Penerapan motif kupiah meukeutop sebagai hiasan busana dan pelengkapnya merupakan
upaya pelestarian budaya lokal, motif kupiah meukeutop sebagai lambang kebudayaan perlu
dilestarikan dan dikenalkan pada masyarakat terutama kaum muda yang mulai melupakan
khazanah daerahnya. Dengan adanya penerapan motif kupiah meukeutop tersebut pelestarian
kupiah meukeutop tetap terjaga, terutama di daerah Rawa tungkop kecamatan Indrajaya
kabupaten Pidie sebagai daerah pertama yang memproduk kerajinan kupiah meukutopsi kupiah
meukeutop yang diresmikan pada tanggal 15 April 2013. Desa Rawa tungkop merupakan Sentra
kerajinan Kupiah Meukeutop di Kabupaten Pidie. Masyarakat Rawa tungkop kecamatan
Indrajaya kabupaten Pidie sebagai pengrajin kupiah meukeutop sudah mempunyai pengetahuan
luas tentang tata cara penerapan motif kupiah meukeutop sebagai hiasan pada busana dan
pelengkapnya.
Pengelolaan usaha kupiah meukeutop tersebut merupakan usaha rumahan atau Home Industri
dimana sekarang ini sudah mulai dibentuk kelompok dan mendapat pembinaan oleh Dekranas.
Pembinaan warga desa di mulai sejak awal Januari 2014 hingga sekarang ini. Salah satu bentuk
pemberdayaan dari pemerintah berupa otonomi desa yaitu desa dapat mengelola sumber daya
manusia memalui pemanfaatan potensi desa. Secara mandiri dan adaptif salah satunya melalui
Setelah adanya pembinaan, motif kupiah meukeutop mulai diterapkan pada busana pria, wanita
dan juga pada pelengkap busana seperti tas dan peci (bulat/ lonjong). Semua pengrajin hanya
sebagian kecil yang dapat menerapkan motif kupiah meukeutop sebagai hiasan pada pelengkap
busana. Selain itu, proses pengerjaannya yang lama sehingga hasil produk kerajinan kupiah
meukutopsinya kurang dan jarang terlihat di souveni-souvenir.
PERUMUSAN MASALAH
Pandemi virus Corona bukan hanya sekedar bencana kesehatan, virus yang dikenal
sebagai Covid-19, pandemic ini juga telah menimbulkan kekacauan di sektor ekonomi. Tidak
hanya industri besar, pandemi virus Corona telah membuat pelaku UKM di Indonesia mulai
gelisah. sebuah studi menyebut jika Covid-19 akan membuat Indonesia mengalami penurunan
persentase pertumbuhan ekonomi sebesar 0.1% di tahun 2020. Anjuran social distancing demi
menghindari penularan virus Corona yang lebih luas, sedikit banyak turut andil menurunkan
aktivitas jual-beli di tengah masyarakat. Terhentinya aktivitas distribusi tentu sangat merugikan
pelaku bisnis UKM. Mereka kini kebingungan mencari cara mendistribusikan produk kerajinan
kupiah meukutop, terlebih bagi UKM yang sudah mulai memperluas jangkauan pasar hingga
luar daerah, atau bahkan lintas pulau. Kebijakan social distancing yang dipilih pemerintah
Indonesia, telah membuat aktivitas produk kerajinan kupiah meukutopsi terganggu. Kondisi ini
telah menyebabkan pemasaran produk kerajinan kupiah meukutop terhenti sehingga berdampak
pada tingkat pendapatan yang diterima.
Pembangunan ketahanan ekonomi desa membutuhkan kesadaran dan upaya bersama
semua komponen termasuk di setiap tingkat makro, meso, mikro, bahkan pada setiap tingkat
yang dapat secara unik didefinisikan. Bukan saja ketahanan ekonomi namun juga bagaimana
pembangunan juga mampu mendefinisikan kesejahteraan adaptif desa sebagai kesejahteraan
yang sesuai dengan kearifan lokal desa tersebut. Kesejahteraan yang bukan ‘meniru atau
mengikuti’ parameter desa atau tempat lain. Kesejahteraan yang ‘menyesuaikan’ dengan apa
yang diberikan oleh Tuhan berupa alam dan hasil bumi serta keunikkan masyarakatnya.
Oleh karena itu, dukungan negara, pelaku industri hingga akademisi dan masyarakat pada
umumnya harus berubah bentuknya menjadi lebih nyata dan dapat ditindaklanjuti untuk desa.
Salah satunya melalui pemberdayaan potensi desa sebagai solusi dan keberlanjutan kesejahteraan
desa di masa depan. Salah satu bentuk pemberdayaan dari pemerintah berupa otonomi desa yaitu
desa dapat mengelola sumber daya secara mandiri salah satunya melalui pemberdayaan potensi
desa dalam wujud wirausaha desa, salah satunya pengembangan kerajinan Kupiah Meukeutop di
desa Rawa tungkop kecamatan Indrajaya kabupaten Pidie.
