Nama Jurnal Cakrawala Pendidikan Vol. dan Halaman Vol.14 No. 2 dan Hal. 57-68 Tahun 1995 Penulis Sukidjo Reviewer Elna Almanisa Chaerisma (N01211186) Tanggal Review 22 Maret 2022 Pendahuluan Berdasarkan Sakernas 1976, jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di daerah perdesaan sebesar 81,36% sedangkan jumlah penduduk yang tinggal di perkotaan sebesar 18,64%. Tingginya jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di daerah perdesaan tidak tersebar secara merata pada setiap provinsinya. Pokok Bahasan Jurnal tersebut berfokus pada upaya pembangunan perdesaan untuk memaksimalkan potensi ekonomi yang ada di perdesaan. Dalam rangka mencapai efisiensi pembangunan, desa dikelompokkan ke dalam tiga tipe meliputi: Desa Swadaya (masih tradisional), Swakarya (mulai berkembang), dan Swasembada (sudah maju). Sasaran pembangunan perdesaan dilakukan agar seluruh desa yang berada di wilayah Indonesia termasuk dalam klasifikasi Desa Swasembada. Objek dan Subjek Objek penulisan jurnal tersebut adalah pembangunan perdesaan Penulisan yang meliputi: potensi sumber daya manusia, potensi sumber daya alam, dan teknologi. Kemudian, pembangunan perdesaan diarahkan untuk menjadi subjek pembangunan. Permasalahan Terdapat beberapa faktor yang menghambat proses pembangunan perdesaan yaitu kondisi sosial budaya masyarakat perdesaan yang kurang mendukung, dan belum optimalnya sumber daya perdesaan. Oleh karena itu, perkembangan ekonomi perdesaan tertinggal jauh dibandingkan perkembangan ekonomi perkotaan. Perlu adanya upaya yang tepat untuk mengembangkan ekonomi perdesaan. Pembahasan A. Ekonomi Perdesaan Merupakan Ekonomi Rakyat Ekonomi rakyat adalah kegiatan perekonomian masyarakat pada lapisan bawah yang memiliki ciri: 1. Perekonomian masih bersifat tradisional, ditandai dengan adanya penggunaan teknologi yang masih relatif sederhana; 2. Skala usahanya kecil, disebabkan oleh adanya keterbatasan modal; 3. Kegiatan ekonomi bersifat subsisten, dimana kegiatan ekonomi hanya berorientasi pada konsumsi. B. Sebab-sebab Ekonomi Desa Tertinggal Ekonomi di daerah perdesaan cenderung tertinggal karena di daerah perdesaan mengalami “backwash effects” atau pengaruh yang merugikan. Backwash effect disebabkan oleh adanya: 1. Perpindahan penduduk dari desa ke kota atau urbanisasi, dimana banyak penduduk desa yang berpendidikan tinggi dan terampil yang meninggalkan desa dan memutuskan bekerja di kota. Motivasinya yaitu pendapatan yang tinggi dan tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. 2. Aliran modal, dimana mereka yang memiliki modal lebih tertarik untuk menanamkan modalnya di daerah perkotaan. Akibatnya, daerah perkotaan perkembangan perekonomiannya lebih pesat dibandingkan daerah perdesaan. Aliran produk dari kota ke desa, dimana harga produk yang dihasilkan dari kota relatif lebih tinggi dibandingkan di desa. Hal itu disebabkan produk yang dihasilkan dari desa umumnya produk primer yang nilai jualnya relatif lebih rendah akibat adanya keterbatasan modal dan kurangnya tenaga kerja terampil. C. Berbagai Upaya Pengembangan Ekonomi Perdesaan Upaya pemerintah dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi perdesaan meliputi: 1. Peningkatan kepemilikan aset produksi, khususnya tanah dan modal. Untuk menghindari terjadinya penyempitan lahan, maka pemerintah menetapkan UU No.24 tahun 1992 tentang penataan ruang. Kemudian, dalam rangka memberi kemudahan akses permodalan pemerintah memberikan kredit bagi para pelaku usaha. Melalui kredit produktif, diharapkan dapat meningkatkan jumlah produksi. 2. Peningkatan kualitas sumber daya manusia, melalui pendidikan, penyuluhan, pelatihan kewirausahaan, magang atau praktik kerja, dan sistem bapak angkat. 3. Peningkatan teknologi, dapat dilakukan dengan penggunaan teknologi tepat guna dan padat tenaga kerja dalam rangka meningkatkan produktivitas dan terserapnya tenaga kerja masyarakat perdesaan. 4. Bantuan pemasaran dan bahan baku Bantuan pemasaran dapat dilakukan dengan mendirikan pusat pemasaran, meningkatkan kerjasama dengan badan usaha atau koperasi, dan mencarikan bantuan pasar baru. Kemudian, pemerintah menjamin pengadaan bahan baku secara berkesinambungan dengan harga yang wajar. 5. Menciptakan pusat-pusat pertumbuhan, dengan cara mendirikan pusat-pusat perdagangan, terminal, dan perusahaan. Dengan adanya pusat-pusat pertumbuhan tersebut dapat meningkatkan permintaan tenaga kerja dan modal. Kelebihan Jurnal tersebut membahas perbandingan kondisi dan jumlah penduduk perdesaan dan perkotaan tahun 1976. Dimana dapat dijadikan sumber referensi penelitian selanjutnya terkait ekonomi perdesaan. Kemudian, dijelaskan secara rinci tentang konsep ekonomi perdesaan, penyebab tertinggalnya ekonomi perdesaan, serta berbagai upaya pengembangan ekonomi perdesaan. Kekurangan Jurnal tersebut belum membahas upaya pengembangan ekonomi perdesaan melalui peranan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), digitalisasi ekonomi perdesaan, serta pemanfaatan kearifan lokal yang dimiliki perdesaan untuk dijadikan desa wisata yang dapat meningkatkan perekonomian perdesaan.
Strategi Kebijakan Pengembangan Material Center Perkakas Pertanian Di Desa Mekarmaju Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung Dalam Menunjang Program Seribu Kampung