Anda di halaman 1dari 9

E ISSN : 3025-7077

HARMONI JURNAL PENGABDIAN KEPADA


MASYARAKAT

PENGUATAN IDENTITAS BUDAYA LOKAL MELALUI PELESTARIAN DAN


PENGEMBANGAN INDUSTRI TENUN MASYARAKAT MUNA DI DESA MASALILI
KABUPATEN MUNA

Oleh:
Akhmad Marhadi1, Ashmarita2, Samsul3, Nur Israfyan Sofian4, Ahmat Keke5
1,2,3,4,5Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo

(Email: akhmadmarhadi@uho.ac.id)

Abstract
This article discusses a case study on strengthening local cultural identity through
preserving and developing the traditional weaving industry in Masalili Village. This research
illustrates how a community empowerment program can significantly impact rural communities
by prioritizing local cultural heritage. This program focuses on three main aspects: strengthening
weaving artisans' skills, local community incomes, and cultural awareness. The research results
show that this program has succeeded in improving the skills of artisans, producing high-quality
woven products, and making them custodians of traditional knowledge. Additionally, the program
provides significant economic opportunities by increasing local incomes and increasing cultural
awareness within the community. This article provides essential insights into how preserving local
cultural heritage can drive economic and social development in rural areas and maintain the
continuity of valuable traditions.

Keywords: Local Culture, Weaving, Cultural Preservation, Weaving Industry

Abstrak
Artikel ini membahas studi kasus tentang penguatan identitas budaya lokal melalui
pelestarian dan pengembangan industri tenun tradisional di Desa Masalili. Penelitian ini
menggambarkan bagaimana sebuah program pemberdayaan masyarakat dapat membawa
dampak positif yang signifikan pada komunitas pedesaan dengan mengutamakan warisan
budaya lokal. Program ini berfokus pada tiga aspek utama: penguatan keterampilan pengrajin
tenun, penguatan pendapatan masyarakat lokal, dan penguatan kesadaran budaya di kalangan
masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program ini berhasil meningkatkan
keterampilan pengrajin, menghasilkan produk tenun berkualitas tinggi, dan menjadikan
mereka sebagai penjaga pengetahuan tradisional. Selain itu, program ini memberikan peluang
ekonomi yang signifikan dengan peningkatan pendapatan masyarakat lokal dan meningkatkan
kesadaran budaya dalam komunitas. Artikel ini memberikan wawasan penting tentang
bagaimana pelestarian warisan budaya lokal dapat menjadi pendorong pengembangan
ekonomi dan sosial di pedesaan, serta menjaga keberlanjutan tradisi berharga.

Kata Kunci: Budaya Lokal, Tenun, Pelestarian Budaya, Industri Tenun

1. PENDAHULUAN
Pengembangan ekonomi sebuah negara merupakan fondasi krusial dalam pelaksanaan
pembangunan di berbagai aspek. Di antara sektor-sektor yang memiliki peran kunci dalam
pembangunan nasional, sektor industri memegang peran penting (Sari & Budiani, 2018). Salah
satu bentuk industri yang potensial di masyarakat adalah industri tenun. Pengembangan

