut bercambur dengan kayu-kayuan.

7 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Denting-denting pelan dari lonceng kaca yang
digantung adiknya di jendela. Dia ingat, dulu dia
yang menggantung bersama Mayang di sana.
Beli di pasar malam.

Awang mengucapkan salam dengan debar


jantung yang tak beraturan. Belum genap tiga
langkah memasuki rumah, kakinya terhenti
mendengar suara lembut yang membalas
salamnya.

"Waalaikumsalam."

Bukan suara ibu atau suara Mayang.


Seorang wanita dengan blouse putih panjang
dan hijab berwarna hijau duduk di pantri dapur.
Mata hitam jernih itu bersitatap dengan mata
legam milik Awang yang menyorot tajam.

8 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Beberapa detik terlewat dengan tatapan
keduanya yang tak terlepas. Suasana di sekitar
keduanya seolah mengabur. Hingga teriakan
Mayang membuat keduanya memutus
pandangan.

"Mas Awang!" teriak Mayang yang lantas


menghambur memeluk kakaknya.

Awang mengukir senyum tipis balas


memeluk adik satu-satunya. Isakan Mayang
terdengar.

"Jahat banget! Kenapa baru pulang


sekarang? nggak ngasih tahu juga mau pulang,"
tutur Mayang melepaskan pelukan.

Kalimat yang akan keluar dari bibir Awang


terhenti saat mendapati wanita paruh baya yang
berdiri terpaku di pintu dapur. Rambut

9 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
sebahunya sudah diselingi surai putih. Keriputan
menghiasi wajahnya yang menua. Kesesakan
muncul di dada Awang saat menatap sorot
lembut sang ibu yang berhias air mata.

Melepaskan pelukan Mayang, Awang


melangkah lebar berusaha mengukir senyum
tipis. Lalu memeluk ibunya hangat dan erat.
Isakan tangis ibu membuat tumpukan rasa
bersalah mengisi dadanya.

"Kamu pulang, nak," ujar ibunya lembut.

Yang dijawab dengan anggukan Awang.

Untuk sepuluh tahun yang terlewat.


Pelukan hangat seorang ibu seolah
mengobatinya dari segala rasa sakit yang
ditorehkan semesta yang tak lagi ramah.

10 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Ibu kangen banget sama anak ibu."

Awang memejamkan matanya, menghirup


aroma ibu yang nyaris hilang dari benaknya.

"Ibu sehat?" tanyanya setelah


menguraikan pelukan.

"Alhamdulillah sehat, kamu sehat kan?"

Tangan berhias keriput itu mengusap pipi


Awang yang berjambang. Air mata ibu kembali
luruh melihat wajah anaknya yang tak bisa
disentuhnya dalan satu dasawarsa. Meski
kadang Awang pulang sepekan dalam tiga atau
empat tahun.

"Mas Awang," sapaan Rendra, suami


Mayang membuat Awang menoleh.

11 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rendra menggandeng gadis cilik berusia
empat tahun, sementara sebelah tangannya
menggendong bayi laki-laki yang baru berumur
sebulan. Mayang mengambil alih gendongan
Pandu, putranya sehingga Rendra bisa
menyalami Awang.

"Kenapa nggak bilang-bilang Mas, kan bisa


aku jemput di bandara."

"Nggak papa, naik gojek tadi," balas


Awang.

...

Rinai yang sedari tadi duduk diam di pantri


mengamati adegan pertemuan keluarga itu
tanpa terlewat sedetikpun. Kunjungannya
kemari untuk menjenguk sahabat SMA-nya,
Mayang yang baru saja melahirkan. Sama sekali

12 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
tak menyangka jika akan disuguhi pemandangan
haru.

Hingga kemudian tatapan matanya


bertemu dengan iris kelam Awang yang
menatapnya lekat untuk beberapa saat.
Menjadikan Rinai salah tingkah hingga kemudian
menundukkan pandangan. Iris gelap itu masih
memiliki sorot yang sama sejak dulu. Juga
masih memberikan efek yang sama pada
dirinya.

"Mas, ini Rinai temenku SMA, Mas Awang


juga kenal kan dulu," tutur Mayang membuat
Rinai mengangkat pandangan.

Namun tak berani menatap Awang yang


dari sudut matanya masih menatapnya lekat.

13 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang hanya mengangguk singkat tanpa
berkomentar. Lalu kembali meraih ransel hijau
tua yang tadi diletakkannya di lantai.

"Istirahat dulu di kamar. Nggak tahu


kenapa mungkin firasat ibu, tadi ibu pagi-pagi
bersih-bersih kamar kamu," ujar ibu yang
mengantar Awang ke kamar.

...

"May, aku jadi nggak enak," kata Rinai.

Kini mereka berganti duduk di taman.


Menghabiskan gado-gado yang tadi mereka
pesan lewat go-food.

"Kenapa?"

"Ya nggak enak aja, ada di sini saat... Mas


Awang pulang."

14 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Mayang tampak santai menyuap. Sesekali
melihat Pandu yang tidur terlelap di stroller.
Sementara Andini, anak perempuannya duduk
nyaman main barbie.

"Ya nggak papa, kamu kan udah kayak


keluarga. Mas Awang juga kenal kamu sejak
dulu," tutur Mayang.

Rinai dan Mayang sudah bersahabat dekat


sejak SMA. Keduanya selalu kemana-mana
berdua. Bahkan juga sudah saling kenal
keluarga. Mayang dan Rinai dulu suka
bergantian menginap jika libur sekolah.

Keduanya berpisah saat kuliah di


universitas berbeda. Mayang di UGM sementara
Rinai melanjutkan ke Inggris. Namun
persahabatan mereka tetap terjalin hingga umur
keduanya sudah kepala tiga.
15 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Aku juga nggak tahu kalau Mas Awang
pulang hari ini. Sebulan lalu dia telepon emang
katanya mau pulang. Tapi nggak ngasih tahu
kapan pastinya," kata Mayang.

"Anty aku mau jus jeruk," celetuk Andini.

Rinai mengambil gelas jus jeruknya saat


Andini mendekat. Lalu mengarahkan sedotan ke
mulut mungil gadis cilik itu.

"Makan yaa, anty suapin yaa?" ujar Rinai


yang dijawab anggukan kecil Andin.

Setelahnya, Rinai dengan telaten


mendekatkan kursi Andin di dekat kursinya.
Membuka mangkuk berisikan sup makaroni. Lalu
menyuapi anak perempuan Mayang tersebut.

16 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Tadi mama suapin nggak mau, sama anty
Nai mau," komentar Mayang mengusap pelan
rambut anaknya.

Rinai menggigit bibir dalamnya pelan. Ragu


apakah akan bertanya atau tidak. Hingga
kemudian dia mencoba suaranya tetap datar.

"Emm... Mas Awang.. dia pulang atau..."

Kata-kata Rinai tak selesai. Dia baru akan


menyesali ucapannya saat Mayang lebih dulu
menangkap maksudnya.

Wanita yang sudah melahirkan dua anak


itu mengangguk kecil.

"Nggak tahu, tapi kayaknya pulang ini lebih


lama dari biasanya yang cuma seminggu."

...

17 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang membuka jendela kamarnya saat
ibu masuk membawakan nampan kecil ke
kamar.

"Es krampul kesukaan kamu, sama bolu,"


kata Ibu.

Awang melempar asal handuk yang


digunakannya untuk merapikan rambut
basahnya sehabis keramas. Air Jogja rasanya
juga berbeda dari air di Lombok. Membiarkan
rambut panjang setengkuknya tak tersisir,
Awang meneguk es krampul buatan sang ibu.

"Rasanya masih kayak dulu," ujarnya


membuat ibu tersenyum.

Pintu kamarnya terbuka saat Mayang


masuk ke kamar.

18 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Ibu, Nai mau pamit pulang," kata Mayang.

Membuat ibu beranjak dari duduknya di


tepi kasur Awang. Lalu melangkah keluar kamar.

"Oh iya, ibu mau bawain bolu nitip buat


mama papa Nai."

Awang kembali mengarahkan


pandangannya ke luar jendela. Menikmati detik
demi detik dirinya kembali ke rumah.
Memejamkan mata sekilas saat bayangan
dirinya di masa muda menghabiskan waktu di
rumah yang sebagian dari kayu ini.

"Nai naik grab tadi, Mas nggak mau


nganter."

19 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Perkataan Mayang membuat Awang
membuka mata. Menatap sang adik dengan
kening berkerut.

"Nai sudah menikah enam tahun lalu," kata


Mayang dengan nada sendu.

Awang meletakkan gelasnya yang sudah


kosong.

"Tapi pernikahannya cuma bertahan


setahun, dia bercerai. Aku sedih banget lihat
keadaan dia dulu. Waktu cerita pertama kali
padaku, dia bener-bener nangis dan terpuruk.
Aku nggak ngerti kenapa ada laki-laki yang
menyakiti wanita sepertinya, sesempurna Nai."

Pikiran Awang yang tadinya mulai terasa


tenang mendadak penuh mendengar perkataan
adiknya. Namun dia tak berkomentar. Hingga

20 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Mayang berjalan keluar kamar. Dari jendela
kamarnya, Awang melihat Rinai yang keluar
pintu rumahnya, berjalan ke gerbang.
Langkahnya pelan, sebelah tangannya
menyampirkan hijabnya ke sisi bahu. Seketika
Awang berbalik, meraih jaket hitamnya yang
tergeletak di sofa kamar.

"Pinjem kunci mobil," ujarnya membuat


langkah Mayang terhenti.

21 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~ Ib

"Aku anterin."

Dua kata itu membuat Rinai yang membuka


gerbang lantas menoleh. Mendapati Awang yang
mengikat asal rambut setengkuknya.

"Eh, nggak usah Mas.. aku udah pesen


Grab."

Suara mobil yang berhenti di depan rumah


membuat keduanya menoleh. Kaca pintu depan
terbuka dan seorang pria melongok keluar.

"Kak Rinaira ya?"

22 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinai baru akan menjawab saat Awang
lebih dulu mendekat. Mengeluarkan dua lembar
lima puluh ribuan dari dompet.

"Sorry Bang, di-cancel ya," kata Awang


dengan santainya.

Sang sopir lantas mengiyakan dan


melajukan mobilnya. Rinai yang masih bingung
hanya berdiri diam di samping gerbang.

"Ayo," kata Awang yang lantas masuk


mobil milik Mayang.

Namun hingga beberapa detik terlewat,


Rinai tak juga menyusul. Dalam kepalanya
memikirkan alasan untuk menolak.

23 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Kenapa? kamu nggak mau semobil sama
yang bukan muhrim?" tanya Awang membuat
Nai menoleh.

Hingga kemudian wanita itu melangkah


pelan ke sisi mobil. Lalu duduk di kursi
penumpang di sisi Awang.

Keduanya tak ada yang buka suara sampai


mobil melaju ke jalan raya. Nai duduk
memegangi tali goodie bag berisikan bolu titipan
ibu. Pandangannya mengarah ke luar.
Sementara Awang tampak santai menyetir. Tak
terlihat kaku meski sudah bertahun-tahun tidak
mengemudi di jalanan Jogja.

"Rumah kamu masih yang dulu?"

Pertanyaan itu membuyarkan lamunan


Rinai yang lantas menoleh.

24 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Iya," jawabnya pelan yang diangguki
Awang.

Dulu Awang beberapa kali mengantarnya


pulang saat Rinai main ke rumah Mayang. Laki-
laki itu juga kenal dengan keluarganya.

Setelahnya mereka kembali diam. Rinai


merasakan canggung karena berdua dengan
laki-laki. Terlebih hubungan mereka tidak dekat.
Bertahun-tahun tidak ketemu pula. Namun
tampaknya Awang sama sekali tidak merasakan
canggung.

Sejak perpisahannya dengan sang suami.


Rinai begitu membatasi interaksinya dengan
lawan jenis. Apalagi hanya berdua begini. Dia
merasa tak nyaman.

25 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Keningnya berkerut samar saat Awang
membelokkan mobilnya ke sebuah coffee shop.

"Mampir bentar," kata Awang yang tak


menunggu persetujuan Rinai.

Sekali lagi Rinai berusaha menahan


kekesalannya dengan sikap semena-mena dari
kakak sahabatnya itu. Dia menyesali kenapa tadi
tidak jadi naik Grab saja.

Awang mematikan mesin mobil, melirik


Rinai yang tak berhasil menyembunyikan wajah
cemberutnya. Alis Awang justru naik sebelah
dengan seringai kecil di sudut bibirnya.

"Kenapa? kamu masih aja takut denganku


sejak dulu?"

26 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Menjadikan Rinai menoleh dan tatapan
keduanya bertemu. Iris gelap Awang menyorot
jenaka mendapati ekspresi Rinai yang tampak
begitu canggung. Namun laki-laki itu tak
menggubrisnya dan keluar dari mobil. Sebelum
Rinai sempat mengutarakan keinginannya untuk
lanjut pulang dengan nge-Grab.

Menghembuskan nafas pelan, Rinai ikut


turun. Dia tak tahu bentar yang dimaksud
Awang berapa lama. Bisa jadi setengah jam
atau mungkin satu jam.

Keduanya berjalan ke dalam kafe dengan


langkah Rinai yang selangkah di belakang.
Tubuh tinggi Awang menghalau sinar matahari
yang masih menyengat di jam dua siang.
Menjadikan tubuh kecil Rinai terlindung
bayangannya.

27 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Aku nggak takut sama kamu," gumam
Rinai nyaris berbisik.

Namun Awang yang bisa mendengarnya


menoleh. Mendapati Rinai yang berjalan
menunduk. Awang mendorong pintu kaca kafe
dengan tubuh miring. Tanpa kata membiarkan
Rinai masuk lebih dulu. Sebelah tangannya
masih menahan pintu hingga kemudian dirinya
melangkah masuk.

Dingin AC menyambut keduanya begitu


masuk. Mengusir panas dari terik di luar. Rinai
mengekori dalam diam saat Awang melangkah
ke sebuah meja yang sudah ditempati seorang
lelaki berusia tiga puluhan.

Andre yang tadinya duduk lantas berdiri


melihat kedatangan Awang. Senyum lebar
segera tersungging.
28 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Balik juga bro, kirain udah jadi pelaut,"
sapa Andre menyalami Awang.

Awang membalasnya dengan senyum tipis.

"Gimana? ada?" tanya Awang.

Mereka duduk di bangku kayu. Andre


menyodorkan amplop cokelat. Berbarengan
dengan seorang pelayan wanita yang
menanyakan pesanan.

"Espresso... kamu?" tanya Awang menoleh


pada Rinai.

Yang dijawab gelengan pelan oleh Rinai.

"Espresso sama vanilla latte," ujar Awang


pada pelayan.

29 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Mengabaikan kerutan samar di kening
Rinai. Andre menyalakan iPad dan menampilkan
beberapa mobil.

"Beneran mau sedan? nggak bisa offroad


ntar."

Rinai mendapati Awang yang sibuk melihat


deretan foto mobil di iPad Andre. Kedua lelaki itu
mengobrol soal mobil yang tidak diketahui Rinai.
Sehingga dia hanya diam memainkan ponselnya.

"Makasih mbak," ujarnya saat pelayan


mengantarkan espresso dan vanilla latte
dalam cup.

Rinai menggeser espresso ke hadapan


Awang. Lalu menusuk sedotan di cup vanilla
latte-nya.

30 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Nggak balik lagi ke Lombok?" tanya Andre
begitu Awang sudah menentukan mobil yang
diinginkannya.

"Nggak tahu, kerjaan di sana."

Awang menyandarkan punggungnya ke


kursi. Meminum espresso hingga setengah.

"Bisnis loe kan dimana-mana," komentar


Andre dengan senyum lebar.

Sementara Awang hanya menanggapi


dengan senyum simpul.

"Ntar habis isya gue suruh orang anter ke


rumah sekalian surat-suratnya, beres."

Tatapan Andre lantas beralih pada Rinai


yang sedari tadi menyibukkan diri dengan
ponselnya.

31 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Adik loe?"

Pertanyaan itu membuat Rinai mengangkat


pandangan. Mendapati Andre yang menatap
dengan senyum sopan padanya. Lalu Rinai
menoleh ke Awang yang juga sedang
menatapnya.

Laki-laki itu lantas mengalihkan pandangan


ke Andre dan menjawab singkat.

"Bukan."

...

Mobil audi milik Mayang yang dikemudikan


Awang berhenti di sebuah rumah dua lantai
bercat abu-abu. Rumah yang agak berbeda dari
yang diingatnya dulu. Mungkin karena sudah
dilakukan beberapa kali renovasi.

32 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Segera Rinai mengambil bag berisi kue
bolu di kursi belakang. Lalu membuka pintu
mobil.

"Makasih Mas," ujarnya singkat.

Tak repot-repot menawarkan Awang untuk


mampir. Rinai segera turun dan berbarengan
dengan kakak lelakinya keluar rumah. Randra
yang melihat adiknya diantar seorang pria lantas
mendekat. Bertanya lewat tatapan yang tidak
dijawab Rinai.

Baru akan mengajak kakaknya masuk,


sebuah sapaan dari arah belakang Rinai
membuat wanita itu memejamkan mata.

"Mas, apa kabar?"

33 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Randra tak segera menjawab dan menatap
lekat dari ujung kaki ke ujung rambut lelaki yang
keluar dari mobil. Hingga kemudian senyum
kekagetan tersungging di bibirnya.

"Awang? Ya ampun ga nyangka banget.


Udah balik dari Lombok?"

Randra segera mendekat menyalami


Awang.

"Baru tadi pagi," jawab Awang.

Ajakan santai Randra membuat kening


Rinai berkerut.

"Mampir dulu, mama papa pasti kaget


banget lihat kamu di sini. Yuk masuk."

Belum sempat Awang menjawab, ayah


Rinai lebih dulu keluar dari rumah. Tampak rapi

34 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
dengan baju koko putih dan rambut agak basah
setelah wudhu.

"Pa, ada Awang Pa," kata Randra setengah


berteriak.

Pria paruh baya itu berjalan mendekat dan


memperlihatkan kekagetan yang sama seperti
saat Randra melihat Awang.

"Awang? astaga beneran ini kamu? Udah


lama banget nggak ketemu. Banyak berubah
kamu sekarang," ujar papa Rinai.

Awang mengulas senyum sopan dan


mengulurkan tangan untuk menyalami.

"Jangan langsung pulang, ngobrol dulu.


Gilak udah lama banget bro," kata Randra.

35 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Tangan kanan papa Rinai menepuk pelan
lengan atas Awang yang berbalut jaket.

"Ikut ke masjid yuk, ashar dulu habis itu


kita ngobrol-ngobrol," ajak papa Rinai.

Dari tempatnya berdiri, Rinai menatap


dengan mata menyipit pada Awang yang
tampak santai menyapa papa dan kakaknya.
Hingga kemudian lelaki itu ikut ke masjid
dengan Randra dan sang papa.

Rinai masih berdiri di depan rumah hingga


ketiganya menghilang di belokan gang. Nai
menghembuskan nafas panjang, melepaskan
nafasnya yang tanpa sadar tertahan sejak tadi.
Dirinya lantas melangkah masuk ke rumah.

Sengaja Rinai memutar musik dari spotify


untuk mengisi kamarnya agar tak mendengar

36 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
obrolan di taman samping rumah. Meski samar
masih juga tertangkap telinga betapa antusias
anggota keluarganya mengobrol dengan Awang.

Ketukan singkat di pintu diiringi dengan


Natasha, kakak iparnya yang menggendong
Ifani.

"Kamu kok di sini sih, nggak bilang-bilang


tadi dianter Awang. Turun gih, pada ngobrol di
bawah tuh," kata Natasha.

Namun Rinai tak juga beranjak dari


rebahan di ranjang dan tangan sibuk dengan
ponsel. Hingga Natasha mencubit pelan perut
adik iparnya.

"Aduh... apa sih?" balas Rinai.

37 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Turun, dipanggil mama," kata Natasha
lantas beranjak keluar.

Rinai sungguh malas untuk ikut bergabung.


Namun tetap menarik asal jilbab langsungan
berwarna mocca yang tergantung di dekat
almari. Mengikat rambut panjangnya dan
memakai hijab.

Akhirnya Rinai ikut bergabung di taman.


Mendudukkan diri di samping Natasha. Namun
tak ikut dalam obrolan riuh antara Papa, Mama,
Randra dan Awang. Rinai justu menggoda Ifani
dengan mengambil potongan buah pir di tangan
bayi berumur setahun itu. Menjadikan Ifani
merengek kecil. Rinai tertawa pelan mengecup
pipi keponakannya. Meminta Ifani dari pangkuan
Natasha untuk didudukkan di pangkuannya.

38 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Saat pandangannya mendongak, Rinai
membeku begitu iris gelap Awang
memperhatikannya lekat. Tak ada senyum di
raut datar dan terkesan dingin itu. Orang yang
tak kenal akan menilai Awang pria yang sulit
didekati dan keras. Rinai yang ikut balas
menatap merasa tak nyaman dengan iris Awang
yang seolah mengulitinya. Hingga kemudian
kata-kata mama membuat pandangan keduanya
berakhir.

"Awang datang ya ke nikahan Raesya dua


minggu lagi."

39 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~ Ic

Awang menghisap panjang rokoknya lalu


menghembuskan pelan. Membuat asap dari
batangan nikotin itu menguar di sekeliling. Kopi
hitamnya tinggal separuh. Jam sudah
menunjukkan pukul sebelas malam namun dia
belum juga beranjak ke dalam rumah.
Membiarkan hawa dingin dan suara nyamuk
menemaninya menghabiskan malam.

Kepalanya penuh bak benang kusut. Yang


kini coba diuraikannya satu per satu. Ada rasa
sakit begitu melihat tangis dan luka yang
ditorehkannya pada ibu akibat tindakannya.
Awalnya Awang ingin merahasiakannya.
Setahun dia berurusan dengan hukum karena
40 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
terjerat narkoba. Dengan tujuh bulan rehabilitasi
akibat tindakannya mengonsumsi ganja.

Dia bukan pecandu, tubuhnya masih dalam


kendali jika tidak mengonsumsi barang haram
tersebut. Namun ada beberapa saat dirinya lalai
dan berakhir dengan mengonsumsi narkoba.
Untuk sekedar menenangkan diri, sekedar
mendapat tidur nyenyak, sekedar melupakan
sejenak himpitan masalah yang membuat
kepalanya nyaris meledak sakit.

Hingga pergaulan mengantarkannya ke


lubang hitam itu. Hanya setahun Awang berada
di lingkar tersebut. Hingga kemudian dia harus
berurusan dengan polisi.

Saat masuk sel dan berlanjut rehab,


Awang tak memberi tahu keluarganya. Toh
mereka tak akan tahu karena jarak Lombok dan
41 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Yogja. Hingga kemudian sebulan sebelum
selesai rehab, dia memberitahu ibu dan Mayang.
Masih ingat bagaimana tangis pilu ibu saat dia
menelepon. Tangis dari wanita yang
melahirkannya itu menggoreskan luka-luka di
hatinya.

"Pulang Nak, pulang ke rumah."

Kalimat itu dikatakan di sela isak tangis


ibu. Awang tak bisa menolak. Hingga kemudian
setelah bebas rehab dia memutuskan pulang ke
Yogya. Meninggalkan 10 tahun hidupnya di
Lombok.

Nyaris seperti mimpi dia kembali ke Jogja.


Dia tidak suka tinggal di sini, dengan banyak
kenangan indah dan sedih bercampur. Dengan
banyak luka yang ditorehkan dan belum
sembuh. Dia ingin hidup yang dirajutnya sendiri
42 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
di Lombok. Namun mengabaikan permintaan ibu
jelas tidak bisa dilakukannya.

...

Rinai mengamati lalu lalang kendaraan di


jalan dari balik jendela lantai tiga
gedung store RSyafa. Jam masuk kerja
membuat jalanan padat. Beberapa kali
terdengar klakson mobil dan motor. Dia hanya
mengamati tanpa ada pemikiran tertentu.

Pandangannya turun pada jari manisnya


yang kosong. Jari manis yang bertahun-tahun
lalu pernah berhias cincin. Yang hanya bertahan
setahun sebelum kembali dilepas.

Dulu di usia awal dua puluhan dia memiliki


segudang rencana dalam hidupnya. Menikah
muda, honeymoon ke negara-negara indah,

43 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
setelah itu punya anak. Namun semua rencana
itu buyar setelah pernikahan. Rinai menggeleng
mengabaikan ingatan itu.

Kini di usianya di tigapuluh dia justru tak


memiliki rencana apapun. Hidupnya menjalani
hari demi hari. Menjalani takdir yang akan
menghampirinya. Sebagian besar waktunya
untuk berkarier dengan RSyafa. Sebagian yang
lain kadang masih bertemu dengan teman-
temannya. Yang semakin lama semakin
berkurang karena teman-teman pastinya juga
lebih ingin menghabiskan waktu dengan suami
dan anak-anaknya sendiri.

RSyafa, bisnis pakaiannya bersama sang


adik, Raesya memiliki beberapa cabang di kota
besar. Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang

44 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
dan Solo. Memproduksi pakaian muslimah. Juga
mukenah, hijab sampai aksesoris wanita.

Alasannya tak punya banyak mimpi


sebagian besar karena dia tak mau menaruh
banyak harapan. Terutama pada orang-orang.
Pergantian status dari menikah kemudian
menjadi janda di usia yang masih terbilang
muda kala itu mencipta ketakutan besar dalam
dirinya. Yang hingga kini masih mendekam di
hatinya.

Perceraian menjadi kegagalan terbesar di


hidupnya. Menjadi titik balik untuk hidupnya
yang semula tertata rapi. Rinai mencoba
menguatkan dirinya. Menghadapi perceraian
sama seperti wanita-wanita di luar sana yang
menghadapi perpisahan dengan lebih lapang.
Terlebih dirinya belum memiliki anak.

45 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Dia ingin melepaskan masa lalu dengan
memulai lembar baru. Liburan menyenangkan
dengan teman-teman. Upload berbagai foto
kece di sosial media. Memulai kencan dengan
laki-laki. Tapi nyatanya semua itu begitu sulit
untuknya. Bahkan setelah hampir enam tahun
berlalu. Label 'janda' membuatnya tidak percaya
diri bahkan kadang takut. Dengan berbagai
pandangan miring di luar sana. Sungguh banyak
ketakutan dalam dirinya untuk kembali
melangkah, terutama dalam urusan asmara.

Entah berapa tahun lagi dia terus


mendekam dalam kesendiriannya. Saat semua
teman-temannya mulai ramai postingan bahagia
dengan keluarga dan anak. Ada rasa iri, rasa
sakit hingga kesedihan yang
dimanifestasikannya dalam tangis di doa-doa
malamnya.
46 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
...

Mayang meletakkan sepiring martabak ke


meja kayu. Melihat sang kakak yang sibuk
memotong kayu di table saw. Di samping rumah
ada sebuah bangunan yang dulu biasa dipakai
bapak mengerjakan hobi sekaligus
pekerjaannya, yaitu pertukangan. Membuat
meja, kursi dan berbagai jenis furniture kayu.
Hobi yang menurun pada Awang. Bapak
memiliki bisnis furniture yang dikelola oleh
Awang dan Mayang. Ada beberapa
cabang store di beberapa kota besar di pulau
Jawa. Ada di Bali, Batam dan Lombok.

Semenjak Awang stay di Lombok dia


mengurusi bisnis bapak dari jauh. Secara teknis
ditangani oleh ibu dan Mayang. Karena Awang
juga memiliki pekerjaannya sendiri di Lombok.

47 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Kemarin kok lama pas nganterin Nai," ujar
Mayang setelah Awang mematikan mesin
pemotong.

Awang menoleh sekilas pada adiknya yang


duduk di meja dengan kaki menyilang. Lalu
menata balok-balok kayunya berjajar menjadi
kerangka kursi gantung.

"Ngobrol bentar sama keluarganya," balas


Awang singkat.

Suara sander machine untuk


menghaluskan kayu mulai terdengar. Awang
duduk di bangku dengan tangan-tangan yang
terampil menghaluskan kayu dengan mesin
amplas tersebut. Rambut panjangnya diikat asal.
Dia hanya mengenakan celana kargo cokelat tua
selutut dan kaus polos abu-abu.

48 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Tadi Mama Nai nelepon, ngobrol sama ibu
ngundang untuk nikahan Raesya," kata Mayang.

Perempuan yang mengenakan daster


bunga-bunga merah muda itu menatap
abangnya lekat. Meski Awang tidak menjawab
dia tahu laki-laki itu mendengarkan.

"Jangan nyakitin Nai."

Satu kalimat itu membuat kening Awang


berkerut.

"Nai nggak sama dengan perempuan-


perempuan Mas Awang. Jangan main-main,"
kata Mayang memperingatkan.

"Emang gue apain," kata Awang pendek.

Mayang mengambil jeda sejenak. Menatap


lebih tajam pada kakaknya.

49 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Aku nggak tahu, cuma ada firasat kalo
ada apa-apa di antara kalian... sejak dulu."

Awang balas menatap adiknya dengan


tatapan datar. Kalimat itu mengusiknya.

"Nai, dia menjaga jarak dengan lelaki sejak


perpisahannya dengan Dito. Dia nggak pergi
berdua dengan lelaki karena merasa nggak
nyaman. Hatinya seolah tertutup. Jangan
mendekatinya untuk main-main."

Setelah mengatakan itu Mayang lantas


kembali ke dalam rumah. Meninggalkan Awang
yang mematung menatap adiknya menjauh.
Laki-laki itu lantas berdiri mematikan mesin.
Meninggalkan pekerjaannya yang belum selesai.
Meraih kotak rokok dan korek di meja lalu
berjalan ke belakang rumah.

50 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Aneh mendengar peringatan Mayang yang
secara tersirat memintanya menjauhi Nai.
Mayang menjadi orang yang paling
mengenalnya dan juga begitu mengenal Nai.
Awang paham bagaimana Mayang mencoba
mengatakan bahwa dirinya lelaki yang tidak
masuk lingkar lelaki untuk Nai. Kehidupannya
terlalu gelap untuk Rinaira.

Jari-jari Awang menggeser layar ponsel


melihat sekitas deretan postingan Ardhito
Pramudya, mantan suami Nai.

"Bodoh," ujar Awang pelan.

Kenapa wanita itu bisa begitu bodoh


dengan terjerat lelaki semacam Dhito.
Tak perlu harus mengenal jauh untuk tahu sosok
Dhito. Lelaki dengan kata-kata manis yang sadar

51 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
dan bahkan bangga dengan pesonanya seperti
itu jelas dikelilingi banyak wanita.

Deretan postingan Dhito juga


menjelaskannya dengan mudah. Foto-foto
liburan mewah bersama teman-temannya ke
Marina Bay. Sampai kemudian jari Awang
berhenti pada satu unggahan dua bulan lalu.
Di rooftop hotel berbintang, Dito berlutut
menyodorkan cincin pada wanita dress hitam
dengan belahan hingga paha.

She said yes❤

Laki-laki itu melamar seorang wanita. Seorang


wanita yang jauh berbeda dengan sosok Nai.

...

52 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Besok jadi ke Jakarta?" tanya ibu saat
berkumpul makan malam.

Awang menyelesaikan makannya dan


meneguk segelas air putih.

"Iya Bu, aku berangkat jam sembilan,"


jawab Awang.

Besok dirinya akan ke Sayemba Furniture


di Jakarta. Gudang terbesar ada di Jakarta, Jogja
dan Bali. Sementara lainnya hanya store yang
menerima pengiriman barang.

"Kamu nggak balik lagi kan, di Jogja


terus?"

Pertanyaan ibu membuat Mayang dan


suaminya yang juga duduk di meja makan

53 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
menghentikan aktivitasnya. Ikut menanti
jawaban pria berkaus dongker tersebut.

"Nggak tahu Bu, aku juga punya kerjaan di


Lombok," jawab Awang akhirnya.

Jawaban yang membuat desah kecewa


sang ibu. Namun tidak mengeluarkan protes
pada anaknya. Lantaran paham benar keinginan
sang putra tak lagi menetap di Jogja.

54 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~ Id

Rinai meneguk minumannya tanpa minat.


Menjaga sopan santunnya di depan wanita
paruh baya dan lelaki seumuran dengannya
yang duduk di depannya. Arief dan sang mama,
yang merupakan kenalan Tante Denisa, adik
mamanya. Tentu saja merupakan permintaan
mamanya ke Tante Denisa untuk menjodohkan
Nai.

"Rinai kapan-kapan main ya ke rumah


Tante."

Perkataan itu membuat Nai mendongak.


Lalu mengukir senyum tipis sebagai jawaban.
Teman kuliah dari Tante Denisa itu terlihat

55 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
menunjukkan antusias perjodohan. Sementara
Arief lebih santai.

Keduanya lantas berpamitan pulang. Nai


menghembuskan nafas pelan. Ini bukan kali
pertama ada lelaki yang ingin berkenalan
dengannya dengan motif perjodohan.
Keputusannya masih sama sejak bertahun-
tahun lalu. Dia masih belum ingin membuka
hati. Atau lebih tepatnya belum ada lelaki yang
membuatnya bisa membuka hati.

"Gimana?" tanya Tante Denisa.

"Tan, udah jangan lagi jodohin-jodohin


begitu. Kalau mama yang minta bilang aja aku
yang nggak mau kenalan," kata Rinai.

Tante Denisa mengangkat bahunya santai.

56 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Nggak ada salahnya bermula dari kenalan
dulu. Udah hampir enam tahun sejak
perpisahanmu. Mama dan papa kamu ingin lihat
kamu berumahtangga lagi."

Nai bukannya tak tahu soal orangtuanya


yang ingin melihatnya berumahtangga lagi. Di
umurnya yang tak lagi muda. Saat teman-
temannya sudah sibuk sebagai istri dan ibu,
sementara dia masih sendirian.

Masih teringat jelas bagaimana kenangan


malam itu. Saat dia pergi dari rumah Dito
kembali ke rumah orangtuanya. Nai menangis di
pelukan sang ibu lama sekali. Tidak bisa
berbicara mengungkapkan permasalahannya.
Setelah itu memeluk papanya, melantunkan
maaf berkali-kali. Karena gagal dalam
pernikahan, karena mempermalukan keluarga,

57 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
karena statusnya sebagai janda. Kesedihan
kedua orangtuanya menambah rasa sakit dalam
perpisahannya saat itu.

Meski tidak pernah secara gamblang


memaksanya untuk nikah lagi, Nai tahu jika
orangtuanya memikirkan bagaimana hidupnya.
Hal itu tak luput membuat rasa bersalah dan
bebannya bertambah.

"Jadi nggak mau dicoba dulu sama Arief?"

Pada pertemuan pertama tak ada yang


salah dengan sosok pria 31 tahun tersebut.
Mapan, parasnya juga tampan, sopan dengan
orangtua. Namun tak ada yang tahu dibalik
sikap itu. Dan Nai tak berniat mencari tahu lebih
dalam. Karena hatinya tak tergerak.

58 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Nai menggeleng pelan,"Aku nggak mau
memberi harapan."

Tante Denisa tak memaksakan jawaban


Nai. Dia hanya mengangguk pelan.

"Kapan kamu pulang ke Jogja, nikahan


Raesya?"

Sudah seminggu ini Nai kembali ke Jakarta.


Dia memang tinggal di Jakarta dan biasanya
akan pulang dua atau tiga bulan sekali ke
Jogja. Store utama bisnis pakaiannya ada di
Jakarta. Sementara Raesya disibukkan
mengurusi pernikahannya dengan Triyoga di
Jogja.

"Dua hari lagi aku pulang. Ikut bantu-


bantu nikahan Raesya."

59 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Ada rasa aneh di hatinya. Kembalinya ke
Jakarta salah satunya untuk menyiapkan hati
dengan berondongan pertanyaan kapan nikah
lagi oleh para sanak saudara.

...

Iris hitam gelap Awang menatap serius


pada layar PC di depannya. Mengecek laporan
keuangan Sayemba di bulan Mei. Alis tebalnya
terangkat saat menemukan kejanggalan.

"Kenapa minggu terakhir kosong


transaksi?"

Pertanyaan Awang membuat manajer


keuangan yang duduk di depannya menegakkan
punggung.

60 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Belum diinput Pak, bukti transaksinya
masih belum di tangan fisiknya," tutur
Rahajeng.

Awang menatap tak suka mendengar


jawaban itu.

"Sudah tutup bulan dan transaksi


keuangan masih tertunda. Berapa lama kamu
kerja di finance? Kalo nunggu bukti transaksi di
tangan laporan akan delay terus-terusan. Bisa
pakai softfile, scan," tutur Awang dengan nada
tegas.

"Baik Pak."

"Dua hari ini, laporan keuangan bulan ini


sudah ada di mejaku. Juga untuk laporan
keuangan dari semua cabang. Dari awal tahun,"

61 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
tutup Awang sebelum meminta Rahajeng keluar
ruangannya.

Salah satu pekerjaan yang tidak disukainya


yakni harus duduk di balik meja. Dia lebih suka
di gudang ikut mengasah kayu. Atau berkeliling
melihat kayu-kayu baru. Namun posisinya yang
menggantikan bapak sebagai pemilik
membuatnya mau tak mau harus terlibat
dengan berbagai laporan. Satu yang akhirnya
disanggupi Awang, daripada harus meng-
handle kerjasama klien atau manajemen
karyawan yang di-handle Mayang.

Lelaki dengan jeans hitam


dan sneakers abu-abu putih itu membuka
jendela ruangannya. Mengeluarkan kotak rokok
dan menyulutnya sebatang. Pandangannya
dipenuhi dengan kendaraan yang berjubelan di

62 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
jalan. Semua berlomba mencari uang,
kekuasaan dan pengakuan. Tak ada yang benar-
benar peduli dengan keadaan sekitar.

Derit klakson dan suara kendaraan


memenuhi gendang telinganya. Gedung-gedung
tinggi pencakar langit berjejeran. Dari kejauhan
terlihat bundaran HI yang diterpa terik matahari
di pukul satu siang. Bertahun-tahun tak
berkunjung, Ibu Kota sudah banyak menua.

...

Langkah keduanya sama-sama terhenti


dan saling menatap lekat. Memastikan yang di
depannya bukan hanya bayangan.

"Permisi."

63 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Satu suara itu membuat Awang yang
berdiri di tengah-tengah pintu Union lantas
menyingkir. Membiarkan pengunjung yang mau
ke dalam restoran bisa lewat. Begitupula Rinai
yang berdiri semeter di depan Awang, ikut
menyingkir.

"Kamu di Jakarta?" tanya Awang lebih


dulu.

Rinai mengambil jeda dua detik sebelum


menjawab.

"Aku memang tinggal di sini," jawabnya.

Sebelah tangan Awang masuk ke dalam


saku celana saat melangkah mendekat.
Membuat Nai menahan kakinya untuk tidak
mundur.

64 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Sama siapa?"

Pertanyaan pendek itu entah kenapa


membuat nafas Nai tertahan. Suara berat
Awang menimbulkan paksaan tersendiri yang
membuat orang lain harus menjawab.

"Sama temen tadi, ini udah mau pulang.


Duluan Mas," kata Rinai yang mengambil
langkah keluar restoran.

Namun kakinya terhenti di langkah ketiga.

"Temenin aku makan."

Nai berbalik dan menatap bingung


beberapa saat.

"Nggak ada acara kan sedari sini?"

65 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Harusnya Nai bilang dia masih ada acara,
ke store atau apalah. Sehingga dia tidak
berakhir duduk di meja menemani kakak
Mayang itu makan. Harusnya otaknya bisa
bekerja lebih cepat menemukan jawaban.

"Kamu mau makan apa?"

Pertanyaan itu membuat lamunan Nai


terhenti. Awang mendongak menatapnya.

"Aku udah makan tadi," kata Nai yang


hanya menyebutkan minum.

Awang lantas menyebutkan pesanannya.


Lelaki dengan kemeja putih yang dilipat hingga
siku itu menatap lurus ke Nai.

"Sejak kapan kamu tinggal di Jakarta?"

66 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Setelah lulus kuliah aku berkarier di
Jakarta."

Awang mengangguk sekilas. Menatap


ponsel Nai yang berdenting tanda
ada chat masuk. Nai meminta izin untuk
membalasnya sebelum kemudian sibuk
mengetik di ponsel pintarnya. Obrolan mereka
terjeda karena setelahnya Nai mengobrol cukup
lama di telepon. Hingga Awang memilih makan
makanan yang sudah diantarkan pelayan.

"Maaf, dari klien," kata Nai setelah


mematikan panggilan.

Awang menyodorkan ponsel hitamnya.


Membuat kening Nai berkerut.

"Nomormu," kata Awang singkat.

67 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Membuat Nai menerima ponsel yang
disodorkan Awang dan mengetikkan sebaris
nomornya meski dengan ragu.

"Kenapa Mas Awang di Jakarta?" tanya Nai


balik.

"Ngecek Sayemba di sini."

Setelahnya keduanya kembali terdiam.


Awang melanjutkan makannya dengan santai.
Sementara Nai memilih asyik dengan ponsel
untuk menyembunyikan kecanggungan. Di
pikirannya masih membayang pertanyaan
kenapa Awang memintanya menemani makan.
Kenapa laki-laki itu bersikap begitu santai seolah
mereka berteman baik. Padahal sejak dulu
interaksi mereka begitu canggung.

"Kenapa? kekasihmu nyariin?"

68 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Pertanyaan itu terlontar begitu saja saat
Awang melihat Nai begitu asyik dengan ponsel.
Namun pertanyaan itu tampaknya tidak begitu
disukai Nai yang memasang wajah agak kesal
lalu berubah datar setelahnya.

"Dia nggak marah kan kalau kamu


nemenin aku makan berdua gini," tambah
Awang.

Nai meletakkan ponselnya di meja.


Menyandarkan punggungnya di kursi dan
menatap lurus pada pria yang mengikat separuh
rambut setengkuknya itu . Memasang sikap
defensif.

"Bukankah pertanyaan itu terlalu pribadi


mengingat hubungan kita nggak sedekat itu."

69 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Kata-kata Rinai menghentikan aktivitas
makan Awang. Lelaki itu meneguk minumannya
hingga separuh. Awang membalas tatapan Nai
dengan punggung menyender di kursi.

"Mantanmu memesan yacht milikku ke


Nusa Penida untuk pesta sebelum
pernikahannya."

Awang mengatakannya dengan menatap


iris hitam Nai yang begitu rapat menutupi
perasaannya. Namun bisa dilihatnya telapak
tangan wanita itu menggenggam erat di atas
meja. Yang lantas disembunyikan di pangkuan.

"Apa maksudmu memberitahuku? Untuk


mencelaku karena ditinggal nikah mantan suami
lebih dulu? Untuk menghinaku karena gagal
berumah tangga? Untuk merendahkan statusku

70 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
sebagai janda?" tutur Nai dengan nada yang
dicoba tak bergetar.

Dia tak suka saat orang lain dengan begitu


semena menyinggung masalah pribadinya.
Terutama luka masa lalu yang susah payah
ditutupnya. Dia tak suka lelaki di depannya
berbicara dengan begitu mudah hanya untuk
mengingatkan pada kenangan buruknya.

"Hanya membuang waktu aku duduk di


sini," kata Nai yang segera meraih ponsel
dan sling bag lalu beranjak pergi.

Membuat Awang kaget tak menyangka


dengan reaksi tersebut. Awang sama sekali tak
berniat untuk menyinggung. Lelaki itu segera
beranjak mengejar Nai yang sudah keluar
restoran.

71 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Tangan Awang refleks meraih lengan Nai
untuk menghentikan langkah cepat wanita itu.
Yang segera ditepis Rinai.

"Sorry, aku nggak bermaksud," kata


Awang berdiri di depan Nai.

Rinai tak membalasnya dan melanjutkan


langkah. Membuat Awang kembali meraih
lengan wanita itu dengan lebih erat. Membuat
kemarahan Rinai semakin tersulut.

"Lepasin," kata Nai dengan nada dingin.

"Aku lepas, kamu dengar dulu aku bicara.


Maaf aku benar-benar nggak bermaksud
menyinggungmu. Apalagi menghinamu, sama
sekali nggak ada maksud," tutur Awang tak
melepas pegangan tangannya di lengan Nai
yang terbalut blouse panjang warna baby blue.

72 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang mengambil langkah lebih dekat.
Berdiri tepat di hadapan Rinai. Sedikit merunduk
untuk melihat wajah Nai yang menunduk. Satu
pukulan tak kasat meninju dadanya saat
mendapati sebutir air mata Nai jatuh ke pipi.
Awang terdiam melihatnya. Sama sekali tak
menyangka kata-katanya menimbulkan reaksi
begitu dalam dari Nai.

Rinaira semakin menunduk


menyembunyikan tangisnya.

"Maaf, please jangan nangis," kata Awang


yang begitu merasa bersalah.

Sebelah tangannya yang bebas


menggenggam lengan Nai mengepal. Mencegah
dari mengusap air mata di pipi putih Nai. Karena
tahu wanita itu tak suka dengan sentuhan
tangan langsung.
73 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Dalam hati Awang mengumpati dirinya
yang bertindak brengsek. Juga menerka-nerka
seberapa dalam luka Nai dari perpisahannya
hingga hati wanita itu begitu rapuh.

74 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~ Ie

Awang mengemudikan mobilnya di jalanan


malam Ibu Kota. Nai duduk sejauh mungkin
merapat ke pintu mobil. Pandangannya
mengarah keluar jendela. Awang tak mau
memaksa wanita itu bersuara. Tak menolak
diantar pulang saja sudah syukur setelah
pertengkaran kecil tadi. Mobil berhenti di sebuah
rumah bergaya skandinavian dua lantai.

"Masih marah? Maaf," ulang Awang


menatap ke samping.

75 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Nai tak memberikan tatapan balik. Raut
wajahnya lebih tenang. Namun kata-katanya
kemudian cukup mengagetkan Awang.

"Maaf reaksiku berlebihan, aku jadi sensitif


saat menstruasi," kata Rinai.

Wanita dengan hijab biru muda itu


menoleh ke Awang.

"Terima kasih sudah mengantarku."

Gerakan tangan Nai terhenti saat


membuka pintu mobil. Awang
menyodorkan bag kecil berwarna cokelat.

"Apa ini?" tanya Nai.

"Ambil aja, anggap permintaan maafku."

"Aku nggak mau menerimanya..."

76 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Kasih ke mbak kalau nggak mau, aku
nggak suka makanan manis. Itu tadi dari klien,"
potong Awang.

Malas berdebat, Rinai akhirnya menerima


bag tersebut dan mengucapkan terima kasih.
Awang membuka kaca mobil hingga separuh.
Mengangguk singkat saat berpamitan.

"Hati-hati menyetirnya," balas Nai.

...

Jarum jam sudah menunjukkan angka


22.30 saat Rinai keluar kamar mandi. Santai
dengan baju tidur polos berwarna ungu muda.
Ketika mengambil ponsel di nakas
pandangannya tertuju pada bag pemberian
Awang. Yang lantas diambilnya.

77 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Tangannya menemukan box chocolate.
Butir-butir chocolate itu menggodanya untuk
makan. Nai menahan diri karena sudah terlalu
larut makan makanan manis. Juga karena
dirinya sudah sikat gigi.

Aku nggak suka makanan manis.

Kalimat itu kembali terngiang di kepalanya.


Karena dulu sekali saat Nai masih berbaju putih
abu-abu. Saat Awang masih menjadi mahasiswa
teknik di UGM. Saat Nai masih menjadi anak
SMA. Di satu momen, laki-laki pernah
mengatakannya.

Aku nggak suka makanan manis, untukmu.


Udah jangan nangis lagi.

...

78 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Flashback

Awang memarkir motornya di garasi


sepulang kuliah. Sepatu bertali yang bukan milik
adiknya terletak di samping pintu, milik Nai.
Gadis bernama Rinaira, sahabat Mayang itu
sudah sering kali ke rumahnya. Bahkan
beberapa kali menginap. Keluarga juga sudah
kenal. Nai dan Mayang bersahabat dekat sejak
SMP.

Belum sempat membuka pintu rumah,


suara motor yang berhenti di depan rumah
membuatnya menoleh. Dua orang pria dengan
seragam putih abu-abu turun dan tampak
sungkan melihatnya. Awang menampilkan
wajah datar. Menilai dari atas ke bawah dua pria
tersebut. Selama ini Mayang sangat jarang

79 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
hampir tidak pernah bawa teman pria ke rumah.
Karena sikap abangnya yang menyebalkan.

"Maaf Mas, bener ini rumah Mayang ya?"


tanya seorang yang mengenakan jaket biru tua.

Awang mendekat ke gerbang mengangguk


singkat.

"Cari siapa?" tanyanya dengan suara yang


tak ada ramahnya.

Membuat pria dengan nama Satrio


di nametag itu tersenyum canggung.

"Emm.. Rinaira ada di sini nggak ya?"

Awang tak segera menjawab, memberikan


tatapan menyelidik. Hingga memberikan
jawaban lugas.

80 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Nggak ada."

Satrio melongokkan kepala ke dalam


rumah dengan pintu tertutup itu. Pertanyaannya
belum sempat diutarakan saat nada Awang
terdengar tak menyenangkan.

"Ada lagi?"

Sontak Satrio menggeleng pelan. Sebelum


sempat mengucapkan terima kasih dan pamitan,
Awang lebih dulu berbalik, membuka pintu dan
masuk rumah.

Enak saja rumahnya untuk abg pacaran.


Mentang-mentang ibu dan bapak lagi ke
Surabaya. Kaki Awang melangkah ke kamar
Mayang. Tempat biasanya adik dan sahabatnya
itu biasanya menghabiskan waktu bersama. Dia

81 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
ingin memberikan teguran karena ada dua lelaki
yang beraninya datang ke rumah.

Tangan Awang sudah di handle pintu dan


batal mendorong saat mendengar suara tangis.
Bukan tangis Mayang. Awang membatu di balik
pintu. Tangis itu terdengar samar di telinganya
namun jelas dari kamar Mayang.

"Udah Nai, nggak usah ditangisin laki-laki


kayak gitu. Untung ketahuan sekarang sebelum
jadian. Emang brengsek tuh cowok," suara
Mayang yang terdengar membuat Awang
melepas handle pintu.

Hingga dua menit kemudian dia masih


berdiri di sana. Mendengar tangis Nai yang tak
juga surut.

...

82 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Gerakan tangan Rinai yang membuka
gerbang rumah Mayang terhenti karena ada
suara. Saat menoleh dilihatnya Awang, kakak
Mayang yang berdiri di samping motornya.

"Bukain."

Satu kata itu sontak membuat Rinai


membuka gerbang lebih lebar. Cukup untuk
membuat Awang mengeluarkan motornya.
Awang mengenakan helm dan menyalakan
motornya.

"Ayok," ujarnya datar.

Membuat raut Nai menjadi bingung. Rinai


masih berdiri di luar gerbang hingga Awang
berdecak tak sabaran. Refleks membuat Nai
lantas mendekat. Sungkan, Nai memegang
lengan Awang yang berbalut jaket saat dirinya

83 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
naik ke motor tinggi itu. Tanpa kata Awang
lantas melajukan motornya.

Sepanjang jalan keduanya hanya diam. Nai


tak buka suara karena Awang juga sudah tahu
alamat rumahnya. Beberapa kali kakak Mayang
itu mengantarnya pulang, tentu saja karena
perintah ibu atau Mayang. Jadi saat tadi Awang
inisiatif mengantarnya pulang, dia agak terkejut.

Meski bersahabat dekat dengan Mayang,


Nai tak terlalu dekat dengan Awang. Lelaki itu
selalu bersikap datar dan tak suka berbasa-basi.
Membuat Nai sungkan untuk mengajak
mengobrol.

Langit Jogja dihiasi semburat oranye saat


matahari mulai terbenam. Nai menghembuskan
nafasnya panjang melegakan kesesakan yang
tadi memenuhi dadanya. Matanya berat karena
84 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
sembab menangis. Dia sungguh bodoh bisa
ditipu oleh Satrio, kakak kelas yang sebulan ini
mendekatinya. Nai bahkan hampir mengiyakan
ajakan pacaran Satrio tiga hari lalu. Sebelum
berakhir mengetahui jika dirinya hanya untuk
taruhan lelaki itu dan teman-temannya. Mata
Nai kembali berkaca-kaca mengingat bagaimana
obrolan Satrio dan teman-temannya di kantin
tadi siang.

"Untung banget lo woy, Nai cantik, pinter,


lugu pula. Tinggal lo gombal-gombalin dikit
beliin bunga juga luluh."

"Banyak yang suka sama dia, tapi setahu


gue Nai gak pernah pacaran."

"Wahh sialan kalo loe bener dapet tuh


cewek, bakal dapet first kiss Sat."

85 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Kalimat-kalimat itu masih terngiang di
kepala Nai. Membuat sesak perlahan kembali
muncul di dadanya. Dia merutuki diri sendiri
karena begitu bodoh.

Nai spontan menoleh ke kanan kiri saat


menyadari jika motor Awang bukan menuju ke
rumahnya. Namun ke jalan Malioboro. Nai baru
akan mengungkap tanya saat Awang lebih dulu
menghentikan motornya. Menginstruksikannya
untuk turun.

"Kenapa ke sini?" tanya Nai akhirnya.

Awang tak menjawab dan mengangguk


sekilas ke tukang parkir. Lalu menarik tangan
Nai agar menyingkir karena jalanan yang
dipenuhi lalu lalang pengguna jalan. Awang
berjalan lebih dulu di tepi jalan dengan tangan
kanannya yang menggenggam tangan Nai yang
86 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
mengikuti di belakang. Suasana ramai membuat
Nai menunda pertanyaannya.

Hingga Awang berbelok ke sebuah gang di


jalan Malioboro. Masuk ke dalam yang lebih sepi.
Menyusuri gang-gang sempit di perumahan
penduduk. Ketegangan Nai berangsur berkurang
seiring langkah Awang yang berubah pelan.
Lelaki itu lantas melepaskan genggaman
tangannya.

Keduanya berjalan santai menyusuri gang


demi gang. Matahari yang mulai turun membuat
suasana tenang. Di belakang jalan utama
Malioboro banyak rumah-rumah pengrajin.
Keduanya beberapa kali melewati industri batik
rumahan, orang-orang yang menyablon baju
hingga sanggar lukis.

87 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Gang-gang sempit itu banyak dihiasi pot
gantung atau tanaman rambat. Membuat
perumahan penduduk begitu asri.

Langkah Nai yang berjarak dua meter di


belakang Awang terhenti begitu melihat lelaki di
depannya berhenti. Di depan mereka ada
sebuah padepokan yang ramai anak-anak. Ada
yang berlatih tari di ruang terbuka di bawah
pohon beringin.

Nai mendekat ke arah Awang yang duduk


di bangku kayu. Menatap pada anak-anak SD
yang berlatih tari. Keduanya membiarkan
kebisuan menguar. Hingga kemudian celetukan
Awang membuat Nai menoleh.

"Bego! Nangis sampai sembab cuma gara-


gara cowok pengecut begitu."

88 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Pandangan Awang masih menatap lurus
saat Rinai menatapnya dari samping. Hingga
kemudian dia menoleh dan menatap tepat di iris
hitam jernih Nai.

"Jangan biarin cowok buat kamu nangis,"


kata Awang pelan tapi tegas.

Rinai masih mencerna perkataan itu saat


Awang lebih dulu beranjak. Berjalan ke sebuah
warung kecil. Tak berapa lama lelaki itu kembali
dengan plastik kecil. Mengangsurkan sebungkus
es krim di hadapan Nai. Tapi Rinai tak segera
mengambilnya dan menatap bingung.

"Aku nggak suka makanan manis. Udah


jangan nangis lagi."

89 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Kata-kata itu entah kenapa membuat rasa
sesak di dada Nai menguap. Berganti
kehangatan.

Rinai menerima uluran es krim dan


mengucapkan terima kasih pelan. Awang
kembali duduk di samping Nai. Mengeluarkan
kotak rokok dari saku jaketnya lalu menyulut
sebatang. Keduanya tak ada yang bersuara.
Meski ada rasa canggung, tak ada dari keduanya
yang beranjak.

90 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~ If

Sejak sepuluh menit yang lalu Nai berdiri


mengamati dari jendela kamarnya. Mengarah
pada taman di samping rumah yang sudah
penuh dekorasi. Besok pagi akad Raesya dan
Yoga. Umur Raesya terpaut empat tahun di
bawahnya. Dan besok sang adik sudah akan
berubah status menjadi istri orang. Tentunya
tak akan sama lagi. Raesya akan tinggal di
rumah barunya. Tentunya Nai ikut bahagia
dengan pernikahan Rae.

Ketukan pelan di pintu membuat Nai


menoleh. Mendapati sang papa yang berdiri di

91 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
baliknya. Nai segera mengukir senyum. Lelaki
dengan kemeja pendek putih itu mendekat.

"Lagi ngapain? kok nggak turun ke


bawah?" tanya sang papa.

Rinai duduk di sofa kamarnya, di sebelah


sang papa.

"Rinaira."

Nada panggilan saat sang papa menyebut


namanya seperti itu, Nai sudah paham. Kata-
kata yang akan disampaikan sang papa tidak
hanya obrolan biasa. Nai hanya mengukir
senyum kecil, menunjukkan jika dirinya baik-
baik saja.

"Jangan ada yang kamu tutupin dari Papa."

92 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Nggak ada yang Nai tutupin, Rinai bahagia
dengan pernikahan Raesya," ujar Nai.

Sungguh dirinya bahagia dengan


pernikahan adiknya. Meski ada perasaan lain
yang mendekam di sudut hatinya. Perasaan
yang berhasil dilihat ayahnya.

"Nai, Papa selalu berdoa. Suatu hari nanti


ada lelaki yang akan membahagiakan kamu
seumur hidup kamu. Menjagamu dan
menyayangimu dengan tulus."

Rinai gagal menahan haru yang tercermin


dari matanya yang berkaca-kaca. Mendekat
memeluk sang papa erat. Mendapatkan balasan
pelukan hangat dan usapan di kepalanya. Sejak
kecil Nai memang begitu dekat dengan sang
papa. Dibanding Randra dan Raesya dirinyalah

93 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
yang selalu disebut anak Papa. Tak ada yang
bisa disembunyikan Nai dari papanya.

"Maafin Nai Pa, karena buat keluarga


malu," ujarnya dengan air mata yang gagal
ditahan.

Pelukan Rinai terurai. Sang papa


menangkup pipinya. Menghapus air mata yang
turun.

"Sttt... jangan bilang seperti itu nak. Kamu


nggak pernah buat malu keluarga. Kamu selalu
jadi kebanggaan papa. Apapun yang terjadi
dalam jalan hidup kamu jadikan pembelajaran
yang membuatmu lebih kuat," tutur papa Rinai.

Nai kembali memeluk papanya. Rasa


hangat memenuhi dadanya. Bohong jika dia
tidak ingin merasakan apa yang Raesya rasakan

94 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
sekarang. Kebahagiaan pernikahan, dicintai,
mendapatkan jodoh. Nai juga menginginkannya.
Namun apa yang bisa dilakukannya. Saat
hatinya terlalu banyak luka karena kegagalan
pernikahannya.

Apa yang bisa diperbaikinya jika dia


memang seorang janda. Apa yang bisa
diubahnya jika kenyataan memang dia gagal
dalam rumah tangga dan bercerai.

Namun Nai tak menyesali keputusannya.


Dia tak menyesal memutuskan berpisah.

"Papa lebih suka kamu hidup bahagia


dengan dirimu sendiri daripada harus terus sedih
dan terluka jika bersama orang yang tidak bisa
menghargaimu," tutur sang papa.

95 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Iya, Nai lebih bahagia sekarang. Mungkin
dia salah melangkah di masa lalu. Dirinya terlalu
buta cinta dengan melakukan apapun untuk
orang yang dicintainya. Sampai melupakan
kebahagiaanya sendiri. Nyatanya pernikahan
hanya dengan cinta itu keliru. Atau memang dia
yang salah mengartikan apa itu cinta.

"Papa nggak akan melepaskanmu, sampai


ada pria yang benar-benar bisa meyakinkan
papa dia akan membahagiakan dan menjagamu
seumur hidup."

Rinai mengeratkan pelukannya pada sang


ayah. Dia begitu bersyukur memiliki sosok
ayahnya. Yang selalu melindungi dan berdiri di
depannya. Menutupi kerapuhannya.
Menguatkannya dalam setiap masa-masa
terpuruknya.

96 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Nai sayang sama Papa."

...

Rinaira turun dari kamarnya saat


menjelang sore. Setelah memastikan matanya
tak terlihat bengkak karena tangisnya tadi. Dia
mengenakan kacamata minus-nya untuk
membuat matanya tak begitu terlihat sembab.

Suara riuh dari Raesya dan keluarga yang


sudah berkumpul terdengar di ruang tengah.

"Wahhh dari Sayemba ini," ujar Mas


Randra.

Nai ikut mendekat saat Raesya membuka


plastik menutupi furniture yang dikirim.

97 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Wahh dibawa ke rumah aku boleh nih,
buat Natasha duduk sore-sore sambil nenenin
Atifa," celetuk Randra.

"Enak aja, ini hadiah nikahan aku," tegas


Raesya.

Rinai menerima gelas berisikan es jeruk


yang disodorkan sang mama.

"Ada apa sih Ma?" tanyanya merujuk pada


keramaian Raesya dan Randra.

Sang mama mengambil duduk di sebelah


Rinai di sofa.

"Itu kiriman hadiah pernikahan Raesya dari


Awang."

"Kursi gantung dari Sayemba," timpal


Natasha dengan senyum di wajah.

98 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Nai ikut melihat sebuah sofa dengan papan
dan bantalan berwarna putih. Ada tali gantung
di sisi kanan kirinya.

"Udah nggak usah rebutan, nanti dipasang


di taman samping buat duduk-duduk papa
santai sore," ujar sang papa.

"Papa, kan mau aku pasang di rumah


baru," kata Raesya dengan cemberut.

"Rumah kamu kan minimalis, gak cocok


Rae," komentar Randra.

Naira menggeleng kecil mendengar


perdebatan yang tak juga usai tersebut.
Menoleh saat sang mama mencolek lengannya
pelan.

99 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Kamu kog bisa dianter Awang saat itu
Nai?"

Rinaira mengambil jeda sebelum


menjawab. Menatap pada sang mama yang
menyembunyikan senyum kecil. Nai sudah hafal
jika sang mama menampilkan ekspresi seperti
itu. Ekspresi yang sama jika ingin
menjodohkannya dengan anak-anak temannya
atau anak-anak teman tante Denisa.

"Nggak ada apa-apa, cuma kebetulan Mas


Awang mau keluar ketemu temen ya udah
sekalian nganterin," jawab Nai akhirnya.

"Tumben, biasanya kamu nggak mau kalau


cuma berdua sama cowok," timpal sang mama.

Membuat Rinai kembali menoleh.

100 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Baru sekali ketemu hasil perjodohan
mama atau tante Denisa ya nggak mau kalau
dianter sama cowok yang nggak dikenal. Mas
Awang kan udah kenal lama, kakak Mayang,"
tutur Nai.

Sang Mama menyenggol lengan Nai pelan.

"Jadi kalau sama Awang yang udah kenal


kamu mau buka hati?"

"Apa sih Mama," balas Rinai dengan wajah


cemberut.

...

Akad nikah Raesya pukul sepuluh pagi tapi


persiapan sudah dimulai bahkan sejak sebelum
subuh. Nai menguap menahan kantuknya saat
menemani sang adik make up.

101 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Mbak," panggil Raesya pada Rinai yang
asyik bermain dengan ponsel.

"Kenapa?"

Nai mendekat pada adiknya. Mereka hanya


berdua di dalam kamar. MUA yang mendandani
Nai sedang salat subuh di bawah.

"Mbak beneran nggak papa kan aku


langkahin?" tanya Rae pelan.

Sebelumnya Raesya sudah minta izin


padanya untuk menikah duluan. Sungguh Nai
tidak keberatan sama sekali jika adiknya
menikah lebih dulu.

"Rae jodoh itu Allah yang atur. Kita nggak


tahu siapa yang akan ketemu jodohnya duluan.
Insha Allah Mbak ikut bahagia lihat kamu

102 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
bahagia menikah," tutur Rinai mengusap
punggung tangan adiknya.

Tiga bersaudara, Randra, Rinaira dan


Raesya dekat sejak kecil. Terbiasa sama-sama
membuat rasa kehilangan lebih besar ketika
harus berpisah. Sama seperti saat Mas Randra
menikah duluan, ada kehilangan karena kakak
sulungnya itu yang pindah rumah setelah nikah.
Nai ingat Raesya menangis saat dia pamitan
menikah tujuh tahun lalu. Begitu pula saat dia
pindah ke Surabaya mengikuti Dito.

Namun tangis berbeda, tangis terluka dan


sedih Rae begitu membekas saat Rinai pulang
dan mengatakan akan berpisah. Rinai memeluk
adiknya erat. Mengusap punggungnya lembut.

"Mbak berdoa pernikahan kamu bahagia


sampai maut memisahkan. Semoga kamu dan
103 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Yoga menjadi keluarga yang samawa ya," ujar
Nai memeluk adiknya.

Jari Naira mengusap sudut matanya yang


berair. Tak mau membuat air mata Rae yang
sudah sejak tadi membayang jatuh dalam
isakan. Saat mengurai pelukan, Rinai mengukir
senyum lembutnya. Mengusap pipi sang adik
dengan sayang.

"Jangan nangis, udah mau jadi istri orang


nggak boleh cengeng. Nanti mata kamu sembab
pas akad," hibur Nai.

Raesya kembali memeluk sang kakak.

"Makasih ya mbak, Rae sayang banget


sama Mbak Nai," tutur Raesya.

...

104 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Saya terima nikahnya Raesya Putri
Hanggani binti Priawan Hangga dengan mas
kawin tersebut dibayar tunai."

Rinai mengusap sudut matanya karena


haru suasana akad. Hanya keluarga dan sahabat
dekat yang hadir. Suara lantang Yoga disambut
sahutan sah dari para tamu membuat suasana
tegang yang tadinya menyelimuti berubah lega.
Nai melihat Rae yang menangis memeluk
mama. Membuat matanya kembali perih karena
air mata. Namun dadanya dipenuhi dengan
kehangatan.

Rae begitu cantik dengan kebaya panjang


putih dan hijab senada. Bunga melati di hiasan
hijabnya membuat wajah Raesya begitu ayu.
Senyum bahagia terukir di wajah Rae saat
menyalami para tamu yang hadir.

105 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Sungguh Nai begitu bahagia melihat
adiknya bahagia menikah. Melihat senyum
hangat papa dan mamanya saat menyalami
para tamu. Raut bahagia jelas terpancar dari
wajah keluarganya. Dalam hati, Nai berdoa
suatu hari dia bisa memberikan kebahagiaan
yang sama seperti hari ini Rae memberikan
bahagia pada mama dan papa.

...

Malamnya acara resepsi Rae dan Yoga


digelar di sebuah hotel. Dengan
konsep outdoor dan banyak tamu yang hadir.
Tentunya Raesya dan Yoga ingin berbagi
kebahagiaan dengan teman-temannya.

Dekorasi begitu cantik dengan mengusung


tema peach and white. Deretan lampu hingga

106 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
bunga memenuhi taman. Para tamu asyik
berbincang, berfoto dan menikmati santapan.

Rinai mengamati pada sisi panggung


tempat Raesya dan Yoga masih sibuk berfoto
dengan teman-temannya. Sementara di sisi lain
mama dan papanya menyalami para tamu
sembari berbincang. Nai tadi juga sudah
menyapa sanak saudara yang hadir. Perlahan
dirinya menjauh dari keramaian, mengamati
dalam diam dan menata hatinya yang sempat
merasakan kehampaan di suasana seramai ini.

Rinai tersentak kecil saat langkah kakinya


terbelit dengan kain jarik yang dipakainya.
Tubuhnya yang limbung mengijak rumput
ditahan tangan seseorang.

"Jalan sambil melamun, ceroboh," omel


suara berat yang membuat Rinaira mendongak.
107 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~ Ig

Refleks Rinai segera menarik lengannya


yang dipegang Awang. Lelaki itu dengan santai
memasukkan tangannya ke saku celana. Awang
tampil rapi dengan kemeja batik cokelat yang
dipadukan celana kain abu-abu gelap. Rambut
setengkuknya diikat setengah.

Raut laki-laki itu santai saat menatap lekat


pada Rinai.

"Pestanya di tengah, kenapa kamu malah


menyingkir ke sini?"

108 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Pertanyaan Awang membuat Rinai
membuka mulut namun tak berhasil
menemukan jawaban. Hingga dia berdehem
pelan bertanya balik.

"Sama siapa datang?"

Pandangan Awang merujuk pada seorang


wanita dengan abaya coksu yang sedang
mengobrol dengan tamu lain. Rinai melihat
Mayang yang asyik di tengah acara resepsi
Raesya.

Setelahnya Rinai tak lagi bertanya.


Keduanya hanya berdiri diam menatap keriuhan.
Jam sudah semakin larut mendekati pukul
sepuluh. Acara resepsi mulai berangsur santai.
Pada sisi panggung sang penyanyi melantunkan
sebuah lagu dari Yovie & Nuno. Para tamu

109 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
berhamburan di taman yang disulap sedemikian
cantik itu.

"Mau berdiri di sini terus?" tanya Awang


membuat Nai menoleh.

Awang melangkah ke bangku terdekat


yang kosong. Bingung mau ngapain, akhirnya
Nai mengekori langkah Awang untuk duduk.
Dirinya meringis kecil saat merasakan nyeri di
kaki kanannya.

"Kenapa?" tanya Awang mendapati raut


Rinai.

Nai mengangkat sedikit kain roknya


memperlihatkan kakinya yang
mengenakan heels hitam sepuluh sentimeter.
Meski tak terlihat karena stocking tapi dia yakin

110 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
kelingking di kakinya memerah karena terlalu
lama memakai sepatu setinggi itu.

"Kakiku sakit pakai heels dari pagi akad


tadi," ujar Nai.

Mendapat respon decakan pelan dari


Awang.

"Kenapa masih dipakai kalau tahu bakal


sakit di kaki."

"Kamu nggak akan ngerti," balas Rinai.

Obrolan keduanya terhenti saat ada suara


panggilan ke arah Rinai. Seorang wanita paruh
baya dan lelaki seumuran Awang mendekat.
Rinai berdiri dengan senyum saat mengulurkan
tangan memberi salaman.

"Tante Nila, apa kabar?"

111 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Wanita yang dipanggil Tante Nila itu
menarik Rinai ke dalam pelukan singkat.

"Alhamdulillah sehat, main-main ke rumah


Tante di Jakarta. Wishnu nih kalau diminta
ngajak kamu main ke rumah katanya sungkan."

Rinai tersenyum kecil pada Wishnu. Tante


Nila adalah teman mamanya yang tinggal di
Jakarta. Nai juga bukannya tidak tahu kalau ada
perjodohan terselubung yang diinginkan tante
Nila. Namun dirinya perlahan menarik diri.

"Apa kabar?" tanya Wishnu pada Rinai.

"Baik Mas, katanya Mas Wishnu


sekarang stay di Jakarta. Kerjaan di Kalimantan
gimana?" tanya Nai.

112 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Mendengar obrolan itu Awang yang sedari
tadi duduk tak acuh lantas berdiri. Mengambil
makanan untuknya sendiri. Namun tak segera
kembali ke meja. Sengaja berlama-lama di
depan deretan meja penuh makanan.