Beberapa permasalahan yang diidentifikasi seperti manajemen pengelolaan produk,
permodalan, SDM yang kurang terampil, pemasaran, serta investasi. Wirausaha desa kerajinan
kupiah meukutop butuh pengembangan daya saing dalam rangka terwujudnya masyarakat desa
yang sejahtera dan mandiri. Permasalahan yang sering ditemukan pada proses pengembangan
Wirausaha desa kerajinan kupiah meukutop adalah manajemen pengelolaan produk, permodalan,
SDM yang kurang terampil, pemasaran, serta investasi. Oleh karena itu, Wirausaha desa
kerajinan kupiah meukutop perlu pengembangan strategi daya saing untuk mencapai masyarakat
Desa yang sejahtera dan mandiri. Pentingnya pengelolaan Wirausaha desa kerajinan kupiah
meukutop di daerah belum disadari oleh manajemen sendiri dan pemerintah daerah.
TUJUAN
Merujuk pada kualitas produk kerajinan kupiah meukutop lokal desa berupa kerajinan
kupiah meukutop yang belum sepenuhnya terkontrol dan masyarakat masyarakat desa juga
belum sepenuhnya mengerti manfaat wirausaha desa maka diperlukan pedampingan yang
bertujuan untuk mengembangkan kualitas usaha milik desa dan melestarikan ketahanan ekonomi
masyarakat dengan sistem kewirausahaan yang lebih baik. Kegiatan ini akan menjelaskan secara
sistematis tentang penumbuhan kolaborasi antara desa dan wirausahawan melalui wiradesa
dengan menggunakan Model Tetrapreneur.
MANFAAT
METODE PELAKSANAAN
Dengan adanya Wirausaha desa, desa memiliki keunggulan yang bisa menjadi daya tarik
bagi investor. Berbagai bentuk ungulan yang bisa dihasilkan oleh Wirausaha desa bisa berbagai
macam, seperti kerajinan lokal kupiah meukutop yang ada di desa rawa tungkop kecamatan indra
jaya kabupaten pidie. Pemilihan lokasi ini didasari desa yang mempunyai banyak keunggulan
tapi belum dilakukan secara maksimal. Kegiatan wiradesa pada masyarakat, berupa
pendampingan awal Wirausaha desa yang mandiri, pelatihan, pembuatan program serta
pengadaan fasilitas untuk mendukung berkembangnya Wirausaha desa. Metode pelaksanaan
diatas dapat dilihat dengan roadmap pada gambar berikut:
Untuk melakukan program kegiatan wiradesa, pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan beberapa
metode seperti:
1. Observasi keadaan desa secara langsung;
2. In-depth Interview (IDI) dengan perangkat desa;
3. Kuesioner kepada warga desa Desa Rawa tungkop;
4. Diskusi Grup bersama kelompok-kelompok masyarakat yang berpengaruh seperti pengelola
PKK, dan perangkat desa;
5. Focus Group Discussion (FGD) bersama perwakilan masing masing anggota kelompok
masyarakat dan lembaga desa sebagai upaya cross check atas informasi yang diperoleh dari
langkah-langkah pengumpulan data sebelumnya.
Skema strategi pengembangan kualitas Wirausaha desa melalui Model Tetrapreneur dan
kemitraan dengan Perguruan Tinggi dilakukan dengan pendekatan teori yang sudah dijelaskan
sebelumnya. Beberapa tahapan yang akan dilakukan pada kegiatan program ini diantaranya
adalah pembahasan mengenai:
1. Peningkatan kualitas Wirausaha desa melalui perbaikan Rantai Wirausaha atau
Chainpreneur, dimana pendekatan ini lebih memfokuskan bagaimana rantai pemasok
terjalin dengan baik sehingga produk kerajinan kupiah meukutop yang di distribusikan
berjalan dengan baik.
2. Peningkatan kualitas Wirausaha desa melalui perbaikan Pasar Wirausaha atau
Marketpreneur, dimana pendekatan ini difokuskan bagaimana produk kerajinan kupiah
meukutop mampu masuk dalam segmen pasar dan memiliki daya saing yang kuat dan
minat konsumen yang baik.
3. Peningkatan kualitas Wirausaha desa melalui perbaikan Kualitas Wirausaha atau
Qualitypreneur, dimana pendekatan ini difokuskan mengenai perbaikan pelayanan.
Pelayanan yang baik akan menarik para konsumen dan mencerminkan bahwa kualitas
wirausaha yang dimiliki suatu badan usaha sudah berjalan dengan baik.
4. Peningkatan kualitas Wirausaha desa melalui perbaikan Merek Usaha atau Brandpreneur,
dimana pendekatan ini difokuskan pada merek/brand dari suatu produk kerajinan kupiah
meukutop atau sebuah kakrakteristik yang kuat mengenai badan usaha tersebut. Artinya
ketika badan usaha sudah memiliki karakteristik yang khas dan merek/brand yang kuat
dipasaran, maka konsumen akan selalu mudah mengingatnya dan cenderung akan banyak
diminati dipasaran.