Jurnal Harmoni Volume 1, Nomor 2, Desember Tahun 2023 79


E ISSN : 3025-7077

HARMONI JURNAL PENGABDIAN KEPADA


MASYARAKAT

industri tenun tradisional di wilayah pedesaan telah menjadi perhatian utama dalam upaya
pelestarian warisan budaya lokal. Sarung tenun memiliki kontribusi positif bagi pengembangan
ekonomi dan kesejahteraan masyarakat (Darmawati, 2023; Utami et al., 2023). Dalam konteks
ini, program penguatan identitas budaya lokal di Desa Masalili adalah langkah signifikan untuk
menjaga dan memajukan tradisi tenun yang telah menjadi bagian integral dari identitas
komunitas ini. Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan pengrajin,
pendapatan masyarakat lokal, serta kesadaran budaya, sekaligus mendorong pelestarian
budaya lokal.
Kerajinan tenun Muna adalah salah satu kearifan lokal yang memiliki potensi untuk
dikembangkan menjadi sektor industri (Ode Sarnimila et al., 2022). Setiap motif yang
dihasilkan oleh para penenun mengandung makna dalam upaya melestarikan kearifan lokal
dan identitas bangsa melalui kain tenun Muna (Lusianai, Jabar, et al., 2019). Di Kabupaten
Muna, terdapat paling tidak empat kampung yang menghasilkan kain tenun, yaitu Desa Bolo,
Desa Masalili, Desa Liangkabori, dan Desa Mabodo. Aktivitas menenun di kampung-kampung
tersebut telah menjadi tradisi turun-temurun di kalangan masyarakat dan tetap dijaga untuk
dilestarikan (Lusianai, Tarifu, et al., 2019). Industri tenun tradisional merupakan bagian
penting dari sejarah dan budaya Desa Masalili. Teknik tenun yang digunakan di desa ini telah
diwariskan dari generasi ke generasi dan menciptakan jalinan budaya yang kuat antara
komunitas dan kerajinan tradisional ini. Namun, dengan perubahan zaman dan pengaruh
globalisasi, tradisi ini menghadapi tantangan untuk bertahan. Banyak dari para pengrajin
tradisional di Desa Masalili menghadapi kesulitan dalam menjaga hidup dari kerajinan ini
karena kurangnya peluang dan pengetahuan tentang pemasaran modern.
Program penguatan identitas budaya lokal di Desa Masalili bertujuan untuk mengatasi
tantangan ini. Pertama-tama, program ini fokus pada peningkatan keterampilan pengrajin.
Melalui pelatihan dan pembinaan, pengrajin tradisional mendapatkan kesempatan untuk
memperdalam pengetahuan mereka tentang teknik tenun dan mengembangkan keterampilan
baru yang relevan dengan permintaan pasar saat ini. Hal ini membantu mereka meningkatkan
kualitas produk mereka dengan membuatnya lebih menarik bagi pembeli.
Selain peningkatan keterampilan, program ini juga berupaya meningkatkan pendapatan
masyarakat lokal. Ini dilakukan melalui beberapa langkah, termasuk pemasaran produk-
produk tenun tradisional secara lebih efektif. Dengan memanfaatkan teknologi dan jaringan
yang ada, produk-produk tenun Desa Masalili dapat dijual ke pasar yang lebih luas. Selain itu,
program ini juga membantu pengrajin memahami pentingnya penetapan harga yang adil dan
transparan, sehingga mereka dapat mendapatkan imbalan yang layak untuk usaha mereka.
Salah satu aspek kunci dari program ini adalah meningkatkan kesadaran budaya dalam
komunitas. Pengabdian ini membantu masyarakat lokal memahami nilai dan makna di balik
tradisi tenun mereka. Ini melibatkan kegiatan seperti lokakarya budaya, pameran, dan festival
seni yang mempromosikan seni tenun tradisional dan mendukung kebanggaan komunitas
terhadap warisan budaya mereka. Dengan meningkatnya kesadaran budaya, masyarakat
menjadi lebih peduli terhadap pelestarian tradisi mereka dan lebih mendukung pengrajin lokal.
Program penguatan identitas budaya lokal di Desa Masalili bukan hanya tentang
menjaga warisan budaya, tetapi juga tentang menciptakan peluang baru untuk komunitas
pedesaan. Dengan meningkatnya keterampilan, pendapatan, dan kesadaran budaya, program
ini membantu menciptakan lingkungan yang berkelanjutan dan makmur bagi penduduk desa.
Ini adalah contoh konkret bagaimana pelestarian budaya lokal dapat menjadi motor
pengembangan ekonomi dan sosial di pedesaan. Dengan dukungan terus-menerus, program

80 Jurnal Harmoni Volume 1, Nomor 2, Desember Tahun 2023


E ISSN : 3025-7077

HARMONI JURNAL PENGABDIAN KEPADA


MASYARAKAT

semacam ini memiliki potensi untuk memajukan komunitas seperti Desa Masalili sambil
menjaga warisan budaya yang berharga.