Saat kembali Rinai sudah duduk sendiri.


Kedua tamunya sudah pulang. Semakin larut
membuat keriuhan pesta perlahan berkurang.
Nai diam saja saat Awang kembali duduk di
kursi sebelahnya dan mulai menikmati makan.

"Ambilin minum dong," kata Awang saat


Rinai berdiri.

Nai tak menjawab namun membawa dua


gelas minuman saat kembali ke meja. Keduanya
duduk bersebelahan tak ada yang bersuara.
Rinai asyik dengan ponselnya saat Awang
menyelesaikan makan. Di dekat panggung
113 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
beberapa tamu ikut berjoget saat sang penyanyi
melantunkan lagu dari Kahitna.

"Kapan balik ke Jakarta?"

Rinai menoleh dari pandangannya ke


ponsel.

"Tiga hari lagi kayaknya, masih ada yang


harus diberesin setelah nikahan Raesya,"
tuturnya.

Awang mengangguk singkat. Sebelah


tangannya menarik kotak rokok di saku celana.
Namun saat menarik sebatang tangannya
terhenti dengan tatapan tak suka Rinai.

"Kamu boleh merokok, aku akan pergi,"


kata Nai.

114 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Tak menjawab, namun Awang kembali
memasukkan sebatang rokok yang baru separuh
ditariknya dari kotak. Dirinya berganti meneguk
minumannya hingga habis.

"Sabtu minggu depan ada acara nggak?"

Pertanyaan itu ditanyakan Awang tanpa


melihat Rinai. Tak menyadari tatapan bingung
Nai.

"Ada apa emangnya?" tanya Rinai balik.

Kali ini menjadikan Awang menoleh.


Keduanya saling bertatapan hingga beberapa
detik.

"Ada undangan nikah, Andre yang kamu


ketemu itu," kata Awang.

"Terus?" balas Nai.

115 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Tatapan Awang mematri tepat di manik
hitam Naira. Ada jeda yang lagi-lagi tercipta di
antara keduanya.

"Temenin."

Satu kata itu entah kenapa membuat


suasana di antara keduanya berubah canggung.
Rinai mengamati kuku-kuku di jari tangannya.
Sementara Awang memainkan kotak rokok di
tangannya.

"Kenapa nggak ngajak Mayang?" tanya


Rinai.

"Acaranya bukan di Jogja, Andre dari


Jakarta."

116 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Keduanya kembali terdiam dengan pikiran
masing-masing. Rinai mencoba nada bicaranya
tetap datar saat menanyakan pertanyaan lain.

"Kenapa nggak ngajak temen perempuan


kamu yang lain?"

Awang menoleh menatap dengan mata


menyipit pada Rinaira. Membuat Nai jengah
ditatap seperti itu.

"Kamu nggak mau?" tanya Awang balik.

Nai mengatupkan bibirnya tak menjawab.


Nada dingin di suara Awang membuatnya
mengalihkan pandangan.

"Kenapa? laki-laki sepertiku nggak masuk


ke lingkar kehidupanmu?"

117 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Pandangan Nai kembali saat mendengar
nada sinis di perkataan tersebut. Mendapati
Awang mengangguk kecil dengan senyum dingin
di sudut bibirnya. Lelaki itu mengambil rokoknya
di meja dan berdiri. Dari kejauhan terlihat
Mayang yang berjalan menghampiri keduanya.

"Sampai Sabtu depan kalau kamu nggak


memberi jawaban kuanggap itu penolakan."

Awang berjalan menjauh tak menunggu


jawaban Rinaira. Meski begitu Nai bisa melihat
wajah datar yang ditampilkan laki-laki itu
sebelum pergi. Membuat Mayang yang
berpapasan dengan sang kakak menatap
bingung.

"Pulang," kata Awang singkat pada


Mayang.

118 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Lelaki itu lantas kembali melanjutkan
langkahnya. Mayang bingung sesaat dan
mendekati Rinaira yang duduk.

"Kenapa sih tu orang," gumam Mayang.

Setelahnya Mayang bercerita riang soal


pernikahan Raesya. Tak menyadari jika Rinaira
hanya diam mengukir senyum tipis. Tak
sepenuhnya mendengarkan. Pandangannya
tertuju di balik bahu Mayang. Menatap
punggung Awang yang mulai menjauh.
Meninggalkan perasaan mengganjal di dada
Rinai.

...

Layar PC di hadapan Rinai menampilkan


grafik penjualan di bulan Juni. Meski
pandangannya ke layar, mata Nai tak benar-

119 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
benar fokus menatap. Kata-kata Awang malam
itu kembali berseliweran di kepalanya. Hari ini
sudah Jumat, besok malam acara nikahan
teman Awang. Namun Nai belum juga memberi
jawaban.

Rinai bukannya tak tahu dengan apa yang


terjadi pada kakak sahabatnya itu. Mayang
cerita padanya soal Awang yang sempat terjerat
narkoba. Mendekam di penjara dan di tempat
rehabilitasi. Nai bukannya tak tahu tentang
lingkar kehidupan lelaki itu.

Tak perlu mendekat untuk mengetahui


lebih dalam. Rinai bisa menyimpulkan hidupnya
dan hidup Awang begitu berbeda. Dia tipe orang
yang selalu berjalan di jalur. Lebih suka
mendekam di rumah, menikmati suasana
tenang dengan kesendirian. Sementara Awang,

120 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
lelaki itu tak terikat. Dia bebas menjelajah.
Kehidupannya penuh hingar bingar. Dunia
malam, kehidupan bebas lekat dengan diri laki-
laki itu.

Nai bukannya ingin melemparkan


judgement. Dia terbuka berteman dengan siapa
saja. Namun juga dengan jelas memberi
batasan. Semenjak kandasnya pernikahannya
dia begitu berhati-hati saat menjalin interaksi
dengan lawan jenis. Dia memilah batasan mana
yang diterapkan setelah tujuan para pria yang
mendekatinya dia ketahui. Rinai tak masalah
dengan lawan jenis yang ingin menjalin
pertemanan dengannya. Di sisi lain, dia tegas
memberi garis saat ada lelaki yang ingin
mencoba melangkah ke dalam hidupnya.

121 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Tapi berbeda dengan Awang. Karena Rinai
tak tahu apa tujuan lelaki itu. Mereka bukan
teman. Sementara untuk mengartikan lain, Nai
menahan dirinya untuk tak berpikir ke arah
sana.

Lalu apa tujuan lelaki itu mengajaknya ke


kondangan teman? Saat Rinai tahu Awang pasti
paham bahwa dirinya bukan perempuan yang
dengan santai digandeng ke nikahan tanpa ada
status jelas siapa yang mengajaknya.

Harusnya Rinai tahu. Jika ingin


menggariskan batas, ini saatnya. Menolak
ajakan Awang. Setelah itu dia yakin Awang tak
akan mencoba membuka interaksi dengannya
lagi. Namun ada rasa yang mengganjal. Saat
teringat bagaimana gestur dingin yang
ditinggalkan Awang malam itu.

122 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Memejamkan mata, Rinai menelungkupkan
kepalanya ke meja. Kepalanya tiba-tiba pening
hanya karena memikirkan jawaban apa. Padahal
biasanya dia tak sebingung ini saat menolak
ajakan jalan para pria yang mendekatinya.
Namun kenapa ajakan Awang memberikan efek
berbeda.

Nai mengangkat wajahnya,


menghembuskan nafas panjang sebelum meraih
ponsel di meja. Jarinya bergulir pada kontak
teratas yang baru disimpannya di phonebook.
Menekan ruang chat di WhatsApp yang masih
kosong karena tak ada obrolan sebelumnya.
Diteguhkan hatinya saat jari-jarinya menekan
keypad menuliskan sebaris pesan. Dibacanya
sampai tiga kali sebelum kemudian Nai menekan
tombol sent.

123 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~ Ih

Setelah mengirimkan sebaris chat ke


Awang, justru Rinai yang merasa uring-uringan.
Pasalnya pesannya tidak dibalas bahkan tidak
dibaca. Dua centang tak berubah warna biru
sejak dikirimkannya semalam pukul sembilan
hingga Sabtu siang pukul dua belas. Berbagai
asumsi memenuhi pikirannya.

Mungkin Awang sudah punya teman


kondangan lain. Mungkin laki-laki itu marah
karena pertemuan terakhir mereka. Dan banyak
kemungkinan yang lain berlarian di benaknya.

124 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Pakai es nggak Nai? ... Rinai?"

Panggilan Shafa membuat Rinai


mendongak.

"Eh iya? apa?" tanyanya bingung.

"Kamu ocha pakai es enggak?" kali ini


Margin yang bertanya.

"Pakai dikit aja," jawab Rinai.

Ketiganya sedang makan siang di GI. Rinai


meletakkan ponselnya kembali di meja. Terserah
Awang membalas atau nggak.

"Nonton yuk," usul Shafa.

Rinai sudah tujuh tahun bersahabat


dengan Shafa dan Margin. Mereka berteman
awalnya karena urusan kerjaan. Shafa seorang

125 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
selebgram yang biasa menjadi model endorse
untuk brand pakaian Rinai. Sementara Margin,
teman sejak dirinya kuliah. Pengusaha seperti
dirinya namun Margin fokus pada brand tas.

"Iya mumpung Dikha masih di Bandung,


yuk nonton habis ini," kata Margin menyebut
nama suaminya.

Rinai mengikut saja ajakan kedua


sahabatnya. Weekend ini dia tidak ada acara.
Bosan juga sendirian mendekam di rumah.

"Sama Wishnu gimana Nai?"

Celetukan Shafa membuat kening Rinai


berkerut.

"Dia nggak ngajak kamu


jalan weekend begini?" tanya Margin.

126 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Kedua wanita yang berumur sama-sama
kepala tiga itu tahu persis bagaimana kehidupan
Rinaira, termasuk dengan kisah cintanya yang
senyap.

"Ngajak," jawab Rinai singkat.

Shafa segera meletakkan ponselnya dan


antusias mendengar cerita Rinai.

"Terus?"

"Aku tolak."

"Kenapa?" tanya Margin dengan wajah


ingin tahu.

Di antara ketiganya hanya Rinai yang


masih sendiri. Shafa dan Margin sudah menikah.
Margin bahkan sudah punya dua anak berusia
empat tahun dan dua tahun.

127 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Nggak papa, males aja," jawab Rinai
mendapat tanggapan desah kecewa dari kedua
sahabatnya.

"Nggak berlanjut nih jadi. Kalau yang


dikenalin Tante Denise waktu itu, ada prospek
buat lanjut nggak?"

Rinai menatap Shafa lalu menggeleng


dengan wajah datar.

"Hmm... gini nih. Katanya mau nikah lagi


tapi setiap ada cowok yang deketin mundur
mulu," komentar Shafa.

Rinai mengedik kecil, tatapannya tanpa


sadar mengarah ke ponselnya yang tak
menunjukkan ada notifikasi masuk.

...

128 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Dering ponsel tak henti membuat Awang
menggumam kesal karena tidurnya terganggu.
Tangan Awang menyugar rambut panjangnya.
Memijat kepalanya pelan saat merasakan
pening. Akibat Jack Daniels yang diteguknya
semalam. Dia baru sampai rumah pukul dua
pagi. Setelah nongkrong bareng teman-
temannya. Teman lama yang sudah tak ditemui
karena dia berada di Lombok.

"Halo," sapanya dengan suara serak saat


menerima panggilan.

"Maaf Mas, flight ke Cepu jadinya kapan


ya?"

Suara Arga di ujung panggilan membuat


Awang membuka mata. Mendapati jam dinding
yang sudah menunjuk angka dua belas. Dirinya
berjalan ke jendela menyibak tirai. Membuat
129 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
ruangan yang tadinya gelap seketika terang
karena sinar matahari yang sedang terik-
teriknya.

"Senin cari flight pagi, sekalian untuk


akomodasi dan tempat stay di Blora," kata
Awang teringat rencananya mencari log kayu
jati.

Lelaki itu segera menutup panggilan saat


pekerja di Sayemba itu memahami
perkataannya.

Awang berjalan ke nakas, meneguk


segelas penuh air putih yang ada di sana.
Membuat peningnya berangsur hilang. Jarinya
bergulir ke aplikasi WhatsApp memeriksa pesan-
pesan yang masuk. Sejak semalam dia tidak
mengecek ponsel. Hingga satu nama yang baru
pertama kali muncul di daftar chat membuat
130 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang menatap agak lama. Mendapati sebaris
pesan.

Rinaira
Acaranya jam berapa?

Awang sudah mengira Rinai tidak akan


menerima ajakannya. Perempuan itu pasti tak
mau menghubunginya. Setelah berhari-hari
tidak juga mengabari. Tak akan marah, Awang
paham jika Rinai menolak. Namun sebaris pesan
itu cukup mengagetkannya.

Dibukanya pintu menuju balkon


apartemennya. Setelah tadi menyambar korek
dan kotak rokok di nakas. Awang menyulut
sebatang rokok dan menyelipkan di bibirnya.
Jarinya menekan tombol panggilan WhatsApp.

...

131 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Tangan Rinai terangkat saat ada getar di
ponsel yang digenggamnya. Satu nama yang
muncul di layar seketika membuat langkahnya
terhenti. Dia menatap ke depan di mana Syafa
dan Margin telah lebih dulu melangkah
memasuki bioskop. Rinai melangkah cepat
menghentikan keduanya.

"Kalian duluan aja ya, aku mau angkat


telepon," kata Rinai yang lantas kembali ke
luar.

Mencari tempat agak sepi untuk


mengangkat panggilan.

"Kamu di mana?"

132 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Kening Rinai berkerut mendengarnya.
Belum juga dia sempat membuka salam, suara
berat di ujung panggilan membuatnya bingung
beberapa saat.

"Lagi di mall sama temen," jawab Nai


akhirnya.

Keduanya mengambil jeda sebelum Awang


lebih dulu bersuara.

"Nanti aku jemput di rumah kamu jam


tujuh."

"Nggak usah, ketemuan aja di mana gitu.


Atau di hotelnya langsung," kata Rinai yang
lantas ditolak Awang.

"Ribet, nanti aku jemput di rumah kamu."

133 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Keinginan Rinai untuk mendebat urung.
Malas juga berdebat dengan Awang.

"Iya," jawabnya pendek.

....

Dalam keseharian Rinai nggak terlalu


suka full make up. Biasanya dia hanya memakai
bedak, lipstik dan pensil alis. Dia tidak terbiasa
memakai maskara, eyeshadow apalagi eyeliner
untuk kerja sehari-hari. Kalaupun untuk
photoshoot dia lebih sering pakai jasa MUA.

Kadang dia iri dengan para wanita yang


dengan mudah menggaris eyeliner dalam sekali
garis. Juga wanita-wanita yang begitu ahli

134 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
dandan. Alhasil sudah nyaris sejam Rinai duduk
di depan kaca rias.

Dia memperhatikan riasannya yang tidak


terlalu buruk. Sudah selesai dengan make up
nude. Di sela itu, Rinai mengingat lagi kapan
terkahir dirinya jalan keluar dengan lelaki hanya
berdua. Sepertinya dua bulan lalu dengan
Wishnu itupun cuma makan malam dan
langsung pulang. Setelahnya Rinai menolak
dengan berbagai alasan saat Wishnu
mengajaknya jalan lagi. Lalu kenapa dia
memberi jawaban berbeda saat Awang yang
minta.

Denting pelan chat masuk membuyarkan


lamunan Rinai. Pesan dari Awang yang
mengatakan dalam perjalanan. Rinai mengambil
kebaya warna beige dengan bunga-bunga

135 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
berwarna merah muda. Dipadukan dengan rok
batik dan pashmina. Dia sempat bingung mau
memakai baju apa. Sebelum memutuskan
mengambil baju tersebut. Kakinya beralaskan
wedges hitam setinggi lima cm. Ada clutch
hitam yang disiapkannya.

Bel pintu yang terdengar membuat detak


jantung Rinai menjadi tak karuan. Wanita itu
sekali lagi memastikan penampilannya di
cermin. Menghembuskan nafas panjang untuk
meredakan degup jantungnya.

Awang berdiri di baliknya begitu Rinai


membuka pintu depan rumahnya. Nafas Rinai
tertahan melihat lelaki itu menjulang tak lebih
dari satu meter di depannya. Dia bisa mencium
aroma parfum kayu-kayuan. Tidak ada
campuran bau rokok. Laki-laki itu mengenakan

136 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
kemeja putih yang dipadukan jas cokelat tua.
Rambut setengkuknya disisir rapi. Sebelah
tangannya dimasukkan ke kantong celana
kainnya.

Tak beda dengan itu, Awang juga tak


bersuara melihat Rinai dari ujung kepala ke kaki.
Berlama-lama di wajah Nai yang tampak
berbeda karena pulasan make up yang tak
biasanya. Rinai menunduk saat Awang tak lepas
menatapnya. Dirinya berdehem pelan.

"Em.. mau berangkat sekarang?" tanya


Rinai pelan.

Awang mengangguk singkat lalu berbalik


menuju mobil hitamnya terparkir di luar pagar.
Rinai menyusul setelah mengunci pintu.
Keduanya tak ada yang bersuara sampai mobil
melaju di jalan raya.
137 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
“Butuh enam hari untuk memberi
jawaban?”

Suara pertama yang keluar dari bibir


Awang membuat Rinai menoleh pada pria di
balik kemudi. Menyadari ada nada retoris di
pertanyaan itu.

"Kamu juga lama balesnya," balas Rinai.

Wanita itu merapikan pashmina coksu


untuk menutupi dadanya.

"Kupikir udah nemu temen kondangan


lain," tambah Rinai memastikan nadanya santai
saat Awang tak menjawab.

138 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Mobil berhenti saat lampu merah. Jari
Awang memutar musik dengan mengatur
volume pelan.

"Malemnya aku nggak buka ponsel. Sampai


apartemen jam setengah tiga. Aku baru bangun
jam 12 siang langsung telepon kamu setelah
buka chat," jelas Awang.

Dahi Rinai berkerut bingung menatap


Awang.

"Ada kerjaan? kenapa baru pulang jam


tiga?"

Awang lagi-lagi tak langsung menjawab.


Tak biasa menjelaskan soal keberadaannya atau
aktivitasnya pada orang lain. Agak aneh saat
ada yang menanyakan itu.

139 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Nggak, nongkrong aja sama temen,"
jawabnya kemudian.

Nai paham apa yang dimaksud nongkrong


oleh laki-laki itu. Mendekam di club dengan
alkohol dan rokok di bibir.

Keduanya kembali terdiam. Rasanya aneh


dan canggung berdua dengan Awang. Tapi tak
seburuk yang disangka Rinai. Hingga panggilan
telepon dengan nama Randra terpampang di
layar ponsel Rinai. Wanita itu mengangkatnya
dan mengobrol sebentar.

"Nggak, aku lagi di luar. Ada apa?"

140 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Randra menanyakan apa dia ada di rumah.
Rinai menggigit pelan bibirnya menoleh ke
samping saat mendengar pertanyaan lain dari
abangnya.

"Sama temen, nemenin acara nikahan."

Jawaban Rinai membuat Awang menoleh


namun tidak berkata apa-apa. Sampai kemudian
Rinai mengakhiri panggilan.

"Kenapa nggak bilang pergi sama aku?"

"Hm... males aja, nanti Mas Randra nanya-


nanya," jawab Rinai yang agak kaget dengan
pertanyaan langsung Awang.

141 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Namun laki-laki itu sepertinya puas dengan
jawabannya. Menatap lekat pada iris Rinai.
Menimbulkan jengah bagi yang ditatap.

"Ditanya-tanya apa?"

Bukannya menjawab, Rinai mengalihkan


dengan mengedik kecil ke depan. Pada lampu
yang sudah berwarna hijau.

"Perhatikan jalan," kata Rinai


mengisyaratkan agar Awang melajukan
mobilnya.

142 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~ Ii

Salah satu ciri pemilik kepribadian introvert


seperti Rinaira, dia tak nyaman berada di tengah
keramaian pesta. Terlebih dikelilingi orang-orang
yang tidak dikenalnya. Rinai menggenggam erat
clutch untuk menghilangkan canggung.
Menunggu Awang scan barcode tamu.

"Ayo," kata Awang singkat mengajak


masuk.

Suasana begitu meriah. Ada panggung


besar dengan nuansa putih. Dekorasi bunga,
pita juga lampu-lampu begitu cantik. Deretan

143 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
bangku panjang dikelilingi kursi menghadap ke
mempelai yang sedang menyalami para tamu.

"Ke Andre dulu ya," ajak Awang yang


diangguki Rinai.

Keduanya lantas mengantri di depan untuk


bersalaman dengan pengantin.

"Aku nggak enak."

"Apa?" tanya Awang menundukkan


kepalanya lebih dekat ke Rinai.

Tak cukup mendengar dengan suara pelan


Rinai karena suasana yang begitu riuh. Parfum
vanilla bercampur lily Rinai tercium samar.

"Aku nggak kenal sama pengantinnya,"


kata Rinai berbisik.

144 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Nggak papa, kamu datang denganku."

Awang melangkah lebih dulu ke panggung


diikuti Rinai di belakangnya. Menyapa kedua
pengantin yang memamerkan senyum lebar.

"Thank you ya," balas Andre saat Awang


mengucapkan selamat.

Rinai mengukir senyum manis dan


mengucapkan selamat kepada Andre dan
istrinya.

"Makasih, cepet nyusul ya," kata Andre


dengan seringaian lebar ke Awang.

Keduanya tak lama karena antrian tamu-


tamu lain. Hanya sekali berfoto lantas turun.
Rinai masih mengekori Awang saat sebuah
suara memanggil laki-laki itu. Seorang pria

145 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
dengan kemeja batik panjang dan wanita
dengan yang sedang hamil mendekat.

"Gue kira salah lihat, ternyata beneran


elo," ujar pria tersebut menepuk punggung
Awang akrab.

Pria bernama Niko itu lantas mengajak


Awang bergabung dengan teman-teman yang
lain.

"Temen main," kata Awang singkat saat


Rinai menarik kursi untuk duduk di sampingnya.

Meski agak canggung, Rinai tetap mencoba


sesekali ikut dalam obrolan. Hingga kemudian
saat mengamati suasana pesta, tatapan Rinai
terpaku pada seorang wanita dengan kebaya
biru tua yang duduk di meja sebelah kanannya.
Beberapa detik itu dihabiskan keduanya dengan

146 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
saling tatap, hingga Rinai menemukan jika
tatapan Valerie berganti ke Awang yang duduk
di samping Rinai.

"Ada apa?"

Awang menoleh saat lengan bajunya


ditarik pelan.

"Aku mau ke kamar mandi sebentar," kata


Rinai yang lantas berdiri.

Degup jantunya berpacu cepat seiring


dengan langkah-langkah Rinai ke bilik kamar
mandi. Rinai berdiri terpaku di depan wastafel.
Mengamati wajahnya. Pias wajahnya tertutupi
make up. Namun dingin di telapak tangannya
tak bisa ditutupi. Sama sekali tidak menyangka
akan bertemu Valerie, mantan kakak iparnya di
sini.

147 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Perpisahannya dengan Dhito atas gugatan
darinya. Lelaki itu sempat tak mau berpisah
ketika di pengadilan. Namun Rinai tetap pada
pendiriannya. Setelah membeberkan bagaimana
kondisi rumah tangganya yang bagaikan
belenggu untuknya. Sejak diputuskan cerai,
Rinai tak sekalipun menjalin komunikasi dengan
mantan suaminya. Dia menghapus nomor juga
berhenti mengikuti sosial media Dhito. Begitu
pula dengan keluarga laki-laki itu. Rinai sempat
berpamitan sebelum meninggalkan rumahnya
dengan Dhito. Bagaimanapun mereka adalah
keluarga selama setahun.

Namun setelahnya, Rinai tak pernah


berkomunikasi lagi dengan keluarga Dhito. Meski
berpisah baik-baik, tetap saja ada masalah yang
mengganjal. Dan yang namanya keluarga jelas
akan membela anggota keluarga yang lain.
148 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Nai menulikan telinga saat kakak dan
mama Dhito sempat berkata buruk tentangnya.
Tidak bisa mengurus suami, tak bisa memahami
suami, mementingkan ego dan lain-lain. Rinai
mencoba menulikan diri karena tak mau ada
dendam dan amarah pada hatinya. Namun dia
juga tak bisa mengusir canggung saat bertemu
seperti saat ini.

Setelah cukup menenangkan diri, Rinai


keluar kamar mandi. Mendapati Awang yang
berdiri bersandar di tembok, menunggunya.

"Kenapa kamu di sini?" tanya Rinai yang


dijawab gelengan kecil Awang.

Keduanya lantas kembali ke tengah pesta.


Langkah Rinai terhenti saat sebuah suara yang
dikenali memanggilnya.

149 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Rinaira."

Valerie dengan sang suami, Dirga


mendekat ke arah Rinai dan Awang. Nai tahu
Awang menoleh padanya dengan tatapan
bingung.

"Apa kabar? lama banget nggak ketemu?"


ujar Valerie mengulurkan tangan.

Tiga detik hingga Nai kemudian mengukir


senyum sopan dan menjabat tangan mantan
kakak iparnya.

"Baik Kak," ujarnya yang diikuti balik


menanyakan kabar.

Valerie lantas menoleh ke Awang yang


berdiri di samping Rinai.

"Sama temen?" tanyanya pada Rinai.

150 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Valerie menatap pada Awang lama-lama.
Rinai menoleh pada Awang. Belum sempat
dirinya menjawab, laki-laki itu lebih dulu
mengulurkan tangannya memperkenalkan diri.
Rinai bisa melihat kekagetan yang ditutupi
Valerie. Hingga kemudian kakak Dhito itu
berpamitan.

"Siapa?"

Pertanyaan Awang membuat Rinai


menoleh. Lalu melanjutkan langkahnya pelan.

"Mantan kakak ipar aku," jawab Rinai.

...

"Nggak usah Tante," tolak Rinai sopan saat


ibu Wishnu ingin membelikannya sebuah tas.

151 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinai tak bisa menolak saat tadi siang
Wishnu menelepon dan mengajaknya jalan-
jalan. Nai tidak bisa beralasan kerja karena
ini weekend. Terlebih saat menelepon, ibu
Wishnu memaksanya untuk ikut jalan ke mall.

Sudah sejak satu setengah jam lalu, Rinai


ikut jalan-jalan Wishnu dan ibunya.

"Nggak papa Rinai, biar Wishnu yang


bayar," kata Tante Nila yang segera membawa
sling bag Hermes warna merah.

Rinai tak terlalu suka jika dibelikan barang


oleh orang. Terlebih harganya tidak murah.

"Biar aku yang bayar," kata Rinai pada


Wishnu yang mengeluarkan kartu Atm.

"Nggak papa aku aja," balas Wishnu.

152 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Setelah keluar dari store Hermes, ibu
Wishnu lantas berpamitan pergi lebih dulu.

"Kalian jalan-jalan aja, makan atau nonton.


Tante duluan ya Rinai, kapan-kapan harus main
ke rumah Tante ya," pamit Tante Nila mengecup
pipi kanan Rinai.

Sebenarnya Rinai ingin pulang juga. Tapi


rasanya tidak sopan jika pulang setelah baru
saja dibelanjakan. Akhirnya dia menerima
ajakan Wishnu untuk makan ramen.

"Rinai, ada yang ingin aku bicarakan sama


kamu."

Satu kalimat itu membuat Rinai


melepaskan ponselnya. Menatap Wishnu yang
terlihat serius. Nai tahu apa yang ingin

153 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
dibicarakan lelaki dengan kaus polo biru tua
tersebut.

"Aku menyukaimu, kamu sudah tahu itu."

Kalimat Wishnu tersebut membuat Rinai


justru merasa tak nyaman.

"Aku mau serius sama kamu Nai. Mamaku


sudah bicara dengan orangtua kamu soal ini.
Sebenarnya aku yang ingin bicara langsung
sama papa kamu. Tapi aku ingin meminta izin
kamu lebih dulu," tutur Wishnu.

Rinai tahu ada kesungguhan yang


ditunjukkan lelaki di hadapannya. Sudah lama
kenal, Wishnu pria yang baik. Memiliki pekerjaan
jelas dan juga bertanggung jawab. Juga
memperlakukannya dengan baik.

154 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Tapi aku nggak tahu gimana perasaan
kamu Rinai. Apa aku boleh datang meminta ke
papa kamu?"

Harusnya alasan-alasan itu cukup untuk


menjadikan Wishnu sebagai calon suami yang
baik. Akhlaknya juga baik. Tapi ada satu hal
yang Rinai tak mengerti.

Kenapa hatinya tak sedikitpun tergerak?


Kenapa dia tidak bisa merasakan lebih dari
teman? Atau hatinya sudah mati rasa?

"Mas Wishnu.. maaf..."

"Apa kamu menyukai lelaki lain?"

Perkataan Rinai sontak terhenti.


Pertanyaan itu begitu mengena di hatinya.

155 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Aku tahu, beberapa lelaki mencoba
mendekatimu. Nggak salah, kamu wanita yang
banyak diidamkan pria untuk jadi istri. Kamu
punya kriteria sempurna untuk itu. Maka dari
itu, aku meminta izin kamu lebih dulu, bolehkah
aku datang meminta ke papa kamu?"

Rinai tidak bodoh, dia tahu Wishnu


melamarnya meski tidak secara gamblang. Jika
dia memang menginginkan hal itu, harusnya dia
bahagia sekarang. Alih-alih merasakan beban
dan tidak nyaman di hatinya.

Ditatapnya pria dengan kacamata tersebut.


Namun tidak ada kata-kata yang bisa
diucapkannya. Rinai takut apa yang
dikatakannya akan melukai. Hingga satu kalimat
dari pria tersebut membuat hati Rinai terasa
berat.

156 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Aku akan tunggu jawaban kamu Rinai."

...

Lagi dimana?

Satu chat pendek masuk ponsel Rinai. Dia


tak segera membalas saat melihat siapa
pengirimnya. Sejak seminggu lalu dirinya
bertemu Awang di pernikahan teman lelaki itu,
mereka belum bertemu lagi. Pun tak saling
berbagi kabar. Rinai masih juga belum
membalas saat panggilan WhatsApp masuk.

Mas Awang calling....

Ada degup aneh saat Rinai menggeser


tombol hijau.

"Lagi dimana?"

157 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Di rumah," jawab Rinai pendek.

Berharap suaranya tidak terdengar aneh.

"Aku ke sana."

Rinai belum sempat berpikir dan juga


membalas saat Awang mematikan sambungan.
Dia menghembuskan nafas panjang dengan
sikap seenaknya laki-laki itu.

158 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~ Ij

Sudah sejak setengah jam lalu Rinai berdiri


bingung di ruangan walk in closet. Selama ini dia
tak pernah merasa koleksi bajunya kurang. Dia
tipe orang yang nggak ribet memilih baju saat
bepergian. Tapi entah kenapa hari ini berbeda

Karena dia tak tahu kemana Awang


mengajaknya jalan-jalan. Nggak mungkin laki-
laki itu hanya akan berada di rumahnya saat
mengatakan akan kesini. Sebenarnya Rinai juga
nggak nyaman jika hanya ada laki-laki yang

159 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
berdua saja di rumahnya. Selama ini tak ada
laki-laki satupun yang main ke rumahnya.

Akhirnya Rinai mengambil celana jeans


biru pudar yang longgar juga sweatshirt putih.
Juga menarik hijab abu-abu. Bel pintu rumahnya
terdengar dua puluh menit kemudian. Rinai
mengambil tote bag putih dan memasukkan
ponsel serta dompetnya. Setengah berlari kecil
mengambil sneakers putih dari rak sepatu.

Saat membuka pintu, mendapati Awang


berdiri menjulang di baliknya. Santai dengan
kaus biru tua dan jeans hitam. Rambut
panjangnya dibiarkan terurai tertutup topi
hitam. Rinai meredakan nafasnya yang tertahan.
Setengah karena tadi berlari dari lantai dua
kamarnya, setengah lagi karena aroma kayu-

160 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
kayuan bercampur teh hijau dari parfum lelaki di
depannya.

"Mau ke mana?" tanya Awang mengukir


senyum kecil di sebelah sudut bibirnya.

"Hah?" tanya Rinai dengan wajah bingung.

Menjadikan seringaian Awang melebar.


Rinai terpaku beberapa detik memikirkan
jawaban. Namun tak ada yang keluar dari
bibirnya.

"Ayok."

Awang melangkah lebih dulu ke mobilnya


terparkir. Sementara Rinai masih merutuki
kebodohannya dalam hati. Sebelum kemudian
dirinya mengikuti langkah Awang. Saat mobil
sudah melaju ke jalan raya, Awang tak lagi

161 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
bertanya mau ke mana. Rinai juga menutup
mulutnya rapat, meredakan rasa malu yang
sempat menghampiri.

...

"Ke sini?" tanya Rinai dengan kening


berkerut.

Selama bertahun-tahun tinggal di Jakarta,


dirinya belum pernah sekalipun ke pantai Ancol.
Awang mengangguk singkat berjalan mendekat
ke pantai. Rinai yang masih bingung, hanya
mengikut.

"Udah lama nggak lihat pantai."

Celetukan singkat Awang membuat Rinai


menoleh. Menatap lelaki itu dari samping. Lalu
teringat jika Awang bertahun-tahun

162 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
menghabiskan waktunya melihat pantai setiap
hari di Lombok. Ada kesan sendu dan kerinduan
di nada suaranya.

Rinai kembali menatap ke hamparan


pantai. Ada kilau-kilau yang terpantul di
permukaannya karena matahari mulai
tenggelam. Langit mulai semburat oranye. Angin
bertiup semilir. Cantik sekali. Dia tidak pernah
tahu ada tempat seperti ini di ibu kota yang
penuh hiruk pikuk.

Awang membidikkan kamera yang tadi


dibawanya. Rinai masih berdiri di tempatnya
saat Awang berjalan menjauh mencari spot
untuk memotret. Ada kehangatan yang perlahan
menyusup di dada Rinai. Mengingat kali terakhir
dia merasakan seperti ini.

163 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Sebuah perasaan nyaman dan tenang.
Tidak memikirkan luka dari masa lalu. Juga
khawatir dengan apa yang ada di depannya.
Hanya hari ini, hanya saat ini. Tidak memikirkan
tentang target penjualan, income Rsyafa,
penilaian orang serta tuntutan-tuntutan yang
memberatkan pundaknya. Sedamai ini dan
sesederhana ini.

Harusnya begitu dia menjalani hidup.


Andaikan bisa begitu.

Bunyi shutter mengagetkannya dari


lamunan. Mendapati Awang memotret ke
arahnya.

"Aku nggak pernah ke Ancol, baru pertama


ini," kata Rinai.

Awang tersenyum tipis di sudut bibirnya.

164 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Aku yakin, yang satu ini kamu juga baru
pertama. Ayok."

Rinai mengukir senyum tipis lalu ikut


berjalan mengikuti langkah Awang. Kali ini
menyusuri pinggir jalan dengan berpayung
langit yang mulai berwarna jingga. Rasanya
aneh, karena Rinai nggak pernah melakukan ini.
Beberapa kali dia sempat jogging tapi tentu
berbeda. Tidak dengan lelaki yang bersikap
begitu santai di sebelahnya.

"Main ke Lombok, banyak pantai di sana,"


kata Awang sembari terus berjalan.

Rinai membenarkan letak tote bag di bahu


kanannya.

"Kamu... balik ke Lombok?"

165 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Pertanyaan Rinai membuat Awang
menoleh, tak segera menjawab. Langkah laki-
laki itu berhenti saat mengajak Rinai
menyeberang jalan.

"Belum tahu kapan," ujar Awang.

"Raesya seneng banget waktu kamu


kirimin kursi gantung untuk hadiah nikahan. Jadi
rebutan sama Mas Randra," kata Rinai.

"Kamu mau?"

Rinai sering dibuat bingung dengan kata-


kata Awang yang suka tak tertebak dan
setengah-setengah.

"Apa?" tanyanya.

166 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Sofa aja ya, nempel di tembok. Taruh di
samping rumah hadap taman kecil kamu itu.
Enak buat santai."

Rinai tak menanggapi. Merasakan


kehangatan menerpa wajahnya karena sinar
matahari. Langkahnya mulai pendek-pendek.

"Capek?" tanya Awang.

"Baru juga jalan segitu," tambah laki-laki


itu saat Rinai mengusap keringat tipis di
keningnya.

"Untung pake sneakers. Coba pakai


flatshoes udah merah jari-jari kaki aku. Kamu
nggak bilang mau ngajak kemana," balas Rinai.

Langkah Awang berhenti membuat Rinai


mengikut. Keduanya kembali menunggu untuk

167 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
menyeberang jalan. Lalu lintas pemotor cukup
padat. Awang mengangkat tangan kanannya
untuk mengisyaratkan pemotor berhenti karena
akan menyeberang.

"Pake sneakers kalo pergi sama aku," kata


Awang.

Kakak Mayang itu menunjuk pada warung


tenda seafood pinggir jalan.

"Makan pinggir jalan kamu juga belum


pernah kan."

Sama sekali bukan karena memandang


rendah sehingga tidak suka makan di pinggiran.
Bahkan sejak masih tinggal di Jogja,
orangtuanya memang tidak pernah mengajak
makan di warung tenda pinggir jalan begini.
Padahal ayahnya dan Randra lebih suka makan

168 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
di pinggiran. Sementara saat menikah, Dhito
lebih sering mengajaknya makan di restoran
mewah di restoran ternama. Setelah berpisah,
jelas Rinai semakin tak mungkin makan di
pinggiran. Alasannya karena dia merasa tak
nyaman makan di tempat terbuka.
Kepribadiannya yang introvert membuatnya
mudah sekali merasa tak nyaman di tempat
ramai.

Tapi sepertinya Awang tidak melihat


kekikukan Rinai. Laki-laki itu mengambil duduk
di sebuah bangku kayu panjang. Mengambil
selembar menu dan menyodorkan pada Rinai
yang sudah mengambil duduk di sampingnya.

"Kepiting pedas enak atau cumi," saran


Awang.

"Aku nggak bisa makan pedas," kata Rinai.


169 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Ya udah yang goreng aja."

Sembari menunggu pesanan, Rinai


mengamati sekitar. Hanya tiga bangku yang
terisi, termasuk yang ditempatinya dengan
Awang. Satu diisi oleh orangtua dengan anak
mereka yang masih SD, satu lagi sepertinya
pasangan yang masih pacaran.

Aroma saus pedas yang menguar


membuat perut Rinai keroncongan. Awang
menyodorkan segelas es jeruk ke hadapan Rinai.
Tatapan Rinai tertuju pada lengan Awang.

"Kamu hapus tato?"

Aktivitas Awang yang mengamati foto-foto


di kamera terhenti. Mendongan menatap
Rinaira. Lalu beralih ke lengan kirinya.

170 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Masih sekali lagi untuk benar-benar
bersih," kata Awang.

"Kenapa?"

"Apanya? hapus tato? ya nggak papa."

Jawaban itu membuat kening Rinai


berkerut samar. Mengamati samar jejak tato di
lengan kiri Awang bagian dalam.

"Cuma satu itu? atau kamu punya tato


yang lain?" tanya Rinai masih penasaran.

Awang meletakkan kameranya,


menyeruput es tehnya sebelum menjawab.

"Nggak ada, cuma satu itu."

Seorang pelayan laki-laki mengantarkan


sepiring kepiting asam manis, lobster pedas,

171 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
sambal cumi, sepiring udang goreng, juga dua
nasi ke meja. Rinai yang tadinya hanya akan
makan udang tergoda untuk mencoba kepiting
yang dipesan Awang. Tanpa kata Awang
membantunya untuk memisahkan cangkangnya,
lalu meletakkan di piring Rinai.

"Enak kan?" tanya Awang yang dijawab


anggukan Rinai.

Niatnya hanya mencoba, namun Rinai


justru mengambil lobster yang lain. Meski
lidahnya seolah terbakar dengan rasa pedasnya.
Namun rasa lezat membuatnya tak bisa berhenti
makan.

Awang tertawa melihat wajah Rinai yang


memerah karena kepedasan.

"Pedes banget," kata Rinai di sela makan.

172 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinai tipe orang yang terstruktur dan tidak
suka keluar dari aturan. Dia hanya mendekam di
zona nyaman. Namun bersama Awang seolah
dirinya ditarik keluar dari lingkup nyamannya ke
dunia yang selama ini banyak membayangkan
ketakutan untuknya. Namun laki-laki itu juga
menunjukkan padanya, ternyata dunia luar tidak
semenakutkan itu.

"Mau nyoba cumi bakar nggak?" tanya


Awang.

Namun sebelum Rinai menjawab, laki-laki


itu sudah kembali memesannya ditambah
dengan cah kangkung.

...

Selesai salat subuh, ponsel Rinai berdering


dengan panggilan masuk dari Natasha. Bukan

173 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
hal baru jika kakak iparnya itu memang lebih
suka menelepon di waktu subuh. Karena anak-
anaknya belum bangun, juga belum mulai ribet
aktivitas ibu rumah tangga.

"Iya Mbak," sapa Rinai setelah


mengucapkan salam.

"Papa Mama belum telepon kamu?" tanya


Natasha membuat Rinai bingung.

Rinai mengambil duduk di tepi kasur


dengan mukena yang belum dilepas.

"Telepon kemarin, Mama nanya kabar aja.


Kenapa sih?"

Rinai sudah bisa menebak jika dari nada


suara Natasha ada kabar yang ingin ditanyakan.

174 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Kalau ada sesuatu di keluarga, Natasha yang
paling dulu membocorkan gosip.

"Seminggu lalu ada laki-laki yang datang


ke papa buat minta kamu."

Rinai memijat pelipisnya yang tiba-tiba


pening. Mama dan Papanya nggak bilang apa-
apa soal ini.

"Mas Wishnu? padahal aku belum bilang


apa-apa ke dia," ujarnya.

Jeda beberapa saat hingga Nai sampai


memanggil nama kakak iparnya.

"Selain Wishnu, kamu dekat sama laki-laki


siapa?"

"Hahh... nggak ada. Kenapa sih?"

175 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinai ikut bingung. Terlebih saat Natasha
kembali terdiam cukup lama.

"Rinaira, bukan Wishnu yang datang ke


Papa."

Nai baru akan memikirkan kemungkinan


lelaki siapa yang datang ke papanya. Pikirannya
tiba-tiba kosong saat mendengar nama yang
disebutkan Natasha.

"Awang, kakak Mayang. Dia yang datang


ke papa, Jaehian Awang."

176 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~ Ik

Rinaira masih dalam kebingungan dengan


informasi yang disampaikan kakak iparnya tadi
pagi.

Awang? Jaehian Awang ke rumah?

Bertemu Papa?

Mau berapa lama berpikir Rinai masih tak


bisa memahaminya. Perasaannya aneh sejak
tadi subuh. Satu chat yang dikirimkannya ke
Awang juga belum dibalas. Dua centang belum
berubah biru sejak dikirimnya pagi pukul

177 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
sembilan tadi. Sementara kini sudah jam lima
sore. Apa maksud laki-laki itu sebenarnya?

Awang tak pernah bicara apapun padanya.


Termasuk soal lelaki itu yang menemui Papanya.

"Mbak, mau ikut nggak?"

Suara seorang pekerjanya, Dela muncul


dari balik pintu.

"Anak-anak mau ke kedai Gelato di


sebelah? nyari yang dingin-dingin," kata Dela.

Rinai berdiri dari kursinya dan


mengambil bucket bag kecil.

"Yuk," ujarnya.

178 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Ada kedai gelato yang baru saja buka di
samping store sekaligus office Rsyafa. Rinai
memesan matcha dan waffle.

"Aku mau lembur hari ini beresin feed


Rsyafa. Habis ini nyari kopi ke starbucks dulu
yuk Ke."

Andin mengajak Keke yang duduk di


depannya.

"Kerjain di starbucks aja nggak papa Din,


tapi nggak ada budget dari kantor ya," timpal
Rinai yang ditanggapi tawa para pegawainya.

Di kantor sekaligus store utama Rsyafa di


Jakarta ini ada sekitar 30 pegawai termasuk
bagian produksi, menangani olshop dan
melayani di store langsung. Sementara di
cabang biasa hanya ada sekitar 10 orang karena

179 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
hanya melayani di store cabang dan olshop.
Rinai dan Raesya sebagai pemilik
menetapkan office hour dari delapan pagi hingga
sembilan malam, terbagi dalam dua shift.
Namun untuk beberapa pekerjaan bisa flexitime,
termasuk Andin dan Keke yang mengurusi
orderan olshop dan feed Instagram.

Sebuah gelas kaca dengan gelato matcha


terhidang di hadapan Rinai.

Ponsel Rinai yang tergeletak di meja


menyala dengan sebuah nama yang
membuatnya seharian ini uring-uringan. Rinai
tak segera mengangkat, mengambil jeda
beberapa detik. Sebelum meraih ponsel dan
meminta izin pada para pegawainya untuk
menepi dan duduk di bangku kayu pojok yang
kosong.

180 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Ada apa?"

Kekesalan Rinai yang tadinya berhasil diredam


sontak muncul kembali dengan sapaan awal
Awang yang begitu santai. Tak ada permintaan
maaf karena mengabaikan chat-nya selama
berjam-jam.

"Kamu nggak mau minta maaf karena baru


menghubungiku sekarang? Setahuku aku
mengirim chat jam sembilan pagi," kata Rinai
yang tak menyembunyikan nada sarkas di
ucapannya.

Setelahnya Rinai justru mendengar suara


Awang yang mengobrol entah dengan siapa,
hanya terdengar suara laki-laki.

"Bentar, jangan dimatiin," kata Awang.

181 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinai menatap layar ponselnya dengan
kening berkerut. Masih terdengar obrolan Awang
yang entah membahas apa. Rinai baru akan
mematikan panggilan saat Awang kembali di
ujung telepon.

"Ada apa? oh chat kamu? baru buka


ponsel. Aku lagi di Pati nyari log untuk bahan
baku Sayemba. Besok baru balik," kata Awang.

Rinai menghembuskan nafas pelan. Entah


kenapa emosinya mudah tersulut jika berurusan
dengan Awang.

"Kamu ketemu Papa?" tanyanya akhirnya.

Jeda sesaat sebelum Awang menjawab.


Rinai membiarkan keterkejutan Awang karena
dia sudah tahu soal itu.

182 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Iya."

Rinai semakin tak sabar dengan jawaban


pendek Awang.

"Ngobrolin apa?"

Kembali jeda hingga Awang bersuara.

"Nanti aja setelah aku balik ke Jakarta aku


jelasin. Nggak enak ngobrol di telepon," kata
Awang.

Namun Rinai terlanjur dibuat kesal.

"Kenapa kamu nggak bilang-bilang dulu


sama aku kalau mau ketemu Papaku. Apa yang
kamu katakan? nggak usah aneh-aneh deh,"
kata Rinai dengan setengah mengomel.

183 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Mendengar omelan Rinai, Awang semakin
tak mau menjelaskan. Merasa apa yang akan
dikatakannya tak akan sampai dengan benar jika
diutarakan dengan situasi seperti ini. Dengan
nada yang masih kalem dia bicara.

"Besok aku balik ke Jakarta, nanti aku ke


rumah kamu."

"Terserah," balas Rinai yang lantas


menutup panggilan.

Entah kenapa dia merasa kesal dengan


Awang yang seenaknya. Juga pada orangtuanya
yang tidak bilang apa-apa. Rinai tak sepenuhnya
percaya dengan apa yang Natasha bilang soal
Awang yang datang 'meminta' pada Papa.
Mungkin tidak seperti itu maksud sebenarnya.
Entahlah, dia sama sekali tidak bisa
menebaknya.
184 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
...

Setelahnya Rinai sama sekali tidak


menghubungi Awang. Ada dua chat masuk yang
tak dibaca Rinai. Dari widget Rinai melihat
Awang hanya mengatakan akan menjelaskan
nanti sesampai di Jakarta.

Sampai pukul setengah delapan malam,


tak ada tanda-tanda kemunculan laki-laki itu.
Rinai membuat teh hijau di dapur dan
membawanya ke depan televisi. Suara bel
rumah membuatnya segera ke pintu depan.
Omelan Rinai tertahan saat mengetahui lelaki
yang berdiri di balik pintu bukan lelaki yang akan
diomelinya.

Wishnu mengukir senyum lebar.

185 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Hai.. udah makan? mau ngajak kamu
makan di luar nih."

Rinai tak menutupi kekagetannya karena


Wishnu tiba-tiba muncul di depan rumahnya.
Pasalnya laki-laki itu sebelumnya nggak pernah
ke rumahnya. Juga tak mengabari akan datang.

"Sorry aku ga bilang-bilang mau mampir.


Nggak papa kan?" tanya Wishnu saat menyadari
kekagetan Rinaira.

"Iyaa.. nggak papa."

"Makan di luar yuk, cari yang deket sini


aja. Ada restoran steak baru di depan komplek."

Kekagetan Rinai belum sepenuhnya surut


saat melihat sebuah mobil lain yang berhenti di
depan rumahnya. Range Rover hitam itu sudah

186 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
dikenali Rinai sebelumnya. Pengemudinya turun
dengan membawa ransel army dan topi senada.
Menatap kaget sekilas saat menatap Rinai dan
Wishnu. Namun sedetik setelahnya Awang
menutupi dengan wajah santai.

"Hai," sapa Awang begitu di depan pintu,


berdiri berdampingan dengan Wishnu.

"Oh, kamu ada tamu?" tanyanya santai


mengangguk dan mengukir senyum tipis ke arah
Wishnu.

Hanya untuk kesopanan dan basa-basi.


Wishnu menatap Rinai dan Awang bergantian.
Sementara Rinai masih berdiri terpaku dengan
sebelah tangan memegang handle pintu. Tidak
tahu menjelaskan apa pada dua orang lelaki
yang berdiri di depannya.

187 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Gimana Nai, jadi makan ke luar?" tanya
Wishnu memecah kecanggungan.

Rinai menatap lelaki berkacamata itu, lalu


berganti menatap ke Awang yang sedang
menatapnya.

"Mau makan berdua di luar? ya udah pergi


dulu aja," kata Awang santai.

Rinai belum juga bersuara saat Wishnu


kembali mengajaknya pergi.

"Pergi aja, aku numpang mandi di rumah


kamu ya. Ada bibi kan yang jaga rumah?"

Dengan santai Awang mendorong pintu


agar terbuka lebih lebar. Lalu nyelonong masuk
setelah mengangguk sekilas ke Wishnu.
Mengabaikan Rinai yang berdiri bingung.

188 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Em, tunggu bentar ya," kata Rinai pada
Wishnu akhirnya.

Rinai menutup pintu dan masuk ke dalam


rumah. Mengikuti Awang yang dengan santai
berjalan ke dapur, mengambil sebotol air dingin
dari kulkas. Seolah ini rumahnya.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya Rinai


melihat tingkah laki-laki itu.

Awang menandaskan minumnya dan


menatap Rinai.

"Udah ditungguin di luar tuh, pergi dulu


aja. Kita bicara nanti. Aku mau mandi dulu,"
kata Awang.

Rinai menatap bingung pada Awang yang


berjalan ke ruang tv. Menggeletakkan ranselnya

189 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
di sofa lalu mengambil kaus bersih dari
dalamnya. Kesal dengan tindakan seeenaknya
laki-laki itu, Rinai berbalik akan keluar.

"Pakai jaket."

Kata singkat itu membuat Rinai


menghentikan langkah. Mengamati bajunya
yang hanya kaus panjang salem dan celana
senada. Juga hijab bergo maryam warna abu-
abu. Tak menjawab, namun Rinai berbalik ke
kamar. Mengambil jaket, dompet dan ponselnya
sebelum menemui Wishnu.

...

"Nggak enak ya Nai?"

Rinai mendongak dari hotplate dan


menatap Wishnu yang mengukir senyum kecil.

190 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Dari tadi nggak kamu makan."

"Ehm... enak kog," balas Rinai yang lantas


memasukkan sepotong steak ke mulutnya.

Sedari tiga puluh menit lalu Rinai berusaha


menepis berbagai hal di pikirannya terkait
dengan lelaki yang tadi bilang mau menumpang
mandi.

"Lelaki yang ada di rumahmu tadi...


saudara kamu?" tanya Wishnu dengan nada
hati-hati.

Rinaira tak mau membohongi Wishnu.


Namun dia juga bingung bagaimana
menjelaskan tentang siapa Awang.

"Dia abangnya sahabat aku," kata Rinai.

191 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Berharap Wishnu tak lagi bertanya, namun
harapan itu sama sekali tak terkabul.

"Kamu sama dia..." ujar Wishnu sengaja


menjeda perkataannya.

Rinai menatap pria berkacamata di


depannya dengan tatapan datar. Saat dia tak
juga memberi jawaban, Wishnu lantas kembali
berbicara.

"Maaf kalau aku nggak sopan nanya-


nanya. Aku nggak heran kalau banyak laki-laki
yang mendekatimu, maksudku kamu memang
punya kriteria jadi istri idaman," tutur Wishnu.

Senyum di wajah laki-laki itu justru


membuat Rinai agak merasa bersalah.

192 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Rinai, boleh aku tanya soal jawaban
kamu? Jadi aku bisa tahu apa yang harus
kulakukan setelahnya. Apakah menemui papa
kamu... atau berhenti."

Perkataan Wishnu semakin menambah


rasa bersalah Rinai.

"Di pertemuan selanjutnya, kuharap kamu


sudah punya jawabannya."

193 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~ Il

Rinai meletakkan plastik putih sterofoam


berisi nasi goreng di meja makan. Mengedarkan
pandangan dan tidak menemukan Awang di
rumahnya. Pandangannya terhenti di pintu
samping menuju taman yang terbuka. Saat
melangkah ke sana didapatinya Awang sedang
duduk santai di sebuah kursi kayu, dengan rokok
terselip di bibirnya.

"Jangan merokok di rumahku."

Kata-kata Rinai membuat Awang menoleh.


Tak bersalah, menghisap panjang rokoknya

194 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
sebelum mematikan dengan menginjak ke
tanah. Rinai balik ke dalam, mengambil plastik
yang tadi dibawanya, juga dua botol air mineral
dari kulkas. Meletakkan di meja bundar di depan
Awang.

"Kamu belum makan kan? nasi goreng,"


kata Rinai.

Tak menjawab, Awang meletakkan ponsel


di meja, mengakhiri bermain games. Lalu
membuka sterofoam dan menyendok nasi
goreng ke mulutnya. Rinai duduk tak berbicara
selama sekitar lima belas menit Awang makan.
Dirinya memilih membalas chat-chat di grup
Rsyafa. Sembari meredakan pikirannya yang
rumit setelah berbicara dengan Wishnu.
Memikirkan jawaban yang harus segera
diberikannya pada lelaki itu.

195 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Seketika Rinai teringat dengan apa yang
ingin ditanyakannya pada Awang. Diliriknya
lelaki itu yang sudah selesai makan, sedang
meneguk air minumnya.

"Apa yang mau kamu tanyain?" tanya


Awang saat menyadari Rinai menatapnya.

Rinai meletakkan ponselnya di meja.


Membenarkan letak duduk menyandar di
bangku.

"Kamu ketemu papaku?" tanyanya yang


lantas dijawab anggukan Awang.

"Untuk?" tanya Rinai lagi.

Awang ikut menyandarkan tubuhnya di


bangku kayu yang sebenarnya kekecilan untuk

196 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
tubuhnya. Sehingga kakinya banyak menekuk
tak nyaman.

"Ngobrol aja," ujar Awang.

Rinai sengaja diam tak berkomentar,


menunggu Awang menjelaskan lebih detail.

"Minta izin sebelum ngajak kamu ke


kondangan temenku waktu itu. Aku tahu kamu
nggak nyaman pergi berdua lelaki. Makanya aku
bilang dulu sama papa kamu," lanjut Awang.

Meski cukup bingung dengan itu, tapi Rinai


menahan diri bertanya tentang kejadian
kondangan yang sudah lewat itu. Karena ada
pertanyaan lain yang lebih penting.

"Cuma itu? nggak ada yang lain?"


tanyanya.

197 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Tatapan Awang menjadi lebih dalam
menatap iris hitam Rinai. Namun tak terbaca
apa yang dipikirkannya. Laki-laki itu tak kunjung
buka suara membuat Rinai kesal.

"Baiklah, aku anggap cuma itu kalau kamu


nggak mau bicara. Selebihnya apapun yang
kamu bicarakan sama papa kuanggap nggak
pernah terjadi," kata Rinai seraya beranjak.

Namun dicegah Awang yang menarik


lengannya yang berbalut jaket. Meminta Rinai
duduk kembali.

"Aku minta izin sama papa kamu untuk


aku lebih banyak waktu bersamamu."

Kali ini giliran Rinai yang terdiam


mendengar kata-kata Awang. Tangannya
melepaskan tangan Awang yang masih

198 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
memegang lengannya. Tapi Rinai tak berani
menatap laki-laki berkaus abu-abu gelap itu.

"Untuk apa? kamu tahu aku nggak berniat


menjalin hubungan personal apapun dengan
laki-laki di luar ikatan pernikahan," kata Rinai
pelan.

"Laki-laki tadi, kamu serius dengannya?"

Rinai menoleh dengan pertanyaan Awang


yang berubah topik. Namun dia tak memberikan
jawaban.

"Aku tidak tertarik menjalin kedekatan


apapun dengan laki-laki hanya untuk mencoba,
menjalani tanpa ada masa depan jelas. Kita
cukup berbeda dalam memandang soal
hubungan."

199 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Namun kata-kata Rinai ditanggapi Awang
dengan senyum sarkas di satu sudut bibirnya.

"Berbeda? apa yang kamu tahu soal


pandanganku menjalin hubungan?" tanya
Awang.

Rinaira menatap iris gelap Awang yang


menyorot tajam padanya.

"Kita jauh berbeda, dunia kita. Aku nggak


sama dengan wanita-wanita yang menjalin
hubungan denganmu. Aku nggak bisa
memberikan apa yang diberikan mereka
padamu dalam sebuah hubungan. Kalau itu
yang kamu harapkan... lebih baik kamu berhenti
sekarang," tutur Rinai.

Menjadikan rahang Awang mengeras dan


tatapannya berubah dingin. Rinai tahu dia baru

200 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
saja menyentuh ego laki-laki itu. Tapi dia
sungguh tak mau mengambil risiko yang akan
membuatnya menerima banyak luka.

"Apa kata-katamu tadi bermakna bahwa


aku nggak cukup pantas?"

Nada sarkas di kalimat Awang membuat


Rinai menggenggam tangannya erat. Merasakan
gejolak aneh di dadanya.

Awang mengangguk kecil,"Aku lupa


mempertimbangkannya saat bertemu papa
kamu. Seorang Rinaira dan mantan pecandu
yang pernah mendekam di penjara dan rehab.
Itu yang kamu maksud kita berbeda? Hidupku
terlalu kotor untuk bersamamu, begitu?"

Gejolak aneh yang dirasakan Rinai


membuat rasa sakit di hatinya. Sungguh dia

201 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
tidak bermaksud begitu. Dia sama sekali tidak
memandang rendah karena masa lalu Awang.
Dan Rinai juga bukannya tak tahu dengan kasus
Awang yang satu itu. Karena Mayang bercerita
padanya. Namun Rinai sungguh tak bermaksud
begitu.

"Kamu benar, jika dunia kita berbeda, jauh


berbeda. Kamu benar soal aku yang banyak
keluar batas dalam menjalani hidup. Hidupku
memang sekacau itu. Aku nggak akan mencari
pembenaran karena aku memang seburuk itu.
Rinaira, saat aku datang meminta ke papa
kamu, aku berpikir soal hubungan yang lebih
jauh dari sekedar mencoba dan menjalani.
Bersamamu, aku nggak pernah berpikir hanya
untuk main-main dan sesaat," tutur Awang.

202 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinai merasa bersalah dengan kata-
katanya jika menyinggung Awang. Apa yang
dikatakan laki-laki itu justru membuatnya sesak
dan matanya berkabut. Nada sarkas dan raut
dingin Awang menghilang. Laki-laki itu berbicara
tanpa ada paksaan.

"Kamu berhak memberikan jawaban


apapun, termasuk penolakan seperti jawaban
kamu pada lelaki-lelaki yang datang
sebelumnya."

...

Jam masih menunjukkan pukul setengah


empat pagi, tapi Rinai tak juga bisa
memejamkan mata. Dirinya baru selesai
tahajud. Yang rutin dilakukannya sejak dua
minggu ini. Karena ada gundah di hatinya yang
tak kunjung menemukan jawaban.
203 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinai meraih ponselnya di nakas. Membuka
WhatsApp yang dipenuhi obrolan di grup.
Tangannya menggulir ke bawah pada nama
Awang. Tak ada chat baru semenjak dua
minggu lalu. Awang tak lagi membicarakan
apapun soal obrolan terakhir mereka.

Satu chat yang masuk membuat Rinai


segera membukanya, dari sang papa.

Nggak tidur jam segini?

Rinai segera membalas mengatakan dia


baru saja salat malam dan tak bisa tidur lagi.
Bukan balasan chat, sang papa justru
meneleponnya.

"Ada yang kamu pikirin?"

204 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Kalimat pertama itu membuat Rinai
bungkam. Bahkan saat tak bicara langsung pun,
papanya begitu paham apa yang sedang
dipikirkannya. Rinai menghela nafas pelan.

"Pa, Mas Awang menemui Papa?"

Kalimat itu akhirnya keluar dari bibir Rinai.


Degup jantungnya berderu cepat. Seiring
keresahan yang dirasakannya.

"Iya, Awang udah bicara sama kamu?"


tanya sang Papa.

"Apa yang dia katakan sama Papa?"

Ada jeda setelah pertanyaan Rinai


tersebut. Hingga kemudian nada menenangkan
di suara papanya terdengar.

205 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Awang minta izin ke papa untuk lebih
dekat dengan kamu."

Apa yang dikatakan sang papa seperti apa


yang dibilang Awang saat itu. Hingga perkataan
sang ayah selanjutnya nafas Rinai tercekat.

"Dia meminta ke papa, untuk kamu


menjadi istrinya."

Ada perasaan aneh di dada Rinai, rasa


takut, kehangatan namun juga keresahan.
Semuanya bercampur menjadi kekalutan. Ini
bukan kali pertama ada lelaki yang meminta
pada papanya. Biasanya Rinai hanya butuh
sehari dua hari untuk memutuskan bahwa dia
menolak. Namun sejak dua minggu lalu
obrolannya dengan Awang, Rinai tak tahu harus
memberikan jawaban apa.

206 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Rinai, ibunya Wishnu juga bilang ingin
kamu menjadi menantunya. Bilang kalau Wishnu
akan menemui Papa setelah bicara sama kamu.
Apa kamu sudah memberi jawaban?" tanya
sang ayah.

"Belum Pa," jawab Rinai.

Rinai tahu Wishnu lelaki yang baik. Selama


mengenal lelaki itu juga sopan, pekerja keras
dan bertanggung jawab. Namun Rinai tak
pernah ada keinginan untuk mengetahui lebih
lanjut. Tak ada perasaan untuk mengambil
langkah lebih dekat dengan pria itu.

Dengan Awang, Rinai tak pernah ada


rencana. Namun setiap tindakan laki-laki itu
seolah menarik Rinai untuk melangkah lebih
dekat. Ada perasaan entah, yang tak bisa
diuraikannya saat bersama Awang.
207 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Rinaira, papa ingin kamu menghabiskan
hidup dengan lelaki yang benar-benar kamu
inginkan. Siapapun dia, apapun latar
belakangnya, biarkan hatimu yang memilih,"
tutur sang ayah.

Lagi-lagi Rinai tak bisa memberikan


jawaban. Kata-kata sang papa selanjutnya
membuat Rinai merenung semakin dalam.

"Nak, kadang yang kita kira kita butuh


waktu. Namun sebenarnya, yang kita butuhkan
adalah keberanian."

208 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~ Im

"Bengong aja Buk."

Lambaian tangan Shafa membuat Rinai


tersadar dari lamunan. Margin dengan santai
merebahkan diri di sofa salem ruangan Rinaira,
setelah selesai photoshoot produk terbaru.

"Kenapa sih kayaknya banyak pikiran


banget? Eh Nai, ikut aku yuk ke grand
opening restoran Helena," ajak Shafa.

Helena, adik Shafa memang memiliki


beberapa restoran di beberapa kota besar.

209 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Sekarang?" tanya Rinai melihat jam
tangan yang menunjukkan pukul tujuh malam.

"Iyalah, sekalian dinner. Daripada sendirian


di kantor kan ketahuan banget jomblonya," kata
Shafa diiringi tawa meledek.

...

Restoran baru Helena ternyata berada di


The Plaza. Saat memasuki restoran suasanya
nyaman dan kesan elegan begitu terasa. Rinai
menunggu di sebuah sofa saat Shafa berbincang
dengan salah seorang pelayan.

Rinai baru akan mengeluarkan ponsel dari


tas saat sekilas pandangannya menangkap
seorang yang dikenal. Lelaki dengan kemeja
hitam dan jeans senada. Kali ini rambut
setengkuknya dibiarkan tak terlalu rapi. Rinai

210 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
segera menunduk saat Awang menoleh
padanya. Setelahnya Rinai menggeser duduk
menyandar di sofa. Membuatnya terhalang dari
pohon dalam pot di sebelahnya.

Bukan sendirian, Awang bersama seorang


wanita yang Rinai tak kenal. Wanita cantik
dengan midi dress biru tua itu mengumbar
senyum saat berbicara dengan Awang.

"Yuk," ajak Shafa yang sudah kembali.

Rinai segera berdiri dan mengikuti Shafa


berjalan ke pintu kaca keluar. Pemandangan
malam kota Jakarta terlihat begitu cantik dari
ketinggian. Meja-meja persegi dipenuhi
pengunjung. Lampu temaram dan alunan musik
pelan dari band di sisi kanan membuat suasana
semakin nyaman.

211 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Sashimi oke Nai?" tanya Shafa.

"Boleh deh," timpal Rinai.

Keduanya memesan beberapa menu.


Shafa sedang menerima telepon dari suaminya
saat pelayan yang mencatat makanan pergi.
Merasa seolah diperhatikan, Rinai menatap tiga
meja berselang darinya. Agak jauh, tapi tak
perlu memastikan dua kali jika Awang yang
sedang duduk menatap tajam ke arahnya. Ada
sesuatu yang menganggu Rinai dari tatapan
Awang padanya. Namun Rinai memilih
mengabaikan.

"Eh, kemarin waktu nemenin suami beli


jam tangan, aku ketemu Wishnu," kata Shafa
membuat Rinai menoleh.

212 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Wanita dengan hijab pink itu sudah selesai
bertelepon dengan suaminya.

"Gimana kamu sama Wishnu? bukannya


kamu udah kenal dekat juga sama keluarganya."

Rinai menyandarkan punggungnya ke


kursi. Menatap ke kejauhan kota yang gemerlap.

"Kadang aku bingung dengan diriku


sendiri. Tidak ada yang salah dengan Wishnu,
tapi entah kenapa rasanya sulit untuk membuka
diri dengannya ke tahap yang serius," ujar Rinai.

Biasanya Rinai tak suka menceritakan


perasaannya pada orang lain. Hanya pada Shafa
atau Margin, juga keluarganya dia bisa terbuka.

"Menurutku justru wajar, karena kamu


mencari lelaki bukan untuk sekedar mengisi

213 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
kekosongan, bukan sekedar untuk digandeng-
gandeng saat pergi. Tapi mencari untuk
menemani hidupmu, juga yang akan jadi ayah
anak-anak kamu. Nggak mudah mencari satu
lelaki di antara begitu banyaknya yang berlalu
lalang. Rinai, kamu bukannya sulit melangkah,
cuma belum bertemu dengan lelaki yang berani
menarikmu membina rumah tangga lagi," tutur
Shafa.

Kali ini Rinai menatap sahabatnya dengan


serius. Membuat Shafa memajukan duduknya
dan kembali bicara.

"Wishnu ini, secara pikiran kamu emang


menilai nggak ada yang salah. Tapi, menurutku
perasaan itu penting Nai. Bukan cuma sekedar
'aku cinta kamu' tapi perasaan, feel yang bener-
bener nggak bisa dijabarkan. Kayak bagaimana

214 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
kamu merasa nyaman dengannya, gimana
kalian saling memahami bahkan tanpa banyak
bicara, gimana kamu tenang dan aman di
dekatnya. Cinta, bagiku menjelma dalam
perasaan-perasaan seperti itu. Sehingga cinta
itu kasih sayang dan tulus, bukan obsesi," tutur
Shafa.

Umur Shafa hanya terpaut dua tahun di


atas Rinai, namun kadang wanita itu bisa begitu
dewasa. Rinai selalu merasa nyaman bercerita
dengannya.

"Aku yakin, pikiran kamu jauh lebih pintar


menilai dia bisa menjadi pendampingmu atau
enggak. Tapi secara feeling, biarkan hatimu
yang memilihnya."

Rinai menunduk, mengamati jari-jarinya


yang bertautan di atas meja.
215 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Gimana kalau kamu merasa,
kehidupannya jauh berbeda denganmu. Kalau
kalian punya dunia yang sangat berbeda. Juga
dengan dia yang punya masa lalu nggak baik,"
kata Rinai.

Shafa tersenyum mendengarnya.

"Nggak ada orang yang punya kepribadian


sama Nai. Juga bukan berarti karena kita nyaris
'sama' itu menjamin pernikahan langgeng. Yang
penting bukan dunia sama atau beda, tapi
pemahaman dan saling menghargai satu sama
lain. Kalau untuk masa lalu baik atau enggak,
manusia nggak ada yang seutuhnya baik Nai.
Setiap orang ada bagian 'broken' masing-
masing. Nggak akan ada orangnya kalau kamu
cari yang seluruh hidupnya baik."

216 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinai menoleh menatap pada tempat
Awang duduk. Lelaki itu masih di sana. Dengan
bibir terselip rokok. Kali ini tidak berdua saja
dengan wanita tadi, ada beberapa teman lelaki
dan perempuan lain yang datang. Rinai kembali
menundukkan pandangan saat tatapan Awang
terus menganggunya.

"Masalahnya, aku yang tidak merasa cukup


baik untuknya," lirih Rinaira.

...

Awang menoleh saat ada yang menepuk


pelan bahunya. Seorang pria dengan jaket kulit
hitam memamerkan senyum tipis dengan rokok
terselip di bibir.

"Nggak join?" tanya pria bernama Denny


tersebut.

217 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang melirik sekilas pada ruangan
dengan pintu hitam yang tertutup. Lalu
menghisap panjang rokoknya.

"Nggak," jawabnya.

Dulu, aktivitas di ruangan tersebut menjadi


candu Awang. Dia bahkan dengan mudah
menggelontorkan uang hingga puluhan sampai
ratusan juta untuk memenuhi hobi judinya.
Kadang bisa sebulan sekali dia pergi ke
Singapura atau Hongkong hanya untuk semalam
berjudi lalu besoknya pulang lagi. Dia memang
segila itu, dulu.

Dunia malam sudah melekat dalam dirinya


sejak lama. Alkohol, judi bahkan wanita. Hingga
dia tersandung narkoba dan mendekam di
rehabilitasi. Sejak itu total berhenti.