5. Peningkatan kualitas Wirausaha desa melalui kemitraan dengan Perguruan Tinggi,
dimana Perguruan Tinggi pada kegiatan program ini diposisikan sebagai lembaga
pendidikan dan pengembangan yang diharapkan dapat melahirkan SDM yang unggul dan
inovatif untuk mengelola pedampingan Wirausaha desa.
INDIKATOR KEBERHASILAN
Indikator keberhasilan sebagai alat ukur program wiradesa dapat dilihat dari
Permasalahan yang ada dan strategi yang dapat dilakukan pada wirausaha kerajinan kupiah
meukutop di desa rawa tungko kecamatan indra jaya kabupaten pidie. Adapaun yang menjadi
indikator keberhasilan adalah:
1. Pengukuran kualitas Wirausaha desa kerajinan kupiah meukutop melalui Chainpreneur
(Rantai Wirausaha)
Pada identifikasi permasalahan yang ada dilapangan bahwa fakta yang terjadi
proses produksi dilakukan jika hanya ada pesanan dari pelangan. Sebagian masyarakat
mengaku bahwa keterbatasan informasi turut menyebabkan proses produksi yang sedikit
sehingga menghambat pengembangan bisnis secara meluas. Adapun akses utama yang
dibutuhkan dalam operasional Wirausaha desa kerajinan kupiah meukutop diantaranya
adalah (1) Informasi mengenai bahan baku; (2) Pelanggan/pasar; dan (3) Akses
pembiayaan. wirausaha masih belum terhubung dengan baik. Strategi produksi yang tepat
diharapkan mampu mengurangi permasalahan yang terjadi. Temuan selanjutnya dalam
penelitian ini adalah kesesuaian keinginan masyarakat mengenai harga produk yang sama
atau lebih rendah dibandingkan dengan pasar dapat menjadikan peluang pada saat proses
produksi dengan memilih bahan baku yang dapat disesuaikan dengan keingan tersebut.
Kesesuaian pengadaan bahan baku, proses produksi, dan penentuan harga produk akan
menjaga keberlangsungan usaha. Proses produksi yang hanya mengandalkan keinginan
dari masyarakat memberikan keuntungan berupa produksi yang tidak berlebihan dan
penumpukan bahan baku yang berlebihan tidak tejadi seiring dengan masih kurangnya
rantai wirausaha yang masih belum terjalin dengan baik untuk pendistribusian produk.
LUARAN
Luaran wajib kegiatan wiradesa adalah:
1. Dokumen Profil yang dihasilkan adalah usaha mikro kecil di dalam desa berupa
wirausaha desa kerajinan kupiah meukutop di desa rawa tungkop kecamatan indra jaya
kabupaten pidie.
2. Legalitas usaha desa berupa akta pendirian badan usaha dalam desa yang disahkan oleh
lembaga yang diakui oleh hukum
3. Publikasi melalui media elektronik dan video yang diupload di youtube berisi tentang
persiapan kegiatan hingga hasil kegiatan yang memaparkan informasi dari tahap produksi
hingga tahap pemasaran kerajinan kupiah meukutop. Hal ini juga sebagai salah satu
tindakan promosi untuk memperkenalkan produk khas daerah.
JADWAL KEGIATAN
Jadwal kegiatan program wiradesa tahun 2021 adalah sebagai berikut:
Kegiatan Bulan Ke
1 2 3 4 5 6 7 8
Pengkajian keadaan Desa
Pengajuan ijin ke mitra,
solusi tentang program
wiradesa
Sosialisasi
Penyiapan sarana dan
peralatan
Pedampingan kegiatan
pemula
Pendampingan tentang
tehnik produksi dan
pemasaran serta
Pendampingan lanjutan.
Monotoring dan evaluasi
kegiatan usaha
Pembuatan LaporanAkhir.
RANCANGAN BIAYA
Ketentuan umum dalam pembiayaan kegiatan Program wiradesa mengikuti peraturan yang
berlaku, antara lain:
3) Belanja Perjalanan
No. Tujuan Volume Biaya Satuan (Rp) Biaya (Rp)
1 Survey Awal 4 400,000 1,600,000.00
2 Koordinasi dengan Mitra 4 550,000 2,200,000.00
3) Belanja Lain-lain
No. Tujuan Volume Biaya Satuan (Rp) Biaya (Rp)
1 Pengumpulan Data 4 500,000 2,000,000.00
2 Tabulasi Data 4 550,000 2,200,000.00
3 Pengolahan Data 4 500,000 2,000,000.00
4 Pengetikan 4 450,000 1,800,000.00
5 Photocopy Proposal dan Laporan 120 25000 3,000,000.00
6 Penjilitan Dokumen 15 30,000 450,000.00
7 Dokumentasi 2 450,000 900,000.00
8 Pengurusan Izin Market 1 800,000 800,000.00
9 Makan Siang Mitra Masa Pendampingan 30 35,000 1,050,000.00
10 Snack Masa Pendampingan 60 7,500 450,000.00
Jumlah Biaya 14,650,000.00