2. METODE PELAKSANAAN
Metode Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian "Penguatan Identitas Budaya Lokal Melalui
Pelestarian dan Pengembangan Industri Tenun Masyarakat Muna di Desa Masalili, Kabupaten
Muna" mencakup serangkaian langkah yang terstruktur untuk mencapai tujuan program.
Kegiatan ini dirancang dengan pendekatan partisipatif yang melibatkan masyarakat setempat
secara aktif. Berikut adalah metode pelaksanaan yang mencakup tiga tahap utama:
Tahap Pertama: Pelatihan Keterampilan Tenun Tradisional yang meliputi
mengidentifikasi peserta pelatihan dari masyarakat Desa Masalili yang memiliki minat dalam
pengembangan industri tenun dan pelestarian budaya lokal. Kemudian peserta diberikan
pelatihan mendalam tentang teknik-teknik tenun tradisional, termasuk pemilihan benang,
teknik pewarnaan, pola-pola tenunan, dan cara menjalin kain dengan presisi. Selanjutnya,
peserta diberikan kesempatan untuk mempraktikkan keterampilan yang mereka pelajari
dalam lingkungan pelatihan.
Tahap Kedua: Penguatan Pendapatan di Kalangan Masyarakat Lokal. Pengrajin yang
telah melalui pelatihan akan dibantu dalam mengembangkan produk tenun berkualitas tinggi
yang sesuai dengan budaya lokal. Ini mencakup pemilihan pola, warna, dan desain yang
mencerminkan warisan budaya Desa Masalili. Produk-produk tenun dipasarkan secara lokal
dan juga didistribusikan di pasar regional atau nasional. Masyarakat lokal diberikan pelatihan
dalam manajemen keuangan, termasuk pencatatan pendapatan, pengeluaran, dan perencanaan
keuangan jangka pendek dan panjang.
Tahap Ketiga: Penguatan Kesadaran Budaya di Kalangan Masyarakat. Program kegiatan
mengorganisir sesi pendidikan budaya yang melibatkan masyarakat secara aktif. Ini mencakup
diskusi kelompok, dan presentasi visual untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang
pentingnya pelestarian budaya lokal. Masyarakat didorong untuk terlibat dalam berbagai
aktivitas budaya, termasuk pertunjukan seni lokal, festival budaya, dan kegiatan yang
merayakan warisan budaya mereka. Ini bertujuan untuk merangsang rasa kebanggaan dan
keterlibatan dalam pelestarian budaya.
Selama seluruh tahap pelaksanaan, program pengabdian ini mendorong partisipasi aktif
dari masyarakat Desa Masalili. Masyarakat diajak untuk memberikan masukan, gagasan, dan
umpan balik yang akan membentuk perkembangan program secara keseluruhan. Metode ini
menciptakan lingkungan kolaboratif di mana masyarakat merasa memiliki program dan
menjadi agen utama dalam pelestarian dan pengembangan budaya lokal mereka. Melalui
pendekatan ini, program diharapkan dapat mencapai hasil yang lebih berkelanjutan dalam
penguatan identitas budaya lokal dan industri tenun masyarakat Muna di Desa Masalili,
Kabupaten Muna.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Program penguatan identitas budaya lokal di Desa Masalili adalah upaya yang
komprehensif dan terstruktur, terdiri dari serangkaian tahapan kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Tahapan-tahapan ini dirancang dengan cermat untuk
memberikan dampak positif yang berkelanjutan pada komunitas dan industri tenun tradisional
di Desa Masalili.