218 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Sabtu besok pada mau ke Singapura,
beneran nggak ikut?" tanya Denny.

Laki-laki itu merupakan salah satu teman


Awang saat berjudi. Awang menjawabnya
dengan gelengan pelan.

"Mau married loe ya, insaf sekarang,"


komentar Denny yang lantas beranjak pergi.

Jam tangan menunjukkan pukul setengah


dua pagi. Awang baru akan membuka kaleng bir
kedua saat seorang wanita dengan mini
dress hitam duduk di sebelahnya, mengukir
senyum menggoda. Klub yang didatanginya
termasuk untuk kalangan atas. Wanita dengan
pakaian yang memamerkan lekuk dadanya itu
menyapa Awang. Bibir merahnya terselip rokok
yang diambilnya asal dari kotak rokok Awang di
meja.
219 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Boring huh?" tanyanya lalu mengepulkan
asap rokok.

Tak membalas, Awang meneguk bir


keduanya. Dia mendekam di sini hanya untuk
menunggu lelah dan mengantuk sebelum pulang
ke apartemen. Dia tak berniat bermain, entah
itu judi atau wanita.

Tangannya asal menggulir ke media sosial.


Melihat aktivitas teman-temannya tanpa niat.
Hingga jarinya berhenti di story Randra.
Mengucapkan ulang tahun pada lelaki yang dua
kali ditemui Awang. Wishnu duduk berhadapan
dengan Rinaira di sebuah restoran jepang.

'Happy birthday my brother


@wishnupradana' tulis Randra di keterangan
unggahannya.

220 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Senyum getir terukir di sudut bibir Awang
saat melihat potret Rinaira yang mengukir
senyum tipis. Nyari sebulan setelah obrolan
terakhir mereka dan Rinai tidak mengabari
apapun. Namun foto itu seolah meledeknya,
memaparkan dengan jelas bahwa dirinya
ditolak.

Siapa dia sampai berani mendekati Rinaira.


Seorang mantan pecandu dengan kehidupan liar
sepertinya, bersama dengan Rinai, Awang
menertawakan ketololan yang dibuatnya.

"Get room."

Awang menoleh saat tangan wanita tadi


melingkar ke lengannya. Dulu Awang mungkin
tak berpikir dua kali menerima ajakan itu.
Membebaskan dirinya dari pikiran yang kalut.
Membebaskan pundaknya dari beban. Namun
221 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
sekarang entah kenapa terasa salah. Bagaimana
dia bisa mengajak wanita lain mencari kamar
saat bayangan Rinaira tak mau pergi dari
pikirannya.

Menggeleng kecil, Awang mengatakan


maaf pendek dan berlalu keluar. Dihisapnya
panjang batang rokok yang masih tersisa
separuh. Berjalan ke mobilnya terparkir. Bukan
untuk pulang ke apartemen, namun ke satu
tempat lain, yang juga sering menjadi
pelariannya.

...

"Kalau mau mati jangan di sini."

Satu komentar itu tak menghentikan


Awang dari memukuli samsak sejak setengah
jam yang lalu. Tubuhnya yang telanjang dada

222 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
sudah dibanjiri peluh. Rambut setengkuknya
basah dan wajahnya dipenuhi keringat. Buku-
buku jarinya yang dibebat hand wraps terasa
mati rasa.

Edo menepi ke ring, melemparkan


sekaleng heineken ke Awang yang menjadikan
lelaki itu berhenti dari aktivitasnya. Awang
lantas keluar dan ikut duduk dengan Edo, si
pemilik tempat tinju yang juga merupakan
temannya.

"Gue denger elo balik ke Jogja. Pulang


kampung juga akhirnya," kata Edo.

Awang mengambil kotak rokoknya dan


menyulut sebatang. Edo menoleh ke lelaki yang
masih saja bungkam itu. Bertahun-tahun
berteman, membuat Edo paham benar
bagaimana Awang yang tak pernah suka banyak
223 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
bicara. Laki-laki itu hanya datang sesekali.
Terlebih kalau suntuk, sparing sendirian sampai
nyaris pingsan. Tak peduli waktu bahkan jika itu
nyaris pukul tiga pagi seperti ini.

"Nggak ada plan naik?" tanya Awang


menghembuskan asap rokoknya.

Edo tersenyum kecil, ikut menyulut rokok.


Beginilah jenis pertemanannya dengan Awang.
Tak perlu banyak bicara, hanya saling ada jika
satu yang lain membutuhkan. When life like a
shit.

"Kemana? Semeru?" tanya Edo yang lantas


mengeluarkan ponsel.

Mencari jadwal pendakian, mengatur


transportasi dan akomodasi. Dirinya hanya perlu

224 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
meminta bantuan teman-temannya yang anak
gunung.

"Done, besok sore berangkat. Naik Senin


pagi? ngecamp nggak, semalam?" tanya Edo
yang dijawab anggukan Awang.

225 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~ In

"Apa ini?" tanya Wishnu saat Rinai


meletakkan sebuah goodie bag di meja.

Mereka sedang makan malam karena undangan


Wishnu yang ulang tahun. Kebetulan Randra
juga di Jakarta sehingga bisa ikut makan
bersama. Randra dan Wishnu merupakan teman
saat kuliah, meski beda fakultas keduanya
berada dalam satu himpunan BEM universitas.

"Aku titip untuk Tante Nila, sampaikan


ucapan terima kasihku," ujar Rinai.

226 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Wishnu membuka goodie bag tersebut dan
mendapati sebuah tas. Raut kebingungan
terlihat di wajah Wishnu.

"Untuk apa?" tanyanya.

Rinai mengukir senyum tipis.

"Aku merasa nggak nyaman saat Tante


Nila memberiku tas tempo hari. Salah satunya
juga karena harganya yang cukup mahal, meski
kamu yang membayarnya. Dan aku yakin kalian
juga menolak jika aku mengembalikan. Jadi
sebagai gantinya, tolong berikan ini ke Tante
Nila," tutur Rinaira.

Sebenarnya Rinai merasa tak enak hati


mengatakannya, tapi menurutnya apa yang
dilakukannya sudah benar. Dia tak mau merasa
hutang budi karena tas puluhan juta. Terlebih

227 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
dengan apa yang akan dikatakannya pada
Wishnu.

"Sepertinya kamu sudah memutuskan


jawaban," kata Wishnu dengan senyum tipis.

Rinai menunduk mengamati piring sushi di


depannya. Lalu mencoba kembali menatap
Wishnu.

"Hari ini ulang tahunku, tapi aku sudah


mempersiapkan diri untuk jawaban terburuk."

Kata-kata laki-laki itu membuat Rinai


semakin berat mengatakannya.

"Maaf," ucapnya pelan.

Wishnu mengangguk kecil, meminta Rinai


melanjutkan bicara.

228 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Sungguh, tidak ada yang salah
denganmu. Tapi, aku merasa kita tidak bisa
melanjutkan," kata Rinai akhirnya.

Butuh waktu lama dan renungan yang


dalam hingga Rinai sampai di jawaban itu.
Seperti apa yang Papanya dan Shafa katakan,
dia hanya memberikan jawaban apa yang
hatinya rasakan. Meski tak enak
mengatakannya, tapi Rinai lega karena berbicara
jujur. Dia tak mau memaksakan untuk hal yang
menyangkut hidupnya.

"Aku minta maaf," kata Rinaira saat


melihat kekecewaan yang tak disembunyikan
Wishnu.

Laki-laki berkemeja navy itu memberikan


senyum.

229 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Aku tahu, aku tidak bisa memaksakan
jawaban. Tidak ada yang salah dengan
jawabanmu. Ya, meski aku kecewa. Tapi
sepenuhnya hak kamu untuk memutuskan. Jadi
kita berhenti di sini, aku tidak bisa menemui
Papa kamu," tutur Wishnu.

Tangan Wishnu meraih goodie bag di meja


dan meletakkan di sampingnya.

"Nanti aku berikan ke mama dan


sampaikan salam kamu. Sampaikan salam aku
juga untuk orangtua kamu. Kuharap kita masih
bisa menjalin hubungan baik."

Rinai begitu bersyukur dengan


pemahaman Wishnu yang begitu dewasa.
Kekecewaan jelas ada, tapi tak ada kemarahan
darinya.

230 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Boleh aku bertanya sesuatu?"

Pertanyaan itu membuat Rinai kembali


menegakkan punggungnya. Satu pertanyaan
yang keluar dari Wishnu tak bisa Rinai jawab.

"Apa lelaki yang di rumah kamu waktu itu,


menjadi alasannya?"

Sungguh Rinai ingin berpura-pura tak


mendengar pertanyaan itu. Tapi dia juga tak
bisa menghindar untuk menjawab.

"Adanya dia atau tidak, jawabanku tetap


sama. Karena jawabanku sepenuhnya berdasar
dari apa yang aku rasakan terhadapmu, bukan
dari pengaruh orang lain," tutur Rinai akhirnya.

...

231 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Setelah mengutarakan jawabannya pada
Wishnu sebulan lalu, ada separuh beban di bahu
Rinai yang seolah terangkat. Namun separuh
lagi masih mendekam. Rinai
mengamati bag biru muda di samping meja
kerjanya. Berisikan pakaian Awang yang
tertinggal di rumahnya ketika lelaki itu
menumpang mandi beberapa waktu lalu.
Terhitung sudah dua bulan sejak pertemuan
terakhir mereka. Tak ada komunikasi apapun
setelah itu.

Rinai menimang apakah harus mengirim


pesan lebih dulu. Hingga jari-jarinya bergulir
menulis sebaris kalimat. Yang langsung centang
dua namun belum dibaca. Rinai meletakkan
ponselnya terbalik di meja. Memusatkan
pikirannya untuk bekerja.

232 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Mbak, Kak Jenifer udah dateng," kata
asistennya dari balik pintu.

Rinai beranjak dari meja kerjanya, bersiap


untuk dirias karena akan menjalani photoshoot
produk baru yang akan launching bulan Agustus.

Saat kuliah Rinai mengambil jurusan bisnis


dan langsung membuka usaha begitu lulus.
Dirinya sudah hobi mendesain baju sejak di
bangku sekolah menengah atas. Sang mama
yang mengetahui hobinya lantas memberikan
les menjahit. Bekerja dengan sang adik, Raesya
meluncurkan bisnis Rsyafa sudah sekitar tujuh
tahun berjalan. Bermula dari bekerja berdua dari
mencari kain, mencari penjahit, hingga
memasarkan di media sosial. Sampai kemudian
di tahun kedua berani mengontrak sebuah ruko

233 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
kecil sebagai kantor. Kini sudah memiliki
beberapa store di beberapa kota.

...

Rinai mengamati tampilan wajahnya di


cermin besar wastafel. Photoshoot-nya baru saja
selesai. Make up yang dipulaskan Jenifer
membuat wajahnya terlihat berbeda dari saat
tadi pagi berangkat. Ada sentuhan eyeshadow
nude, lipcream peach juga garis eyeliner tipis di
matanya.

"Kak Rinai aku duluan ya, thank you untuk


hari ini," kata Fahira yang baru saja keluar dari
salah satu bilik kamar mandi.

Wanita yang memiliki sentuhan garis


keturunan Arab itu melambai singkat dengan

234 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
senyum. Salah satu selebgram yang beberapa
kali menjadi model photoshoot untuk Rsyafa.

"Makasih ya Ra, hati-hati," balas Rinaira.

Rinai membuka ponsel dan tak mendapati


ada chat balasan dari Awang. Pesannya bahkan
belum dibaca. Rasanya sungkan jika dia
melakukan panggilan. Biasanya Awang duluan
yang menelepon jika Rinai mengirimkan chat.
Entah malas mengetik atau apa, tapi Awang
jarang membalas chat-nya dengan menulis chat
balik. Laki-laki itu memilih menelepon.

Mendapatkan ide lain, Rinai lantas


membuka media sosial Sayemba. Menelusuri
lokasi yang disertakan di sana. Sekitar 25 menit
dari kantornya.

...

235 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Mas Awang, ada tamu."

"Siapa? klien?" tanya Awang pada Arga


yang muncul di balik pintu.

"Bukan, baru pertama kali kesini


sepertinya," kata Arga.

Awang meninggalkan iPad di meja kerja,


mengantongi ponsel dan berjalan keluar
ruangan.

Langkahnya terhenti saat mendapati


seorang wanita dengan hijab lilac, sedang duduk
di sofa ruang tunggu Sayemba. Wanita yang tak
ditemuinya sejak dua bulan lalu. Saat dia
mencoba menghindar kenapa justru datang di
waktu dan tempat yang sama sekali tak
diduganya.

236 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinai mendongak saat mendengar suara
langkah mendekat. Awang menatapnya datar
dengan sebelah tangan di saku celana.

"Ada apa?"

Pertanyaan dengan nada datar itu


membuat Rinai yang tadinya akan menyapa
duluan lantas urung. Ada kesan dingin di wajah
dan suara lelaki yang mengenakan kemeja
hitam itu.

"Maaf menganggumu, aku cuma mau


mengembalikan baju kamu yang tertinggal,"
kata Rinai mengangsurkan bag di tangan
kanannya.

Awang menatapnya beberapa lama


sebelum kemudian mengambilnya.

237 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Mas Awang, Pak Leo mampir."

Rinai ikut menoleh saat seorang pria


dengan kemeja biru muda mendekati Awang.
Lelaki itu segera berlalu begitu Awang
mengatakan akan menemuinya.

"Kalau begitu aku permisi," kata Rinai yang


segera berbalik pergi bahkan sebelum Awang
menjawab.

Rinai merutuki dalam hati keputusan


spontannya. Sama sekali bukan dirinya
memutuskan tanpa berpikir matang. Apalagi
menghampiri lelaki itu. Melihat sikap dingin
Awang, membuatnya terlihat bodoh dan
memalukan.

Awang masih terdiam di tempatnya saat


Rinaira sudah berjalan mencapai pintu lobby.

238 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Namun kakinya berjalan cepat begitu saja.
Tangannya menahan lengan Rinai membuat
wanita itu berhenti. Ditatapnya lekat di manik
hitam yang terlihat sendu itu.

"Tunggu di ruanganku, aku ketemu klien


bentar."

...

Lima belas menit sejak Awang


meninggalkannya di ruangan luas bernuansa
kayu-kayuan. Saat tadi masuk ke lobi Sayemba
Rinai tak bisa untuk tidak mengagumi
interiornya. Kantor utama Sayemba begitu luas,
megah namun bukan kesan kesombongan
dengan lampu kristal atau guci kuningan.
Namun karena kesan nature yang
ditampilkannya. Sederet kursi kayu beraneka
bentuk ditata melingkari meja-meja bundar.
239 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Bukan marmer namun rumput sintetis menjadi
lantainya. Kaca menjadi atapnya dengan
gantungan tanaman hias. Tempat untuk
menjamu tamu dan klien. Hanya dengan duduk
dan disajikan green tea, para klienpun
kemungkinan 80% pasti akan deal sebelum ada
penawaran. Awang dan para pekerjanya begitu
cerdas mengelola Sayemba.

Berbeda dengan lobi, ruangan Awang


terlihat lebih klasik namun estetik. Rinai baru
akan mengagumi setiap sudut ruangan saat
pintu kaca terbuka. Awang masuk dengan
sebuah map cokelat yang lantas diletakkannya di
meja. Menatap Rinai dan berjalan menuju kulkas
satu pintu, mengeluarkan dua botol air mineral
di dalamnya. Duduk di hadapan Rinai setelah
meletakkan botol tersebut di meja.

240 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Jadi, kesini cuma mau ngembaliin baju?"
tanya Awang menyandarkan punggung ke sofa.

"Kamu nggak membalas pesanku," balas


Rinai.

Awang menatap lekat pada wanita yang


terlihat kikuk itu. Semakin kikuk di bawah
tatapannya yang tak lepas. Membuat Rinai
mengalah dan menundukkan pandangan lebih
dulu.

"Mau hadiah apa? sofabed?"

Tangan Awang menggeserkan potret


sebuah sofabed berwarna magenta. Kening Rinai
berkerut samar tak paham maksud laki-laki itu.

"Hadiah untuk apa?" tanya Rinai.

241 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Iris hitam Awang berubah tajam menatap
lekat di iris hitam Rinaira. Kalimat dengan nada
sarkas yang dikatakan Awang setelahnya
membuat kebingungan Rinai bertambah.

"Wedding? kamu dateng mau nganter


undangan kan? Congrats for you and your man."

242 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~ Io

Hingga 30 detik kemudian Rinai masih tak


paham dengan apa yang dikatakan Awang.
Sampai laki-laki itu mengatakan tentang
kejadian ulang tahun Wishnu tempo hari.

"Aku lihat story Randra, saat kalian dinner


bareng. Jadi dia udah menemui keluarga kamu?"

Perlahan Rinai mulai mengerti apa yang


dibicarakan laki-laki itu.

"Cuma dinner karena undangan ulang


tahun. Lagian..." Rinai sengaja menjeda
kalimatnya.

243 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Menatap iris hitam Awang yang tak lepas
darinya.

"Kalau aku memberikan jawaban iya, aku


nggak akan kesini nemuin kamu."

Giliran Awang yang terdiam memahami


perkataan itu. Tindakan laki-laki itu setelahnya
membuat Rinai kaget. Awang mengusap kasar
wajahnya hingga menyugar rambut lalu
mengumpat pelan. Saat kembali menatap, ada
kekesalan dan raut lelah di wajahnya.

"Bilang yang jelas. Jangan membuatku


berbuat nekat Rinaira," katanya pelan namun
dengan nada ancaman.

Bukannya takut dan menurut, Rinai justru


bungkam. Mengalihkan pandangan ke dinding
kaca yang menampilkan pemandangan langit

244 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
sore kota Jakarta. Sinar oranye itu membuat
ruangan Awang temaram senja.

"Rinai," panggil Awang dengan penekanan.

"Apa? kamu juga nggak tanya apa-apa.


Bahkan menghilang begitu saja dua bulan ini.
Apa yang harus kujelaskan?" tanya Rinai agak
kesal.

Tak peduli jika Awang sedang menahan


emosinya dengan wajah yang terlihat mengeras.

"Apa jawabanmu pada lelaki itu?"

Kalimat itu keluar juga dari bibir Awang.


Rinai kembali menjeda sebelum menjawab.
Memilih kata yang tepat untuk disampaikan.

"Acara malam itu, aku sama Mas Randra


cuma makan malam di ulang tahun Mas Wishnu.

245 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Nggak lebih. Nggak ada pertemuan orangtua
dan... nggak akan ada. Aku sudah memberinya
jawaban... bahwa aku tidak bisa," tutur Rinaira.

Kali ini keduanya sengaja mengambil jeda.


Membiarkan pemahaman satu sama lain
bekerja. Rinai menatapi kuku-kukunya
menghindari tatapan Awang yang
menjengahkan. Masih dengan arah pandangan
yang sama, dia lantas bertanya.

"Kenapa?" tanyanya pelan.

"Kenapa aku?" ulang Rinai mengangkat


pandangan ke Awang.

Awang tahu yang ditanyakan Rinai soal


dirinya yang datang meminta ke ayah wanita
itu.

246 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Kenapa Rinai?

Pertanyaan itu bahkan tak bisa dijawab


Awang untuk dirinya sendiri. Dia bukan lelaki
yang mudah memberikan hatinya untuk wanita.
Juga bukan orang yang gampang mengumbar
komitmen, apalagi sesuci ikatan pernikahan.
Baru kali pertama dan wanita itu Rinaira.

"Aku tidak tahu jawabannya jika kamu


bertanya kenapa kamu," kata Awang jujur.

Pandangannya berubah lembut


menyelimuti iris jernih Rinai. Wanita itu memiliki
nyaris segalanya untuk menjadi seorang istri di
mata orang-orang. Baik, sopan, bisa menjaga
diri, memiliki karier bagus, dan wajah yang
cantik. Namun memilih istri bukan hanya
perkara itu. Ada hati yang menyumbangkan
peran besar.
247 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Soal perasaan dan hati, kamu tahu pasti
itu bukan hal yang bisa dijelaskan dengan kata-
kata," kata Awang akhirnya.

Pelan Awang memanggil wanita itu untuk


membalas tatapannya.

"Rinaira, aku tidak main-main saat


meminta kamu jadi istriku," kata Awang pelan
namun dengan ketegasan.

Kalimat itu membuat rasa hangat


mengembang di dada Rinai. Jantungnya
berdetak lebih cepat. Selaput bening menghiasi
matanya. Sebelum Awang, bahkan ada
beberapa lelaki yang memintanya dengan kata
yang lebih manis. Juga ada yang menyatakan
cinta secara gamblang. Menjanjikan kehidupan
bersama yang indah. Namun reaksi hatinya tak

248 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
seperti ini. Kalimat sederhana lelaki itu, Rinai
merasakan ada ketulusan di dalamnya.

"Tapi aku juga paham, ada banyak bagian


diriku yang tidak pantas bersamamu. Aku
mengerti jika kamu memberi jawaban menolak,"
kata Awang dengan senyum kecil di sudut bibir.

Senyum yang tidak berarti sebenarnya.


Senyum yang tidak sampai ke mata.
Lengkungan bibir memberikan kegetiran.

Awang sangat mengerti jika Rinai


menjawab tidak. Dia menyadari bagaimana
hidupnya yang cukup rusak untuk bersanding
dengan wanita itu. Dirinya akan menerima
penolakan itu, meski entah bagaimana nantinya
mengurus hatinya.

"Maaf," kata Rinai mengagetkannya.

249 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Aku minta maaf untuk malam itu. Sama
sekali nggak bermaksud menyinggung masa lalu
kamu, atau apapun itu momen gelap dalam
hidup kamu. Aku tidak menilai seperti itu.
Justru.. aku merasa sebaliknya," tutur Rinai.

Awang diam menunggu kelanjutan


perkataan wanita di depannya.

"Aku merasa tidak pantas. Kamu bisa


mendapatkan yang jauh lebih baik."

Dengan apa yang dimiliki laki-laki itu,


Awang bisa mendapatkan wanita yang jauh
lebih dari dirinya. Awang memiliki karier yang
menjanjikan, kondisi finansialnya jelas tak
mengkhawatirkan. Penampilan fisik, laki-laki itu
sama sekali tidak akan kesulitan mencari wanita-
wanita cantik, pintar dan sukses di luar sana.
Wanita yang tidak pernah menikah dan gagal
250 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
sepertinya. Meski melalui momen-momen gelap
dalam hidup, bahkan sampai tersandung
hukum. Entah kenapa Rinai tak bisa menilai
Awang buruk, baginya Awang selalu lelaki yang
baik dengan caranya sendiri.

"Kamu tahu, aku sudah pernah gagal


dalam pernikahan. Aku bukan Rinaira yang dulu,
hidupku tidak seutuh dulu. Kamu bisa mencari
wanita yang lebih baik dariku dalam segalanya,
yang belum pernah menikah dan gagal
sepertiku," tutur Rinai dengan rasa sakit di
dadanya.

Dia berusaha keras menjaga agar air


matanya tak jatuh. Namun perkataan Awang
selanjutnya mengagalkannya. Setetes air mata
mengalir di sudut matanya.

251 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Bagiku, kamu masih Rinaira Senja yang
dulu."

Rinai mengusap pelan air mata dan sudut


matanya yang berair. Dia tahu pasti banyak
pertanyaan Awang tentang kegagalan
pernikahannya. Namun laki-laki itu tidak pernah
bertanya sekalipun. Berbeda dengan orang-
orang di luar sana yang terus menanyakan
tentang alasannya mengakhiri pernikahan.
Padahal dia tidak mau membaginya. Semua luka
dan kenangan buruk itu menumpuk menjadi
trauma yang menjeratnya.

Dengan Awang, Rinai justru ingin


mengatakan yang sebenarnya terjadi. Dia tak
mau ada yang disembunyikan, yang
kemungkinan bisa menjadi penyesalan laki-laki
itu kemudian hari.

252 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Orang-orang bilang seharusnya aku tidak
meminta pisah. Mereka bilang harusnya aku
beruntung memiliki suami sepertinya. Harusnya
aku banyak mengalah dan memahami," tutur
Rinai dengan air mata yang kembali jatuh.

Namun kali ini dia tak mencegah


tangisnya.

"Tapi aku tidak bisa, saat ada wanita lain di


hidupnya."

Tangan Awang mencengkeram lengan sofa


erat saat melihat bagaimana Rinai
menampakkan lukanya.

"Aku merasa tidak dihargai. Lelaki yang


berstatus suamiku itu tidak pernah
mempedulikanku. Aku tidak tahu kenapa semua
mulai berubah. Mungkin dia tidak mendapatkan

253 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
apa yang dia inginkan saat menjalin pernikahan
denganku. Sifatnya berubah, dia banyak
menghabiskan waktu dengan teman-temannya.
Dia sering mengajak teman-temannya ke
rumah. Bahkan berduaan dengan teman wanita
di kamar. Saat aku bertanya selalu mengelak.
Malam itu, saat aku mengepaki barang dan
pulang ke Jogya... dia menamparku dan
menyebutku tidak berguna sebagai istri."

Tangan Rinai mendekap bibirnya agar tak


mengeluarkan isak. Meski air matanya tak
terbendung. Dia bahkan tak cerita ke kekuarga
soal Dhito yang menamparnya dan
menghinanya. Dirinya tak cerita ke siapapun
soal itu, menyimpannya sendirian dalam luka.
Namun dia mengungkapnya ke Awang.

254 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Mendapati Rinai yang begitu terpuruk
dengan luka, ada rasa sakit yang menghantam
dada Awang. Air mata tangis dan isak lirih
wanita itu membuatnya merasakan sakit yang
sama. Awang berdiri dari duduknya, mendekat
ke arah Rinaira. Menundukkan diri hingga
wajahnya sejajar dengan wajah yang berurai air
mata itu.

Telapak tangan Awang menangkup pipi


Rinai lembut. Jari-jarinya mengusap air mata
yang membasahi pipi. Ditatapnya mata Rinai
yang berkabut air mata.

"Maafkan aku, karena tidak di sana


bersamamu saat momen itu," kata Awang.

Awang tak pernah menyesali saat dirinya


pergi dari Yogyakarta. Hingga mendekam di
Lombok bertahun-tahun lamanya. Namun kini
255 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
dia merasakan penyesalan itu. Harusnya dia
tidak pergi, harusnya dia tidak melepaskan
wanita ini saat itu. Harusnya apa yang Rinai
alami tidak pernah terjadi. Dan banyak
penyesalan lainnya karena wanita yang ada
dihadapannya itu.

Tangannya beralih ke sisi kepala Rinai,


mengusap lembut. Menjadikan luka yang Rinai
sembunyikan selama ini terbuka di hadapannya.
Tangis Rinai tak berhenti. Pelan Awang
menariknya dalam pelukan. Rinai
menyembunyikan wajahnya di lekuk leher
Awang, memejamkan mata membiarkan
tangisnya tumpah.

Pelan Awang berbisik di telinga Rinai.

256 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Jangan salahkan aku, jika setelah ini aku
akan melakukan apapun untuk membuatmu tak
bisa lepas dariku."

257 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~ IIa

Mengerjapkan mata pelan, hal pertama


yang Rinai lihat saat membuka mata yakni
wajah yang begitu dekat dengannya.
Membuatnya agak kaget dan memundurkan
wajah. Mengambil beberapa detik untuk berpikir
sampai kemudian kesadaran mengambil alih.

Diangkatnya tangan kanan dan


menemukan cincin cantik tersemat di jari manis.
Cincin yang disematkan Awang di jarinya tiga
hari lalu. Sudah tiga hari ini statusnya menjadi
seorang istri.

258 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinai kembali menatap wajah Awang yang
masih terlelap. Tak ada lagi rambut gondrong
setengkuknya. Berganti dengan potongan
pendek. Membuat wajahnya terlihat lebih muda.
Dengan pesona menawan yang berbeda. Rinai
tak mau membohongi diri masih ada ketakutan
tentang pernikahan. Bagaimana jika dia dan
Awang tak cukup kuat menghadapi berbagai
cobaan. Bagaimana jika salah satu di antara
mereka berkhianat. Bagaimana jika salah satu
atau mungkin keduanya merasa tak cukup
dalam pernikahan yang ternyata nggak seperti
yang dibayangkan. Berbagai ketakutan
menghantuinya. Namun Rinai mencoba
menjalani pelan-pelan.

Lamunannya terhenti karena pergerakan


Awang yang membuka mata pelan, melihat
Rinai bangun. Lalu kembali melanjutkan tidur
259 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
dan menyurukkan wajahnya ke leher Rinaira.
Membuat Rinai kaget dan tertegun beberapa
saat. Hal lain yang masih ada yakni rasa
canggung meski sudah menikah. Tapi sepertinya
hanya dialami Rinai, karena Awang tak
demikian.

"Katanya mau berangkat pagi," kata Rinai


saat Awang melanjutkan tidur.

Mereka akan kembali ke Jakarta. Nggak


ada honeymoon karena pekerjaan yang sudah
menunggu.

"Jam berapa?" gumam Awang dengan


suara serak dan tetap tak membuka mata.

"Jam enam, kan mau ke rumah Ibu dulu."

260 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Tangan Rinai terangkat menyusuri rambut
hitam dan tebal Awang. Lelaki itu baru tidur
setelah subuh tadi. Pekerjaannya seolah tak ada
akhir. Tak hanya mengurus Sayemba, juga
pekerjaannya di Lombok. Semalaman lelaki itu
sibuk zoom di depan laptop mengurusi
pekerjaannya di Lombok.

"Aku mau bikin sarapan," kata Rinai


melepaskan diri dari pelukan suaminya.

Mereka tinggal di rumah Awang setelah


menikah. Rinai tak pernah tahu jika Awang
memiliki rumah sendiri di Jogja.

"Sepuluh menit lagi," cegah Awang yang


kembali mengeratkan pelukannya pada sang
istri.

...

261 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Yaaay! Uti, Tante Nai sama Om Awang
dateng," teriak putri Mayang dari halaman
rumah.

Rinai mengusap pelan kepala sang


keponakan yang menghambur mendekatinya.

"Bawa apa Tante?"

"Kue, yuk dibawa ke dalam," kata Rinai


menyerahkan bag kue.

Begitu memasuki rumah, Mayang yang


menggendong anaknya yang kedua lantas
mendekat. Memeluk Rinai singkat sembari
mengukir senyum godaan.

"Ciyeee pengantin baru udah keluar


kamar," kata Mayang.

262 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinai sama sekali tak menyangka jika
Mayang akan menjadi keluarganya seperti
sekarang ini. Salah satu yang membuat Rinai
bersyukur yakni menjadi bagian keluarga Awang
yang begitu hangat dan ramah.

"Udah datang?" tanya ibu yang muncul


dari dapur.

Segera Rinai mendekat dan menyalami ibu


mertuanya. Menanyakan kabar. Sang ibu
memeluk hangat dan mengusap punggung Rinai
dengan lembut.

"Cantik banget mantu ibu," pujinya.

"Aura pengantin baru emang beda ya Bu,"


tambah Mayang.

263 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Membuat pipi Rinai bersemu. Awang yang
baru masuk ke rumah dengan suami Mayang,
Rendra mendekati sang ibu. Mencium tangan
dan memeluk singkat.

"Nah kan kalau potong rambut gitu udah


nggak kayak manusia gua lagi. Sekarang apa-
apa udah ada yang ngurusin ya Mas," goda
Mayang pada kakaknya.

Berbeda dengan Rinai yang tersipu saat


digoda, Awang hanya menatap dengan ekspresi
datar pada sang adik. Membuat Mayang semakin
menjadi melemparkan godaan.

"Itu muka dari dulu masih nggak ada


ekspresinya aja. Bingung aku kenapa Rinai
mau."

264 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Berisik," komentar Awang menyodorkan
sepotong brownis ke depan mulut adiknya.

Rencana berangkat ke Jakarta pagi hari


jelas hanya wacana. Karena Awang baru
beranjak dari kasur pukul sepuluh. Sementara
setelah ini mereka masih akan ke rumah
orangtua Rinai.

"Pedes ya," kata Mayang melihat Rinai


banyak-banyak meneguk minumannya setelah
mencoba rujak.

"Pedes banget," ujar Rinai yang disambut


tawa Mayang.

Keduanya sedang bersantai di halaman


dengan menikmati rujak berdua.

265 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Ini makan kue aja Nai," kata ibu yang
mendekat membawa sepiring brownis.

Rinai menatap lekat saat menemukan ada


yang berbeda dari wajah mertuanya. Matanya
agak sembab seperti baru menangis. Juga
suaranya yang agak serak. Namun Rinai tak
bertanya dan menatap Mayang yang sepertinya
juga menyadari perubahan ibu. Mereka kembali
mengobrol seolah tak ada apa-apa. Hingga Rinai
undur diri masuk ke dalam rumah.

Menuju kamar Awang yang letaknya di


belakang. Lelaki itu sedang merokok sembari
duduk di pinggiran jendela. Menjadikan kamar
bercat putih itu beraroma tembakau. Rinai
menampilkan wajah tak sukanya saat Awang
menoleh. Awang mematikan rokoknya setelah

266 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
menghisap panjang. Menghembuskan dan
menjadikan asap menguar di sekeliling.

Rinai mengambil duduk di tepi tempat


tidur. Menatap pada suaminya.

"Kamu udah bicara dengan Ibu?"

Awang menoleh dan terdiam sejenak,


sebelum kemudian mengangguk. Rinai tak
segera berbicara, memilih kata yang tepat
sebelum bertanya.

"Apa harus secepat ini?" tanyanya.

"Kita sudah bicarakan ini sebelum


menikah. Kamu tahu aku nggak tinggal di sini
atau di Jakarta. Mau besok atau sebulan lagi,
nggak ada bedanya," jelas Awang.

267 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Keduanya memang sudah membahas hal
ini sebelum menikah. Soal di mana akan tinggal.
Mengingat keduanya memilki tempat tinggal
berbeda. Rinai sudah bertahun-tahun di Jakarta
dan sesekali ke Jogja pulang ke rumah orangtua.
Sementara Awang menganggap rumahnya
hanya di Lombok. Padahal kalau tinggal di
Jakarta lelaki itu bisa bekerja mengurus
Sayemba. Seperti yang dilakukannya sekitar
enam bulan ini. Jakarta - Jogja masih cukup
dekat jika ingin pulang sewaktu-waktu. Berbeda
jika di Lombok.

"Aku lihat ibu habis nangis," kata Rinai


pelan.

Dia hanya tak tega melihat ibu sedih.


Harus kembali berpisah dengan sang anak.

268 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Aku ajak ibu ke Lombok nggak mau," kata
Awang.

Keduanya terdiam dengan pikiran masing-


masing. Hingga kemudian perkataan Rinai
membuat Awang menatap tajam.

"Kalau aku di sini lebih dulu...," kata Rinai


tak selesai.

Awang beranjak dan berjalan mendekat.


Berdiri di depan Rinaira yang duduk di ranjang.
Menunduk menatap intens pada sang istri.

"Aku nggak mau memaksa kamu. Kalau


kamu mau di sini dulu, kita akan ldr," tutur
Awang.

Rinai masih tak menjawab. Baginya agak


terlalu cepat harus ikut Awang ke Lombok.

269 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Meninggalkan hidupnya di sini, karier, keluarga
dan teman-teman. Tinggal di tempat baru yang
asing. Itu tak mudah untuknya. Usapan pelan
tangan Awang di pipinya membuat Rinai kembali
menatap sang suami.

"Aku tahu kamu sudah cukup dewasa


untuk memilih mana yang menurutmu benar,"
kata Awang yang lantas meninggalkan Rinai di
kamar.

...

Rinai penganut paham kesetaraan gender.


Dia memandang wanita memiliki hak yang
sama, termasuk dalam pendidikan dan karier.
Seharusnya begitupun ketika dalam berumah
tangga. Dia tak suka bergantung pada laki-laki
meski itu suaminya. Jadi rasanya sulit untuk
melepaskan karier yang dibangunnya sejak
270 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
awal, untuk kemudian meninggalkannya begitu
dia ikut Awang ke Lombok.

Haruskah dia yang mengorbankan karier?

Walaupun sebenarnya Nai tetap bisa


bekerja dari jarak jauh. Tapi tetap saja berbeda.

"Ngelamun aja."

Senggolan pelan sang mama membuat


Rinai menoleh.

"Jadi ke Jakarta hari ini juga?" tanya sang


mama.

"Iya, Mas Awang ada kerjaan besok," kata


Rinai.

Sang mama meletakkan sepiring buah-


buahan yang sudah terpotong. Rinai mengambil

271 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
melon dan mengunyah pelan. Mengamati
Awang, Rendra, suami Resya dan sang papa
yang bermain tenis meja di halaman.

"Ma," panggil Rinai pelan.

"Mas Awang ngajak tinggal di Lombok,"


lanjutnya.

Mama Rinai terdiam beberapa saat


sebelum mengangguk pelan. Tidak terlihat ada
keterkejutan di wajahnya.

"Apa pendapat kamu?" tanya sang mama


melihat wajah kalut Rinaira.

Rinai meletakkan garpunya kembali ke


piring.

272 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Kalau aku tinggal di sana berarti aku
ninggalin karier aku, hidup aku di Jakarta, juga
keluarga di sini," kata Rinai.

Memahami kebingungan sang anak, mama


Rinai menepuk pelan punggung tangan Nai.

"Saat kamu berkeluarga harus siap untuk


saling mengalah. Bukan mementingkan siapa
yang lebih benar, siapa lebih baik. Tapi
memahami satu sama lain dan berjalan
bersama," tutur sang mama.

Rinai menatap pada Awang yang tampak


santai bermain. Sesekali tertawa dan mengobrol
dengan yang lain. Begitu mudah membaur
meski baru seminggu menjadi keluarga.

"Kalau yang Awang minta itu bukan


sesuatu yang buruk, harusnya bukan menjadi

273 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
masalah. Ini satu dari sekian banyak cobaan
yang akan kamu hadapi di pernikahan Nai. Kalau
kalian bisa melewatinya satu demi satu,
pernikahan kalian akan naik satu tangga demi
satu tangga untuk semakin kuat."

Ada dua pilihan yang bisa Rinai ambil. Ikut


Awang ke Lombok dan memulai hidup baru di
sana. Atau tetap berada di zona nyamannya di
Jakarta. Namun harus berjauhan dengan sang
suami.

274 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~ Iib

Langkah Rinai sejajar dengan Awang saat


menuju pintu keluar bandara internasional
Lombok, Zainuddin Abdul Madjid. Suasana
berbeda menyambut. Tak sehiruk pikuk
Soekarna-Hatta. Rinai mendongak melihat langit
Lombok yang cerah biru dengan awan-awan
putih. Matahari tak terlalu terik. Samar
terdengar adzan Ashar yang berkumandang.

"Capek?"

Rinai menoleh mendapati sang suami


menatapnya.

275 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Mau makan dulu apa langsung pulang?"
tanya Awang.

"Bisa kita pulang aja," pinta Rinai yang


diangguki Awang.

Lelaki itu hanya membawa ransel dengan


tak banyak barang. Bahkan tak ada baju yang
dibawanya pulang. Sementara Rinai membawa
dua koper berisi baju, sepatu, laptop hingga
beragam barang-barang lain.

Sebelah tangan Awang yang


menggandengnya membuat Rinai kaget.
Sungguh, kadang Rinai lupa kalau mereka sudah
menikah. Rasa canggung itu masih ada. Sikap
Awang yang cenderung spontan, santai namun
kadang bisa begitu tegas membuat Rinai banyak
menyesuaikan diri. Di sisi lain Rinai merasa bak
baru kali pertama berpacaran. Padahal Awang
276 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
sama sekali bukan tipe romantis dan tak suka
mengumbar kemesraan.

Kebingungan menyergap Rinai saat dia


tersadar tak tahu apapun soal kehidupan Awang
di Lombok. Tidak tahu di mana lelaki itu tinggal.
Apa yang lelaki itu lakukan.

Kesadaran itu baru menyergapnya saat di


perjalanan Awang mengatakan tak tinggal di
Mataram. Dia tinggal di Pemenang, Lombok
Utara. Setelah sekitar satu setengah jam dari
bandara ke Pemenang. Kini Rinai berdiri di
sebuah rumah berlantai tiga yang begitu
menarik perhatiannya. Satu pertanyaan
meluncur dari bibirnya, yang lupa ditanyakan
sejak awal.

"Apa pekerjaan kamu?"

277 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rumah tiga lantai itu jelas tak dibeli oleh
orang dengan penghasilan setara UMR. Juga tak
mungkin dibeli oleh orang-orang yang buta
interior. Bukan pilar-pilar tinggi dengan kesan
megah namun juga campuran nyaman dan asri,
namun Rinai seolah masuk ke cottage yang
berada di pulau pribadi.

"Kamu terlambat untuk melarikan diri,"


kata Awang dengan seringaian kecil.

Rumah yang ditinggali lelaki itu seolah


memang dibangun dengan memperhatikan
setiap senti dinding. Rumah itu memiliki aksen
kayu-kayuan yang kental. Begitu melalui pintu,
ada ruangan luas dengan marmer putih ketika
kaki Rinai turun lima langkah anak tangga.

Rinai pernah berkunjung ke sebuah rumah


di daerah Pantai Indah Kapuk. Rumah seorang
278 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
temannya yang berasal dari keluarga crazy rich.
Saat itu, yang ada di pikiran Rinai dia tidak boleh
sampai menyenggol guci atau bahkan mengotori
lantai dengan flat shoes yang dipakainya.
Sementara saat masuk ke rumah Awang ini,
yang ada di pikiran Rinai dia sedang berlibur dan
menginap di cottage terbaik dunia.

"Selamat datang di rumah. Tenang saja,


pekerjaanku bukan bandar narkoba atau penjual
senpi ilegal," kata Awang melihat raut bingung
sang istri.

Rinai mengurungkan niatnya melakukan


interogasi. Dia lebih dulu membersihkan diri
karena tubuhnya yang gerah berkeringat sejak
di perjalanan. Sandal santai milik Awang jelas
kebesaran di kakinya. Sebelah tangannya
menggosok handuk ke rambut panjangnya yang

279 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
basah sehabis keramas. Ada pintu geser yang
menghubungkan ke balkon. Rinai pikir balkon
kamar Awang hanya selebar satu atau dua
meter. Tak menyangka jika ada sofa bahkan
meja untuk bersantai menikmati pemandangan
sore seperti ini.

Awang duduk dengan tangan asyik di


ponsel sementara bibirnya menjepit sebatang
rokok.

"Udah selesai?" tanya Awang mendapati


Rinai mendekat.

"Kamu nggak mandi?"

Rinai ikut duduk di sofa sebelah sang


suami. Pandangannya menuju semburat oranye
di langit karena matahari terbenam. Tak

280 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
menyangka kini dia sudah berada di pulau
berbeda.

"Kabarin Mama kalau udah sampe.


Aku chat Mayang, katanya ibu lagi di luar. Nanti
saja telepon."

Suara batuk pelan membuat Rinai


menoleh.

"Batuk gitu masih aja ngerokok," omelnya


pelan pada sang suami.

Namun Awang tak menanggapi justru


menyelesaikan sisa rokoknya sebelum
mematikan ke asbak. Menatap Rinaira lama.
Mengamati wajah polos sang istri tanpa make
up. Wajahnya putih dengan hidung mancung
kecil. Dua bola matanya hitam jernih. Rambut

281 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
sepunggung yang biasa tersembunyi di balik
hijab itu masih belum disisir.

Pelan tangan Awang mengusap kepala


sang istri. Turun menyusuri rambut panjangnya.
Membuat Rinai terpaku dengan detak jantung
menggebu. Terlebih saat wajah Awang
mendekat dengan pandangan ke bibirnya.
Nyaris saja kedua bibir itu bersentuhan sebelum
kemudian Rinai memundurkan wajah.

"Kamu bau rokok."

Kata-kata Rinai membuat Awang


menyeringai kecil. Lalu memundurkan wajah.
Beranjak dari duduk dan masuk ke kamar.

"Mau mandi."

...

282 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinai menguap kecil setelah menyelesaikan
makan malam. Mereka membeli makanan tak
jauh dari rumah untuk makan malam.

"Besok aku mau jalan-jalan keliling, ada


pasar dekat sini?"

Tangan Rinai meraih ponsel di nakas.


Searching untuk menemukan fasilitas-fasilitas
publik di sekitar tempat tinggalnya. Nggak
begitu banyak seperti di Jakarta. Bahkan ke mall
pun harus ke Mataram. Namun
banyak cottage dan villa cantik. Juga restoran-
restoran yang menawarkan pemandangan
indah.

Awang ikut bergabung dengan sang istri


yang rebahan di ranjang.

"Tapi besok aku harus kerja," kata Awang.

283 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Sontak Rinai kembali ingat dengan apa
yang ingin ditanyakannya.

"Dimana? kamu kerja tiap hari? apa


pekerjaanmu?" tanyanya memberondong.

Bukannya menjawab, Awang menawarkan


pilihan lain.

"Mau ikut? besok lihat sendiri apa


pekerjaanku," kata Awang diiringi tawa saat
Rinai berdecak pelan.

Lelaki itu mengambil ponsel di tangan sang


istri. Menimbulkan protes Rinaira karena
keasyikannya melihat-lihat daerah tempat
tinggal barunya diiterupsi. Sebelah tangan
Awang menarik belakang leher Rinaira
mendekat.

284 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Jangan beralasan lagi," ujar Awang
memperingatkan, dengan wajah yang hanya
terpaut sejengkal dari wajah Nai.

Sedetik setelahnya Awang melakukan apa


yang sejak tadi sore begitu diinginkannya.
Bibirnya berlabuh di bibir Rinai, mengecup
lembut. Saat dirasakan tak ada penolakan dari
sang istri, Awang menggerakkan bibirnya lebih
jauh. Mencium semakin dalam.

Rasanya selalu seperti pertama kali


berciuman. Ada perasaan baru, kecanggungan
yang nyatanya justru membuat menarik. Seolah
berciuman dengan orang asing yang menarik
perhatianmu. Saat tidak mengenal satu sama
lain namun juga menginginkan kebersamaan
yang entah datang dari mana.

285 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Tak cukup, Awang membaringkan Rinaira
di bawahnya. Mengamati sang istri yang terlihat
begitu cantik di matanya. Tak ada perkataan
yang keluar dari bibir yang tadinya bersatu itu.
Hanya saling menatap dalam. Memahami satu
sama lain dalam diam, memberikan pengertian.

Awang menurunkan wajahnya, bibirnya


mengecup lembut di kelopak mata Rinai
bergantian.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya lelaki itu


dengan suara berat.

Membuat Rinaira yang bingung hanya


menatap.

"Sejak kamu datang ke rumahku saat itu,


sebagai sahabat Mayang, apa yang sudah kamu
lakukan padaku?"

286 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinai masih tak menjawab, namun
mengukir senyum manis saat teringat
perjumpaan pertama mereka. Saat dirinya
masih SMA dan Awang kuliah. Lalu saat kali
pertama Awang mengantarnya pulang. Lalu
pertemuan-pertemuan lain yang dilakukan
hanya berdua tanpa Mayang tahu. Beberapa kali
menemani Awang ke konser musik juga ke
galeri. Kecintaan Awang pada pameran, entah
itu lukis atau kriya dulu begitu terlihat. Atau
hanya obrolan ringan di malam hari melalui
sambungan telepon.

Entah bagaimana keduanya menyebut


hubungan mereka di masa itu. Tak ada
ungkapan cinta, tak ada ikatan namun juga tak
memungkiri jika saling nyaman. Sampai
kemudian Awang tiba-tiba pergi. Hubungan tak

287 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
bernama itu berakhir begitu saja. Tak ada kata
perpisahan, tak ada penjelasan.

"Kamu pergi begitu saja, tanpa


mengatakan apapun. Apa bagimu ciuman itu tak
ada artinya?"

Saat itu keduanya sepulang menonton


konser musik yang digelar di kampus Awang.
Saat mengantar pulang, di bawah pohon jambu
rumah Rinai. Keduanya hanya berdiri canggung.
Sampai kemudian Awang tiba-tiba menghapus
jarak, menciumnya, hanya kecupan lembut.

"Aku ciuman pertamamu kan?" tanya


Awang dengan senyum di sudut bibir.

"Kupastikan aku juga pria terakhir. Mulai


aku memasangkan cincin ini di jarimu hingga
akhir hidupku, itu masa penebusan untuk

288 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
bertahun-tahun jeda kita berpisah. Rinaira
Senja, kamu terjebak selamanya denganku."

Sejak bertahun-tahun kesendiriannya,


Rinai tak berani mengharapkan apapun dalam
kisah asmaranya. Pun saat dia menikah, dirinya
masih tak berani berharap yang indah-indah.
Keduanya sepakat untuk bersama menjalani.
Sebentar kebersamaan awal pernikahannya
dengan Awang, Rinai sudah merasakan
hidupnya tak lagi sama, hidupnya tak akan lagi
bisa ditebak ke mana arahnya ke depan.

Sepasang iris jernih itu tertutup kelopak


mata saat Awang kembali menyatukan bibir.

289 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~ IIc

Rinai sendirian di rumah karena Awang


sudah berangkat kerja sejak pukul delapan tadi.
Suasana Lombok berbeda dengan Jakarta, Rinai
bisa merasakan itu. Langit begitu cerah tak
berpolusi. Udara masih segar menjadikan pagi
ini indah. Hiruk pikuknya jauh berbeda.

Dirinya sedang di rooftop rumah Awang.


Lelaki itu benar-benar mendesain rumahnya
dengan begitu apik. Rooftop luas seperti villa.
Ada bar di sudut dengan alat pembuat kopi.
Kursi-kursi barstool berjajar empat. Sementara
di sebelahnya ada sofa panjang berjajar untuk
bersantai.

290 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Di sisi lain ada tempat khusus barbeque
jika ingin kumpul bersama. Awang juga
menempatkan kolam renang di rooftop alih-alih
lantai dasar. Vertical garden yang terawat apik
membuat suasana semakin sejuk.

Rinai duduk menghadap laptop yang


terbuka di depannya.

"Sehat-sehat kan?" tanya sang mama.

"Alhamdulillah sehat," jawab Rinai.

Dari layar terlihat mamanya sedang


menggendong bayi Natasha.

"Betah-betah ya di sana."

Rinai mengaminkan pesan mamanya. Baru


sehari, rasanya memang agak aneh namun tidak
seburuk bayangannya. Tadi pagi dia selesai

291 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
menata baju dan barang-barangnya. Dia bahkan
sempat ke pasar berangkat bersama dengan
Awang. Lalu pulang mandi, memasak makan
siang dan kini bersantai. Nanti sore Awang
bilang akan menjemputnya untuk jalan-jalan.

"Awang udah kerja Nai?"

"Udah Ma," kata Rinai.

Rinai lantas menceritakan suasana


Pemenang yang memberikan kesan baik di awal.
Dia berharap tempat tinggalnya ini akan
membuatnya betah dalam memulai hidup
barunya.

....

Pukul empat sore ada seorang sopir yang


datang ke rumah. Awang sudah lebih dulu

292 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
mengabari jika akan ada yang menjemput.
Sehingga Rinai tidak kaget dengan kedatangan
pria paruh baya bernama Pak Sri tersebut.
Selama dua puluh menit perjalanan ke tempat
kerja Awang, pria paruh baya itu dengan ramah
menceritakan seputar Lombok dan Pemenang.
Tempat umum, makanan hingga orang-
orangnya. Rinai mendengar aksen yang berbeda
di bahasa Indonesia Pak Sri yang asli orang
sasak.

"Bapak udah lama kerja sama Mas


Awang?" tanya Rinai yang duduk di belakang.

"Sudah sekitar tujuh tahun lalu Mbak.


Pertama kali saya ketemu Mas Awang di
dermaga. Dulu kerjaan saya mulung malam-
malam. Kalau pagi sampai sore jadi sopir
angkot. Diajak kerja sama Mas Awang kaget

293 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
banget. Saya aja sekolah cuma sampai SD.
Nggak punya kemampuan apa-apa. Tapi kata
Mas Awang nggak papa. Setelah itu saya kerja
sama Mas Awang," cerita Pak Sri.

Ada raut bahagia saat menceritakan


perjalanan hidupnya sampai hari ini. Lelaki
paruh baya itu lantas menceritakan tiga anak
dan istrinya. Hingga kemudian tiba-tiba
menanyai Rinai.

"Mas Awang tiba-tiba pulang ke Yogja,


balik-balik udah bawa istri. Mbak Rinai asli Jogja
juga?"

"Iya Pak, orangtua saya yang masih tinggal


di sana. Saya di Jakarta," jawab Rinai.

Mobil mereka masuk ke


sebuah cottage yang begitu asri dengan konsep

294 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
kayu-kayuan. Menuju bangunan utama yang
terlihat seperti lobi. Ada beberapa bule yang
sedang mengobrol. Juga wisatawan dengan
berbagai aksen bahasa.

Apa Awang punya cottage?

Pertanyaan itu menghampiri Rinai ketika


dirinya turun dari mobil. Baru akan mengabari
sang suami saat sebuah sapaan yang akrab di
telinganya terdengar. Awang berjalan
menghampiri, menyapa Pak Sri sebentar lalu
mengajak Rinai ke dalam.

Langkah Rinai beberapa kali terhenti saat


Awang disapa ramah beberapa orang yang
merupakan wisatawan.

"Thank you ya Mas. Kosongin satu ya


buat anniversary saya dan istri bulan depan,"

295 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
ujar seorang paruh baya botak yang memakai
kacamata hitam.

"Siap Pak," balas Awang.

Awang mengajaknya berjalan hingga ke


belakang. Selain bangunan utama, cottage
tersebut hanya ada beberapa bangunan kecil-
kecil yang terpisah satu sama lain. Itu yang
Rinai tangkap dari pandangannya. Saat berpikir
akan ada bangunan lain, Rinai justru dihadapkan
pada area luas yang kosong. Sebuah dermaga
tak jauh di depannya.

Langkah Rinai terhenti saat melihat


beberapa kapal yang menepi dan berlayar.
Bukan kapal nelayan, tapi.... yacht?

Seketika Rinai menoleh pada sang


suami,"Apa pekerjaanmu?"

296 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Pertanyaan itu untuk kesekian kali
dilontarkan Rinai. Kali ini dengan nada memaksa
yang disertakan. Awang menunjuk pada kapal-
kapal di dermaga.

"Punya kapal, tapi bukan buat nangkap


ikan," jawab Awang dengan seringaian kecil di
sudut bibirnya.

Saat Rinai masih juga dalam kebingungan,


tangan Awang meraih tangan istrinya. Mengajak
berjalan ke dermaga.

"Mau spending night di laut nggak?"

Rinai pernah sekali berlibur dengan yacht


saat itu bersama keluarga di Nusa Penida.
Sebuah kapal ukuran sedang berwarna putih
menepi.

297 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Ayo," ajak Awang yang lebih dulu
melangkah ke kapal.

Mengulurkan tangan membantu sang istri


untuk melangkah. Seorang pria dengan kaus
cokelat tua yang diketahui Rinai sebagai
nahkoda menyapa ramah.

Kapal itu begitu bersih. Ada ruangan di


dalam yang dilengkapi bangku memanjang
dengan tempat duduk empuk. Ada sekat yang
menghubungkan dapur super mini namun
lengkap dengan kompor listrik juga kulkas.
Bahkan ada ranjang kecil dengan kasur single
bed.

"Sunset bentar lagi," kata Awang.

Rinai mengikuti langkah sang suami yang


berdiri di tepian. Ujung hijab Rinai tertiup angin.

298 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Aroma laut menyapa indra penciumannya.
Sepanjang mata memandang adalah birunya
lautan. Langit terlihat begitu cantik saat
perlahan menjelma menjadi semburat jingga.
Membuat bibir Rinai kelu untuk berkata-kata
melihat keindahan yang disuguhkan di depan
matanya. Yang terbayang pun tak pernah.

"Suka?"

Awang mengulas senyum tipis.

"Indah banget," kata Rinaira.

Lelaki itu lantas mengajak duduk di jejeran


sofa yang ditata menghadap meja kecil di
tengah.

"Jadi ini yang membuatmu betah sampai


nggak mau pulang," komentar Rinai.

299 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Terlihat jelas bagaimana Awang nyaman di
Lombok. Dengan pekerjaannya, dengan orang-
orangnya.

"Ini rumahku," balas Awang.

Rinai tahu jika pulang yang


dimaksud lelaki itu bukan lagi rumah masa
kecilnya di Jogja. Apalagi apartemen di Jakarta.
Tapi di sini, di Lombok.

"Rumah kamu juga sekarang," tambah


Awang.

Rinai meletakkan kedua tangannya di


pinggiran kapal. Memejamkan matanya
membiarkan pikirannya dipenuhi hal-hal indah.
Merasakan angin laut menyapanya lembut.
Menengadahkan wajah membiarkan sinar
matahari sore menerpa wajahnya.

300 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Sampai kemudian Rinai merasakan
wajahnya ditarik pelan. Dan belum sempat
dirinya membuka mata, bibirnya merasakan
kecupan yang begitu lembut. Beberapa detik
yang terasa begitu indah. Rasa hangat tubuh
Awang membuatnya nyaman.

Rinai lebih dulu memundurkan wajahnya.

"Ada orang," katanya panik saat kesadaran


menyergapnya.

Melihat wajah Rinai yang memerah, Awang


tertawa kecil,"Nggak ada yang lihat. Terlalu
indah untuk dilewatkan."

Ketika Awang menggoda untuk ciuman


lain, Rinai segera menjauhkan duduknya.
Mengundang gelak tawa suaminya.

301 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Sini," pinta Awang agar Rinai duduk lebih
dekat dengannya.

Namun Rinai masih diam, lelaki itu lantas


yang bergeser hingga bahunya bersentuhan
dengan bahu sang istri. Lalu merebahkan
kepalanya di bahu Rinai.

"Kita punya satu jam sebelum balik.


Nikmati waktumu, aku mau tidur bentar.
Ngantuk banget," kata Awang.

Lelaki itu benar-benar memejamkan mata.


Rinai baru akan protes ketika melihat raut
kelelahan di wajah sang suami. Awang selalu
larut tidur. Biasanya jam dua baru melepaskan
ponsel atau iPad. Ada begitu banyak yang
dilakukan lelaki itu. Rinai yang mendengarkan
kadang sampai pusing.

302 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Sebelumnya Awang bercerita mau buka
Sayemba di Lombok. Sehingga banyak yang
harus diurus. Awang juga bercerita soal dirinya
yang tergabung dengan beberapa komunitas.
Berawal saat Rinai melihat ada banyak barang
lelaki itu di ruangan bawah dekat garasi. Ada
papan seluncur, perlengkapan diving hingga
alat-alat pertukangan. Bahkan ada cat air dan
kanvas juga. Juga ada perlengkapan naik
gunung. Mulai dari tas gunung hingga tenda.

Sementara di lantai tiga ada sebuah


ruangan khusus untuk memuaskan
hobi gaming lelaki itu. Ada beberapa PS, tiga PC
juga kursi gaming. Bahkan ada layar bioskop
kecil di dalamnya.

303 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Aku suka ngajak temen ke rumah, biar
rame. Kadang mereka juga nginep," kata Awang
saat Rinai bertanya kemarin.

Rinai melihat bagaimana air laut beriak


pelan saat kapal berlayar. Segala ketakutannya
perlahan menghilang. Bersama Awang dia
merasakan perasaan baru. Ada kecanggungan,
ada kenyamanan juga antusias yang datang
dengan tindakan lelaki itu yang tak tertebak.

Saat melihat ke samping, Rinai tersenyum


kecil menyadari Awang benar-benar tidur. Rinai
mengambil ponsel dan mengabadikan momen
menenangkan tersebut. Menikmati langkah-
langkah awal di pernikahannya dengan pria
bernama Jaehian Awang.

304 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~ IId

Keduanya kembali menepi saat magrib.


Suasana mulai ramai di dermaga dengan kapal-
kapal yang menepi. Ada restoran di bagian
belakang cottage Awang. Aroma bebakaran baru
saja dimulai.

"Mau makan di sini?"

Rinai mengikuti langkah Awang kembali


ke cottage.

"Salat dulu aja," kata Rinai yang diangguki


Awang.

305 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Lelaki itu lantas mengajak ke sebuah
bangunan cottage yang agak terpisah dari
bangunan lain. Sebuah penginapan kecil yang
semuanya dari kayu. Ketika masuk ruangan itu
begitu bersih, rapi dan wangi. Ada ranjang
bersprei putih, dapur kecil, kamar mandi dan
balkon menghadap laut.

"Nggak bawa baju," kata Rinai saat Awang


menawari menginap.

"Ya udah lain kali," balas Awang.

Rinai menuju dapur dan membuka kulkas.


Mendapati berbagai minuman kaleng di
dalamnya. Dirinya mengambil sekotak jus
mangga dan meminumnya.

"Besok aku mau ke Gili Trawangan. Ikut


ya?" ajak Awang.

306 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Kerja?"

Awang mengambil sebotol cola di kulkas,


ikut duduk di sofa yang ditempati sang istri. Lalu
mengangguk sebagai jawaban.

"Kenapa kamu sibuk banget?" protes Rinai


karena Awang selalu tak bisa lepas dari
pekerjaannya.

Sejak dua hari setelah menikah langsung


kerja lagi. Dua hari sebelum nikah juga masih
kerja. Kalau saja Rinai nggak ngambek dulu,
laki-laki itu juga masih saja kerja sehari sebelum
akad.

"Melihat yacht yang kamu punya,


bukankah harusnya nggak masalah ambil libur.
Uang bakal datang sendirinya," komentar Rinai
dengan nada agak menyindir.

307 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Tadi Rinai sempat melihat ada beberapa
jenis yacht dari segi ukuran. Ada yang kecil
seperti fast boat, ukuran sedang seperti tadi
bahkan ada yang besar untuk party boat.
Seketika Rinai merasa pekerjaannya tak ada
apa-apanya jika dibanding mungkin puluhan
hingga ratusan juta bisa Awang dapatkan dalam
sehari.

"Ngambek mulu sih," canda Awang


menanggapi wajah cemberut Rinai.

Lelaki itu lantas mendekat ke sang istri.

"Udah biasa kerja, jadi aneh kalau enggak.


Makanya aku ajak kamu sekalian jalan-jalan.
Belum honeymoon ya, mau ke mana?"

Rinai hanya mendengus kecil saat Awang


mengingat honeymoon. Baru ditanyakan

308 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
sekarang setelah masuk mimggu ketiga
menikah.

"Aku nggak ikut ke Gili Trawangan. Apa


aku liburan sendiri aja ya, pakai yacht kamu
nikmatin laut, makan enak, sendirian get
lost gitu asyik deh kayaknya daripada ngikut
kamu kerja. Sekali-kali nyoba fasilitas mewah
dari suami," kata Rinai.

Namun jelas dia salah umpan jika


menyindir Awang. Lelaki itu semakin
mendekatkan tubuhnya hingga tak berjarak ke
Rinai. Menghadap wajah sang istri.

"Boleh satu yacht buat kamu kapanpun


kamu mau pake," kata Awang dengan
seringaian di sudut bibir.

Menjadikan Rinai agak was-was.

309 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Syaratnya, cium sini dulu," lanjut Awang
dengan seringaian semakin lebar.

Sontak membuat Rinai memundurkan


wajahnya. Mendorong bahu Awang menjauh.

"Tadi udah kan."

Wajah Rinai memerah merujuk pada


ciuman Awang saat di kapal tadi.

"Tadi kan aku yang cium. Syaratnya kamu


yang cium, Rinaira," jelas Awang.

Tawa laki-laki itu tak bisa ditahan melihat


sikap Rinai yang menurutnya begitu
menggemaskan saat digoda. Wajahnya akan
memerah dengan raut cemberut.

310 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Nggak jadi, mending aku jalan-jalan aja
sendiri," kata Rinai yang segera beranjak dari
sofa.

Membuat tawa Awang semakin keras.

...

Keduanya keluar cottage pukul delapan


malam untuk dinner. Awang bilang sudah
janjian dengan teman-temannya untuk kumpul.
Ada meja panjang yang sudah dipenuhi tiga
orang lelaki dan dua orang perempuan saat
mereka tiba.

"Wahh balik-balik udah bawa bini ya,"


komentar salah seorang teman pria Awang.

Sementara Awang hanya tersenyum kecil


mengenalkan Rinaira ke teman-temannya.

311 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Asli Jakarta?" tanya teman Awang
bernama Devia.

"Asli Jogja tapi tinggal di Jakarta," jawab


Rinai.

"Ohh kalian satu kampung halaman. Satu


kampus apa gimana?" tanya Ifan, suami Devi.

Awang menggeser botol air mineral ke


depan Rinaira.

"Enggak, dia temen adik."

Jawaban Awang sontak mendapatkan


sorakan teman-temannya. Namun laki-laki itu
hanya menampilkan wajah datar. Sedangkan
Rinai mengulas senyum kecil.

312 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Bisaan ya, pantes kalem-kalem aja sama
wanita di sini. Udah ada jodoh yang nunggu
ternyata," komentar Mahen.

Rinaira yang tidak mudah bergaul dengan


orang baru tak merasa canggung saat bertemu
teman-teman Awang. Dirinya ikut mengobrol.
Mahen dan sang istri, Gladys asli Lombok.
Sementara Devi dari Surabaya yang setelah
menikah ikut Ifan di Lombok. Pertemuan
keduanya cukup unik karena lewat
aplikasi dating. Sedangkan Kalundra belum
menikah.

"Besok ikut kita aja Nai, ngepantai," ajak


Devi.

"Iya daripada bosen di rumah. Sekalian


jalan-jalan di Pemenang atau ke Mataram yuk,"
tambah Gladys.
313 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinai menerima uluran piring dari Awang
yang berisikan udang goreng.

"Boleh," jawabnya.

Mereka asyik membahas kehidupan


Lombok yang jauh berbeda dari Jakarta.
Ternyata Gladys sempat bekerja di
perusahaan start up di Jakarta selama tiga
tahun bahkan sempat menjajal dunia artis.
Sebelum pulang ke Lombok karena ibunya
sendirian setelah sang ayah meninggal.

"Aku dulu juga nggak betah Nai awalnya.


Kayak ngerasa kesepian banget. Di rumah nggak
tahu mau ngapain. Ifan kan kerja tiap hari. Tapi
lama-lama ya betah juga. Apalagi setelah hamil
punya anak. Semua kehidupan di sini," cerita
Devi yang ternyata sudah punya seorang anak
berusia dua tahun.
314 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Suara live music membuat restoran
semakin nyaman. Makanan yang disajikan juga
begitu enak. Rinai sepertinya harus mulai
membiasakan diri dengan makanan di Lombok
yang asing di lidahnya. Saat dulu awal di Jakarta
pun juga begitu. Dia merasa aneh dengan rasa
masakannya. Karena lidahnya orang Jogja
terbiasa dengan makanan yang ada unsur rasa
manisnya.

"Mau lagi?" tanya Awang yang


menyodorkan sepiring kepiting saus pedas.

Rinai menjawabnya dengan gelengan.


Perutnya sudah kenyang. Sebelum menikah
Rinai sempat diet selama sekitar dua minggu.
Usulan dari mamanya agar dia diet vegetarian.
Menghindari daging lebih dulu. Sampai berat
badannya turun tiga kilo. Namun setelah

315 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
menikah, makannya bahkan jauh lebih banyak
dari sebelum diet.

Karena Awang yang punya kebiasaan suka


makan malam hari. Rinai yang menemani jadi
ikutan makan. Meski belum menimbang tapi dia
yakin berat badannya naik lagi.

"Lusa dateng nggak ke nikahan Hera?


Dapet undangan kan Wang?" tanya Mahen ke
Awang.

Rinai ikut menatap ke sang suami saat


orang-orang yang duduk di meja melihat ke
Awang.

"Dapet," jawab Awang singkat.

"Dia tahu kamu udah married?"

316 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang menyeruput es jeruknya sebelum
menjawab pertanyaan Devi.

"Nggak kayaknya."

Rinai dan Awang memang hanya


menggelar pesta sederhana di Jogja. Hanya
dihadiri keluarga dan sahabat. Tidak menyebar
undangan juga tidak mengumumkan di medsos.
Sampai saat ini pun keduanya tidak ada yang
mengunggah satu foto pernikahanpun di media
sosial masing-masing. Salah satu yang berbeda
yaitu jari mereka yang kini berhias cincin nikah.

Keduanya memang khusus memilih cincin


logam dan bukan emas sehingga Awang tetap
bisa memakai.

...

317 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Hera siapa?" tanya Rinai saat keduanya
sudah berada di mobil untuk pulang.

Awang membelokkan mobilnya ke jalan


raya yang tidak terlalu ramai lalu lintasnya.

"Temen," jawab Awang.

"Kata Gladys mantan pacar kamu," timpal


Rinai yang tetap melihat ke depan.

Sementara Awang menoleh ke sang istri


sebentar. Sebelum kemudian fokus menyetir.

"Jangan berasumsi yang nggak-nggak.


Kalau ada yang pengin kamu tanyain langsung
tanya ke aku daripada ke orang lain atau kamu
simpen sendiri," tutur Awang.

Mengingat keduanya tidak pendekatan


lama sebelum menikah. Sehingga tidak

318 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
mengetahui kehidupan masing-masing. Rinai
memilih tak menanggapi. Menjadikan Awang
kembali bicara.

"Emang temen, dulu sempat pacaran udah


lama. Kalau kamu nggak mau datang ke
nikahannya ya nggak papa kita nggak usah
datang."

Rinai menoleh ke samping menatap


suaminya.

"Nggak papa, nggak ada masalah. Nanti


kalau Mas Wishnu nikah dan ngundang, aku
juga datang."

Kata-kata Rinai menjadikan Awang


seketika menoleh. Menatap Rinai dengan kening
berkerut. Namun kemudian mengangguk kecil.

319 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Fine, asal datangnya berdua sama
aku. You're mine since i put the ring on your
finger," balas Awang.

Entah kenapa nada laki-laki itu menjadi


lebih serius. Padahal Rinai tadi bertanya santai.
Sama sekali nggak ada masalah jika Awang
memang berteman dengan mantannya. Tapi
sepertinya membahas mantan dengan pasangan
memang bukan ide yang baik.

320 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~ IIe

Rinai menyetujui ajakan Devi dan Gladys


untuk jalan-jalan. Daripada hanya berdiam diri
di rumah.

"Awang udah berangkat?" tanya Devi saat


Rinai membukakan pintu.

Mereka janjian di rumah sebelum nanti


jalan-jalan di sekitar Pemenang.

"Dari dulu selalu nggak bisa untuk nggak


kagum dengan rumah ini. Awang pinter banget
desainnya," puji Gladys.

321 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinai menyodorkan dua gelas jus jambu
kepada tamunya.

"Kalian sering ke sini?" tanya Rinai.

Gladys berjalan ke pintu kaca yang


menghubungkan ke taman. Mengamati vertical
garden yang terawat apik.

"Rumah Awang selalu jadi lokasi ngumpul


favorit anak-anak. Jadi ya lumayan sering ke
sini, di atas nongkinya."

Rinai mengangguk kecil, menyetujui Gladys


jika rooftop memang tempat paling nyaman
untuk berkumpul. Ada kolam renang, bar kecil,
hingga tempat barbeque.

"Kalian nggak mau gelar wedding party di


sini?" tanya Devi.

322 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Perempuan yang mengenakan jeans putih
itu duduk di sofa. Menggeleng kecil melihat
Gladys yang sibuk ber-selfie. Rinai ikut
tersenyum melihat Gladys yang sudah asyik
mengambil beberapa foto.

"Nggak kayaknya, kita nggak terlalu suka


ribet-ribet pesta segala macam," jawab Rinai.

"Sangat Awang, nggak mau ribet,"


komentar Devi.

"Eh tapi, Nai, kalo boleh jujur aku agak


kaget saat Awang menikah sama kamu," kata
Gladys.

Wanita itu sudah menyelesaikan


keseruannya berfoto dan ikut gabung ke depan
ruang tamu.

323 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Karena mantan-mantan Awang dulu beda
sama kamu."

"Kalau ngomong," senggol Devi ke


pinggang Gladys.

Namun Rinai sama sekali tidak


tersinggung. Dirinya justru suka dengan sifat
Gladys yang blak-blakan mengutarakan
pendapatnya daripada bicara di belakang.

"Nggak papa, aku juga merasa begitu.


Kehidupan kita kayak dua orang yang begitu
berbeda," kata Rinai.

"Tapi kalian cocok, nggak tahu deh. Enak


aja lihat kalian bersama. Sikap Awang kelihatan
beda kalau sama kamu," komentar Gladys.

324 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Mereka bertiga berangkat jalan-jalan
dengan mobil Devi. Rinai banyak ditunjukkan
tempat-tempat umum yang ramai dikunjungi.
Sampai mereka memutuskan untuk makan siang
di sebuah restoran.

"Kenapa nggak buka store aja di Lombok


Nai?" tanya Devi.

Rinai memceritakan pekerjaannya yang


berbisnis baju.

"Sempat kepikiran, tapi belum fix


rencananya. Nggak mudah juga cari store sama
karyawan di sini. Apalagi aku masih baru."

"Nanti kita bantuin kalau soal teknisnya,


santai aja jangan sungkan," kata Gladys.

325 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Gladys berusia sebaya dengan Rinai.
Wanita itu memiliki sikap supel. Sekarang
Gladys menjadi content creator juga selebgram
yang aktif di YouTube dan sosial media.

Sementara Devi mengelola restoran


bersama suaminya. Ada beberapa cabang
restoran Devi dan Ifan yang memang sudah
terkenal di Lombok.

"Makasih ya, kalian banyak bantu aku yang


orang baru di sini," kata Rinai.

Dirinya bersyukur memiliki teman di


Lombok. Rinai menyadari dirinya introvert.
Sangat sulit baginya untuk menjalin pertemanan
apalagi yang cocok. Namun dengan Devi dan
Gladys dia merasa cocok meski baru dua kali
bertemu.

326 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Betah-betah Nai di Lombok," kata Devi.

"Foto yuk," ajak Gladys yang sudah


mempersiapkan ponselnya.

"Yang satu ini nggak afdol kalau jalan


nggak foto, dasar selebgram."

Komentar Devi hanya ditanggapi kedikan


mata sekilas oleh Gladys. Mereka mengambil
beberapa foto.

"Nice pic," komentar Gladys yang kini sibuk


mengedit untuk unggahan story.

"Yahh pengen banget ngikut mantai


padahal. Tapi resto lagi sibuk banget sore ini,"
ujar Devi.

Devi lantas pamit lebih dulu. Meninggalkan


Rinai dan Gladys yang lanjut jalan-jalan berdua.

327 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
...

"Tunggu di luar ya Nai."

Rinai mengangguk pada Gladys yang


mengambil duduk di bangku kayu luar masjid.
Sudah nyaris pukul empat sore. Dari kejauhan
hamparan pantai terlihat. Berpadu dengan langit
biru yang cerah.

Sepuluh menit kemudian, Rinai keluar


setelah selesai menjalankan ibadahnya.
Menghampiri Gladys yang asyik dengan ponsel.

"Mama aku lucu banget, masa dia komen


gini di story foto bertiga kita.

'Tumben kamu punya temen yang bener'"


tutur Gladys dengan diiringi tawa.

Membuat kening Rinai berkerut samar.

328 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Apa maksudnya?"

Gladys menunjukkan komentar ibunya ke


Rinai.

"Bukannya apa-apa, bener yang dimaksud


mama ini soal pakaian. Dia itu suka ngomel
kalau aku posting foto seksi sama temen-temen.
Ceramahnya melebibi Mahen kalau ceramah aku
boros belanja. My mom like you katanya biar
aku insaf," kata Gladys.

Tak ada raut kesal atau tersinggung di


wajah wanita yang memakai crop top kuning itu.
Sangat santai menerima kritikan ibunya soal
penampilan.

Keduanya lantas berjalan ke pantai yang


berjarak 300 meter di depan. Angin semilir

329 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
menyambut keduanya. Ketenangan yang tak
bisa dihadirkan dari hiruk pikuk perkotaan.

"Inilah kenapa aku suka Lombok more


than Jakarta. Aku cinta di sini, alamnya juga
orang-orangnya. Nggak ada yang toxic di sini. Di
Jakarta semuanya nyaris toxic, asmara hingga
persahabatan. Lingkungan kerja juga nggak
terlalu sehat. Ibu Kota sudah banyak kehilangan
hati dan menjadi sangat keras."

Rinai mendapati pandangan Gladys yang


menerawang. Gladys tersenyum pada seorang
wanita muda yang mengantarkan dua kelapa
muda untuk mereka. Rinai mengikuti duduk di
atas pasir. Perlahan terik mulai turun berganti
dengan senja.

"Boleh aku jujur lagi?"

330 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinai menoleh dan mengangguk kecil
setelah beberapa saat. Bingung dengan apa
yang ingin diutarakan Gladys.

"Dulu aku tinggal di Jakarta. Merintis karier


sebagai model dan artis. Itu setelah resign dari
perusahaan."

Pada jeda yang diambil Gladys, Rinai


memilih tak menginterupsi. Kilat mata penuh
antusias Gladys perlahan surut. Ada kesedihan
dan luka yang ditangkap Rinai di iris hitam
kecokelatan itu.

"Lalu aku terjerat prostitusi dan narkoba.


Enam bulan rehab," lanjut Gladys dengan
senyum getir di sudut bibirnya.

331 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Kekagetan menyergap Rinai. Pada
kejujuran wanita yang duduk di sampingnya,
juga pada cerita itu.

"Kenapa kamu cerita ini padaku?" tanya


Rinai beberapa saat setelahnya.

Mencoba bertanya tanpa menyinggung


atau menyakiti Gladys.

"Karena aku nggak mau kamu tahu dari


orang lain. Aku merasa kita bisa berteman baik.
Tapi jika kamu memutuskan untuk pergi setelah
mendengar ceritaku tadi, it's okay kamu berhak
memilih teman," tutur Gladys.

Wanita itu kembali mengukir senyum. Lalu


memalingkan wajahnya ke pantai di hadapan
mereka. Mengamati semburat senja yang
muncul.

332 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Biasanya orang-orang memilih mengambil
jarak setelah tahu masa lalu aku. Aku nggak
menyalahkan mereka."

Kali ini senyum Gladys begitu tulus saat


menatap Rinaira. Lalu mengedik kecil pada hijab
merah muda yang dipakai Rinai.

"Apalagi perempuan seperti kamu Nai. No


offense, sungguh aku tidak picik dengan menilai
orang sama. Tapi kadang mereka
memandangku dengan sebelah mata. Tidak
menghujat tapi memilih mengambil batasan
dalam berteman."

Ada sesuatu yang menyentil Rinai. Seolah


ada kaca yang dihadapkan padanya. Karena
mungkin di masa lalu atau mungkin tanpa
disadarinya kadang dia juga menilai seperti itu.
Pada orang yang menurutnya tak sama
333 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
dengannya, lantas dengan seenaknya menilai
buruk tanpa benar-benar mengenal sepenuhnya.

Menjadikannya malu dengan balutan hijab


yang dipakainya. Pemikirannya masih begitu
dangkal menilai orang. Sementara Gladys yang
mungkin menurut orang-orang tak baik dalam
tanda kutip berdasar penilaian mereka, memiliki
pemikiran dan pemahaman yang jauh lebih baik.

"Nggak ada yang salah denganmu, karena


kita semua pendosa. Hanya karena perbuatan
salah kita tidak terlihat, bukan berarti kita orang
suci. Begitu pula denganku," kata Rinai.

Ada sorot hangat dan lembut di iris Gladys


yang tadi sendu.

"Thank you Rinai. Sekarang aku tahu


kenapa Awang menikahimu," balas Gladys.

334 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Saat Awang mengajak ke Lombok, ada
ketakutan juga keraguan yang menghinggapi
Rinai. Dia merasa kehidupannya tak akan lagi
sama. Rutinitasnya yang berada di comfort
zone seolah ditarik ke luar. Menghadapi dunia
baru yang tak tahu apakah bersikap baik atau
tidak padanya.

Tapi di titik ini, Rinai merasa bersyukur.


Awang menunjukkannya dunia baru yang
selama ini tak dilihatnya. Yang memberikannya
pelajaran dengan mengenal banyak orang
dengan cerita berbeda. Membuatnya belajar
paham bahwa sejatinya manusia selalu tak lebih
baik dari lainnya.

Rasanya menyenangkan memiliki teman


yang berbeda. Yang bisa saling menghargai dan
memahami.

335 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Gladys menunjukkan layar ponselnya ke
Rinai. Ada percakapan WhatsApp Gladys dan
sang ibu.

"Mau datang ke rumahku? Besok ibuku


ulang tahun, dia mengundangmu?"

336 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~ IIf

"Besok aku diundang ke rumah Gladys,


ibunya ulang tahun."

Rinai meletakkan dua cangkir, satu teh


hangat dan satu kopi di meja. Awang duduk
santai bersandar di sofa sembari menekuri iPad.
Sekilas Rinai melihat layar yang dipenuhi dengan
desain meja dapur.

"Mau mobil nggak?" tanya Awang


meletakkan iPad, mengambil cangkir kopi dan
menyesapnya.

"Maksudnya?" tanya Rinai bingung.

337 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Angin dingin membuat Rinai merapatkan
kardigan yang dipakai. Keduanya sedang duduk
di roftoop. Langit malam gulita tanpa bintang.

"Kamu kalau mau pergi-pergi biar


gampang."

Tangan Awang kembali meraih iPad. Bukan


untuk melanjutkan pekerjaan. Namun membuka
web sebuah showroom mobil.

"Kemarin kamu apa? mau ini?" tanya


Awang yang menunjuk alphard putih.

Segera saja Rinai menolak,"Nggak"

"Katanya kamu mau buka store Rsyafa


disini, sekalian buat kerja," ujar Awang.

Rinai menggeser duduknya ikut melihat


deretan mobil yang terpampang di layar.

338 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Aku nggak masalah nggak harus baru.
Sayang uangnya," katanya.

Awang tak menanggapi dan memilih ke


mobil lain. Di rumah, Awang memiliki
sebuah land rover. Juga motor cowok yang jelas
nggak mungkin Rinai pakai. Rinai sempat
kepikiran membeli motor matic untuknya kalau
bepergian.

"Beli motor aja deh," kata Rinai yang


dijawab anggukan Awang.

"Ya nanti beli buat ke deket-deket sini.


Tapi kalau hujan-hujan atau mau jalan bareng
temen ada mobil."

Lelaki itu yang justru lebih antusias untuk


membeli mobil daripada Rinai. Padahal dulu
waktu di Jogja, Awang sudah membeli juga.

339 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Bagus nggak?"

Rinai mendengus kecil saat Awang


menunjuk pada Bentley Bentayga yang
harganya mencapai 10 miliar.

"Kamu mau menguras tabunganku?" tanya


Rinai yang mengambil alih iPad di tangan sang
suami.

Beralih ke mobil-mobil biasa yang


harganya masuk akal di kantongnya. Namun
saat jarinya menggulir ke deretan yaris, brio
hingga picanto, Rinai kembali menyerahkan iPad
ke Awang.

"Nggak jadi deh, sayang uangnya. Bisa


buat modal Rsyafa di sini. Udah beli
motor matic aja."

340 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Tapi Awang tak menggubris dan asyik
melihat ke mobil lainnya.

"Mini cooper aja mau? apa Audi?"

"Nggak," balas Rinai yang sudah tak


berniat membeli mobil.

....

Namun keesokan harinya, Rinai bingung


ketika Awang menelepon. Jam satu siang, masih
jam kerja dan Awang mengabari ada di depan
rumah. Meminta Rinai turun. Rinai yang berada
di rooftop lantai tiga turun dengan ponsel masih
di telinga.

Kebingungan Rinai berlipat saat mendapati


Awang tak sendiri. Melainkan sedang mengobrol
dengan dua orang lelaki. Kedua orang yang tak

341 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
dikenali Rinai itu mengangguk sopan menyapa.
Yang dibalas Rinai dengan senyum sopan.

"Mau coba dulu?" tanya Awang.

Pandangan Rinai berhenti di Audi Q3 ibis


white yang ada di halaman. Kilau mobil baru itu
membuat Rinaira seketika menoleh ke Awang
yang membuka pintu depan. Melihat-lihat
interior dalam mobil.

"Mobil siapa?" tanya Rinai setelah


mendekat.

Namun Awang justru melontarkan


pertanyaanya sendiri.

"Suka nggak?"

Kening Rinai berkerut samar. Bibirnya


mencegah untuk langsung menolak, tak enak

342 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
hati pada dua lelaki yang sepertinya orang
dealer.

"Kan aku bilang nggak usah, lagian... ini


mahal banget," kata Rinai lebih pelan.

Tak menanggapi, Awang hanya mengukir


senyum simpul ke sang istri. Lalu kembali
mengobrol pada dua pria tadi.

"Oke, deal ya," kata Awang.

"Sip Pak, kalau ada apa-apa langsung


hubungi saya saja," ujar pria berumur 40-an
yang memakai kaus hijau tua.

Rinai tersenyum mengucapkan terima


kasih saat keduanya pulang. Awang
menyerahkan amplop cokelat pada Rinai.

343 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Aku harus balik kerja, besok aja ya test
drive-nya. Apa ajak Gladys atau Devi untuk
nyoba."

Surat-surat mobil ada dalam amplop


tersebut. Rinai menghembuskan nafas pelan.

"Kenapa kamu nggak bilang dulu mau beli


mobil ini?" tanya Rinai.

"Kan semalem udah," balas Awang santai.

Rinai mengikuti langkah Awang yang


berjalan ke mobilnya sendiri.

"Tapi nggak yang ini, aku juga belum pasti


mau beli apa. Ini terlalu mahal, sayang
uangnya. Aku bayar sepertiganya."

344 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang berbalik sebelum membuka pintu
mobilnya. Menatap tak suka dengan kalimat
terakhir sang istri.

"Jangan keluarkan satu rupiahpun dari


uangmu. Ini hadiah pernikahan dariku."

Wajah cemberut Rinai membuat Awang


mengusap pelan sisi kepala sang istri.

"Nanti aku minta hadiah pernikahan dari


kamu. Masih aku pikirin. Aku berangkat ya. Ke
rumah Gladys nanti aku jemput pulangnya."

Awang masuk ke balik kemudi. Menyalakan


mobilnya.

"Hati-hati," kata Rinai sebelum sang suami


melajukan mobilnya.

345 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Berbalik, Rinai menahan nafas melihat Audi
di hadapannya. Rinai tak suka membeli barang-
barang mahal dengan harga diluar rasionalnya.
Meski dirinya juga punya beberapa
barang branded seperti tas atau jam tangan.
Tapi untuk mobil ini jelas sangat diluar
logikanya. Namun menolak Awang saat lelaki itu
sudah memutuskan, jelas dia tak akan menang.

....

Rinai datang ke rumah Gladys setelah


dijemput Devi. Rumah Gladys terlihat sepi meski
bekas acara kumpul-kumpul masih ada. Di
ruang tengah deretan kue, snack juga buah
tertata di meja.

"Mama, ada temen aku," ujar Gladys


memanggil sang ibu dari dapur.

346 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Seorang wanita paruh baya dengan hijab
biru tua keluar membawa dua toples kue kering.

"Selamat ulang tahun Tante," ujar Devi


yang lebih dulu menyalami dan memeluk
singkat.

Ibu Gladys meletakkan toples kuenya di


meja. Menyambut hangat teman-teman
anaknya.

"Mama, ini Rinai istri Bang Awang," kata


Gladys memperkenalkan.

Senyum hangat terlukis saat ibu Gladys


menatap Rinai.

"Oh ini Rinaira ya, baru pertama ketemu.


Sering-sering main ke sini ya," ujar Tante Gina
memeluk Rinai.

347 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Selamat ulang tahun Tante," kata Rinai
mengangsurkan buket bunga yang dibawanya.

"Aduh kok repot-repot sih. Pada mau di


mana? di taman aja ya biar santai."

"Iya Ma di luar aja," tambah Gladys.

Rumah Gladys begitu luas dengan taman


yang rindang. Ada kolam renang di sisi kiri. Meja
kayu panjang terletak di bawah pohon bugenvil.

"Mama aku suka ngumpulin orang Nai.


Apalagi kalau ulang tahun gini, dari tadi pagi
nggak sepi tamu. Udah dari temen-temen dinas
Mama, terus tadi siang reuni temen kuliah.
Mama juga suka ngundang temen-temenku,
walaupun biasanya juga cuma Devi aja. Maklum
gak ada saudara, jadi yang dikumpulin keluarga
orang lain," tutur Gladys.

348 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinai duduk bersebelahan dengan Devi
yang mengambil sepotong kue.

"Cobain kuenya Nai, buatan Tante Gina


nggak ada yang nggak enak," kata Devi.

Tangan Rinai ikut mencomot sepotong kue


cokelat.

"Devi dulu saat masih lajang suka nginep


sini, sekarang udah punya suami sama anak jadi
susah kalo mau nginep."

Rinai ikut membantu menerima


sepiring french fries dan onion ring yang dibawa
Tante Gina dari dalam. Tante Gina meminta
Gladys membantu mengambil makanan dari
dapur.

349 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Gladys anak tunggal?" tanya Rinai pelan
pada Devi.

"Iya, rumah ini cuma ditinggali bertiga.


Tante Gina, Gladys sama suaminya. Ayah Gladys
udah lama meninggal," tutur Devi.

Gladys keluar membawa sepiring


besar tenderloin rib eye juga sepiring sosis. Siap
untuk barbeque.

"Makan-makan gais, lupakan dulu diet hari


ini."

"Perutku udah keroncongan," kata Devi


yang lantas berdiri di balik pemanggangan.

"Rinai asli Jogja?"

Pertanyaan itu membuat Rinai menoleh


pada Tante Gina yang duduk di depannya.

350 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Iya Tan, tapi kerja dan tinggal di Jakarta,"
jawab Rinai.

"Gladys banyak cerita soal Awang yang


udah punya istri. Awang dan Mahen emang
bersahabat. Karena sendirian di Lombok nggak
ada keluarga, sering main ke sini juga. Udah
Tante anggap seperti anak sendiri. Makanya
seneng banget waktu akhirnya anak itu
menikah, punya istri cantik sholehah pula," tutur
Tante Gina.

Wanita paruh baya di depannya mirip


wajahnya dengan Gladys. Namun sikapnya
berbeda. Gladys orang yang blak-blakan, ceria
dan penuh semangat. Sementara Tante Gina
begitu lemah lembut.

"Anggap Tante ibu kamu juga di sini.


Betah-betah ya Rinai di Lombok."
351 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Iya Tan, mudah-mudahan betah," balas
Rinai.

Aroma bebakaran dan asap menguar di


taman. Gladys dan Devi asyik memanggang.
Hingga sapaan dari arah dalam rumah ikut
membuat Rinai menoleh.

"Wah pada barbequean nih, nggak ngajak-


ngajak."

Seorang wanita dengan rambut sebahu


melangkah riang ke taman. Memeluk Tante Gina
akrab.

"Selamat ulang tahun Tante."

"Makasih Kiana, Gladys bilang kamu masih


di Sumba," ujar Tante Gina.

"Baru pulang siang tadi."

352 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Jalan-jalan mulu," komentar Gladys
membawa sepiring sosis yang sudah dibakar.

Wanita dengan atasan crop top magenta


itu menoleh dan tersenyum sopan ke Rinai.
Yang dibalas Rinai dengan anggukan kecil.

"Assalamualaikum, bau-baunya barbequan


ini," suara Mahen muncul dari arah dalam
rumah.

Mahen bersama Ifan dan Awang mendekat


ke taman. Rinai menatap sang suami yang
berjalan dengan satu tangan di kantong celana.

"Oh ada mantan terindah aku, Jaehian


Awang ganteng banget potong rambut gitu."

353 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Seketika Rinai menoleh pada wanita
bernama Kiana itu. Yang sedang tersenyum
lebar menatap Awang.

354 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~ IIg

"Mulut kalo ngomong."

Suasana canggung lantas dipecahkan


dengan perkataan Gladys. Wanita itu menepuk
pelan lengan Kiana.

"Ada istrinya ini," tambah Gladys


menunjuk pada Rinai.

Membuat Kiana sontak salah tingkah.


Menatap Rinai dan Awang bergantian. Awang
yang berjalan mendekat terlihat santai
mengambil duduk di sebelah sang istri.

355 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Awang udah nggak available," ujar Mahen
mencomot french fries di piring.

Kiana mengukir senyum canggung ke


Rinai,"Ehh iya? sorry ya, cuma bercanda."

Rinai balas mengukir senyum tipis namun


tak berkata-kata. Awang juga tak berniat
menjelaskan sama sekali.

"Makan dong Yang, udah laper nih," ujar


Mahen ke Gladys.

Begitu saja topik itu lantas berakhir.


Namun sisa waktu makan bersama itu Rinai
berusaha menyembunyikan perasaan tak
nyamannya. Terlebih saat dengan santai Awang
dan Kiana mengobrol akrab hingga beberapa kali
tertawa. Baru menginjak minggu kedua di

356 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Lombok, sudah dua kali Rinai mengetahui
mantan Awang, Hera dan Kiana.

Interaksi Awang yang baik dengan


mantan-mantannya hanya belum membuat
Rinai terbiasa. Harusnya dia bisa memahaminya,
kehidupan masa lalu Awang jelas tak lepas dari
wanita yang datang dan pergi.

"Nggak makan," sentuhan pelan Awang di


lengan membuat lamunan Rinai terhenti.

Melihat piring di depannya masih penuh


potongan beef. Lalu menyuap sepotong tanpa
membalas perkataan sang suami.

...

Sepagian ini Rinai begitu bersemangat.


Dirinya bahkan menyiapkan camilan dan jus

357 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
jeruk untuk menemani
aktivitasnya. Rooftop lantai tiga di rumah Awang
memang tempat terbaik untuk menghabiskan
waktu. Jauh dari keramaian, pemandangan yang
cukup bagus dari rumah-rumah lain dan jalan
raya. Juga langit yang cerah pagi hari.

Tiga hari lalu Rinai sudah mencoba


untuk open order baju Rsyafa di Lombok,
khususnya daerah Lombok Tengah dan Utara.
Peminatnya lumayan bagus. Hari ini dirinya
berencana merekap daftar order untuk
dikirimkan ke store Rsyafa di Jakarta. Sehingga
nanti sore bisa dikirim langsung.

"Jadi buka store?"

Layar laptop Rinai menampilkan wajah


sang adik melalui zoom.

358 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Jadi tapi masih cari tempat, aku pengin
cari yang strategis antara Pemenang dan
Mataram," kata Rinai.

Pusat kota di Mataram lebih ramai


dibanding Pemenang. Namun jaraknya sekitar
50 menit ditempuh dengan mobil. Cukup
menghabiskan waktu jika bolak balik setiap hari
jika storenya di Mataram.

"Untuk sementara biar open order via


instagram dulu aja. Sambil aku pikirin store."

"Mau cari pekerja juga?" tanya Raesya.

"Cari satu dulu untuk bantuin ini. Nanti


kalau udah ada store aku buka lowongan," kata
Rinaira.

359 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Hari ini Rinai juga berencana untuk
bertemu dengan calon pekerjanya. Rekomendasi
Gladys yang dulu juga pernah menjadi
pekerjanya mengurus endorse. Namun sudah
berhenti.

"Packaging di rumah?"

"Iya, sementara. Aku udah bicara sama


Mas Awang soal ini. Katanya nggak papa," jelas
Rinaira.

Ada ruangan cukup luas di lantai satu


dekat taman. Ruangan yang dulu buat ngegame
Awang sebelum dipindah ke lantai tiga.

"Itu Mbak Nai dimana?"

Rinai beralih dari note di tangannya dan


menatap sang adik di layar.

360 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Ini? di rooftop."

Rinai menggeser laptopnya menunjukkan


keseluruhan rooftop.

"Asyik banget kayak liburan tiap hari. Aku


jadi pengin main ke situ," ujar Raesya.

"Main aja sini."

"Ya kalau ada waktu libur, akhir tahun kali


ya."

Keduanya kembali membahas tentang


Rsyafa. Rinai juga berencana untuk melakukan
produksi di sini. Dirinya sudah membuat
beberapa desain baju baru. Menyesuaikan
suasana Lombok. Menurutnya di sini akan lebih
cocok dengan baju-baju berbahan ringan,
desain simple hingga tambahan aksen floral.

361 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Setiap daerah selalu menguarkan hawa baru
yang menjadikan beda satu sama lain. Begitu
pula dengan gaya pakaian, gaya orang-orang
berpakaian di Lombok berbeda dengan di Ibu
Kota.

"Ada tamu Rae, udah dulu ya," tutup Rinai.

Dirinya segera berjalan ke bawah untuk


membukakan pintu. Didapatinya Gladys dan
seorang wanita berhijab biru muda yang
mengembangkan senyum.

"Hai, ayo masuk," ajaknya.

"Aku nggak bisa lama Nai, sejam lagi


meski keluar. Mau buat konten snorkeling di
Metingi. Eh ikut yuk," ajak Gladys.

362 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinai mengajak kedua wanita tersebut
ke rooftop lantai tiga. Memulai interview santai.

"Halo Mbak Rinai, aku Sarah."

Rinai menyambut uluran tangan Sarah dan


mengukir senyum tipis.

"Sebelumnya pernah kerja di mana Sar?"

"Dulu pernah jadi asisten Mbak Gladys


ngurus endorse. Pernah di butik temen juga."

"Bisa jahit?" tanya Rinai.

"Bisa Mbak."

Rinai mengangguk kecil. Baginya


yang introvert, pertemuan pertama begitu
penting. Dari pertemuan pertama dia bisa
merasakan kecocokan atau canggung. Juga bisa

363 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
melihat karakter orang dadi perkataan dan
sikapnya membawa diri. Dari Sarah, Rinai
menyukai wanita yang empat tahun lebih muda
darinya itu. Sikapnya sopan dan pembawaannya
tenang.

"Aku beberapa kali order di Rsyafa lho


Mbak," ujar Sarah malu-malu.

"Oh iya?" tanya Rinai.

"Online dari store Jakarta. Aku juga follow


ig Mbak Rinai. Kaget banget saat dikasih tahu
Mbak Gladys ada temen yang nyari pekerja.
Untuk Rsyafa di Lombok pula. Langsung seneng
banget," tutur Sarah dengan antusias yang
terlihat.

"Bantuin ya, sementara ambil barang di


Jakarta dulu. Jadi kerjanya mulai rekap

364 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
pesanan, packaging sama anter paketan.
Rencananya aku juga mau buat akun untuk
Rsyafa Lombok, sembari nunggu bisa
buka store."

Sarah mengangguk kecil,"Iya Mbak, aku


bakal kerja sebaik mungkin."

"Santai saja denganku, nggak usah malu-


malu. Sore ini barang dateng dari Jakarta. Besok
mulai kerja bisa?" kata Rinai yang dijawab
anggukan Sarah.

"Sementara kita kerja di rumah dulu," kata


Rinai.

Gladys yang sedari tadi duduk di dekat


kolam renang lantas mendekat. Wajahnya
cemberut saat menutup telepon.

365 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Mbak aku pamit ya kalau gitu. Besok pagi
aku ke sini," ujar Sarah berpamitan pada Rinai
dan Gladys.

"Hati-hati ya," kata Gladys.

Rinai ikut mengantar ke bawah.

"Bawa motor?" tanyanya.

"Iya Mbak, aku ngekos nggak jauh dari


sini, cuma lima belas menit."

Motor scoopy putih milik Sarah terparkir di


halaman rumah.

"Hati-hati ya," kata Rinai melambaikan


tangan.

366 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinaira baru akan menutup gerbang saat
BMW hitam berhenti di depan rumahnya. Pintu
samping kemudi lantas terbuka.

"Gladys udah di sini?" tanya Devia.

"Udah, di atas."

Rinai kaget saat Devi turun menggendong


gadis dua tahun yang sedang tidur. Sopir Devi
lantas pergi membawa mobil.

"Aku bawa anak," ujar Devi tersenyum


kecil melihat kekagetan Rinai.

"Cantik banget sih, gemes. Siapa


namanya?"

Jari Rinai menyenggol pelan pipi bocah


yang tidur lelap itu.

367 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Angela," kata Devi.

"Duh kapan Awang katanya mau pasang


lift. Capek juga kalau naik turun lantai tiga
sambil gendong anak begini."

Rinai tersenyum kecil. Semalam sang


suami sempat bilang ingin memasang lift biar
nggak capek naik turun tangga. Namun entah
kapan realisasinya.

"My princessss," teriak Gladys melihat


Angela.

"Sssttt! tidur," ujar Devia meminta


sahabatnya mengecilkan suara.

"Mau di kamar?" tawar Rinai saat Devi


menidurkan putrinya di sofa.

"Nggak papa di sini aja Nai."

368 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinai menggeser laptop dan
merapikan note berisi desain baju Rsyafa.
Meletakkan tas berisi botol susu hingga camilan
Angela di meja.

"Laper, beli makan yuk. Pada pengin apa?"

"Bukannya kamu mau ke Mentigi?" tanya


Devi pada Gladys.

Menjadikan wajah wanita dengan crop


top merah dan jeans panjang itu cemberut.

"Nggak jadi, kameramen tiba-tiba sakit.


Padahal udah bawa perlengkapan semua di
mobil."

"Mau konten apa sih? sini sama aku."

Tawaran Devi langsung disambut wajah


semringah Gladys.

369 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Snorkeling aja di Mentigi, nggak lama kok.
Wah thank you baby, nggak terbuang percuma
kan keahlianmu yang pernah jadi asisten
produser."

"Tapi sorean aja, berangkat setengah tiga


gitu. Aku pulangin Angela dulu, mama pulang
arisan jam dua."

Gladys mengangkat dua jempolnya.

"Rinai ayok ikut ke Mentigi, snorkeling di


sana cantik banget. Masih sangat alami
pantainya," ajak Gladys antusias.

Rinai yang kembali dari dapur kecil


di rooftop membawakan sebotol jus jeruk dan
dua gelas kosong.

"Boleh."

370 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Sorakan Gladys mendapatkan tatapan
galak dari Devi karena membangunkan Angela.
Gadis cilik dengan baju pink itu menggeliat
bangun dan nyaris menangis sampai Devi
mengangkatnya. Mendudukkan di pangkuan dan
menyapanya lembut.

"Anak mama udah bangun cantik. Ini


ada aunty Rinai, salim dulu."

Mata bulat itu lantas menatap Rinaira


malu-malu. Tangan kecilnya menunjuk pada apa
yang dibawa Rinai.

"Au au," kata Angela dengan bahasa yang


tak dipahami Rinai.

"Oh Lala mau jus? minta yang baik dong


ke aunty Rinai, mendekat."

371 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Devia menurunkan sang anak dari
pangkuan. Angela berjalan pelan ke Rinai yang
duduk.

"Aduh gemes banget," ujar Rinai


menempelkan botol jus ke pipi Angela.

Gadis cilik itu tertawa kecil merasakan


dingin di pipinya. Rinai mendudukkan Angela di
kursi sampingnya. Menuangkan jus ke gelas dan
membantu minum.

"Duh ada aunty baru, siap-siap aja Nai Lala


nggak mau lepas," komentar Gladys.

"Ayok beli makan, yang kuah-kuah pedes


gitu enak deh," kata Devi.

372 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~ IIh

Mentigi tidak seperti bayangan Rinaira


pada pantai yang ramai. Pantai ini benar-benar
masih sepi dengan hanya ada beberapa
pengunjung. Langit masih cerah di jam setengah
empat, namun panasnya tak terlalu terik.

Gladys sudah berganti pakaian dan


bersiap snorkeling. Pun Devi yang membantu
merekam dengan kamera.

"Rinai beneran nggak ikut?"

Pertanyaan Gladys membuat Rinai


menggeleng pelan.
373 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Aku tunggu di sini," kata Rinai
mengeluarkan ponsel dari sling bag yang
dibawanya.

Gladys dan Devi berjalan menuju tepi


pantai. Rinai melepaskan sandal dan
membiarkan kakinya menginjak pasir pantai.
Terakhir dia ke pantai dua tahun lalu, saat
berlibur dengan keluarga di Bali. Sampai lupa
rasanya menginjak pasir pantai.

Angin semilir membuat hawa tak gerah.


Tak ada keriuhan yang berarti. Para pengunjung
menikmati waktu santai dengan snorkling atau
hanya duduk-duduk di atas pasir. Rinai
mengulurkan kakinya yang dibalut celana jeans
longgar. Tangannya mengambil banyak foto.
Ditengadahkan wajahnya ke langit, lalu
menghirup nafas pelan. Dikosongkan kepalanya

374 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
dari berbagai pikiran. Pundaknya terasa jauh
lebih ringan. Seolah beban-beban terangkat di
bahunya. Rasa sakit dan segala trauma yang
mendekam di hatinya lenyap.

Nada dering panggilan masuk membuat


Rinai membuka mata. Awang menelepon.

"Lagi dimana?" tanya Awang setelah Rinai


mengucap salam.

Pandangan Rinai menuju ke pantai yang


berombak pelan.

"Mentigi sama Devi dan Gladys," jawab


Rinai.

"Jangan malam-malam pulangnya," pesan


Awang yang diiyakan Rinai.

375 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Seketika sang suami meminta video call.
Layar dipenuhi wajah Awang yang sedang ada di
ruangan. Rinai mengarahkan ke kamera
belakang. Menunjukkan hamparan pantai.

"Indah banget," ujarnya.

"Anak pantai sekarang," komentar Awang


dengan senyum kecil.

Rinai lantas mengubah ke kamera depan.


Membenarkan hijabnya yang tertiup angin.

"Kapan-kapan kita keliling Lombok


nikmatin pantai-pantainya," ajak lelaki itu.

"Kapan? kamu kan sibuk terus," balas


Rinai.

Awang tak menjawab dan mengukir


senyum tipis dengan protes sang istri.

376 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Ada kepiting enak dekat situ, beliin ya
nanti mampir sebelum pulang."

"Iya," kata Rinai.

Dirinya menjauhkan ponsel agak menjauh.


Agak canggung saat harus video call, padahal
dengan suami sendiri.

"Kalian cuma bertiga? siapa yang nyetir?"

"Gladys," jawab Rinai.

"Lain kali bilang, aku kirim sopir. Jangan


nyetir sendiri wanita semua," kata Awang.

"Nggak papa, dulu aku di Jakarta juga


kemana-mana nyetir sendiri. Jalanan sini bahkan
jauh lebih sepi."

377 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Jawaban Rinai membuat Awang berdecak
tak suka.

"Aku lupa pertimbangin itu saat beliin


mobil, aku kasih sopir."

"Apa deh, nggak," tolak Rinaira.

"Rinai ayok foto!"

Teriakan Gladys membuat pandangan Rinai


ke ponsel beralih. Gladys dan Devi sudah
menepi. Keduanya bahkan sudah berganti baju.
Berjalan dengan bertelanjang kaki.

"Hai Pak Awang," sapa Devi ketika


mendekat meletakkan tas berisikan pakaian
basahnya.

"Jangan ajak Rinai aneh-aneh," kata


Awang.

378 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Uluhh... uluhh Bapak posesip amat. Takut
dilirik orang ya," komentar Gladys yang
mengeringkan rambutnya.

Rinai kembali menatap layar ponsel. Kali ini


Awang sudah keluar ruangan. Seperti ada di
balkon.

"Ya udah hati-hati pulangnya," pesan laki-


laki itu sebelum menutup panggilan.

...

Sebelum kembali ke Pemenang, mereka


mampir di warung pinggir jalan yang menjual
masakan seafood. Sekalian membelikan pesanan
Awang.

"Kenapa?"

379 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Pertanyaan Gladys membuat Rinai ikut
melihat ke Devi yang menatap sendu ke ponsel.

"Nggak papa," jawab Devi.

"Males dengernya. Jawab aja 'nggak mau


cerita' daripada bilang 'nggak papa'" balas
Gladys yang lantas meminum es tehnya.

Aroma udang bakar membuat perut lapar


ketiganya seolah berteriak minta makan. Devia
memasukkan ponsel ke dalam tas.

"Sabar dan menerima itu emang nggak


ada batasnya ya. Ujiannya nggak cuma sekali,
tapi berkali-kali."

Rinai dan Gladys sama-sama tak


menginterupsi perkataan Devi. Keduanya

380 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
menyimak dalam diam. Membiarkan Devi
melanjutkan curhatannya.

"Rasanya masih aja berat jika Ifan ketemu


sama anaknya yang lain. Padahal aku juga tahu
jika Ifan dan Magisa nggak ada apa-apa. Tetap
aja mereka pernah punya hubungan sampai ada
seorang anak," tutur Devi dengan mata yang
berkaca-kaca.

Namun senyum tipis terukir di bibirnya.

"Nggak papa, aku cuma lagi sensitif aja,"


lanjutnya.

Rinai menatap Gladys yang juga sedang


menatapnya. Tak tahu harus berkomentar apa.
Terlebih Rinaira yang baru sebentar mengenal
keduanya. Sehingga masih tak sepenuhnya
paham dengan apa yang dicurhatkan Devi.

381 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Tangan Gladys menepuk pelan punggung
Devi.

"It's fine, nggak ada hidup yang sempurna,


begitu juga pernikahan. Itu kan yang selalu ini
kita percayai. Kita tidak pernah bisa
menyalahkan masa lalu," kata Gladys.

Devi mengusap air mata di sudut matanya.


Lalu mengukir senyum lebih lebar.
Memperlihatkan dirinya baik-baik saja saat
dengan jelas hatinya terluka.

"Sorry ya Rinai, kamu jadi bingung."

"Nggak papa," kata Rinai.

Seorang pelayan mengantar makanan


pesanan mereka. Membuat obrolan terjeda. Saat

382 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
kemudian Devi bercerita, kesedihannya sudah
berkurang.

"Suamiku punya anak dengan wanita lain


Nai. Saat itu aku baru saja lahiran Angela ketika
seorang wanita dari masa lalu Ifan datang.
Mengatakan punya anak dari Ifan, anaknya
berusia empat tahun," tutur Devia.

Kekagetan menyergap Rinai yang tak


menyangka fakta itu. Tiba-tiba saja ketakutan
itu ikut dirasakannya.

"Ifan nggak tahu kalau dia punya anak


dengan wanita itu. Mereka putus, lost contact,
wanita itu menyembunyikan fakta kalau dia dan
Ifan punya anak. Terus tiba-tiba datang setelah
aku dan Ifan sudah menikah, dengan kondisiku
yang baru saja melahirkan."

383 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Bayangan itu melintas begitu saja di benak
Rinai. Dia bisa merasakan rasa sakit itu.
Diusapnya pelan punggung tangan Devia,
memberikan dukungan.

"Aku sempat berpikir berpisah Nai. I love


him so much. Aku tahu Ifan juga sebaliknya.
Tapi rasanya tetap saja sakit banget. Tapi
kemudian aku sadar, kita nggak bisa menyesali
apapun. Saat masa lalu datang membawa
dampak dari apa yang kita lakukan. Kita nggak
bisa saling menyalahkan. Sehingga aku mencoba
menerimanya," tutur Devi.

Ketakutan yang tadinya menghinggapi


Rinai perlahan membesar. Pikirannya tanpa bisa
dikendalikan menempatkannya di posisi Devia.
Seandainya dia yang berada di posisi itu. Apa

384 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
yang akan dia lakukan? Bisakah dia
menerimanya?

...

"Kenapa kamu ngelamun?"

Senggolan pelan Awang membuat Rinai


tersadar. Lelaki itu sudah
menghabiskan seafood yang tadi dibeli Rinai.
Keduanya berada di ruang tv. Pandangan Awang
mengacu ke layar plasma yang menampilkan
film lama dari James Bond.

Rinai terdiam mengamati sang suami dari


samping. Rambut pendek Awang sudah mulai
tumbuh. Jambangnya dibiarkan belum dicukur.
Lelaki itu mengenakan kaus putih polos dan
celana army.

385 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Kalau ada wanita di masa lalu kamu
datang dan mengaku punya anak darimu, apa
yang kamu lakukan?"

Pertanyaan yang keluar itu tak hanya


mengagetkan Awang, tapi juga Rinai yang tak
sadar bertanya. Rinai menyandarkan tubuhnya
di sofa saat Awang menoleh dengan menatap
tajam.

"Apa maksudnya?" tanya lelaki itu.

Rinai tak segera menjawab, memilah kata


yang tak akan menimbulkan salah paham atau
perdebatan.

"Cuma seandainya, nggak ada maksud


apa-apa," ujarnya kemudian.

386 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinai segera akan mengakhiri pembicaraan
saat Awang benar-benar melupakan acara
nonton filmnya dan sepenuhnya menaruh
perhatian obrolan.

"Aku cuma takut..."

"Aku tahu," potong Awang dengan kata-


kata lirih Rinaira.

Pandangan Rinai mencoba membalas iris


gelap sang suami.

"Masa laluku memang brengsek. Tapi aku


pastikan yang tadi tidak akan pernah terjadi
dengan kita," tegas Awang.

Masa pendekatan keduanya sebelum


menikah cukup singkat. Meski sudah lama saling
mengenal, namun jarak bertahun-tahun terpisah

387 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
membuat mereka banyak tak tahu satu sama
lain. Ada bertahun-tahun momen yang
dilewatkan dengan kehidupan masing-masing.
Rinai tak bisa memungkiri jika kekhawatiran
dengan apa yang dialami Devia itu akan hadir di
kehidupannya dan Awang.

Pandangan Rinaira yang akan menunduk


dicegah oleh telapak tangan Awang di sisi
kepalanya.

"Aku pastikan tidak memiliki anak dengan


perempuan manapun, selain denganmu," kata
Awang.

Kelegaan mengembang di dada Rinai.


Mengusir bayangan ketakutannya. Juga ada rasa
hangat dari sorot mata sang suami.

388 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Maaf," kata Rinai yang sempat berpikir
buruk terhadap suaminya.

Namun Awang justru menggeleng pelan.

"Aku lebih suka karena kamu bertanya


langsung padaku. Jangan tanya ke orang lain
atau menyimpan sendiri."

Tangan Awang mengusap pelan pipi Rinai.


Dengan senyum tipis yang menenangkan.
Menjadikan Rinai, untuk lebih dulu mendekat ke
pelukan sang suami. Memejamkan mata
mencari kedamaian setelah berbagai prasangka
dan ketakutan menghantuinya. Bisikan pelan
Awang membuat Rinai semakin erat memeluk
sang suami. Kata-kata itu disampaikan bukan
dengan nada hangat, namun justru ada kesan
dingin dan ancaman di baliknya. Tapi membuat
perasaan Rinai jauh lebih tenang.
389 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Perjalanan pernikahan kita ke depan akan
dihadapkan dengan berbagai masalah. Satu hal
yang harus kamu tahu. Apapun keadaannya,
aku tidak akan melepaskamu Rinaira. Juga tidak
akan pernah membiarkanmu lepas dariku."

390 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~ IIi

Akhirnya Rinai menemukan tempat


untuk store Rsyafa. Letaknya di tengah-tengah
Pemenang Barat dan Mataram, berada di pinggir
jalan utama Mataram. Bangunan dua lantai itu
merupakan rekomendasi Awang. Berjarak lima
belas menit dari Pemenang. Sementara itu tak
jauh, sekitar lima menit dari store Rsyafa, ada
toko Sayemba.

Awang sudah memulai opening Sayemba


seminggu lalu. Pembelian cukup banyak di awal.
Banyaknya resort, villa, cottage hingga restoran
membuat permintaan furniture berdatangan.

391 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Sementara Rinai baru dua kali melihat
bangunan untuk store Rsyafa. Kali ini dirinya
bersama Sarah. Membawa beberapa
perlengkapan dekorasi yang sudah dibeli.

Lantai bawah rencananya untuk toko


sementara atas untuk produksi dan juga
mengurus panjualan online. Bangunan bercat
putih dengan sentuhan merah muda di beberapa
bagian itu sudah bersih.

"Taruh aja di sini Sar," ujar Rinai


meletakkan gulungan wallpaper untuk dinding.

Sementara Sarah membawa kotak besar


berisi hiasan dinding, vas bunga hingga lukisan-
lukisan.

"Mbak barangnya udah dateng," kata


Sarah saat sebuah mobil boks berhenti di depan.

392 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinai segera keluar. Tadi sebelum kesini
dirinya dan Sarah juga sudah membeli peralatan
seperti gantungan baju dan keperluan lainnya.
Sementara untuk furniture, Awang yang
mengirimkan beberapa dari Sayemba.

"Makasih ya Pak," kata Rinai setelah


menandatangani bukti penerimaan.

Sarah membantunya membawa kardus-


kardus besar ke dalam. Rasanya seperti pertama
kali membuka store Rsyafa saat di Jakarta dulu.
Ada antusias yang menyenangkan ketika bisa
memulai semua dari awal.

"Kita mulai dari lantai bawah aja dulu Sar,"


ajak Rinai yang diangguki Sarah.

Keduanya memasang hiasan dinding lalu


menata gantungan baju.

393 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Nanti kita setrika lagi Mbak
sebelum display?" tanya Sarah.

"Iya, sekalian foto produk untuk


Instagram."

Rinai sudah mulai membuka lowongan


pekerjaan untuk mencari pegawai Rsyafa. Ada
beberapa yang sudah melamar namun belum
sempat untuk menentukan waktu interview.
Bekerja berdua begini cukup melelahkan
sebenarnya.

"Hai.. hai.. wah lagi beberes nih, butuh


tenaga tambahan nggak?"

Suara Gladys yang sudah akrab di telinga


membuat Rinai dan Sarah menoleh. Gladys
membawa dua plastik di tangan kanannya.

394 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Butuh banget, kamu darimana?" tanya
Rinai.

"Selesai pemotretan endorse di salah satu


villa dekat sini. Aku bawain camilan."

Gladys mengeluarkan tiga cup coffee latte,


roti hingga snack ringan.

"Thank you," balas Rinai.

"Lucu banget wallpaper-nya," komentar


Gladys melihat wallpaper dinding dengan motif
bunga sakura.

Istri Mahen itu mendekati Sarah dan


membantu menempel gulungan wallpaper. Rinai
naik ke kursi kecil untuk memasang jam dinding
lingkaran dengan hiasan burung pipit kecil.
Semua barang yang dipilih memberi kesan

395 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
estetik. Ada gantungan dreamcatcher putih
pintu masuk. Beberapa lukisan tangan
berisi quote sudah dipasang di dinding. Di salah
satu sisi dinding ada meja panjang cokelat
dengan layar PC yang sudah terpasang. Rinai
minta tolong pegawai Sayemba kemarin untuk
sekalian memasangnya. Mesin kasir berada di
sebelahnya.

"Ini favotit aku," kata Sarah yang


meletakkan gelas-gelas bening berisi hidrogel
dengan tumbuhan hias.

Tak perlu ada tanah, hidrogel yang dipakai


membuat kebersihan tetap terjaga. Hanya perlu
menyemprot dengan air secara berkala.

"Cantik banget ini, beli dimana?" tanya


Gladys.

396 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Dikirim adikku dari Jakarta," kata Rinai.

Rinaira memutar lagu dari spotify laptop.


Menghubungkan ke speaker yang terpasang di
pojok atap. Suara Ed Sheeran memenuhi
ruangan yang sudah nyaris siap pakai itu. Aroma
citrus dan green tea dari pengharum ruangan
menjadikan suasana tenang. Berbeda dari
kondisi luar yang terik dengan suara-suara
kendaraan lewat.

"Mau opening kapan Nai?"

"Penginnya secepatnya, tapi dua hari lagi


sepertinya baru akan
pemanggilan interview karyawan. Jadi rencana
minggu depan," tutur Rinai.

"Feeling-ku bagus, bakal banyak


diminati. Store-nya kece anak muda, baju-

397 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
bajunya juga fashionable. Nggak banyak store
begini di Lombok, apalagi Pemenang. Beda
sama kota-kota besar. Jadi persaingan pasar
nggak terlalu ketat," komentar Gladys.

"Iya Mbak, penjualan online juga ramai.


Sampai PO aja baru dua hari tiga hari udah
habis," tambah Sarah.

"Mudah-mudahan ya, kita mulai pelan-


pelan saja," kata Rinai.

....

Gladys pamitan setelah makan siang.


Sementara Rinai dan Sarah sudah beralih ke
lantai dua. Dekor lantai satu sudah selesai,
tinggal menunggu untul display baju besok.
Karena tumpukan baju paketan dari Jakarta
masih berada dalam kardus-kardus.

398 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Udah semua Mbak untuk dikirim
paketannya," kata Sarah yang mengepak baju
siap kirim.

Rinai duduk di bangku menghadap ke layar


laptop yang terbuka. Me-list orderan online hari
ini.

"Mau ke jasa pengiriman sekarang Sar?


katanya kamu mau nganterin ibu check up.
Nggak papa, habis ngurus paketan langsung
pulang aja," kata Rinai.

"Makasih ya Mbak. Besok aku ganti dengan


datang lebih awal."

Sarah membawa baju-baju yang sudah


rapi packaging untuk dikirimkan.

399 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Datang seperti jam biasa aja, nggak papa,
santai saja," balas Rinaira.

Sarah mengucapkan terima kasih dan


berpamitan. Rinai mengamati jam tangannya
yang menunjukkan pukul empat sore. Masih
banyak yang harus dikerjakan, namun Rinai
justru beranjak menuju balkon samping. Ada
hamparan tanah kosong untuk lapangan bola.
Beberapa anak lelaki remaja asyik bermain bola
sepak tersebut. Menggiring ke gawang dan
mencoba mencetak gol.

Pikiran Rinaira menerawang jauh. Dirinya


dan Awang sudah membicarakan soal anak.
Sama-sama sepakat tak akan menunda. Tangan
Rinai refleks mengusap perutnya yang datar.
Berangan-angan kapan dirinya akan menjadi
seorang ibu.

400 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rasa sakit menyelip di hatinya. Kilatan
kenangan di pernikahannya dulu hadir begitu
saja. Umurnya masih cukup muda saat menikah.
Angan-angannya saat itu indah. Menikah muda,
memiliki anak tanpa menunda. Namun setelah
resmi menikah, entah kenapa Dhito menjadi
banyak berubah.

"Aku nggak ingin punya anak dulu Nai, kita


belum siap."

"Sampai kapan?"

"Nggak tahu, kita nikmati saja dulu waktu


bersenang-senang. Jangan hamil dulu."

Malam itu, Rinai terlalu terkejut hingga tak


bisa berkomentar. Mematung saat Dhito keluar
kamar entah kemana. Pesannya tak dibalas.
Lelaki itu pulang dalam keadaan mabuk pukul

401 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
tiga dini hari. Membiarkan Rinai sendirian dalam
sakit hati yang disembunyikan. Merasa sendirian
meski keduanya berada di bawah atap yang
sama.

Rinaira memejamkan matanya mengusir


kenangan buruk itu. Tak mudah untuk
melupakan sekaligus. Kenangan yang
menumpuk di hati dan pikirannya itu perlahan
dihapusnya satu persatu. Diganti dengan
kenangan baru bersama Awang.

...

Ketenangan dalam pernikahan itu tak


pernah bisa diprediksi kapan hadir dan terhenti.
Seperti kali ini, jam di dinding nyaris tengah
malam saat Rinai duduk di sofa ruang tengah
sendirian. Tangannya menggenggam ponsel

402 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
mencoba menghubungi sang suami. Awang
belum juga pulang, pun tidak memberi kabar.

Biasanya jika harus lembur, Awang selalu


mengabari. Ponselnya pun mati, pesan Rinai
hanya centang satu, ditelpon tak terhubung.

Kekhawatiran Rinai berubah menjadi


ketakutan. Dia tak tahu harus menghubungi
siapa. Apa yang terjadi pada Awang? Berbagai
pikiran buruk berlarian di pikirannya yang kalut.
Jika kemungkinan sesuatu yang buruk menimpa
lelaki itu.

Panggilan WA yang masuk membuat Rinai


kaget. Namun bukan dari Awang. Nama Gladys
muncul di layar ponsel pintarnya.

"Halo, iya Dys," buka Rinai tergesa.

403 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Rinai, ini aku Mahen."

Suara suami Gladys yang terdengar


membuat Rinai semakin kalut.

"Mas Mahen lagi sama Mas Awang?" tanya


Rinai.

Ada jeda dari Mahen hingga Rinai kembali


mengulang pertanyaannya.

"Rinai, tenang dulu ya. Awang nitip pesan


tadi untuk kamu. Kemungkinan dia nggak
pulang malam ini."

Kening Rinai berkerut dengan apa yang


disampaikan suami Gladys itu. Kenapa Awang
nggak bilang apa-apa padanya. Justru
mengabari Mahen dan meminta tolong pada
sang teman untuk menyampaikan kabar.

404 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Seingatnya Awang tak bilang jika harus
menginap ke Gili Trawangan atau Mataram.

"Ada apa? Mas Awang di mana?" tanya


Rinai dengan tak sabaran.

Kali ini jeda Mahen lebih lama. Ada


keraguan yang terdengar di kalimat yang
disampaikan Mahen.

"Awang nggak papa, jangan khawatir. Aku


nggak bisa banyak cerita, Awang yang akan
cerita sendiri nanti kalau pulang. Tunggu saja di
rumah dan jangan berpikir yang nggak-nggak,"
tutur Mahen.

Dari kata-kata Mahen, entah kenapa Rinai


memiliki firasat jika sang suami tak dalam
keadaan baik-baik saja. Sampai satu fakta yang

405 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
disampaikan setelahnya membuat nafas Rinai
tercekat.

"Awang lagi di kantor polisi, diperiksa


narkoba."

406 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~ IIj

Rinai membatu di tempatnya duduk. Apa


yang ditangkap telinganya masih tak dapat dia
percayai. Tiga bulan menikah, Rinai tak
menyangka akan kemungkinan ini. Dirinya juga
tak pernah menyinggung masa lalu Awang soal
itu. Karena Rinai pikir, itu sudah selesai dan dia
tak mau lagi mengungkit.

Rasa sakit di dadanya perlahan muncul


menyesaki. Membuat rasa panas di matanya
yang berair. Kebingungan melandanya karena
tak tahu harus berbuat apa. Dia tak mungkin
menghubungi keluarganya atau keluarga
Awang.

407 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Tangan Rinai menggenggam erat ponsel.
Kepalanya tertunduk saat air matanya menetes
perlahan. Pikirannya semakin penuh dengan
bayangan buruk.

Bagaimana jika Awang kembali jatuh ke


jeratan barang haram itu?

Bagaimana jika Awang harus kembali


berurusan dengan polisi?

Bagaimana jika Awang semakin jauh


terjatuh di masalah tersebut?

Apa laki-laki itu menyembunyikan sesuatu


di belakangnya?

Rinai menutup kedua telinga saat teriakan-


teriakan itu muncul di benaknya.

Percaya padaku.

408 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Dua kata itu tiba-tiba melintas di
pikirannya.

Percaya saja padaku, Rinaira.

Kalimat singkat itu yang selalu dikatakan


Awang jika Rinai mulai khawatir dengan ini itu.
Kini akankah Rinai bisa membuktikan kata-kata
itu? Apakah dia bisa mempercayai kata-kata
sang suami?

...

Sepanjang malam hingga jelang pagi, Rinai


sama sekali tak bisa memejamkan mata. Dirinya
hanya duduk di ranjang dengan tangan
menggenggam ponsel. Sewaktu-waktu jika ada
kabar dari Awang. Kepalanya menelungkup di
lutut.

409 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Jam dinding menunjukkan pukul tiga pagi
saat Rinai mendengar suara langkah. Pintu
kamar terbuka dan menampilkan sosok Awang
yang masih dalam balutan kemeja putih lecek
dan jeans hitam. Rambutnya berantakan. Lebih
dari itu wajahnya kusut dan terlihat kelelahan.
Namun seulas senyum kecil terbit di bibir begitu
pandangan keduanya terjalin.

Senyum yang seolah mengatakan 'aku


baik-baik saja'. Namun itu justru membuat air
mata Rinai merebak. Awang melangkah lebar
mendekati sang istri di ranjang.

"Kog nggak tidur?" tanyanya pelan dengan


sebelah tangan mengusap pelan sisi kepala
Rinaira.

Mata Rinai berkaca-kaca menatap lekat


pada sang suami. Kelegaan mengembang di
410 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
dadanya. Tangannya terulur memeluk Awang,
lalu tangisnya tumpah. Tangan Awang beralih
mengusap lembut punggung Rinaira.

"Aku nggak papa, jangan khawatirkan


apapun," ujar Awang pelan.

Namun tangis Rinai masih tak berhenti.


Pelukannya kian erat. Awang memejamkan
matanya merengkuh sang istri. Hingga beberapa
saat Rinai melepaskan pelukan saat tangisnya
mulai reda.

"Apa yang terjadi?" tanyanya dengan suara


serak.

Jari Awang menghapus air mata yang


membasahi pipi sang istri.

411 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Bisa aku mandi dulu, setelahnya nanti aku
cerita," kata Awang yang mendapatkan
anggukan Rinai.

Menunggu Awang mandi, Rinai ke dapur


untuk membuatkan teh hangat. Juga
menyiapkan makanan mengingat sang suami
pasti belum makan. Rinai terpaksa membuatkan
mie rebus karena tak ada makanan.

Setelahnya membawa mangkuk berisi mie


dan segelas teh hangat kembali ke kamar.
Ponsel Awang tergeletak di nakas. Rinai
memeriksa dan mendapati ponsel tersebut habis
daya. Lalu menyambungkan ke charger dan stop
kontak.

Awang keluar kamar dengan kaus putih


polos dan celana pendek selutut. Rambutnya
basah sehabis keramas.
412 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Makan dulu," kata Rinai yang duduk di
sofa kamar.

Langkah Awang mendekat, menerima


gelas teh hangat yang disodorkan sang istri.

"Kamu udah makan?"

Awang mengulang pertanyaannya hingga


dua kali saat Rinai tak menjawab. Memilih
mengulurkan mangkuk. Rinai lalu menggeleng
pelan.

"Nggak usah nunggu aku kalo makan,


apalagi sampai nggak makan," kata Awang.

Lelaki itu lantas menyuap mie kuah yang


masih hangat. Setelahnya ganti menyuap ke
Rinaira.

"Makan," ujarnya saat Rinai menolak.

413 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Membuat Rinai mau tak mau membuka
mulut. Meski nafsu makannya sama sekali tak
ada. Bagaimana dia bisa makan sendirian saat
sang suami entah ada dimana tak bisa
dihubungi. Semangkuk mie tersebut dihabiskan
berdua.

"Jadi kenapa?" tanya Rinai setelah Awang


menghabiskan minumnya.

Keduanya duduk berhadapan di sofa.


Awang menatap lembut sang istri sebelum
berkata.

"Mahen udah bilang ke kamu?"

Rinai mengangguk pelan,"Dia bilang kamu


di polisi, ada kasus..."

414 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Kalimat Rinai tak selesai dan diangguki
Awang.

"Iya, ada teman yang ketangkep dan


positif. Aku ikut diperiksa, hasilnya negatif."

Separuh beban di pikiran dan hati Rinai


terangkat mendengar sang suami tak lagi
menggunakan barang haram itu. Saat Awang
tak terlihat ingin menjelaskan lebih jauh, Rinai
kembali bertanya.

"Kenapa kamu ikut diperiksa? kamu lagi


sama dia atau gimana?"

Nggak mungkin Awang lagi kerja dan tiba-


tiba polisi datang. Kecuali jika lelaki itu memang
sedang di luar bersama teman-temannya.
Pengakuan Awang setelahnya membuat
kekhawatiran Rinai berganti kesal.

415 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Lagi sama teman-teman di luar, pulang
kerja mampir bentar karena diajak."

"Di mana? sama temen-temen kamu yang


lain? ada perempuan juga?" tanya Rinai
beruntun.

Klub di Pemenang ataupun Mataram jelas


nggak segampang menemukannya di Jakarta.
Meski ada beberapa tempat nongkrong yang
biasanya dipenuhi pelancong luar pulau atau
bule.

"Di rumah dia," aku Awang.

"Kenapa kamu nggak bilang kalau mampir


dulu ke rumah teman selesai kerja?" tanya Rinai
agak menuntut.

416 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang mengusap pelan pangkal
hidungnya. Entah kenapa masalahnya jadi
merembet kemana-mana.

"Maaf," ujarnya pelan tak mau mencari


pembenaran alasannya.

Apa yang disampaikan Awang membuat


kekhawatiran Rinai kembali muncul.

"Aku nggak pernah pake lagi, juga sama


sekali nggak berurusan dengan itu," kata
Awang.

Digenggamnya tangan Rinai saat melihat


sang istri kembali berkaca-kaca.

"Kamu tahu temen kamu itu pakai?"

Pertanyaan Rinai tak segera dijawab


Awang. Lelaki itu lantas mengangguk samar.

417 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Terus kenapa kamu masih sama dia? Itu
namanya kamu membahayakan diri sendiri.
Kamu udah tahu cepat atau lambat akan ada
kejadian ini, tapi tetap nggak menjauh," tutur
Rinai dengan nada kesal yang tak
disembunyikan.

Tak menjawab itu, Awang memilih


mengatakan hal lain.

"Nggak ada yang perlu dikhawatirkan.


Yang penting aku nggak lagi pakai dan masalah
di polisi udah selesai."

Rinai menarik tangannya dari genggaman


tangan Awang. Dirinya bukan tipe yang suka
mengatur atau mengungkit masa lalu. Namun
apa yang terjadi sekarang, ditambah dengan
sikap santai Awang, Rinai menjadi semakin
kesal.
418 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Kamu nggak pernah cerita apapun
padaku. Sampai kejadian ini pun aku tahu dari
orang lain," kata Rinai.

"Ponselku disita saat menjalani


pemeriksaan. Mahen tahu karena dia tadi juga
ikut ke polisi. Lalu pulang lebih dulu," kata
Awang.

Pandangan Rinai beralih tak lagi menatap


sang suami.

"Apa temen-temen kamu yang lain masih


ada yang begitu?"

Kening Awang berkerut samar dengan


pertanyaan tersebut.

419 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Aku nggak akan menilai baik buruk, itu
urusan mereka. Tapi jika aku minta kamu untuk
menjauh apa kamu akan melakukannya?"

Diamnya Awang lagi-lagi membuat Rinai


tak tahu apapun yang ada di pikiran sang suami.

"Aku nggak mau kita jadi bertengkar.


Masalahnya sudah selesai, aku nggak terlibat.
Nggak perlu diperpanjang," kata Awang.

Namun Rinai menggeleng pelan.

"Bukan cuma masalah selesai atau tidak,


tapi kamu yang terlalu santai menanggapinya.
Kalau lingkungan kamu nggak sehat, masalah-
masalah akan terus muncul," kata Rinai.

Awang menarik tangan sang istri yang


lantas ditolak Rinaira.

420 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Apa kekhawatiranku nggak ada artinya
untukmu?" tanya Rinai.

Kali ini Rinai tak menunggu jawaban.


Memilih membawa mangkuk dan gelas kosong
ke dapur. Meninggalkan Awang sendirian di
kamar.

...

Menikah bukan perkara menemukan orang


yang memberikan cinta, mencukupi finansial dan
menjanjikan masa depan. Rinai paham ada
proses saling memahami yang akan terus terjadi
seumur hidup. Dirinya hanya manusia biasa
yang kadang merasa ingin egois.

Saat memutuskan menerima pinangan


Awang, Rinai diliputi banyak keraguan. Salah
satunya dengan sikap keduanya yang begitu

421 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
berbeda. Awang bak petualang yang hidupnya
tak mau dikekang, yang menikmati kebebasan
meski bahaya ada di sekelilingnya. Laki-laki itu
suka menjelajah sana sini. Sementara Rinai
hanya mendekam di comfort zone. Dia
menjalani hidup yang tertata.

Awang cenderung santai menanggapi apa


masalah yang terjadi. Bukan orang pemikir
seperti Rinai.

Tangan Rinai memijat pelan pelipisnya


yang pening. Telat makan, belum tidur juga
masalah yang belum berakhir membuat
kepalanya pusing. Suara adzan subuh
menggema dari masjid komplek tak jauh dari
rumah.

422 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Suara langkah kaki membuat Rinaira
mendongak. Mendapati Awang yang menuruni
tangga dan melangkah ke dapur.

"Subuhan dulu, baru tidur. Kita bicara


besok saat sudah tenang," kata Awang menatap
ke iris Rinai.

Tak menjawab, namun Rinai ikut


meninggalkan dapur menuju kamar. Mengambil
air wudhu dan salat subuh berjamaah. Rinai
lebih dulu naik ke ranjang, saat Awang
memeriksa ponselnya yang diisi daya. Rinai
memilih membelakangi sang suami. Menarik
selimut hingga dada lalu memejamkan mata.

423 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~ IIk

Panggilan yang masuk di ponselnya


sengaja Rinai abaikan. Memilih fokus untuk
menyiapkan baju-baju orderan online. Nanti
sore akan dikirimkan. Sejak pagi tadi dirinya
sudah bertemu dan melakukan interview dengan
beberapa pelamar Rsyafa. Tinggal
mengumumkan siapa saja yang diterima. Rinai
hanya akan mengambi lima karyawan dari 20
orang yang tadi ikut interview.

"Mbak aku keluar cari makan siang


sekarang ya," ujar Sarah yang selesai salat.

424 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Wanita dengan hijab merah muda itu
menuruni tangga setelah Rinai mengangguk
singkat.

Ponsel Rinai kembali berdering untuk


kedua kali. Meski masih tak berminat
mengangkat, Rinai tetap menggeser tombol
hijau.

"Darimana aja baru diangkat?" tanya suara


di seberang begitu Rinai menempelkan ponsel ke
telinga.

Ada ketegasan di suara Awang yang


membuat Rinai tak segera menjawab. Tak
mungkin juga dia bilang malas mengangkat
telepon sang suami.

"Ada apa?" tanya Rinai balik.

425 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Jangan mengabaikan teleponku Rinaira,"
tegas Awang.

Sejak semalam keduanya jadi lebih diam


dari biasanya. Lebih tepatnya Rinai yang
memilih aksi diam. Rasa kesalnya dengan sikap
Awang belum memudar.

"Nanti sore aku jemput, kita ke Mataram."

"Kenapa? kamu ada kerjaan di sana? aku


nggak ikut," kata Rinai.

"Nggak, nanti aku jemput," tegas Awang


sebelum menutup panggilan.

Rinai melihat kalender dan tak melihat hari


Jumat besok tanggal merah. Yang berarti hari
kerja biasa. Kemungkinan jika ke Mataram nanti
sore mereka akan menginap. Sedangkan besok

426 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
masih banyak yang harus dikerjakannya.
Persiapan opening Rsyafa juga belum rampung.
Belum lagi melayani orderan online tiap hari.
Namun menolak Awang jelas Rinai nggak akan
menang.

Diletakkan ponselnya kembali ke meja.


Rinai mengambil boks untuk packaging baju
Rsyafa. Lalu mengepaknya satu per satu.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam," balas Rinai ke Sarah


yang datang membawakan makanan.

Dua plastik putih di masing-masing


tangannya.

"Makan dulu Sar," ajak Rinai yang


meninggalkan pekerjaannya.

427 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Mengambil gelas dan piring dari dapur kecil
Rsyafa.

"Sepertinya besok aku nggak ke store Sar.


Kamu nggak papa kan layani orderan sendiri?"

"Kenapa, mbak sakit?" tanya Sarah


mengamati wajah Rinai.

Rinai mengulurkan piring ke Sarah yang


membuka nasi bungkus.

"Nggak, kayaknya mau nginep di Mataram


nanti malam."

Tanggapan Sarah setelahnya membuat


Rinai tak bisa mengomentari.

"Oh, mau honeymoon ya sama Mas


Awang. Main ke Senggigi, nginep
di resort Mataram, romantis banget."

428 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
...

Perjalanan sekitar 40 menit hingga


keduanya tiba di Mataram. Langit sudah mulai
gelap ketika mobil Awang memasuki
Pandawa resort. Samar suara adzan magrib
berkumandang.

Rinai tak bertanya, dalam diam mengikuti


Awang menuju meja resepsionis untuk
memesan room. Ada pelataran luas untuk
menikmati makan malam dan live music.
Beberapa orang sedang bersiap di sisi panggung
membawa gitar dan piano.

"Ayok," ajak Awang membuat Rinai


menoleh.

429 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Bangunan tempat mereka menginap
seperti rumah mungil satu lantai. Dilengkapi
dapur hingga kolam renang.

"Magrib dulu di masjid depan, kamu ikut


apa di sini?"

Rinaira mendudukkan dirinya di tepi


ranjang,"Di sini aja."

Setelah Awang berjalan keluar, Rinai


melepas sepatunya. Berganti dengan
sandal resort. Ada bag kecil berisi pakaian yang
tadi dibawanya dari Rsyafa. Meski Awang bilang
bisa beli di sini, namun Rinai lebih memilih
membawa pakaian sendiri.

Rinai mengambil jumpsuit panjang


berwarna biru muda. Melangkahkan kakinya ke

430 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
kamar mandi. Karena belum mandi saat tadi
Awang menjemputnya di Rsyafa.

Tiga puluh menit di kamar mandi, Rinai


mendapati Awang yang bersandar di ranjang
saat selesai mandi. Duduk di depan kaca rias
untuk menyisir.

Suasana canggung itu jelas terasa.


Marahan keduanya masih berlangsung. Karena
baik Rinai dan Awang memilih untuk lebih
banyak diam. Rinai sengaja berlama-lama di
depan kaca meski rambut panjangnya sudah
selesai disisir.

"Mau sampai kapan kamu diam terus?"

Awang menatapnya dari cermin. Rinai


balas menatap, sekilas, namun tak buka suara.

431 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Membuat Awang beranjak menghampiri sang
istri. Masih memberikan tatapan lekat.

"Kenapa kamu marah?"

Saat Rinai tak juga berbalik, Awang berdiri


menarik pelan sang istri untuk duduk
menghadapnya.

"Aku udah bilang nggak lagi berurusan


dengan barang itu. Atau apapun masa lalu
kelam dulu. Apa itu nggak cukup untukmu?"

Kali pertama, Rinai akhirnya membalas


tatapan sang suami.

"Bukan itu," ujarnya pelan.

"Lalu apa? lingkunganku yang masih


sama?"

432 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinai tak menjawab namun Awang tahu
dari aksi diamnya.