Jurnal Harmoni Volume 1, Nomor 2, Desember Tahun 2023 81


E ISSN : 3025-7077

HARMONI JURNAL PENGABDIAN KEPADA


MASYARAKAT

3.1 Penguatan Keterampilan Tenun Tradisional


Penguatan keterampilan tenun tradisional di Desa Masalili adalah langkah awal dalam
program pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk memperkuat identitas budaya lokal
dan mengembangkan industri tenun masyarakat Muna. Keterampilan tenun tradisional
merupakan bagian integral dari warisan budaya Desa Masalili yang memiliki nilai sejarah dan
artistik yang tinggi. Dalam sub bab ini, kita akan menjelaskan secara mendalam tentang
tahapan dan metode pelatihan keterampilan tenun tradisional yang telah berhasil memperkuat
kemampuan pengrajin tenun dan melestarikan teknik-teknik tenun yang bernilai.
Tahap pertama dalam penguatan keterampilan tenun tradisional adalah
mengidentifikasi calon peserta pelatihan. Identifikasi dilakukan melalui kerja sama erat dengan
komunitas Desa Masalili. Tim program melakukan survei dan berinteraksi langsung dengan
masyarakat setempat untuk menentukan individu-individu yang memiliki minat dan potensi
dalam seni tenun. Faktor-faktor seperti motivasi, keterampilan awal, dan komitmen untuk
memahami dan mewarisi teknik-teknik tenun tradisional menjadi pertimbangan utama dalam
pemilihan peserta.
Setelah calon peserta pelatihan diidentifikasi, pelatihan teknik tenun tradisional
dimulai. Pelatihan dilakukan oleh instruktur yang ahli dalam seni tenun tradisional dan
memiliki pemahaman mendalam tentang teknik-teknik tenun khas Muna. Selama pelatihan ini,
peserta diperkenalkan kepada berbagai aspek dari tenun tradisional, termasuk pemilihan
benang yang sesuai, teknik pewarnaan, pemilihan pola tenun, dan cara menjalin kain dengan
presisi.
Instruktur berperan sebagai fasilitator pembelajaran yang membimbing peserta melalui
proses pembelajaran. Mereka mendemonstrasikan teknik-teknik tenun, memberikan
penjelasan yang jelas, dan memberikan umpan balik konstruktif. Pelatihan melibatkan sesi
praktik di mana peserta memiliki kesempatan untuk menjalankan teknik-teknik yang mereka
pelajari. Pelatihan teknik tenun tidak hanya tentang pemahaman teoritis tetapi juga tentang
pengembangan keterampilan praktis. Peserta diajak untuk mencoba teknik-teknik yang
diajarkan dan membuat karya tenun mereka sendiri. Proses ini bertujuan untuk memastikan
bahwa peserta benar-benar menguasai keterampilan yang diajarkan selama pelatihan.

Gambar 1. Pelatihan Membuat Kain Tenun Masalili

82 Jurnal Harmoni Volume 1, Nomor 2, Desember Tahun 2023


E ISSN : 3025-7077

HARMONI JURNAL PENGABDIAN KEPADA


MASYARAKAT

Keterampilan praktis ini mencakup cara mengatur benang, menjalin kain sesuai dengan
pola yang diinginkan, dan mengelola penggunaan alat-alat tenun dengan tepat. Peserta
didorong untuk berlatih secara berulang-ulang untuk memperbaiki presisi dan keahlian
mereka dalam teknik tenun. Mereka diberikan bahan baku yang diperlukan, seperti benang dan
alat-alat tenun tradisional.
Selama seluruh tahap pelatihan, pemantauan dan evaluasi berlangsung secara rutin.
Tim program mengamati kemajuan peserta dan memberikan dukungan tambahan jika
diperlukan. Evaluasi berkala juga dilakukan untuk memastikan bahwa peserta benar-benar
memahami dan menguasai keterampilan yang diajarkan. Evaluasi melibatkan penilaian
terhadap karya tenun yang dihasilkan peserta, tingkat presisi teknik tenun, dan pemahaman
mereka tentang teknik-teknik yang diajarkan. Ini membantu menentukan sejauh mana peserta
telah berkembang dan di mana mereka mungkin memerlukan perbaikan tambahan.
Penguatan keterampilan tenun tradisional di Desa Masalili adalah langkah kunci dalam
menjaga kelangsungan teknik-teknik tenun yang bernilai dan memastikan bahwa mereka tidak
terhenti di satu generasi saja. Ini membantu masyarakat lokal untuk menjadi lebih mahir dalam
seni tenun tradisional dan mewarisi pengetahuan ini kepada generasi berikutnya, serta
menjaga warisan budaya lokal tetap hidup dan relevan.

3.2 Penguatan Pendapatan Pengrajin Tenun Tradisional


Penguatan pendapatan pengrajin tenun tradisional di Desa Masalili merupakan tahap
penting dalam program pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk memperkuat identitas
budaya lokal dan mengembangkan industri tenun masyarakat Muna. Program ini memberikan
dampak positif dalam hal peningkatan pendapatan masyarakat lokal dan pengembangan
ekonomi di wilayah tersebut. Dalam sub-bab ini, kami akan menguraikan secara rinci tahapan
dan metode yang digunakan dalam penguatan pendapatan pengrajin tenun tradisional di Desa
Masalili.
Salah satu langkah awal dalam penguatan pendapatan pengrajin tenun tradisional
adalah pengembangan produk tenun yang memiliki nilai tambah. Pengrajin bekerja sama
dengan tim program untuk mengidentifikasi tren pasar dan permintaan konsumen.
Berdasarkan analisis ini, produk-produk tenun baru dikembangkan yang sesuai dengan
keinginan konsumen, baik dari segi desain maupun kualitas. Pengembangan produk ini
mencakup pemilihan motif, warna, dan jenis kain yang akan dihasilkan. Pengrajin diberi
kebebasan untuk berkreasi dan menggabungkan elemen-elemen tradisional dengan sentuhan
modern agar produk-produk mereka lebih menarik bagi pasar. Ini membantu meningkatkan
daya saing produk tenun di pasar lokal maupun regional.