"Aku nggak bisa sepenuhnya meninggalkan


orang-orang yang mungkin 'nggak baik' di mata
masyarakat. Sebagian besar lingkup
pertemananku nggak hanya baiknya, tapi juga
ada buruknya. Tapi nggak lantas membuat kita
bisa saling memutus pertemanan. Bukan karena
orang yang duduk di sampingku pakai narkoba,
lantas aku juga. Kita sudah cukup dewasa untuk
tahu bersikap, tidak mencampuri urusan orang
lain, dan menjaga dalam mengendalikan diri,"
tutur Awang.

Rinai menundukkan pandangannya. Paham


jika lingkup kehidupan Awang memang begitu.
Dirinya tak akan bisa dan tak ingin pula
merubahnya.

433 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Aku cuma khawatir," lirihnya.

Tangan Awang menarik tangan kanan Rinai


dalam genggaman,"Aku tahu."

Diangkatnya dagu Rinai agar kembali


menatapnya. Awang mengukir senyum tipis
untuk menenangkan.

"Seburuk apapun lingkunganku di luar,


kamu akan selalu menjadi tempatku pulang.
Kamu juga yang membuatku yakin bisa menjaga
diri," kata Awang menatap iris hitam sang istri.

Ada selaput tipis yang membayangi mata


Rinai. Namun wanita itu tak membuka suara.

"Masih marah?" tanya Awang pelan.

Diusapnya sisi kepala rambut Rinai yang


masih basah.

434 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Dosa tahu nggak ngambek sama suami
lama-lama," kata Awang dengan senyum tipis.

"Ya kamu nyebelin," kata Rinai menarik


tangannya dari genggaman sang suami.

Refleks Rinai mundur saat Awang


memajukan wajah hingga nyaris memutus
jarak.

"Mau ngapain?" tanya Rinai menyelidik.

Seingaian kecil muncul di sudut bibir


Awang. Bukannya mundur, lelaki itu semakin
memajukan wajahnya. Satu tangannya
menahan punggung sang istri yang akan
menjauh.

"Emang kamu pikir mau ngapain, hmm?"


goda Awang.

435 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Tangan Rinai mendorong bahu Awang agar
menjauh. Namun tak membuat laki-laki itu
mundur sedikitpun.

"Makan malam, tapi aku mandi dulu," kata


Awang.

Rinai yang akan berbalik, sontak membeku


saat sebelah tangan Awang menangkup pipinya.
Lalu mencuri satu ciuman di bibirnya. Refleks
Rinai memejamkan mata begitu bibir Awang
mengecupnya lembut selama tiga detik. Lalu
dengan seringaian kecil menjauh. Melangkah
santai ke kamar mandi, meninggalkan Rinai
dengan kekagetannya.

...

Awang dan Rinai melangkah ke restoran


pukul setengah sembilan pagi. Langit Mataram

436 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
biru cerah dengan angin yang semilir dan sedikit
membawa hawa dingin. Dari kejauhan
pemandangan hamparan pantai terlihat. Birunya
menyatu dengan langit.

Seorang pria dengan sweater hijau tua


bersama wanita yang sedang hamil mendekat.
Senyum terukir menyapa Awang.

"Hai, apa kabar?"

"Baik," jawab Awang membalas uluran


tangan Radian.

Lalu berganti menyalami Faihara. Awang


menoleh ke Rinai dan mengenalkan pada dua
temannya.

"Udah bawa istri sekarang, stay di


Pemenang?" tanya Rad.

437 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Iya, tapi mau cari rumah juga di
Mataram."

Mereka lantas mengambil sarapan dan


duduk di meja yang sama.

"Udah berapa bulan?" tanya Rinai pada


Faiha yang duduk di depannya.

"Ini masuk delapan bulan."

Tangan Fai mengusap pelan perutnya yang


buncit.

"Dari Jakarta?" kata Fai ganti bertanya.

"Kerja dan tinggal di Jakarta, tapi asli


Jogja. Kalau Cici?"

Rinai menyuap nasi goreng yang menjadi


menu sarapannya.

438 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Dulu kerja di Jakarta, asli Bandung.
Sebelum kemudian pindah ke sini," kata Faiha.

Pertemuan itu dihiasi obrolan santai.


Awang dan Radian mengobrol sendiri dengan
didominasi topik pekerjaan. Sementara Rinai
dan Faiha lebih banyak membahas soal
kehidupan di Lombok.

"Mau nggak?"

Pertanyaan Awang membuat Rinai


menoleh.

"Apa?" tanyanya yang tadi tak menyimak


obrolan suaminya.

"Ambil satu townhouse di sini, biar kalau


mau stay di Mataram ada rumah," kata Awang.

439 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Deket dari resort, cuma belakangnya. Jadi
gampang kalau mau kemana-mana jalan kaki,"
tambah Radian.

Rinai memandang Awang yang


meneruskan makan." Ya terserah kamu."

Lelaki itu lantas kembali mengobrol dengan


Radian. Membicarakan soal rumah.

"Ada beberapa tipe, masih banyak yang


kosong. Baru mau opening bulan depan. Tapi ya
ada beberapa yang udah minta duluan," kata
Radian.

"Di depan rumah kita juga kosong kan,"


timpal Faiha.

"Iya, nanti lihat-lihat dulu aja. Berapa hari


di Mataram?" tanya Rad.

440 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang menyelesaikan makannya dan
meneguk segelas air putih. Rinai menoleh
karena sang suami juga tak bilang mau berapa
lama di Mataram.

"Nggak tahu, Minggu mungkin balik."

Rad mengangguk sekilas,"Deket juga ke


Pemenang."

Kedua lelaki itu lebih dulu menyelesaikan


makan. Menyingkir berdua ke bagian luar untuk
merokok. Meninggalkan Rinai dan Faiha yang
masih makan.

"Gimana sampai Cik Fai betah di sini?"


tanya Rinai.

Faiha mengukir senyum kecil.

441 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Awalnya pasti nggak betah, pengen
pulang. Apalagi kan dulu ninggalin semua ya,
keluarga, kerjaan, temen-temen. Tapi lama-
lama juga kebentuk sendiri kehidupan di sini.
Pelan-pelan saja," tutur Faiha.

Rinai menatap pada Awang yang santai


mengobrol dengan Rad. Bulan kedua berada di
Lombok, kadang dia masih merasa kesepian,
nggak betah dan ingin pulang. Namun tak
pernah diutarakannya pada sang suami.
Berharap perasaan itu lama-lama menghilang
seiring berjalannya kehidupannya di sini.

442 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~ IIl

"Nggak mau, panas."

Rinai mendudukkan dirinya di salah satu


sofa menghadap hamparan pantai di kejauhan.
Menolak ajakan Awang untuk jalan-jalan ke
pantai. Matahari mulai terik di jam sebelas
siang.

"Katanya mau honeymoon, baru jalan gitu


panas," komentar Awang yang mengambil
duduk di samping sang istri.

Tangannya melambai singkat ke pelayan.

443 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Pesen minum dingin, mau makan siang
sekarang?"

Rinai menegakkan duduknya, ikut melihat


menu.

"Ngemil aja," jawabnya kemudian


menyebut menu minuman dan camilan ke
pelayan.

Awang dengan santai duduk merapat ke


sang istri, meletakkan kepalanya di bahu Rinai.
Menikmati waktu santai berdua dengan
pemandangan indah.

"Jangan tidur," kata Rinai menggerakkan


bahunya pelan.

Mengamati wajah sang suami yang berhias


kacamata hitam. Awang menguap kecil.

444 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Ngerokok bentar ya."

"Aku tinggal ke dalam," balas Rinai yang


membuat Awang lantas urung beranjak.

Rinai mengeluarkan ponsel dan berselancar


di Instagram. Melihat IG Rsyafa Lombok yang
sudah di-handle Sarah. Feed-nya begitu rapi.
Ada beberapa story foto baju Rsyafa yang bisa
mulai PO.

"Kita nggak pernah posting foto berdua di


IG," kata Awang.

Lelaki itu bangun dari menyandarkan


kepala ke bahu Rinai. Mengambil segelas es
kelapa muda yang diantarkan pelayan.

"Emang kenapa?" tanya Rinai.

445 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Ya nggak papa, aku emang ga
pernah posting kehidupan pribadi di sosmed.
Tapi kalau mau posting ya nggak papa juga."

Rinai mengangguk kecil, sepaham dengan


sang suami. Dirinya merasa tak terlalu penting
membagikan kehidupan pribadi di sosial media,
dilihat banyak orang. Karena kebahagiaan itu
nggak harus dipertontonkan, dirasakan itu yang
paling penting.

"Belum bisa ambil banyak


libur, honeymoon-nya ditunda dulu ya.
Rencanain dulu, kamu mau kemana emang?"

Meletakkan ponsel, Rinai ikut mengambil


gelasnya di meja. Juga semangkuk salad buah.

"Nggak tahu, aku juga lagi sibuk sama


Rsyafa," katanya.

446 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Raja Ampat bagus," usul Awang.

Deringan ponsel Awang menghentikan


obrolan keduanya. Ada nama yang Rinai tahu
rekan kerja Awang mengelola yacht. Lelaki itu
lantas meneriman panggilan, menegakkan tubuh
saat mengobrol. Raut santai Awang berubah
serius entah apa yang diobrolkan. Lelaki itu
hanya membalas singkat-singkat setelahnya
mengakhiri panggilan.

"Ada masalah dengan kerjaan?" tanya


Rinai.

"Nggak," jawab Awang.

Namun Rinai tahu ada yang tak dikatakan


laki-laki itu.

447 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Kalau emang ada pekerjaan yang harus
diurus ya udah pulang dulu."

Rinai juga nggak mau memaksa. Mengerti


jika sang suami punya banyak pekerjaan yang
menyita waktu. Awang menggeleng pelan
namun tidak menjelaskan apa-apa. Tiba-tiba
lelaki itu memeluk pinggang Rinai, membuat
sang istri kaget.

"Dilihatin orang," bisik Rinai melepaskan


sang suami.

"Emang kenapa, istriku sendiri," balas


Awang tak acuh justru mengeratkan
pelukannya.

Membuat Rinai menggelengkan kepala


pelan dengan tingkah sang suami. Untung juga
tak banyak orang di restoran resor.

448 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
...

Rinai begitu senang saat diajak Awang


jalan-jalan ke sekitar Mataram. Keduanya tadi
mengunjungi Desa Penujak, daerah Praya Barat.
Desa yang terkenal dengan kerajinan
gerabahnya. Segala jenis gerabah dari yang
besar hingga mini ada.

Berpindah, saat ini mereka di Desa Beleka.


Desa yang terkenal sebagai penghasil kerajinan
tangan anyaman terbesar di Lombok. Mulai dari
peralatan rumah tangga, tas, hiasan dinding
hingga pernak-pernik lainnya.

"Mau beli?" tanya Awang saat Rinai


melihat-lihat tas anyaman.

"Lucu banget," komentar Rinai mencoba


tas tangan kecil.

449 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Sebenarnya produk-produk lokal seperti ini
akan sangat bagus jika dikelola dan
dikembangkan dengan baik. Sehingga orang-
orang juga bisa bangga menenteng produk lokal
semacam ini daripada dengan tas-tas branded
luar negeri.

"Aku ambil beberapa ya, aku taruh di


Rsyafa," kata Rinai yang diangguki Awang.

"Aku tunggu di sana," ujar Awang


menunjuk pada pos kecil tempat beberapa
warga lokal berkumpul santai.

Setelahnya Rinai asyik memilih beberapa


tas. Mulai dari sling bag bulat hingga tas tangan
kotak. Seorang ibu paruh baya mendekat dan
menawari Rinai dengan ramah. Dialek yang
berbeda membuat Rinai agak bingung dan
menoleh ke Awang. Mendapati lelaki itu ikut
450 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
mengobrol dengan beberapa bapak-bapak di
pos. Mengetahui kebingungan Rinai, ibu paruh
baya tersebut lantas mengganti ke bahasa
Indonesia.

"Silahkan lihat-lihat dulu Mbak, di dalam


juga masih ada banyak," kata ibu tersebut
mengajak Rinai masuk.

Ada tiga orang wanita paruh baya yang


duduk menganyam. Rinai menyapa sopan
disambut hangat.

"Lagi liburan ya? dari Jakarta?" tanya salah


seorang.

"Saya tinggal di Pemenang Bu, ikut suami


di sini," kata Rinai.

451 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Oh, iya deket dari Mataram," komentar
yang lain.

Setengah jam lebih Rinai akhirnya


membawa pulang sepuluh tas anyaman. Juga
dua hiasan dinding.

"Makasih ya Bu," kata Rinai saat ibu


penjual membantunya membawakan ke mobil.

"Sama-sama Mbak, nanti kalau butuh tas


lagi kesini aja," ujarnya.

Rinai dan Awang lantas pamit pulang.


Mobil Awang melaju sedang di jalanan.

"Seneng banget dapet tas begitu, kemarin


aku beliin mobil ngomel," komentar Awang.

Rinai menoleh dan tersenyum manis.

452 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Mau aku jual lagi di Rsyafa. Siapa tahu
laku banyak peminat. Aku bisa ambil lagi di
Beleka. Itung-itung bantu pemasaran," tutur
Rinai.

Awang mengangguk singkat dengan


rencana sang istri. Dirinya tak melarang justru
mendukung Rinai yang memulai kariernya di
Lombok.

"Kita mau ke mana?"

Senyum kecil terukir di bibir Awang.

"Pura Batu Bolong, lihat sunset."

Pemandangan di hadapannya membuat


Rinai terpesona. Sebulan tinggal di Lombok,
meski beberapa kali diajak ke pantai tak lantas
membuatnya bosan. Justru semakin terpukau

453 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
dengan keindahannya. Foto-foto sunset di Pura
Batu Bolong yang beredar di sosial media,
pinterest dan lainnya tak bisa mengalahkan
dengan pemandangan aslinya. Seindah apapun
lensa kamera, tetap saja lensa mata tak bisa
ditandingi.

"Indah banget," kata Rinai.

Semburat oranye di langit yang mulai


masuk waktu senja. Deburan ombak yang tak
terlalu deras. Angin sore yang semilir. Suasana
sepi dan jauh dari hiruk pikuk kebisingan.

Kaki Rinai melangkah mendekat ke tepi


pantai. Merasakan air laut mengenai kakinya
yang telanjang. Setelah tadi ditanggalkannya
sneakers. Suara bidikan kamera membuat Rinai
menoleh. Awang memotretnya dari belakang.

454 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Tetap di sana," pinta Awang saat Rinai
akan mendekat.

Lelaki itu kembali membidikkan kameranya


beberapa kali. Memotret sang istri. Setelahnya
keduanya berjalan di tepi pantai. Lalu duduk di
atas pasir. Menikmati matahari yang semakin
turun.

"Kamu udah kenal Radian kan, pemilik


Pandawa resor kita menginap."

Rinai menoleh dan mengangguk pelan


mendengar perkataan Awang. Menunggu
kelanjutan kalimat yang akan dikatakan sang
suami.

"Dia salah satu yang membantuku


mengurus lawyer saat aku menghadapi kasus.
Juga teman yang tidak meninggalkanku. Jadi

455 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
saat ada temanku lain yang menghadapi
masalah sejenis itu, aku nggak mungkin
meninggalkannya. Kadang kita justru yang
saling ada saat banyak orang memilih pergi. Aku
minta maaf karena membuatmu khawatir soal
kemarin, aku belum minta maaf dengan benar,"
tutur Awang.

Rinai masih diam, menatap sang suami


yang juga sedang menatapnya.

"Aku percaya kamu paham itu. Dan aku


juga tahu kekhawatiranmu. Aku akan baik-baik
saja selama ada kamu bersamaku."

Kata-kata Awang sukses membuat Rinai


tak bisa berkata-kata. Dia pikir Awang sudah tak
akan membahasnya lagi setelah kemarin.

456 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Aku percaya padamu," kata Rinai
membuat senyum hangat Awang terukir.

...

Lorong itu sepi, Rinai tak tahu ada di


mana. Kakinya berjalan mencari tempat keluar.
Namun dirinya hanya berputar-putar. Sampai
kemudian dari kejauhan samar terlihat Awang
yang membelakangi, sendirian. Rinai memanggil
sang suami namun suaranya tak keluar. Awang
tak menoleh. Kaki Rinai sampai sakit saat berlari
ke arah sang suami. Namun Awang justru
semakin menjauh. Rasa sakit memenuhi dada
Rinaira begitu Awang dan wanita tersebut
menaiki kapal. Tak menoleh sedikitpun ke Rinai.
Air mata Rinai luruh, kakinya terus berlari.
Namun Awang semakin jauh dari jangkauannya.

457 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Nafas Rinai sakit saat berhembus. Sedetik
kemudian matanya lantas terbuka.

Mendapati langit-langit kamar dengan dada


yang bergemuruh, hanya mimpi. Namun
rasanya seolah sangat nyata. Ada desakan sakit
di dada Rinai yang memicu air matanya turun.
Dirinya lantas menoleh ke sisi tempat tidurnya
yang kosong. Tak ada sang suami. Jam di nakas
menunjukkan pukul setengah tiga.

Rinai bangkit menyalakan lampu,


mendekat di layar cctv kamar. Mendapati lantai
tiga rooftop terang. Awang duduk di sana
dengan laptop menyala, sendirian. Tangan Rinai
meraba ke dadanya, rasa khawatir, takut dan
sakit hati dalam mimpinya tadi masih tertinggal.
Perasaannya tak tenang. Seolah akan ada hal
buruk di rumah tangga mereka. Rinai

458 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
memejamkan matanya, berdoa dalam hati untuk
pernikahannya dan Awang.

459 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~ IIm

Awang menoleh ke belakang saat sebuah


lengan mengalung di lehernya. Earphone di
telinganya dilepas.

"Kok bangun?" tanyanya mendapati Rinai.

Tangan Awang mematikan rokok ke asbak.


Bergeser dan meminta sang istri duduk di
sebelahnya. Rinai mengenakan piama lengan
pendek dengan celana panjang. Rambut
sepunggungnya digelung asal.

"Kenapa kamu di sini?"

460 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Nggak bisa tidur kebangun tadi, lihat
bola," kata Awang menunjuk pada layar laptop
yang menampilkan streaming siaran bola.

"Bisa nonton di kamar," kata Rinai.

Rinai menekuk kakinya ke sofa saat


merasakan lantai kayu yang dingin. Langit masih
gulita.

"Aku ngerokok, kamu kan nggak suka bau


asap di dalam rumah, apalagi di kamar."

Mata Rinai mengarah ke asbak di meja


yang terdapat beberapa putung rokok. Entah
sudah berapa yang dihisap Awang. Ada dua
kaleng soda di sebelahnya.

"Kenapa?" tanya Awang melihat raut


Rinaira yang menampakkan kecemasan.

461 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Aku mimpi buruk."

Tangan Rinai menggenggam tangan besar


dan hangat Awang. Meremasnya pelan.

"Kamu pergi jauh, sama wanita," lanjut


Rinai.

Awang menanggapinya dengan kekehan


kecil,"Ngaco."

Setelahnya lelaki itu tak ambil pusing.


Melanjutkan acara menontonnya. Membiarkan
Rinai menyandarkan kepala di bahunya.
Keduanya dalam diam dengan kesibukan
masing-masing. Awang yang menonton dan
Rinai sedang menenangkan pikirannya yang
kemana-mana.

462 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Nggak usah mikir aneh-aneh," komentar
Awang menoleh ke sang istri.

Rinai balas menatapnya namun tak


menjawab. Pun masih diam saat bibir Awang
memberikan kecupan pelan di pelipisnya. Baru
ketika tangan Awang menarik dagu,
mendekatkan bibir mereka, Rinai memundurkan
wajah.

"Kamu bau rokok," ujarnya mencipta


seringaian kecil di bibir Awang.

Lelaki itu lantas kembali meneruskan


menatap laptop. Sebelah tangannya melingkar
di punggung Rinai, mengusap pelan. Tak
menemukan keasyikan dari menonton bola
dengan Awang, Rinai memilih memejamkan
mata. Kepalanya bersandar di bahu sang suami
dan perlahan matanya yang berat terpejam.
463 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Sebelum Rinai benar-benar terlelap,
dirasakannya kecupan lembut Awang di sisi
pelipisnya.

...

Setelah grand opening Rsyafa, kesibukan


Rinai mulai meningkat. Pukul delapan dirinya
berangkat dari rumah hingga sampe rumah
magrib. Itu juga masih lanjut untuk membuat
desain baju-baju baru. Tak hanya Rinai, Awang
juga makin sibuk dengan pekerjaannya. Pukul
delapan ke cottage sampe sore, lalu lanjut ke
toko Sayemba hingga kadang jam sembilan baru
sampai rumah. Sudah seminggu penuh rutinitas
itu dijalani.

Gerakan tangan Rinai yang men-


scroll laman Instagram terhenti melihat satu
postingan. Foto unggahan Denisa, salah satu
464 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
temannya. Sosok di potret tersebut yang
membuat Rinai menahan nafasnya. Denisa
bersama sang suami duduk di sisi meja makan,
di seberangnya ada seorang wanita dengan
gaun hitam memamerkan senyum lebar. Sebuah
lengan melingkar di bahunya yang terbuka.
Ardhito mengenakan kemeja hitam mengukir
senyum lebar. Sementara wanita yang dirangkul
di depannya adalah istri barunya.

Sejak berpisah, Rinai tak lagi


berkomunikasi apapun dengan mantan
suaminya. Mereka juga saling unfollow media
sosial dan melanjutkan hidup masing-masing.
Keduanya juga tak pernah sekalipun bertemu
meski tak sengaja. Setahunya, Dhito bekerja di
Surabaya. Postingan instastory dari beberapa
teman mereka yang sama enam bulan lalu,
membuat Rinai tahu Dhito sudah menikah.
465 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Tak ada perasaan apapun yang dirasakan
Rinai. Karena keduanya memang sudah
berakhir. Lokasi yang disertakan di unggahan
Denisa membuat Rinai membeku, mereka
sedang di Lombok.

Refleks jari Rinai menekan tombol home di


ponsel saat pintu samping dari garasi terbuka.
Awang muncul dengan wajah terlihat lelah.
Namun ada senyum kecil yang diukirnya.

"Aku masak cah kangkung sama ayam


kecap," kata Rinai saat sang suami berjalan ke
dapur.

Awang meneguk segelas air putih. Kemeja


abu-abu gelap lelaki itu tak serapi tadi pagi saat
berangkat. Pandangan Rinai mengarah ke wajah
sang suami yang dipenuhi jambang.

466 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Mandi dulu," kata Awang dengan sebelah
tangan mengusap belakang kepala Rinai pelan.

Rinai mengekori sang suami yang berjalan


ke kamar.

"Kamu pulang jam berapa?"

"Magrib udah sampe rumah. Capek banget


kelihatannya, banyak kerjaan?" tanya Rinai.

"Ada project bareng pemda sama


komunitas pecinta laut, banyak yang harus
diurus. Sayemba juga mau produksi model
baru," tutur Awang.

Lelaki itu melepaskan sepatu dan jam


tangannya. Mengambil sandal rumahan dan
menuju kamar mandi.

...

467 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Kaki Awang melangkah lebar ke cottage.
Wajahnya menampilkan raut keras. Seorang
lelaki berusia akhir tiga puluhan mendekat ke
arahnya.

"Udah beres?" tanya Awang.

"Iya mas, sejam jam lagi berangkatnya,"


kata Dodi.

Di salah satu bangku di restoran dilihatnya


empat orang sedang bercengkrama santai.
Namun salah satu dari dua pria yang duduk
menyilangkan kaki itu menyurutkan senyum
saat melihat Awang. Tatapan keduanya sama-
sama menajam.

"Wah gila lama banget nggak ketemu."

468 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Kepala Awang menoleh ke pria satunya
yang berdiri menyalami.

"Udah diurus Dodi kan?" tanya Awang


basa-basi ke Niko.

Salah satu yang kerap


menyewa yacht miliknya. Terakhir setahun lalu
merayakan anniversary dengan sang istri,
Denise. Namun saat itu Awang tak ketemu
karena masih menjalani rehab.

"Udah, thank you ya. Emang nih Denise


agak mendadak juga ngajaknya. Untung ada
yang free, besok kita mau langsung ke Nusa
Penida," tutur Niko.

Awang melanjutkan basa-basi sebentar.


Tetap bersikap sopan dan tak ingin melibatkan
masalah pribadi ke pekerjaan.

469 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Dirinya lantas undur diri karena ada
telepon. Awang melangkah ke belakang menuju
dermaga. Beberapa kapal menepi. Lima belas
menit Awang berbicara dengan salah seorang
mitra kerjanya. Membahas project
diving minggu depan. Lelaki dengan kaus hitam
itu menutup panggilan ponsel. Baru akan
beranjak saat langkah seorang pria mendekat.

Asap rokok mengepul dari bibir pria


berkemeja lengan pendek yang berdiri semeter
di kiri Awang. Sebenarnya Awang malas untuk
basa-basi, namun kakinya justru memilih
tinggal.

"Udah balik ke Lombok, jelas nggak


mungkin stay di Jogja kan."

Kalimat itu dikatakan dalam bentuk bukan


pertanyaan. Awang masih bungkam tak
470 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
menjawab. Kedua tangannya masuk ke kantong
celana. Pandangannya mengarah jauh ke laut.

"Tiga bulan lagi 10 tahun bapak nggak


ada, kalo bisa..."

"Nggak ada yang harus kita bahas, urusi


hidup masing-masing. Jangan bersikap seolah
kita cukup dekat," potong Awang.

Ada nada getir di ujung kalimatnya. Bapak,


satu kata itu memberikan ribuan makna untuk
Awang. Rasa sakit menggunung yang
disembunyikannya sendiri. Atas kekecewaan
yang berujung penyesalan.

"Apapun kesalahan yang dilakuin anaknya,


bapak nggak pernah benar-benar marah."

471 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Kali ini Awang tertawa mendengarnya.
Bukan tawa dengan makna sesungguhnya. Dia
sudah menutup lembar-lembar kisah masa lalu
itu dan tak mau lagi mengungkitnya.

"Jangan bersikap kita saling kenal," kata


Awang yang berbalik pergi.

Namun langkahnya terhenti dan membatu


di langkah ketiga.

"Selamat untuk pernikahannya."

Awang berbalik dan menatap tajam pada


manik mata pria yang juga sedang menatapnya
itu. Lima detik terlewat keduanya hanya saling
tatap.

"Gue tahu, pada akhirnya loe akan


menjaganya."

472 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang mengambil langkah mendekat
berdiri tepat di hadapan pria itu. Tatapannya
dingin dengan rahang mengeras.

"Jangan berani selangkah saja


mendekatinya," kata Awang dengan ancaman.

Alih-alih takut, pria di depannya hanya


mengukir senyum kecil. Menunduk menatap
pasir di kakinya. Lalu mengalihkan tatapan ke
hamparan air laut.

"Harusnya itu loe katakan tujuh tahun lalu


saat gue mendekatinya. Loe bahkan gak berbuat
apa-apa saat gue menikahinya. Tahu kenapa?
karna loe terlalu pengecut saat itu."

Tangan Awang mengepal keras, berusaha


menahan diri untuk tak melayangkan pukulan di
wajah yang mengukir seringai mengejek itu.

473 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Kemarahan Awang tergambar jelas di
matanya yang menyorot dingin. Juga gestur
tubuhnya yang kaku.

"Sekali lagi gue ingatkan, jangan sejengkal


pun mendekatinya. Gue nggak peduli jika harus
mendekam di penjara dengan kemungkinan
yang terjadi jika loe melanggarnya," tutur
Awang dengan nada penuh ancaman.

Setelahnya lelaki itu melangkah pergi ke


dalam cottage. Menuju ruang kerja, membuka
pintu kamar mandi dan memasuh mukanya
kasar. Air wastafer yang mengalir tak membuat
wajahnya yang penuh amarah lantas menguap.
Nada panggilan dari ponsel yang ada di kantong
celana membuat Awang mengambil nafas
panjang.

474 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Nama yang terpampang di caller
id membuat Awang memejamkan mata.
Dibiarkannya panggilan itu berakhir tanpa
terjawab. Dia tak yakin bisa mengendalikan diri
dalam kondisinya sekarang. Rasanya begitu
lama menunggu dering ponsel itu berakhir.
Seiring kesesakan yang muncul di dadanya. Kali
pertama Awang mengabaikan panggilan dari
sang istri.

475 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~ IIn

Rinai menuliskan sebaris chat setelah


Awang tak mengangkat panggilan. Biasanya jika
tak menjawab telepon, lelaki itu akan ganti
menelepon atau membalas chat jika nanti sudah
tak sibuk.

"Mbak Rinai nggak mau titip makanan?"

Suara Tiara, salah satu pegawainya


dijawab Rinai dengan gelengan. Setelah
meletakkan ponsel, Rinai lantas mendekati
pekerjanya.

476 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Nggak deh, habis ini aku mau ke
Mataram. Nitip toko ya."

"Iya mbak," jawab Sarah di tengah


aktivitasnya memotret produk.

Ada sisi ruangan yang sengaja didesain


khusus untuk tempat foto produk. Properti vas
bunga, lukisan hingga aksesoris pelengkap lain.

"Bagus-bagus fotonya," puji Rinai yang


membuat senyum Sarah mengembang.

Di sisi lain dua orang pekerja Rsyafa sibuk


mengurus orderan online. Rinai ikut duduk
menggulung hijab dan memasukkan ke box
packaging. Tak lupa meletakkan card di atasnya
sebelum menutup dan mengikat dengan pita.

477 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Sejam berlalu dan belum ada balasan
maupun telepon dari Awang. Rinai memutuskan
untuk membereskan tasnya dan keluar dari
toko. Margin, temannya sedang liburan di
Lombok dan mengajak ketemuan di Mataram.
Tadinya Rinai mau minta izin ke Awang untuk ke
Mataram. Namun lelaki itu masih belum
membalas juga.

Rinai membuka pintu Audi-nya dan duduk


di balik kemudi. Memutuskan untuk berangkat
sekarang agar nanti tak terlalu larut saat pulang.

Margin dan keluarganya menginap di


Pandawa. Resort yang pernah dikunjuni Rinai
saat diajak Awang beberapa waktu lalu.
Sesampainya di Pandawa, Rinai menghubungi
sahabatnya. Tampak Margin melambai
mendekati Rinai di lobby.

478 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Ya ampun kangen," kata Margin memeluk
Rinai.

"Iya, kangen banget," balas Rinai dalam


pelukannya.

"Ngobrol di mana? panas kalau ke pantai


jam segini. Nongki di resto aja ya," ajak Margin
yang diangguki Rinai.

Keduanya berjalan ke restoran Pandawa


yang menghadap laut. Deburan ombak terlihat
di siang yang cukup terik. Margin menceritakan
kesini berlibur dengan keluarga.

"Jadi gimana yang sekarang jadi warga


Lombok? suasana di sini beda banget sama
Jakarta ya Nai."

479 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinai mengucapkan terima kasih pada
pelayan yang mengantarkan smoothie, salad
buah juga cake.

"Iya rasanya lebih damai, vibe-nya positif


banget. Cuma ya nggak gampang kaya di
Jakarta kalau mau ngemall atau gofood," kata
Rinai.

"So how is your marriage life?" tanya


Margin dengan senyum mengembang.

Wanita dengan pashmina merah muda itu


menyendok strawberry smoothie yang
dipesannya. Mendinginkan tenggorokan di hawa
siang yang terik.

"Alhamdulillah," jawab Rinai singkat


dengan senyum.

480 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Kog nggak ngajak suami kamu?"

"Dia kerja."

Diingatkan suami, Rinai mengeluarkan


ponselnya dari tas. Mengecek WA dan
mendapati pesannya belum dibaca Awang.
Mungkin lelaki itu sedang sibuk.

"Aku ikut seneng ngelihatnya Nai. Kamu


yang sekarang beda."

Alis Rinai naik mendengar perkataan


sahabatnya,"Beda gimana?"

"Auranya lebih cerah aja, dulu sebelum


nikah murung gitu. Sekarang lebih positif gitu
bawaannya, orang lagi kasmaran gitu ya," goda
Margin.

481 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Senyum Rinai melebar dengan komentar
Margin. Mungkin pengaruh suasana baru juga.
Penat di Jakarta, terjebak dengan rutinitas yang
sama sehari-hari. Sementara di Lombok,
semuanya berbeda dengan cara yang
menyenangkan dan penuh tantangan. Rinai
perlahan meninggalkan zona nyamannya
dikenalkan dengan hidup Awang yang tak
tertebak.

"Ke Pemenang dong, katanya mau main ke


rumahku," ajak Rinai.

"Pengin, tapi nggak bisa. Mau ke Labuan


Bajo juga setelah dari sini."

Obrolan mereka terjeda saat Margin


menerima panggilan telepon dari sang suami.

482 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Sayang, ini aku sama Rinaira di
resto, kesini aja."

Tak berselang lama Margin lantas menutup


panggilannya. Kafa, Rinai juga mengenal suami
Margin. Lelaki dengan kaus navy itu melangkah
dari kejauhan mendekati meja.

"Apa kabar Nai, kata Margin kamu stay di


Lombok sekarang," kata Kafa yang duduk di
samping sang istri.

"Iya nih, ikut suami," kata Rinai.

"Eh, Sayang kamu kenal suami Denisa,


Niko temennya suami Rinai ternyata. Niko
ngabarin aku dia lagi di Pemenang, sewa yacht
dari Awang, suami Rinai," tutur Kafa.

483 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Margin tampak agak kaget dengan yang
dikatakan sang suami. Setelah menikah, Rinai
sempat mengajak Awang untuk meet up dengan
Margin dan Kafa juga dengan Syifa dan
suaminya. Sehingga sudah saling kenal.

"Suami kamu menyewakan yacht?"

Rinai mengangguk kecil menjawab


pertanyaan Margin. Namun Rinai juga tak tahu
siapa yang dibahas Kafa. Kekagetan Margin
semakin terlihat.

"Ibu sultan ya ternyata," komentar Margin.

"Enggak, apa sih," balas Rinai.

"Ya udah kalian lanjutin meet up, duluan


ya Nai, ada janjian sama temen juga," kata Kafa
yang berdiri dari kursinya.

484 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Mau pesen makan siang sekarang Nai?
Habis itu jalan-jalan deket sini yuk. Nanti sorean
baru mantai. Buat story ah, biar Shafa ngiri
nggak ikut meet up."

Rinai tertawa kecil ketika Margin membuka


Instagram, mengajak untuk berfoto.

...

Langit sudah gelap sejak sejam lalu. Rinai


menggigit pelan bibirnya ketika menepikan
mobil untuk menjawab panggilan telepon dari
Awang.

"Di mana?" tanya suara di seberang.

Ada nada tak ramah yang Rinai dengar.

"Di jalan, lima belas menit lagi sampe,"


jawab Rinai.

485 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Dia tak menyangka jika akan pulang saat
mulai larut. Keasyikan mengobrol dan jalan-
jalan dengan Margin. Dan sekarang sudah
hampir jam delapan malam. Rinai tahu sang
suami ingin mengomel namun ditahan.

"Hati-hati menyetirnya," kata Awang


sebelum mengakhiri panggilan.

Sampai di rumah Rinai mendapati lantai


bawah kosong dengan lampu menyala terang.
Rinai bergegas ke kamar, mengucap salam dan
melihat Awang duduk di sofa. Lelaki itu menatap
ke Rinai lekat.

"Dari Mataram sampai jam segini?"

Rinai melangkah pelan menyadari ada


kesal di wajah sang suami.

486 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Aku udah izin ke kamu lewat chat. Nggak
kamu angkat pas aku telepon," kata Rinai.

Awang mengangguk kecil,"Bukan masalah


kasih izin atau enggak. Kamu pulang malam
begini, nyetir sendiri."

Intonasi Awang mulai terdengar agak


menuntut. Rinai meletakkan tas dan melepas
jaketnya. Tubuhnya lengket dan ingin segera
mandi. Namun tampaknya Awang masih belum
selesai marah.

"Aku biasa nyetir sendiri bahkan pulang


lebih malam dari ini saat di Jakarta nggak pa..."

"Di sini bukan Jakarta Rinai," kata Awang


tegas memotong kata-kata Rinai yang selesai.

487 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Keduanya saling menatap. Saling menahan
diri agar emosi tak mengambil alih. Awang yang
lebih dulu mengalihkan pandangan. Berdiri
mengantongi ponselnya.

"Mulai besok akan ada sopir."

"Nggak! kamu berlebihan. Aku nggak


kenapa-napa," tolak Rinai.

"Kalau begitu aku antar jemput, aku beri


sopir khusus untuk kerja di Rsyafa. Jangan
mendebat," putus Awang tak mau mengalah.

Rasa bersalah yang tadi sempat memenuhi


dada Rinai berganti kekesalan. Menurutnya
Awang benar-benar berlebihan. Ditambah
dengan sikapnya yang tak mau dibantah. Rinai
diam saat Awang mengambil kotak rokoknya di
meja lalu berjalan keluar kamar. Rinaira

488 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
menghembuskan nafas panjang beberapa kali
untuk menghilangkan kekesalan. Lalu memilih
melangkah ke kamar mandi untuk
membersihkan diri. Berharap pikirannya lebih
jernih setelah badannya bersih.

Awang masih belum kembali ke kamar saat


Rinai selesai mandi dan menunaikan salat. Jam
dinding menunjukkan pukul setengah sembilan
lewat. Saat ke bawah, didapatinya sang suami
yang duduk di sofa dengan tv menyala.

Kaki Rinai melangkah ke dapur untuk


mengambil minum. Lalu menyadari tak ada
makanan di meja. Kadang untuk makan malam
Rinai memasak. Atau jika enggak, dirinya dan
Awang akan makan di luar mencari nasi goreng
atau bebakaran. Rinai sudah makan tadi
bersama Margin. Seolah ada rasa bersalah yang

489 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
mencubit hatinya saat menyadari kemungkinan
sang suami belum makan.

Dengan segelas air putih di tangan kanan,


Rinai berjalan menghampiri sang suami. Awang
tak menoleh masih asyik dengan ponselnya.

"Kamu udah makan?" tanya Rinai pelan.

Membuat Awang menoleh, mengambil jeda


sebelum menjawab.

"Nanti aku beli nasi goreng yang lewat,"


kata Awang yang berbalik menatap gawainya.

Biasanya ada tukang nasi goreng juga sate


yang lewat depan rumah. Tapi sudah cukup
malam, sekitar jam 10.

"Aku masakin mie mau?" tawar Rinai.

490 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang kembali menoleh ke sang istri.
Kemarahan dan kesan dingin di wajahnya sudah
tak ada. Namun juga masih belum sepenuhnya
kembali bersikap biasa.

"Kalau kamu nggak capek," kata Awang.

Rinai kembali ke dapur. Mengeluarkan dua


bungkus mie kuah. Lalu memanaskan air.
Mengambil sawi hijau, sosis juga telur dari
dalam kulkas. Sementara itu, Awang berdiri dan
ikut ke dapur. Dalam diam, menarik barstool lalu
kembali melanjutkan games di ponselnya
sembari menunggui Rinai memasak.

...

Lampu kamar sudah dimatikan. Rinai


mengubah posisi tidurnya menjadi miring saat
tak juga bisa terlelap. Sedangkan Awang sudah

491 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
memejamkan mata sejak lima belas menit yang
lalu. Tak ada pergerakan kemungkinan lelaki itu
sudah tidur.

Ada ketidaknyamanan yang Rinai rasakan


dalam sikap diam sang suami. Biasanya sekitar
dua hari aksi diam jika sedang bertengkar kecil.
Rinai kaget begitu merasakan tangan Awang
melingkari pinggangnya. Disusul dengan tubuh
lelaki itu yang berada di balik punggungnya. Ada
kehangatan yang dirasakan Rinaira dari tubuh
sang suami. Disusul kehangatan lain yang
menyusup dadanya mendengar kata-kata
Awang.

"Aku cuma khawatir," bisik lelaki itu pelan.

Rinai tahu sikap Awang karena itu.


Bersyukur dengan sikap Awang yang dewasa
dalam menyelesaikan masalah. Mengendalikan
492 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
ego dan emosi sehingga tak berlarut-larut.
Tangan Rinai mengangkup di atas tangan sang
suami di perutnya. Menggenggam lembut dan
memejamkan mata.

493 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~ IIo

Awang bukan hanya asal bicara saat


mengatakan akan memberi sopir. Seorang pria
muda, yang merupakan keponakan Pak Sri
mengenalkan diri ke Rinaira. Sungguh Rinai tak
butuh sopir, namun menolak Awang hanya akan
memperpanjang perdebatan mereka. Akhirnya
Rinai meminta Aji, pria yang berusia 25 tahun
itu menjadi karyawan Rsyafa. Daripada hanya
menjadi sopirnya, lebih baik di Rsyafa ikut
mengangkut jika barang berat, mengantar
paketan juga membantu Sarah foto produk.

Setelah makan siang, Rinai duduk di balkon


lantai dua. Istirahat sembari membuka sosial

494 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
media. Jarinya menggulir ke story teman-
temannya. Sampai kemudian tangannya
berhenti di story Margin tadi malam. Tak hanya
berdua dengan sang suami, namun juga empat
orang lainnya. Margin bersama Niko dan Denisa.
Suami Margin dan Niko saudara sepupu.
Beberapa kali Rinai pernah bertemu Denisa dan
Niko di acara keluarga Margin. Salah satunya
saat ulang tahun pernikahan Margin sekitar
tujuh bulan lalu. Bukan itu yang menjadi fokus
Rinai. Namun dua orang lainnya.

Seorang lelaki dengan kemeja putih


pendek merangkulkan tangannya ke bahu
seorang wanita dengan dress kuning gading
selutut. Ardhito, mantan suaminya bersama
sang istri, Sheril. Rinai berhenti mengikuti
sosmed Dhito, begitupun sebaliknya. Namun
karena lingkup pertemanan yang kadang
495 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
bersinggungan, menjadikan kabar satu sama
lain kadang tak sengaja terdengar. Pernikahan
Dhito dan Sheril empat bulan lebih dulu sebelum
pernikahan Rinai dan Awang. Rinai
mengetahuinya dari story Margin yang ternyata
ikut diundang. Sheril merupakan sahabat
Denisa. Setaunya Margin, Denisa dan Sheril satu
fakultas alumni lulusan kampus sama.

Sheril, wanita itu cantik dengan rambut


sepanjang di bawah bahu. Kulitnya kecokelatan
eksotis dengan senyum manis. Tampak sangat
serasi dengan Dhito. Tak ada perasaan apapun
yang tertinggal di Rinai. Semuanya sudah
selesai. Pernikahan satu tahunnya dengan Dhito
tak banyak meninggalkan kenangan. Ditambah
dengan perkenalan mereka yang juga hanya
setahun termasuk dengan pacaran.

496 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Tak tahu apa yang ada di pikirannya saat
itu, Rinai hanya dipenuhi euforia asmara
menggebu dan keinginan menikah muda. Sikap
Dhito yang begitu manis membuatnya jatuh hati
begitu saja. Lalu setelah menikah, semuanya
berubah. Tak seperti yang disangkanya, Dhito
bahkan cenderung menjauh dan bersikap dingin.
Berkali-kali keluar kota dengan alasan
pekerjaan. Berhari-hari tak pulang. Lebih sering
berkumpul dengan teman-temannya. Sampai
kemudian Rinai di titik tak lagi mampu bertahan
setelah ada wanita lain di belakangnya.

Rasa sakit itu masih tersisa di hati Rinai.


Bukan menjadi benci, tapi lebih ke tak ingin lagi
ada urusan pun ingin bertemu. Namun entah
kenapa jari Rinai justru menekan akun yang
ditandai Margin, milik Sheril Anastasia. Wanita

497 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
itu aktif bersosial media. Dengan foto-foto
terbaru sedang liburan di Lombok.

Jari Rinaira kembali terhenti mendapati


foto Sheril berdua dengan Dhito di sebuah yacht,
unggahan sehari lalu. Juga ada potret keduanya
berlatar dermaga. Sheril memeluk Dhito dengan
mesra. Bukan itu yang menjadikan kening Rinai
berkerut, tapi karena tempat yang tak asing.
Tempat yang pernah
dikunjunginya, cottage Awang.

Degup jantung Rinai meningkat begitu


saja. Duduknya lebih tegap saat melihat ke foto-
foto lain untuk mencari lebih banyak. Bersama
Denisa dan Niko, Dhito dan Sheril berlibur
menyewa yacht yang diyakini Rinai benar milik
Awang. Namun Awang tak memberitahu apapun
padanya.

498 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Kali ini pandangan Rinai teralih dari ponsel,
mengarah ke langit Pemenang yang biru terang.
Satu pertanyaan menyusup di benak Rinaira.

Apakah Awang tahu mantan suaminya,


Ardhito?

Rinai hanya sekali menceritakan ke Awang


saat sebelum menikah, ketika di kantor lelaki itu.
Menceritakan bagaimana pernikahannya
berakhir. Setelahnya keduanya tak lagi
membahas dan memilih menutup masa lalu.
Awang tak bertanya apapun tentang sosok
Dhito. Kemungkinan lelaki itu tak mengenalnya
juga. Ada kelegaan di dada Rinai. Dirinya lebih
suka dengan fakta itu, Awang dan Dhito yang
tak saling mengenal. Kalaupun benar Dhito dan
Sheril menyewa yacht di tempat Awang itupun
juga murni karena hubungan profesional. Rinai

499 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
juga tak akan egois membatasi pekerjaan
Awang, relasinya dengan tamu-tamunya.

Pikiran Rinai yang kemana-mana


dihentikan dengan panggilan masuk di
ponselnya. Rinai segera mengangkat saat
melihat siapa yang menelepon.

"Makasih karena membuat karyawan


Rsyafa bertambah," ujar Rinai setelah
mengucapkan salam.

"Dia sopir kamu, kenapa malah diminta


kerja di Rsyafa," kata Awang.

Tiara mengetuk pelan pintu kaca di


belakang Rinai, mengantarkan es vanilla latte
pesanan Rinaira.

500 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Makasih ya Tiara," kata Rinaira dengan
senyum kecil ke pekerjanya.

"Sama-sama Mbak," balas Tiara yang


lantas kembali masuk.

Rinai menyeruput minumannya,


menyejukkan diri di hawa yang cukup terik.

"Aji lebih ada kerjaan di Rsyafa


dibandingkan hanya menjadi sopirku."

"Nanti aku jemput ya," kata Awang.

"Aku kan bawa mobil."

"Tinggal aja di Rsyafa, atau biar dibawa Aji


pulang."

Rinai menggeleng pelan dengan sikap sang


suami.

501 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Kalau begitu ngapain kamu pekerjakan
sopir," komentar Rinaira.

Namun Awang tetap memaksa untuk


jemput. Yang diiyakan Rinai karena tahu hanya
akan kalah saat berdebat dengan sang suami.

"Nanti dinner di luar yuk," ajak Awang.

Dahi Rinai berkerut samar,"Ini ajakan buat


minta maaf karena marah-marah kemarin atau
apa?"

"Anggap saja begitu," jawab Awang yang


menjadikan senyum tipis terukir di wajah
Rinaira.

...

Pandangan Awang masih ke ponsel setelah


teleponnya dengan Rinai berakhir. Ada ganjalan

502 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
yang tak bisa disembunyikannya lagi. Berhari-
hari ini pikirannya terasa penuh kekhawatiran
juga ketakutan. Dia tahu tak akan bisa
menyembunyikan seterusnya dari sang istri.
Namun dia juga butuh waktu lebih lama.
Walaupun sebenarnya itu tak lantas
membuatnya siap karena dia tak akan pernah
siap.

Melukai Rinai adalah hal terakhir yang


diinginkan Awang. Apapun akan dilakukannya
untuk sang istri. Namun Awang juga tahu, sejak
awal kebersamaannya dengan Rinai akan
menguak luka lama atau mungkin justru
menorehkan luka baru yang lebih menyakitkan.
Apapun itu, Awang tidak akan pernah
melepaskan sang istri, tak akan pernah. Meski
nantinya mungkin Rinai akan membencinya.
Dengan cara apapun, dia tak akan membiarkan
503 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinai pergi dari hidupnya. Meskipun dengan cara
yang mungkin akan membuat keduanya terluka.

...

Langit Pemenang mulai berganti dengan


semburat senja. Rsyafa mulai buka pukul
sepuluh pagi hingga delapan malam. Namun
karyawan masuk dari jam sembilan untuk siap-
siap dan beberes. Biasanya Rinai akan pulang
lebih dulu sebelum Magrib. Saat Magrib dia
sudah di rumah dan akan memasak makan
malam untuk Awang.

Langkah Rinai menuruni tangga untuk


mengecek lantai satu. Ada beberapa pembeli
yang memilih baju. Dua orang pegawainya
berada di balik meja kasir.

504 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Siapa yang mau warna almond Kal?"
tanya Rinaira membawa sebuah tunik yang
diminta pembeli.

"Oh itu mbak, yang di dekat totebag," kata


Kalina menunjuk dua orang wanita yang sedang
melihat-lihat tas anyaman.

"Biar aku aja," kata Rinai ke Kalina.

Begitu mendekat, Rinai mengukir senyum


melayani pembelinya.

"Ini tunik almond ya..." kata-kata Rinaira


terhenti begitu dua wanita tadi berbalik
menghadapnya.

Wajah tak asing itu sama kagetnya dengan


Rinai.

505 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Rinaira? beneran kamu? oh iya kata
Margin kamu sekarang stay di Lombok. Ya
ampun nggak nyangka bakal ketemu di sini,"
kata Denisa dengan senyum lebar.

Sementara Rinai mengukir senyum kecil,


belum sepenuhnya lepas dari kekagetannya.

"Makanya tadi aku agak nggak


asing, store Rsyafa kok kayak punya kamu di
Jakarta. Ternyata bener milik kamu."

Denisa lantas menoleh ke wanita yang


berdiri di sebelahnya. Lalu berganti menatap ke
Rinai. Tampak ada kecanggungan yang coba
disembunyikan. Menepisnya, Rinai lebih dulu
menyapa kedua wanita di depannya.

Mengangguk dan mengukis senyum tipis.

506 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Ini bajunya," kata Rinai.

"Oh iya, sama mau tas ini juga," kata


Sheril mengukir senyum tipis, menunjuk tote
bag rajut yang dipajang.

Rinai mencoba bersikap biasa seperti


melayani pembeli yang lain. Tangannya
mengulur mengambil tas yang ditunjuk Sheril.
Dia belum pernah bertemu dengan wanita yang
menjadi istri mantan suaminya itu. Rinai juga
tak ada masalah apapun dengannya. Jadi
seharusnya tak perlu ada apa-apa. Sebelum
kemudian sebuah suara yang sangat lama tak
didengarnya membekukan Rinai.

"Sayang, udah belom?"

Pemilik suara yang bertanya ke Sheril itu


ikut membeku di dekat pintu masuk Rsyafa.

507 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Tatapan Rinai dan Ardhito saling bertemu. Ada
kekagetan di wajah keduanya yang jelas tak bisa
ditutupi. Rinai dan Dhito berpisah baik-baik. Tak
ada dendam juga rasa benci untuk satu sama
lain. Namun bertemu, bertatap muka seperti ini
adalah hal yang paling tidak Rinai inginkan.

Rinaira yang lebih dulu mengalihkan


pandangan saat Dhito berjalan mendekat. Ada
senyum canggung yang ditampilkan. Namun
Rinai tak membalasnya, wajahnya datar. Pikiran
Rinai masih belum memutuskan bagaimana
harus bersikap. Apakah akan pura-pura tak
kenal atau bagaimana. Sebelum kemudian kata-
kata Dhito membuatnya mengangkat wajah.

"Rinai? kamu tinggal di sini?"

508 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Jeda Rinai belum menjawab, Dhito kembali
bertanya. Kali ini dengan senyum sapaan sopan,
mengusir kecanggungan.

"Apa kabar?" tanya Dhito.

Pandangan Rinai hanya menatap ke arah


uluran tangan Dhito. Rinai tahu lelaki itu hanya
mencoba bersikap sopan. Namun Rinai serasa
kaku untuk menjabat tangannya pun untuk
bicara. Seolah belum cukup dengan apa yang
harus dihadapinya, pandangan Rinai teralih
begitu lonceng kaca bergemerincing
menandakan ada yang mendorong pintu masuk.
Pria dengan kemeja panjang navy dan jeans
hitam itu menghentikan langkah melihat apa
yang ada di depan matanya. Sosok Awang
berdiri mematung, menatap Rinai dan Dhito
bergantian. Hingga kemudian tatapan Awang

509 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
memaku Rinaira lama. Tatapan laki-laki itu tak
bisa Rinai ditebak, namun sekilas ada kesan
dingin yang disembunyikan di gestur Awang.

Dalam hati Rinai terus mengulang


keinginannya menjadi sebuah doa.

Semoga Awang tidak mengenal Ardhito,


semoga.

Part II end?
See you di part III

510 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~ IIIa

Langkah mendekat Awang membuat Rinai


tanpa sadar menahan nafas. Awang menatap
datar saat beralih ke Ardhito, Sheril dan Denisa.
Lalu kembali menatap Rinai.

"Mau pergi sekarang?" tanya Awang


membuat Rinai menatap bingung, lalu
mengangguk pelan.

Rinai memanggil seorang pegawainya di


kasir, meminta untuk ganti melayani pembeli.

"Maaf, aku duluan ya," kata Rinai ke


Denisa dan Sheril.

511 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Masih mencoba menjaga kesopanannya.
Rinai tak menatap ke Ardhito, meski dari sudut
matanya lelaki itu mengamatinya dan Awang
bergantian. Pun Awang tak merasa perlu
berbasa-basa. Lelaki itu menggenggam tangan
Rinaira untuk keluar store.

"Tas dan ponselku masih di atas," kata


Rinai saat berdiri di sisi mobil Awang.

Pandangan Awang masih tak terbaca.


Lelaki itu justru membuka pintu dan dalam diam
mendorong pelan Rinai untuk masuk. Saat
Awang duduk di balik kemudi, menyerahkan
ponsel ke Rinaira.

"Sarah di atas kan, minta bawakan tas dan


ponselmu turun."

512 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinai baru akan menolak. Mengambil
barangnya di atas tak akan memakan waktu
lama sampai harus minta orang lain
mengambilkan. Namun gestur dingin Awang
membuat Rinai menurut. Lelaki itu bahkan lebih
dulu menelepon Sarah dengan ponselnya.

"Sarah, bisa minta tolong bawakan tas dan


ponsel saya di meja... iya, terima kasih," kata
Rinai mematikan panggilan dan menyerahkan
ponsel Awang kembali.

Tak berselang lama terlihat Sarah


keluar store. Rinai menurunkan kaca mobilnya.

"Makasih ya, titip jaga store, saya duluan."

"Iya mbak," kata Sarah lalu mengangguk


sopan menyapa Awang.

513 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Dibalas Awang dengan anggukan singkat.
Tanpa kata lelaki itu melajukan mobilnya.
Rinaira tak bodoh untuk mengetahui ada
suasana yang berbeda di mobil. Dirinya dan
Awang sama-sama bungkam. Bahkan untuk
bertanya apakah akan jadi makan di luar, Rinai
tak berani. Tangan Awang mencengkeram
kemudi erat. Pandangannya lurus ke depan. Tak
terlihat ingin buka suara.

Sampai kemudian mobil Awang berhenti di


sebuah restoran. Rinai mengekori saat sang
suami lebih dulu turun. Seorang pelayan
mengantar ke sebuah meja yang terpisah dari
yang lain. Suasana remang dengan lampu-
lampu kecil itu menguarkan kesan romantis jika
saja suasananya berbeda.

514 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Kamu mau makan apa?" tanya Rinai lebih
dulu memecah keheningan.

Dering ponsel Awang menyusul kemudian.

"Apa aja," kata Awang yang lantas


mengangkat ponselnya.

Rinai terdiam di duduknya dengan


perasaan tak nyaman. Ditatapnya Awang yang
duduk di hadapannya, masih mengobrol di
telepon. Rinaira mengedarkan pandangan ke
penjuru restoran yang tak terlalu ramai.

"Aku ke toilet bentar," kata Rinai pelan


yang diangguki sang suami.

Saat berada di kamar mandi, Rinai


menatap wajahnya yang entah kenapa pucat.
Mungkin juga karena lipstiknya telah luntur.

515 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Dihembuskan nafasnya beberapa kali sembari
memejamkan mata. Setelah itu Rinai membasuh
wajah.
Mengeluarkan tissue dan lipcream dari sling bag.
Membenahi riasannya agar wajahnya tak lagi
pucat.

Sekembalinya di meja makan, Awang


sudah selesai dengan panggilan teleponnya. Pun
dengan makanan yang sudah tertata di meja.
Lelaki itu menggulung lengan kemejanya,
bersiap makan. Mengambil secentong besar
nasi, nila bakar juga kangkung dan sambal
terasi.

"Kamu nggak makan?" tanya Awang


menyadari Rinai hanya diam menatapnya.

Sungguh, sebenarnya Rinai tak lapar. Dia


bahkan tak yakin bisa menelan makanan ke
516 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
perutnya dengan suasana dingin di antara
mereka. Namun tangannya lantas mengambil
sedikit nasi juga lauk.

"Nanti bicara di rumah."

Satu kalimat itu membuat Rinai


mendongak menatap sang suami. Rinai tahu jika
Awang juga menyadari ada yang harus
dibicarakan. Tetapi lelaki itu enggan
membahasnya saat mereka di luar. Awang
memilih menyantap makan malamnya dalam
diam.

"Makan makananmu," tegur Awang ketika


Rinai tak juga menyuap.

...

517 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rambut panjang sepunggungnya Rinai
biarkan terurai. Dirinya sudah berniat untuk
potong rambut, namun belum sempat. Suara
pintu dibuka disusul Awang yang keluar dari
kamar mandi. Menginjak empat bulan
pernikahan, baru kali ini Rinai merasa
secanggung ini satu ruangan dengan sang
suami.

Awang duduk di sofa dengan tangan


meraih ponsel.

"Besok aku antar ke store, tapi berangkat


pagian," kata Awang.

Rinai mengangguk memberi jawaban.


Waktu berangkatnya dengan Awang memang
berbeda. Sang suami biasanya berangkat dari
rumah jam delapan, sedangkan Rinai jam
sembilan.
518 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Ditatapnya sosok Awang yang sibuk
dengan ponselnya. Rinai tak tahu harus mulai
dari mana. Pembicaraan perihal mantan tak
pernah berakhir baik bagi keduanya. Satu
pertanyaan masih bercokol kuat di pikiran Rinai.

Apakah Awang mengenal Ardhito?

"Kenapa dia bisa ada di toko kamu?"

Lamunan Rinai terhenti. Awang sudah


meletakkan ponsel di meja. Berganti menatap
Rinai lekat, dengan tatapan yang masih tak
terbaca.

"Siapa?" tanya Rinai pelan dan ragu.

Kata-kata Awang setelahnya membuat


Rinai menggigit bibir bagian dalamnya.

519 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Kamu yakin mau aku menyebut
namanya?"

Kalimat retoris itu tak segera ditanggapi


Rinai. Dirinya justru menunduk menatap pada
jari-jari di pangkuan.

"Aku nggak tahu, kemarin aku ketemu


Margin di Mataram. Dia bilang ..."

"Lihat aku kalau bicara," potong Awang


menghentikan kata-kata Rinai.

Membuat sang istri yang tadinya


menunduk lantas mengangkat pandangan.
Kedua iris itu saling menatap.

"Aku nggak tahu kalau... Dhito dan istrinya


ada di Pemenang," kata Rinai.

520 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Sengaja hanya mengatakan itu untuk
melihat reaksi Awang. Sejauhmana lelaki itu
ingin membahasnya. Dari sini Rinai
menyimpulkan jika Awang tahu sosok mantan
suaminya. Namun entah seberapa jauh, hanya
tahu wajah dari sosial media atau lebih.

"Kamu udah nggak pernah berkomunikasi


dengannya lagi?" tanya Awang masih dengan
nada datar.

"Nggak, sama sekali," tegas Rinaira.

Tak ada alasan Rinai berbohong atau


menyembunyikan sesuatu. Karena memang tak
ada yang harus ditutupi. Dilihatnya Awang yang
masih menatap datar, namun Rinai tahu
suaminya percaya padanya.

521 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Apa kamu mengenalnya? maksudku ...
pernah bertemu?" tanya Rinai.

Memilih berhati-hati dengan kalimat yang


ditanyakannya. Tak mau menimbulkan
kesalahpahaman yang berujung berdebatan. Kali
ini giliran Awang yang mengambil jeda untuk
menjawab. Menatap Rinai dalam.

"Dia beberapa kali menyewa yacht."

Rinaira mengangguk kecil dengan jawaban


sang suami. Tak mempermasalahkan hubungan
kerja itu. Merasa tak ada lagi pembahasan, Rinai
beranjak dari duduknya. Namun langkahnya
yang ingin ke ranjang terhenti dengan kata-kata
Awang.

"Kalau kuminta jangan berurusan apapun


dengannya, apa kamu akan menurut?"

522 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Kening Rinai berkerut samar.

"Aku nggak pernah berhubungan


dengannya lagi. Nggak follow Instagram dan
nggak punya nomornya," ujarnya.

"Termasuk untuk ke depannya," tambah


Awang.

Rinai menjawab dengan anggukan.


Melanjutkan langkah ke tempat tidur. Ketika
Rinai menarik selimut, Awang justru beranjak
mengambil rokoknya di nakas.

"Mau kemana?" tanya Rinai menyadari


sang suami tak ikut naik ke ranjang.

"Ngerokok di luar," kata Awang yang lantas


berjalan ke luar kamar.

523 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Meninggalkan Rinaira yang masih bingung.
Rinai pikir pembahasan soal mantan sudah
selesai. Namun sikap Awang masih terlihat
berbeda. Rinai berharap pembahasan tadi yang
pertama dan terakhir. Dia tak mau lagi
membawa masa lalu di kehidupannya kini.
Terlebih dengan sikap Awang yang jelas-jelas
menunjukkan ketidaksukaannya ke Dhito.

...

"Iya nanti kabarin ya kalau udah sampe


Lombok," kata Rinai dengan ponsel di telinga.

Aroma parfum yang akrab di hidung


membuat Rinai menoleh. Mendapati Awang
yang menuruni tangga. Sudah siap kerja dengan
kemeja pendek abu dan jeans hitam, mengambil
duduk di depan Rinai.

524 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Raesya sama suaminya mau liburan ke
Lombok," ujar Rinai setelah menutup telepon.

"Kapan?" tanya Awang sebelum meminum


kopi yang setiap pagi dibuatkan sang istri.

"Besok pesawat pagi."

Awang mulai menyuap sarapannya.

"Nginep aja di Pandawa atau mau


langsung ke sini? biar dijemput sopir."

Rinaira memilih untuk hanya makan sop


ayam tanpa nasi. Semenjak menikah berat
badannya naik. Mungkin karena sering makan
malam. Dirinya juga belum diet lagi.

"Suami Raesya mau ketemu temennya


dulu di Mataram, habis itu ke sini. Nggak papa
kan nginep sini?" tanya Rinai.

525 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Mau bagaimanapun rumah ini milik Awang.
Dia tak mau asal memberi izin meski ke adik
untuk menginap.

"Nginep aja, ajak ke cottage kalau mau


lihat laut pakai kapal. Nanti weekend kita ke Gili
Trawangan."

Rinai mengangguk dan meneruskan


makannya. Mendorong mangkuk menjauh
setelah habis dan meminum jus melon.

"Kenapa kamu jarang makan nasi. Pagi


nggak, malem apalagi," komentar Awang yang
juga sudah selesai makan.

"Aku mulai diet, berat badanku naik tiga


kilo setelah menikah."

526 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Suasana sarapan itu lebih baik daripada
saat makan malam semalam. Rinai mengambil
mangkuk dan gelas ke tempat cuci, lalu
mencucinya.

"Apa yang salah kalau berat badan naik,"


komentar Awang.

Tubuh Rinaira tersentak pelan saat tangan


Awang melingkari perutnya dari belakang.

"Kamu ngapain?"

Tak menjawab, Awang justru


meninggalkan kecupan pelan di pipi kanan
Rinaira. Menjadikan degup jantung Rinai lebih
cepat.

"Berangkat ya," pamit Awang melepaskan


pelukannya.

527 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinai batal pergi ke store dengan Awang.
Karena berencana ke pasar dulu pagi ini dan
ke store agak siangan.

Kekagetan Rinai belum hilang saat melihat


sang suami berjalan dan menghilang di balik
pintu. Semalam entah jam berapa laki-laki itu
masuk kamar. Setelah obrolan tak
menyenangkan itu, Awang berjam-jam merokok
di luar. Rinai yang tidur duluan, hanya
terbangun sebentar ketika merasakan sang
suami naik ke ranjang. Matanya bahkan tak
terbuka saat Awang memeluknya. Namun Rinai
juga samar masih ingat lelaki itu mencium
pelipisnya pelan.

Meski obrolan semalam sudah berakhir,


Rinai merasa ada yang tak diutarakan Awang.
Mungkin ini yang dinamakan feeling istri. Entah

528 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
apa itu dan dia tak mau banyak bertanya. Rinai
yakin Awang akan menceritakannya sendiri jika
memang sudah waktunya. Seperti kata sang
suami, Rinai hanya akan percaya.

529 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~IIIb

"Mbak Naiiii!"

Rinaira tersenyum lebar merentangkan


tangan memeluk sang adik.

"Kangen banget," ujar Raesya melepas


pelukan.

"Sama," kata Rinaira mengusap pelan


perut buncit Rae yang sedang hamil.

"Berapa bulan?" tanyanya.

"Masuk lima bulan minggu ini."

530 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Senyum Rinai kembali terukir. Kali ini
tangannya mengusap pipi sang adik. Dulu
mereka suka main boneka bareng di kamar.
Rinai yang menjemput Raesya jika pulang
sekolah. Sekarang sudah jadi istri orang dan
mau jadi ibu. Ada selaput tipis di kedua mata
Raesya hingga kembali memeluk kakaknya.

"Kangen banget, ih nyebelin yaa, aku jadi


nangis."

Ada rasa hangat di dada Rinai bisa


dikunjungi keluarganya di Lombok. Meski
mereka juga sering telepon atau video call tapi
rasanya jelas berbeda saat ketemu langsung.

"Apa kabar mbak?" tanya suami Rae, Yoga


yang menyalami Rinaira.

"Alhamdulillah sehat, ayok masuk."

531 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinaira mengajak kedua adiknya untuk
masuk rumah. Sepi karena dia sendirian.

"Mas Awang di mana Mbak?" tanya Raesya


saat memasuki ruang tamu.

"Kerja, jam berapa sampe Mataram?"

Raesya dan Yoga menceritakan sudah tiba


di Mataram tadi pukul 11 WITA. Lalu ke
Pemenang setelah Rinai mengirimkan lokasi
rumahnya. Rencananya mereka mau jalan-jalan
bareng namun Awang justru ada kerjaan
mendadak.

"Pantes Mas Awang nggak mau tinggal di


Jogja. Rumahnya di sini begini," komentar Rae
yang duduk di sofa panjang ruang tengah.

532 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinai sudah menyiapkan kue
kering, snack bahkan juga memasak untuk
adiknya yang datang.

"Wahh, aku mau foto di situ," tunjuk


Raesya pada taman samping yang juga
dijadikan tempat nongkrong.

Spot favorit Gladys kalau main. Vertical


garden rumah Awang. Yoga berdecak pelan
dengan sikap sang istri yang begitu antusias
seolah sedang berada di tempat wisata.

"Mas Awang kerja di mana Mbak?" tanya


Yoga saat Rinai dari dapur membawa minuman.

"Ada nggak jauh dari sini, nanti sore dia


bilang kita suruh main ke sana."

533 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Bukannya Mas Awang kerja, ngapain kita
ikut ke sana?" kata Raesya yang sudah sibuk
dengan ponselnya.

Rinai hanya tersenyum kecil, bingung juga


mau menjelaskan bagaimana. Sepertinya
Raesya dan keluarganya yang lain pun nggak
tahu kerjaan Awang.

"Aku telepon mama, sayang banget mama


papa nggak bisa ikut ke sini," kata Rinai.

Dirinya mengeluarkan ponsel dari saku


baju dan menekan tombol video call. Tak lama
panggilan terjawab.

"Rinaiii."

534 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Di layar terpampang wajah tak hanya
mamanya, namun juga Randra berserta Natasha
dan dua anaknya.

"Haloo, aku udah di rumah Mbak Rinai,"


kata Raesya yang mendekat.

"Yahh... padahal aku pengin banget ke


sana," kata Randra.

"Awang mana Rinai?" tanya sang mama.

"Aunty Nai, Ifani mau ikut ke sanaaa," ujar


si bungsu anak Randra.

Berondongan pertanyaan dilontarkan


keluarga untuk Rinai. Hingga nyaris sejam
kemudian, mereka sibuk mengobrol di video call.

...

535 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Pandangan Raesya seolah Rinai ketahuan
bolos sekolah untuk ke mall. Mengedik kecil,
Rinai beralih ke sang suami yang sedang
mengobrol dengan Yoga. Awang menoleh ketika
sebuah kapal menepi.

"Ayok," ajaknya.

Yoga membantu Rae melangkah ke kapal.


Sementara tangan Rinai berpegangan ke lengan
Awang. Angin sore yang berhembus semilir,
aroma laut juga langit biru yang mulai semburat
jingga menguarkan ketenangan yang
menjanjikan.

"Mas bisa jadi nahkoda?" tanya Yoga ke


Awang.

536 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Mereka sedang duduk di bangku luar kapal.
Menikmati sore yang santai dan indah. Rinai ikut
menoleh ke sang suami.

"Belajar juga dikit-dikit," jawab Awang.

Raesya menggeser duduknya dan berbisik


pelan ke Rinai.

"Gilaa, orang-orang yang suka nyewa


yacht itu selfie pamer ke sosmed ini itu berasa
sultan banget. Nah ini yang punya biasa banget,
bisa gitu ya Mas Awang," komentar Raesya.

Rinai tak menjawab, dirinya juga baru dua


kali ini ikut berlayar. Meski beberapa kali Awang
mengajaknya untuk ikut ke tempat kerja. Tapi
ya ngapain juga berlayar sendirian sementara
Awang mendekam di kantor atau ketemu rekan-
rekan kerja dia.

537 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Raesya dan Yoga sudah asyik berfoto
berdua. Cahaya oranye dari matahari yang
terbenam mulai menyinari. Menjadikan
pemandangan semakin indah.

"Nggak mau foto?"

Awang menggeser duduknya di sebelah


Rinai. Mengeluarkan ponsel dari saku celananya.

"Sini aku fotoin," kata Awang.

Namun Rinai justru mengambil ponsel sang


suami. Mengganti ke kamera depan. Rinai
berdecak pelan melihat wajahnya di layar.
Pemandangan yang memang indah ditambah
kualitas kamera ponsel Awang yang nggak perlu
diragukan.

538 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Ini nih yang begini suka nipu, cantiknya
efek, jerawat aku jadi nggak kelihatan," kata
Rinai menunjuk jerawat kecil di dagunya.

Meski begitu Rinai tetap mengambil


beberapa potret dirinya dan Awang. Puas
dengan hasil fotonya. Meski pose Awang ya
cuma diam datar menatap kamera.

"Jadi cantik banget," kata Rinai melihat


dirinya sendiri di foto.