Gambar 2. Suasana Promosi Sarung Tenun Masalili

Jurnal Harmoni Volume 1, Nomor 2, Desember Tahun 2023 83


E ISSN : 3025-7077

HARMONI JURNAL PENGABDIAN KEPADA


MASYARAKAT

Pemasaran dan promosi produk tenun adalah langkah penting dalam meningkatkan
pendapatan pengrajin. Tim program bekerja sama dengan pengrajin untuk mengembangkan
strategi pemasaran yang efektif. Ini melibatkan pembuatan citra merek dan promosi produk
melalui berbagai saluran, termasuk pameran lokal, toko daring, dan jejaring sosial. Pasar lokal
dan pariwisata menjadi target utama untuk produk-produk tenun ini. Pengrajin diajarkan
tentang pentingnya berinteraksi dengan wisatawan dan pelanggan potensial serta memberikan
cerita di balik setiap produk tenun. Ini membantu menciptakan ikatan emosional antara
konsumen dan produk, yang sering kali menjadi daya tarik utama bagi pelanggan.
teknik memasarkan langsung kepada konsumen bukanlah cara satu-satunya yang
ditempuh. Pengrajin tenun juga bekerjasama dengan pelaku bisnis lokal. Ini mencakup
penjualan produk tenun ke hotel dan toko suvenir lokal. Kolaborasi dengan pemangku
kepentingan bisnis ini memungkinkan produk tenun masuk ke dalam sektor pariwisata dan
mendorong peningkatan penjualan. Kerja sama dengan pelaku bisnis lokal juga melibatkan
negosiasi harga yang adil bagi pengrajin. Ini memastikan bahwa pengrajin menerima
kompensasi yang pantas untuk karya mereka dan membantu meningkatkan pendapatan
mereka.
Selama tahap penguatan pendapatan, pengrajin juga diajarkan tentang pentingnya
diversifikasi pendapatan. Mereka diajak untuk mencari peluang di luar tenun tradisional yang
dapat mendukung pendapatan keluarga mereka. Contoh diversifikasi termasuk kegiatan
pertanian, berternak, atau bahkan mengembangkan kerajinan lain yang relevan. Diversifikasi
pendapatan membantu mengurangi risiko ekonomi yang mungkin dihadapi oleh pengrajin jika
bisnis tenun mengalami fluktuasi. Ini juga memberikan pengrajin lebih banyak pilihan dalam
mengelola pendapatan mereka dan mengatasi tantangan ekonomi yang mungkin muncul.
Tahap pemantauan dan evaluasi berperan penting dalam memastikan keberhasilan
penguatan pendapatan pengrajin tenun tradisional. Tim program terus memantau penjualan
produk, respons pelanggan, dan perkembangan pendapatan pengrajin. Evaluasi berkala
dilakukan untuk menilai efektivitas strategi pemasaran, keberlanjutan produk, dan perubahan
positif dalam pendapatan pengrajin. Selama evaluasi, jika ada kendala atau tantangan yang
muncul, tindakan perbaikan diambil untuk mengatasi masalah tersebut. Ini termasuk
penyempurnaan produk, peningkatan strategi pemasaran, atau penyesuaian lain yang
diperlukan.
Penguatan pendapatan pengrajin tenun tradisional di Desa Masalili telah memberikan
manfaat nyata dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal. Melalui pengembangan
produk, pemasaran yang efektif, kerja sama dengan pelaku bisnis lokal, diversifikasi
pendapatan, dan pemantauan yang cermat, pendapatan pengrajin telah meningkat secara
signifikan. Ini menciptakan lingkungan ekonomi yang lebih stabil dan memberikan peluang
untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Desa Masalili.

3.3 Penguatan Kesadaran Budaya


Penguatan kesadaran budaya di kalangan komunitas pengrajin tenun di Desa Masalili
merupakan salah satu pilar penting dalam program pengabdian masyarakat yang bertujuan
untuk memperkuat identitas budaya lokal dan mengembangkan industri tenun masyarakat
Muna. Program ini berfokus pada meningkatkan pemahaman dan penghargaan masyarakat
terhadap budaya lokal mereka, sehingga mereka merasa terhubung dengan akar budaya
mereka dan memiliki rasa identitas yang kuat. Dalam sub-bab ini, kita akan merinci tahapan

84 Jurnal Harmoni Volume 1, Nomor 2, Desember Tahun 2023


E ISSN : 3025-7077

HARMONI JURNAL PENGABDIAN KEPADA


MASYARAKAT

dan metode yang digunakan dalam penguatan kesadaran budaya di kalangan komunitas
pengrajin tenun di Desa Masalili.
Edukasi budaya merupakan langkah awal dalam penguatan kesadaran budaya di
kalangan komunitas pengrajin tenun. Pengrajin diajarkan tentang sejarah, tradisi, nilai-nilai,
dan praktik budaya lokal mereka. Mereka memahami pentingnya warisan budaya yang telah
diwariskan dari generasi ke generasi dan bagaimana budaya ini membentuk identitas mereka.
Selama tahap ini, serangkaian lokakarya, kuliah, dan kunjungan ke situs-situs bersejarah
dilakukan untuk memperdalam pemahaman pengrajin tentang budaya mereka. Mereka juga
diberi akses ke sumber daya pendidikan seperti buku, dokumentasi visual, dan perpustakaan
budaya lokal.
Pengrajin tenun didorong untuk aktif berpartisipasi dalam perayaan budaya lokal. Ini
mencakup festival budaya, upacara adat, dan kegiatan komunitas yang mempertahankan
praktik tradisional. Dengan berpartisipasi dalam perayaan budaya, pengrajin merasa terlibat
dalam menjaga keberlanjutan budaya mereka dan merayakan identitas mereka sebagai bagian
dari komunitas yang lebih besar. Melalui partisipasi dalam perayaan budaya, pengrajin juga
memiliki kesempatan untuk berbagi pengetahuan dan keterampilan mereka dengan generasi
muda. Mereka menjadi penjaga tradisi yang bertindak sebagai penghubung antara masa lalu
dan masa kini.

Gambar 3. Sarung Motif Bothu Khas Desa Maslili

Upaya memperkuat kesadaran budaya, pengrajin tenun diajarkan tentang pentingnya


menggabungkan elemen budaya dalam desain produk mereka. Motif, warna, dan bentuk dalam
produk tenun mencerminkan warisan budaya lokal. Ini menciptakan produk yang bukan hanya
memiliki nilai estetika, tetapi juga bernilai budaya. Penggunaan budaya dalam desain produk
juga membantu mempertahankan dan mempopulerkan elemen-elemen budaya. Masyarakat
lokal dan konsumen yang membeli produk tenun memiliki kesempatan untuk memahami
makna di balik setiap motif dan simbol. Ini memicu minat dalam budaya lokal dan membantu
menciptakan ikatan emosional antara produk dan konsumen.
Sebagai bagian dari penguatan kesadaran budaya, kelompok diskusi budaya dibentuk di
kalangan komunitas pengrajin tenun. Kelompok ini bertujuan untuk memungkinkan pengrajin
berbagi pengetahuan, pengalaman, dan cerita tentang budaya mereka. Ini menciptakan forum
untuk menjaga pembicaraan budaya dan mendalami pemahaman mereka. Dalam kelompok
diskusi budaya, pengrajin juga dapat merumuskan ide dan proyek yang berfokus pada
pelestarian dan promosi budaya. Mereka dapat bersama-sama mengidentifikasi cara-cara