Pantas saja orang sangat menggemari


ponsel dengan kualitas kamera bagus. Walaupun
sebenernya fitur chatting maupun sosmed bisa
aja di semua android dan iphone. Namun tetap
orang berburunya pasti kualitas kamera selalu
masuk alasan utama. Belum lagi dengan
berbagai efek yang berkali lipat menjadikan lebih
cantik.
539 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Hijab chorcoal yang dipakainya tertiup
angin. Tangan Rinai yang ingin memegangi
bagian bahu agar tak tersingkap didahului oleh
tangan Awang.

"Masa sih? nggak, lihat begini lebih cantik."

Rinai menoleh, mendapati wajah Awang


begitu dekat dengannya. Rinai terpaku dengan
tatapan teduh dan senyum tipis yang menghiasi
wajah suaminya.

...

Jam sepuluh malam saat Rinai dan Raesya


duduk di rooftop. Sementara Awang dan Yoga
sudah mendekam di ruangan game sejak
setengah jam lalu mereka pulang.

540 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Alamat nggak akan berhenti sebelum
tengah malam itu mah," kata Rae melihat ke
pintu ruangan game Awang yang terbuka.

Rinai yakin dua lelaki di sana sudah nggak


akan nyahut dipanggil sudah megang konsol.

"Mas Awang nge-game suka lupa waktu


juga?"

"Ya iya, kalau weekend apalagi. Main


sampe subuh, habis subuhan baru tidur sampe
siang. Kalau aku ngomel juga paling sehari dua
hari aja nggak mendekam di ruang itu,
besoknya udah balik lagi," kata Rinai.

Rinai mengangkat kakinya ke bangku


panjang. Menyandarkan punggung ke sofa.

541 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Capek ngomelin, biarin deh yang penting
nggak main cewek," komentar Raesya.

Kepala Rinai menoleh ke ruang bercat abu-


abu itu, suara-suara dari game- entah apa yang
dimainkan- terdengar dari luar. Rinai lalu
mendekat ke Rae dan berbicara pelan.

"Beberapa hari lalu, aku ketemu Mas Dhito


sama istrinya."

Kata-kata Rinai membuat Rae tersedak


pelan minumannya.

"Hah? serius? di sini?" tanya sang adik.

Rinai mencubit pelan tangan Rae meminta


untuk merendahkan nada suaranya. Takut kalau
Awang dengar.

542 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Iya, di store Rsyafa. Sheril belanja di
sana, mereka lagi liburan di Lombok. Nggak
sengaja juga bisa ketemu begitu. Mana Mas
Awang lagi jemput pula."

"Ketemu dong?" tanya Rae dengan wajah


condong ke Rinai.

Sebelumnya Rinai nggak menceritakan ini


ke siapapun. Namun karena ada Raesya di sini
dirinya jadi cerita. Wajah sang adik sudah begitu
antusias mendengar curhatannya. Rinai kembali
melirik sekilas ke pintu terbuka ruangan Awang.

"Ya iya," jawab Rinai.

"Terus gimana? Mas Awang tahu nggak sih


soal Mas Dhito? Mbak cerita kan soal masa lalu?"
tanya Raesya beruntun.

543 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinai mengangguk kecil menjawab.

"Ekspresi Mas Awang susah ditebak. Tapi


habis itu dia minta aku nggak berurusan apapun
dengan mantan. Tapi jelas kelihatan sikapnya
nggak suka."

"Ya cemburu lah mbak," komentar Raesya.

Awang cemburu? entahlah.


Rinai nggak tahu dengan sikap suaminya yang
dingin saat itu.

"Nggak cuma itu, ternyata Dhito beberapa


kali nyewa yacht di tempat Mas Awang?"

Mata Raesya sontak melebar mendengar


apa yang disampaikan sang kakak.

"Gila, dunia sempit banget sih. Jadi Mas


Awang kenal Mas Dhito?"

544 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Kali ini Rinai mengedikkan bahunya. Awang
nggak banyak cerita soal itu dan Rinai juga tahu
untuk nggak membahas melihat sikap sang
suami.

"Iya harusnya, tapi cuma kayak tahu gitu


mungkin. Nggak akrab, saat ketemu itu aja Mas
Awang nggak mau repot-repot nyapa."

Raesya kembali meminum cokelat


hangatnya, mengangguk kecil.

"Mbak sama mantan kan emang udah


nggak ada apa-apa lagi, udah bahagia dengan
hidup masing-masing. Jadi nggak masalah kan."

Rinai mengangguk dengan apa yang


dikatakan Raesya, sembari menambahkan
semoga di dalam hati.

545 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Tapi habis itu aku didiemin, dia langsung
keluar kamar, katanya mau ngerokok di luar.
Berjam-jam nggak balik sampe aku ketiduran
sendiri."

Kesal Rinai justru ditanggapi tawa Raesya.

"Ya bagus itu."

Rinai menoleh ke adiknya dengan kening


berkerut.

"Berarti emang Mas Awang cemburu.


Hehehee, lucu ya sikapnya kalau cemburu. Minta
dimanja itu, diperhatiin, cowok kan gitu mbak
kalau cemburu," komentar Raesya.

Rinaira mendengus pelan,"Lucu


darimananya, nyebelin iya."

546 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~IIIc

Weekend ini ada rencana untuk ke Gili


Trawangan bersama Raesya dan Yoga. Mereka
akan berangkat pagi. Namun jam enam, Rinai
masih bergelung nyaman di kasurnya. Rasa
kantuk belum hilang. Dilihatnya Awang yang
juga masih tidur. Lelaki itu baru keluar dari
ruangan game pukul dua pagi. Itupun setelah
Rinai yang sudah di kamar mengirim chat bakal
kunci kamar dan menyuruhnya tidur di luar
sekalian.

Rinai mendekatkan tubuhnya merapat ke


sang suami. Dagunya bersandar di bahu Awang
547 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
yang terlelap. Karena kesibukan masing-masing
minggu-minggu ini, mereka jadi susah waktu
berdua. Pagi juga cuma mengobrol bentar
sebelum ngantor. Pulang kerja, Awang lebih
sering lembur dari cottage ke Sayemba.

"Hmm... jam berapa?" gumam Awang


ketika terbangun.

Namun matanya justru kembali terpejam.


Sebelah tangannya melingkar di pinggang Rinai.

"Kenapa kamu sibuk banget," gumam lirih


Rinai.

Tak menyangka jika Awang mendengar


dan laki-laki itu membuka mata menoleh ke
samping.

"Apa?" tanyanya dengan suara serak.

548 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Namun Rinai lantas menggeleng. Dirinya
yang akan berguling menjauh ditahan sang
suami. Awang ikut memiringkan tubuhnya
menghadap Rinai. Wajah mereka hanya berjarak
beberapa senti.

"Kan kerja, aku minta kamu ikut


ke cottage nggak mau. Di Sayemba aku sampai
jam delapan atau sembilan baru pulang," kata
Awang menjawab pertanyaan sang istri tadi.

"Ya ngapain kamu kerja ngikut, aku juga


kerja," balas Rinai.

Awang menarik Rinaira ke dalam


pelukannya yang hangat. Wajahnya menyuruk
ke leher sang istri. Mencium samar aroma
vanilla dan Lavender yang khas Rinai.

549 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Dulu sebelum nikah, nyaris jarang banget
pulang. Ya paling di cottage atau main ke
Mataram. Apalagi weekend pasti nginep di Gili,
jelajah Lombok," cerita Awang dengan mata
terpejam.

Rinaira yang tadinya gagal mendorong


sang suami menjauh. Melarikan tangannya di
rambut Awang yang mulai panjang. Terakhir
potong rambut sebelum nikah empat setengah
bulan lalu.

"Tapi pas ada kamu jadi pulang tiap


hari. Weekend juga selalu di rumah," lanjut
Awang.

"Iya, weekend tidur sampe siang," balas


Rinai dengan nada menyindir.

Namun Awang justru tertawa pelan.

550 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Jadi nggak mau kemana-mana. Begini aja
udah nyaman banget," kata Awang
mengeratkan pelukannya.

"Bilang aja kamu mager," balas Rinaira.

Rinai bisa merasakan hembusan nafas


hangat Awang di lehernya. Juga bakal janggut
yang menggesek kulitnya. Pun aroma mint dari
shampoo rambut sang suami. Kepalanya
mengulang apa yang barusan dikatakan Awang.

Nggak ngapa-ngapain, cuma berpelukan


seperti ini, kenapa bisa senyaman ini?

Baru mau menikmati kenyamanan lebih


jauh, Rinai terpekik kecil.

"Kamu ngapain?" tanyanya mendorong


Awang menjauh namun jelas tak berhasil.

551 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinai merasakan gigitan kecil di lehernya.

"Gemes banget, pengen gigit," kata Awang


yang akan kembali melakukan apa yang tadi
dilakukannya.

Bibir Rinai tergigit saat merasakan bibir


Awang mengecup ringan di lehernya. Saat
merasakan ada gigitan kecil, Rinai lantas
menjauh.

"Nggak usah aneh-aneh deh," ujarnya


begitu wajah sang suami berada di hadapannya.

Melihat wajah kesal Rinai, Awang justru


mengukir senyum kecil. Lalu singkat
memberikan kecupan di bibir sang istri yang
cemberut. Menjadikan seringaiannya makin
lebar.

552 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Lepasin, ada Rae dan Yoga. Nggak enak
tuan rumah malah bangun siang. Katanya mau
berangkat pagi ke Gili Trawangan," kata Rinai
mencoba melepaskan tangan Awang yang
memeluknya.

Begitu tak berhasil, Rinai menatap sang


suami dengan decakan pelan.

"Morning kiss-nya belum, sini," goda


Awang.

Rinai memutar bola matanya malas


dengan sikap sang suami.

"Lepasin, udah jam enam lewat ini."

Bukan Awang jika menurut. Sebelah


tangannya justru beralih ke tengkuk Rinai.

"Sini dulu."

553 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Nanti kesiangan berangkatnya," kekeuh
Rinai.

"Bentar," kata Awang dengan tangannya


yang mengusap pelan pelipis sang istri, lalu
turun ke pipi putih Rinai.

Begitu jarinya akan turun ke bibir sang


istri, Awang memajukan wajahnya. Menyentuh
bibir merah muda itu dengan bibirnya. Tak lagi
hanya kecupan, bibirnya melakukan lebih dalam.
Matanya terpejam menyusul Rinai yang lebih
dulu menutup kelopak mata. Saat tangan Rinai
mencoba mendorong, Awang justru melarikan
tangannya kembali ke tengkuk sang istri. Belum
ingin berakhir dengan bibir mereka yang
bertaut.

554 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Nafas Rinai berantakan saat menyurukkan
wajahnya di leher sang suami. Awang
memberikan ciuman pelan di pelipisnya.

"Bisa berangkat siang atau sore aja


nggak?"

Awang masih belum mengurai pelukannya


ke Rinaira. Jelas masih ingin berada di kasur.

Begitu nafasnya mulai normal, Rinai yang


melepaskan diri. Mendorong sang suami
menjauh.

"Siapa yang semalem asyik nge-


game sampai jam dua."

Komentar Rinai yang sembari jalan ke


kamar mandi membuat Awang menggaruk

555 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
kepalanya pelan. Lalu menelungkupkan
wajahnya ke bantal.

...

Akhirnya mereka berempat berangkat


pukul sembilan pagi. Molor sejam dari rencana
awal. Ada resort cantik tempat mereka
menginap di Gili Trawangan. Namun saat ini
Awang justru mengajak ke Gili Meno. Suasana
berbeda begitu terlihat. Jika di Gili Trawangan
cukup ramai orang-orang berlibur, di Gili ini sepi.

"Ini kayak private beach jadinya,"


komentar Raesya.

Suasananya benar-benar jauh dari hingar


bingar. Pantainya bersih dengan pemandangan
yang indah. Awang dan Rendra sudah bersiap

556 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
untuk menyelam. Sementara Rinai duduk santai
menemani Rae di pinggir.

"Nggak diving?" tanya Awang meletakkan


kausnya di samping Rinaira.

"Mbak Rinai kan paling mager kalau kena


air Mas," celetuk Raesya.

Awang dan Yoga lantas meninggalkan


keduanya menuju ke pantai. Rinai menyangga
tubuhnya dengan kedua tangan di belakang.
Panas belum terlalu menyengat di jam sepuluh
pagi.

"Enak ya hidup kayak liburan terus begini.


Nggak ada masalah, nggak capek kerja, ini itu."

"Uang darimana?" komentar Rinai menoleh


ke adiknya.

557 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Disambut senyum kecil Raesya. Tangannya
mengusap perut buncitnya.

"Biaya beli pampers aja mahal," ujarnya.

Raesya menoleh ke Rinai yang asyik


mengambil foto dengan ponselnya. Bertanya
dengan nada pelan.

"Mbak nunda nggak?"

"Apa?" tanya Rinai yang ikut menoleh.

"Oh, hamil? enggak," jawabnya setelah


tahu apa yang dimaksud sang adik.

Raesya mengangguk kecil. Pandangannya


jauh ke hamparan pantai.

"Semoga dikasih cepet ya, biar main sama


anak aku nanti."

558 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Bismillah, jalan Tuhan yang terbaik. Aku
sama Mas Awang nggak buru-buru juga. Pas
awal ngomongin ini dia terserah aku. Pun kalau
aku mau nunda dulu juga nggak melarang,"
tutur Rinaira.

Bayangan menjadi seorang ibu melintas di


pikirannya. Aroma bedak bayi, kulitnya yang
lembut. Ada anak yang akan berlarian
mengejarnya, menganggilnya dengan suara
kecil. Keinginan itu berkembang dalam dirinya.

"Mbak Nai bahagia?"

Pertanyaan yang dilontarkan Raesya


membuat Rinai menoleh. Menatap sang adik
yang mengenakan hijab biru muda. Rinai
mengembangkan senyum di bibirnya.

"Alhamdulillah bahagia," jawabnya.

559 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Ada lapisan bening yang membuat Raesya
berkaca-kaca.

"Aku bahagia lihat Mbak Nai bahagia.


Jangan sedih-sedih lagi, sudah cukup yang dulu.
Mbak Nai jangan tersakiti lagi," tutur Raesya.

Tangan Rinai terulur mengusap pipi


adiknya. Ada ketulusan yang terpancar di mata
Raesya.

Pandangan Rinai kembali ke depan,


mendapati Awang yang mendekat dengan tubuh
basah.

"Kaki kamu," kata Rinai mendapati sisi di


telapak kaki Awang yang berdarah.

"Kena batu," jawab Awang santai


mengambil duduk di sisi Rinai.

560 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Lelaki itu membuka tas selempang kecil
dan mengambil plester. Memasangkan di
kakinya yang luka.

"Beneran nggak papa? nggak dalem itu


lukanya?"

Kekhawatiran Rinai disambut gelengan


kecil Awang.

"Pinjem kamera dong mas," kata Yoga.

Awang mengulurkan kameranya.

"Kamu tuh ke pantai nggak pernah mau


basah," komentar Awang pada Rinai.

Dan sebelum Rinai menyadari, Awang lebih


dulu menyelipkan tangannya di belakang lutut
dan punggung sang istri, mengangkatnya ke

561 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
gendongan. Teriakan kecil Rinai terdengar saat
Awang berdiri dan berjalan menuju pantai.

"Turunin, mau ngapain?" kata Rinai panik.

Jelas tak dituruti Awang. Lelaki itu


mengumbar senyum lebar dan menaikkan alis
menggoda sang istri.

"Nggak mauuu!" teriak Rinai begitu Awang


membawanya ke air.

Sedetik kemudian tubuh Rinai sudah basah


kuyup saat Awang melemparkannya pelan.
Tawa laki-laki itu terdengar mendapati Rinai
cemberut mengusap wajahnya yang basah.

"Kamu tuh ya...," omelan Rinai tak selesai


saat Awang memeluk pinggangnya. Menarik
agak ke tengah.

562 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rasanya sudah lama sekali saat Rinai ke
pantai dan main air hingga basah kuyup begini.
Kalau ke pantai paling cuma duduk-duduk di
pasir, foto-foto, udah. Bukannya nyebur seperti
anak-anak muda. Definisi bersenang-senang
versinya dan Awang tentu beda. Ternyata sama
sekali nggak buruk.

...

Mereka hanya dua hari di Gili Trawangan.


Dihabiskan dengan jalan-jalan, menikmati
pantai, mencoba makanan lezat hingga foto-
foto. Salah satu nggak enaknya liburan yaitu
badan seolah pegal semua setelah balik. Rinai
duduk di sofa kamarnya setengah
menyandarkan diri. Menunggu Awang untuk
bergantian mandi.

563 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Denting pelan dari notifikasi chat yang
masuk di ponsel Awang membuat Rinai
menegakkan tubuh. Semenjak menikah, mereka
nggak pernah mengecek ponsel pasangan. Tapi
juga tak keberatan kalau pasangan pinjam dan
buka-buka ponsel.

Dahi Rinai berkerut ketika ada nama


Mayang di chat WA yang muncul di
tampilan widget. Sebaris chat yang masuk
hampir Rinai abaikan. Sungguh dia tak ada
niatan untuk membuka privasi chat suaminya.
Namun satu nama dalam chat Mayang membuat
detak sesak yang muncul tiba-tiba di dadanya.

Mas Awang, Mas Dhito di Lombok?

564 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah

Awang ~IIId

"Mas Awang sama Mbak Nai


nanti stay dulu di Mataram kan?"

Raesya memasukkan satu tas besar ke


mobil Awang. Mereka akan ke Mataram sebelum
balik ke Jakarta besok pagi.

"Iya paling balik besok," kata Awang.

Rinai keluar rumah membawa satu ransel


Awang berisi baju.

"Udah dikunci semua?" tanya Awang yang


dijawab anggukan Rinaira.

565 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Setelahnya Rinai membuka pintu belakang,
duduk di samping Raesya. Menjadikan Yoga
yang masih di luar untuk menutup gerbang
duduk di depan bersama Awang.

Sekitar 40 menit perjalanan sampai di


Mataram. Mereka kembali menginap di
Pandawa. Sudah masuk jam makan siang saat
Awang dan Rinai memasuki resort.

"Mau lunch sekarang?" tanya Awang


menutup pintu room resort yang dipesannya.

Raesya dan Yoga sedang istirahat di


kamarnya. Rinai lebih dulu membaringkan
badann ke kasur. Lalu memejamkan mata.
Awang menghampiri duduk di tepi ranjang.

"Ada apa?" tanyanya.

566 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinai menggeleng pelan tanpa membuka
mata. Awang bukannya tak menyadari sang istri
yang lebih banyak diam sejak tadi di perjalanan.

"Ya udah kalo nggak nginep, nanti sore


pulang."

Tadi Rinai sempat menolak untuk


menginap dengan alasan banyak kerjaan
di store. Sedangkan Awang merasa tak enak
karena membiarkan Raesya dan Yoga sendirian
di Mataram. Bagaimanapun kedua adiknya itu
jauh-jauh dari Jakarta. Paling tidak dia ikut
menemani jalan-jalan sampai pulang besok.

"Capek aja, pengin tidur," gumam Rinai


yang masih memejamkan mata.

Tangan Awang mengusap pelan sisi kepala


Rinai,"Ya udah aku keluar ya."

567 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Namun langkah kaki Awang belum sampai
ke pintu saat Rinai bertanya.

"Aku boleh lihat-lihat ponsel kamu nggak?"

Membalikkan badan, Awang menatap Rinai


dengan kening berkerut samar. Merasa bingung
dengan pertanyaan sang istri. Karena tak
biasanya Rinai bertanya semacam itu. Kali ini
Rinai membuka matanya meski masih berbaring
miring.

"Aku nggak pernah cek ponsel kamu. Ya


siapa tahu kamu nggak bolehin, nggak suka
kalau ada privasi," lanjut Rinai.

Awang menatap lekat pada iris sang istri.


Ada yang disembunyikan di balik sorot datar
Rinaira. Tak menjawab, Awang melangkah
kembali ke sisi tempat tidur. Berjarak selangkah

568 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
di depan Rinaira yang masih tidur menyamping.
Tangan Awang meraih ke dalam saku celana
pendek. Mengambil ponsel dan mengulurkan ke
hadapan sang istri.

"Apa yang kamu mau tahu?"

Pertanyaan itu dilontarkan Awang dengan


nada pelan. Namun Rinai tahu ada sirat dingin di
pertanyaan itu. Berbulan-bulan menikah, Rinai
merasa ada sosok-sosok berbeda sang suami.
Kadang hangat dan santai, kadang bercanda. Di
sisi lain kadang tegas dan tak mau di bantah.
Namun dari semua sikap itu, ada satu yang
Rinai paling tak suka. Saat Awang menampilkan
kesan dingin yang seolah tak tersentuh. Ada
bagian dari diri lelaki itu yang dibangun dengan
tembok tinggi, gelap dan hanya untuk dirinya
sendiri.

569 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Saat Rinai tak juga mengambil uluran
ponselnya, Awang menurunkan tangan.

"Aku tunggu setengah jam lagi di luar,


makan siang. Nggak enak sama Raesya dan
Yoga," kata Awang diikuti dengan langkahnya
keluar kamar.

Meninggalkan Rinai yang masih membeku.


Satu chat dari Mayang kemarin tak lepas dari
pikirannya. Benaknya tak mau berhenti
mengira-ngira, apakah nama Dhito yang
ditanyakan Mayang ke Awang adalah orang
yang sama dengan mantan suaminya. Rinai
berharap pikiran buruk itu tak terbukti.

Namun di sisi lain ada ketakutan jika yang


terjadi kebalikan dari apa yang diinginkannya.
Apa hubungan Dhito dengan Awang sampai
Mayang pun tahu. Jika benar sebatas penyewa
570 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
yacht, kenapa rasanya semeresahkan ini. Rinai
ingin tahu namun juga tak siap dengan apa yang
sebenarnya terjadi.

Tidak bisakah masa lalunya ditutup. Usia


pernikahannya dengan Awang masih terbilang
muda jika harus dihadapkan dengan cobaan
masa lalu.

Rinai bangkit meraih ponselnya di nakas.


Jarinya baru akan mengarah ke Instagram
namun ditahannya. Dirinya lantas bangkit dari
tempat tidur. Menuju kamar mandi untuk
membasuh wajahnya yang kusut dan
memperbaiki riasan.

Saat ke restoran resort, Awang sudah


bersama Yoga dan Raesya. Rinai duduk di sofa
panjang sebelah sang suami.

571 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Tidur aja kalau capek Mbak," kata Raesya
yang duduk di depannya.

"Udah pada pesen makan?" kamu makan


apa?" tanya Rinai mengalihkan pertanyaan.

Mengambil buku menu di meja. Mencoba


bersikap biasa. Tak mungkin juga dirinya
menunjukkan mood yang tak baik di hadapan
Raesya dan Yoga. Awang memanggil seorang
pelayan.

"Mau jalan-jalan kemana habis ini?" tanya


Awang.

"Nanti sore mau lihat sunset, tapi habis ini


Mas Yoga mau ketemu temennya dulu di deket
sini katanya," ujar Raesya.

572 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang mengangguk kecil. Menatap
ke hamparan pantai yang terlihat di kejauhan.
Hingga pandangannya teralih saat Rinai
bertanya pelan.

"Kamu makan apa?"

Tatapan keduanya bertemu dalam dua


detik sebelum Rinai kembali menekuri buku
menu. Punggung Awang yang tadinya bersandar
di sofa menjadi tegak. Sedikit membungkuk saat
sisi tubuhnya condong ke Rinai, ikut melihat
menu. Rinai diam saja saat wajah sang suami
begitu dekat di samping wajahnya. Hingga
parfum dan samar aroma rokok tercium di
hidungnya.

"Apa aja, kamu aja yang pilihin," kata


Awang kembali menyandarkan tubuhnya ke
sofa.
573 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Melanjutkan obrolan dengan Yoga tentang
kondisi Lombok.

Setelah makan siang, Raesya dan Yoga


lebih dulu beranjak karena ada janji dengan
teman. Rinai baru akan memilih kembali ke
kamar saat Awang menahannya.

"Jalan-jalan ke pantai," ajaknya.

"Panas," tolak Rinaira.

"Nggak, ayok."

Awang yang sudah lebih dulu beranjak dari


sofa membuat Rinai mau tak mau mengikuti.
Pukul tiga sore terik matahari memang sudah
mulai menurun. Ada hamparan pasir dengan
sofa-sofa dan payung lebar untuk bersantai.
Rinai mengikuti saat Awang mendudukkan

574 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
dirinya di salah satu sofa bantalan berwarna
cokelat tua.

Di hadapan mereka hamparan pantai yang


tenang dengan ombak-ombak kecil. Suasana tak
terlalu ramai. Waktu itu saat mereka ke sini
malam hari sembari menikmati live music,
bantalan sofa penuh dengan orang-orang.

"Kamu kenapa?" tanya Awang langsung.

Membuat Rinai menoleh namun hanya


sesaat sebelum melarikan pandangannya ke
birunya pantai.

"Mau lihat ponselku?"

Awang lantas menyodorkan ponsel


miliknya ke hadapan Rinai. Bahkan menaruhnya
di telapak tangan Rinai.

575 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Bukan begitu maksudku," kata Rinai
akhirnya.

Kali ini pandangannya menetap di tatapan


Awang.

"Terus apa?"

Rinai tahu Awang bukan orang yang suka


memicu masalah lebih dulu saat dengannya. Pun
juga tak suka memperlarut masalah. Laki-laki itu
akan langsung bertanya jika ada saja sikap Rinai
yang sedang dalam mood nggak baik.

"Aku cuma ngerasa nggak cukup


mengenalmu," kata Rinai pelan.

Rinaira mengembalikan ponsel di


tangannya ke sang suami.

576 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Aku udah bilang kamu tanya langsung
padaku daripada mengira-ngira yang nggak
jelas, ujung-ujungnya berprasangka yang bikin
masalah sendiri," tutur Awang.

Saat berdua seperti ini Rinai tak


menyembunyikan wajahnya yang cemberut.
Menunjukkan kekesalan yang dia sendiri bingung
kenapa.

"Banyak hal yang kamu nggak ceritakan.


Awalnya aku nggak mau tanya-tanya dan
memilih nunggu kamu cerita sendiri. Tapi
sampai saat ini kamu nggak pernah cerita. Entah
karena kamu belum percaya padaku arau karena
pernikahan kita yang belum sedalam ..."

"Rinaira," tegur Awang dengan nada tak


suka.

577 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Iris hitam lelaki itu menyorot lekat ke
Rinai.

"Terus kenapa kamu nggak pernah cerita?


Alasan kamu tiba-tiba pindah ke Lombok
ninggalin Jogja? Pergi gitu aja tanpa pamit dan
nggak menjelaskan apapun?" tanya Rinai
beruntun.

Mengeluarkan semua yang selama ini


hanya mendekam di pikirannya. Rinai tak mau
dirinya dibilang terlalu menuntut, apalagi saat
itu hubungannya dengan Awang juga masih tak
bernama, tak ada status yang jelas. Namun
paling tidak bukankah laki-laki itu berpamitan.
Kecuali jika memang saat itu apa yang terjadi
antara mereka tidak penting bagi Awang.

"Alasannya bukan kamu."

578 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinai kembali menoleh menatap sang
suami. Iris hitam Awang seolah tak
membiarkannya beranjak.

"Alasan aku belum cerita, karena aku


nggak yakin luka itu sudah sembuh. Justru
mungkin akan membuat luka lebih besar, yang
mungkin juga melukaimu," tutur Awang.

Detik itu Rinai melihatnya, ada luka yang


terlihat di sorot iris kelam Awang. Luka yang
selama ini tak pernah dia tahu. Rinai juga
melihat bagaimana sang suami memiliki sisi-sisi
penuh luka di balik tembok tinggi yang
dibangunnya.

"Rinaira, apapun yang aku lakukan waktu


itu dan mungkin nanti ke depan, percayalah
kamu selalu sangat berharga untukku."

579 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~IIIe

Ada perasaan sakit yang tiba-tiba muncul.


Memaksa Awang kembali ke 10 tahun lalu. Saat
dirinya nekat meninggalkan Jogja, meninggalkan
keluarganya. Tak punya uang, berbekal rasa
sakit dikhianati dan kepercayaan yang dirusak.

"Ada masalah keluarga," ungkap Awang.

Pandangannya setengah melamun dengan


tatapan ke kejauhan.

"Kamu nggak harus cerita sekarang jika


belum bisa, maaf," cegah Rinaira.

580 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Tak mau mengungkit rasa sakit yang dia
tak tahu sejauh apa. Awang menggeleng pelan,
melanjutkan ceritanya.

"Mayang nggak cerita sama kamu?" tanya


Awang.

"Cuma bilang ada masalah keluarga, kamu


marah sama bapak," kata Rinai.

Saat Mayang cerita waktu itu, Rinai tak


banyak bertanya. Dia tak mau terlalu ikut
campur. Setahunya setelah itu, Mayang jauh
lebih pendiam.

"Saat itu mungkin marah, sangat marah.


Namun kecewanya ternyata nggak bisa
disembuhkan," kata Awang.

581 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Ada senyum getir yang ditangkap Rinai di
wajah sang suami. Dari situ dia melihat
kekecewaan itu memang belum sembuh.

"Mungkin kesalahanku terlalu percaya


sama bapak. Aku menganggap bapak sosok
yang sempurna. Sejak kecil aku sangat dekat
dengannya. Bahkan lebih dekat dengan bapak
daripada ibu. Mungkin karena kita sama-sama
laki-laki."

Berbeda dengan kekecewaan yang tadi


terlihat. Kini ada senyum samar saat Awang
bercerita. Menunjukkan jika kenangan waktu itu
adalah momen bahagia.

"Aku tumbuh dekat dengan bapak. Kita


sering bepergian berdua. Bapak mengajariku
banyak hal yang jika menurut pandangan ibu itu
sangat dilarang. Bapak nggak marah saat tahu
582 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
aku merokok pas SMP. Tapi dia menolakku
memberi uang saku. Menyuruhku bekerja sendiri
jika ingin dapat uang. Aku bekerja bantu cuci
piring di angkringan dekat rumah, pekerjaan
pertamaku," cerita Awang.

Cerita penuh kenangan itu justru memicu


mata Rinai berkaca-kaca. Perlahan melihat
lapisan luka sang suami di antara kenangan
bahagianya.

"Bapak mengajariku pertukangan,


membuat meja dan kursi. Mengajakku camping,
naik gunung, mengajarkanku berani.
Mengajariku melukis juga main gitar. Bapak
bukan hanya orangtua, namun juga teman
untukku. Sampai aku berpikir tak akan bisa
apapun tanpanya. Kesalahanku menganggapnya
sosok yang sempurna. Tapi nyatanya memang

583 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
nggak ada orang yang sempurna kan," tutur
Awang.

Rinai melihat ada gurat luka di iris


gelapnya. Juga ada selaput air mata yang ditepis
Awang dengan mengukir senyum di bibir.
Pandangan Awang semakin jauh ke hamparan
pantai. Kali ini tatapan itu tak lagi kosong,
namun membayangkan momen lamanya.

"Aku selalu melihat keluargaku sempurna.


Bapak dan ibu harmonis, mengerti anak-
anaknya. Tapi saat tahu yang sesungguhnya,
luka itu digoreskan terlalu dalam, rasanya
sangat sakit... Bapak juga punya keluarga lain,"
kata Awang.

Degup jantung Rinai seolah berdetak


berkali-kali lebih cepat dengan menyesakkan.
Kenyataan itu sama sekali di luar perkiraannya.
584 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang juga Mayang menutupinya dengan
sangat rapat.

"Bukan setahun dua tahun disembunyikan.


Umurku 24 tahun saat mengetahuinya. Bapak
menikah lagi, di belakang ibu. Saat itu ibu hamil
Mayang. Setelahnya ibu tahu dan hanya diam.
Berpura-pura rumah tangganya baik-baik saja.
Karena nggak mau keluarga kita pecah.
Bertahun-tahun disembunyikan. Rasanya sakit
sekali saat sosok yang kita banggakan
berkhianat."

Rinai paham bagaimana kecewa, luka,


sakit hati dan juga amarah yang dirasakan
Awang. Dia juga tak bisa menyalahkan sang
suami. Pun mungkin juga mendiang ayah
Awang. Dalam beberapa masalah, kita tak bisa
menyalahkan meski tentu rasanya ingin.

585 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Jadi aku pergi, mungkin egoku yang
terlalu tinggi untuk saat itu bisa memaafkan.
Aku ingat ibu dan Mayang nangis saat aku
mengepak barang ke ransel. Saat melewati
bapak yang berada di halaman, aku nggak
bilang apa-apa. Bapak juga nggak melarangku
pergi. Dia cuma bilang aku akan baik-baik saja
menjaga diri. Juga bilang sampai kapanpun aku
adalah anaknya," cerita Awang.

Pandangan Awang menunduk, melihat


pada jari-jari tangannya. Rasa sakit itu masih
sama. Padahal sudah sepuluh tahun dia pergi.
Namun belum juga sembuh. Namun dia juga
tahu amarahnya tak lagi sama seperti dulu.

Matahari mulai menurun teriknya.


Beberapa orang berpindah untuk mendekat ke
tepi pantai. Bersiap menikmati sunset. Namun

586 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang dan Rinai masih bertahan dalam
duduknya.

Tangan Rinai meraih jari-jari Awang,


menggenggamnya pelan. Menunjukkan
keberadaannya di sisi sang suami.

"Aku nggak pernah bisa membencinya,"


kata Awang.

Wajah Awang menjadi tak tersentuh dan


dingin, menahan emosinya.

"Bertahun-tahun aku nggak pulang,


sampai kabar itu tiba, Bapak nggak ada. Aku di
Bhutan saat Mayang mengabari. Nggak bisa
pulang, nggak bisa melihat sosoknya untuk yang
terakhir kali. Momen terakhir aku bertemu
dengannya saat aku pergi."

587 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Selaput bening di mata Awang yang
berkaca-kaca berubah menjadi air mata yang
gagal ditahannya. Rasa sakit yang dirasakan
menular ke Rinaira. Melihat sang suami untuk
kali pertama serapuh itu. Bahu Awang bergetar
pelan saat meletakkan kepalanya di bahu Rinai.
Tangan Rinai mengusap lembut di punggung
sang suami. Tak ada isakan juga kata-kata yang
keluar dari bibir laki-laki itu. Awang hanya
memeluknya erat, menyembunyikan diri di
pelukan sang istri. Menunjukkan dirinya yang
sebenarnya pada Rinaira.

"Aku yakin bapak maafin kamu," kata Rinai


pelan.

Ditahannya air mata agar tak ikut luruh.


Mengusap pelan belakang kepala Awang.

588 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Bapak pasti bangga sama kamu yang
sekarang. Jangan menyalahkan dirimu sendiri,"
lanjut Rinaira.

Awang mengurai pelukannya. Mendapati


sorot hangat dan senyum lembut sang istri.

"Jangan pernah meninggalkanku apapun


yang terjadi nanti," pinta Awang.

Telapak tangan Rinai menangkup di


sebelah pipi Awang. Diikuti dengan tangan
Awang.

"Rinai," kata Awang saat sang istri tak juga


menjawab.

Anggukan pelan Rinai membuat desakan


rasa sakitnya berkurang.

589 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Aku nggak akan ninggalin kamu," kata
Rinai.

...

"Mbak Nai nanti pulang nggak pas aku


lahiran?"

Malam terakhir sebelum Raesya dan Yoga


kembali ke Jakarta.

"Nanti mama nginep dulu di Jakarta pas


aku lahiran, bantu ngurus dede bayi," tambah
Raesya.

Rinai meletakkan piringnya ke meja, duduk


lesehan menikmati makan malam. Lampu-lampu
hias bergantungan di pohon. Di sisi panggung
ada sebuah band yang tampil.

590 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Nggak tahu, mudah-mudahan bisa pulang
ya," kata Rinai.

Awang yang baru selesai menerima ponsel


duduk di samping Rinai. Mencomot kentang dari
piring istrinya.

"Ada apa?"

"Sayemba, ada orderan klien baru untuk


furniture villa," ujar Awang.

"Habis nganter kita ke bandara, Mas


Awang sama Mbak Rinai langsung balik
Pemenang?" tanya Yoga.

Rinai menggeser piringnya ke depan


Awang. Membiarkan makan malamnya dinikmati
sang suami.

591 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Iya, Mas Awang aja langsung ngantor ke
Sayemba."

Raesya berdiri dengan agak kesusahan.

"Mau kemana?" tanya Yoga pada sang istri.

"Toilet," kata Raesya.

Yoga dengan sigap membantu Raesya


berdiri. Lalu mengantar Rae ke toilet meski
sudah ditolak istrinya.

"Kamu nggak makan?" tanya Awang


menyuap rib eye di piringnya.

"Masih kenyang, aku emang pesenin buat


kamu."

Awang menunjukkan ponselnya ke Rinai.


Menampilkan store Sayemba yang selesai

592 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
renovasi. Padahal menurut Rinai yang sudah
sekali ke Sayemba, kantor itu sudah sangat
bagus. Tapi kata Awang nggak mencerminkan
Sayemba. Kali ini kantor Sayemba lebih klasik
dengan banyak ornamen kayu.

"Mau ikut nggak besok? lihat Sayemba


baru," ajak Awang.

"Lain kali deh, besok aku juga mau ke


Rsyafa. Udah beberapa hari ditinggal."

Rinai mengambil gelas minumannya.


Memandang ke penyanyi yang melantunkan lagu
Monita.

"Gitar di rumah cuma kamu anggurin,"


komentar Rinai.

593 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang menoleh sekilas dan meneruskan
makan.

"Kenapa, kamu mau dinyanyiin?" kata


Awang dengan senyum kecil.

"Udah pernah, dulu siapa yang ngotot


minta aku dateng saat kamu sama band kamu
pas kuliah itu manggung di salah satu kafe."

Kenangan lama itu membuat keduanya


tersenyum. Rinai menatap dari samping Awang
yang sudah tampak biasa. Tak terlihat ada
kesedihan di wajahnya. Seolah yang tadi siang
nggak pernah terjadi.

"Rambut kamu mulai panjang, nggak mau


potong?" komentar Rinai melihat rambut Awang.

594 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Mau aku panjangin lagi sampe leher,
kayak waktu pulang ke Jogja, bagus nggak?"
tanya Awang menatap ke Rinai.

Sontak Rinai menggeleng,"Nggak."

Tangan Rinai lantas memegang lengan


Awang,"Tatonya bener-bener ilang ya, nggak
ada bekasnya kelihatan. Nggak sakit kamu
hapus itu?"

"Sakitlah, anggep aja perjuangan buat


nikahin anak orang," kata Awang dengan
senyum simpul.

595 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~IIIf

Semenjak pulang dari Mataram, Rinai dan


Awang kembali disibukkan dengan pekerjaan.
Terlebih Awang yang menjadi lebih suka pulang
larut dengan dua pekerjaannya yang lagi hectic.

"Beneran nggak mau ikut?" tanya Awang


saat duduk di meja makan.

Rinai menyodorkan piring berisi roti bakar,


sosis dan telur mata sapi untuk sang suami.
Setelahnya mengambil untuk dirinya sendiri.
Minggu pagi seperti ini Awang ada kerjaan ke
Lombok Tengah. Besok sore baru pulang.

596 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Nggak, aku di rumah aja," kata Rinai.

"Rasanya nggak tenang ninggalin kamu


sendirian di rumah," ujar Awang.

Selama ikut tinggal di Pemenang baru


pertama kali ini Rinai ditinggal sendiri Awang
menginap di luar.

"Aku nggak papa, kamu aja yang kadang


khawatirnya berlebihan."

Rinai mengantar sang suami sampai pintu


depan. Rencananya nanti siang kalau nggak
males mau ke store. Suara mobil yang berhenti
di depan rumah membuat Rinai dan Awang
menoleh. Gladys keluar dari pintu samping
kemudi. Sementara Mahen hanya melongokkan
kepala dari kaca yang terbuka.

597 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Aku minta Gladys temenin kamu," ujar
Awang menjawab kebingungan sang istri.

"Udah mau berangkat?" tanya Mahen ke


Awang.

"Iya, jadi ke Rinjani?" tanya Awang balik.

Mahen mengangguk menunjuk ke bagasi.

"Semalem doang nge-camp. Ini mau


langsung cabut. Duluan ya, Rinai duluan," pamit
Mahen yang lantas melajukan mobilnya.

"Kamu nggak ikut suami?" tanya Rinai ke


Gladys yang sudah duduk di bangku bawah
pohon mangga.

"Aku? naik gunung? mending berjemur di


pantai lah. Mahen sama temen-temen kuliahnya
laki semua," kata Gladys.

598 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang menaruh ranselnya di belakang.
Lalu pamitan ke sang istri.

"Jalan-jalan aja, kalau nggak mau nginep


sini coba nginep di villa deket sini," kata Awang.

Belum Rinai menjawab, Gladys lebih dulu


antusias.

"Dibayarin bapak kan? siap! ibu Rinaira


dijamin nggak bakal bosen. Telepon Devia deh
siapa tahu dia free hari ini."

Rinai hanya menggeleng kecil dengan


tingkah Gladys.

"Hati-hati ya," kata Rinaira yang dijawab


anggukan Awang.

"Nanti aku kabarin kalau udah sampe."

599 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Setelah Awang berangkat, Gladys
mengekori Rinai yang masuk rumah.
Meletakkan bag di meja.

"Apa itu?" tanya Rinai.

"Banyak, ada buah, kue,


camilan snack, onion ring. Mama lagi hobi
banget buat-buat camilan tadi maksa suruh
bawa pas aku bilang mau ke sini. Udah kayak
mau camping aja. So mau kemana hari ini?"

Rinai membereskan piring bekas


sarapannya dan Awang.

"Loh kamu kan yang tinggal di Pemenang


kok tanya aku?" balas Rinaira.

"Hmm.. bentar deh aku searching dulu


enaknya kemana."

600 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinai membawa dua gelas minuman dingin
ke ruang tengah. Meraih ponselnya yang ada
notifikasi, dari Awang.

"Ini Mas Awang chat katanya ke villa


Malimbu aja, kalau mau dia booking."

"Wahh bak bos emang mantap! yuk ke


Malimbu, kita bisa ke pantainya sebelum ke villa.
Kamu mau ke bukit malimbu Nai? One night aja
besok siang atau sore pulang. Mahen sore
pulangnya, Awang kapan?"

"Sore juga," kata Rinai.

Terdengar suara Devi di sambungan video


call Gladys.

601 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Ibuuu mau ikut ke Malimbu nggak, nginep
di villanya, gratis dari bapak Awang nih," ajak
Gladys riang.

...

Rinai menyadari dirinya bukan orang yang


penggemar traveling. Baik itu liburan ke negara-
negara indah atau berpetualang ke alam.
Namun melihat antusias orang Indonesia yang
mayoritas suka liburan ke luar negeri seperti
Paris, Turki atau mungkin kota-kota Eropa,
harusnya Lombok bisa menjadi destinasi yang
bisa sejajar dengan itu. Atau mungkin lebih.

Tak hanya Mataram dengan pantai yang


indah juga deretan resort mewah. Di 3 Gili yang
dikunjunginya kemarin saat bersama Yoga dan
Raesya, serta di dekat Pemenang pun
pemandangan alamnya selalu membuat takjub.
602 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Lombok adalah keindahan yang alami.
Diciptakan Tuhan dan disuguhkan alam dengan
seindah ini.

Hamparan pantai Malimbu membuat Rinai


merasakan bangga tinggal di Lombok. Langit
birunya berpadu dengan hamparan air yang
cantik. Pasir putih juga pepohonan hijau yang
memanjakan mata. Ditambah dengan bukit
Malimbu yang bisa merekam keindangan pantai
dari ketinggian.

"Beberapa temenku yang di Jakarta tanya,


kenapa aku nggak balik ke sana? This is my
answer, Lombok memberikan yang jauh lebih
baik dari yang aku butuhkan. Aku ngga perlu
lihat gedung departement store atau hotel
pencakar langit selama aku bisa melihat birunya
pantai."

603 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinai tersenyum menoleh ke Gladys. Kini
dia juga menyetujui itu. Rasanya ingin
menunjukkan indahnya Lombok ke orang-orang
Indonesia. Sehingga mereka jauh lebih bangga
saat liburan ke sini daripada ke luar negeri.

"Aduh tapi nanti gue nggak bisa pamer


liburan ke luar negeri dong. Mau pamer
ke store Gucci, beli tas Hermes gimana, kan
mau foto di private jet," tutur Devia dengan
nada manja dibuat-buat.

Sontak memicu tawa Gladys dan Rinai.

"Rasanya bangga bisa tinggal di Lombok,"


ungkap Rinai.

"Alam menyembuhkan," ujar Devi.

Membuat Rinai dan Gladys menoleh.

604 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Menyembuhkan dari dunia yang sudah
dipenuhi persaingan siapa yang lebih kaya, siapa
lebih sukses, siapa yang lebih cantik.
Menyembuhkan dari luka manusia yang saling
menyakiti. Setelah itu alam punya cara ampuh
untuk menyadarkan dan membuatmu jatuh
cinta dengan diri sendiri, secara sederhana
dirimu," tutur Devi.

Setelah puas menikmati waktu di Pantai


Malimbu, mereka menuju Malimbu Cliff Villa.
Awang sudah memesankankan villa-nya. Harga
menginap per malam cukup mahal namun
sangat sebanding dengan fasitilas yang ada.

"Tadi nggak berenang, mau berenang di


sini aja deh," ujar Gladys saat membuka pintu
kamar tempat mereka meningap.

605 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Ada kolam renang dengan pemandangan
pantai di kejauhan.

"Bapak Awang nggak tanggung-tanggung


milihin villa," komentar Devi.

Rinai memilih merebahkan badannya ke


bangku di dekat kolam renang. Angin sepoi
membuat hawanya lumayan sejuk meski masih
cukup terik di jam dua siang.

"Pesen makan yuk, laper," kata Rinaira.

"Diet mulai besok lagi nih ujungnya," ujar


Gladys yang ikut memesan makanan.

Rinai keluar dengan pakaian renang


panjang saat makanan sudah diantar. Ada sate
manggarai, steak, buah, kue-kue kecil hingga
spageti.

606 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Gladys duduk di tepi kolam menyantap
makanannya. Sedangkan Devia di bangku. Ibu
satu anak itu nggak ikut berenang karena
sedang haid.

"Apa aku ngajak Mahen honeymoon lagi


ya, kapan yuk nge-trip bareng ke Nusa Penida,"
ajak Gladys.

"Ya boleh kalau jadwal pak suami free.


Akhir tahun ajak kali ya, nanti aku bilang Edo
dulu," timpal Devi.

Rinai duduk di tepi kolam, mengambil


potongan semangka dengan garpu. Menikmati
indahnya pemandangan dengan hidangan
makanan lezat. Nggak pernah kebayang kalau
hidupnya akan seperti ini. Jika tidak menikah
dengan Awang, mungkin dia akan
menghabiskan hari-harinya mendekam di
607 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Jakarta. Office hour di store Rsyafa, beberapa
kali meet up dengan temen di mall lalu beberapa
bulan sekali pulang ke Jogja. Begitu rutinitasnya
terbentuk.

Menenggelamkan kakinya ke air, Rinai


lantas sepenuhnya masuk ke kolam renang.
Mengambil beberapa putaran berenang sebelum
menepi, melihat dari ketinggian pantai yang ada
di bawah.

"Aku fotoin Nai di situ," kata Gladys yang


sudah bersiap dengan ponselnya.

"Ayok foto bareng, yah tapi aku nggak


nyebur," ujar Devi yang juga mengarahkan
ponsel untuk selfie.

...

608 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Menjelang magrib, Rinai sendirian ke toko
pakaian yang terletak di depan villa. Membeli
celana panjang, dirinya hanya membawa satu
baju untuk besok. Sementara celananya tadi
basah sewaktu di Pantai Malimbu. Ada toko baju
di samping villa. Langkahnya terhenti saat ada
yang memanggil namanya.

"Rinaira?"

Membuat Rinai sontak menoleh dan


membeku sesaat. Sama sekali tak menyangka
akan bertemu mantan kakak iparnya di sini. Ada
kekagetan di wajah Valerie, sebelum wanita itu
mengukir senyum tipis.

"Aku denger kamu memang tinggal di


Lombok setelah menikah. Nggak nyangka
ketemu di sini."

609 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinai berusaha mengukir senyum tipis dan
menjawab sopan.

"Iya mbak, Mbak Val lagi liburan?" tanya


Rinai.

"Iya, Mas Hedi sama Maura di villa deket


sini."

Rinai mengangguk kecil dan sedang


memikirkan kata untuk berpamitan saat
pertanyaan Valerie yang terkesan ragu
membuatnya kaget.

"Kamu sama Awang?"

Pernikahannya dengan Awang hanya


diketahui keluarga dan sahabat dekat. Pun
sampai saat ini Rinai dan Awang masih belum
mengunggah foto bersama.

610 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Bagaimana kakak Dhito itu tahu nama
suaminya Awang?

Rinai bahkan belum mampu mencerna saat


kata-kata Valerie selanjutnya membuatnya
semakin kaget.

"Beberapa waktu lalu Dhito ketemu Awang


kan?"

611 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~IIIg

"Mbak Val ada waktu sebentar?"

Saat itu Rinai urung bertanya tentang


Dhito pada Awang. Melihat sang suami yang
masih begitu terluka menceritakan tentang
bapak. Langkah kaki Rinai agak ragu saat
mengajak Valerie menuju sebuah tempat makan
di tepi jalan. Harusnya dia menunggu Awang
dan menanyakan langsung ke sang suami.
Seperti yang selama ini Awang bilang. Namun
prasangka buruk dalam benak Rinai
mendorongnya untuk mencari tahu lebih dulu.

612 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinai duduk di depan Valerie. Menatap
beberapa saat pada kaca di sampingnya saat
Valerie menghubungi sang suami untuk izin
keluar sebentar.

"Rinai, Mbak minta maaf untuk yang dulu-


dulu saat kamu masih bersama Dhito. Mungkin
Mbak ada salah sama kamu, juga keluarga,"
tutur Valerie membuat Rinai menoleh.

Rinai menggeleng pelan sembari mencoba


mengukir senyum kecil.

"Nggak papa mbak, semua udah masa


lalu."

Dirinya mengambil jeda sebelum mulai


bertanya. Ada gumpalan besar yang seolah
menyumbat kerongkongannya.

613 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Mbak, kenal sama Mas Awang?"

Kali ini giliran Valerie yang agak kaget.


Sebelumnya Rinai tahu Valerie bertemu dengan
Awang sekali di pernikahan teman Awang kala
itu.

Anggukan pelan Valerie membuat detak


jantung Rinai berdegup cepat. Jari-jarinya
terjalin di pangkuan menantikan kata-kata
Valerie.

"Kami saling mengenal, aku, Awang,


Dhito," lirih Valerie dengan senyum getir di
sudut bibir.

Rasa sakit mulai merambati hati Rinaira.


Menyadari sepertinya kenal yang Awang maksud
dengan Dhito tak hanya sebatas penyewa yacht.

614 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Awang belum cerita ke kamu?"

Terlihat di raut Valerie yang agak bingung.


Meneguhkan hatinya, Rinai kembali bertanya.
Melangkah lebih jauh untuk mengetahui apa
yang sebenarnya terjadi tanpa
sepengetahuannya.

"Bagaimana Mbak dan Mas Dhito bisa


mengenal Mas Awang?"

Valerie tak lantas menjawab. Melihat Rinai


dengan tatapan segan untuk menjelaskan. Pun
merasa bersalah jika ternyata menjadi pihak
yang membocorkan masalah ini.

"Rinai, aku minta maaf jika


mengatakannya. Sama sekali nggak bermaksud
buruk untuk pernikahan kamu. Aku pikir Awang
sudah cerita," tuturnya.

615 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinaira mengangguk pelan, memahami jika
mantan kakak iparnya itu tak ada niatan buruk.

"Pertemuan kita kali ini, Mas Awang nggak


akan tahu. Aku harap Mbak Val juga nggak
cerita apa-apa ke Mas Dhito," pinta Rinaira.

Rasa bersalah semakin terlihat di wajah


Valerie. Menyadari mungkin Rinai akan terluka
dengan fakta yang tak bisa diubah.

"Ayah kandung Awang, Bapak menikah


dengan ibuku dan Dhito."

Rasa sakit merambat dengan cepat


memenuhi hati Rinaira sampai sesak. Memicu
rasa sakit hingga ke kedua matanya.

"Kami saudara Nai," kata Valerie.

616 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Pikiran Rinai masih menerima fakta
mengejutkan tersebut. Hingga satu kalimat
terus berulang di kepalanya.

Awang bersaudara dengan Dhito.

Bagaimana mungkin dia tidak tahu


apapun?

Bagaimana bisa Awang menyembunyikan


hal sebesar itu darinya.

Hingga ke pernikahan berjalan hampir lima


bulan, Awang masih bungkam. Rasa sakit lain
muncul karena Rinai merasa dibohongi,
dikecewakan juga tak dihargai. Kedua matanya
berkaca-kaca menahan tangis.

"Ibu istri kedua dari bapak, ibu Awang istri


pertamanya. Tapi aku dan Dhito nggak memiliki

617 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
hubungan darah sama sekali dengan Awang.
Kamu sudah tahu kalau bapakku sama Dhito
sudah meninggal sejak kami kecil kan Nai," jelas
Valerie.

Meski ada satu kelegaan Awang dan Dhito


tak memiliki darah keturunan sama. Namun
fakta keduanya saudara karena hubungan ayah
membuat Rinai terlanjur merasakan sakit.
Terlebih ketika dirinya sama sekali tidak
diberitahu.

"Hubungan Awang denganku dan Dhito


memang nggak bagus. Awang sangat marah
saat tahu bapak punya istri lain. Mungkin yang
ini kamu sudah tahu. Awang sampai pergi dari
Jogja bertahun-tahun."

Kedua kelopak mata Rinai memejam


sesaat. Menghalau air mata yang semakin
618 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
merebak. Semuanya terlalu rumit dan
menyakitkan untuknya.
Ditatapnya Valerie dengan mata berkaca-kaca.

"Jadi Awang sudah tahu sejak awal jika


aku mantan istri Mas Dhito, saudaranya. Pun
Mas Dhito juga tahu aku menikah dengan Mas
Awang?"

Valerie tak mengangguk pun menggeleng.


Namun diamnya ibu dua anak itu membuat Rinai
sudah tahu jawabannya. Senyum getir terbit di
sudut bibir Rinaira.

"Apapun yang berkaitan dengan


pernikahan kamu dan Awang atau mungkin
masa lalu kamu bersama Dhito, Mbak nggak
punya hak untuk menjelaskannya Nai," tutur
Valerie.

619 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
...

Sejam lebih sampai Rinai kembali ke


kamar. Menjaga dirinya untuk tetap bersikap
biasa saat ada Gladys dan Devi yang sedang
menonton film di luar. Rinai menyapa sekilas
lalu mendekam di kamar mandi. Air mata yang
sedari tadi ditahannya tumpah begitu saja. Rinai
duduk di lantai dengan pakaian yang masih
terpakai. Air dari shower yang sengaja
dinyalakannya untuk menyamarkan suara tangis
membasahi telapak kaki hingga naik ke bajunya
yang kuyup.

Rasa sakit di dadanya semakin menjadi.


Kekecewaan itu membesar hingga berujung
amarah. Apa dia hanya boneka yang
diperebutkan lalu dibuang. Apa dirinya memang
sebodoh itu sampai tak tahu apa-apa.

620 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Bagaimana bisa orang yang sangat
dipercayainya, suaminya sendiri
membohonginya sedemikian besar. Sampai saat
ini Rinai bahkan tak tahu sebenarnya sosok
Awang. Awalnya dia merasa cukup untuk saling
belajar mengenal seiring waktu. Namun ternyata
dia salah, dia yang tak tahu apapun sementara
Awang sangat tahu tentangnya sedemikian
dalam.

Tangannya bergetar karena tangis dan


dingin. Pun dadanya sakit karena sesak. Air
matanya tak berhenti meski sakit dirasakan di
kedua matanya.

...

Matanya berat saat terbuka perlahan. Atap


putih dari ruangan luas yang berbulan-bulan itu
menjadi kamar tidurnya. Rinai kembali
621 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
memejamkan mata berharap dirinya baru saja
bermimpi. Namun raut khawatir Devi dan Gladys
tadi pagi saat melihatnya dengan mata sembab
membuatnya bersalah. Karena terpaksa
berbohong dan mengajak pulang pagi sekali.
Rencana untuk jalan-jalan hingga sore terpaksa
batal. Bagaimana dia bisa senang-senang
liburan ketika mood sedang tidak baik.

Jam dinding menunjukkan pukul setengah


dua. Sesampainya di rumah pukul sembilan,
Rinai segera merebahkan diri untuk tidur.
Kepalanya terasa pusing, matanya berat karena
sembab banyak menangis. Setelah penuh sesak
hingga sakit. Kini kepala dan hatinya terasa
kosong.

622 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Diraihnya ponsel di nakas yang sedari tadi
di-silent. Ada dua panggilan tak terjawab dari
Awang juga chat dari lelaki itu.

Jaehian Awang

Satu nama itu mematik rasa sakit lagi di


hati Rinaira. Hingga kini dirinya masih belum
tahu bagaimana harus bersikap jika nanti
berhadapan dengan sang suami. Berpura-pura
menganggap seolah dia tak tahu apa-apa.
Apakah itu yang harus keduanya lakoni dalam
rumah tangga mereka.

Sampai kapan?

...

Rinai menyibukkan diri di dapur, berusaha


mengulas senyum kecil yang hambar saat

623 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang pulang. Tatapan lelaki itu berubah lekat
menangkap ada yang berbeda. Rinai segera
mengalihkan pandangan dengan masakan tumis
sawinya. Mata sembabnya sudah berusaha
ditutupi dengan foundation, namun tak bisa
membantu banyak.

"Ada apa?"

Suara Awang bernada datar ketika


bertanya. Rinai tak berbalik, menjawab dengan
nada dicoba biasa.

"Apanya? kamu mandi dulu aja sekalian


nunggu aku selesai masak," kata Rinai.

"Aku tanya kenapa?" ulang Awang kali ini


dengan nada penekanan di kata-katanya.

624 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Kerongkongan Rinai tercekat sakit. Tak ada
kata-kata yang keluar dari bibirnya yang tergigit
menahan diri. Dia tahu kedua matanya yang
sembab jelas tak akan bisa membohongi Awang.

"Aku nggak mau kita bertengkar Rinai."

Rinai berbalik dan meletakkan piring berisi


tumis sawi. Menatap sang suami dengan
senyum yang tak sampai di matanya.

"Aku juga nggak mau kita bertengkar,


makanya aku lagi pura-pura."

Kalimat itu mematik emosi di wajah Awang


yang menjadi dingin. Rasa sakit yang tadinya
dikira sudah lelah dirasakan, kembali muncul
menyesaki dada Rinaira. Dia seolah tak
mengenal pria yang berdiri bersekat meja

625 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
dengannya. Dia bukan Awang yang menjadi
suaminya, Awang yang tak dikenalinya.

"Jadi mau gimana? Aku akan berlagak


bodoh tak tahu apa-apa tentangmu. Tentang
apa yang kamu sembunyikan. Itukan maumu?
aku nggak perlu tahu soal kamu dan Maa Dhito
bersaudara. Segampang itu aku kamu bodohi
ya," tutur Rinai dengan getar dalam suaranya.

Awang membeku di tempatnya berdiri.


Rahang lelaki itu mengeras. Meski ada
kekagetan di wajahnya, namun dengan cepat
disembunyikannya. Seolah cepat atau lambat
memang harus menghadapi momen ini.
Menorehkan luka untuk satu sama lain.

626 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~IIIh

Detik yang berlalu di antara keduanya


terasa menyesakkan. Tatapan Awang tajam di
iris Rinaira. Membuat Rinai lebih dulu
mengalihkan pandangan, duduk di barstool
depan Awang. Namun pandangannya nanar
menatap masakannya yang tak lagi terlihat
menggugah selera.

"Darimana kamu tahu?" tanya Awang


dengan nada rendah.

Bukan dengan nada tinggi pun sikap kasar,


namun Rinaira tahu ada kemarahan yang coba

627 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
ditekan. Bukannya menjawab, Rinai justru
melontarkan pertanyaannya sendiri.

"Jadi benar? kalau aku nggak tahu lebih


dulu, sampai kapan kamu mau
menyembunyikannya dariku?"

Ada kegetiran dalam pertanyaan Rinaira.


Rinai tak mau ada pertengkaran di rumah
tangganya yang masih terbilang baru. Namun
dia bahkan sudah di tahap tak tahu harus
bagaimana. Saat pikirannya tak bisa
memutuskan dengan benar. Yang dirasakan
hatinya terlampau sakit.

Awang memejamkan mata dan mengusap


wajahnya kasar. Pandangannya nanar tak
berfokus.

628 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Aku memang sepengecut itu untuk
memberitahumu. Karena aku sendiri sangat
ingin melupakan kenyataan aku dan dia
bersaudara," tutur Awang.

Mengetahui kemarahan Awang saat


ayahnya memiliki istri kedua, membuat Rinai
paham bagaimana suaminya juga tak suka
dengan Dhito dan keluarganya.

"Jika kamu tahu sejak awal, apakah kita


..."

Kalimat Awang terjeda tak selesai,


membuat Rinai mendongak. Mengetahui apa
yang ditanyakan sang suami.

Jika dia tahu sejak awal, apakah dirinya


akan menerima pinangan Awang?

629 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Satu kalimat itu memukul ulu hatinya
dengan keras.

Jika dia tahu sejak awal, apakah mereka


bisa bersama?

Rinaira memejamkan matanya yang perih


saat bayangan bagaimana pandangan keluarga
pun orang-orang jika tahu. Bagaimana keluarga
Dhito menilainya. Dia bercerai dengan Dhito dan
menikahi saudaranya. Perceraian dan status
janda yang selama ini disandangnya sudah
nyaris membuat Rinai tak berani membuka diri.
Interaksinya dengan orang-orang seolah
tertutup.

Jika Awang memberitahunya sejak awal,


apakah keduanya tetap akan menikah?

630 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Satu tetes air mata gagal ditahan Rinai,
turun membasahi pipinya. Saat kemungkinan
jawaban pertanyaan itu melintas di benaknya.

Awang terdiam di duduknya menatap sang


istri menangis. Tangannya menggenggam erat.
Namun kakinya kaku untuk melangkah
mendekat. Sayat tak kasat mata membuat
dadanya terasa perih.

"Apa yang kamu ketahui setelahnya hanya


akan membuatmu terluka," kata Awang.

Rinai menghalau cepat airmatanya yang


turun. Tak bersuara dengan apa yang dikatakan
Awang. Namun bahkan sebelum sang suami
mengatakan apa yang terjadi, hatinya sudah
sesakit ini.

631 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Kami nggak punya bapak kandung yang
sama," ungkap Awang.

Lelaki itu menatap nanar pada Rinaira.


Entah lebih melukai siapa kata-kata yang keluar
dari bibirnya.

"Aku, ibu dan Mayang nggak pernah mau


tahu apapun dengan keluarga bapak yang lain.
Tak pernah secara sengaja untuk bertemu, lebih
memilih tak saling mengenal. Itu yang lebih
baik. Namun di sisi lain, rasa sakit hatiku terlalu
besar. Aku ingin mengetahui orang-orang yang
sudah merusak keluargaku. Sampai kemudian
aku tahu Dhito, kakaknya dan ibunya. Pun
sebaliknya, Dhito juga mengetahui soal aku.
Mungkin rasa benci kami sama. Kami memilih
tak saling bersinggungan," tutur Awang.

632 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Pandangan Rinai terangkat menatap sang
suami. Kalimat demi kalimat Awang menyusup
menyakitkan di pikiran dan dadanya.

"Mayang tahu?" tanya Rinai lirih.

Anggukan pelan Awang membuat dada


Rinai seolah dicengkeram hingga menyesakkan.

Mayang sejak awal tahu soal Dhito?

Mayang bahkan datang ke pernikahannya


dan bersikap seolah tak mengenal Dhito. Meski
Rinai juga sempat bingung saat sahabatnya itu
selalu menolak saat diajak ketemuan jika
mengajak Dhito.

Kepala Rinai terasa pening. Matanya


memejam beberapa saat. Menghalau air

633 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
matanya yang mendesak untuk tumpah.
Suaranya terdengar serak di telinganya sendiri.

"Siapa lagi yang tahu?"

Awang membalas tatapan Rinai dan


melewatkan beberapa detik untuk tak
menjawab. Sikap itu mematik rasa sakit yang
lebih besar di diri Rinai. Mengetahui jika jawaban
Awang akan lebih melukainya. Dua kata dari
laki-laki yang menikahinya itu membuat air mata
Rinai lolos ke pipi.

"Ayah kamu."

Rinaira berdiri dari kursinya. Mengginggit


bibirnya kuat saat rasa sakit dan sesak di
dadanya tak lagi mampu dia tahan.

Papa

634 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Langkah Rinai mundur terhuyung,
kepalanya menggeleng pelan. Tak mau
mempercayai apa yang Awang katakan. Rasa
sakit hati dan kecewa bertubi-tubi dirasakannya.
Awang yang merahasiakan darinya. Mayang
yang sudah sejak awal tahu. Sekarang bahkan
keluarganya, papanya.

"Kenapa kamu sejahat itu sama aku?"


kalimat itu dikatakan Rinai dengan air mata
yang turun.

Rinai kembali mundur saat Awang berdiri


dan mencoba mendekat.

"Apa aku sebodoh itu bagi kamu? dan


kamu menganggap aku sebagai istri?" lanjut
Rinai dengan getar suara.

635 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Tangisnya semakin tak terbendung. Kali ini
Rinai tak menahannya.

Ada luka di kedua iris kelam Awang. Kedua


kakinya terpaku di tempat saat Rinai menjauh
enggan didekati. Rasa sakit yang dilihatnya jelas
dari sang istri, membuatnya berkali-kali lipat
merasakan yang sama.

"Jika aku mengatakannya di awal, kamu


nggak akan mau, bahkan untuk membiarkanku
mendekat," kata Awang getir.

Kedua pasang iris yang sama-sama


menampilkan luka itu saling tatap.

"Sekarang, apapun yang terjadi aku nggak


akan pernah melepaskanmu. Meski itu harus
melukaimu."

636 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
...

Kepala Rinai terasa pening saat matanya


mengerjap perlahan. Kamarnya masih gelap
meski Rinai tahu sekarang sudah beranjak siang.
Diraihnya ponsel di nakas yang menunjukkan
pukul setengah sepuluh.

Setelah pertengkaran mereka semalam,


Rinai mendekam di kamar mengunci pintu. Rinai
tak tahu jam berapa dia ketiduran setelah lelah
menangis. Namun pasti berjam-jam melihat
sembab di matanya. Rinai tak membukakan
pintu kamar, membiarkan Awang tidur di luar.
Meski tahu Awang pasti juga punya kunci
cadangan. Namun cukup memberi waktu
dengan tidak memaksa masuk kamar.

Sebaris chat dari Awang tak berniat Rinai


baca. Mengingatkan untuk makan. Perutnya
637 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
melilit perih karena sejak semalam belum
makan. Namun tak ada niatan mengisi perut.

Rinai berjalan telanjang kaki menyibak tirai


kamar. Langit biru Pemenang menjadi
pemandangan yang pertama dilihatnya.
Menginjak lima bulan sudah dia tinggal di
Pemenang.

Rasa rindu menyelip di hatinya. Dia rindu


rumahnya di Jakarta. Saat ini yang
dibutuhkannya hanya ingin sendirian. Menelaah
satu demi satu fakta menyakitkan yang baru
diketahuinya.

Rasa sakit di hatinya kembali menyeruak.


Ternyata dia tak tahu apapun tentang lelaki
yang menikahinya. Kini Rinai merasa dia terlalu
gegabah memutuskan menerima Awang.

638 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Namun benar kata Awang, seandainya pun
dia tahu sejak awal, mungkin tak akan pernah
ada pernikahan ini. Mungkin mereka hanya
saling sapa sesaat. Lalu tak pernah lagi
bersinggungan. Rinai akan menjalani
rutinitasnya biasa. Bekerja di Rsyafa, pulang,
sendirian di rumah, begitu hari-harinya.
Sementara Awang akan kembali ke Lombok.
Menjalani hidupnya sendiri.

Tak akan ada pernikahan, tak ada hari ini.

Apakah dengan begitu yang lebih baik?

Apa itu yang diinginkannya?

Air mata kembali jatuh di pipi Rinaira. Dia


benci dibohongi, apalagi oleh orang-orang yang
paling dekat dengannya. Awang, Mayang
bahkan juga papa.

639 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Terlebih ketika orang-orang tahu jika
dirinya bercerai dengan Dhito lantas menikah
dengan Awang yang ternyata saudara. Apa
pandangan mereka melihatnya.

Dering ponsel memecah lamunan Rinai.


Nama Sarah terpampang di layar. Hari ini Rinai
bahkan lupa mengabari jika tidak ke store.

"Mbak Rinai, aku di depan," kata Sarah.

Rinai sontak menatap le layar di samping


pintu kamar. Melihat cctv dan mendapati Sarah
di luar gerbang, berdiri di samping motornya.

"Tunggu bentar ya Sar," ujar Rinai


mematikan panggilan.

Meski keinginannya adalah kembali rebah


di kasur, namun Rinai menyeret kakinya ke

640 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
kamar mandi untuk mencuci muka. Terkesiap
mendapati sembab di matanya yang begitu
terlihat. Rinai memakai kardigan dan kacamata
turun membukakan gerbang.

"Baru bangun ya Mbak? aku ganggu nih."

"Sorry ya aku lupa ngabarin nggak ke


store."

Rinai mengajak pegawainya itu masuk ke


rumah. Mendapati plastik besar di meja. Ada
bubur ayam, sate hingga gorengan. Mungkin
Awang yang membelinya tadi pagi.

"Kata Mas Awang, Mbak Rinai sakit."

Rinai menarik kursi di ruang makan.


Memilih tak menanggapi karena tak tahu harus

641 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
mengatakan apa. Tak mungkin juga dia bilang
yang sebenarnya.

"Ini tadi Mas Awang nelpon, minta tolong


aku buat ke rumah sama bawa makanan buat
Mbak Rinai," kata Sarah.

Sarah meletakkan dua plastik di meja


makan. Mengeluarkan makanan di dalamnya.

"Aku beliin nasi ayam, ada salad juga."

Tangan Rinai mengeluarkan ponselnya


yang berdenting pelan tanda chat masuk. Ada
sebaris pesan yang terlihat di widget.

Jangan lupa makan

Jika Awang yang memintanya, Rinai sudah


pasti mengabaikan. Namun cara laki-laki itu
meminta Sarah ke rumah membuat Rinai mau

642 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
tak mau ikut membuka makanan rice bowl yang
dibelikan. Tak mungkin dia mengabaikan Sarah
yang tak tahu apa-apa, pun sudah sampai sini
untuk menemaninya makan.

Rinai kembali memasukkan ponselnya ke


saku piama. Tak membuka apalagi membalas
pesan Awang.

643 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~IIIi

Tak ada yang benar-benar dilakukan Rinai


seharian ini. Setelah Sarah pulang, dirinya
kembali mendekam di kamar. Tidur, mandi dan
kini rebahan sembari main ponsel. Suara pintu
kamar yang dibuka membuat Rinai menyesal
karena lupa mengunci. Awang dengan pakaian
kerja masuk ke kamar. Rinai masih tak menoleh
dan menggulir asal postingan-postingan di
Instagram Rsyafa.

"Mau makan di luar?" tanya Awang


menatap sang istri yang tiduran di ranjang.

Namun tak ada jawaban dari Rinaira.

644 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Aku mandi dulu, kita makan malam di
luar," kata Awang setelah Rinai tetap bungkam.

"Aku nggak lapar," jawab Rinai


menghentikan langkah Awang ke kamar mandi.

Pandangan Awang menuju ke sang istri


yang masih membelakanginya. Mulutnya
terbuka namun urung mendebat, memilih
membersihkan diri ke kamar mandi.

Setelahnya, Rinai beranjak dari kasur,


keluar kamar. Bukan ke dapur, namun
langkahnya menuju lantai tiga, rooftop. Langit
malam ini sedikit mendung.

Jari Rinai mencari satu nama di kontak


ponselnya. Namun jeda untuk menekan
panggilan. Kepalanya tertunduk di lutut.
Pikirannya masih kacau. Hingga kini dirinya

645 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
belum bercerita pada siapapun.
Menghembuskan nafas panjang, Rinaira
menekan panggilan pada satu nama di
phonebook. Menunggu untuk tersambung.

"Mama," panggil Rinai pelan.

"Iya nak, ada apa?"

Suara lembut dari sang ibu membuat Rinai


ingin menangis. Dia merindukan mamanya,
merindukan pelukan hangatnya yang
menenangkan.

"Rinai, gimana keadaan kalian? sehat-


sehat?" tanya sang mama saat Rinai tak
menjawab.

"Iya Ma, aku cuma kangen," ujarnya.

646 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Jeda terlewat beberapa detik dihiasi
keheningan. Rinai mencoba suaranya untuk tak
terdengar sendu. Tak mau membuat sang
mama khawatir.

"Mama juga kangen, kemarin nggak bisa


ikut Rae ke Lombok. Nanti kalau Raesya lahiran
pulang ya," kata mama.

Suara langkah membuat Rinai mendongak.


Mendapati Awang dengan rambut basah sehabis
mandi. Lalu kembali mengalihkan pandangan ke
pohon kamboja di sudut rooftop.

"Ya udah, sehat-sehat ya kalian di sana,"


ujar sang mama sebelum mengakhiri panggilan.

Jam di ponselnya menunjukkan pukul


delapan lewat. Perutnya sakit karena terakhir
diisi sewaktu dengan Sarah tadi pagi.

647 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Ayo cari makan," ajak Awang.

"Bisa kamu aja yang beli? aku lagi males


keluar," kata Rinai.

Dia masih tak bernafsu makan. Namun


juga malas untuk mendebat Awang dan memicu
pertengkaran yang lain. Sehingga hanya itu
yang bisa dikatakannya.

Awang terdiam menatap lekat ke Rinai


yang masih tak mau menatapnya.

"Mau makan apa?" tanya Awang akhirnya.

"Apa saja," balas Rinaira malas-malasan.

Langkah Awang kembali terhenti


mendengar perkataan Rinai.

648 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Aku akan tidur di kamar bawah, aku
butuh waktu sendiri."

Kali ini tatapan Awang berubah tajam.


Rinai masih menatap kosong dengan sikap
dinginnya. Menghela nafas pelan, Awang
berbalik turun tak menanggapi perkataan sang
istri.

Sementara Rinaira masih mendekam


sendirian setelah Awang pergi. Sakit hati masih
menguasainya, rasa kecewanya belum juga
berkurang. Waktu, saat ini itu yang
dibutuhkannya. Mungkin juga dibutuhkan
Awang. Waktu dan ruang untuk rumah tangga
mereka.

Rinai sudah kembali ke kamar saat Awang


membuka pintu dan membawa sebungkus nasi

649 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
goreng, meletakkan di meja. Sedangkan Rinaira
duduk bersandar di ranjang.

"Tidur saja di kamar, aku yang tidur di


luar."

Setelah mengatakannya, Awang lantas


berbalik keluar dan menutup pintu. Tak
menunggu balasan Rinai.

Sewaktu awal pernikahan, Rinai juga


merasakan canggung dengan Awang. Namun
sikap keduanya kali ini jauh lebih buruk, bukan
canggung namun menjaga jarak dan dingin satu
sama lain.

...

"Rinaiii!"

650 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Suara riang Gladys terdengar membuat
Rinai dan beberapa pegawainya menoleh. Dua
hari Rinai absen ke store. Ini sudah hari ketiga,
dirinya kembali bekerja. Meski kondisi rumah
tangganya dengan Awang masih belum
membaik.

"Aku bawa donat," kata Gladys yang


menenteng plastik putih.

Wanita itu lalu menyerahkan ke Sarah dan


meminta untuk dimakan bersama para pegawai
yang lain. Lalu berjalan mendekati Rinai yang
duduk di bangku dengan leptop menyala.

"Sibuk amat Bu," komentar Gladys.

"Enggak, ke atas aja yuk," ajak Rinaira.

651 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Di lantai tiga lebih sepi, tempat para
karyawan biasa istirahat. Juga
ada rooftop tempat bersantai.

"Nanti malam kosongin jadwal ya," ujar


Gladys dengan senyum lebar.

Wajahnya yang berseri menunjukkan


kebahagiaan wanita itu.

"Ada apa?" tanya Rinai mengambil sebuah


donat matcha.

"Happy anniversary aku sama Mahen, dua


tahun. Nggak ada apa-apa sih, cuma makan-
makan aja di rumah."

Rinai terdiam beberapa saat setelah


mendengar undangan Gladys. Datang ke acara
itu berarti juga harus datang bersama Awang.

652 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Padahal seminggu ini interaksi mereka benar-
benar di titik paling buruk. Belum lagi jika
bersama yang lain, mana mungkin keduanya
menampilkan sedang bertengkar dan aksi saling
diam.

Rinaira mencoba mengulas senyum kecil.

"Selamat yaa," ujarnya.

"Jangan lupa nanti habis isya ke rumah


ya," balas Gladys dengan senyum lebar.

Jika begini mana mungkin Rinai menolak.


Dia juga tak punya alasan untuk tak datang.
Terlebih selama di sini, Gladys sudah begitu
baik.

...

653 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang tiba di rumah setelah magrib. Lelaki
itu mengambil segelas air minum, melewati
Rinai yang duduk di barstool. Tak ada sapaan
yang keluar dari keduanya. Rinai pura-pura
menyibukkan diri dengan ponsel. Sementara
Awang berdiri di dekat kulkas.

"Gladys sama Mahen ngundang ke rumah,"


kata Awang pelan.

Membuat Rinai mendongak menatap sang


suami. Lalu mengangguk kecil dan kembali
menekuri ponsel.

"Aku nggak enak kalau nggak dateng," ujar


Rinai tanpa memandang sang suami.

Awang meletakkan gelas kosong ke bak


cuci piring. Tangannya terulur mengambil donat
di depan Rinaira.

654 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Ya kenapa harus nggak datang," balas
Awang.

Rumah Gladys tak seramai yang dikira


Rinaira. Keduanya sampai pukul delapan. Rinai
membawa goodie bag putih hadiah
untuk anniversary Gladys dan Mahen.

"Masuk Rinai, Awang, yang lain udah di


dalam, ke taman aja," sambut ibu Gladys
hangat.

Rinaira menyalami sopan diikuti Awang.

"Hai Nai," sapa Devia dan Edo yang


menempati sebuah bangku di taman.

Rinai dan Awang lantas mendekat.

"Dari tadi?" tanya Rinai yang mengambil


duduk di hadapan Devi.

655 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Nggak, baru aja."

Rinai mengangguk dan mengulas senyum


kepada seorang wanita dan pria yang juga ada
di meja panjang itu. Pasangan yang Rinai belum
kenal, namun sepertinya Awang sudah
mengenal. Karena laki-laki itu sudah mengobrol
santai.

"Jadi ini istrinya? dikenalin dong Wang,


diumpetin mulu nih," komentar wanita berambut
pendek yang duduk di sisi meja.

Awang menoleh ke Rinaira yang duduk di


sampingnya.

"Ini Felicya sama suaminya, Januar.


Temen main juga, tinggal di Mataram," kata
Awang mengenalkan.

656 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinaira mengulurkan tangannya
berkenalan.

"Kabarin ya kalau ke Mataram, nanti jalan-


jalan bareng," ujar Felicya.

"Haii makasih yaa udah pada dateng."

Gladys yang baru keluar rumah menyalami


tamunya satu persatu, diikuti Mahen.

"Aduh, thank you Rinai," ujarnya saat Rinai


mengulurkan hadiah.

"Makan-makan ambil sendiri ya. Santai aja,


ini acaranya emang cuma makan aja," kata
Mahen.

Seorang pria bersama wanita lain lantas


datang, teman Mahen. Rinaira menggeser
duduknya di bangku panjang, memberi ruang

657 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
duduk. Menjadikannya duduk berdekatan
dengan Awang.

"Hai, Jessica."

Rinai membalas uluran tangan Jessica dan


berganti menyebutkan namanya. Malam itu
dihiasi mengobrol santai sembari makan. Rinai
menggeleng pelan saat Awang menyodorkan
sepiring lobster bakar.

"Mau apa? beef?"

Awang yang lantas mengambil piring lain


berisi fillet beef bakar. Mengambilkan beberapa
di piring Rinai.

"Ke Rinjani yuk kapan?" ajak Edo.

"Yuk yuk... lusa gimana? eh tapi aku nggak


naik, ke villanya aja," sambut Gladys antusias.

658 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Wahh yukk, iya lusa aja," timpal Jessica.

Rinai mengambil gelasnya yang berisi jus


jeruk. Lalu mendorong piringnya yang masih
sisa beef dan sosis ke dekat piring Awang.

"Kenapa?" tanya Awang pelan, menoleh ke


Rinaira.

"Habisin, perutku mual," kata Rinaira lirih.

Perutnya terasa bergejolak. Nafsu


makannya turun drastis beberapa hari ini.

"Karena kamu makannya nggak teratur,


maag kamu kambuh. Tambah diet-diet pula,"
omel Awang pelan.

Rinaira tak membalas, menggeleng saat


Awang menyodorkan piring berisi potongan
buah-buahan.

659 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Hingga pulang ke rumah perutnya masih
terasa mual. Namun tak sampai muntah. Jam
dinding menunjukkan pukul setengah 12 saat
Rinai keluar kamar. Ingin mengambil air putih.
Namun langkahnya terhenti di ruang tv depan
kamarnya.

Awang tidur di sofa panjang dengan tv


menyala. Beberapa hari lalu saat Rinai
mengatakan ingin tidur terpisah, dia kira Awang
akan tidur di kamar lain. Masih ada satu kamar
di lantai dua, juga ada dua kamar kosong di
lantai satu. Tapi laki-laki itu memilih tidur di
ruang tv depan kamar. Mengusik hati Rinai yang
tak tega. Ada satu bantal yang dipakai Awang.
Kedua kakinya naik di lengan sofa. Pasti tidurnya
tak nyaman dengan posisi begitu, ditambah sofa
yang sempit. Tak ada selimut yang dipakai.
Lelaki itu memang tak suka tidur dengan
660 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
selimut, karena mudah gerah. Sementara jika di
kamar, Rinai yang nggak terlalu tahan jika AC
terlalu dingin. Jadi biasanya Awang yang
mengalah.

Beberapa saat berdiri diam di sisi sofa,


Rinai kembali berjalan ke dapur. Mengambil
minum dan kembali ke kamar. Bukannya lanjut
tidur tapi meraih ponsel. Mungkin ada pekerjaan
yang bisa dilakukannya. Selain nafsu makan
turun, pola tidurnya juga terganggu. Dia mudah
ngantuk di sekitar jam sembilan, lalu terbangun
tengah malam. Biasanya baru bisa tidur lagi jam
tiga-an.

Tangannya yang meraih ponsel terhenti


saat menemukan pesan dari nomor yang tak di-
save. Namun sekilas, Rinai samar teringat

661 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
nomor tersebut. Dulu menjadi nomor yang
dihafalnya di luar kepala.

Jarinya terasa dingin saat membuka pesan


yang masuk.

'Rinaira, bisa kita bertemu berdua? Aku


di Lombok.'

662 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~IIIj

Rasa sesak perlahan menyelimuti dadanya.


Rinai ingin melarikan kakinya kembali ke rumah.
Ada perasaan bersalah yang membebani
hatinya. Dia ingin kembali pulang, namun
kakinya terasa kaku di tempat.

Pandangannya mengarah ke hamparan


pantai di kejauhan. Segelas minuman dingin
yang dipesannya belum tersentuh.

"Mbak Val bilang ke aku."

Sebuah suara dari pria yang dulunya selalu


dia dengar setiap hari. Suara yang kini
mengingatkan akan rasa sakitnya.
663 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Maaf karena harus seperti ini," ujar Dhito.

Pandangan Rinai beralih sembari


menghembuskan nafas panjang. Ditatapnya pria
berkemeja pendek biru tua di depannya. Namun
bibir Rinai masih terkatup rapat.

"Kamu sudah tahu kalau aku dan Awang


bersaudara?" tanya Dhito.

Rinai menjawab dengan anggukan pelan.


Wajah Dhito terlihat muram. Seolah ada beban
yang disembunyikannya.

"Apapun yang berkaitan denganku dan Mas


Awang itu akan menjadi urusan kami," kata
Rinai untuk kali pertama.

664 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Menguatkan suaranya agar tak kentara
bergetar. Tenggorokannya tercekat saat satu
demi satu kata keluar dari bibirnya.

"Ada yang ingin aku tanyakan padamu...


ini soal masa lalu kita. Aku ingin hidup tanpa ada
beban dengan masa lalu, itu kenapa aku
menyetujui bertemu," kata Rinaira.

Karena perlahan Rinai paham, masalah


yang sedang dihadapinya tak hanya soal dirinya
dan Awang. Namun juga dengan masa lalu yang
melibatkan Dhito. Rinai bergidik membayangkan
jika Awang tahu dia menemui Dhito tanpa
seizinnya. Akan seberapa marah lelaki itu.
Namun Rinai ingin menguraikan kerumitan ini
satu per satu. Bukan hanya dengan Awang,
namun juga masa lalunya dengan Dhito.

665 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Sehingga langkahnya ke depan tak lagi
tersandung-sandung masa lalu.

Tangan Rinai saling menggenggam dingin


di pangkuan.

"Saat menikahiku, apa kamu tahu kalau


aku dan Mas Awang saling kenal?"

Pertanyaan itu menghantui Rinai sejak


beberapa hari lalu. Berbagai pikiran buruk
membuat kepalanya penuh dengan asumsi.

Dhito tak menjawab dan mengambil jeda


beberapa saat. Menatap Rinaira di manik mata.
Ada penyesalan yang dilihat Rinai di iris mantan
suaminya. Samar menggores luka di hatinya.
Menyadari jawaban Dhito setelahnya akan
melukainya lebih dalam.

666 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Hubunganku dan Awang nggak baik sejak
awal. Aku paham jika di posisinya, siapa yang
menerima ayahnya punya istri lain. Kita
dipertemukan dengan posisi yang sama-sama
sulit. Sehingga jalan satu-satunya memilih
berpura-pura tak mengenal," tutur Dhito.

Rinai menikah dengan Dhito setelah enam


bulan ayah lelaki itu meninggal. Dhito memang
mengatakan jika ayahnya saat itu bukan ayah
kandungnya. Sedangkan ayah kandungnya
sudah meninggal saat umurnya masih sekitar
dua tahun. Tak sekalipun Rinai bertemu dengan
ayah tiri Dhito yang ternyata bapak Awang.
Rinai sama sekali tak curiga saat Dhito tak
pernah mengajaknya bertemu dengan ayah
tirinya. Lelaki itu hanya bilang, hubungan
dengan ayah tirinya tak terlalu dekat. Ayah dan
ibunya juga tak tinggal serumah. Dhito justru
667 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
menunjukkan potret ayah kandungnya yang
sudah meninggal saat Rinai bertanya tentang
keluarganya.

Masa lalu itu menguak luka lama. Juga


menggoreskan luka baru bagi mereka. Tak
hanya untuk Awang, juga luka Dhito, dan luka
untuk Rinaira.

"Kemarahan Awang membuatnya


meninggalkan Jogja. Bertahun-tahun tak pulang,
tak menyapa bapak. Aku tahu dia sangat
kecewa, tapi bapak juga terluka melihat anak
yang dibanggakannya memusuhinya."

Kedekatan Awang dengan bapak, Rinai


juga sangat paham. Sehingga tahu seberapa
dalam luka kekecewaan suaminya.

668 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Pandangan Dhito mengarah ke hamparan
pantai dengan langit yang masih terik matahari.
Namun ada kekosongan dan samar nanar di iris
itu.

"Sampai bapak mulai sakit-sakitan, Awang


tetap nggak mau pulang. Awang dan bapak,
keduanya sama. Punya ego tinggi meski tahu
sangat merindukan satu sama lain. Bapak mulai
keluar masuk rumah sakit karena jantungnya
nggak sehat. Saat itu aku yang banyak di
sampingnya. Permintaan bapak padaku, dia
ingin melihat Awang sebelum akhir hidupnya,"
tutur Dhito.

Senyum getir dan luka di iris gelap itu tak


disembunyikan Dhito.

"Aku nggak tahu bagaimana meminta


Awang pulang, terlebih dengan hubungan kami
669 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
yang nggak baik. Lalu aku mulai mencari tahu
kehidupannya, termasuk kisahnya dengan
kamu."

Degup jantung Rinaira berpacu cepat.


Seiring kesesakan di dadanya yang semakin
menghimpit.

"Aku mulai mendekati kamu untuk banyak


hal. Untuk Awang pulang... mungkin untuk
egoku juga. Ingin melihat Awang terluka saat
aku mendekatimu. Sekali saja, aku ingin
menang dari Awang, melalui kamu," tutur Dhito
dengan nada rendah.

Iris hitam Rinai berair karena air mata. Tak


kasat mata, seolah ada pedang yang
menghujam dalam tepat di hatinya. Bibirnya
tergigit kuat hingga terasa sakit.

670 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Tapi Awang tetap tak juga pulang bahkan
sampai bapak nggak ada. Kemarahanku makin
kalap. Amarahku saat itu memang gila. Aku
menikahimu untuk melihat amarah Awang. Aku
minta maaf Nai karena membawamu ke
masalah kami. Karena melukaimu yang nggak
tahu apa-apa. Aku minta maaf... kamu sangat
berhak membenciku," tutur Dhito.

Air mata Rinai jatuh dengan bulir yang


membasahi pipi. Pikirannya tak bisa mencerna.
Namun rasa sakit di dada mendominasinya. Dia
tak tahu mana yang paling menyakitkan,
rasanya dibohongi, dipermaikan, dijadikan
seperti barang untuk balas dendam, atau apa.
Dirinya tak tahu mana yang lebih menyakitkan.
Air matanya tak berhenti mengalir.

671 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Sampai kemudian kita berpisah, kamu
wanita yang baik. Seharusnya sejak awal aku
tidak menyeretmu masuk di lingkup amarahku
dan Awang. Maaf Nai, maaf karena
membohongimu sejak awal, maaf..."

Rinai memaksa kakinya berdiri, menatap


nanar pada Dhito. Tanpa sepatah katapun, dia
berlalu pergi. Rasa sakit dan sesak di dadanya
melebihi yang bisa ditanggungnya. Apa yang
didengarnya terlalu menyakitkan meski dia
sudah menyiapkan diri dengan kemungkinan
buruk. Namun rasanya masih terlampau
menyakitkan untuknya.

Dalam hati Rinai merutuki kebodohannya.


Bagaimana dia hidup dalam kebohongan di
pernikahannya dengan Dhito. Bagaimana
menyedihkan dirinya yang hanya dijadikan

672 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
mainan. Ketika dia menjalani semuanya dengan
hati dan ketulusan, namun ternyata dia pemeran
bodoh.

Seketika pikiran tentang pernikahannya


dengan Awang melintas.

Apakah rumah tangganya kali ini juga


sama?

Hanya korban yang dijadikan mainan?

...

Kaki Awang melangkah ke ruangannya di


Sayemba. Dirinya baru pulang dari cottage.
Tangannya menatap layar ponsel yang
menunjukkan belum ada balasan dari Rinai.
Meski lagi marahan dan nggak mau mengangkat

673 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
panggilan, Rinai biasanya tetap akan
membalas chat.

Jari Awang menggulir pelan ke tombol


panggilan. Menunggu nada dering tersambung
namun tak dijawab. Langit di luar mulai gelap.
Saat panggilan berakhir tanpa jawab, Awang
kembali menekan panggilan kedua lalu lanjut
ketiga. Perasaan tak tenang menghampirinya.

Hingga kemudian panggilannya terjawab,


namun tak terdengar suara Rinai.

"Kamu di mana? udah di rumah?" tanya


Awang.

Beberapa detik terlewat masih tak ada


suara Rinai menjawab. Awang sampai
memastikan panggilannya benar sudah
diangkat. Detik di layar ponselnya berjalan.

674 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Rinaira, kamu di mana?" ulang Awang
dengan nada lebih tegas.

Hingga suara lirih sang istri membuat


detak jantung Awang seolah berhenti.

"Aku pulang," lirih Rinaira dengan suara


serak.

Entah kenapa Awang merasa kata pulang


yang dikatakan sang istri memberikan makna
buruk.

"Jangan main-main Rinai, kamu di mana?


pulang ke mana?"

Nada Awang semakin tegas saat bertanya.


Menjadikan suara Rinai semakin lirih. Kali ini
disertai dengan tangis yang tertahan.

675 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Pesawatku sebentar lagi, aku harus sudah
masuk boarding."

"Rinaira!" teriak Awang dengan emosi yang


tak tertahan.

Rahangnya mengeras dengan tangan


mengepal erat. Didengarnya suara isak tangis
pelan. Menjadikan gemuruh dadanya
menyesakkan.

"Aku mau pulang... biarkan aku pulang


sebentar," tutur Rinai di sela tangisnya.

"Rinai, jangan berani kemana-mana. Aku


kesana, tunggu aku di sana, jangan pergi
kemana-mana!!"

676 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Jawaban Rinai setelahnya membuat Awang
menatap nanar pada langit gelap di luar jendela
ruangannya.

"Tolong biarkan aku sendiri."

Panggilan itu berakhir begitu saja. Awang


mengumpat kasar pada dirinya sendiri. Matanya
memejam erat dengan tangan meraup
wajahnya kasar. Saat mencoba menghubungi
nomor sang istri, kali ini panggilan itu tak
terhubung.

Suara ketukan pelan di pintu membuat


Awang menghembuskan nafas panjang. Salah
seorang pegawainya berdiri mendorong pintu
kaca.

"Ada yang nyariin Mas Awang di luar."

677 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Langkah Awang lebar keluar dari ruangan.
Baru dia akan mencari asistennya untuk
menemui siapapun klien yang ingin bertemu
dengannya. Sebelah tangannya yang
menggenggam erat kunci mobil dan ingin segera
menyusul Rinaira terhenti saat melihat siapa
orang yang ingin bertemu dengannya.

Kedua iris itu saling menatap. Dengan


Awang yang lebih tajam dan amarah yang tak
ditutupi. Kakinya kembali melangkah lebar pada
pria yang berdiri di lobi Sayemba.

"Brengsek, apa yang kau lakukan. Aku


sudah memperingatkanmu jangan selangkahpun
mendekati istriku," kata Awang dengan nada
dingin.

Tak memberi kesempatan, Awang


melayangkan pukulan keras di wajah Dhito.
678 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Disusul dengan pukulan bertubi-tubi lainnya.
Amarahnya tak lagi terbendung. Amarah juga
luka tergambar di tatapan nanar iris Awang
yang memerah. Sekalipun, Dhito tak membalas
pukulan itu. Meski tubuhnya tersungkur ke lantai
dan pukulan Awang semakin membabi buta.
Sampai dua orang satpam dan beberapa orang
Sayemba menghentikan Awang, menariknya
menjauh.

"Harusnya hanya kita berdua yang perlu


terluka," kata Dhito mengusap darah di sudut
bibirnya.

679 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~IIIk

Dhito berdiri terhuyung mengusap darah


yang mengalir di sudut bibir juga pelipisnya.
Menatap dengan senyum mengejek ke Awang
meski mukanya penuh lebam.

"Sudah puas? bisa aku buat laporan


polisinya sekarang?" tanyanya ringan.

Sementara itu Awang berdiri mengepalkan


tangannya. Amarah masih menyala di iris
gelapnya. Satpam dan pegawai Sayemba yang
tadi melerai sudah pergi setelah Awang
mengangguk pelan memberi instruksi untuk
ditinggalkan berdua dengan Dhito.

680 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Sudah kuperingatkan jangan
selangkahpun mendekatinya," geram Awang.

Dhito menghembuskan nafas panjang.


Menggerakkan kepalanya pelan dengan wajah
meringis sakit. Kakinya melangkah ke taman
samping, gerimis perlahan turun.

"Rinai sudah tahu soal kita," ujar Dhito


pelan.

Setelah itu keduanya bungkam dengan


pikiran masing-masing. Amarah yang bertahun-
tahun dipendam itu tak merasakan puas setelah
saling memusuhi juga saling menyakiti. Justru
luka yang ada tak kunjung sembuh dan semakin
dalam. Menyeret orang lain yang tak tahu apa-
apa ikut tersakiti, Rinaira.

681 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Aku menemuinya karena ingin
menyelesaikan masa lalu. Selama ini aku jadi
pengecut di hadapan Rinai. Bersikap seolah
baik-baik saja. Namun itu tak melegakan sama
sekali," tutur Dhito.

Sebelah tangannya meraih kotak rokok di


saku celana. Lalu menyulutnya sebatang.
Membiarkan asap mengepul di sekitarnya.
Sedangkan Awang berdiri dua meter di
sampingnya, dengan wajah keruh.
Pandangannya meratapi tetes-tetes air hujan
yang semakin deras.

"Harusnya sejak awal aku tidak mendekati


Rinai," kata Dhito membuat Awang menoleh.

Dhito paham kesalahannya. Sebagian luka


dan amarah Awang disebabkan olehnya. Namun
tak ada lagi gunanya menyesali ego dan
682 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
tindakan tolol masa lalu. Awang meneguk
ludahnya kelu saat selintas bayangan kembali
menghampiri ingatannya.

"Hari itu aku ke Jogja sebelum kalian


menikah. Kupikir bisa menghentikannya," jeda
Awang.

Hatinya terasa sakit saat mengingatnya.


Saat dia melepaskan Rinaira untuk lelaki lain.
Nyatanya Awang tak benar-benar bisa
menyingkirkan Rinai dari hatinya. Kisahnya
dengan Rinaira baru saja dimulai saat kemudian
hidupnya berantakan. Dia pergi mencari
hidupnya sendiri. Tak mungkin mengajak Rinai
yang saat itu baru akan lulus SMA. Bagaimana
bisa dia mengajak anak orang hidup dengannya
saat hidupnya sendiri tak tahu arahnya.

683 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Bertahun-tahun keyakinannya bercabang.
Mungkin kisah mereka hanya secuil kisah manis
di umurnya yang masih muda. Di sisi hatinya
yang lain, mungkin akan ada jalan bersama jika
hidupnya tertata. Namun dia lengah dan
berujung kalah.

"Rinai terlihat sangat bahagia saat itu...


bersamamu. Dia benar-benar tulus," kata
Awang.

Ingatan senyum lebar Rinaira malam itu


membuka lagi sayatan luka Awang. Malam itu
dirinya nekat pulang ke Jogja. Entah keberanian
atau ketololan mana yang memimpinnya sampai
ke depan rumah Rinai. Namun pemandangan
yang dilihatnya meremukkan hatinya. Ada acara
lamaran Dhito dan Rinai. Senyum bahagia Rinai
jelas dilihatnya. Semuanya terlihat bahagia.

684 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Hingga kaki Awang mundur perlahan, seiring
hatinya yang memilih melepaskan.

"Sama sekali nggak nyangka semua yang


terjadi hanya untuk balas dendam. Harusnya
jangan pernah bawa-bawa Rinai. Cukup gue!"
teriak Awang dengan amarahnya.

Tangannya menggenggam erat menahan


diri untuk tak melayangkan pukulan lagi ke
wajah Dhito.

Kepala Dhito menunduk menatap tanah


yang mulai digenangi air hujan.

"Rinai juga sudah tahu itu, aku


mengungkap semuanya tadi," kata Dhito.

685 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang memejamkan matanya dan
mengumpat kasar. Sudah menyangka soal itu
sampai Rinai nekat pulang, pergi dari Lombok.

"Rinai tak mungkin memaafkanku dengan


mudah, tapi setidaknya tak ada lagi beban yang
kusembunyikan. Kisah masa lalu kami selesai."

Dhito menghisap panjang rokoknya lalu


mengepulkan asapnya. Kepalanya menoleh ke
Awang.

"Sekarang dan kedepannya milikmu.


Terserah bagaimana kamu akan
menyelesaikannya."

...

Matanya mengerjap berat beberapa kali.


Rinaira memijat pelan pelipisnya yang pening.

686 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Ruangan yang berbulan-bulan tak ditempatinya
tidur. Rasanya kembali aneh saat kembali tidur
di kamarnya sendiri.

Setelah sampai bandara Soekarno Hatta,


dirinya lantas pulang ke rumahnya di Jakarta.
Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi.
Rinai bangkit dari tidurnya, melihat sekilas
ponselnya di nakas. Namun tak berniat ingin
memeriksa chat dan panggilan yang masuk.
Langkahnya menuju kamar mandi untuk
membersihkan diri. Namun berdiam beberapa
saat di depan wastafel. Mengamati wajahnya
yang pucat dengan mata sembab. Perutnya
melilit sakit, terakhir kali makanan masuk ke
perutnya kemarin siang.

Setelah dari kamar mandi, Rinai membuka


tirai kamarnya. Menjadikan ruangan seketika

687 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
terang. Ada kesenyapan yang menyusup.
Rumah dua lantai ini dulu ditinggalinya bersama
Raesya. Sebelum kemudian Rae tinggal dengan
Yoga setelah menikah.

Biasanya jam segini di Pemenang dia akan


berkutat di store Rsyafa. Rutinitas yang tiba-tiba
terhenti itu membuat ada rasa kehilangan yang
tak menyusup. Kakinya berjalan ke nakas
meraih ponsel. Sejak penerbangan dari Lombok
dia sengaja mematikan ponsel. Begitu menyala
deretan pesan masuk muncul. Termasuk dari
Awang.

Rinai masih belum membuka pesan itu


saat panggilan sang suami masuk ke ponselnya.
Ada rasa nyeri yang menyesaki dada. Jarinya
terpaku tak menggeser tombol hijau. Hingga
panggilan itu berakhir, kemudian disusul

688 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
panggilan kedua Rinai masih belum
mengangkatnya. Saat berakhir, sebaris chat dari
Awang muncul.

Angkat teleponku Rinai

Alih-alih menuruti sang suami, Rinai


meletakkan ponsel di meja. Dia meraba hatinya
lebih jauh. Tindakannya pulang ke Jakarta tiba-
tiba memang impulsif. Begitupula saat
menerima menemui Dhito. Mungkin Awang akan
sangat marah padanya.

Pernikahan mereka baru menginjak enam


bulan. Bukankah harusnya mereka sedang
dipenuhi asmara bersama. Rinai tersenyum getir
mengingat itu. Bahkan sejak menikah sampai
sekarang, tak sekalipun ada kata cinta atau
semacamnya keluar dari bibir Awang. Saat
meminta menikah, Awang hanya menyebut
689 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
keinginan untuk menjadi istrinya. Dan Rinai tak
pernah bertanya soal perasaan lelaki itu lebih
lanjut lagi. Pun Awang yang juga tak pernah
menanyakan soal perasaannya.

Tubuh Rinai luruh terduduk di sisi ranjang.


Rasa sakit di hatinya semakin membesar. Saat
semua perlahan terbuka satu demi satu
kebenarannya. Satu pertanyaan terus berulang
di pikiran Rinaira.

Kenapa Awang menikahinya?

Sebulir air matanya turun. Dadanya sesak


saat pikiran-pikiran buruknya belarian di
otaknya.

Apakah karena balas dendam permainan


Awang dengan Dhito?

690 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Hanya sebatas itu kalimat akad yang
diucapkan Awang?

Kepala Rinai semakin pening saat air


matanya deras menetes. Panggilan ponsel
kembali masuk. Kali ini nama Raesya tertera di
layar.

Rinai mengusap air matanya.


Menenangkan diri dari isak tangis sebelum
mengangkat panggilan sang adik.

"Mbak Rinai ada di mana?" suara Raesya


terdengar panik di ujung panggilan.

"Mas Awang telepon aku, katanya Mbak


Nai pulang sendiri," lanjut Rae saat Rinai masih
diam.

691 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Iya, mau lihat store Rsyafa di Jakarta,"
kata Rinai berbohong.

Sambutan lega Raesya membuat Rinai


tahu Awang tak bicara soal masalah mereka.

"Oh, nggak bilang-bilang, sekarang Mbak


dimana? Tadi Mas Awang telepon katanya Mbak
Nai nggak bisa dihubungi."

"Di rumah, iya ini baru bangun tidur. Em..


Rae kayaknya ke store kapan-kapan aja, habis
ini aku mau langsung ke Jogja dulu," kata Rinai
berusaha menyembunyikan suara serak akibat
tangisnya.

Kali ini ada jeda dari Raesya, mulai


menyadari ada permasalahan yang
disembunyikan sang kakak. Pulang tiba-tiba ke
Jakarta sendirian itu sudah menimbulkan

692 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
kecurigaan tak menyenangkan. Namun Rae
mencoba tak terlalu kentara memaksa kakaknya
bercerita.

"Ya udah, hati-hati ya Mbak. Pakai supir


aja dari Rsyafa, nanti aku suruh Pak Maes ke
rumah ya," kata Raesya yang diiyakan Rinai.

Hingga satu kalimat yang ditanyakan


Raesya membuat Rinai meremas dadanya yang
kembali sesak saat matanya berkaca-kaca
menahan tangis.

"Mbak Nai nggak papa kan?"

"Iya, nggak papa," balas Rinai.

...

Mobil yang dikendarai Pak Maes sudah


memasuki kawasan Malioboro setelah nyaris

693 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
delapan jam berkendara. Kepala Rinai semakin
pusing, mungkin karena jet lag naik pesawat
dan langsung berjam-jam di mobil. Kali ini
perutnya mual. Diteguknya air putih setelah
menegakkan tubuh.

Masih terlihat bengkak di matanya, namun


tak kentara karena make up. Sebelum berangkat
ke Jogja tadi jam 12 siang, Rinai akhirnya
membuka chat dari Awang, mengabari singkat
sudah sampai di Jakarta dan baik-baik saja.
Setelahnya kembali mematikan ponsel.

Tangan Rinai menangkup mulut saat


mualnya semakin parah. Biasanya dia tak
pernah mabuk perjalanan. Atau mungkin karena
asam lambungnya yang naik akhir-akhir ini.
Rinai bernafas lega saat mobil memasuki gapura
komplek rumah orangtuanya. Pagar hitam itu

694 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
tertutup rapat dan rumah terlihat sepi. Jam
sembilan malam lewat saat tiba di rumah.

Rinai mengeluarkan beberapa lembar


seratus ribuan untuk Pak Maes. Lelaki berusia 45
tahunan yang bekerja di Rsyafa itu lantas
berpamitan pulang. Rinai berpesan untuk
mampir istirahat dulu dan mencari makan
malam.

Setelah membuka gerbang yang belum


dikunci, Rinai mengetuk pelan pintu dan
mengucap salam. Ada jawaban dari suara sang
mama dari dalam. Begitu pintu di buka, wajah
terkecut sang mama terlihat mendapati Rinai
berdiri sendirian di balik pintu.

"Loh, kamu pulang? sendirian, mana


Awang? Kog nggak ngabarin dulu Nai," tutur
mamanya yang lantas memeluk.
695 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinai mengukir senyum dan membalas
dekapan hangat sang mama. Saat memasuki
ruang keluarga tampak papanya baru turun dari
tangga.

"Rinai, kamu pulang?"

Segera Rinai menghampiri memeluk erat


papanya. Kali ini Rinai tak bisa menahan
matanya berkaca-kaca saat mendekap sang
papa. Ada usapan lembut di punggungnya. Air
mata Rinai luruh meski kuat ditahannya,
mengingat sang papa sudah tahu sejak awal
Awang dan Dhito bersaudara.

"Kenapa nangis?" tanya mamanya


khawatir.

"Kangen sama mama papa," jawab Rinai.

696 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Tangan Rinai refleks menutup mulut saat
mualnya kembali muncul. Belum sempat
bertanya, kaki Rinai setengah berlari ke kamar
mandi. Membebaskan mualnya keluar.

Usapan lembut dirasa di tengkuk, saat


sang mama berdiri di sampingnya. Rinai
membasuh mulut dan memejamkan mata
meredakan pening.

"Kamu kenapa nak?"

"Kayaknya masuk angin Ma, nggak enak


badan mungkin karena habis naik pesawat
ditambah perjalanan Jakarta Jogja berjam-jam,"
kata Rinai.

"Ya udah istirahat di kamar, Mama ambilin


makan sama buatin teh anget, kecapekan
kamu," ujar sang mama.

697 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Begitu makan dan minum teh hangat Rinai
langsung terlelap tidur. Menolak saat mamanya
memberi obat masuk angin, saat merasa
badannya lebih baik. Dirinya lantas tertidur.

...

Namun mual itu kembali datang saat Rinai


terbangun tidurnya. Jam di dinding menunjuk
pukul setengah tiga pagi saat Rinai kembali
memaksa langkahnya ke kamar mandi. Tak
sempat menyalakan lampu kamar karena mual
dan ingin muntah tak bisa ditahan.

Tak hanya itu, Rinai nyaris menangis saat


pening di kepalanya semakin menjadi. Juga rasa
perih di perut dan kering di kerongkongan.
Sampai usapan lembut dan hangat terasa di
tengkuknya, Rinai menoleh menyadari bukan
tangan sang mama. Wajahnya pasi begitu
698 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
kekagetan menyergap mendapati sosok Awang
berdiri di sampingnya dengan menatap lekat
dengan sorot dingin.

"Cukup sampai sini tindakan kamu Rinai,


jangan membuatku marah melebihi ini."

699 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~IIIl

Rinaira menarik selimut menutupi kakinya


yang dingin. Di luar hujan ringan terdengar. Dia
memejamkan mata beberapa kali dan
menghembuskan nafas teratur. Meredakan
mualnya. Suara pintu yang terbuka
membuatnya membuka mata. Sosok Awang
dengan kaus hitam lengan pendek dan celana
cokelat tua selutut berjalan mendekat. Segelas
teh hangat di tangan kanannya.

"Minum dulu," kata Awang memegangi


gelas mendekatkan ke bibir Rinaira.

700 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Saat Awang mengatakan akan
mengambilkan minum, Rinai pikir lelaki itu
hanya akan mengambil air putih.

"Masih mual?" tanya Awang pelan.

Pertanyaan itu dijawab Rinai dengan


gelengan kecil meski dirinya masih merasakan
sisa-sisa mual dan pening.

Tatapan Awang lekat dan menyeluruh di


wajah Rinai yang pucat. Sementara Rinai
menatap ke selimut biru muda yang dipakainya.
Hingga tangan Awang yang bergerak
menyelipkan rambut panjangnya ke balik
telinga, membuat Rinai menoleh. Keduanya
saling bertatapan dalam diam. Meski banyak
yang ingin dikatakan satu sama lain, namun
bibir keduanya kelu untuk memulai. Rinai

701 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
bahkan tak bertanya kenapa Awang ada di
Jogja.

"Tidur dulu, besok kita bicara," kata Awang


yang mengarahkan Rinai untuk berbaring.

Tak menolak, Rinai membaringkan


tubuhnya yang terasa lemas. Awang menarik
selimut lebih ke atas. Terakhir tangannya
mengusap pelan sisi kepala sang istri saat
Rinaira memejamkan mata.

Sebelah hatinya, Rinai ingin menolak


dengan tindakan Awang. Dia bahkan tak ingin
bertemu lelaki itu. Rasa sakit dari luka yang
dirasakannya menyesaki hati. Namun kondisi
badannya yang tak sehat, membuatnya memilih
tak memicu pertengkaran lebih dulu. Separuh
hatinya sangat tahu jika dia merasa nyaman
dengan usapan lembut dan hangat telapak
702 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
tangan Awang di sisi kepalanya. Hingga lelap
kembali menyelimutinya.

...

Ketika akhirnya terbangun, jam sudah


menunjukkan pukul enam pagi. Rinai menoleh
ke sisi tempat tidur dan mendapati Awang yang
terlelap. Wajahnya terlihat capek, ada lingkar
hitam di bawah matanya. Rambutnya yang
sudah memanjang berantakan. Ditambah bakal
janggut yang belum dicukur. Rinai tak ingat jelas
kapan lelaki itu tidur. Namun samar di tengah
kantuknya tadi, dia mendengar pintu kamar
dibuka saat suara adzan subuh berkumandang.
Kemungkinan lelaki itu baru tidur setelah subuh.

Rinai bangun dan beranjak turun.


Mendapati sang mama memasak di dapur.

703 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Sementara di pintu samping yang terbuka
terlihat papanya menyirami tanaman di taman.

"Sudah enakan Nai?" tanya mama saat


Rinai duduk di kursi dapur.

"Masih pusing dikit Ma."

Dituangnya segelas air putih dan


meneguknya perlahan.

"Awang masih tidur?"

Kali ini pertanyaan itu dijawab Rinai


dengan anggukan pelan. Rinai belum cerita apa-
apa ke orangtuanya soal permasalahannya
dengan Awang. Awalnya kepulangannya ke
Jogja karena ingin bicara dengan sang papa.
Juga ingin menenangkan diri lebih dulu. Tak

704 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
menyangka jika Awang akan tiba-tiba menyusul
begini.

"Semalam Awang sampai hampir tengah


malam. Pasti capek, biarin istirahat dulu."

Rinai menatap sang mama yang


membelakangi, sedang menggoreng tempe.
Suaranya dicoba perlahan dan tenang saat
bertanya. Tak mau membuat orangtuanya
khawatir.

"Mas Awang ada cerita ke mama sama


papa sesuatu?"

Namun pertanyaan itu membuat sang


mama menoleh. Menatap dengan kening
berkerut ke Rinai. Menyelesaikan memasakknya
baru sepenuhnya menjawab setelah duduk di
hadapan Rinai.

705 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Nggak ada ke mama, tapi tadi malam
sepertinya ngobrol sampai larut sama papamu di
luar. Papa kamu baru masuk kamar setengah
tiga pagi," kata sang mama.

Pandangan Rinai menekuri gelasnya yang


kosong. Mungkin Awang sudah bicara ke papa.

"Nai, mama bukannya mau ikut campur


soal rumah tangga kamu sama Awang.
Bicarakan baik-baik kalau ada masalah. Jangan
saling ingin membenarkan diri dan menyalahkan
pasangan. Suami istri itu harus saling
memahami dan menurunkan ego."

Sorot lembut sang mama membuat hati


Rinai menghangat. Ditatapnya wanita yang
melahirkannya itu dengan sorot lembut yang
sama. Tangannya digenggam lembut sang
mama.
706 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Awang ada bersikap kasar ke kamu?"

Rinai menggeleng pelan memberi jawaban.

"Apa ada orang lain yang masuk ke rumah


tangga kalian?"

Kembali Rinai menjawab dengan gelengan


pelan.

Sang mama lantas mengangguk pelan lalu


mengusap punggung tangannya.

"Selesaikan baik-baik apapun masalahnya.


Nggak ada rumah tangga yang nggak ada
masalah Nai. Mama percaya sama kamu, juga
percaya sama Awang," tutur sang mama.

...

707 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rumah sepi saat papa dan mamanya
berangkat kerja. Setelah pensiun dari dosen,
sang papa ikut membantu usaha katering
mama. Restorannya nggak terlalu jauh dari
rumah. Hanya sekitar 15 menit.

Saat kembali ke kamar, Rinai mendapati


Awang duduk di ranjang dengan wajah baru
bangun tidur. Sebelah tangannya memegang
ponsel di telinga. Rinai mengalihkan pandangan
saat Awang menoleh. Namun langkah kakinya
ke kamar mandi terhenti ketika Awang
mengulurkan ponsel.

"Ibu," ujarnya pendek.

Rinai melihat nama ibu tertera di layar


ponsel sang suami. Tak mungkin Rinai menolak
menjawab.

708 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Iya bu," sapa Rinai sopan saat
menempelkan ponsel di telinga.

"Kata Awang kalian di Jogja Nai. Nanti ke


rumah ibu ya, ibu kangen. Gimana keadaan
kalian, sehat?"

Rinai menatap Awang sekilas yang juga


sedang memandang ke arahnya.

"Iya bu alhamdulillah sehat, gimana


keadaan ibu?" tanya Rinai balik.

Sekitar sepuluh menit keduanya


mengobrol. Rinai mengembalikan ponsel ke
Awang setelah menutup panggilan.

"Masih pusing sama mual?" tanya Awang.

"Udah mendingan," jawab Rinai pelan.

709 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Langkahnya ke tepi ranjang, duduk dan
meraih ponsel di nakas.

Sedangkan Awang berdiri di dekat jendela.


Menatap lurus ke arah Rinaira.

"Kenapa teleponku nggak diangkat?" tanya


Awang dengan nada rendah namun menuntut
jawaban.

Rinai memikirkan beberapa jawaban asal,


namun akhirnya memilih tak menjawab. Terlalu
capek jika harus berbohong dan berpura-pura.
Toh Awang juga sudah tahu masalahnya.

"Tidak menjawab telepon, pulang sendiri


begitu saja, menemui Dhito...," tutur Awang
dengan jeda.

710 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Pandangan Rinai memanas namun masih
tak mau menatap sang suami. Genggamannya
ke ponsel menguat.

"Menemui lelaki lain tanpa ijin suami,


memilih bertanya padanya daripada ke suami
sendiri," lanjut Awang dengan nada dingin.

"Apa kamu akan kasih ijin kalau aku bilang


mau menemui Dhito?" kata Rinai membalas
tatapan tajam Awang.

Keduanya tak bersuara dalam beberapa


detik terlewat. Hanya saling menatap lekat,
menyadari tak bisa lagi saling menghindar.
Karena keduanya sudah sama-sama terluka.

"Apa yang aku bicarakan sama Dhito soal


kami di masa lalu, bukan tentang rumah tangga
kita," tegas Rinai kembali mengalihkan tatapan.

711 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang menghembuskan nafas pelan
menahan amarahnya meluap. Saat suara Rinai
kembali terdengar, ada getir di nadanya yang
menyesaki dada keduanya.

"Apa aku cuma barang untuk saling balas


dendam bagi kalian?"

Rinai menggigit bibirnya menahan isak


tangis. Matanya berkabut karena air mata yang
memburamkan. Sekuat tenaga ditahannya agar
air mata itu tak luruh.

"Kamu sudah tahu kami bersaudara, meski


nggak ada ikatan darah sama sekali. Amarah
juga benci antaraku dengan Dhito nggak ada
hubungannya sama kamu. Harusnya kamu
nggak terlibat sehingga menjadi terluka seperti
ini," tutur Awang.

712 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Pandangannya nanar melihat bahu Rinai
yang terlihat rapuh. Masih tak mau menatapnya
dengan duduk menyamping. Namun Awang
tahu sang istri menahan tangis. Dan kenyataan
dirinya tak bisa berbuat apa-apa justru semakin
melukai wanita itu membuatnya terluka lebih
lagi.

"Maaf karena aku tidak datang lebih awal,"


tutur Awang dengan rasa sakit yang menyesaki
dadanya.

Semua rasa sakit yang ditimbunnya sendiri


sejak lama menyeruak keluar. Berbaur dengan
goresan-goresan luka baru.

"Maaf karena semua luka yang kamu alami


karena aku," kata Awang.

713 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Air mata Rinai luruh gagal ditahannya.
Bibirnya tergigit kuat menahan isakan. Kaki
Awang berjalan mendekat ke sisi ranjang.
Duduk di sofa hadapan Rinai yang duduk di tepi
ranjang. Tangannya mengepal menahan diri dari
merengkuh Rinai ke pelukannya. Melihat sikap
sang istri yang menjaga jarak dan masih tak
mau menatapnya.

"Hubunganku dengan Dhito sudah buruk


sejak awal. Bertambah buruk saat bapak
meninggal dan calon adik Dhito meninggal.
Ibunya yang saat itu memang sudah berumur
keguguran. Jika adik Dhito ada, dia satu-satunya
anak bapak yang juga sedarah seayah dengan
aku dan Mayang. Saat bapak menikah dengan
ibu Dhito, saat itu ibunya sudah memiliki dua
anak, Valerie dan Dhito. Dhito saat itu masih
berusia tiga tahun. Sementara kondisi ibu saat
714 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
bapak menikah lagi sedang hamil Mayang,
umurku empat tahun saat nggak tahu apa-apa,"
cerita Awang.

Kalimat-kalimat yang keluar dari bibirnya


seolah menguliti lapisan luka masa lalunya.
Hatinya terasa sakit saat kembali membuka
kisah itu. Awang menatap tangannya yang
terasa kebas, berbanding terbalik dengan
dadanya yang terasa begitu menyesakkan dan
menyakitkan.

"Dhito mendekatimu karena ingin


melukaiku, dia ingin aku merasakan sakit yang
sama ketika dia kehilangan calon adiknya," kata
Awang.

Kali ini Rinai menoleh membalas tatapan


sang suami. Ada guratan luka di iris kelam

715 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang. Yang kali ini tak ditutupi, ditampilkan
apa adanya luka yang dirasakannya.

Rinai sudah tahu kisahnya dengan Dhito.


Dia terluka jelas, namun dia memilih menutup
masa lalunya perlahan. Meskipun amarah dan
penyesalan memenuhinya, namun kini tak ada
lagi gunanya. Kisahnya dengan Dhito sudah
terbuka dengan jelas dan kini sudah berakhir.

Berbeda dengan itu, kehidupan rumah


tangganya dengan Awang masih menyisakan
banyak tanya. Rinai menggigir bibir dalamnya
kuat saat sayatan luka menggores hatinya
dengan kemungkinan terburuk. Getar dan luka
di suaranya gagal disembunyikan saat akhirnya
mengeluarkan pertanyaan yang memenuhi
pikirannya.

"Kenapa kamu menikahiku?"


716 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~IIIm

Senggolan pelan di lengan membuat


lamunan Rinai terhenti.

"Wajah kamu pucat gitu, beneran nggak


mau ke rumah sakit?"

Rinai menggeleng pelan ke Natasha yang


duduk di sofa sembari menyuapi Ifani puding. Di
taman terdengar suara kakaknya, Randra yang
mengobrol dengan Awang. Obrolan mereka di
kamar terhenti dengan kedatangan Randra dan
Natasha.

"Udah cek? siapa tahu kamu hamil."

717 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Sontak Rinai menoleh mendengar
celetukan kakak iparnya.

"Kayaknya mau mens, kemarin sama tadi


pagi ada flek dikit," kata Rinai.

"Mending ke dokter, atau nggak beli test


pack dulu."

Kali ini Rinai tak menanggapi saran


Natasha. Dirinya justru menarik Ifani ke
pangkuannya dan menggoda keponakannya
yang menginjak usia satu setengah tahun itu.

Suara langkah terdengar dari arah pintu


samping, Randra muncul dengan Awang.

"Sayang, aku mau ikut Awang ke Sayemba


ya, nyari kursi buat di taman," ujar Randra.

718 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Meja buat di dapur juga, dari kapan hari
katanya kamu mau beli nggak jadi-jadi," timpal
Natasha.

Langkah Awang mendekat saat Rinai masih


diam dan tak mengalihkan pandangan dari Ifani.
Awang merendahkan punggungnya dengan
menyandarkan sebelah tangannya ke lengan
sofa. Menggoda Ifani dengan mencubit pelan
pipinya yang gembil. Lalu memasangkan lego
warna-warni dan memberikan ke Ifani.
Setelahnya mengarahkan pandangan ke Rinaira
yang masih diam.

"Mau ke Sayemba bentar, habis itu ke


rumah. Nanti aku bilang ibu kalo kamu lagi
nggak enak badan, kesana besok aja," kata
Awang yang dijawab anggukan kecil Rinaira.

719 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang menegakkan punggungnya, meraih
ponsel di kantong celana, membuka grab
food dan menyerahkan ke hadapan Rinaira.

"Pesen makanan, kamu cuma sarapan dikit


tadi," kata Awang.

Mau tak mau Rinaira menerima ponsel


sang suami. Malas-malasan melihat makanan.
Awang sudah beranjak ke kamar untuk ganti
baju.

"Mbak mau makan apa?" tawarnya.

"Apa aja, aku udah makan tadi sebelum ke


sini. Ngemil aja," kata Natasha.

"KFC aja ya, aku cuma pengin french fries-


nya," ujar Rinai.

720 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Dirinya mengembalikan ponsel ke Awang
yang sudah turun tangga. Lelaki itu hanya
mengambil jaket dan mengganti celana
pendeknya dengan jeans panjang.

"Cuma ini?" tanya Awang


melihat list pesanan sang istri.

Jarinya bergerak menambahkan makanan


lain tanpa bertanya dulu ke sang istri.

"Aku pergi dulu."

Rinaira yang sedari tadi diam menahan


nafas saat Awang mengusap pelan kepalanya.

"Pergi dulu Mbak," kata Awang pada


Natasha.

"Iya, hati-hati," balas Natasha yang lantas


melihat Rinaira dengan kening berkerut.

721 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Melihat ada sesuatu yang mengganjal
dengan interaksi suami istri di depannya. Namun
memilih tak bertanya.

"Gimana Lombok, betah?" tanya Natasha


memilih pertanyaan lain.

Rinaira menyalakan televisi dan memencel


saluran asal hanya untuk menjadikan ruangan
nggak terlalu sepi.

"Di sana jauh lebih sepi dibandingkan sini,


apalagi Jakarta. Jam delapan malam udah
jarang banget orang keluar. Tapi kalau soal
alamnya nggak usah diragukan lagi indahnya,"
kata Rinai.

"Pengusaha resort, villa di sana pasti kaya-


kaya banget ya. Pinter banget ngembangin

722 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
bisnis nggak berjubelan di kota besar.
Gimana store kamu di sana?"

Rinai merebahkan dirinya di sofabed sambil


menjaga Ifani yang masih asyik bermain.
Sedangkan Natasha berjalan ke dapur mencuci
mangkuk bekas puding Ifani.

"Alhamdulillah udah mulai banyak dikenal.


Toko baju di sana juga masih jarang, apalagi di
luar Mataram."

Natasha kembali dengan segelas jus


jambu, duduk di single sofa melihat tayangan tv
acara kuliner.

"Lagi marahan sama Awang?" tanya


Natasha pelan.

723 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinaira terdiam tak langsung menjawab.
Agak kaget dengan perubahan topik kakak
iparnya.

"Nggak ada pernikahan yang mudah,"


lanjut Natasha saat Rinai tak juga buka suara.

Kembali hening hanya diisi suara tv dan


celotehan Ifani.

"Kadang aku merasa kami sangat berbeda,


sulit untuk disamakan," kata Rinai pelan.

Membuat Natasha menoleh dan mendapati


pandangan Rinaira yang setengah melamun.

"Awang terlihat sangat sayang sama kamu,


kelihatan dari sikapnya," ujar Natasha.

724 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Suara kendaraan yang berhenti di depan
rumah membuat Rinai batal bertanya. Natasha
lebih dulu keluar mengambil pesanan dari ojol.

"Katanya kamu cuma pesen di KFC, ini ada


PH sama takoyaki juga," kata Natasha
membawa tiga kantong makanan berbeda.

Rinai bangkit duduk melihat banyaknya


pesanan makanan.

"Bener kok kata abangnya yang pesen


Jaehian Awang," ujar Natasha meletakkan
kantong ke meja.

"Mau... mauu..," ujar Ifani saat Natasha


membuka goodie bag.

...

725 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Samar suara obrolan Natasha dan sang
mama terdengar. Tepukan pelan di lengan
membuat Rinai mengerjap. Ketika matanya
terbuka ada Ifani yang duduk di sampingnya
dengan tangan kecil bermain di lengan bajunya
yang bermotif bunga. Dirinya masih di ruang
keluarga, ketiduran.

Biasanya dia bukan orang yang gampang


tidur di sembarang tempat, kecuali memang
tempat tidurnya. Namun tadi begitu mengantuk
hingga ketiduran di karpet bulu ruang keluarga.

Aroma menyengat dari dapur membuat


perutnya bergejolak. Rinai segera bangun saat
mualnya kembali melanda. Setengah berlari
melewati dapur menuju kamar mandi. Hanya
mual dan tidak ada muntah dari perutnya.

"Kenapa Nai?"
726 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Suara sang mama yang sedang memasak
di dapur terdengar. Rinai keluar dari kamar
mandi setelah membasuh mulut. Ada Natasha
yang sedang menata piring di meja makan.

"Mending cek ke dokter Nai kalo masih


sakit," sarannya.

Kaki Rinai berhenti melangkah, tangannya


refleks mencari tembok pegangan saat
kepalanya terasa berputar. Kakinya lemas begitu
pandangannya kabur dan menggelap, luruh ke
lantai. Samar teriakan Natasha dan mama masih
tertangkap telinganya.

...

Saat matanya kembali terbuka, langit-


langit putih asing menjadi objek yang pertama
kali dilihatnya. Kelopak matanya kembali

727 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
terpejam saat pening di kepala kembali
dirasakannya.

"Rinai."

Panggilan pelan disertai usapan lembut di


punggung tangan dirasakan Rinai. Wajah sang
mama tampak khawatir. Tangannya digenggam
lembut.

"Ma," panggil Rinai dengan suara parau.

"Iya sayang, mama di sini. Istirahat dan


jaga kondisi dengan baik ya."

Telapak tangan Rinaira diarahkan


menangkup ke perutnya. Detak jantungnya
bertalu lebih cepat.

"Dijaga baik-baik, kamu hamil."

728 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Kepala Rinai seolah dihantam keras
sehingga kesadarannya kembali. Suara degup
jantungnya bertalu. Pandangannya lekat
menatap sang mama. Bibirnya terbuka untuk
bertanya, namun tak ada suara yang keluar.
Senyum lembut dan anggukan kecil sang mama
membuat sebelah tangan Rinai mencengkeram
selimut erat. Matanya mengembun berkaca-kaca
karena air mata.

"Kamu hamil, sebentar lagi jadi ibu."

Dadanya mengembang dengan rasa


hangat. Memicu tangis dan air mata. Sang
mama lantas memeluknya sembari mengusap
lembut punggungnya.

"Awang lagi bicara sama dokter," ujar sang


mama setelah melepas pelukan.

729 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinai baru menyadari ada infus di
tangannya. Jam di dinding sudah menunjukkan
pukul delapan malam. Hanya ada satu ranjang
di ruangan luas yang dilengkapi AC, TV hingga
sofa. Membuatnya menyadari berada di kamar
vvip. Terlalu berlebihan untuknya. Namun pasti
karena Awang.

Suara pintu yang dibuka menampilkan


papa dan Awang.

"Apa kata dokter?" tanya sang mama.

"Nggak papa Ma, cuma kecapekan aja,"


kata Awang.

Tatapannya lantas beralih ke sang istri


yang berbaring di ranjang. Awang memaku lekat
iris hitam Rinaira, dengan pandangan tak
terbaca.

730 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Kandungannya?"

Pertanyaan sang mama membuat Rinai


dan Awang masih tak lepas saling tatap. Hingga
Rinai yang lebih dulu menunduk menautkan jari-
jari tangannya di atas perut. Dia tak bisa
menebak dari ekspresi Awang yang tak terbaca.
Apakah lelaki itu menginginkan kehamilannya
atau tidak. Terlebih saat kondisi rumah tangga
mereka sedang berada di pertengkaran seperti
ini.

Mata Rinai kembali berkaca namun


ditahannya agar air matanya tak jatuh.

"Usianya sudah tujuh minggu, syukurlah


dia kuat, dokter minta Rinai bedrest beberapa
hari," kata Awang.

731 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Kepala Rinai lantas berputar mendengar
usia kehamilannya.

Tujuh minggu?

Dirinya mengingat lagi hubungannya


dengan Awang juga siklus menstruasinya
terakhir kali. Dia benar-benar tak menyadari
telah telat datang bulan. Juga perubahan kondisi
yang dialami. Karena pikirannya banyak tersita
untuk pekerjaan dan juga masalahnya dengan
Awang.

"Cukup bahaya sebenarnya naik pesawat di


usia kehamilan muda, Rinai juga kecapekan, tapi
syukurlah janinnya baik-baik saja," kata Awang
dengan menatap Rinai lekat.

Tak enak badan, mual hingga pening


memang sudah dirasakan Rinai sejak beberapa

732 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
hari lalu. Namun dikiranya hanya masuk angin
karena jetlag. Tak ada pikiran sedang hamil.
Flek yang dialaminya dikira gejala pra-
menstruasi.

"Yasudah, istirahat ya Nai. Papa sama


Mama pulang dulu, biar Awang yang temani
kamu malam ini," pamit papanya dengan
mengusap lembut kepalanya.

Rinai memeluk sang papa dengan mata


yang berkaca-kaca. Lalu berganti memeluk
mamanya. Ruangan itu senyap saat hanya ada
Rinai dan Awang di dalamnya. Pandangan Rinai
menunduk tak berani menatap sang suami. Rasa
hangat yang tadi memenuhi dadanya perlahan
menjadi sesak.

Apakah kabar kehamilan disambut dengan


suasana sedingin ini?
733 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Tangan Rinai menangkup perutnya,
menggigit bibir menahan isakan tangis yang
mencuri keluar. Matanya buram karena air mata
saat suara langkah Awang mendekat. Hingga
usapan lembut di sisi kepala dirasakan Rinai.
Lalu Awang merengkuhnya ke dalam pelukan.
Mengusap pelan belakang kepalanya yang
tertutup hijab. Air mata Rinai jatuh mendengar
kata-kata Awang.

"Aku tidak akan melepaskanmu dan calon


anak kita."

734 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~IIIn

"Ibu jadi repot-repot ke sini," kata Rinai


kepada ibu Awang yang menjenguk ke rumah
sakit.

Usapan lembut di perut Rinai dari telapak


tangan ibu sedari tadi tidak berhenti.

"Awang bilang kemarin pas pulang ke


rumah kamu nggak enak badan, terus tiba-tiba
ditelepon kamu pingsan, dibawa ke rumah
sakit," tutur ibu.

Rinai samar mengingat kejadian yang


dialaminya kemarin.

735 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Lalu Awang mengabari kamu hamil,
selamat ya Nak."

Senyum lembut dan mata berkaca-kaca ibu


membuat dada Rinai menghangat. Mengetahui
janin dalam perutnya begitu diinginkan. Meski di
sisi lain hubungannya dengan Awang belum juga
terurai. Rasanya masih belum pas
membicarakan masalah itu di kondisi yang rumit
sekarang. Keduanya mencoba bersikap biasa di
depan orang lain.

"Rinai," panggilan pelan ibu membuatnya


mendongak, menatap sorot hangat mertuanya.

"Apapun yang kamu lalui dengan Awang


nanti, kalian jangan pernah lupa janji yang
diucapkan di hadapan Tuhan dan orangtua. Jika
kalian akan selalu bersama. Luka kadang nggak
bisa dihindari, namun jadikan satu sama lain
736 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
untuk saling menyembuhkan dan menguatkan,"
tutur ibu.

Rinai tak suka perubahan emosional yang


dialaminya saat hamil. Dia menjadi begitu
sensitif dan mudah menangis. Air matanya
bahkan sudah membuat pandangannya buram.

Senyum lembut dan sorot hangat ibu


membuatnya merasa lebih tenang.

"Ibu percaya sama kamu dan Awang,


kalian pasti bisa melewatinya bersama."

Suara pintu yang terbuka membuat Rinai


segera mengusap air mata di ujung matanya.
Awang muncul dengan membawa satu plastik
putih dari minimarket.

737 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Sarapannya kenapa nggak dihabiskan?"
tanya Awang melihat mangkuk bubur Rinai yang
bahkan tak sampai berkurang sepertiganya.

Lelaki itu lantas duduk di kursi samping


ranjang. Mengambil mangkuk dan menyuapkan
sesendok bubur ke Rinai. Namun ditolak Rinai
dengan gelengan pelan dan mulut yang tak mau
terbuka.

"Perutku mual kalau makan," kata Rinai


saat Awang masih tak memundurkan
sendoknya.

"Harus tetap makan meskipun mual, coba


pelan-pelan."

Mau tak mau Rinai membuka mulutnya


dan menerima suapan sang suami. Memaksa

738 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
mulutnya mengunyah dan menelan dengan
susah.

Suara pintu yang terbuka membuat Awang


dan Rinai menoleh. Sang papa muncul dengan
dua bag besar.

"Mama ke resto dulu, nanti siang ke sini


sama Natasha. Ini papa bawakan makanan
sama baju ganti."

Papa Rinai lantas menyapa sopan ibu


Awang.

"Rinai lanjutin sarapannya, ibu ngobrol


sama papa kamu di luar," ujar ibu Awang yang
keluar diikuti papa Rinai.

739 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Dalam diam Awang kembali menyuapkan
suapan kedua. Rinai kembali menggeleng
menolak.

"Jangan membuatku memaksamu," kata


Awang dengan tatapan lekat.

Masih dengan tak ada nafsu makan, Rinai


kembali membuka mulutnya. Awang
mengulurkan segelas air putih setelah Rinai
berhasil menelan empat suapan. Setelahnya
lelaki itu tak memaksa lagi saat Rinai menolak
makan.

"Aku mau ke kamar mandi," kata Rinai


beranjak turun.

Awang sigap melepaskan kantong infus.


Memegang tangan Rinai untuk membantunya
berjalan ke kamar mandi. Setelah di kamar

740 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
mandi, Awang menggantung botol infus di
gantungan tiang.

"Ngapain kamu masih di sini?" tanya Rinai


saat sang suami masih tak keluar kamar mandi.

"Aku tunggu di sini," kata Awang dengan


wajah datar.

Membuat kening Rinai berkerut


samar,"Aku bisa sendiri."

Awang masih berdiri di tempatnya hingga


tatapan Rinai berubah kesal. Lalu laki-laki itu
melangkah keluar.

"Nggak usah dikunci," ujarnya menutup


pintu kamar mandi.

741 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Menyandarkan tubuhnya di dinding
samping pintu kamar mandi. Lima belas menit
kemudian Rinai keluar dengan wajah basah
setelah mencuci muka. Awang kembali
membantu sang istri naik ke ranjang. Rinai
menarik beberapa lembar tisu untuk
mengeringkan wajah dan tangannya. Sedangkan
Awang dalam diam menarik handuk kecil di
nakas samping ranjang Rinai. Pelan mengusap
ke kedua kaki Rinaira yang basah. Membuat
Rinai agak kaget dengan tindakan sang suami.

"Kapan aku bisa pulang?" tanya Rinai.

"Nanti habis magrib dokter kandungannya


baru visit," kata Awang membenahi bekas
makan sang istri di nakas.

Keduanya kembali terdiam, pandangan


Rinaira mengarah ke jendela yang tirainya
742 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
dibuka. Langit pagi mendung. Sorot matanya
sendu.

"Nanti kita bicara, aku jawab semua


pertanyaan kamu," kata Awang membuat Rinai
menoleh.

Awang beranjak dari duduknya, berdiri di


tepi ranjang sang istri. Telapak tangannya
menangkup lembut sisi pipi Rinaira. Iris
gelapnya menyorot lembut.

"Jangan banyak pikiran negatif, jaga


kesehahatan," pesan Awang.

Jantung Rinai berdegup kencang saat


Awang tiba-tiba mendekat, mengecup pelipisnya
lembut. Tangan lelaki itu turun mengusap
perutnya.

743 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Aku nganter ibu dulu pulang," kata Awang
yang lantas keluar kamar.

Meninggalkan Rinai yang masih terdiam


kaget dengan tindakan sang suami.

Tak berselalang lama, ibu masuk untuk


berpamitan. Berpesan untuk jaga kondisi dan
kesehatan juga jangan terlalu kecapekan.

...

Kini ruangan itu hanya ada Rinai yang


duduk bersandar di ranjang. Juga sang papa
yang duduk di kursi dekat ranjang.

"Kenapa wajah kamu kelihatan banyak


banget pikiran? kasihan dedek bayinya kalau
psikis kamu begitu," ujar sang papa.

744 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinai menatap ayahnya dengan sorot
sendu. Pria yang sudah lewat umurnya dari
setengah abad itu memberi senyum hangat.
Membuat dada Rinai menghangat namun juga
memicu matanya berkaca-kaca.

"Kenapa papa nutupin sejak awal?"


tanyanya dengan suara serak.

Tak ada raut kaget di wajah sang papa,


seolah sudah menduga jika Rinai akan bertanya
hal itu.

"Papa sudah tahu sejak awal, saat Awang


datang meminta ke kamu pertama kali. Dia
bilang jujur tentang bersaudara dengan Dhito,"
tutur sang papa.

Rinai menggigit bibirnya saat rasa sakit


perlahan merambati hatinya.

745 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Awang juga cerita hubungannya dengan
Dhito nggak terlalu baik. Dia bertanya ke papa
apa mengizinkannya memintamu jika sudah
tahu hubungan persaudaraan dengan Dhito. Apa
jawabanmu jika sudah tahu sejak awal Nai?"

Bibir Rinai terkatup menahan isak tangis.


Dia merasa sakit hati Awang tak jujur sejak
awal. Dia merasa sakit hati karena dipermainkan
oleh Dhito dalam ikatan pernikahan. Dia kecewa,
merasa bodoh dan tak dihargai oleh Awang.
Tapi jika dia tahu sejak awal Awang dan Dhito
bersaudara, apa yang akan dilakukannya?

Mungkin nggak akan ada hari ini. Dia


nggak akan terluka sedemikian dalam seperti ini.
Namun, mungkin juga tak pernikahan dirinya
dan Awang.

746 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Jika sudah tahu sejak awal, mungkin dia
akan mengambil jarak tegas. Tak akan mau
berhubungan apapun dengan Awang.

Apa itu yang diinginkannya?

Air mata yang ditahannya sejak tadi


mengalir turun. Rasa sakit di dadanya semakin
menyesaki. Tangan Rinai meremas selimutnya
erat.

"Nai, nggak ada kehidupan yang


sempurna. Setiap orang memiliki luka sendiri-
sendiri. Nggak akan ada habisnya jika kamu
menyesali masa lalu dan menghindari masalah
kamu saat ini. Papa tahu kamu sakit hati dan
kecewa, tapi juga lihatlah yang selama ini kamu
jalani dengan Awang. Apa yang dia lakukan
untukmu, bagaimana perasaannya padamu,"
tutur sang papa.
747 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Genggaman hangat dari telapak tangan
sang papa dirasakan di tangan Rinai yang
bergetar. Tangisnya lolos begitu saja setelah
lama ditahan sendiri.

"Tanya ke hati kamu, apa yang diinginkan?


Apapun pilihanmu, papa selalu mendukungmu
jika itu membuatmu bahagia."

Setelahnya Rinai menumpahkan segala


tangisnya di pelukan sang papa. Mengeluarkan
rasa sakit yang mendekami hatinya. Juga
membebaskan segala dugaan dan prasangka
yang bersarang di kepalanya.