Jurnal Harmoni Volume 1, Nomor 2, Desember Tahun 2023 85


E ISSN : 3025-7077

HARMONI JURNAL PENGABDIAN KEPADA


MASYARAKAT

inovatif untuk memperkuat kesadaran budaya di antara komunitas dan juga berpartisipasi
dalam upaya pelestarian budaya.
Tahap pemantauan dan evaluasi berkaitan dengan mengukur efektivitas program dalam
meningkatkan kesadaran budaya di kalangan komunitas pengrajin tenun. Tim program terus
memantau partisipasi pengrajin dalam perayaan budaya, penggunaan budaya dalam desain
produk, dan aktivitas kelompok diskusi budaya. Evaluasi berkala dilakukan untuk menilai
sejauh mana kesadaran budaya telah meningkat dan apakah ada perubahan positif dalam
pandangan komunitas terhadap budaya lokal mereka.
Penguatan kesadaran budaya di kalangan komunitas pengrajin tenun di Desa Masalili
telah berhasil dalam menghasilkan dampak positif. Komunitas pengrajin telah menjadi lebih
terhubung dengan akar budaya mereka, merasa terlibat dalam pelestarian budaya, dan
merayakan identitas mereka sebagai bagian dari komunitas yang lebih besar. Program ini
membantu menjaga budaya lokal tetap hidup dan relevan dalam konteks modern, sambil
memperkuat rasa identitas dan harga diri masyarakat.

4. SIMPULAN
Program penguatan identitas budaya lokal melalui pengembangan industri tenun
tradisional di Desa Masalili telah memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat lokal.
Ini mencakup peningkatan keterampilan pengrajin tenun, peningkatan pendapatan,
peningkatan kesadaran budaya, pemberdayaan masyarakat, dan pelestarian budaya lokal.
Program ini adalah contoh nyata bagaimana upaya untuk melestarikan warisan budaya lokal
dapat berdampak positif pada ekonomi dan kehidupan sosial masyarakat, sambil menjaga
keunikan dan kekayaan budaya yang merupakan aset berharga yang harus dijaga. Program ini
telah berhasil memberdayakan masyarakat lokal untuk mencapai potensi ekonomi mereka dan
meraih masa depan yang lebih cerah.

DAFTAR PUSTAKA

Darmawati, D. (2023). Nilai-Nilai Kearifan Lokal Sarung Tenun Samarinda: Studi Potensi
Ekonomi Kreatif Perempuan Samarinda dalam Perspektif Ekonomi Islam. 9, 28–45.
https://repository.uinsi.ac.id/handle/123456789/3127%0Ahttps://repository.uinsi.ac.i
d/bitstream/handle/123456789/3127/Nilai-Nilai Kearifan Lokal Sarung
Tenun.pdf?sequence=1
Lusianai, W. O., Jabar, A. S., Nurfikria, I., & Idrus, S. H. (2019). Komodifikasi dan Makna Simbolik
Motif Tenun Muna sebagai Bentuk Kearifan Lokal Masyarakat Kabupaten Muna. Journal
Publicuho, 2(2), 52. https://doi.org/10.35817/jpu.v2i2.7227
Lusianai, W. O., Tarifu, L., Nurfikria, I., & Jabar, A. S. (2019). INDUSTRI KREATIF “TENUN MUNA”
DAN PEMASARAN ONLINE (studi deskriptif dinamika pemasaran hasil tenun daerah
Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara). LONTAR: Jurnal Ilmu Komunikasi, 7(2).
Ode Sarnimila, L., Upe, A., Program, M., Administrasi, S., Pascasarjana, P., Halu, U., & Kendari, O.
(2022). Strategi Pemerintah Desa dalam Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Kain
Tenun di Masalili Keacamatan Kontunaga Kabupaten Muna Village Government’S Strategy
in Empowering the Community Through the Woven Fabric Program in Masalili, Kontunaga
District Muna District. Jurnal Administrasi Pembangunan Dan Kebijakan Publik, 13(2),
2502–5589.
Sari, R. I., & Budiani, S. R. (2018). Analisis Strategi Pemasaran Industri Tenun di Desa Wisata

86 Jurnal Harmoni Volume 1, Nomor 2, Desember Tahun 2023


E ISSN : 3025-7077

HARMONI JURNAL PENGABDIAN KEPADA


MASYARAKAT

Gamplong Kabupaten Sleman. Majalah Geografi Indonesia, 32(1), 98.


https://doi.org/10.22146/mgi.30063
Utami, N. A., Bagiastra, I. K., & Suyasa, I. M. (2023). Potensi Budaya di Desa Wisata Pengadangan
Kabupaten Lombok Timur sebagai Daya Tarik Wisata. Journal Of Responsible Tourism, 2(3),
635–648. https://doi.org/10.47492/jrt.v2i3.2553

Jurnal Harmoni Volume 1, Nomor 2, Desember Tahun 2023 87

Anda mungkin juga menyukai