Apa yang diinginkannya?

Satu pertanyaan itu berputar di pikirannya.


Terlampau sakit apa yang dirasakannya. Dia
seperti tak mengenal Awang yang menjadi

748 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
suaminya. Terlalu banyak yang disembunyikan
lelaki itu.

Isak tangisnya semakin menjadi saat


menyadari ada janin di perutnya. Kehadiran
buah hati yang harusnya disambut bahagia,
harus seperti ini.

Terlebih dengan sikap abu-abu Awang


yang hingga kini tak menjelaskan. Perilakunya
yang masih saja menutup diri. Namun di sisi
lain, Rinai juga takut dengan rasa sakit lebih
besar mengetahui jawaban Awang. Bagaimana
jika niatan dan perasaan yang mendasari lelaki
itu menikahinya ternyata tak lebih baik dari apa
yang dilakukan Dhito. Jika itu kenyataannya,
Rinai tak yakin dengan nasib rumah tangganya
ke depan.

749 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Namun membayangkan kehidupannya
sendirian tanpa ada Awang di hidupnya, rasa
sakit di dadanya memuncak.

Apakah itu jalan keduanya ke depan,


berjalan sendiri-sendiri?

750 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~IIIo

"Udah sarapan? istirahat dulu di sini, dari


semalam kamu nggak tidur kan?"

Segelas teh hangat tersaji di meja depan


Awang. Lelaki itu masih mengenakan kaus biru
navy dan celana jeans yang dipakainya kemarin.
Ditambah jaket abu-abu. Belum pulang untuk
mandi atau bahkan tidur sejak kemarin malam
di rumah sakit.

Ketika Awang masih juga diam, usapan


lembut di lengan dan senyum hangat ibu terukir.
Pandangan Awang kosong dan setengah
melamun. Jelas terlihat dirinya yang sedang

751 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
banyak pikiran dan menanggung beban
sendirian.

"Lepaskanlah amarah kamu masa lalu,


jangan biarkan luka itu terus ada dan semakin
melukai. Jangan biarkan kamu terlalu banyak
menanggung beban kesedihan," tutur ibu
dengan nada pelan.

Telapak tangan Awang terasa dingin saat


menggenggam tangannya sendiri. Rasa sakit
merayap cepat di hatinya. Rasa sakit dari luka
yang ditimbunnya bertahun-tahun. Yang
dibiarkan mendekam untuknya sendiri. Berharap
tak melukai orang lain apalagi orang-orang yang
dicintainya. Namun yang terjadi justru
sebaliknya.

"Aku nggak bisa membiarkannya pergi lagi


Bu."
752 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Suara Awang bergetar saat
mengatakannya. Dia paham sejak awal menjadi
penyebab Rinaira terluka. Atas tindakan Dhito
dari awal hingga perceraiannya. Mungkinkah
saat kembali dulu dirinya tak mengambil langkah
mendekati Rinaira. Sehingga tak menambah
luka bagi wanita itu.

"Kamu berbeda dengan bapakmu," kaya


ibu pelan.

Pandangan Awang menatap lekat ke sorot


wanita yang melahirkannya itu. Hatinya terasa
sakit hingga di tahap tak lagi bisa
menanggungnya. Luka masa lalunya
membuatnya menjadi orang yang seperti ini.
Dingin, tertutup dan membangun tembok untuk
dirinya sendiri.

753 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Ibu nggak bisa menilai apakah yang
dilakukan bapakmu benar atau salah. Ibu sakit
hati itu pasti, terluka juga. Begitupun kamu dan
Mayang. Dan ibu yakin bapak juga memendam
lukanya sendiri."

Rasa sakit Awang mengembang melihat


mata ibunya berkaca-kaca. Tangan keduanya
saling menggenggam lembut.

"Namun daripada memikirkan luka itu, ada


banyak kebahagiaan yang dicipta bapak
bersama kita. Kasih sayangnya padamu dan
Mayang nggak pernah berubah. Bapak menjadi
ayah luar biasa untuk kalian berdua."

Awang ingin menghentikan kata-kata


ibunya saat melihat air mata wanita paruh baya
itu menetes. Namun ibu menggeleng dan
mengusap bahunya pelan.
754 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Saat terakhir bapak, dia titip pesan sama
kamu. Bapak bangga punya anak lelaki seperti
kamu. Bapak sayang sama kamu dan itu nggak
pernah berubah."

Punggung Awang bergetar menahan


tangis. Kepalanya tertunduk dan memeluk
ibunya erat. Tangisnya luruh manifestasi dari
luka, kecewa dan kesedihan yang bertahun-
tahun dipendamnya. Dia paham mau sesakit
apapun luka yang dirasakannya karena bapak,
rasa benci itu tak akan pernah muncul.
Bagaimana dia bisa membenci orang yang
sangat disayanginya.

Air matanya tak lagi ditahan menangis di


pelukan sang ibu. Sama seperti masa kecilnya
jika dia menangis di pelukan wanita paruh baya
itu. Tangan sang ibu akan balas merengkuhnya

755 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
hangat. Sementara sebelah tangan yang lain
mengusap lembut punggungnya. Dengan itu
semua beban di bahunya perlahan terangkat.
Rasa sakitnya perlahan menguap. Hingga
rasanya jauh lebih melegakan.

"Kamu selamanya adalah anak ibu dan


bapak."

...

Langit di atasnya mendung abu-abu.


Sebentar lagi mungkin akan turun hujan. Namun
kaki Awang masih tak beranjak sejak setengah
jam lalu. Membiarkan jeans yang dipakainya
kotor terkena tanah saat dia duduk di samping
makam sang ayah.

Tak ada yang dikatakannya sejak tadi.


Pandangannya hanya menyorot ke nisan

756 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
bernama Pamungkas Bhima yang tertulis. Tak
ada gejolak emosi yang dirasakannya seperti
saat beberapa kali dirinya berkunjung ke nisan
sang ayah. Kini perasaannya jauh lebih ringan.

Dia duduk tenang sama seperti dulu saat


duduk di menemani ayahnya melukis atau
membuat meja kursi. Duduk tenang bersisihan
sama seperti ketika keduanya liburan berdua
menikmati alam. Tenang berdampingan duduk
di puncak gunung atau di tepi pantai.
Ketenangan yang lama sekali telah hilang
darinya. Sampai kemudian satu kata yang sudah
sangat lama tak keluar dari bibirnya itu terucap.

Bapak

Matanya berkaca saat getar terdengar dari


suaranya. Pilu di hatinya menguat, kali ini bukan
karena luka sakit hati. Namun karena kerinduan
757 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
memuncak yang selama ini memendam di
hatinya.

Saat mendapat kabar bapak nggak ada,


Awang sedang di Bhutan. Meski secepat
mungkin dirinya mencari pesawat pulang,
namun tak pernah ada kesempatan melihat
wajah bapak untuk terakhir kali. Dirinya juga tak
ikut mensalatkan, mengangkat keranda dan
menguburkan. Dia baru tiba di Jogja dua hari
setelahnya. Tersungkur di makam sang ayah
dengan penyesalan dan luka-luka baru.

Bapak, aku datang.

Lirih dalam hatinya mengucap. Bibir Awang


bergetar saat akan berucap rindu. Sekuat
apapun rindu diteriakkannya, senyum di wajah
pria paruh baya yang masih hidup di ingatannya

758 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
itu tak akan lagi bisa dilihatnya dengan kasat
mata.

Tangan Awang terulur pelan, membelai


gundukan tanah yang bertabur bunga lalu
mengusap lembut nisan putih. Membebaskan
rasa sakit yang menjerat hatinya. Mengangkat
beban di bahunya. Dalam hati melantunkan doa
dan ungkapan rasa sayangnya yang tak pernah
hilang.

Bapak, aku akan baik-baik saja.

...

Pandangan Rinai menuju pintu yang


terbuka dan matanya menatap sosok Awang
yang masuk. Lelaki itu sudah berganti pakaian
yang menandakan juga sudah mandi. Namun

759 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
wajahnya masih menyiratkan lelah kurang
istirahat.

Sekitar setengah jam lalu, papa dan mama


berpamitan pulang lebih dulu karena ada
saudara jauh yang datang ke rumah. Jam
dinding menunjukkan pukul delapan malam
lewat.

"Udah makan?" tanya Awang menggeser


kursi untuk diduduki.

Rinai mengangguk pelan. Kepalanya


menyandar lebih nyaman ke bantal karena
posisinya yang masih duduk. Pandangannya
mengarah ke televisi meski tak benar-benar
berniat menonton. Hanya untuk menghindari
menatap sang suami. Namun tidak begitu
dengan Awang yang masih lekat menatap wajah

760 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinaira. Wajah yang tak mengukir senyum
sekitar dua minggu ini.

"Maaf."

Satu kata pelan itu membuat Rinai


menatap sang suami. Tak menyangka Awang
akan mengatakannya di awal. Iris lelaki itu
tampak redup.

"Karena membuatmu terluka hingga ke


titik ini," lanjut Awang dengan lekat menatap iris
Rinaira.

Sebelumnya berpuluh-puluh pertanyaan


menyesaki kepala Rinai untuk dilontarkan ke
Awang. Namun saat lelaki itu membuka diri
sekarang ini, pertanyaan-pertanyaan itu lenyap
hingga menjadikan Rinai tak tahu harus bicara

761 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
apa. Membiarkan Awang melanjutkan
perkataannya.

"Aku tidak tahu harus mulai menjelaskan


dari mana," kata Awang.

Pandangan lelaki itu menunduk menatap


ke tangan Rinai yang diinfus. Menatap lama di
sana.

"Kami memang bersaudara dengan


memendam benci ke satu sama lain. Aku nggak
tahu jika Dhito sampai mendekatimu untuk
menyakitiku. Kupikir kalian memang..." kata-
kata Awang tak selesai.

Rinai mendapati parau dan luka di suara


Awang yang bernada pelan. Perlahan dia
mengetahui jika tak hanya dirinya yang terluka,

762 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
namun Awang bahkan lebih dulu menyimpan
luka.

"Sekali aku pernah nekat ingin


menemuimu, saat itu kalian hampir menikah...
Kamu terlihat bahagia dengannya. Lalu aku
dengan pengecutnya mundur dan
melepaskanmu dengannya," tutur Awang.

Lelaki itu mengulum senyum pahit.


Menatap lekat ke iris Rinaira yang juga sedang
menatapnya. Ada rasa sakit yang tak ditutupi
Awang. Membuat Rinai merasakan yang sama.
Tenggorokannya tercekat seiring dengan
matanya yang menahan perih. Tidak tahu jika
Awang pernah ke Jogja dan melihatnya dari
jauh.

"Aku kembali melarikan diri ke Lombok.


Memilih tak tahu apapun soal kabarmu. Kupikir
763 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
memang baiknya selesai. Hingga kemudian
pernikahan kalian berakhir aku memilih tak mau
tahu. Saat itu aku masih tak tahu dengan yang
dilakukan Dhito sebenarnya dengan
menikahimu. Sampai kemudian dia datang ke
Lombok, memberitahuku yang sebenarnya.
Menurutmu apa yang harus kulakukan pada si
brengsek itu?"

Bibir Rinai masih bungkam dengan


pertanyaan Awang. Ada kemarahan yang samar
dilihatnya di iris gelap itu. Namun tak lagi
menyala tak terkendali.

"Benci kami saling memuncak saat itu. Aku


benci bapak menikahi ibunya. Aku benci dia
menarikmu ke balas dendamnya. Dia
membenciku atas kehilangan calon adiknya. Aku
tidak ingat jelas saat itu karena mabuk. Tapi

764 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
keesokan harinya, ada laporan polisi karena
kami berkelahi sampai babak belur dan
membuat kericuhan. Sama-sama mendapat
beberapa jahitan karena luka," kata Awang.

Rinai mengamati paras sang suami,


meneliti wajahnya yang dua minggu ini selalu
dihindarinya untuk dilihat. Awang pernah cerita
soal jahitan di dekat mata, juga di pelipis dan
dahinya karena berkelahi. Namun saat itu tak
mengatakan dengan siapa.

"Saat itu aku tahu kamu terluka karena


aku, pernikahanmu juga perpisahanmu itu
karena aku. Namun aku lagi-lagi pengecut untuk
datang menemuimu. Kamu tahu setelahnya aku
terjerat narkoba dan rehab. Hampir setahunan
menyelesaikan masalah itu."

765 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinai tahu karena Mayang sedikit banyak
cerita meski tidak detail. Dan dirinya cukup tahu
diri untuk tak bertanya-tanya.

"Sampai kemudian aku pulang ke Jogja


karena permintaan ibu. Ada kamu di sana, di
rumah. Bertahun-tahun aku menahan diri untuk
tak menemuimu. Sekuat tenaga melepaskanmu.
Berpikir tak ingin melukaimu lebih dalam jika
berurusan lagi denganku," tutur Awang dengan
mata berkaca-kaca.

Membuat sesak perlahan merambat di hati


Rinaira. Dia ingat momen itu, kali pertama
kembali bertemu dengan Awang setelah sekian
lama.

"Tapi kamu ada di sana. Jika kembali ke


waktu itu, menurutmu apa yang harus

766 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
kulakukan? Apa seperti ini... atau baiknya kita
memang tak bersama agar kamu tak terluka?"

767 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~IIIp

"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Rinai


lirih.

Rasanya sudah cukup menyesali luka masa


lalu. Sekuat apapun merutuki kebohongan, toh
sudah terjadi, tak ada yang berubah. Kini dirinya
ingin mengetahui jalan masa depannya.

Tangan Awang terulur menggenggam


telapak tangan dingin Rinai.

"Jangan pergi dariku," pinta Awang


menatap lekat ke iris berkaca-kaca sang istri.

Pergi?

768 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Satu kata itu melintas di pikiran Rinai dan
masih tak menemukan jawab. Jika ingin
menuruti ego dan sakit hati, tentu dirinya ingin
marah lebih lama. Pergi, kata yang pernah
terlintas di pikirannya. Tak hanya dari Lombok
ke Jogja, namun juga dari hidup lelaku itu.

Keberadaan janin di kandungannya


membuat dia kembali berpikir berulang-ulang.
Menyadarkan tak mungkin lagi untuk
mendewakan egonya.

Hati Rinai sakit saat akhirnya satu


pertanyaan itu kembali terlontar.

"Kenapa kamu menikahiku?"

Jeda sejenak Awang tak langsung


menjawab. Iris keduanya saling tatap lekat.
Mencoba mencari tahu perasaan masing-

769 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
masing, namun tak menemukan apa yang
disembunyikan rapat.

"Kamu milikku," kata Awang.

"Aku bukan barang," ujar Rinai.

Rinaira menarik tangannya yang dicegah


Awang dengan genggaman kuat.

"Kamu milikku... sejak awal," tegas


Awang.

Pandangan Rinai yang akan teralih batal


dan tetap menatap lekat ke sang suami. Rasa
sakit yang tadi mematik karena jawaban Awang
berganti dengan desakan tangis yang membuat
matanya berkaca.

"Kamu milikku sejak kamu sering ke rumah


karena ajakan Mayang. Kamu milikku sejak kita

770 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
mulai jalan berdua. Lalu, kita menjadi jauh dan
aku dengan bodohnya melepaskanmu. Saat
kembali melihatmu saat itu di rumah, aku
meyakinkan diri... untuk tidak bodoh dua kali
dengan melepaskanmu," tutur Awang.

Genggaman tangan Awang semakin erat.


Ada kesungguhan dan ketulusan di iris gelap
lelaki itu yang bisa dilihat Rinai. Di depannya,
sosok Awang yang dikenalinya. Hati Rinai seolah
teremas mendapati iris kelam sang suami yang
berkaca.

"Jangan pergi dariku," kata Awang dengan


suara serak.

Lelaki itu lantas menunduk, menyurukkan


wajahnya di perut Rinai. Tangannya erat
melingkari pinggang sang istri.

771 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Bahu yang biasanya tegak itu terlihat
rapuh. Tangan Rinai yang tadinya ingin
mendorong Awang menjauh berakhir di bahu
lelaki itu. Tak ada kata-kata yang diucap Awang
lagi. Hanya diam memeluk Rinai. Menunjukkan
semua kerapuhan di balik tembok yang
dibangunnya selama ini. Setetes air mata Rinai
luruh melihat kondisi sang suami. Telapak
tangannya yang lain bergerak di belakang kepala
Awang.

Diam yang tercipta di antara keduanya


meluruhkan amarah, perlahan mencipta
ketenangan setelah pemahaman satu sama lain.
Tangan Rinai mengusap pelan rambut hitam
sang suami. Suaranya pelan saat berkata.

"Bisa aku meminta waktu?"

772 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang mendongak menatap Rinaira.
Samar keningnya berkerut sebelum kemudian
mengangguk pelan. Lalu kembali menyurukkan
wajahnya di perut sang istri, memeluk erat.

...

Jam dinding menunjukkan pukul empat


sore. Tadi siang Rinai diperbolehkan pulang dari
rumah sakit. Rumah sepi karena mama dan
papa ke resto. Sedangkan Awang ke Sayemba
setelah zuhur tadi. Ada mbak yang
menemaninya di rumah.

Rinai duduk malas-malasan di sofa ruang


tengah. Ketukan pelan di pintu depan membuat
mbak yang ada di dapur lantas berjalan
membuka pintu.

773 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Suara langkah membuat Rinai mengukir
senyum tipis.

"Maaf ya baru bisa jenguk? gimana


keadaan kamu?" tanya Mayang yang lantas
mendekat.

Rinai menepuk sofa panjang yang


didudukinya, meminta sahabat sekaligus adik
iparnya itu untuk duduk di sebelahnya.

"Nggak papa," ujar Rinai.

Paham jika Mayang juga sibuk mengurus


dua anaknya. Sementara ibu tadi pagi ikut
menjemput ke rumah sakit. Lalu kembali pulang
bersama Awang yang ke Sayemba.

Tangan Mayang terulur mengusap perut


buncit Rinaira yang belum terlalu kentara.

774 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Gimana kandungannya?"

"Alhamdulillah sehat, ya cuma gitu mual


sama lemes aja bawaannya cuma pengin
tiduran," kata Rinai.

"Iya banyak istirahat aja, apalagi masih


trimester pertama. Jangan banyak pikiran."

Tatapan Mayang berubah sendu saat


menatap ke Rinai yang mengukir senyum tipis.
Meski tak saling cerita masalah rumah tangga,
namun Mayang tetap merasa bersalah karena
bagaimanapun dia ikut andil berbohong.

"Maaf," ujarnya pelan dengan mata


berkaca-kaca.

Satu kata itu cukup membuat Rinai paham


apa yang dimaksud Mayang. Alih-alih marah,

775 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
tangan Rinai mengusap lembut telapak tangan
Mayang.

"Aku bohongin kamu, soal Dhito...," kata-


kata Mayang tak selesai dengan suara serak.

Ada tangis yang ditahannya. Rinai tahu


kenyataan itu juga membuat luka bagi Mayang.
Bertahun-tahun bersahabat, Mayang memilih
menutup rapat soal keluarganya. Namun Rinai
paham, kondisi itu pasti sangat sulit juga untuk
Mayang.

"Semuanya udah terjadi. Aku sedang


mencoba menerima masa lalu. Menyembuhkan
luka dan sakit hati untukku sendiri," kata Rinai.

Menyadari jika dia tak akan bisa


melangkah ke depan jika masih terjerat masa
lalu. Waktu yang akan mendamaikan dan

776 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
menyembuhkannya. Itulah sebabnya dia
meminta waktu sebentar pada Awang. Untuk
dirinya sendiri, dia ingin menyembuhkan diri.
Menerima dan memaafkan masa lalu. Sehingga
siap untuk menjalani hidup ke depan tanpa
bayang-bayang ketakutan lagi.

"Kalian dua orang yang aku sayang Nai,


kamu juga Mas Awang. Sejak awal Mas Awang
kembali dan mendekatimu, aku udah bilang
padanya untuk jangan membuatmu terluka,"
kata Mayang.

Meski Mayang bungkam perihal Dhito,


entah kenapa dia tak bisa marah pada
sahabatnya itu. Ada kejujuran dalam diri
Mayang yang ditampilkannya saat ini. Matanya
berkaca menahan tangis, rautnya sendu dengan
kesedihan.

777 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Mas Awang, aku selalu ingin melihatnya
bahagia. Dari dulu, dia sudah banyak
menyimpan lukanya sendiri. Apa yang dilakukan
bapak bahkan hingga bapak nggak ada, Mas
Awang pasti sangat terluka," tutur Mayang
dengan air mata yang tak bisa ditahan.

Tangannya menangkup pada telapak


tangan Rinai, meminta.

"Jangan tinggalin Mas Awang sendirian


Nai, please. Aku nggak bisa melihatnya hancur
lagi."

Perih ikut merambati dada Rinai


mendengar apa yang dikatakan Mayang.
Sahabatnya itu lantas memeluknya erat dengan
tangis yang tak ditahan. Kata-kata Mayang di
telinganya membuat air mata Rinai merebak.

778 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Kamu sangat berarti di hidup Mas
Awang."

...

"Langsung mandi ya Wang, mama buatin


teh hangat. Udah makan belum?"

Pertanyaan sang mama terdengar saat


Rinai menuruni tangga. Awang berdiri di ujung
tangga dengan pakaian basah. Di luar hujan
memang deras, tapi lelaki itu pergi dengan
mobil. Kenapa bisa sebasah itu? Namun
pertanyaan itu tak terlontar di bibir Rinai.
Dirinya hanya diam saat sang suami berjalan
melewati tangga menuju kamar.

Jam dinding menunjukkan pukul sembilan


malam. Rinai menarik kursi dapur mengamati
sang mama yang membuat teh hangat.

779 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Kasihan Awang pasti juga capek. Sejak
datang ke Jogja beberapa hari lalu, nemenin
kamu di rumah sakit pasti juga nggak nyaman
tidurnya. Masih ditambah ngurus kerjaan.
Minum tolak angin aja ya Nai, biar nggak
terlanjur jadi masuk angin habis kehujanan
gitu," tutur sang mama.

Meski Rinai tak menjawab, sang mama


tetap membuka laci mencari obat-obatan.
Mengambil sebungkus tolak angin. Menyerahkan
bersama dengan segelas teh hangat ke hadapan
Rinai.

"Bawain ke kamar buat Awang. Biar


istirahat, tadi katanya udah makan."

Mau tak mau Rinaira membawanya ke


kamar. Meletakkan di meja saat Awang masih
belum menyelesaikan mandinya. Rinai naik ke
780 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
ranjang menarik selimut tebal. Udara cukup
dingin karena sudah memasuki musim
penghujan. Lampu kamar dimatikan berganti
dengan lampu tidur yang temaram.

Suara pintu kamar mandi terbuka saat


Rinai sudah berbaring dengan mata terpejam.
Kembali membuka mata mendapati Awang
dengan rambut basah keluar dari kamar mandi.
Lalu duduk di sofa dengan tangan meraih
ponsel.

"Udah makan?"

Pertanyaan itu justru ditanyakan Awang ke


Rinai. Membuat Rinaira yang bingung, tak
segera menjawab. Hingga kemudian
mengangguk pelan.

781 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Masih mual? gimana keadaanmu?" tanya
Awang lagi dengan pandangan yang tak lagi ke
ponsel.

Menatap sang istri lekat di manik mata.

"Mual dikit, udah baikan daripada


kemarin," kata Rinai.

Kali ini Awang yang mengangguk pelan.

"Tidurlah."

Keduanya memang tak tidur seranjang.


Sejak di Pemenang atas permintaan Rinai waktu
itu. Sudah berapa lama mereka tidur terpisah?
tiga minggu?

Pandangan Rinai masih tak beralih dari


menatap Awang yang sibuk mengetik di ponsel.

782 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Minum teh hangat sama tolak anginnya,"
kata Rinai pelan membuat Awang mendongak.

Setelahnya Rinai berbalik memunggungi


Awang, bersiap tidur dan memejamkan mata.
Awang menatap segelas teh hangat dan satu
sachet tolak angin di meja. Meletakkan ponsel
lalu meminumnya. Barulah berbaring di sofa dan
memejamkan mata.

Tiga puluh menit kemudian kantuk belum


juga menghampiri Rinai. Dirinya berubah
teletang dan menoleh ke Awang yang tidur di
sofa. Selimut tak dipakai dan hanya
menggunakan bantal. Padahal udaranya begitu
dingin. Mata lelaki itu terpejam dengan nafas
teratur.

Entah berapa lama tatapan Rinai tak


beralih. Hingga kemudian dirinya keluar dari
783 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
selimut dan turun dari ranjang. Berjalan pelan
ke sofa, mengambil selimut dan
membentangkan ke tubuh Awang. Ditatapnya
lekat wajah sang suami yang tertidur nyenyak.

Setelah itu Rinai kembali ke ranjang.


Menarik selimut hingga ke dada, berbaring
miring menghadap Awang. Hanya menatap,
entah berapa lama. Sampai kantuk
menjemputnya.

784 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~IIIq

Ketika terbangun pukul setengah tiga pagi


dan selesai tahajud, Rinai beralih menatap
Awang. Lelaki itu terlelap dengan dahi berkerut
samar. Rinai mendekat ke sofa, tangannya
terulur meraba dahi sang suami dan mendapati
suhu badan Awang yang panas. Lelaki itu
bergumam pelan dalam tidurnya namun masih
memejamkan mata.

Rinai beranjak ke laci nakas paling bawah


mengambil termometer, mengukur panas
Awang dan mendapati angka 39°c. Diusapnya

785 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
pelan dahi sang suami. Tampak wajahnya yang
tak nyaman tidur. Raut kelelahan jelas terlihat di
wajah yang pucat itu. Rinai duduk di bawah,
sesekali mengganti kompres di dahi sang suami.
Rasa sesak menyusup dadanya. Matanya mulai
berkabut menahan tangis. Dia benci perasaan
sensitif efek hamil begini.

Gerakan pelan diikuti mata Awang yang


mengerjap terbuka. Agak kaget mendapati Rinai
di sampingnya.

"Kenapa?" tanya Awang pelan dengan


suara serak.

Rinai segera menghapus sudut matanya


yang berair.

"Kamu demam," ujarnya.

786 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Tangan kanan Awang meraba dahinya
yang tertempel handuk kecil. Merenggangkan
badannya yang sempit tidur di sofa. Kaget
melihat setetes air mata Rinai turun yang cepat-
cepat dihapus sang istri.

"Kenapa kamu nangis?" tanya Awang.

"Kamu sakit," kata Rinai.

Wajah sedih Rinaira justru membuat


Awang mengukir senyum tipis. Tangannya
menangkup pipi sang istri, mengusap bekas air
matanya. Tatapannya melembut.

"Cuma masuk angin," kata Awang.

Lelaki itu justru bangun dan duduk,


menarik Rinaira agar duduk di sofa sebelahnya.
Tatapan Awang lekat mengamati wajah Rinai

787 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
dari dekat. Tangannya mengusap pelan ke dahi
lalu turun ke pipi. Membuat pipi Rinai
menghangat dengan tatapan lembut sang
suami.

"Tidur lagi masih setengah empat."

Ragu, Rinai justru tetap diam di sofa.


Hingga kata-katanya membuat kaget Awang.

"Tidurlah di kasur," ujar Rinaira lirih.

Awang menatap bingung, namun


kemudian mengulas senyum tipis.

"Aku nggak papa, besok juga udah turun


demamnya. Udah sana tidur lagi."

Rinai masih juga belum beranjak. Menarik


tangan Awang pelan.

788 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Tidurlah di kasur," ujarnya setengah
merengek.

Menjadikan Awang lantas berdiri berjalan


ke ranjang.

"Bentar, aku ambilin paracetamol," kata


Rinai yang lantas keluar kamar.

Tak berselang lama membawa segelas air


putih dan obat. Menyerahkan ke Awang yang
sudah duduk bersandar di ranjang.

"Sini," kata Awang meminta Rinaira


bergabung ke tempat tidur.

"Tidurlah," kata Awang yang merebahkan


diri.

Tangan Rinai meraih kompres di meja dan


meletakkan di dahi sang suami. Setelahnya ikut

789 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
merebahkan diri. Namun sedetik kemudian,
Awang mengganti tidurnya miring,
menghadapnya.

Jantung Rinai berdegup kaget saat sebelah


tanggan Awang melingkar di pinggangnya.
Diikuti wajahnya yang mendekat, menyuruk ke
leher. Rinai merasakan nafas hangat dan
sentuhan badan Awang yang demam.

"Kompresnya jatuh kalau kamu tidur


begitu," kata Rinai mengambil kompres yang
jatuh di bantal.

Baru akan beranjak untuk membenahi


kompres. Lelaki itu justru mendekapnya.
Menjadikan degup jantung Rinai berpacu.

790 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Kalau dipeluk gini kamu bakal ketularan
demam nggak?" gumam Awang dengan mata
terpejam.

Rinai tak menjawab, membiarkan Awang


tidur memeluknya. Hangat perlahan menyusup
di dadanya. Rasanya sudah lama sekali tidur
berpelukan begini. Seolah semua baik-baik saja.
Tak ada kekhawatiran, tak ada ketakutan.
Segala prasangka dan kusutnya pikiran
menghilang begitu saja.

...

Sudah tiga kali Rinai menoleh ke jam


dinding di ruang tv. Menunjukkan pukul
setengah delapan. Berbeda dengannya yang
gusar, sang mama duduk tenang melihat resep-
resep makanan di tab. Sementara sang papa ke

791 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
rumah Pak RT untuk rapat kerja bakti minggu
besok.

"Kenapa kamu khawatir gitu?" tanya sang


mama.

Rinai juga kesal dengan dirinya sendiri


kenapa harus sekhawatir itu. Namun suara
gerbang yang dibuka disusul suara mobil masuk
membuatnya sontak menoleh. Hujan lumayan
deras turun sejak sore tadi. Memasuki musim
penghujan, hampir tiap sore hingga malam
begini turun hujan.

Suara salam dari Awang dijawab sang


mama. Pandangan Rinai tak teralih dari tv yang
sebenarnya nggak terlalu diperhatikannya.

"Bawa apa itu?"

792 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Sate Ma, sama ada martabak," ujar
Awang meletakkan plastik putih di meja.

"Mandi dulu aja, baru makan," kata mama


yang diangguki Awang.

Lelaki itu lantas mendekati sofa yang


diduduki sang istri. Meski Rinai masih tak juga
menoleh.

"Udah makan? aku beliin sop buntut," kata


Awang.

Rinai tak menjawab namun menerima


uluran plastik putih lain yang lebih kecil. Masih
agak kesal saat tadi pagi Awang bilang mau ke
Sayemba. Padahal jelas semalam demam.
Namun tak menurut ketika Rinai minta istirahat
di rumah, dengan alasan sudah ada janji klien.

793 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Akhirnya Rinai cuma bilang terserah dan
meninggalkan kamar.

Rinaira mengikuti saat Awang berjalan ke


kamar untuk mandi. Menunggu sembari bermain
ponsel. Membaca beberapa artikel soal
kehamilan muda. Sejak pagi mualnya nggak
muncul sehingga dia bisa makan dengan baik.
Cuma bawaannya jadi terus ngantuk dan banyak
mendekam di kamar. Jadi ketika mama papanya
ke resto dan Awang ke Sayemba, dia hanya di
kamar. Tidur, main ponsel, nonton drama,
ngemil lalu tidur lagi. Aktivitas yang tak bisa
dilakoninya sebelum ini, karena dia sibuk
bekerja.

Jari Rinai menggulir ke pesan WhatsApp


dari Sarah. Mengabarkan store Rsyafa yang
ditinggalnya.

794 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Lima belas menit kemudian Awang selesai
mandi.

"Demam kamu udah turun?" tanya Rinai.

Awang mengangguk, menuju nakas


mencharger ponselnya. Lalu mendekat ke Rinai
yang duduk di tepi ranjang.

"Besok aku pulang ke Lombok ya," kata


Awang.

Beberapa detik terlewat dan Rinai masih


tak bersuara. Menatap Awang dengan ekspresi
tak terbaca.

"Ngurus kerjaan, udah aku tinggal


beberapa hari. Ada project sama pemda sana,
kegiatan di laut gitu nggak enak kalo aku

795 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
wakilin," tutur Awang mendapati Rinai masih
diam.

Tangan Awang meraih kedua telapak


tangan Rinaira ke dalam genggamannya. Tak
memedulikan jika sang istri masih marah.

"Setiap weekend aku pulang ke Jogja.


Kamu di sini dulu nggak papa? Kata dokter
nunggu paling nggak tiga bulan kehamilan dulu
untuk naik pesawat."

Telapak tangan Awang berganti mengusap


lembut perut Rinaira. Menjadikan degup jantung
Rinai lebih cepat setiap kali sang suami
melakukan itu.

"Jam berapa pesawatnya?" tanya Rinai.

796 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Pagi, setengah enam. Kamu nggak usah
nganter ke bandara. Kasian capek, di rumah
aja," kata Awang.

Awang berdiri dari duduknya, namun


tangan Rinai menariknya yang mau berjalan ke
meja rias mengambil sisir. Lelaki itu berdiri di
hadapan Rinai yang duduk. Hingga kemudian
kedua tangan Rinai memeluk pinggang Awang.
Membenamkan wajahnya ke tubuh sang suami.
Menjadikan Awang kaget dan terpaku beberapa
saat. Lalu tangan lelaki itu mengusap rambut
Rinaira pelan. Sebelah tangannya yang lain
melingkar di bahu sang istri.

Tak ada kata-kata yang keduanya


ucapkan. Hanya diam meresapi ketenangan
yang ada. Setelah riuh dalam rumah tangga
yang perlahan diurai.

797 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang melepaskan tautan tangan Rinai
dan sedikit menjauh. Mengangkat wajah sang
istri untuk menatapnya. Iris Rinai berkaca-kaca
dengan raut sendu.

"Kita akan baik-baik saja," kata Awang


memberi ketenangan.

Diusapnya lembut pipi sang istri. Lalu


perlahan wajah Awang mendekat. Menepis
keraguan mungkin Rinai masih marah, mungkin
masih sakit hati, juga mungkin masih butuh
waktu sendiri. Awang menghapus jarak di
antara keduanya, mengecup bibir Rinaira
lembut.

Rinai memejamkan matanya saat bibirnya


dikecup pelan. Tak menolak saat Awang
merengkuh dalam pelukan. Beberapa detik
hanya kecupan pelan, lalu Awang menjauhkan
798 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
wajahnya. Saat Rinai membuka mata, wajah
sang suami menatap lekat padanya.

Ada senyum lembut dan sorot hangat


Awang yang menghangatkan dadanya.
Menjadikan air matanya tak bisa ditahan
mengalir ke pipi.

"Kenapa nangis?" tanya Awang dengan


nada lembut.

Tangannya mengusap air mata di pipi


Rinaira.

"Ya kamu nyebelin, udah tahu lagi demam


masih ngeyel kerja terus. Ditambah mau ke
Lombok," kata Rinai kesal.

Namun justru mengudang senyum Awang


melebar.

799 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Capek ngasih tahu kamu kalo suruh
istirahat. Terserah, pulang sana ke Lombok.
Nggak usah senyum-senyum begitu," kesal Rinai
semakin menjadi.

Seringaian Awang berubah tawa kecil


melihat wajah kesal sang istri.

"Udah bisa ngomel lagi sekarang," ujarnya.

Rinaira menepis tangan Awang yang


mencubit gemas pipinya.

"Nggak usah pegang-pegang," katanya


mendorong Awang menjauh.

Bukannya mundur, Awang justru


membungkukkan punggungnya. Menarik dagu
Rinaira dan membenamkan bibirnya di bibir

800 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
sang istri. Mangecup pelan lalu memberikan
ciuman lembut.

801 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~IIIr

"Pelan-pelan aja makannya," ujar sang


mama melihat Rinai yang antusias makan rujak.

Mangga muda dan sambal terasa sangat


menggoda di mulutnya. Ditambah bengkuang,
melon, semangka dan jambu air.

"Dulu aku ngidamnya juga makan rujak


begini Nai," timpal Natasha.

Ngidam, satu kata itu baru dialami Rinaira.


Ternyata begini rasanya saat pengin sesuatu
sampai banget-banget. Rasanya mau nangis

802 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
saja jika nggak kesampaian. Katanya bawaan
bayi. Tapi entahlah, yang penting keinginan
makan rujaknya kesampaian.

Menikmati waktu santai di jam sepuluh


pagi. Duduk di taman rumah, mengobrol dengan
ibu dan kakak iparnya. Namun ada yang
mengusik hati Rinai.

"Awang balik kapan?"

Satu pertanyaan Natasha menghentikan


sejenak kunyahan Rinaira. Sudah seminggu
Awang ke Lombok. Yang katanya mau
pulang weekend batal karena ada penutupan
kegiatan dengan pemda.

"Nggak tahu, masih ada kerjaan katanya,"


ujar Rinaira.

803 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Ya nggak papa di sini dulu, kehamilan
kamu kan masih muda. Biar Awang kerja di
sana, nanti kalau udah di atas tiga bulan baru
bisa pulang naik pesawat lagi," tutur sang
mama.

Natasha mengangguk pelan.

"Kalian kan udah biasa ldr, dulu sebelum


nikah Awang juga pulang ke Lombok dulu
setelah lamar kamu. Sebelumnya malah lebih
lama, bertahun-tahun ya. Waktu Awang kabur
ke Lombok itu kalian putus atau gimana sih?
aww..."

Perkataan Natasha terhenti dengan cubitan


pelan dari sang mama. Sementara Rinai memilih
tak menjawab dan memasukkan potongan
mangga lain ke mulutnya.

804 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Kirain cinta monyet eh ternyata meski ldr
dan sempat hidup masing-masing kalo namanya
jodoh akan nemu jalannya," celetuk Natasha.

Ponsel Rinai di meja berdering dan nama


Awang terpampang di layar. Segera Rinai
mengangkatnya dan mengucap salam.

"Lagi ngapain? udah makan?"

"Lagi makan rujak di rumah," kata Rinai.

Samar didengarnya Awang berbicara


dengan seorang lelaki. Rinai menunggu dengan
masih menempelkan ponselnya di telinga.

"Kapan kamu pulang? Besok ada jadwal


cek kandungan. Kamu nggak mau lihat USG?"

"Sore selepas kegiatan ini selesai aku


langsung cari tiket," kata Awang.

805 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Sebenarnya Rinai tak tega melihat Awang
yang harus bolak-balik Lombok-Jogja. Namun
bagaimana lagi, dia juga masih takut naik
pesawat dengan kehamilan muda begini.

Baru seminggu ldr, rasanya aneh. Biasanya


setiap hari selalu ketemu. Meski sempat
bertengkar, namun tetap tidur sekamar, tinggal
serumah. Saat berjauhan begini baru terasa ada
yang hilang dan perasaan tak nyaman.

"Ya udah hati-hati, jangan lupa makan,"


kata Rinai menutup panggilan.

...

Sorenya Rinai berkunjung ke rumah ibu.


Disambut hangat oleh ibu dan Mayang. Rumah
satu lantai yang luas itu selalu memberi kesan

806 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
tenang dengan aksen kayu-kayuan dan
pepohonan rindang.

"Gimana kabarnya? sehat?" tanya ibu


melepas pelukan.

"Alhamdulillah sehat bu," jawab Rinai.

Usapan lembut tangan ibu dirasakan Rinai


di perutnya.

"Udah delapan minggu ya, katanya besok


mau cek dokter, sama siapa?"

Mayang menyiapkan minuman dan


makanan, membawanya ke meja taman.

"Mas Awang balik sore ini, tadi bilang


pesawatnya take off jam lima dari Lombok."

807 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Pasti Mas Awang seneng banget, jadi
kado ulang tahunnya."

Perkataan Mayang membuat Rinai


menoleh. Ulang tahun? Rinai lupa dengan
tanggal ulang tahun sang suami. Sontak
tangannya merogoh ponsel di tas. 11 Desember,
besok ulang tahun Awang. Dia tak ingat jika
Mayang tadi tak berceletuk.

"Biasanya Mas Awang ngapain kalau ulang


tahun?" tanya Rinai.

Mayang tersenyum kecil.

"Nggak ngapa-ngapain sih, kan dia di


Lombok selama ini. Paling aku sama ibu
ngucapin aja lewat telepon. Nggak ada perayaan
apa-apa."

808 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Di ulang tahunnya yang ke-30 kemarin
Rinai bahkan masih mendapat kue ulang tahun
dan kado dari keluarganya. Meski tak ada
perayaan, namun kue, kado dan makan
bersama selalu menghiasi jika ada anggota
keluarga yang ulang tahun. Berbeda dengan
Awang. Mungkin lelaki itu menganggap hari
ulang tahunnya juga tak beda dengan hari-hari
biasa.

Tangan Rinaira menimang ponsel dengan


ragu. Melihat jam yang menunjukkan pukul
setengah lima. Lalu beralih ke Mayang yang
duduk di hadapannya.

"Mayang, temenin aku ke mall yuk," ujar


Rinai kemudian.

...

809 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinai agak terburu-buru saat mobil Mayang
berhenti di parkiran Amplaz. Sudah cukup lama
dia tak ke Ambarukmo Plaza, terakhir sepertinya
beberapa hari sebelum ikut Awang ke Lombok.
Belanja beberapa keperluan.

"Pelan-pelan aja," ujar Mayang yang


mencoba menyamai langkahnya.

"Nanti Mas Awang keburu sampe," kata


Rinai.

Store pertama yang dikunjungi Rinai Urban


Icon. Walaupun tak ada bayangan mau
membelikan apa. Matanya memindai sekilas
barang-barang yang di-display. Lalu kakinya
melangkah mendapati jam tangan yang menarik
perhatiannya.

810 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang bukan orang yang gila fashion.
Lelaki itu tak memiliki deretan koleksi jam
tangan, sepatu, atau barang-
barang branded lain. Hanya ada beberapa dan
cenderung pakai apa saja tak peduli fashion.
Bajunya pun juga cuma itu-itu saja yang
dipakai. Cari gampang akan mengambil baju
tumpukan paling atas. Namun dalam keseharian
selalu memakai jam tangan.

"Nggak mau yang Armani ini Nai?" tunjuk


Mayang pada sebuah jam stainless.

"Mas Awang seringnya pakai yang leather.


Bagus mana?"

Awang lebih suka dengan jam tangan


leather yang terkesan kasual untuk kerja sehari-
hari. Rinai menunjuk pada dua jam dari Diesel
dan Fossil.
811 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Udah punya yang item, ini aja kali ya,"
kata Rinaira memilih luggage leather.

Keasyikan berbelanja itu memakan waktu


dua jam lebih. Rinai sampai di rumahnya saat
isya. Di rumah hanya ada mama yang sedang di
dapur.

"Mas Awang udah sampai?" tanya Rinai


melangkah ke dapur.

"Baru aja, lagi salat sama papamu ke


masjid."

"Mama nggak bilang kan aku ke rumah


ibu?"

Rinai menerima uluran segelas air minum


dari sang mama.

812 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Enggak, bilang kamu lagi ketemu temen.
Lagian pakai rahasia segala kenapa?"

"Mas Awang besok ulang tahun, aku beli


kado tadi sama Mayang. Besok ikut ke rumah
ibu ya Ma, makan-makan di sana," tutur Rinai
dengan suara pelan.

Suara pintu yang terbuka membuat Rinai


menoleh. Sang papa dengan kemeja koko biru
muda disusul Awang masuk ke rumah.
Kehangatan menyusup di dada Rinai melihat
sang suami.

"Aku bilang besok aja pagi pesawatnya,


capek habis kerja langsung Lombok-Jogja," kata
Rinaira yang ditanggapi senyum simpul Awang.

813 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Makan dulu yuk, habis itu baru istirahat
Wang," ujar sang mama yang mengangkat
piring ke meja makan.

...

"Darimana kamu?"

Pertanyaan Awang sontak membuat


Rinaira menutupi ponsel dengan tangan.
Menjadikan kerut samar di dahi sang suami.

"Hm.. oh tadi, ketemu temen," kata Rinai.

Awang meletakkan handuk yang


dipakainya mengeringkan rambut ke sofa.
Memicu decak pelan sang istri.

"Dibalikin ke kamar mandi kenapa sih?"

814 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Alih-alih melakukannya, Awang justu
mendekat ke ranjang. Lantas memeluk Rinaira.

"Nggak kangen?" bisiknya di pelukan.

"Emang aku udah maafin kamu?" tanya


Rinai yang sontak menjadikan Awang
melepaskan pelukan.

Raut lelaki itu berubah datar menatap


Rinai. Hingga kemudian Rinai mengukir senyum
kecil. Lalu tangannya terulur memeluk sang
suami. Mengangkat beban di dada dan pundak
Awang. Kelegaan meledak di dadanya.

Satu kata yang keluar dari bibir Rinaira


membuat Awang mendekap erat sang istri.

"Kangen."

815 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Satu kata yang mengungkap banyak
makna. Tak hanya kerinduan namun juga
amarah yang luruh juga pengertian.

Awang mengurai pelukannya, menatap di


iris hitam sang istri.

"Maaf, untuk semuanya," ujarnya dengan


sungguh-sungguh.

Mata Rinaira perlahan berkabut karena air


mata. Anggukan kecil membuat keduanya bisa
menghela nafas lega.

"Maafin aku juga," kata Rinaira.

Sebelumnya ada begitu banyak yang ingin


diutarakan keduanya untuk satu sama lain.
Begitu banyak hal yang berlarian di kepala.
Namun saat kembali bertemu setelah seminggu

816 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
terpisah, semua itu menguap begitu saja hanya
dengan saling menatap. Tak ada kata-kata
penjelasan panjang lebar. Pengertian dan
pemahaman itu muncul dengan sendirinya. Tak
ada lagi ego yang saling ingin menang.

Jika ingin terus menuruti sakit hati dan


ego, tentu Rinai ingin terus marah. Mendiamkan
sang suami. Jika terus mengungkit kesalahan
dan masa lalu, dia dan Awang tak akan
melangkah kemana-mana. Berakhir di saling
melukai dan memilih berhenti. Apa yang sudah
terjadi tak bisa diubah, juga sudah lelah disesali.

Pergi?

Memikirkan satu kata itu dan menatap


wajah Awang membuat dadanya sakit. Karena
Rinai tahu, bukan itu yang diinginkannya.
Hatinya meneriaki lain saat melihat kasih sayang
817 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
dan ketulusan dari sang suami. Perjuangan
Awang untuk mereka akhirnya bersama juga
tidak mudah. Bagaimana dia bisa pergi, jika
yang diinginkannya untuk terus tinggal,
bersama.

"Kamu sangat berarti di hidupku. Apapun


yang kita lewati nanti di pernikahan, kita lalui
bersama," tutur Awang.

Membuat hati Rinai diisi kehangatan dan


matanya meneteskan air mata. Sorot lembut iris
gelap Awang menggambarkan apa yang
dikatakannya.

"Aku cinta kamu."

818 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~IIIs

Jantung Rinai berdegup kencang saat


menatap layar monitor. Ada lingkar kantong
janin dan bulatan sebesar biji kacang, janinnya
di usia delapan minggu. Usapan lembut di
kepala dirasakannya dari telapak tangan Awang.
Saat menoleh, Rinaira mendapati senyum
lembut dari sang suami.

"Usia delapan minggu ya Bunda,


perkembangannya baik. Ada keluhan apa?"

Seorang dokter bertanya pada Rinai.

819 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Cuma kadang masih mual aja Dok, sama
males ngapa-ngapain penginnya tiduran terus,"
ujar Rinai.

"Nggak papa, wajar. Bundanya lagi pengin


dimanja itu."

Rinai membenahi blouse dan turun dari


meja periksa. Kembali ke bangku hadapan
dokter.

"Saya resepkan vitamin sama susu


kehamilan ya. Makannya juga dijaga yang
bergizi, buah dan sayur, proteinnya juga," saran
sang dokter.

Menyerahkan buku kehamilan dan potret


USG ke Rinai. Kehangatan memenuhi dadanya.
Genggaman tangan Awang dirasakannya makin
erat.

820 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Dok, kalau mau naik pesawat di usia
kehamilan muda gimana?" tanya Awang.

"Mau kemana? ke luar negeri?"

"Nggak, ke Lombok Dok, saya dan suami


tinggal di sana," ujar Rinaira.

"Oh, kondisi ibu dan janinnya baik. Namun


untuk trimester pertama memang baiknya
nggak bepergian dulu naik pesawat. Takutnya
memicu kontraksi dan bisa terjadi abortus. Nanti
jika janinnya semakin kuat menginjak minggu
13 bisa naik pesawat. Itupun juga disarankan
nggak terlalu lama penerbangannya."

...

Mobil Awang keluar dari rumah sakit dan


bergabung dengan padatnya jalan raya. Wajah

821 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinai yang tadinya berseri menatap potret USG
sang janin berubah sendu ketika menoleh ke
sang suami.

"Besok kamu pulang ke Lombok," ujarnya.

Awang menoleh dan mengangguk sekilas.

"Weekend ke sini lagi."

"Kamu pikir Lombok-Jogja kayak Tugu ke


Malioboro bisa pakai becak," timpal Rinai.

Pandangan Rinai beralih ke jalanan Jogja


yang ramai. Kendaraan roda empat juga dua
memenuhi jalan. Becak-becak dikayuh santai.
Suasana pagi diselimuti dengan matahari yang
belum terlalu terik. Warung-warung pinggir
jalan, soto, pecel, gudeg hingga bebakaran
mulai buka.

822 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Ingatannya kembali saat dulu diajak
Awang jalan-jalan di sekitar Malioboro. Pertama
kali jalan berdua, kencan terselubung yang
membuat keduanya semakin dekat.

"Dulu kamu ajakin aku jalan-jalan di


Malioboro, jadi kangen. Nanti malem jalan-jalan
ya," kata Rinai antusias.

Ditanggapi Awang dengan santai,"Ya kalau


nggak hujan."

Mobil Awang berbelok di gang lebih kecil


menuju rumah. Ada beberapa mobil yang
terparkir di halaman.

"Mobil papa sama Randra di sini," kata


Awang mematikan mesin mobil lalu keluar.

823 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinai tak menjawab dan mengukir senyum
tipis.

"Assalamualaikum," ucap Rinai memasuki


rumah.

Suasana rumah menjadi lebih ramai


dengan kehadiran mama dan papa, Randra,
Natasha juga kedua anaknya. Mayang dan sang
suami mengangkat piring-piring berisi makanan
ke meja taman.

"Kenapa pada di sini?" tanya Awang


bingung.

Rinai menoleh ke sang suami yang berdiri


di sampingnya. Mengukir senyum lembut
dengan mata bersinar.

"Selamat ulang tahun calon papa."

824 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Tangan Rinai menggandeng Awang ke
taman. Tersenyum cerah mendapati kue ulang
tahun yang dipesannya kemarin sudah ada di
meja. Ditambah dengan deretan menu makanan
yang dipesan Mayang dan ibu.

"Selamat ulang tahun!" kata Mayang


antusias.

Awang menatap bingung apa yang ada di


depannya. Dia sama sekali tak menyangka akan
mendapat kejutan seperti ini di hari ulang
tahunnya. Sudah sejak lama, sepuluh tahun
mungkin dia tak lagi merayakan ulang tahun.
Sejak meninggalkan Jogja dan tinggal sendiri.
Juga sudah sangat lama dia tak merasakan
suasana hangat keluarga seperti ini.

Dirinya menoleh dan mendapati senyum


sang istri yang menatapnya. Wanita yang
825 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
menjadi bagian hidupnya, yang menghidupkan
lagi hidupnya, yang membuatnya pulang dari
pelarian. Tangan Awang terulur memeluk
Rinaira.

Keduanya bergabung dengan yang lain di


meja.

"Mama, mau kuee," rengekan Ifani


membuat yang lain tertawa.

"Biarin Om Awang tiup lilin dan potong kue


dulu ya," bisik Natasha sembari tersenyum.

"Make a wish," pinta Mayang.

Awang memejamkan matanya, mengucap


doa dalam hati. Lalu membuka mata dan
meniup lilin.

826 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Yaayyy, selamat ulang tahun!" kata
Mayang dan Natasha.

Awang memeluk sang ibu yang berdiri di


sebelahnya.

"Selamat ulang tahun anak ibu."

"Makasih Bu," kata Awang.

Dirinya bergantian menyalami dan


mengucap terima kasih kepada yang lain. Lalu
terakhir memeluk Rinaira dan mencium
pelipisnya.

"Doa terbaik untuk suamiku," bisik Rinaira.

Awang mengukir senyum menatap sang


istri.

827 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Om Awang ada banyak kado," ujar anak
Mayang yang berusia tiga tahun, Bian.

"Kenapa ada kado segala," kata Awang


saat Mayang mengulurkan goodie
bag dengan brand sebuah sepatu.

"Kasian yang selama sepuluh tahun nggak


ngerayain ulang tahun. Jangankan kado, yang
ngucapin aja mungkin cuma aku sama ibu," ujar
Mayang setengah meledek.

Natasha ikut mengulurkan hadiah untuk


Awang.

"Ini dari aku sama mas Randra, yang


satunya mama sama papa."

"Jadi ngerepotin," kata Awang.

828 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Nanti ditukernya liburan ke Lombok ya
Wang," ujar Natasha sembari tertawa kecil.

Selanjutnya mereka makan bersama


sembari mengobrol ringan. Ada banyak
makanan yang dipesan, mulai dari siomay,
bakso, bebakaran hingga gudeg dan sambel
goreng krecek.

...

"Banyak banget hadiahnya," komentar


Awang unboxing kado-kado yang didapatnya.

Anehnya, meski sudah menginjak 35 tahun, rasa


senang diberi kado dan unboxing tetap
dirasakannya. Atau mungkin benar kata Mayang,
sudah lama dia tak merasakan momen begini.

"Ini dari aku."

829 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinai duduk di ranjang samping sang
suami. Memberikan dua goodie bag kado.
Mereka sedang di kamar Awang, rumah ibu.

"Jam tangan," kata Awang membuka kado


dari sang istri.

"Suka nggak?" tanya Rinai yang dijawab


anggukan sang suami.

Namun wajahnya masih saja datar, tak


banyak ekspresi. Membuat Rinai tersenyum
kecil.

"Baju juga?"

"Kamu jarang banget belanja baju. Nih aku


beliin, kaus, polo shirt sama crewneck juga. Eh
ada jaket juga itu satu."

830 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Tumpukan baju yang dibelinya juga
dengan Mayang kemarin.

"Kapan kamu beli ini?"

Awang menoleh menatap sang istri.


Senyum manis diukir di bibir Rinai.

"Aku tahu ulang tahun kamu kemarin dari


Mayang. Terus langsung ke mall. Waktu aku
bilang sama kamu ketemuan sama temen itu,
aku beli kado sama Mayang," tutur Rinaira.

"Bagus, bohongin suami ya," komentar


Awang.

Tangannya mencubit kecil pipi Rinaira.


Disambut tawa sang istri. Tangan Awang turun
ke perut Rinai. Tatapannya menjadi lembut dan
hangat.

831 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Ini kado terindah ulang tahunku dari
kamu," ujarnya mengusap calon buah hatinya.

Awang melabuhkan ciuman di kening sang


istri.

"Makasih sayang," katanya pelan lalu


menurunkan ciuman di bibir Rinaira.

Mata Rinai berkaca karena air mata.


Namun bukan karena kesedihan.

"Maaf," ujarnya pelan menatap iris hitam


Awang.

Senyuman lembut di bibir Awang justru


membuat air mata Rinai sulit ditahan.

"Maaf karena sikap aku kemarin-kemarin.


Juga untuk semua luka kamu karena aku," tutur
Rinai.

832 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang menangkupkan telapak tangan di
pipi sang istri. Menjawab dengan anggukan
pelan. Lalu merengkuh Rinaira ke dalam
pelukannya.

"Aku cinta kamu."

Bisikan pelan Rinai membuat Awang


sontak melepaskan pelukan. Ditatapnya lekat
sang istri.

"Tadi kamu bilang apa?" tanya Awang.

"Nggak bilang apa-apa, bilang maaf kan


tadi," kata Rinai dengan senyum jahil.

"Setelahnya, pas aku peluk tadi," ujar


Awang menahan kesal.

"Nggak ada," balas Rinaira dengan


senyuman melebar.

833 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang menghembuskan nafas kesal. Lalu
ganti mengukir senyum jahil. Meraih ponselnya
dari saku celana.

"Ambil penerbangan sore ini aja kali ya."

Sontak tangan Rinai menahan lengan


Awang. Menimbulkan senyum jahilnya makin
lebar ketika mendapati wajah Rinai yang agak
panik. Awang lantas tergelak tawa begitu sang
istri ganti cemberut.

"Katanya mau jalan-jalan ke Malioboro,"


tagih Rinaira.

"Siapa yang jahil duluan, hmm?"

Awang mendekatkan wajahnya ke wajah


Rinai yang masih cemberut. Mengecup ringan di
hidung sang istri.

834 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah

Tangan Rinaira meraba pipi sang suami.


Menyugar ke rambut Awang yang mulai
memanjang.

"Kok nggak potong rambut," ujarnya.

Telapak tangan Rinai ganti mengusap alis


Awang yang tebal. Menuruni matanya, hidung
lalu mengusap lembut di pipi.

"Rasanya kayak mimpi kamu ada di


depanku. Masih terasa seperti mimpi kamu
adalah suamiku. Dulu, aku bahkan nggak berani
menyapamu saat main ke rumah Mayang.
Ketika kamu pergi begitu saja, aku nggak berani
tanya apa-apa ke Mayang soal kamu. Lalu kamu
datang lagi, melihatmu kali pertama saat aku di
rumah ini jenguk Mayang lahiran."

835 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Mata Rinaira kembali berkaca-kaca. Namun
ada pancaran kebahagiaan yang terlihat.

"Saat itu, aku bertanya-tanya apa kamu


masih sosok Awang yang sama atau mungkin
sudah berbeda. Di mimpi aja aku bahkan nggak
berani membayangkan kita bersama. Tapi kamu
di sini sekarang, suamiku juga ayah dari
anakku."

Setetes air mata Rinaira mengalir di pipi.


Ditatapnya sang suami dengan senyum lembut.
Tangan Awang mengusap pelan sisi kepalanya.
Lirih, Rinai berbisik di depan sang suami.

"Aku cinta kamu Jaehian Awang, suamiku."

836 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Awang ~IIIt

Disibakkan tirai jendela kamarnya. Langit


pagi menjadi pemandangan pertama yang
dilihat Rinai. Jika kemarin masih di Jogja, kini
kembali pulang ke Pemenang.

Pulang?

Satu kata itu menghangatkan dadanya.


Rinai menyadari kehidupannya tak lagi di Jogja
ataupun di Jakarta namun di Pemenang,
Lombok. Tempatnya bersama sang suami.

Berbalik, Rinai mendapati Awang yang


masih tidur. Kemarin mereka sampai pukul lima
sore. Setelah hampir dua bulan menjalani long

837 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
distance relationship karena dia belom boleh
naik pesawat. Rinai mengusap perutnya yang
sudah memperlihatkan baby bump di usia
kehamilan empat bulan. Kebahagiaan dan
antusias menjadi ibu memenuhi dadanya.

"Mas Awang bangun, katanya mau kerja,"


ujar Rinai menggoyangkan pelan lengan sang
suami.

Awang bergumam pelan namun tak


membuka mata, melanjutkan tidurnya.
Bukannya kembali membangunkan, Rinai
memilih membiarkan sang suami tidur.
Mengetahui Awang pasti kecapekan setelah dua
bulan bolak balik Pemenang-Jogja. Ditambah
dengan meng-handle dua kerjaan.

Rinai memilih keluar kamar. Langkah


kakinya terasa ringan menuruni tangga ke
838 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
dapur. Rumah yang sudah tak ditinggalinya
bulan-bulan terakhir. Perasaan nyaman
menyelimutinya saat akhirnya pulang ke rumah.
Rinai membuat teh hangat dan mengambil roti
yang dibelinya kemarin di bandara. Langkahnya
lalu menuju rooftop lantai tiga.

Udara sejuk menghampirinya. Sisa hawa


dingin masih terasa dari hujan semalam. Bantal-
bantal sofa sepertinya sudah disingkirkan Awang
untuk mengantisipasi jika ditinggal hujan. Rinai
duduk di kursi kayu tanpa bantalan. Menyeruput
pelan teh hangatnya.

Masih jam enam pagi tapi dia sudah


kelaparan. Padahal dulu dia terbiasa sarapan
jam delapan. Namun semenjak hamil
sarapannya maju dua jam. Atau paling tidak
ngemil mengisi perut lebih dulu.

839 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Suara langkah membuat Rinai menoleh.

"Udah bangun?" tanyanya melihat Awang


mendekat.

Lelaki itu masih mengenakan kaus cokelat


dan celana hitam selutut. Rambutnya
berantakan baru bangun tidur.

"Kenapa nggak mandi? katanya mau


kerja," kata Rinai saat Awang justru mengambil
duduk di sampingnya.

"Aku cariin kamu nggak ada, kirain


kemana," kata Awang.

Senyum kecil terbit di bibir Rinaira. Awang


merebahkan kepalanya di bahu sang istri.
Menguap pelan sisa kantuk.

"Emang kirain kemana?" tanya Rinai.

840 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Takut kalau ternyata cuma mimpi kamu
pulang, terus pas bangun ternyata kamu masih
di Jogja," tutur Awang membuat senyum Rinai
melebar.

Keduanya lantas terdiam dengan


ketenangan pikiran masing-masing. Meresapi
pagi yang tenang, berada dengan orang yang
disayangi. Tak merasa khawatir ataupun takut
dengan apa yang akan terjadi ke depan.

"Mama Papa sama Randra dan Natasha


jadi nyusul minggu depan kan? mau liburan
kemana? apa di Mataram aja?"

Seminggu lagi keluarga Rinai memang


ingin berlibur ke Lombok. Menghabiskan akhir
tahun.

841 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Mataram juga nggak papa, di rumah sini
juga nggak papa," kata Rinai.

Tangan Awang terulur mengusap perut


sang istri yang membuncit. Senyum tipis terbit
di wajah Awang.

"Pagi anak ayah, udah laper ya jam segini


sarapan?" tanyanya.

"Nggak usah ngeledek, emang berat


badanku mulai naik karena banyak makan,"
timpal Rinai kesal.

Awang menegakkan punggungnya


menatap sang istri dengan kerutan samar di
kening.

"Emang aku ada bilang kamu gendut?"


tanyanya pada Rinai yang semakin sensitif.

842 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Nada Rinai yang tadinya kesal berganti
merajuk.

"Berat badan aku udah naik lima kilo.


Katanya kalau hamil bahkan ada yang sampai
naik delapan belas kilo," rengeknya.

Awang menggeleng kecil menanggapi


kekhawatiran sang istri,"Terus kenapa?"

Tangannya kembali mengusap baby


bump Rinaira.

"Yang penting baby sehat, kamu juga


sehat, lahiran lancar. Mau naik 18 kg pun
kenapa? kamu tetep istri aku, ibu anakku," tutur
Awang.

Rinai menyandarkan punggungnya ke


kursi. Membiarkan Awang menyapa anaknya.

843 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Kebiasaan kecil lelaki itu tiap pagi dan malam,
selalu ngobrol dengan perutnya. Padahal juga
belum bisa memberi tanggapan. Kadang Awang
cerita soal kerjaan, sepakbola bahkan
sampai games.

"Aku jadi takut, kalau dia cowok pasti mirip


banget sama kamu. Suka main ke laut, naik
gunung, kebanyalan nge-games," kata Rinai.

"Kalau cewek juga aku ajarin begitu,"


timpal Awang membuat Rinai berdecak pelan.

Awang justru memberikan ciuman kecil di


pipi sang istri. Lalu memeluknya lama dengan
menyurukkan wajahnya di leher Rinai.

"Buruan mandi, nanti telat katanya ada


janji kerjaan. Cari duit yang banyak ya ayah,

844 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
biaya beli susu dan pampers nggak murah,"
bisik Rinaira dengan senyum manis.

Awang menatap sang istri dengan


tawa,"Siap bunda."

...

Suara salam dan teriakan senang


terdengar begitu Rinai membuka pintu. Gladys
berhambur memeluknya.

"Ngilang ke Jogja, pulang-pulang perutnya


buncit ya. Selamat bumil!"

Senyum Rinai mengembang mengucapkan


terima kasih. Gladys mengurai pelukan,
menatap baby bump Rinaira yang menginjak
empat bulan. Lalu tangannya mengusap
perutnya yang datar karena blouse longgar.

845 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Nanti anak kita main bareng ya," kata
Gladys dengan aura bahagia terpancar.

Rinai sontak bingung, pandangannya turun


ke perut Gladys.

"Kamu hamil juga?" tanyanya yang


dijawab anggukan.

"Selamaat juga bumil!" kata Rinai yang


kembali memeluk sahabatnya.

"Loh-loh pelukan nggak ajak-ajak."

Suara Devi membuat Rinai dan Gladys


mengurai pelukan. Kedua wanita yang hamil itu
mengusap sudut mata yang berair.

"Aku jadi sensitif banget pas hamil. Jadi


cengeng," ujar Gladys dengan air mata yang
menggenang.

846 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Rinai tersenyum, senang ada temannya.

"Yuk masuk," ajaknya.

Ketiganya masuk ke rumah. Duduk bangku


panjang taman. Ada beberapa toples makanan
oleh-oleh dari Jogja yang dibawa Rinai.

"Bapak Awang mana Nai?" tanya Devi


melihat rumah sepi.

"Kerja," jawab Rinai mengambil minuman


di kulkas.

"Si bapak satu itu, baru pulang dari Jogja


udah kerja aja," komentar Gladys yang
ditanggapi senyum oleh Rinaira.

Rinai bergabung duduk, menawari


makanan pada dua teman dekatnya di
Pemenang.

847 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Kirain waktu kamu ke Jogja tiba-tiba, ada
apa. Mana lama banget sampe dua bulan lebih.
Udah mikir kamu nggak balik lagi ke sini," kata
Gladys.

"Aku nggak tahu lagi hamil pas pulang ke


Jogja itu. Terus pas udah tahu, dokter bilang
untuk nggak naik pesawat dulu. Jadi nunggu
empat bulan sekalian baru pulang ke
Pemenang," tutur Rinai.

Devi mencomot bakpia kedua. Sementara


Gladys sudah mendekap keripik pisangnya sejak
tadi.

"Bakal lahiran di Pemenang Nai?"

Satu pertanyaan Devi itu juga ditanyakan


sang mama sebelum pulang ke Pemenang. Rinai
sempat bingung menjawabnya. Ini kehamilan

848 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
pertamanya, tentu saja dia bingung juga ada
rasa takut. Dia ingin sang mama disampingnya
membantu ketika dia lahiran dan mengurus bayi
nantinya. Namun jika tinggal di Jogja, harus ldr
lagi dengan Awang. Meski Awang juga tak
melarang. Namun ada perasaan mengganjal di
hatinya.

"Rumahku sekarang di Pemenang, rumah


Mas Awang," kata Rinai.

Senyum mengembang di wajah Gladys dan


Devi.

"Cieee warga Pemenang sekarang. Tenang


aja nanti kita bareng-bareng kalau cari
perlengkapan bayi atau apa," kata Gladys.

"Jangan sungkan, kita keluarga di sini,"


tambah Devi yang menghangatkan dada Rinaira.

849 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Dulu, ada ketakutan saat Awang
mengajaknya ke Pemenang. Jauh dari orangtua,
meninggalkan kariernya, sahabat-sahabatnya.
Namun setelah dijalani, dia menemukan rumah
baru di sini, bersama sang suami. Juga bersama
calon buah hati kelak, menjalani kehidupannya
di sini, Pemenang, Lombok.

Tempat yang tak terpikirkan olehnya akan


menjadi tempat tinggalnya. Bersama seorang
yang juga tak berani dibayangkan akan menjadi
suaminya. Hidup menuntunnya ke jalan yang
tak pernah dia tahu. Tapi selalu ada keindahan
jalan yang dilaluinya sepenuh hati.

...

Rinai mengamati hujan yang turun sehabis


magrib tadi. Langit gelap di balik kaca jendela
kamarnya. Sebuah pelukan di pinggang
850 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
mengagetkannya. Namun aroma sabun dan
sampo yang dikenalinya membuat Rinai
tersenyum.

"Lagi ngapain?" tanya Awang mendekap


sang istri dari belakang.

"Lihat hujan," jawab Rinai.

Awang meletakkan dagunya di bahu sang


istri. Tangannya mengusap lembut perut buncit
Rinai, menyapa sang anak. Meski tak banyak
kata-kata, Rinai bisa merasakan bagaimana rasa
sayang Awang pada calon buah hatinya.
Tatapannya yang lembut, usapan tangannya
yang hangat, juga perhatian-perhatian yang
kadang tersembunyi di sikap galaknya.

851 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Baik-baik di perut bunda, nanti kita
ketemu lima bulan lagi ya nak," kata Awang
membuat bibir Rinai melengkungkan senyum.

Rinai menatap sang suami, menyugar


rambut panjang Awang yang setengkuk.

"Potong rambut gih," pinta Rinai yang


ditanggapi gumaman pelan Awang.

"Oh gitu ya, dulu aja sebelum nikah rela-


relain hapus tato sakit. Katanya biar diterima
lamarannya. Sekarang udah jadi istri diminta
potong rambut aja bilangnya nanti-nanti terus."

Awang membalikkan badan Rinai


menghadapnya. Menatap iris hitam sang istri
dengan sorot lembut. Senyum ditarikan sudut
bibir tercipta sebelum Awang menjawab.

852 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Iya iya... apa yang enggak coba buat
kamu. Pulang dari Lombok ke Jogja aja aku
jabanin, masa potong rambut enggak," balas
Awang.

Bukannya tersentuh dengan kalimat manis


sang suami, Rinai menatap menyipit. Lalu
dengan iseng memajukan wajah. Berbisik pelan
di telinga Awang.

"Emang, kamu kan bucin," ujarnya lirih lalu


segera berjalan cepat ke ranjang.

Meninggalkan Awang yang bengong


beberapa saat. Lalu berbalik mengikuti sang istri
yang sudah bersembunyi di balik selimut tebal.

"Apa kamu bilang tadi? nggak kebalik,


siapa yang nangis kemarin ditinggal pulang ke
Pemenang?" goda Awang.

853 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
Menarik selimut yang menutupi wajah
Rinaira. Lalu dengan gemas menanamkan
ciuman-ciuman kecil di pipi sang istri. Membuat
Rinai tertawa geli saat jambang Awang yang
belum bercukur menggesek pipinya.

"Lepasin..., minggir.." kata Rinaira.

Awang memundurkan wajahnya, namun


wajahnya hanya berjarak sejengkal dari Rinai.
Senyum keduanya masih terukir. Dengan sorot
hangat dan lembut dari iris masing-masing.
Tangan Awang mengusap kening Rinaira
lembut. Beberapa detik terlewat dalam diam dan
saling menatap. Ada rasa aman, tenang juga
kasih sayang yang bisa dirasakan satu sama
lain. Membuat kehidupan keduanya menjadi
lebih hidup saat bersama.

854 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah
"Rinaira Senja, kamu menjadi rumah
untukku pulang."

855 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079
@Majikan_ijah

TAMAT

856 | Awang by Julls Sailenndra

1184946079

Anda mungkin juga menyukai